Anda di halaman 1dari 50

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum

Indonesia memiliki sekitar 17.504 pulau sekitar 6.000 di antaranya tidak
berpenghuni tetap, menyebar sekitar khatulistiwa, memberikan cuaca tropis(menurut
data tahun 2004). Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana lebih dari
setengah (65%) populasi Indonesia (sumber : www.wikipedia.com , 13 September 2013).
Pulau-pulau yang ada di kepulauan Indonesia ini pernah disatukan oleh kerajaan-
kerajaan zaman dahulu. Berdasarkan sejarah masa lampau, Indonesia yang dulunya
bernama Nusantara mempunyai luas wilayah hampir seluruh Negara di Asia Tenggara.
Hal ini dibuktikan dengan wilayah kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara salah
satunya Kerajaan Majapahit dengan luas wilayah mencapai 1.5 juta km (sumber :
www.wiikipedia.com , 24 Agustus 2014) . Salah satu kerajaan yang berkembang dan
termasuk kerajaan tertua di Indonesia yang ikut dalam mempersatukan Nusantara di
wilayah pulau Jawa adalah Kerajaan Kediri.

Dinasti Kediri merupakan kelanjutan dari kerajaan Medang Kamulan ( 10 11 M
) yang dibangun oleh Mpu Sendok pada tahun 947 di sekitar sungai Brantas dengan
ibukotanya Watan Mas. Kerajaan Kediri merupakan sebuah kerajaan besar di Jawa
Timur yang berdiri pada abad ke-12 dan masih merupakan bagian dari Kerajaan
Mataram Kuno, karena Kerajaan ini lahir atas pembagian Kerajaan Mataram oleh Raja
Airlangga menjadi 2 Kerajaan baru pada tahun 1401. Pembagian oleh Raja Airlangga
itu dilakukan untuk mencegah ataupun menghindari terjadinya perselisihan diantara
kedua putranya yang bersaing memperebutkan tahta dan sama-sama berambisi
menjadi Raja. Dua Kerajaan yang dibagi oleh Raja Airlangga adalah Dinasti Kediri/
Panjalu yang beribukota di Daha dan Dinasti Jenggala yang beribukota di Kahuripan
(sumber : sugionogeger@blogspot.com, 05 April 2012).

Begitu tuanya kerajaan ini banyak peninggalan-peninggalan yang tersebar di
wilayah kekuasaan Kerajaan Kediri. Berikut ini daftar peninggalan-peninggalan
Kerajaan Kediri : terlampir

Karena jumlah peninggalan yang begitu besar dan berharganya, pihak pemerintah
kota melakukan tindakan khusus untuk menanggapi permasalahan ini. Maka dari itu
Terbitlah Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Kediri tanggal 30
Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

2
Agustus 1982 Nomor 188.45/119A/441-12/1982
tentang pengukuhan Museum Daerah dengan
Nama Museum Tirtoyoso yang merupakan fasilitas
pengelolaan dan pengerawatan benda-benda
arkeologi di daerah Tirtoyoso. Namun pada tahun
1991, Museum Tirtoyoso dipindahkan ke daerah
selomangleng dan digantinya namanya dengan
Museum Airlangga (terlampir : buku panduan
Museum Airlangga)
Museum juga merupakan media pembelajaran bagi masyarakat akan penting
sejarah bagi kehidupan sekarang. Pengunjung untuk museum pun tidak terlalu sepi,
berkisar antara 100 -1000 pengunjung (terlampir : Daftar Pengunjung Museum Airlangga 2013-
2014). Hal ini didukung pula dengan besarnya jumlah peserta didik di Kota Kediri mulai
dari tahap sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Berikut data mengenai jumlah
peserta didik Kota Kediri tahun 2012 :
Tingkat dan Status Sekolah
Ruang
Belajar
Kelas Guru Murid
1. Sederajat Sekolah Dasar

- Negeri 119 702 763 1.440 26.403
- Swasta 50 371 366 666 8.001
2. Sederajat SLTP
- Negeri 14 356 323 892 12.855
- Swasta 30 237 230 652 7.864
3. Sederajat SLTA
- Negeri 15 447 389 1.161 16.389
- Swasta 40 489 410 1.364 17.123
Jumlah 268 2.602 2.481 6.175 88.635
2010/2011 218 1.845 1.845 5.132 74.917
2009/2010 246 2.136 2.245 5.441 74.443


Gambar 1. Foto Museum Tirtoyoso
Sumber : http//sebuah-dongeng.blogspot.com

Tabel 1. Peserta didik Kota Kedri
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kantor Departemen Agama Kota Kediri

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

3
Museum Airlangga yang sekarang dijadikan satu-satunya fasilitas pemerintah
kota untuk menampung, merawat, memelihara dan menjaga barang arkeologi
peninggalan kerajaan Kediri keadaannya memprihatikan. Beberapa bagian bangunan
rusak dan tak terbenahi sejak bangunan ini dibangun. Hal ini yang sangat disayangkan
oleh masyarakat sekitar. Seperti yang dilansir oleh media massa KORAN MEMO pada
hari jumat, 16 mei 2014 dalam websitenya www.memokediri.com mengatakan
Keadaan salah satu tempat wisata di Kota Kediri sangat memprihatinkan. Seperti yang terjadi di Museum
Airlangga di Goa Selomangleng. Museum ini kondisinya sangat memprihatinkan, sebab beberapa atap di
museum tersebut roboh dan tak kunjung di perbaiki. Bahkan beberapa arca yang berada di sekitar museum
kondisinya juga terlantar dan tak terawat. Dengan keadaan tersebut tidak heran jika para pengunjung di
tempat wisata tersebut sangat menyayangkan. (terlampir : www.memokediri.com , 16 Mei 2014).
Untuk menangani masalah ini pihak Pemerintah Kota telah menganggarkan dana
sebesar 2 milyar terhadap Pemerintah Daerah Jawa Timur pata tahun 2012 untuk
merenovasi dan memugarkan Museum Airlangga yang berada di lereng Gunung Klotok
tersebut. seperti yang dilansir harian Media Kontraktor di websitenya
www.mediakontraktor.com mengatakan Museum Airlanggar di kawasan Wisata Selomangleng,
Gunung Klotok, Kota Kediri, kondisinya sangat memprihatinkan. Sebagian lantainnya membongkah dan
sejumlah plafonnya jebol. Kondisi ini selain mengkhawatirkan pengnjungyang, juga mengancam sebagian
isi museum rusak. Sementara rencana pemugaran dari pemerintah pusat yang dijadwalkan mulai akhir
2011 ternyata gagal dengan alasan waktunya terlalu mepet. Sehingga kondisi museum yang menyimpan
benda kuno dan bersejarah ini terkesan dibiarkan tetap merana, karena belum pernah tersentuh perbaikan
sejak dibangun pada 1992. Padahal, pemerintah pusat untuk pemugaran museum di lereng Gunung Klotok
tersebut sudah menggelontor anggaran sekitar Rp 2 miliar. (terlampir : www.mediakontraktori.com , 16 Mei
2014).
Dari permasalahan-permasalahan yang ada dan potensi-potensi yang
berkembang di Kota Kediri disertai dengan Peraturan RTRW Kota Kediri tahun 2011 -
2030 mengenai pengembangan area wisata di Daerah Selomngleng, maka Museum
Airlangga termasuk pula dalam pengembangan jangka panjang dalam Rencana
Strategi Kota Kediri 2014 (terlampir : RTRW Kota Kediri Bab Pengembangan Kawasan Budidaya)





Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

4
1.2 Gambaran Khusus
1.2.1 Sejarah Tapak dan/atau Fungsi
Airlangga berada di Desa Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kotamadya Kediri, Jawa
Timur dan letaknya berada di areal wisata andalan Kota Kediri yang masih satu komplek
dengan areal wisata Gua Selomangleng, Waterpark dan bersebelahan dengan Pura
Penataran Agung Kilisuci.

Museum Airlangga sendiri mengambil nama dari Raja Airlangga, Pendiri Kerjaaan
Kahuripan dan ayah dari Dewi Kilisuci yang erat hubungannya dengan legenda maupun
sejarah Gua Selomangleng. Untuk
mengukuhkan kesan Airlangga ini, di
depan museum dipajang Arca Garuda
Menunggangi Wisnu yang tentu saja
merupakan replika dan arca yang aslinya
sekarang berada di PIM (Pusat Informasi
Majapahit) serta aslinya berasal dari Candi
Belahan.
1.2.1.a Awal Mula Museum Tirtoyoso
Bermula dengan dibongkarnya paseban di Alun-alun Kotamadya Kediri,
maka tempat penampungan benda-benda archeologis beserta isinya pada tahun
1951 diboyong dari Alun-alun ke Kuwak, lokasi pemandian sumber alami di tengah
kota. Dibangunlah gedung persegi delapan dengan lantai bertingkat, beratap
limas. Fungsi gedung tersebut sebagai gedung penyelamat dan pengaman
benda-benda archeologis.
Sebagian besar benda-benda
peninggalan purbakala tersebut
dimasukkan di dalam gedung. Yang lain
ditempatkan berpencar-pencar sebagai
hiasan Taman Hiburan Tirtoyoso
(sumber air yang dibudidayakan). Kasi
Kebudayaan berpendapat potensi di
Tirtoyoso dapat upayakan
pengembangannya. Maka berbagai cara ditempuh untuk mengundang pihak agar
dapat membantu berdirinya Museum Daerah.
Gambar 2. Replika Arca Airlangga
Sumber : Foto Pribadi

Gambar 3. Museum Tirtoyoso
Sumber : http//sebuah-dongeng.blogspot.com

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

5
Bapak Walikotamadya tanggap dan mendukung fasilitas untuk kelancaran proses
pendirian Museum. Terbitlah Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat
II Kediri tanggal 30 Agustus 1982 Nomer 188.45/119A/441-12/1982 tentang
pengukuhan Museum Daerah dengan Nama Museum Tirtoyoso (sesuai dengan lokasi
tempat museum). Dalam Surat Keputusan tersebut dijabarkan Museum Tirtoyoso
berstatus milik Pemerintah Daerah, dengan segala konsekuensinya. Sedang
pengelolaan teknis diserahkan kepada Kandep Dikbud Kotamadya Kediri Seksi
Kebudayaan (terlampir : buku panduan Museum Airlangga).

