Anda di halaman 1dari 22

LaporanPraktikum

Praktikum Elektronika 1

Nama : Salsabila Luvaridian
NPM : 1306443040
Fakultas/Jurusan : MIPA / Fisika
Kelompok : 1
KawanKerja : Farrah Fauziah Augusta
MingguPercobaan : Ke-1
NomorPercobaan : Modul 1
TanggalPercobaan : Jumat, 19 September 2014
Asisten :









LaboratoriumElektronika
DepartemenFisika
FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam
Universitas Indonesia
Menguji Komponen dan Menggunakan Alat Ukur

A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menggunakan alat ukur Multimeter dan Osiloskop dengan baik.
2. Mahasiswa dapat menguji/mengetes kondisisi suatu komponen elektronika.

B. Teori Dasar
Multimeter adalah alat ukur elektronika yang dipakai untuk menguji atau mengukur suatu
kompnen, mengetahui kedudukan kaki-kaki komponen, dan besar nilai komponen yang
diukur.Multimeter memiliki bagian-bagian penting, diantaranya adalah :
1. Papan skala.
2. Jarum penunjuk skala.
3. Pengatur jarum skala.
4. Tombol pengatur rnol Ohm.
5. Batas ukur ohmmeter.
6. Batas ukur DC Volt (DCV).
7. Batas ukur AC Volt (ACV).
8. Batas ukurAmperemeter DC (DCmA).
9. Lubang positif (+).
10. Lubang negatif (-).
11. Saklar pemilih.

Menggunakan Multimeter
Ketrampilan dan kesesuaian penggunaan alat ukur akan menentukan keberhasilan dan
ketepatan pengukuran.

Berikut ini beberapa ketentuan untuk menggunakan multimeter
1. Voltmeter
a. Penggunaanya dipasang parallel dengan komponen yang akan diukur
tegangannya.
b. Perhatikan jenis tegangannya, AC atauDC !
c. Bila tidak diketahui daerah tegangan yang akandiiukur, gunakan batas ukuran
yang terbesar dan gunakan voltmeter yang memiliki impedansi input tinggi.

2. Amperemeter
1. Penggunaannya dipasang secara seri pada jalur yang akan diukur arusnya.
Bila tidak diketahui daerah kerja arus yang akan mengalir, gunakan daerah
pengukuran yang terbesar dari amperemeter yang digunakan.

3. Ohmmeter
Untuk menguji nilai hambatan, nol kan dahulu titik awal pengukuran dengan cara
menghubungkan probe kutub + dan -, lalu atur jarum penunjuk agar tepat di titik nol.

4. Menguji Transistor
Pada transistor biasanya letak kaki kolektor berada di pinggir dan diberi tanda titik
atau lingkaran kecil. Sedangkan kaki basis biasanya terletak di antara kolektor dan
emitor.
a. Transistor PNP
Saklar pemilih pada multimeter harus menunjuk pada ohmmeter.
Praktikan harus memastikan kaki kolektor, basis, danemitornya.
Tempelkan probe (pencolok) positif (berwarna merah) pada basis dan probe
negative (berwarna hitam) pada emitor. Jika jarum bergerak, pindahkan probe
negative pada kolektor. Jika pada kedua pengukuran di atas jarum bergerak,
maka transistor dalam keadaan baik. Sedangkan bila pada salah satu jarum
tidak bergerak, maka transistor dalam keadaan rusak.
b. Transistor NPN
Tempelkan probe negative pada basis dan probe negative pada kolektor. Jika
jarum bergerak, pindahkan probe positif pada emitor. Jika pada kedua
pengukuran di atas jarum bergerak, maka transistor dalam keadaan baik.
Sedangkan bila pada salah satu (kedua) pengukuran jarum tidak bergerak,
maka transistor dalam keadan rusak.

