Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kimia dan Teknologi 23 ISSN 0216 163X

Analisis Kualitas Air Sumur di sekitar Saluran Pembuangan Limbah


Cair Industri Gula
Analysis of The Quality of Well Water in The Vicinity of Sewer
Liquid Waste Sugar Industry
Sunardi
Program Studi D-III Analis Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Setia Budi Surakarta
Email : nardi_usb@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas air sumur di sekitar saluran pembuangan limbah cair industri
gula. Pengambilan sampel dilakukan secara area random sampling yaitu air sumur penduduk yang jaraknya kurang
dari 10 m di sebelah kanan-kiri saluran pembuangan limbah cair dan air sumur yang jauh sebagai pembanding.
Kualitas air sumur dianalisis dengan parameter Fisika-Kimia dan dibandingkan dengan kualitas air minum menurut
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.907/MENKES/SK/VII/2002. Dari hasil penelitian
diperoleh kesimpulan bahwa kualitas air sumur penduduk di sekitar saluran pembuangan limbah cair
industri gula kurang baik dijadikan sebagai sumber air minum.
Kata kunci : air sumur, industri gula, limbah cair, kualitas air
Abstract
This research was intended to know water quality of the well around wastewater slaughterhouse sugar
industry. The well sampling was chosen with area random sampling putting at 10 meters distance right-left from
wastewater slaughterhouse sugar industry for compare. The water quality has been analysed with physique-
chemical parameters, and than compare that result with drinking water standard by SK Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.907/MENKES/SK/VII/2002. This study has been concluded that the water quality of the well around
slaughterhouse sugars industry not good as drinking water.
Key words : well water, the sugar industry, wastewater, water quality
Pendahuluan
Peningkatan kualitas hidup
merupakan usaha untuk mendapatkan
kenyamanan hidup. Kenyamanan hidup
yang dimaksud selain untuk dapat
dinikmati oleh dirinya sendiri pada saat
masih hidup, juga diharapkan dapat
diberikan atau diwariskan kepada
anak-cucu. Usaha untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia tidak akan
pernah berhenti, sehingga akan
tercukupi kebutuhan sandang dan
pangan serta papan (Wisnu, 2000).
Gula merupakan salah satu bahan
pangan yang sangat penting untuk
pemenuhan kebutuhan pokok
masyarakat. Konsumsi gula dari tahun
ke tahun semakin meningkat seiring
dengan makin meningkatnya jumlah
penduduk. Dengan meningkatnya
pendapatan masyarakat pada masa
sekarang maka semakin banyak
pemakaian gula dalam berbagai jenis
makanan dan minuman seperti kue/roti,
sirup, minuman dalam botol, permen,
selai, buah dalam kaleng. Untuk
memenuhi kebutuhan gula pemerintah
telah berupaya meningkatkan produksi
pabrik gula. Peningkatan produksi akan
membawa dampak yaitu meningkatnya
bahan buangan yang dihasilkan pabrik
Jurnal Kimia dan Teknologi 24 ISSN 0216 163X
gula baik berupa limbah cair, padat
maupun udara.
Lingkungan tempat kita hidup
sangat mempengaruhi kualitas
kehidupan. Beberapa komponen yang
sangat erat dalam kehidupan ialah
udara yang dihirup setiap saat dan air
yang diminum setiap hari. Udara dan
air yang bersih sangat diperlukan untuk
kesehatan sehingga dapat menunjang
aktivitas untuk berkreasi dan
menghasilkan hal yang positif. Tetapi
sebaliknya, bila dua komponen utama
tersebut tercemar, maka
pencemarannya akan menimbulkan
perubahan terhadap kualitas
kehidupan. Kesehatan tubuh mulai
menurun, begitu pula daya tahan tubuh
terhadap infeksi penyakit. Semuanya
itu akan berpengaruh terhadap
penurunan produktivitas dalam
berkarya (Darmono, 2001).