1.2.1.b Awal Mula Museum Airlangga
Berdasarkan RIK no. 211982 tahun 1991 tentang penyesuaian wilayah
administrasi di Kota Kediri maka obyek pariwisata dikembangkan ke arah Barat
Sungai Brantas. Didahului dengan peninjauan lapangan oleh pihak-pihak yang
berkait secara terpadu dan melalui rapat terpadu, antara Pemda Tk. II Kodya
Kediri, DepDikBud Kodya Kediri, Perhutani, Polresta 1041 dan PT Surya Wisata
diputuskan lokasi baru yang akan digunakan membangun Museum adalah di
kawasan Gunung Klotok, dekat Goa Selomangleng di Dukuh Boro Desa Pojok,
Kecamatan Mojoroto, Kodya Kediri dengan luas
area 6670 m2.
Museum baru diberi nama Museum
Airlangga Kotamadya Kediri yang diresmikan
bulan Januari 1992. Dimulailah pemindahan
Museum Tirtoyoso ke Museum Airlangga sejak
tanggal 20 Nopember 1991 sampai dengan 31
Desember 1991, dengan sekaligus penataannya, oleh sebuah Tim Pemindahan
Museum atas kerja sama antara Pemda Tk. II Kodya Kediri, KaKanWil DepDikBud
Propinsi Jatim beserta UPT nya, PT Surya Wisata dan Instansi lain yang terkait.
Sebagai pengelola yang menangani kepengurusan museum yang baru, ada
beberapa tugas yang perlu dilakukan pihak pengelola, antara lain :
Mengawali pemasaran di tempat baru
Membenahi administrasi Museum
Penyempumaan Status Museum
Pertanggungjawaban kepada Pejabat dan instansi yang berwenang.
Gambar 4. Museum Airlangga
Sumber : foto pribadi

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

6
Museum Airlangga sendiri hanya terdiri dari satu ruangan besar. Koleksi
Museum Airlangga sendiri lumayan banyak, antara lain : (terlampir : Daftar Pengunjung
Museum Airlangga 2013-2014)

Sayangnya, walaupun memiliki banyak benda koleksi, kebanyakan dan
hampir semua koleksinya minim informasi serta sangat kurang dalam penjelasan
tempat diketemukannya benda benda cagar budaya tersebut dan hanya sebatas
keterangan definisi benda koleksi tersebut. Yang ada tulisan asal muasalnya
hanyalah fragmen batu candi berupa hiasan suluran tanaman yang berasal dari
Dusun Kedaton, Desa Lirboyo dan bata kuno yang diketemukan di Dusun
Botolengket, Desa Bujel. Juga banyak prasasti dan batu berangka tahun yang
tidak ada penjelasannya tentang isi prasasti maupun tahun yang terukir pada batu
angka tahun tersebut. Selain di dalam gedung, beberapa arca, yoni dan
jambangan batu di letakkan di taman di luar gedung. Peletakkan disini kurang
tepat karena membuat benda benda tersebut rawan dicuri serta berlumut disana
sini saat musim hujan tiba.

Jika kebanyakan museum libur pada hari Senin, hal itu tidak berlaku pada
Museum Airlangga. Pada awalnya, memang hari Senin museum libur, tapi
mengingat ramainya kunjungan ke Selomangleng pada hari Minggunya dan
banyaknya sampah pengunjung yang bertumpuk pada Senin harinya, maka
diputuskanlah untuk tetap membuka museum pada hari Senin serta untuk bersih
bersih area sekitar museum. Sebagai gantinya, museum tutup pada hari Jumat.
Museum Airlangga sendiri buka pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB.

Walau memiliki banyak benda cagar budaya yang penting, namun hal itu
berbanding terbalik dengan kondisi museum. Museum Airlangga yang dijaga dua
orang, kondisinya sangat menyedihkan. Bagian langit langit museum rusak dan
jebol disana sini serta bocor pada musim penghujan. Walau menyandang gelar
sebagai Museum teramai Kedua di Jawa Timur, kenyataannya Museum Airlangga
benar benar sepi dan hanya ramai pada hari hari libur saja, terutama hari
Minggu.




Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

7
1.2.2 Kondisi Tapak dan Lingkungan Eksisting
Museum Airlangga berada di dalam kawasan tempat Wisata
Selomangleng yang terpadu dengan Goa Selomangleng, Taman Air
Selomangleng, Jogging Area Lebak Tumpang dan Pura Penataran Agung
Kilisuci. Lokasi ini merupakan lokasi yang strategis dari letak Museum
Airlangga yang berada tepat di tengah kawasan tersebut yang pasti dilalui
oleh pengunjung yang datang ke lokasi Wisata Selomangleng.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kediri tahun 2011
2030, Museum Airlangga yang berlokasi di Jalan Selomangleng ini
merupakan jalan Lokal primer yang dikhususkan untuk tempat Wisata
Selomangleng. Oleh karena itu jalan ini menjadi satu-satunya akses untuk
masuk ke Museum Airlangga. Museum Airlangga direncanakan akan
dikembangkan menjadi museum wisata yang mengusung tema
kebudayaan sesuai dengan Visi Misi Kota Kediri
Berikut gambar tapak dalam konteks kota :
.










Gambar 5. Peta sebagian Kota Kediri (yang dilingkasi merupakan range Museum Airlangga)
Sumber : google earth

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

8











Berikut gambar jarak dan arah Museum Airlangga dari landmark sekitar Kota Kediri :

Gambar 8. Museum airlangga stadion brawijaya = 5.3 km / 12 menit
Sumber : http//www.maps.google.com

Gambar 9. Museum airlangga terminal kediri = 4.2 km / 7 menit
Sumber : http//www.maps.google.com

Gambar 10. Museum airlangga satsiun Kediri = 4.4 km / 9 menit
Sumber : http//www.maps.google.com

Berikut gambar tapak dalam konteks koridor
jalan :
Berikut gambar tapak dalam skala proposional :
Gambar 6. Museum Airlangga dan koridor jalan
Sumber : http//www.wikimapia.com

Gambar 7. Museum Airlangga dan kawasan sekitar
Sumber : http//www.wikimapia.com

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

9
1.2.3 Kondisi Topografi dan Geografis
1.2.3.a Kawasan secara makro khususnya Kota Kediri
Secara geografis wilayah Kota Kediri terletak diantara 11115 11203
Bujur Timur dan 745 755 Lintang Selatan, terbelah oleh Sungai Brantas
yang mengalir sepanjang 7 Km dari selatan ke utara menjadi dua wilayah yaitu
barat sungai dan timur sungai. Total daratan Kota Kediri seluas 63,40 Km
2
,
Posisi Kota Kediri sangat strategis mengingat terletak di jalur lintasan
Surabaya-Tulungagung, Blitar-Nganjuk dan Kabupaten Kediri-Nganjuk.
Sehingga Kota Kediri dapat diibaratkan sebagai kuning telor pada telur ceplok,
artinya Kota Kediri menjadi point of interest atau pusat pertumbuhan bagi
daerah hinterlandnya. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan
Banyakan dan Semen, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Wates
dan Gurah, sebelah utara berbatasan dengan Kec. Gampengrejo dan sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Kandat dan Ngadiluwih.
Kota Kediri merupakan satu dari 2 daerah di Provinsi Jawa Timur yang
memiliki gunung, yaitu gunung Klotok dan Maskumambang. Berdasarkan
ketinggiannya, Kota Kediri dapat dibagi menjadi :
1) Wilayah Tanah Usaha Utama I c (WTUU Ic), dengan ketinggian 63-100 m di
atas permukaan laut seluas 5.083 Ha (80,17%).
2) Wilayah Tanah Usaha Utama I d (WTUU Id), dengan ketinggian 100500 m
dari permukaan laut seluas 1.257 Ha (18,83%).
Hal ini berarti mayoritas ketinggian wilayah Kota Kediri 80,17% berada
pada ketinggian 63-100 m dari permukaan laut yang terletak sepanjang sisi kiri
dan kanan Kali Brantas. Sedangkan wilayah tanah usaha I d terdapat di ujung
sebelah barat dan sebelah timur Kota Kediri yaitu di sebelah Kelurahan Pojok,
Sukorame, dan Gayam sedang di sebelah timur adalah Kelurahan Tempurejo,
Bawang dan Ketami.
Untuk kemiringan, sebagian besar wilayah Kota Kediri merupakan
dataran rendah dengan lereng antara 0 2% seluas 5,737 Ha atau
90,49%.Kondisi topografi wilayah relatif datar, yaitu pada kelerengan antara 0
s/d 40%. Ketinggian antara 1540% berada di kawasan Gunung
Maskumambang dan Gunung Klotok di bagian barat Kecamatan Mojoroto.
Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

10
Untuk Kecamatan Kota kondisi topografinya mayoritas berada pada
kelerengan 0-2%.Untuk Kecamatan Pesantren kondisi topografi wilayah relatif
datar, yaitu pada kelerengan antara 0 s/d 15%. Walaupun wilayah Kota Kediri
memiliki kontur berbukit, hampir seluruh wilayah Kecamatan Pesantren berada
pada kelerengan 02% atau dengan kata lain berada pada wilayah lembah.
Wilayah Kecamatan Pesantren berada pada ketinggian lebih kurang 67 meter
dpl (terlampir : www.bappedakediri.go.id ,16 September 2014),
kota kediri secara geografis
letak 11115 11203 Bujur Timur dan 745 755
Lintang Selatan
panjang sungai
7 km
luas daratan
63,4 km2
posisi
utara = Kecamatan Gampengrejo
selatan = Kecamatan Kandat dan Ngadiluwih
barat = Kecamatan Banyakan
timur = Kecamatan Wates
jalur
perdagangan
jalur Surabaya - Tulungagung
Jalur Blitar Nganjuk
Jalur Kab. Kediri - Nganjuk
gunung yang ada
gunung Maskumambang
gunung Klotok
ketinggian Wilayah Tanah Usaha Utama I c (WTUU Ic), dengan
ketinggian 63-100 m di atas permukaan laut seluas
5.083 Ha (80,17%).
Wilayah Tanah Usaha Utama I d (WTUU Id), dengan
ketinggian 100500 m dari permukaan laut seluas
1.257 Ha (18,83%).
kemiringan
90,49 % di dataran rendah dengan lereng antara 0 - 2
%
daerah lereng dengan kemiringan antara 0 -40 %

daerah kawasan gunung Klotok dan gunung
Maskumambang antara 15 -40 %







Tabel 2. Geografis Kota Kediri
Sumber : Badan Pembangunan Daerah

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

11
1.2.3.b Kawasan secara mikro khususnya Museum Airlangga









Luas lahan ini : 6.670 m dengan rincian 108 m x 61.76 m. Bangunan terdiri dari
bangunan utama 2 bangunan dan 14 bangunan sarana pendukung