5. Menguji Resistor
Resistor atau tahanan dapat putus akibat pemakaian ataupun umur. Bila resistor putus
make rangkaian elektronika yang kitabuat tidak akan bisa bekerja atau
mengalamicacat.
Putar saklar pemilih pada posisi ohmmeter.
Tempelkan masing-masing probe pada ujung-ujung resistor. Tangan
praktikan jangan sampai menyentuh kedua ujung kawat resistor (salah satu
ujung resistor boleh tersentuh asal tidak keduanya).
Jika jarum bergerak maka resistor baik, jika jarum penunjuk tidak bergerak
berarti resistor putus.

6. Menguji Kondensator Elco
Sebelum dipasang pada rangkaian kapasitor harus diuji dahulu keadaannya atau
ketika membeli di toko anda harus memastikan bahwa elco tersebut dalam keadaan
baik. Cara mengujinya adalah sebagai berikut :
Putar saklar pemilih pada posisi ohmmeter
Perhatikan tanda negative atau positif yang ada pada badan elco dan lurus
pada salah satu kaki.
Tempelkan probe negative pada kaki positif (+) dan probe positifpada kaki
negative (-). Perhatikan gerakan jarum penunjuk.
Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri berarti kondensator
elco baik.
Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri namun tidak penuh
berarti konden sator elco agak rusak.
Jika jarum bergerak ke kanan kemudian tidak kembali ke kiri (berhenti)
berarti kondensator bocor.
Jika jarum tak bergerak sama sekali berarti kondensator elco putus.

7. Menguji Dioda
Putar saklar pemilih pada posisi ohmmeter.
Tempelkan probe positif pada kutub katoda dan tempelkan probe negative
pada anoda. Perhatikan jarum penunjuk, jika bergerak berarti diode baik
sedangkan jika diam berarti putus.
Selanjutnya dibalik, tempelkan probe negative pada kutub katodadan
tempelkan probe positif pada kutub anoda. Perhatikan jarum penunjuk, jika
jarum diam berarti diode baik sedangkan jika bergerak berarti diode rusak.

Menggunakan Osiloskop
Osiloskop dapat mengukur tegangan AC dan DC serta memperlihatkan bentuk gelombangnya.
Sebelum menggunakan osiloskop adalah penting untuk mengkalibrasi osiloskop.

Cara mengkalibrasi osiloskop adalah sebagai berikut :
Hidupkan osiloskop.
Atur focus dan tingkat kecerahan gambar pada osiloskop.
Pasang kabel pengukur pada osiloskop (bisa pada channel X atau Y).
Atur COUPLING pada posisi AC.
Tempelkan kabel pengukur negative/ground (berwarna hitam) pada ground yang terdapat
di osiloskop.
Tempelkan kabel pengukur positif (biasanya berwarna merah) pada tempat untuk
mengkalibrasi yang ada pada osiloskop.
Putar saklar pemilih variable Volt/Div pada 0,5 V.
Putar saklar pemilih variable SWEEP TIME/DIV pada 0,5 ms.
Aturlah agar gelombang kotak yang muncul di monitor sama dengan garis-garis kotak
yang ada pada layar monitor osiloskop dengan menggerak-gerakkan tombol merah atau
kuning yang ada pada saklar pemilih variable VOLT/DIV dan SWEEP TIME/DIV
sehingga gelombang kotak yang ada sebesar 0,5 V
p-p
.

Menggunakan Sinyal Generator
Sinyal generator dapat menghasilkan sinyal yang berupa tegangan DC ataupun tegangan
AC yang frekuensi dan amplitudonya dapatkita atur.
Bagian yang menghasilkan tegangan DC dinamakan DC POWER. Keluarannya
terdiridari +5 V, -5 V, 0 ~ +15 V dan 0 ~ -15 V.

Pada bagian yang menghasilkan sinyal AC dinamakan FUNCTION GENERATOR.Pada
bagian ini tombol frequency berguna untuk mengatur frekuensi sinyal keluaran.
Sedangkan tombol amplitude berguna untuk mengatur amplitude sinyal keluaran. Sinyal
keluaran dapat diatur apakah sinyal kotak, segitiga atau sinyal yang berbentuk sinusoidal
melalui tombol function.

