Analisis Kualitas Air Sumur di sekitar Saluran Pembuangan Limbah
Cair Industri Gula Analysis of The Quality of Well Water in The Vicinity of Sewer Liquid Waste Sugar Industry Sunardi Program Studi D-III Analis Kimia, Fakultas Teknik Universitas Setia Budi Surakarta Email : nardi_usb@yahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas air sumur di sekitar saluran pembuangan limbah cair industri gula. Pengambilan sampel dilakukan secara area random sampling yaitu air sumur penduduk yang jaraknya kurang dari 10 m di sebelah kanan-kiri saluran pembuangan limbah cair dan air sumur yang jauh sebagai pembanding. Kualitas air sumur dianalisis dengan parameter Fisika-Kimia dan dibandingkan dengan kualitas air minum menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.907/MENKES/SK/VII/2002. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa kualitas air sumur penduduk di sekitar saluran pembuangan limbah cair industri gula kurang baik dijadikan sebagai sumber air minum. Kata kunci : air sumur, industri gula, limbah cair, kualitas air Abstract This research was intended to know water quality of the well around wastewater slaughterhouse sugar industry. The well sampling was chosen with area random sampling putting at 10 meters distance right-left from wastewater slaughterhouse sugar industry for compare. The water quality has been analysed with physique- chemical parameters, and than compare that result with drinking water standard by SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.907/MENKES/SK/VII/2002. This study has been concluded that the water quality of the well around slaughterhouse sugars industry not good as drinking water. Key words : well water, the sugar industry, wastewater, water quality Pendahuluan Peningkatan kualitas hidup merupakan usaha untuk mendapatkan kenyamanan hidup. Kenyamanan hidup yang dimaksud selain untuk dapat dinikmati oleh dirinya sendiri pada saat masih hidup, juga diharapkan dapat diberikan atau diwariskan kepada anak-cucu. Usaha untuk meningkatkan kualitas hidup manusia tidak akan pernah berhenti, sehingga akan tercukupi kebutuhan sandang dan pangan serta papan (Wisnu, 2000). Gula merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting untuk pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Konsumsi gula dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan makin meningkatnya jumlah penduduk. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat pada masa sekarang maka semakin banyak pemakaian gula dalam berbagai jenis makanan dan minuman seperti kue/roti, sirup, minuman dalam botol, permen, selai, buah dalam kaleng. Untuk memenuhi kebutuhan gula pemerintah telah berupaya meningkatkan produksi pabrik gula. Peningkatan produksi akan membawa dampak yaitu meningkatnya bahan buangan yang dihasilkan pabrik Jurnal Kimia dan Teknologi 24 ISSN 0216 163X gula baik berupa limbah cair, padat maupun udara. Lingkungan tempat kita hidup sangat mempengaruhi kualitas kehidupan. Beberapa komponen yang sangat erat dalam kehidupan ialah udara yang dihirup setiap saat dan air yang diminum setiap hari. Udara dan air yang bersih sangat diperlukan untuk kesehatan sehingga dapat menunjang aktivitas untuk berkreasi dan menghasilkan hal yang positif. Tetapi sebaliknya, bila dua komponen utama tersebut tercemar, maka pencemarannya akan menimbulkan perubahan terhadap kualitas kehidupan. Kesehatan tubuh mulai menurun, begitu pula daya tahan tubuh terhadap infeksi penyakit. Semuanya itu akan berpengaruh terhadap penurunan produktivitas dalam berkarya (Darmono, 2001). Komponen lingkungan hidup yang terkena dampak akibat adanya industri gula adalah komponen udara, tanah dan air. Pencemaran udara disebabkan asap dan partikel-partikel debu di udara. Pencemaran terhadap air dan tanah disebabkan adanya limbah cair yang berasal dari proses gilingan, proses pemurnian, proses penguapan, stasiun puteran, stasiun ketel dan laboratorium yang dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Pencemaran tersebut antara lain karena