Pada eksisiting tapak, sudah terdapat bangunan lama beserta sarana prasarana
di dalamanya namun kondisinya kurang terawat. Lokasi tapak berada pada
074826.5S 1115825.5E dan berdampingan dengan daerah pariwisata. Tapak
berada di kawasan wisata yang berbatasan dengan :
Utara : Parkiran dan Bukit Makan Bonolono
Timur : Pura Penataran Agung Kilisuci
Selatan : Taman Air Selomangleng
Barat : Goa Selomangleng
Gambar 11. Lokasi tapak dengan satelit
Sumber : http://www.wikimapia.com

U
Gambar 12. Lokasi tapak dengan kawasannya
Sumber : http://www.wikimapia.com

U
Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

12
Gambar 13. Site Plan Museum Airlangga
Sumber : Sketchup 11

A
C
D
E
F G H

B
I J
K
L
M
Legenda :
A. Pameran arkeologi
B. Pameran barang seni
C. Kepala Kantor dan Sub
Bagian Tata Usaha
D. Gazebo
E. Sasana Goa Padedean
F. R. Genset
G. Parkir
H. R. Pemberdayaan
I. R. Kantor
J. R. Perencanaan dan
Pemeliharaan
K. Musholla
L. Pos Satpam
M. R. Pameran Luar
N. R. Istirahat
O. KM / WC

N O
Museum Airlangga secara geografis dan astronomis
letak
074826.5S 1115825.5E
Luas lokasi
6670 m
ukuran
108 m x 61,76 m
posisi
utara = parkiran dan makan bonolono
selatan = Taman Air Selomangleng
barat = Goa Selomangleng
timur = Pura Penataran Agung Kilisuci
jalur ke tapak
Dari timur lewat Jalan Selomangleng
Dari selatan lewat Jongging Track Lebak Tumpang
Dari utara lewat KODIM Brawijaya
Gunung dan
bukit yang ada
Bukit Bonolono
gunung Klotok
ketinggian
Daerah timur ketinggian 63-100 m di atas permukaan
laut
Daerah barat ketinggian 100-500 m di atas
permukaan laut
Suhu Suhu antara 26 30 celcius
kelembaban Antara 50 80 %


Lokasi Museum Airlangga sudah terdapat bangunan-bangunan lama yang
sebagian besar kurang berfungsi secara maksimal bahkan adapula yang rusak berat
dan tidak berfungsi sama sekali. Berikut ini letak lokasi bangunan yang ada di Museum
Airlangga :






U
Tabel 3. Geografis Museum Airlangga
Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

13
Di sekitar bangunan Museum Airlangga, banyak terdapat wisata yang saling
terhubung dan mempunyai korelasi tema dan konsep dalam penataannya. Sehingga
muka wajah bangunan disekitar museum hampir sama satu sam lain. Berikut ini
penunjukan gambar sekitar Museum Airlangga :






Gambar 14. Tampak depan dari arah
barat daya
Sumber : foto pribadi

Gambar 15. Tampak depan dari arah
selatan
Sumber : foto pribadi

Gambar 16. Tampak depan dari arah
tenggara
Sumber : foto pribadi

Gambar 18. Tampak depan kawasan sekitar
tapak sebelah barat daya
Sumber : foto pribadi

Gambar 19. Tampak depan kawasan sekitar
tapak sebelah tenggara
Sumber : foto pribadi

Gambar 20. Tampak depan kawasan sekitar
tapak sebelah selatan
Sumber : foto pribadi

A
B
C
C
A
B
Gambar 17. Penujukan arah
pengambilan gambar
Sumber : google earth

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

14
Tapak berada di kawasan Wisata Selomangleng tepatnya berada di antara lereng
Gunung Klotok dan Bukit Maskumambang. Tapak juga berada di daerah berkontur
namun tidak terlalau curam karena lokasi yang dulunya sudah diolah menjadi datar pada
saat awal membangun Museum Airlangga. Berikut gambar kontur daerah Museum
Airlangga :
Gambar 21. Gambar kontur tapak dari utara ke selatan
Sumber : Sketchup

Gambar 22. Gambar kontur tapak dari barat ke timur
Sumber : Sketchup

Gambar 23. Gambar kontur tapak secara diagoanl
Sumber : Sketchup

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

15
1.2.4 Kondisi Bangunan Eksisting (redesain)







Jenis Vegetasi yang ada :
Pohon bertajuk tinggi : 29 buah
Pohon bertajuk lebar : 3 buah
Tanaman hias : 54 m2
Rumput : banyak
Pohon cemara : 14 buah
Pohon mangga : 6 buah
Pohon jambu : 1 buah
Pohon palem : 19 buah

Legenda :
1. Pameran arkeologi
2. Pameran barang seni
3. Kepala Kantor dan
Sub Bagian Tata
Usaha
4. Gazebo
5. Sasana Goa Padedean
6. R. Genset
7. Parkir
8. R. Pemberdayaan
9. R. Kantor
10. R. Perencanaan dan
Pemeliharaan
11. Musholla
12. Pos Satpam
13. R. Pameran Luar
14. R. Istirahat
Gambar 24. Gambar Site Plan 3D beserta Foto Lokasi
Sumber : Sketchup dan foto pribadi

1
2
3
4
5
6
7 8
12
11
13
10 9 14
Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

16

Nama Fungsi Foto Gambar Denah
1. Pameran
arkeologi
Sebagai media
memamerkan
benda-benda
arkeologi

2. Pameran
barang seni
Sebagai media
memamerkan
benda-benda seni
jaman dahulu

3. Kepala
Kantor dan
Sub Bagian
Tata Usaha
Pengelola dan
pengatur
manajemen
museum

4. Gazebo Ruang istirahat
tamu dalam
kawasan museum

5. Sasana Goa
Padedean
Ruang pertemuan
para tamu
kunjungan

6. R. Genset Tempat
menyimpan
genset dan tempat
mengoperasikann
ya

7. Parkir Mamarkir
kendaraan
pengelola dan
tamu

Gambar 25. Site plan Museum Airlangga
Sumber : Sketchup

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

17

8. R.
Pemberdayaa
n
Tempat
pemberdayaan
dan pengkaryaan
benda arkeologi

9. R. Kantor Ruang pengelola
utama menyusun
strategi museum

10. R.
Perencanaan
dan
Pemeliharaan
Temapt menyusun
kegiatan museum
dan memelihara
benda arkeologi

11. Musholla Area dimana
pengelola dan
pengunjung dapat
beribadah

12. Pos Satpam Ruang satpam
menjaga kawasan
museum

13. R. Pameran
Luar
Ruang dimana
benda arkeologi
dipajang di luar

14. R. Istirahat Ruang dimana
pengelola dapat
beristiraha

Tabel 4. Ukuran dan foto lokasi bangunan
Sumber : survey pribadi

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

18
Kondisi bangunan yang masih ada





























Gambar 30. Sasana Goa Padedean
Sumber : Foto Pribadi
Tembok : ada bagian yang lubang dan cat yang terkelupas
Plafond : ada beberapa plafond yang berlubang
Lantai : ada beberapa bagian yang using dan retak
Beton : mulai menua karena umur bangunan
Atap : atap tanah liat mulai menghitam dan berlubang pada beberapa bagian
Instalansi : lampu ada yang hitang dan tak berfungsi
Kusen, pintu, jendela : mulai keropos dan tak terawat
Barang di dalamnya : hanya ada sofa-sofa yang kotor dan tak terurus
Tembok : beberapa bagian mengalami keretakan dan cat yang terkelupas
Plafond : pada bagian dalam dan teras mengalami lubang besar dan bocor
Lantai : lantai masih terlihat bagus hanya mengalami keretakan pada bagian luar
Beton : kondisi beton bangunan yang sudah tua karena udah berumur 22 tahun
Atap : masih bagus tapi kurang terawat
Instalansi : beberapa lampu hilang dan tidak ada pengaman khusus
Kusen, pintu, jendela : pada bagian kayu sudah mengalami apus dan keropos
Barang di dalamnya : ada beberapa koleksi yang tidak terurus dan terlindungi

Gambar 27. Pameran Barang Seni
Sumber : Foto Pribadi

Tembok : masih bagus dan cukup terawat
Plafond : terbuat dari beton dan tidak mengalami kebocoran
Lantai : masih terawatt dengan baik
Beton : masih berumur 10 tahun sehingga masih baik
Atap : karena terbuat dari plat beton jadi masih bagus dan tak bocor
Instalansi : masih lengkap hanya tidak ada pengamanan khusus
Kusen, pintu, jendela : dalam kondisi fisik yang bagus dari dari steel
Barang di dalamnya : terawatt dengan baik karena perawatan yang mudah

Gambar 28. K. Kepala dan Subbag TU
Sumber : Foto Pribadi
Tembok : dalam kondisi bagus namun ada cat yang terkelupas pada beberapa bagian
Plafond : masih utuh dengan bahan eternit gypsum
Lantai : ada beberapa patahan di bagian dalam
Beton : beton masih bagus karena beban yang tidak terlalu besar
Atap : genting ada beberapa yang retak
Instalansi : ada beberapa lamu yang mati dan air tak mengalir
Kusen, pintu, jendela : kayu mulai keropos dan cat terkelupas
Barang di dalamnya : perlengkapan kantor lengkap, namun jarang digunakan