C. Peralatan
1. Multimeter
2. Osiloskop
3. Signal Generator
4. Protoboard
5. Transistor
6. KapasitorElektrolit
7. Resistor
8. Dioda
9. KawatPenghubung







D. Prosedur Percobaan
1. Mengukur arus dan tegangan pada rangkaian.
a. Susun rangkaian pada Gambar 1.2 di bawah ini.

b. Sebelumnya ujilah dahulu komponen yang digunakan dan catat nilai dari hasil
pengukuran tersebut.
c. Berilah tegangan batere E (DC) sebesar 4 V, 6 V, 10 V, dan 12 V.
Gambar 1.2
d. Ukurlah V
A
, V
B
, V
C
, V
AB
, V
BC,
IAB, IBC-R1, dan IBC-R2 dengan menggunakan
multimeter.
e. Ganti sumber tegangan dengan sumber gelombang (generator fungsi), bentuk
gelombang sinus dengan tegangan 6 V
PP
dan 12 V
PP
.
f. Ukurlah V
A
, V
B
, V
C
, V
AB
, dan V
BC
dengan menggunakan osiloskop dan
gambarkan hasilnya.

2. Percobaan Thevenin
a. Susun rangkaian pada Gambar 1.3.

b. Sebelumnya ujilah dahulu komponen yang digunakan.
c. Ukurlah V
A
, V
B
, V
C
, V
AB
, dan V
BC
dengan menggunakan osiloskop dan
gambarkan hasilnya.
d. Ukurlah V
R1
sampai V
R11
dengan menggunakan multimeter.
e. Ukurlah arus yang mengalir melalui R2, R4, R6, R8, R10, R11, dan R 12 dengan
menggunakan multimeter.

E. Tugas Pendahuluan

1. Perhatikan Gambar 1.2. Dengan menggunakan analisis teori rangkaian, lengkapi
tabel berikut ini ! Sertakan pula penurunannya !
Tegangan
a. Pada 4 volt



Gambar 1.3







b. Pada tegangan 6 volt









c. Pada tegangan 10 V


















d. Pada tegangan 10 V




















e. Pada tegangan 12 V






















Arus listrik
a. Pada tegangan 4 V
















b. Pada tegangan 6 V

























c. Pada tegangan 10 V
















d. Pada tegangan 12 V





















Rangkaian untuk Mengukur Osiloskop



















Pengukuran Osiloskop
Osiloskop pada vpp 6








D1
1N4001
R1
10k
R2
100k
XMM1
XMM2
XMM3
XFG1
XSC1
A B
Ext Trig
+
+
_
_
+
_
XSC2
A B C D
G
T
XSC3
A B
Ext Trig
+
+
_
_
+
_
Pada Vab dan Vbc














Pada Vac











Pada Va Vb dan Vc













Osiloskop pada Vpp 12
Pada Vab dan Vbc

















Pada V ac






















Pada Va Vb dan Vc



















Data Hasil Percobaan Multisin

E
batere
V
A
V
B
V
C
V
AB
V
BC
V
AC
I
A
I
R1
I
R2

4 VDC
4V 3,514 V 0 V 486,255 mV 3,514 V 4V 386,802 A 351,375A
35,137
A
6 VDC
6V 5,491 V 0 V 509,352 mV 5,491 V 6V 609,971 A 549,065 A 54,906 a
10 VDC
10V 9,462 V 0 V 537,525 mV 9,462V 10V 1043 A 946,248 A 94,625 a
12 VDC
12V
11,453
V
0 V 547,408 mV 11,453V 12V 1259 A 1145 A
114,526
A
6 V
PP
AC
-260,785
mV
343,968
mV
0 V -242,305mV
-353,741
mV
-
53,
521
mV