limbah pabrik gula berbau, mempunyai suhu yang tinggi, mengandung logam-logam berat dan dapat menimbulkan penyakit. Limbah buangan industri dapat mempengaruhi kualitas air. Apabila limbah tersebut disalurkan ke aliran sungai maka kualitas air sungai akan dipengaruhi sifat buangan limbah. Namun tidak semua sifat buangan tersebut dapat menyebabkan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan. Kalau jumlah bahan buangan tersebut melampaui daya adaptasi lingkungan, maka akan terjadi penumpukan bahan buangan yang dapat merusak ekosistem. Sesungguhnya lingkungan alam mempunyai kemampuan untuk menerima limbah dalam jumlah tertentu tanpa mengakibatkan kerusakan yang berarti. Sungai dapat menerima sejumlah limbah zat organik dan masih mampu menetralkan diri, bila jumlah zat pencemar tersebut meningkat, maka pada suatu titik tertentu sungai tersebut terpatahkan daya dukungnya dan kemampuan untuk menetralkan dirinya tidak ada lagi (Makarim, 1981). Air yang dipergunakan setiap hari tidak lepas dari pengaruh pencemaran yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Beberapa bahan pencemar seperti bahan mikrobiologik (bakteri, virus, parasit), bahan organik (pestisida, deterjen), dan beberapa bahan inorganik (garam, asam, logam) serta beberapa bahan kimia lain sudah banyak ditemukan dalam air yang dipergunakan. Air yang sudah tercemar, disamping terasa tidak enak kalau diminum juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap orang yang meminumnya. Tinjauan Pustaka Air merupakan kebutuhan makhluk hidup yang sangat penting, karena hampir 70% komponen makhluk hidup terdiri dari air. Khusus bagi manusia air biasanya digunakan untuk minum, cuci dan mandi serta kebutuhan lain. Bagi dunia industri air merupakan salah satu bahan baku yang sangat diperlukan. Oleh karena itu perlu kesediaan air minum dan ir sumber lain yang memenuhi kualitas. Kualitas air ditentukan beberapa parameter diantaranya kandungan beberapa ion logam dan non logam dalam air, seperti logam berat sebagai berikut perak (Ag), kadmium (Cd), krom (Cr), kobalt (Co), tembaga (Cu), besi (Fe), merkuri (Hg), molibdat (Mo), nikel (Ni), timbal (Pb), timah (Sn), dan seng Jurnal Kimia dan Teknologi 25 ISSN 0216 163X (Zn), dan juga logam lain yang lebih ringan yaitu alumunium (Al), arsenium (As), dan selenium (Se) (Freedman, 1995). Adanya anion seperti klor, fosfat, nitrat dapat pula menyebabkan rendahnya kualitas air. Kualitas air dapat juga ditinjau dari jumlah oksigen yang terlarut dalam air, karena oksigen sangat diperlukan oleh ikan maupun kehidupan akuatik yang lain. Pada keadaan standar (tekanan 1 atmosfir dan temperatur 20 0 C), kandungan oksigen adalah 9 ppm. Jumlah oksigen relatif rendah akan mengganggu kehidupan air, jumlah yaang tinggi terutama disebabkan oleh oksigen dari unsur karbon, hidrogen, nitrogen, dan sulfur (Brown dkk, 2000). Keberadaan bahan organik dalam air juga menjadi parameter kualitas air, karena bahan organik dapat dioksidasi oleh bakteri (biodegradable) menjadi bahan yang toksik. Keberadaan bahan organik dalam air dinyatakan dengan oksigen-demanding-waste. Air yang kualitasnya baik memiliki kandungan bahan organik tidak lebih dari 10 ppm. Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/ 2002, kualitas air juga ditentukan oleh bau dan warna. Air yang tidak berbau dan tidak berwarna merupakan air yang baik, sebaliknya air yang mempunyai warna tertentu seperti air yang coklat pasti mengandung berbagai bahan limbah. Demikian pula bila air berbau, biasanya mengandung bahan-bahan organik. Secara rinci bahan pencemar air minum meliputi (Prodjosantoso, 1991) : (a) bahan-bahan senyawa organik antara lain ; limbah rumah tangga, sisa binatang, kotoran manusia dan lain-lain., (b) Limbah penyebab infeksi, seperti adanya bakteri patogen, protozoa, virus, cacing parasit; (c) bahan kimia beracun, seperti sianida, kromium, mangan dan lain-lain. (d) senyawa persisten, seperti : pestisida, fungisida, DDT, (e) senyawa-senyawa anorganik, yaitu garam-garam pencemar seperti : garam