Tembok : -
Plafond : karena terbuat dari papan triplek, ada beberapa bagian ada yang terkelupas
Lantai : masih dalam kondisi bagus dengan ornament naganya
Beton : dalam kondisi bagus
Atap : genting sirap mulai menua dan keropos
Instalansi : lampu gazebo masih ada namun lampu taman tak ada
Kusen, pintu, jendela : -
Barang di dalamnya : -

Gambar 29. Gazebo
Sumber : Foto Pribadi

Gambar 31. R. Genset
Sumber : Foto Pribadi
Tembok : cat mulai using dan terkelupas
Plafond :
Lantai :
Beton :
Atap :
Instalansi :
Kusen, pintu, jendela : pintu keropos dan ada lubang pada bagian bawah pintu
Barang di dalamnya : pompa air dan genset tidak ada
hanya terbuat dari plester acian sehingga mulai retak-retak

Gambar 26. Pameran Arkeologi
Sumber : Foto Pribadi

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

19

Gambar 32. Parkir
Sumber : Foto Pribadi
Tembok : -
Plafond : -
Lantai : hanya terbuat dari plester acian sehingga mulai retak-retak
Beton : -
Atap : terbuat dari seng gelombang dan mulai berkarat semua
Instalansi : tidak ada penerangan
Kusen, pintu, jendela : -
Barang di dalamnya : -

Gambar 33. Pemberdayaan
Sumber : Foto Pribadi
Tembok : masih dalam kondisi baik namun ada bagian yang retak
Plafond : ada beberapa bagian yang retak
Lantai : kondisi bagus
Beton : masih cukup kuat tapi sudah berumur 20 tahun
Atap : genteng mulai menua dan menghitam
Instalansi : lampu hilang dan iar tak mengalir
Kusen, pintu, jendela : mulai mengalami keropos
Barang di dalamnya : peralatan kantor dan dapur

Gambar 37. Pos Satpam
Sumber : Foto Pribadi
Tembok : masih bagus namun ada retakan
Plafond : masih bagus namun mulai mengalami jamuran
Lantai : ada retakan dibeberapa bagian
Beton : muali menua dan tidak kuat
Atap : genteng menghitam dan ada beberaa lubang
Instalansi : penerangan dan air menyala
Kusen, pintu, jendela : masih kondisi bagus namun ada sedikit keropos
Barang di dalamnya : perlengkapan pengaman dan TV masih bagus

Tembok : masih bagus namun ada retakan
Plafond : masih bagus namun mulai mengalami jamuran
Lantai : ada retakan dan kusam
Beton : mulai menua dan tidak kuat karena umur
Atap : genteng menghitam dan ada beberapa lubang
Instalansi : penerangan dan air tidak menyala
Kusen, pintu, jendela : masih kondisi bagus namun ada sedikit keropos
Barang di dalamnya : perlengkapan kantor dan kamar mandi

Gambar 34. R. kantor
Sumber : Foto Pribadi
Gambar 36. Mushola
Sumber : Foto Pribadi
Gambar 35. R. Perencanaaan
Sumber : Foto Pribadi
Tembok : masih bagus namun ada retakan
Plafond : mulai berlubang dan berjamur
Lantai : ada retakan dan hilang
Beton : mulai menua dan tidak kuat karena umur
Atap : genteng menghitam dan ada beberapa lubang
Instalansi : penerangan dan air tidak menyala
Kusen, pintu, jendela : masih kondisi bagus namun kusam
Barang di dalamnya : perlengkapan kantor

Tembok : masih bagus namun ada retakan
Plafond : mulai berlubang
Lantai : ada retakan dan kusam
Beton : mulai menua dan tidak kuat karena umur
Atap : genteng menghitam
Instalansi : penerangan dan air menyala
Kusen, pintu, jendela : masih kondisi bagus namun ada sedikit keropos
Barang di dalamnya : alat shalat dan lemari kecil







:
Plafond :
Lantai :
Beton :
Kusen, pintu, jendela :
Atap :
Barang di dalamnya :
Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

20

Gambar 39. R. Istirahat
Sumber : Foto Pribadi
Tembok : dalam kondisi retak,tak terawat dan cat terkelupas
Plafond : banyak mengalami lubang di beberapa bagian
Lantai : mulai kusam dan retak pada bagian luar
Beton : mulai menua dan retak
Atap : genteng mulai menua dan menghitam
Instalansi : penerangan dan air bersih tidak berfungsi
Kusen, pintu, jendela : muali keropos dan cat mengelupas
Barang di dalamnya : tidak ada

Gambar 38. Area Pameran Luar
Sumber : Foto Pribadi
Tembok : -
Plafond : -
Lantai : terbuat dari tanah dan hanya jalan saja yang ter paving,
Beton : -
Atap : -
Instalansi : lampu taman dan lampu hias tidak ada
Kusen, pintu, jendela : -
Barang di dalamnya : pedestal barang arkelogi mulai berkarat dan usang

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

21
BAB II
PROGRAM UMUM
2.1 Rencana Pengembangan/Pembangunan
Sesuai Misi Penataan Ruang Kota Kediri pada pasal 3 BAB II RTRW kota Kediri
2011-2030 yang menyatakan :
a. Mewujudkan Pengembangan Pusat Kegiatan Industri, Jasa, Perdagangan,
Pendidikan dan Pariwisata;
b. Mewujudkan Penyediaan Prasarana Wilayah yang mendukung investasi
produktif; dan
c. Mewujudkan Lingkungan yang Mendukung Pembangunan Berkelanjutan
maka daerah Kota Kediri tepatnya wilayah Selomangleng direncanakan oleh
pemerintah kota Kediri sebagai wilayah wisata alam dan budaya salah satunya Museum
Airlangga yang masuk didalamnya. Konsep Museum Airlangga akan disesuaikan
dengan konsep tempat wisata Selomangleng yang bertemakan alam dan budaya untuk
menunjang misi Kota Kediri. Area Museum Airlangga sudah ada dan masuk dalam
rencana RTRW Kota Kediri tahun 2011-2030. Wilayah ini sudah ada akses jalan masuk
dan bertempat tepat ditengah kawasan Wisata Selomangleng.
Museum Airlangga akan menjadi satu-satunya museum arkeologi di Kota Kediri
bahkan di Jawa Timur yang akan menjadi pusat penelitian, pendidikan, wisata dan
kebudayaan. Bangunan yang nantinya terdiri dari 2 atau lebih bangunan dimana salah
satu bangunan akan dijadikan pusat pameran barang arkeologi. Berikut ini fungsi dan
ruangan yang dibutuhkan antara lain :
Fungsi Pameran dan Pengelolaan
1) Fungsi Pameran Barang Arkeologi
Barang arkeologi yang merupakan peninggalan satu-satunya yang masih
masih tersisa dari sejarah masa lampau. Melalui benda-benda ini masyarkat
zaman sekarang dapat mengetahui dan meneliti kehidupan masa lampau.
Melalui media museum, hal tersebut dapat terwujud karena peran museum
sebagai media penyaji benda-benda arkeolgi tersebut dengan fungsinya sebagai
fasititas pameran barang arkeologi.


Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

22
2) Fungsi Pemeliharaan
Benda-benda arkeologi merupakan benda-benda peninggalan zaman
kerajaan ataupun prasejarah yang mempunyai andil dalam menyampaikan
kehidupan masa lalu ke zaman sekarang. Karena usia yang begitu lama, makan
diperlukan perlakuan khusus dalam pemeliharaan dan perawatan benda-benda
arkeologi.
Dengan adanya museum ini, maka akan lebih memudahkan pemerintah
dan masyarakat sekitar dalam memelihara dan merawat benda-benda arkeologi
tersebut secara intens dan khusus.

3) Fungsi Keamanan
Benda arkeologi mempunyai nilai historis yang tinggi. Nilai historis ini yang
menentukan tinggi atau tidaknya nilai profit suatu benda arkeologi. Semakin tua
dan masih utuh benda tersebut, semakin mahal pula harga dari benda arkeologi
tersebut.
Museum harus memberikan keamanan yang ekstra dalam menjaga dan
mengawasi benda-benda arkeologi terutama benda-benda yang mempunyai niai
historis yang tinggi

Fungsi Pendidikan
Museum merupakan media pembelajaran yang baik bagi masyarakat. Tidak
hanya pelajar, masyarakat umum juga memerlukan museum unutk memperoleh
pelajaran hidup dari kehidupan zaman dahulu
Melalui media museum, masyarakat dapat terfasilitasi dengan mudah dalam
mempelajari, meneliti dan mengkaji benda-benda arkeologi yang sudah ada.
Bahkan sekarang benda-benda tersebut telah diterjemahkan dan diartikan secara
mudah kedalam Bahasa sekarang agar mudah dimengerti untuk dipelajari lebih
dalam

Fungsi Wisata
Menjadikan museum yang dapat membawa kesan wisata sesuai misi Kota
Kediri. Hal ini diuraikan dalam RTRW Kota Kediri Tahun 2011-2030 bab Visi dan
Misi kota. Oleh karena itu fungsi wisata akan menjadi daya Tarik tersendiri bagi
wisatawan local dan asing unutk mengunjungi Museum Airlangga.



Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

23
Fungsi Kebudayaan
1) Kesenian
Kesenian merupakan ilmu yang mempelajari tentang keindahan. Hal ini
akan diterapkan dalam museum tepatnya pada muka bangunan yang akan
menerapkan seni masa kini tanpa meninggalkan budaya masa lalu yang kental
dengan museum tersebut.
2) Pertunjukan
Pertunjukan akan menjadi daya tari tersendiri dalam memikat
pengunjung untuk hadir dan menikmati pertunjukan yang ada. Pertunjukan ini
akan dikemas dalam bentuk modern dan media masa kini namun menyuguhkan
pertunjukan-pertunjukan atau cerita masa lampau.