12 V
PP

AC 634,515
mV
247,834
mV
0 V 347,504 mV
211,727
mV
596
,88
6
mV














2. Perhatikan Gambar 1.3. Dengan menggunakan analisis teori rangkaian, lengkapi tabel
berikut ini ! Sertakan pula penurunannya !
Rangkaian untuk mengukur tegangan
a) Pada tegangan 4 V








































R1
R2
R3
R4 R5
R6
R7
R8
R9
R10
R11
R12
V1
XMM1
XMM2
XMM3
XMM4
XMM5
XMM6
XMM7
XMM8
XMM9
XMM10
XMM11
XMM12

b) Pada tegangan 6 V













c) Pada tegangan 10 V



















d) Pada tegangan 12 V

S


















Rangkaian untuk mengukur arus
a) Pada v = 4 volt














R1
R2
R3
R4 R5
R6
R7
R8
R9
R10
R11
R12
V1
U1
DC 1e-009Ohm
-0.444u
A
+ -
U2
DC 1e-009Ohm
1.997G
A
+ -
U3
DC 1e-009Ohm 1.990M
A
+
-
U4
DC 1e-009Ohm
-0.222u
A
+ -
U5
DC 1e-009Ohm
-0.222u
A
+ -
U7
DC 1e-009Ohm
1.997G
A
+ -





b) Pada v = 6 volt





















c) Pada v = 10 volt












R1
R2
R3
R4 R5
R6
R7
R8
R9
R10
R11
R12
V1
U1
DC 1e-009Ohm
-0.444u
A
+ -
U2
DC 1e-009Ohm
2.996G
A
+ -
U3
DC 1e-009Ohm 2.984M
A
+
-
U4
DC 1e-009Ohm
-0.444u
A
+ -
U5
DC 1e-009Ohm
-0.444u
A
+ -
U7
DC 1e-009Ohm
2.996G
A
+ -
R1
R2
R3
R4 R5
R6
R7
R8
R9
R10
R11
R12
V1
U1
DC 1e-009Ohm
-0.888u
A
+ -
U2
DC 1e-009Ohm
4.993G
A
+ -
U3
DC 1e-009Ohm 4.974M
A
+
-
U4
DC 1e-009Ohm
-0.888u
A
+ -
U5
DC 1e-009Ohm
-0.888u
A
+ -
U7
DC 1e-009Ohm
4.993G
A
+ -







d) Pada v = 12 volt





















Data hasil pengukuran
E
batere

Tegangan
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12
4
VDC 0 3,597 3,195 4 2,792 2,362 1,933 1,826 1,718 1,933 2,792 1,611
6
VDC 0 5,393 4,792 6 4,188 3,544 2,899 2,738 2,577 2,899 4,188 2,416
10
VDC 0 8,093 7,987 10 6,98 5,406 4,832 4,501 4,295 4,832 6,98 4,027
12
VDC 0 10,792 9,584 12 8,376 7,087 5,799 5,477 5,154 5,799 8,376


R1
R2
R3
R4 R5
R6
R7
R8
R9
R10
R11
R12
V1
U1
DC 1e-009Ohm
-0.888u
A
+ -
U2
DC 1e-009Ohm
5.991G
A
+ -
U3
DC 1e-009Ohm 5.969M
A
+
-
U4
DC 1e-009Ohm
-0.888u
A
+ -
U5
DC 1e-009Ohm
-0.888u
A
+ -
U7
DC 1e-009Ohm
5.991G
A
+ -
E
batere

Arus
R2 R4 R6 R8 R10 R11 R12
4 VDC -0,444 1,997 1,990 -0,222 0,222 0,222 1,997
6 VDC -0,444 2,996 2,984 -0,444 0,444 0,444 2,996
10 VDC -0,888 3,983 4,983 0 0,888 0,888 4,888
12 VDC -0,888 5,991 5,991 0 0,888 0,888 5,991

Anda mungkin juga menyukai