Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH MODUL 3

KOREKSI GEOMETRIK




Leryan Dona Dony D. V 3511100008
Thomas Kevin I. 3511100057
Robby Arafad 3511100066



Jurusan Teknik Geomatika
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sebelum melakukan pengolahan citra satelit. Terlebih dahulu hal yang harus dilakukan
adalah memberikan koordinat dari citra tersebut sesuai dengan koordinat yang ada dilapangan. Hal
ini diperlukan agar nantinya apabila citra tersebut ditampalkan dengan citra lainnya dapat
bersesuaian satu sama lain. Kegiatan pemberian koordinat pada citra ini biasa disebut dengan
koreksi geometrik.
Geometrik merupakan posisi geografis yang berhubungan dengan distribusi keruangan
(spatial distribution). Geometrik memuat informasi data yang mengacu bumi (geo-referenced data),
baik posisi (system koordinat lintang dan bujur) maupun informasi yang terkandung di dalamnya.

Seperti yang terlihat pada gambar, Citra satelit disebelah kiri masih dalam sistem koordinat
pixel yang dihitung menggunakan baris dan kolom. Sedangkan gambar sebelah kanan sudah
menggunakan titik referensi sebagai acuan koordinat citra satelit yang benar sesuai sistem koordinat
yang digunakan.

1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum
Adapun maksud dan tujuan praktikum modul 3 ini antara lain:
- Mahasiswa mengerti mengenai konsep dasar koreksi geometrik
- Mahasiswa mengetahui langkah-langkah koreksi geometrik
- Mahasiswa dapat melakukan Image Enhancement baik menggunakan software ENVI






BAB II
DASAR TEORI
2.1 Koreksi Geometrik
Menurut Mather (1987), koreksi geometrik adalah transformasi citra hasil penginderaan
jauh sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam bentuk, skala dan proyeksi.
Transforamasi geometrik yang paling mendasar adalah penempatan kembali posisi pixel sedemikian
rupa, sehingga pada citra digital yang tertransformasi dapat dilihat gambaran objek dipermukaan
bumi yang terekam sensor. Pengubahan bentuk kerangka liputan dari bujur sangkar menjadi jajaran
genjang merupakan hasil transformasi ini. Tahap ini diterapkan pada citra digital mentah (langsung
hasil perekaman satelit), dan merupakan koreksi kesalahan geometric sistematik.
Geometrik cita penginderaan jauh mengalami pergeseran, karena orbit satelit sangat tinggi
dan medan pandangya kecil, maka terjadi distorsi geometric. Kesalahan geometrik citra dapat tejadi
karena posisi dan orbit maupun sikap sensor pada saat satelit mengindera bumi, kelengkungan dan
putaran bumi yang diindera. Akibat dari kesalahan geometric ini maka posisi pixel dari data inderaja
satelit tersebut sesuai dengan posisi (lintang dan bujur) yang sebenarnya.
Kesalahan geometrik citra berdasarkan sumbernya kesalahan geometric pada cita
penginderaan jauh dapat dikelompokkan menjadi dua tipe kesalahan, yaitu kesalahan internal
(internal distorsion), dan kesalahan eksternal (external distorsion). Kesalahan geometrik menurut
sifatnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kesalahan sistematik dan kesalahan random.
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang dapat diperkirakan sebelumnya, dan besar
kesalahannya pada umumnya konstan, oleh karena itu dapat dibuat perangkat lunak koreksi
geometrik secara sitematik. Kesalahan geometri yang bersifat random (acak) tidak dapat
diperkirakan terjadinya, maka koreksinya harus ada data referensi tambahan yang diketahui. Koreksi
geometrik yang biasa dilakukan adalah koreksi geometrik sistemik dan koreksi geometrik presisi.
Kesalahan geometrik internal disebabkan oleh konfigurasi sensornya, akibat pembelokan
arah penyinaran menyebabkan distorsi panoramic (look angle), yang terjadi saat cermin scan
melakukan penyiaman (scanning). Besarnya sudut pengamatan (field of view) satelit pada proses
penyiaman akan mengakibatkan perubahan luas cakupan objek. Distorsi panoramic sangat besar
pengaruhnya pada sensor satelit resolusi rendah seperti rendah NOAA-AVHRR dan MODIS, namun
citra resolusi tinggi seperti Landsat, SPOT, IKONOS, Quickbird, dan ALOS bebas dari distorsi
panoramic, karena orbitnya yang tinggi dengan medan pandang kecil hampir tidak terjadi
pergeseran letak oleh relief pada data satelit tersebut. Distorsi yang disebabkan perubahan atau
pembelokan arah penyiaman bersifat sistematik, dapat dikoreksi secara sistematik. Kesalahan
geometric menyebabkan perubahan bentuk citra.
2.2 Tujuan koreksi geometric
Koreksi geometric dilakukan sesuai dengan jenis atau penyebab kesalahannya, yaitu
kesalahan sistematik dan kesalahan random, dengan sifat distorsi geometric pada citra. Koreksi
geometrik mempunyai tiga tujuan, yaitu:
1. Melakukan rektifikasi (pembetulan) atau restorasi (pemulihan) citra agar koordinat citra sesuai
dengan koordinat geografis.
2. Meregistrasi (mencocokan) posisi citra dengan citra lain yang sudah terkoreksi (image to image
rectification) atau mentransformasikan system koordinat citra multispectral dan multi temporal.
3. Meregistrasi citra ke peta atau transformasi system koordinat citra ke koordinat peta (image to
map rectification), sehingga menghasilkan citra dengan system proyeksi tertentu.
BAB III
PELAKSANAAN




BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
koreksi geometrik adalah transformasi citra hasil penginderaan jauh sehingga citra tersebut
mempunyai sifat-sifat peta dalam bentuk, skala dan proyeksi.
Tujuan koreksi geometric antara lain:
- Melakukan rektifikasi (pembetulan) atau restorasi (pemulihan) citra agar koordinat citra
sesuai dengan koordinat geografis.
- Meregistrasi (mencocokan) posisi citra dengan citra lain yang sudah terkoreksi (image to
image rectification) atau mentransformasikan system koordinat citra multispectral dan multi
temporal.
- Meregistrasi citra ke peta atau transformasi system koordinat citra ke koordinat peta
(image to map rectification), sehingga menghasilkan citra dengan system proyeksi tertentu.
4.2 Saran
1. Membaca dan memahami modul software yang akan digunakan dan memahami tugas
yag diberikan sehingga pada pengolahan data dan analisa data lebih lancar.
2. Mempelajari software pendukung lain selain software yag digunakan untuk pengolahan
data pada praktikum. Sehingga bisa dilakukan perbadingan hasil dengan software lain.

Anda mungkin juga menyukai