Berdasarkan fungsi-fungsi yang telah dipaparkan diatas, fungsi utama dari
Museum Airlangga adalah fungsi pameran barang arkeologi yang mewadahi kegiatan
perawatan, keamanan dan pameran benda-benda arkeologi. Adapun fungsi-fungsi
pendukung dari fungsi utama ialah sebagai berikut :
FRONT
OF
THE
HOUSE
Fungsi Primer Fungsi Sekunder Fungsi Tersier
Pameran Barang
Arkeologi
Pendidikan Kebudayaan dan Wisata
Pameran
Mengadakan
acara besar
Sarana
informasi
Reception
area
Pembayaran
Study Guide
Tempat belajar
Tempat istirahat

Refreshing
Pertunjukan
kesenian
Area bersama
alam
BACK
OF
THE
HOUSE
Pengelolaan Pemeliharaan dan Keamanan
Sirkulasi
Penyimpaan
Pelayanan
tamu
Pelayanan
karyawan-
pegawai
Keamanan benda arkeologi
Pengelolahan-
pemeliharaaan bangunan
dan benda arkeologi





Tabel 5. Fungsi bangunan
Sumber : analisis

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

24
2.2 Program Ruang
Sebuah museum harus memiliki organisasi dan tenaga ahli di dalam pengelolaan
dan pengendalian museum secara global. Dalam Museum Airlangga akan adanya
penambahan sub pengelolaan karena diseuaikan dengan fungsi yang akan diwadahi
berdasarkan kebutuhan dan misi kota Kediri.
Dengan berdasarkan Studi Komparasi Museum Trowulan di Mojokerto, analisis
pelaku dan aktivitas sebagai berikut :
Pelaku kegiatan Kegiatan Kebutuhan
Ruang
Perilku
Pelaku Jenis
Pelaku
Pengunjung Umum
(Wisatawan
Asing dan
Lokal)
Melihat-lihat
benda
arkeologi
Belanja
Shalat
Makan
Istirahat
Foto-foto
Bermain
R. pamer
Shopping Area
Mushola
Caffe and
resto
Rest Area
Taman
Bermain
Entrance hall
Berbelanja
Jalan-jalan
Foto-foto
Buang sampah
Makan
Komunikasi
Beribadah
bermain
Peserta
Didik (SD,
SMP,
SMA,dan
mahasiswa)
Melihat-lihat
benda arkeologi
dan buku
Belanja
Shalat
Makan
Istirahat
Foto-foto
Bermain
Wawancara
Mencatat
sejarah
R. pamer
Shopping
Area
Mushola
Caffe and
resto
Rest Area
Taman
Bermain
Retail shop
Entrance hall
R. multimedia
Bookstore
Berbelanja
Jalan-jalan
Foto-foto
Buang sampah
Makan
Komunikasi
Beribadah
Bermain
Mencatat
Membaca
bertanya
Pengelola

pengelola
kantor
bekerja
shalat
makan
istirahat
rapat
menjamu
tamu
memberi info
merencanakan
kegiatan
kantor
receptionist
area
sarana info
r. rapat
toilet
lobby
r. pameran
Mushola
Caffe and
resto
duduk
bertanya
membaca
makan
buang
sampah
komunikasi
beribadah
Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

25
pengelola
MEE dan
Security
Asset
bekerja
memantau
menjaga
merencanakan
pasokan
memeriksa
kondisi MEE
merawat benda
arkeologi
mengecek
merakit
shalat
makan
istirahat
rapat
R. MEE
R. perawatan
R.
pengecekan
R.
penyimpanan
R. perakitan
R.
pemantauan
Kantor
Mushola
Caffe and
resto
Rest Area
duduk
bertanya
membaca
makan
buang
sampah
komunikasi
beribadah

Perkiraan jumlah anggota pengelola Museum Airlangga ini sebagai berikut :
NO JABATAN JUMLAH
1 Kepala Museum 1
Wakil Kepala Museum 1
2 Kepala Subbag Tata Usaha 1
Staff Tata Usaha 2
Kepala Administrasi 1
Sekretaris Administrasi 1
Staff Administrasi 3
Kepala Perpustakaan 1
Staff Perpustakaan 2
Kepala Keuangan (Bendahara Museum) 1
Staff Keuangan 3
Kepala Rumah Tangga 1
Staff Rumah Tangga 2
Kepala Dokumentasi 1
Staff Dokumentasi 1
3 Kepala Seksi Tenaga Teknis 1
Kepala Seksi Kebudayaan 1
Tim Penyelenggara Event 5
Staff Pengelola 2
Kepala Seksi Kolekssi Dan Pameran 1
Staff Akomodasi 3
Staff Pameran 2
Tabel 6. Aktifitas, pelaku dan kebutuhan ruang
Sumber : analisis

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

26
Kepala Seksi Konservasi Dan Preparasi 1
Staff Teknisi Pengamanan 4
Staff Teknisi Perawatan 3
Kepala Seksi Bimbingan Dan Edukasi 1
Staff Teknisi 2
Staff Kurikulum 2
Kepala Seksi Pariwisata 1
Staff Teknisi 2
Pengelola Caf Dan Resto 6
4 Kepala Seksi Pengembangan Proyek 1
Kepala Fasilitas Penunjang 1
Staff Pengembangan Proyek 4
Jumlah Anggota 65


Analisis besaran ruang Museum Airlangga bagian entrance sebagai berikut :
NAMA
RUANG
KAPASITA
S
STAN
DAR
T
KETERANGAN PERHITUNGAN
LUASA
N
(m)
R. pameran
Pameran
batu-batuan
SB :
Proye
k
Serup
a
Pengamatan 1 sisi
@ 3 m

Pengamatan 1 sisi
@ 9 m
43 x 3 = 129

71 x 9 = 639
768

Galeri benda
seni
SB :
Proye
k
Serup
a
Pengamatan 1 sisi
@ 3 m

Pengamatan 1 sisi
@ 9 m
18 x 3 = 54

15 x 9 = 135
189
R.
multimedia
200 kursi ASM
200 kursi / studio
@ 15 x 19
15 x 19 285
Entrance
Hall
900 NAD 1-5 m / orang

Waktu kedatangan
15 -30 menit
Jumlah
pengunjung per
30 menit = 38
orang
Jumlah
pengunjung pada
jam puncak =100
250
Loket 3 ruang NAD 5 m/ loket 3 x 5 15
R. sarana
Informasi
1 ruang NAD 5.5 -7.5 m / orang 1 x 7.5 7.5
lobby 30% x 900 =
270
HS 0.14 0.19 /s 0.16 x 270 43.2
Reseptionist
area
2 NAD 0.03 / orang 0.15 x 900 27
Toilet

Asumsi : CCEF 0.06 0.06 x 450

27

Tabel 7. Jumlah pelaku pengelola
Sumber : analisis

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

27
50% pria =
450
50% wanita
= 450
0.06 x 450 27
mushola Menampung
40 orang
ASM 2 m @ orang 40 x 2 80
sirkulasi 30 % luas 30 % x 1718.7 515.61
Jumlah luasan 2234.31


Analisis besaran ruang Museum Airlangga bagian kantor pengelola sebagai
berikut :
NAMA RUANG
KAPAS
ITAS
STAN
DART
KETERANGAN PERHITUNGAN
LUASA
N
(m)
Kepala Museum 1 BAER 12 -20 m / orang 20
Wakil Kepala
Museum
1 BAER 12 -20 m / orang 15
Kepala Subbag
Tata Usaha
1 BAER 12 -20 m / orang 15
Staff Tata
Usaha
2 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 2 11
Kepala
Administrasi
1 PAH 12 -15 m / orang 12
Sekretaris
Administrasi
1 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 1 5.5
Staff
Administrasi
3 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 3 16.5
Kepala
Perpustakaan
1 PAH 12 -15 m / orang 12
Staff
Perpustakaa
n
2 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 2 11
Kepala
Keuangan
(Bendahara
Museum)
1 PAH 12 -15 m / orang 12
Staff
Keuangan
3 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 3 16.5
Kepala
Rumah
Tangga
1 PAH 12 -15 m / orang 12
Staff Rumah
Tangga
2 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 2 11
Kepala
Dokumentasi
1 PAH 12 -15 m / orang 12
Staff
Dokumentasi
1 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 1 5.5
Kepala Seksi
Tenaga Teknis
1 BAER 12 -20 m / orang 15
Tabel 8. Analisis besaran ruang bagian entrance
Sumber : analisis

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

28
Kepala Seksi
Kebudayaan
1 PAH 12 -15 m / orang 12
Tim
Penyelengga
ra Event
5 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 5 27.5
Staff
Pengelola
2 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 2 11
Kepala Seksi
Kolekssi Dan
Pameran
1 PAH 12 -15 m / orang 12
Staff
Akomodasi
3 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 3 16.5
Staff
Pameran
2 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 2 11
Kepala Seksi
Konservasi
Dan Preparasi
1 PAH 12 -15 m / orang 12
Staff Teknisi
Pengamana
n
4 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 4 22
Staff Teknisi
Perawatan
3 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 3 16.5
Kepala Seksi
Bimbingan
Dan Edukasi
1 PAH 12 -15 m / orang 12
Staff Teknisi 2 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 2 11
Staff
Kurikulum
2 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 2 11
Kepala Seksi
Pariwisata
1 PAH 12 -15 m / orang 12
Staff Teknisi 2 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 2 11
Pengelola
Caf Dan
Resto
6 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 6 33
Kepala Seksi
Pengembangan
Proyek
1 BAER 12 -20 m / orang 15
Kepala
Fasilitas
Penunjang
1 PAH 12 -15 m / orang 12
Staff
Pengemban
gan Proyek
4 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 4 22
kebersihan 6 NAD 5.5 -7.5 m / orang 5.5 x 6 33
Toilet

Asumsi
:
50%
pria =
50
50%
wanita
= 50
CCEF 0.06 0.12 x 50

0.12 x 50
6

6
Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

29
sirkulasi 30 %
luas
30 % x 526.5 157.95
Jumlah luasan 684.95


Analisis besaran ruang Museum Airlangga bagian pendidikan dan wisata sebagai
berikut :