Komponen lingkungan hidup yang
terkena dampak akibat adanya industri
gula adalah komponen udara, tanah
dan air. Pencemaran udara disebabkan
asap dan partikel-partikel debu di
udara. Pencemaran terhadap air dan
tanah disebabkan adanya limbah cair
yang berasal dari proses gilingan,
proses pemurnian, proses penguapan,
stasiun puteran, stasiun ketel dan
laboratorium yang dibuang ke
lingkungan tanpa pengolahan terlebih
dahulu. Pencemaran tersebut antara
lain karena limbah pabrik gula berbau,
mempunyai suhu yang tinggi,
mengandung logam-logam berat dan
dapat menimbulkan penyakit.
Limbah buangan industri dapat
mempengaruhi kualitas air. Apabila
limbah tersebut disalurkan ke aliran
sungai maka kualitas air sungai akan
dipengaruhi sifat buangan limbah.
Namun tidak semua sifat buangan
tersebut dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran terhadap lingkungan.
Kalau jumlah bahan buangan
tersebut melampaui daya adaptasi
lingkungan, maka akan terjadi
penumpukan bahan buangan yang
dapat merusak ekosistem.
Sesungguhnya lingkungan alam
mempunyai kemampuan untuk
menerima limbah dalam jumlah tertentu
tanpa mengakibatkan kerusakan yang
berarti. Sungai dapat menerima
sejumlah limbah zat organik dan masih
mampu menetralkan diri, bila jumlah zat
pencemar tersebut meningkat, maka
pada suatu titik tertentu sungai tersebut
terpatahkan daya dukungnya dan
kemampuan untuk menetralkan dirinya
tidak ada lagi (Makarim, 1981).
Air yang dipergunakan setiap hari tidak
lepas dari pengaruh pencemaran yang
diakibatkan oleh kegiatan manusia.
Beberapa bahan pencemar seperti
bahan mikrobiologik (bakteri, virus,
parasit), bahan organik (pestisida,
deterjen), dan beberapa bahan
inorganik (garam, asam, logam) serta
beberapa bahan kimia lain sudah
banyak ditemukan dalam air yang
dipergunakan. Air yang sudah
tercemar, disamping terasa tidak enak
kalau diminum juga dapat
menyebabkan gangguan kesehatan
terhadap orang yang meminumnya.
Tinjauan Pustaka
Air merupakan kebutuhan makhluk
hidup yang sangat penting, karena
hampir 70% komponen makhluk hidup
terdiri dari air. Khusus bagi manusia air
biasanya digunakan untuk minum, cuci
dan mandi serta kebutuhan lain. Bagi
dunia industri air merupakan salah satu
bahan baku yang sangat diperlukan.
Oleh karena itu perlu kesediaan air
minum dan ir sumber lain yang
memenuhi kualitas.
Kualitas air ditentukan beberapa
parameter diantaranya kandungan
beberapa ion logam dan non logam
dalam air, seperti logam berat sebagai
berikut perak (Ag), kadmium (Cd), krom
(Cr), kobalt (Co), tembaga (Cu), besi
(Fe), merkuri (Hg), molibdat (Mo), nikel
(Ni), timbal (Pb), timah (Sn), dan seng
Jurnal Kimia dan Teknologi 25 ISSN 0216 163X
(Zn), dan juga logam lain yang lebih
ringan yaitu alumunium (Al), arsenium
(As), dan selenium (Se) (Freedman,
1995). Adanya anion seperti klor, fosfat,
nitrat dapat pula menyebabkan
rendahnya kualitas air.
Kualitas air dapat juga ditinjau dari
jumlah oksigen yang terlarut dalam air,
karena oksigen sangat diperlukan oleh
ikan maupun kehidupan akuatik yang
lain. Pada keadaan standar (tekanan 1
atmosfir dan temperatur 20
0
C),
kandungan oksigen adalah 9 ppm.