magnesium dan kalsium, (f) senyawa radioaktif. Pencemaran logam berat terhadap alam lingkungan merupakan rangkaian proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam oleh manusia. Seiring dengan kemajuan teknologi, penggunaan logam pada berbagai bidang cenderung meningkat baik dalam bentuk logam murni, ataupun hasil-hasil produksi yang mengandung logam berat. Tersebarnya logam berat ke lingkungan dapat berasal dari pembuangan limbah industri yang kurang terkontrol, pemupukan, pembasmian hama, pembakaran sampah, dan limbah limbah dari penggunaan hasil produksi yang mengandung logam berat. Masuknya logam berat dalam sistem perairan merupakan permasalahan lingkungan yang serius, karena logam berat dapat terakumulasi hingga mencapai konsentrasi toksik. Dengan demikian kontrol keberadaan logam berat dan bahan pencemar lain dalam air minum menjadi sangat penting dilihat dari sudut pandang lingkungan maupun kesehatan masyarakat. Desa Buran merupakan pemukiman penduduk di dekat industri gula yang dilalui saluran pembuangan limbah cair. Pembuangan limbah cair industri gula melalui saluran yang melewati pemukiman penduduk dapat mengakibatkan gangguan kesehatan. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk Desa Buran mengusahakan sarana air untuk keperluan sehari-hari dengan menggunakan air sumur baik gali maupun pompa. Kedalaman air sumur gali penduduk di Desa Buran sekitar saluran pembuangan limbah cair industri gula berkisar 10 15 meter dari permukaan tanah, dan jarak antara saluran pembuangan limbah cair industri gula dengan sumur kurang dari 10 meter sehingga dimungkinkan terjadinya proses resapan air saluran Jurnal Kimia dan Teknologi 26 ISSN 0216 163X pembuangan limbah ke dalam sumur milik penduduk. Hal ini dapat terlihat dari beberapa air sumur penduduk yang berwarna kecoklatan. Melihat kondisi yang demikian, maka perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi air sumur di sekitar saluran pembuangan limbah cair industri gula dengan beberapa parameter kimia yang dihubungkan dengan indikator kesehatan masyarakatnya. Penelitian ini selain diperlukan untuk pengontrolan terhadap kualitas air yang dikonsumsi masyarakat juga sebagai masukan bagi berbagai pihak yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air sumur di sekitar aliran saluran pembuangan limbah cair industri gula di Desa Buran berdasarkan parameter fisika dan kimia. Metode Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah air sumur di dekat dan jauh dari aliran saluran pembuangan limbah cair industri gula di Desa Buran Kecamatan Tasikmadu. Sampel diambil secara area random sampling dengan mengambil air sumur di Desa Buran (mewakili air sumur di dekat saluran pembuangan limbah cair industri gula) dan di Desa Ngijo (mewakili air sumur yang jaraknya jauh dari saluran pembuangan limbah cair industri gula). Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pH-meter, spektrofotometri serapan atom (SSA), magnetic stirrer, hot plate, pengering, berbagai alat dari gelas dan alat pendukung lainnya. Bahan-bahan kimia yang dipakai antara lain, standar krom, (kalium bikromat), standar besi, standar mangan, standar asam fluorida, natrium dietil karbamat, asam klorida, natrium hidroksida, kloroform, hidrogen peroksida, akuades, dan kertas saring. Kualitas air sumur dapat diketahui dengan serangkaian analisis kimia. Analisis uji kualitas air sumur menggunakan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Hasil dan Pembahasan Kualitas air sumur di daerah dekat dan jauh dari saluran pembuangan limbah cair industri gula dianalisis menggunakan metode standar analisis setiap parameter. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil seperti nampak pada Tabel 1. Pada Tabel 1 terlihat bahwa pH larutan sampel air sumur baik di dekat dan jauh dari saluran pembuangan limbah cair industri gula masih dalam batas yang diperbolehkan. Namun keberadaan pH belum dapat menjadi jaminan bahwa suatu air dikatakan berkualitas atau belum. Warna air sumur tampak sangat berbeda untuk masing-masing daerah. Pada air sumur di dekat saluran pembuangan limbah cair industri gula berwarna kecoklatan, sedangkan air sumur yang jauh tidak terdeteksi yang berarti tak berwarna/jernih. Warna air sumur di dekat saluran pembuangan limbah masih relatif baik karena tidak melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu 15 TCU. Kandungan besi (ion Fe 2+ ) dan tembaga (Cu 2+ ) dalam air selalu diperlukan, tetapi kandungan besi dan tembaga yang terlalu tinggi dapat menganggu kesehatan. Dari hasil analisis kandungan besi dan tembaga di dekat saluran pembuangan limbah mempunyai kandungan yaang lebih tinggi, tetapi belum melampaui baku mutu yang ditetapkan untuk air minum. Kandungan mangan (ion Mn 2+ ) yang terlalu tinggi dapat menganggu kesehatan. Berdasarkan hasil analisis kandungan mangan di dekat saluran Jurnal Kimia dan Teknologi 27 ISSN 0216 163X pembuangan limbah lebih tinggi dari di jauh saluran pembuangan limbah. Pada kasus ini kandungan mangan di dekat saluran limbah sudah melampaui baku mutu yang ditetapkan untuk air minum yaitu sebesar 0,1 mg/L. Logam seng (Zn) selalu diperlukan, tetapi jika terlalu tinggi juga membahayakan kesehatan. Kandungan seng tidak ada perbedaan yang signifikan antara air sumur di dekat dan jauh dari saluran pembuangan limbah cair. Pada ke dua daerah logam seng tidak melampaui baku mutu yang ditetapkan. Tabel 1. Rata-rata Hasil Analisis Kualitas Air Sumur No Parameter Satuan Baku Mutu No. 907/MENKES/SK/VII/ 2002 Hasil Analisis Kualitas Air Sumur Dekat Jauh Fisika 1. pH 6.5 8.5 6.85 6.69 2. Warna TCU 15 5 ttd 3. Rasa dan Bau - Tidak berbau dan berasa Agak amis Tidak berbau 4. Temperatur o C 3 o C 27 27 5. Kekeruhan NTU 5 2 ttd Kimia 6. Besi (Fe) mg/L 0.3 0.1265 0.0536 7. Tembaga (Cu) mg/L 1.0 0.007 0.003 8. Mangan (Mn) mg/L 0.1 0.2693 0.0035 9. Seng (Zn) mg/L 3.0 0.0285 0.0265 10. Nitrat mg/L 50 0.093 0.735 11. Nitrit mg/L 3.0 0.0203 0.039 12. Kesadahan total mg/L 500 402.3 237 13. Klorida mg/L 250 48.74 30.01 14. Timbal (Pb) mg/L 0.01 0.03 0.024 15. Kadmium (Cd) mg/L 0.03 Ttd ttd 16. Krom total mg/L 0.05 Ttd ttd Jurnal Kimia dan Teknologi ISSN 0216163 X 28 Kandungan nitrat dan nitrit dalam air sumur secara umum hampir sama. Keberadaan nitrat dan nitrit belum merisaukan karena masih jauh dari baku mutu yang ditetapkan untuk air minum. Kesadahan dan kandungan klorida dalam air sumur di daerah jauh dan dekat saluran pembuangan limbah kecenderungannya meningkat, dimana daerah di dekat saluran pembuangan limbah kadar kesadahan dan ion kloridanya lebih tinggi. Bahkan kesadahannya sudah mendekati baku mutu yang ditetapkan. Timbal, kadmium dan kromium merupakan logam - logam berat yang perlu diperhatikan keberadaannya di dalam air minum. Logam-logam ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai gangguan penyakit. Dari hasil analisis nampak bahwa kandungan timbal (Pb 2+ ) baik di daerah jauh dan dekat saluran pembuangan limbah mempunyai kecenderungan meningkat. Di daerah yang dekat saluran pembuangan limbah mempunyai kandungan timbal yang lebih tinggi. Pada kasus ini air sumur di kedua daerah sama-sama melampaui baku mutu yang ditetapkan untuk air minum. Untuk kadmium dan kromium di daerah dekat dan jauh dari saluran limbah tidak terdeteksi. Berdasarkan beberapa parameter kualitas uji air tersebut secara umum dapat disimpulkan bahwa kualitas air sumur di daerah dekat saluran pembuangan limbah cair industri gula kurang baik digunakan sebagai air minum, karena beberapa parameter menunjukkan kadar yang melampaui baku mutu yang tetapkan. Kesimpulan Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa kualitas air sumur di sekitar saluran pembuangan limbah industri gula kurang baik digunakan sebagai air minum. Daftar Pustaka Brown T.L., Le May H.E., and Bursten B.E., Chemistry the Central Science. New Jersey, Prentice Hall International Inc. 2000. Darmono. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta : UI Press.; 2001. Freedman, B., Environmental Ecology. Second Edition., Academic Press, London; 1995