Analisis besaran ruang Museum Airlangga bagian MEE dan security asset
sebagai berikut :
NAMA
RUANG
KAPASITAS
STAN
DART
KETERANGAN PERHITUNGAN
LUASA
N
(m)
Caf and
resto
Asumsi
melayani 10
%
pengunjung =
90
NAD 1.4 1.7 m / orang 1.7 x 90 153

counter 12 % R. Duduk 12 % x 153 18.4
pantry 15 % - 22% R.
Duduk
20 % x 153 30.6
Dapur 40 % R. Duduk 40 % x 153 61.2
Retail shop 4 unit ASM 12 m / unit 4 x 12 48
bookstore ASM 200
gudang 20 % Bookstore 20 % x 200 40
Toilet

Asumsi :
50% pria =
50
50% wanita =
50
CCEF 0.06 0.12 x 50

0.12 x 50
6

6
sirkulasi 30 % luas 30 % x 563.2 168.96
Jumlah luasan 732.16
NAMA
RUANG
KAPA
SITA
S
STANDAR
T
KETERANGAN PERHITUNGAN
LUASA
N
(m)
R. CCTV 1 ASM Berisi peralatan
pemantauan
3 x 4 12
R. Sensor
Keamanan
1 ASM Berisi peralatan
keamanan
3 x 4 12
R. Perawatan 1 ASM Berisi peralatan
perawatan
6 x 5 30
R.
pengecekan
1 ASM 6 x 4 24
R.
penyimpanan
1 ASM 6 x 5 30
R. kontrol
alat
1 ASM 4 x 6 24
Tabel 9. Analisis besaran ruang bagian pengelolaan
Sumber : analisis

Tabel 10. Analisis besaran ruang bagian pendidikan dan wisata
Sumber : analisis

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

30


Analisis besaran ruang Museum Airlangga bagian tempat parkir sebagai berikut :
















R.
assembling
1 ASM Berisi peralatan
perakitan
6 x 4 24
R. arkeologi
handling
1 ASM Berisi pengelola
khusus benda
arkeologi
6 x 4 24

Ruang
Pompa
1 ASM 3 x 4 12
Ruang Boiler 1 ASM 6 x 4 24
Ruang PLN 1 ASM 3 x 2 6
Ruang Trafo 1 ASM 3 x 2 6
Ruang
Genset
1 ASM 6 x 4 24
Ruang
Bahan Bakar
1 ASM 3 x 4

12
Ruang
Konsentrat
1 ASM 6 x 4 24
Ruang GWT 1 ASM 5 x 6 30
Ruang AC 1 ASM 6 x 4 24
Ruang AHE 1 ASM 4 x 6 24
sirkulasi 30 %
luas
30 % x 366 109.8
Jumlah luasan 475.8
JENIS
KENDARA
AN
STANDART
KETERANGAN
PERHITUNGAN
LUASAN
(m)
mobil Asumsi : 25 % x 500 =
125 orang
Asumsi : 1 mobil = 5
orang
1 mobil = 2.5
x 5 =12.5 m
(Perhitungan
parkir SNI)
Jumlah mobil = 125 / 5 =25
mobil
1 mobil = 12.5 m
312.5
motor Asumsi : 50 % x 500 =
250 orang
Asumsi : 1 motor = 2
orang
1 motor =
0.75 x 2 =1.5
m
(Perhitungan
parkir SNI)
Jumlah motor = 125 / 5 =73
motor
1 motor = 1.5 m
109.5
Bus Asumsi : 25 % x 500 =
125 orang
Asumsi : 1 bus = 65
orang
1 mobil = 3.4
x 12.5 =42.5
m
(Perhitungan
parkir SNI)
Jumlah bus = 125 / 65 = 2
bus
1 bus = 42.5 m
85
Jumlah luasan 507
Tabel 11. Analisis besaran ruang bagian MEE dan security asset
Sumber : analisis

Tabel 12. Analisis besaran ruang bagian tempat parkir
Sumber : analisis

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

31
Analisis besaran ruang Museum Airlangga secara total sebagai berikut :

No Fungsi Jumlah Luasan
(m2)
1 Bagian entrance 2234.31
2 Kantor pengelola 684.45
3 Pendidikan dan Wisata 732.16
4 MEE dan security asset 475.8
5 parkir 507
total 4633.72

Keterangan :
NAD : Neufert Architects Data
ASM : Asumsi
PAH : Planning The Architects Handbook
BAER : Building for Administration Entertainment and Recreative
HS : Building Planning and Design Standart
CCEF : Conference Convention and Exhibition Facilities

Analisis organisasi ruang makro secara horizontal di dalam Museum Airlangga
sebagai berikut :













Ruang
pameran
Entrance
Area
Ruang
multimedia
Ruang
pengelola
Ruang MEE
Ruang
Security
asset
Caf and
resto
Retail and
bookstore
Hubungan antar ruang dekat
Hubungan antar ruang jauh
Tabel 13. Analisis besaran ruang Museum Airlangga
Sumber : analisis

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

32
Analisis organisasi ruang makro secara horizontal di dalam Museum Airlangga
sebagai berikut :






Analisis persyaratan kuantitaif dan kualitatif Museum Airlangga bagian entrance
sebagai berikut :
NAMA
RUANG
PARAMETER
KETERANGAN
VIEW
PENCA
HAYAA
N
PENGH
AWAAN
KEBISIN
GAN
R. pameran AB B X
Butuh penghawaaan yang
khusus
R.
multimedia
X B B X Media visual yang memadai
Entrance
Hall
AB A
Loket X A A
R. sarana
Informasi
X A A X Dihindari dari daerah
kebisingan yang tinggi
lobby AB A
Reseptionist
area
X A A
Toilet X AB AB X


Analisis persyaratan kuantitaif dan kualitatif Museum Airlangga bagian kantor
pengelola sebagai berikut :
NAMA RUANG
PARAMETER
KETERANGAN VIE
W
PENCA
HAYAA
N
PENGH
AWAAN
KEBISIN
GAN
Kepala Museum AB A X
Wakil Kepala Museum AB A X
Kepala Subbag Tata
Usaha
AB A X
Staff Tata Usaha AB A X
Kepala Administrasi AB A X
Sekretaris
Administrasi
AB A X

Staff Administrasi AB A X
Lantai 2
Lantai 1
r. pameran Caf & resto
Retail &
bookstore
r. mutimedia
r. security
asset
Lantai
basement
Gambar 40. Tata ruang horisontal
Sumber : sketchup

Tabel 14. Analisis persyaratan kualitatif bagian entrance
Sumber : analisis

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

33
Kepala
Perpustakaan
AB
A X

Staff Perpustakaan AB A X
Kepala Keuangan
(Bendahara
Museum)
AB
A X
Staff Keuangan AB A X
Kepala Rumah
Tangga
AB
A X

Staff Rumah
Tangga
AB A X

Kepala
Dokumentasi
AB
A X
Staff Dokumentasi AB A X
Kepala Seksi Tenaga
Teknis
AB
A X

Kepala Seksi
Kebudayaan
AB A X

Tim
Penyelenggara
Event
AB A X

Staff Pengelola AB A X
Kepala Seksi
Kolekssi Dan
Pameran
AB A X
Staff Akomodasi AB A X
Staff Pameran AB A X
Kepala Seksi
Konservasi Dan
Preparasi
AB A X

Staff Teknisi
Pengamanan
AB A X
Staff Teknisi
Perawatan
AB A
X
Kepala Seksi
Bimbingan Dan
Edukasi
AB A X

Staff Teknisi AB A X
Staff Kurikulum AB A X
Kepala Seksi
Pariwisata
AB
A X
Staff Teknisi AB A X
Pengelola Caf
Dan Resto
AB A X

Kepala Seksi
Pengembangan Proyek
AB
A X

Kepala Fasilitas
Penunjang
AB
A
X

Staff
Pengembangan
Proyek
AB
A X
kebersihan AB A X
Toilet X AB AB X
Tabel 15. Analisis persyaratan kualitatif bagian pengelolaan
Sumber : analisis

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

34
Analisis persyaratan kuantitaif dan kualitatif Museum Airlangga bagian pendidikan
dan wisata sebagai berikut :
NAMA
RUANG
PARAMETER
KETERANGAN VIE
W
PENCA
HAYAA
N
PENGHA
WAAN
KEBISI
NGAN
Caf and
resto
AB AB
Memainkan pencahayaan
buatan untuk tampilan
counter
AB A
Bidang visual menjadi daya
tarik
pantry AB A
Dapur X B B
Retail shop B B Pencahayaan untuk fokus
pada produk
bookstore B B Pencahayaan untuk fokus
pada produk
gudang X B A X
Toilet X AB AB X


Analisis persyaratan kuantitaif dan kualitatif Museum Airlangga bagian MEE dan
security asset sebagai berikut :
NAMA
RUANG
PARAMETER
KETERANGAN VIE
W
PENCA
HAYAA
N
PENGHA
WAAN
KEBISI
NGAN
R. CCTV X B B X Hindari dari daerah luar
R. Sensor
Keamanan
X B B
X
Hindari dari daerah luar
R.
Perawatan
X
B B
X
Penghawaan dikhususkan
R.
pengecekan
X
B B
X
Hindari dari daerah luar
R.
penyimpana
n
X
B B
X
Penghawaan dikhususkan
R. kontrol
alat
X
B B X Hindari dari daerah luar
R.
assembling
X
B B
X
Penghawaan dikhususkan
R. arkeologi
handling
X
B B
X
Hindari dari daerah luar
Ruang
Pompa
X
B B
X
Hindari dari daerah luar
Ruang
Boiler
X
B B
X
Hindari dari daerah luar
Ruang PLN X B B X Hindari dari daerah luar
Ruang Trafo X B B X Hindari dari daerah luar
Ruang
Genset
X
B B
X
Penghawaan dikhususkan
Tabel 16. Analisis persyaratan kualitatif bagian pendidikan dan wisata
Sumber : analisis

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

35
Ruang
Bahan
Bakar
X
B B
X
Penghawaan dikhususkan
Ruang
Konsentrat
X
B B
X
Penghawaan dikhususkan
Ruang GWT X B B X Hindari dari daerah luar
Ruang AC X B B X Penghawaan dikhususkan
Ruang AHE X B B X Penghawaan dikhususkan

2.3 Aspek Tapak dan Lingkungan
2.3.1 Aspek Tapak Berdasarkan Peraturan Kota/Kawasan

Menurut loaksi tapak yag
berada di kota makan
untuk peraturannya diatur
dalama RTRW kota Kediri
dan dan RDTRK Kediri
Wilayah BWK Kediri Barat
(Kecamatan Mojoroto).
Menurut RTRW Kota
Kediri Tahun 2011-2030
tersebut, Museum
Airlangga ini di tandai
dengan warna ungu yang
merupakan area
pariwisata. Area ini
dipertahankan karena
menurut :
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA KEDIRI TAHUN 2011 - 2030
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA KEDIRI
Bagian Keempat
Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kota
Pasal 22
(8) Pengembangan jalan untuk menunjang peningkatan kegiatan pariwisata sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf d meliputi:
c. Pengembangan jalan untuk pengembangan wisata alam dan budaya Selomangleng di
Kelurahan Pojok.