Jumlah oksigen relatif rendah akan
mengganggu kehidupan air, jumlah
yaang tinggi terutama disebabkan oleh
oksigen dari unsur karbon, hidrogen,
nitrogen, dan sulfur (Brown dkk, 2000).
Keberadaan bahan organik dalam
air juga menjadi parameter kualitas air,
karena bahan organik dapat dioksidasi
oleh bakteri (biodegradable) menjadi
bahan yang toksik. Keberadaan bahan
organik dalam air dinyatakan dengan
oksigen-demanding-waste. Air yang
kualitasnya baik memiliki kandungan
bahan organik tidak lebih dari 10 ppm.
Menurut Surat Keputusan Menteri
Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/
2002, kualitas air juga ditentukan oleh
bau dan warna. Air yang tidak berbau
dan tidak berwarna merupakan air yang
baik, sebaliknya air yang mempunyai
warna tertentu seperti air yang coklat
pasti mengandung berbagai bahan
limbah. Demikian pula bila air berbau,
biasanya mengandung bahan-bahan
organik. Secara rinci bahan pencemar
air minum meliputi (Prodjosantoso,
1991) : (a) bahan-bahan senyawa
organik antara lain ; limbah rumah
tangga, sisa binatang, kotoran manusia
dan lain-lain., (b) Limbah penyebab
infeksi, seperti adanya bakteri patogen,
protozoa, virus, cacing parasit; (c)
bahan kimia beracun, seperti sianida,
kromium, mangan dan lain-lain. (d)
senyawa persisten, seperti : pestisida,
fungisida, DDT, (e) senyawa-senyawa
anorganik, yaitu garam-garam
pencemar seperti : garam magnesium
dan kalsium, (f) senyawa radioaktif.
Pencemaran logam
berat terhadap alam lingkungan
merupakan rangkaian proses yang erat
hubungannya dengan penggunaan
logam oleh manusia. Seiring dengan
kemajuan teknologi, penggunaan
logam pada berbagai bidang cenderung
meningkat baik dalam bentuk logam
murni, ataupun hasil-hasil produksi
yang mengandung logam berat.
Tersebarnya logam
berat ke lingkungan dapat berasal dari
pembuangan limbah industri yang
kurang terkontrol, pemupukan,
pembasmian hama, pembakaran
sampah, dan limbah limbah dari
penggunaan hasil produksi yang
mengandung logam berat. Masuknya
logam berat dalam sistem perairan
merupakan permasalahan lingkungan
yang serius, karena logam berat dapat
terakumulasi hingga mencapai
konsentrasi toksik. Dengan demikian
kontrol keberadaan logam berat dan
bahan pencemar lain dalam air minum
menjadi sangat penting dilihat dari
sudut pandang lingkungan maupun
kesehatan masyarakat.
Desa Buran merupakan
pemukiman penduduk di dekat industri
gula yang dilalui saluran pembuangan
limbah cair. Pembuangan limbah cair
industri gula melalui saluran yang
melewati pemukiman penduduk dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan.
Hal ini dikarenakan sebagian besar
penduduk Desa Buran mengusahakan
sarana air untuk keperluan sehari-hari
dengan menggunakan air sumur baik
gali maupun pompa. Kedalaman air
sumur gali penduduk di Desa Buran
sekitar saluran pembuangan limbah
cair industri gula berkisar 10 15 meter
dari permukaan tanah, dan jarak antara
saluran pembuangan limbah cair
industri gula dengan sumur kurang dari
10 meter sehingga dimungkinkan
terjadinya proses resapan air saluran
Jurnal Kimia dan Teknologi 26 ISSN 0216 163X
pembuangan limbah ke dalam sumur
milik penduduk. Hal ini dapat terlihat
dari beberapa air sumur penduduk
yang berwarna kecoklatan.