Tabel 17. Analisis persyaratan kualitatif bagian MEE dan security asset
Sumber : analisis

Gambar 41. Rencana Kawasan Budidaya Kota Kediri
Sumber : BAPPEDA Kota Kediri

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

36









Bagian Kelima
RENCANA PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Paragraf II
Rencana Koefisien Dasar Bangunan
Pasal 52
(1). Rencana Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dilakukan dengan :
e. Fasilitas perdagangan dan jasa dengan KDB 60 80 % tetap dipertahankan untuk sirkulasi parkir,
bongkar muat barang, penghijauan dan penghawaan dan penyinaran seperti di fasilitas umum
(pendidikan, pemerintahan, rumah sakit, museum) dan fasilitas perumahan.
Paragraf III
Rencana Koefisien Lantai Bangunan
Pasal 53
(1). Rencana Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dilakukan dengan :
b. Fasilitas perdagangan dan jasa dengan KLB 200 400 % tetap dipertahankan untuk kebutuhan
ruang fungsional seperti di fasilitas umum (pendidikan, pemerintahan, rumah sakit, museum)
Paragraf V
Rencana Garis Sempadan Bangunan
Pasal 55
(1). Rencana Garis Sempadan Bangunan dilakukan dengan :
b. Jalan lokal diarahkan dengan Garis Sempadan Bangunan (GSB) antara 4 - 13 m. Yang termasuk
dalam kategori ini antara lain : jalan pojok jalan selomangleng jalan suparjan mangunwijaya
jalan rinjani jalan lawu jalan h winarto jalan anggraini jalan anjasmara jalan botolengket
jalan karyatani jalan penanggungan jalan kyai haji abdul karim jalan mayor bisma jalan
candra kirana
Gambar 42. Rencana Pola Ruang Kota Kediri
Sumber : BAPPEDA Kota Kediri

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

37





2.3.2 Aspek Lingkungan
Museum merupakan fasilitas umum milik pemerintahan kota, pada waktu
waktu tertentu dipamerkannya benda-benda arkeologi kepada masyarakat. Dasar
pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Museum adalah Kep. Menkes
288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum

Komponen penilaian meliputi :
1. Letak
Sesuai dengan rencana tata kota
Tidak berada pada arah angin dari sumber pencemaran (debu,asap,bau dan
cemaran lainnya) tepatnya pada daerah konservasi budaya.
Tidak berada pada jarak < 100 meter dari sumber pencemaran debu, asap, bau &
cemaran lainnya (limbah pabrik ataupun rumah tinggal).
2. Kontruksi
Persyaratan, seperti :
Alat perawatan benda arkeologi khusus unutk menjamin keawetannya.
Lantai (Kuat, tidak terbuat dari tanah, bersih, rapat air, tidak licin dan mudah
dibersihkan).
Ventilasi (Minimal 10% dari luas permukaan dinding, sejuk dan nyaman (tidak
pengap dan tidak panas)
Pencahayaan buatan dengan kadar suhu dan kelembaban tertentu
Penghawaan buatan dengan kadar suhu dan kelembaban tertentu
Pengamanan ekstra demi menjamin keamanan benda arkeologi
Persyaratan Kondisi Museum
a. Persyaratan Kesehatan Lingkungan dan bangunan Umum :
Lokasi museum tidak terletak di daerah banjir dan sesuai dengan
perencanaan tata Kota Kediri
Tapak memiliki luasan sekitar 6670 m dengan bentuk menyerupai huruf persegi panjang.
Untuk peraturan di dalam tapak sendiri :

KDB : 60% luasan tanah = 60/100 x 6670 = 4002 m
KLB : 200 % luasan tanah = 200/100 x 4002 = 8004 m
GSB : 4 13 m dari pinggir tanah tapak
Tapak tetap dipertahankan untuk untuk lokasi pariwisata dan budaya





Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

38
Bersih dan tertata rapi dan sistem drainase berfungsi dengan baik.
Tidak terdapat genangan air di lingkungan/ halaman museum
Terdapat pagar yang kuat dan terpelihara dengan baik.
Lantai museum bersih, kuat, kedap air, tidak licin dan permukaanya rata.
Atap ruangan museum harus kuat, tidak tidak bocor serta tidak
memungkinkan terjadinya genangan air.
Langit-langit masjid harus memiliki tinggi dari lantai minimal 3 meter, kuat
serta berwarna terang dan tidak mudah lembab
Pencahayaan dalam ruangan museum diusahakan memakai pencahayaan
buatan
Memiliki ventilasi yang dapat mengatur sirkulasi udara baik ventilasi alami
maupun buatan, sehingga kondisi benda arkeologi tetap terpelihara.
b. Fasilitas Sanitasi :
I. Air Bersih
Jumlah mencukupi / selalu tersedia setiap saat
Tidak berbau, tidak berasa & tidak berwarna
Angka kuman tidak melebihi NAB
Kadar bahan kimia tidak melebihi NAB
II. Pembuangan Air Kotor
Terdapat penampungan air limbah yang rapat serangga
Air limbah mengalir dengan lancer
Saluran kedap air
Saluran tertutup
Terdapat alat pengolah buangan air kotor sebelum dibuang
III. Toilet/ WC
Bersih
Letaknya tidak berhubungan langsung dengan bangunan utama
Tersedia air yang cukup
Tersedia sabun & alat pengering
Toilet pria & wanita terpisah
Jumlahnya mencukupi untuk pengunjung terbanyak
Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

39
Saluran pembuangan air limbah dilengkapi dengan penahan bau (water
seal)
Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar


2.3.3 Aspek Manajemen
Struktur organisasi dalam suatu kelembagaan sangat dibutuhkan untuk
memudahkan sistem kerja dalam kelembagaan dan mengatur alur kerja masing-masing
posisi. Di Museum Airlangga sudah ada oraganisasi yang menaungi kepengurusannya
(terlampir). Berikut ini struktur organisai yang baru :













2.3.4 Aspek Tekno Ekonomi/Investasi
Nilai pagu Bangunan Museum termasuk bangunan non komersil dan termasuk
kelas tidak sederhana karena memiliki 3 lantai termasuk basement memiliki nilai
sebesar Rp. 4.500.000,-.
Harga Tanah di Mojoroto
Karena Museum Airlangga dalam tahap Redesain, maka untuk harga tanah
tidak diperlukan karena lokasi yang sudah ditentukan merupakan tanah milik
Pemerintah Kota Kediri

KEPALA
MUSEUM
SUB BAGIAN
TATA USAHA
SEKSI
PENGEMBANGAN
PROYEK
SEKSI TENAGA
TEKNIS
SEKSI
KOLEKSI &
PAMERAN
SEKSI
KONSERVASI
& PREPARASI
SEKSI
BIMBINGAN
& EDUKASI
ADMINISTRASI
PERPUSTAKAAN
KEUANGAN
RUMAH TANGGA
DOKUMENTASI
Diagram 2. Struktur Organisasi

SEKSI
KEBUDAYA
AN
SEKSI
PARIWISA
TA
Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

40
Luas Bangunan x Harga Bangunan

4633.72 x Rp. 4.500.000,- = Rp. 20.851.740.000
Total = Rp. 20.851.740.000

2.3.5 Aspek Teknis Teknologi
a) Sistem Penghawaan Alami
Sistem penghawaan ini adalah dengan memasukkan udara dari luar
kedalam bangunan dan dari dalam keluar bangunan, hal ini sebagai pergantian
udara kotor dan udara bersih ke dalam bangunan. Untuk mencapai tujuan sistem
penghawaan alami alami ini adalah dengan menggunakan bukaan jendela atau
cross ventilation system. Hal ini bertujuan untuk menyegarkan ruangan secara
kontinyu
b) Sistem Penghawaan Buatan
Penggunaan sistem penghawaan buatan ini tidak dipakai semua ruangan.
Penggunaan sistem penghawaan buatan ini dipakai apabila ruangan tersebut
membutuhkan penghawaan secara khusus. Maka dari itu, ruangan yang
membutuhkan penghawaan buatan biasanya:
Adanya peralatan yang memerlukan pendingin hawa, seperti alat-alat
elektronik.
Ruang yang memerlukan ketenangan, tanpa diganggu aktivitas di luar
ruangan.
Ruang yang memerlukan tingkat suhu dan kelembaban tertentu untuk menjaga
keawetannya.