Melihat kondisi yang demikian,
maka perlu dilakukan untuk mengetahui
bagaimana kondisi air sumur di sekitar
saluran pembuangan limbah cair
industri gula dengan beberapa
parameter kimia yang dihubungkan
dengan indikator kesehatan
masyarakatnya. Penelitian ini selain
diperlukan untuk pengontrolan
terhadap kualitas air yang dikonsumsi
masyarakat juga sebagai masukan bagi
berbagai pihak yang berkaitan dengan
kesehatan lingkungan.
Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui kualitas air
sumur di sekitar aliran saluran
pembuangan limbah cair industri gula di
Desa Buran berdasarkan parameter
fisika dan kimia.
Metode Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah
air sumur di dekat dan jauh dari aliran
saluran pembuangan limbah cair
industri gula di Desa Buran Kecamatan
Tasikmadu. Sampel diambil secara
area random sampling dengan
mengambil air sumur di Desa Buran
(mewakili air sumur di dekat saluran
pembuangan limbah cair industri gula)
dan di Desa Ngijo (mewakili air sumur
yang jaraknya jauh dari saluran
pembuangan limbah cair industri gula).
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pH-meter,
spektrofotometri serapan atom (SSA),
magnetic stirrer, hot plate, pengering,
berbagai alat dari gelas dan alat
pendukung lainnya. Bahan-bahan kimia
yang dipakai antara lain, standar krom,
(kalium bikromat), standar besi, standar
mangan, standar asam fluorida, natrium
dietil karbamat, asam klorida, natrium
hidroksida, kloroform, hidrogen
peroksida, akuades, dan kertas saring.
Kualitas air sumur dapat diketahui
dengan serangkaian analisis kimia.
Analisis uji kualitas air sumur
menggunakan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
No.907/MENKES/SK/VII/2002 tentang
Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Minum.
Hasil dan Pembahasan
Kualitas air sumur di daerah dekat
dan jauh dari saluran pembuangan
limbah cair industri gula dianalisis
menggunakan metode standar analisis
setiap parameter. Berdasarkan hasil
analisis diperoleh hasil seperti nampak
pada Tabel 1.
Pada Tabel 1 terlihat bahwa pH
larutan sampel air sumur baik di dekat
dan jauh dari saluran pembuangan
limbah cair industri gula masih dalam
batas yang diperbolehkan. Namun
keberadaan pH belum dapat menjadi
jaminan bahwa suatu air dikatakan
berkualitas atau belum.
Warna air sumur tampak sangat
berbeda untuk masing-masing daerah.
Pada air sumur di dekat saluran
pembuangan limbah cair industri gula
berwarna kecoklatan, sedangkan air
sumur yang jauh tidak terdeteksi yang
berarti tak berwarna/jernih. Warna air
sumur di dekat saluran pembuangan
limbah masih relatif baik karena tidak
melebihi baku mutu yang ditetapkan
yaitu 15 TCU.
Kandungan besi (ion Fe
2+
) dan
tembaga (Cu
2+
) dalam air selalu
diperlukan, tetapi kandungan besi dan
tembaga yang terlalu tinggi dapat
menganggu kesehatan. Dari hasil
analisis kandungan besi dan tembaga
di dekat saluran pembuangan limbah
mempunyai kandungan yaang lebih
tinggi, tetapi belum melampaui baku
mutu yang ditetapkan untuk air minum.
Kandungan mangan (ion Mn
2+
)
yang terlalu tinggi dapat menganggu
kesehatan. Berdasarkan hasil analisis
kandungan mangan di dekat saluran
Jurnal Kimia dan Teknologi 27 ISSN 0216 163X
pembuangan limbah lebih tinggi dari di
jauh saluran pembuangan limbah.
Pada kasus ini kandungan mangan di
dekat saluran limbah sudah melampaui
baku mutu yang ditetapkan untuk air
minum yaitu sebesar 0,1 mg/L.
Logam seng (Zn) selalu diperlukan,
tetapi jika terlalu tinggi juga
membahayakan kesehatan. Kandungan
seng tidak ada perbedaan yang
signifikan antara air sumur di dekat dan
jauh dari saluran pembuangan limbah
cair. Pada ke dua daerah logam seng
tidak melampaui baku mutu yang
ditetapkan.
Tabel 1. Rata-rata Hasil Analisis Kualitas Air Sumur
No Parameter Satuan
Baku Mutu No.
907/MENKES/SK/VII/
2002
Hasil Analisis Kualitas Air
Sumur
Dekat Jauh
Fisika
1. pH 6.5 8.5 6.85 6.69
2. Warna TCU 15 5 ttd
3. Rasa dan Bau - Tidak berbau dan
berasa
Agak amis Tidak berbau
4. Temperatur
o
C 3
o
C 27 27
5. Kekeruhan NTU 5 2 ttd
Kimia
6. Besi (Fe) mg/L 0.3 0.1265 0.0536
7. Tembaga (Cu) mg/L 1.0 0.007 0.003
8. Mangan (Mn) mg/L 0.1 0.2693 0.0035
9. Seng (Zn) mg/L 3.0 0.0285 0.0265
10. Nitrat mg/L 50 0.093 0.735
11. Nitrit mg/L 3.0 0.0203 0.039
12. Kesadahan total mg/L 500 402.3 237
13. Klorida mg/L 250 48.74 30.01
14. Timbal (Pb) mg/L 0.01 0.03 0.024
15. Kadmium (Cd) mg/L 0.03 Ttd ttd
16. Krom total mg/L 0.05 Ttd ttd
Jurnal Kimia dan Teknologi ISSN 0216163 X 28
Kandungan nitrat dan nitrit dalam
air sumur secara umum hampir sama.
Keberadaan nitrat dan nitrit belum
merisaukan karena masih jauh dari
baku mutu yang ditetapkan untuk air
minum.
Kesadahan dan kandungan
klorida dalam air sumur di daerah jauh
dan dekat saluran pembuangan
limbah kecenderungannya meningkat,
dimana daerah di dekat saluran
pembuangan limbah kadar kesadahan
dan ion kloridanya lebih tinggi.
Bahkan kesadahannya sudah
mendekati baku mutu yang
ditetapkan.
Timbal, kadmium dan kromium
merupakan logam - logam berat yang
perlu diperhatikan keberadaannya di
dalam air minum. Logam-logam ini
sangat berbahaya karena dapat
menimbulkan berbagai gangguan
penyakit. Dari hasil analisis nampak
bahwa kandungan timbal (Pb
2+
) baik
di daerah jauh dan dekat saluran
pembuangan limbah mempunyai
kecenderungan meningkat. Di daerah
yang dekat saluran pembuangan
limbah mempunyai kandungan timbal
yang lebih tinggi. Pada kasus ini air
sumur di kedua daerah sama-sama
melampaui baku mutu yang
ditetapkan untuk air minum. Untuk
kadmium dan kromium di daerah
dekat dan jauh dari saluran limbah
tidak terdeteksi.
Berdasarkan beberapa parameter
kualitas uji air tersebut secara umum
dapat disimpulkan bahwa kualitas air
sumur di daerah dekat saluran
pembuangan limbah cair industri gula
kurang baik digunakan sebagai air
minum, karena beberapa parameter
menunjukkan kadar yang melampaui
baku mutu yang tetapkan.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian diperoleh
kesimpulan bahwa kualitas air sumur
di sekitar saluran pembuangan limbah
industri gula kurang baik digunakan
sebagai air minum.
Daftar Pustaka
Brown T.L., Le May H.E., and Bursten
B.E., Chemistry the Central
Science. New Jersey, Prentice
Hall International Inc. 2000.
Darmono. Lingkungan Hidup dan
Pencemaran. Jakarta : UI Press.;
2001.
Freedman, B., Environmental
Ecology. Second Edition., Academic
Press, London; 1995

Anda mungkin juga menyukai