Gambar 43. Sistem penghawaan buatan
Sumber : www.google.com

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

41
c) Sistem Air Bersih
Kebutuhan akan air bersih untuk ruang-ruang seperti kamar mandi, toilet,
pantry, dapur, masjid dan restoran memang sangat penting. Maka dari itu, butuh
penanganan khusus mengenai air bersih ini. Penyedia air akan disuplai oleh PDAm
namun untuk menyeimbangkan kebutuhan museum, maka akan ditambahkan
sumur buatan.







d) Sistem Air Kotor
Air buangan yang dihasilkan oleh pengguna, harsu diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang ke riol sekitar agar tidak mencemari lingkungan sekitar lokasi
Museum.



e) Sistem Kelistrikan
Listrik yang tersedia untuk bangunan dan pengguna sangat menunjang
aktivitas yang dibutuhkan di dalam maupun di luar ruangan. Listrik ini dapat
bersumber dari 2 sumber yaitu PLN sebagai penyedia tetap dan genset sebagai
pengganti dalam keadaan darurat.




Gambar 44. Sistem air bersih
Sumber : www.google.com

Gambar 45. Sistem pembuangan air kotor
Sumber : www.google.com

Gambar 46. Sistem kelistrikan
Sumber : www.google.com

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

42
f) Sistem Keamanan
Bahaya kebakaran
Untuk menanggulangi terhadap bahaya kebakaran dibutuhkan alatalat
pemadam kebakaran yang praktis, mudah digunakan dan mudah
dijangkau. Alat-alat tersebut adalah:
Heat detector
Suatu alat untuk mendeteksi panas seperti suhu atau temperatur.
Smoke detector
Suatu alat untuk mendeteksi asap apabila terjadi kebakaran atau pun
asap yang timbul dari asap rokok, asap pembakaran kertas, asap
pembakaran sampah dan lain sebagainya
Flame detector
Suatu alat untuk mendeteksi lidah api seperti terjadinya kebakaran.
Titik panggil manual (TPM)
TPM adalah suatu alat berupa tombol yang ditekan secara manual
jika terjadi suatu kebakaran.
Lampu darurat
Suatu alat berupa lampu yang akan menyala begitu alarm aktif
dengan kata lain sebagai tanda darurat bila terjadi sesuatu. Biasanya
pada lampu ini berwarna merah atau kuning.
Sistem komunikasi darurat
Sistem ini akan mematikan sarana yang ada secara otomatis jika
terjadi kebakaran. Contohnya lift tidak akan berfungsi jika sistem
mendeteksi terjadi kebakaran.
Penunjuk arah jalan keluar
Penunjuk arah ini dipasang di sepanjang jalur sirkulasi, koridor pintu
darurat dan pintu keluar.

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

43
Sprinkler
Alat untuk memadamkan api dengan cara menyemprotkan air atau
bahan pemadam lainnya seperti gas tertentu. Radius yang adapt
dijangkau adalah 25m2/unit.
Hidrant kebakaran
Radius pelayanan adalah 30m2/unit.
Pemadam ringan
Alat pemadam yang digunakan dengan cara disemprotkan. Dalam
alat ini berisi bahan kimia yang dapat memadamkan api bila terjadi
kebakaran dan alat ini dapat dibawa berpindah-pindah tempat.
Tangga kebakaran
Tangga ini berfungsi sebagai tempat melarikan diri bila terjadi
kebakaran.

Bahaya tindak criminal
Untuk mengantisipasi terhadap bahaya tindakan kriminal maka sistem
keamanan yang digunakan adalah dengan menyediakan alat-alat keamanan
seperti CCTV, alarm dan dengan adanya penjaga yang selalu siaga untuk
membantu mengatasi tindakan kriminal. Untuk barang-barang koleksi akan
dilengkapi dengan sensor deteksi untuk menjaga benda arkeologi dari tindak
kriminal
Bahaya petir
Untuk mengantisipasi terhadap bahaya petir yang menyambar, maka sistem
yang digunakan adalah sistem Franklin/konvensional, yaitu batang yang runcing
dari bahan copper spit. Perletakan dari bahan copper spit tersebut di letakkan
pada bagian bagian paling tinggi dari bangunan yang kemudian dihubungkan
dengan tembaga menuju elektroda dalam tanah. Sedangkan untuk memudahkan
pemeriksaan digunakan control box yang terhubung dengan tembaga tersebut.


Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

44
BAB III
PRODUK YANG DIHARAPKAN
1.1 Produk Gambar
1) Rencana tapak/site plan (skala 1:400 atau menyesuaikan)
2) Rencana layout/layout plan (skala 1:400 atau menyesuaikan)
3) Tampak tapak (skala 1:500 atau menyesuaikan; 2 buah)
4) Tampak potongan tapak (skala 1 : 400; 2 buah)
5) Denah unit bangunan utama (skala 1:100; menyesuaikan)
6) Tampak unit bangunan utama (skala 1:100; 4 buah)
7) Potongan unit bangunan utama (skala 1:100; 2 buah)
8) Detil arsitektural interior (skala 1:10 atau 1:20; 2 buah)
9) Detil arsitektural eksterior (skala 1:10 atau 1:20; 2 buah)
10) Perspektif interior ruang utama (menyesuaikan)
11) Rencana Sistem Utilitas ( Air Bersih, Air Kotor, Jaringan Listrik, Sistem
Drainase Tapak )

Format Hasil Desain
Sajian untuk Proposal Desain pada kertas ukuran A2, format bebas serta
identitas jelas/lengkap.
Sajian untuk Tahap pada kertas ukuran A2 (Panel), yang representatif
untuk penyajian akhir.
Teknik sajian akhir menggunakan teknik bebas (tinta, cat air, cat poster,
pensil warna,) yang layak sebagai sajian presentasi akhir tugas besar.
Pengerjaan DED dan RAB. (RAB dikerjakan dengan digital atau manual)
Sajian untuk maket studi bebas.
Batasan-batasan tugas lain yang belum disebutkan, akan dilengkapi
kemudian.








Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

45
BAB IV
METODOLOGI
4.1 Kerangka Pemikiran
















4.2 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari lapangan, baik data kuantitatif dan
data kualitatif. Diharapkan data yang diperoleh adalah data-data pokok yang
diperlukan dalam perancangan, yaitu:
a) Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang secara fisik dapat diketahui ukuran
atau jumlahnya, antara lain:
Dimensi ruang
Jumlah pengunjung dan koleksi dalam museum
Jumlah pengurus dalam struktur organisasi museum
b). Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur jumlah dan
ukurannya secara fisik dan pasti, antara lain:
LATAR BELAKANG
Pemilihan Objek
GAGASAN AWAL
DATA PRIMER DATA SEKUNDER PENGUMPULAN DATA
ANALISIS
KONSEP
PERANCANGAN
EVALUASI KONSEP
EVALUASI DESAIN
Diagram 2. Kerangka pemikiran

Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

46
Karakter pengunjung
Program ruang dan kebutuhan ruang
Kondisi site

4.3 Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data pendukung untuk menunjang data primer
dalam perencanaan dan perancangan objek. Data tersebut adalah data yang
diperoleh dari studi literatur yang merupakan studi pustaka yang terkait dengan objek
kajian dengan mengadakan perbandingan terhadap objek sejenis sebagai acuan
standarisasi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
4.4 Metode Pengumpulan Data
Survey Lapangan
Jenis data yang dicari adalah kondisi tapak, suasana tapak, keadaan fisik
tapak dan kehidupan sosial masyarakat di sekitar tapak.
Studi Banding
Jenis data yang dicari adalah bangunan pembanding Museum Airlangga
secara administratif dan juga fasilitas. Selain itu juga data yang dijadikan
acuan bangunan pembanding secara fisik konseptual.











Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

47
4.5 Jadwal Pengerjaan

































No Kegiatan yang dilakukan
Minggu ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1
Penyusunan KAK
Penyusunan langkah kerja
Penyusunan KAK dengan subtansi kompetensi
Pengumpulan KAK
2
Penyusunan Proposal Proyek
Studi Komparasi
Studi Historis / Kultural
Program Ruang
3
Program Tapak
Analisis Konsep dan Konsep Sirkulasi, Transportasi, Parkir, dan
Pencapaian

Analisis Kawasan/Kota dan Konteks Urban
Analisis Potensi dan Konsep Pengelolaan Vegetasi
Analisis dan Konsep Iklim
Analisis dan Konsep Pengolahan Limbah
Analisis dan Konsep Sistem Struktur
Analisis dan Konsep Sistem Utilitas
Analisis Ekologis dan Konsep Bangunan Hemat Energi
Analisis Olahan Massa dan Konsep Ruang Tanggap Bencana
Studi Seni Budaya dan Konsep Estetika Bangunan
4
Pra Rancangan
Situasi
Rencana Tapak
Denah
Potongan
Tampak
Prakiraan Biaya
Pengumpulan Proposal Proyek
5
Penyusunan DED dan RAB
Pembuatan DED/Gambar Kerja
Penyusunan RAB
Pengumpulan DED dan RAB
6
Pembuatan Panel
Panel Layouting
Pengumpulan Panel
7
Pembuatan Maket
Pembuatan Maket
Pengumpulan Maket
Presentasi Akhir
Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

48
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

www.wikimapia.com
www.maps.google.com
www.wikipedia.com
www.kotakediri.go.id
www.bappeda.kotakediri.vom
www.dispora.kotakediri.com
www.accuweather.com
www.koranmemo.com
www.mediakontraktor.com
Neufert, Ernst. 2002. Neufert Architects Data jilid 2. Jakarta : Erlangga
S.R, Pierce. 2006. Planning The Architects Handbook. USA : John Willy & Sons, Inc
Building for Administration Entertainment and Recreative
Building Planning and Design Standart
Conference Convention and Exhibition Facilities



Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

49
BAB VI
LAMPIRAN
PEMERINTAH KOTA KEDIRI
PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 1 TAHUN 2012
TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA KEDIRI TAHUN 2011 - 2030
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA KEDIRI
Bagian Keempat
Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kota
Pasal 22
(8) Pengembangan jalan untuk menunjang peningkatan kegiatan pariwisata sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf d meliputi:
c. Pengembangan jalan untuk pengembangan wisata alam dan budaya Selomangleng di
Kelurahan Pojok.
Pasal 23
(2) Rencana pengembangan terminal penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, meliputi :
a. pengembangan terminal tipe A di Kelurahan Tamanan;
b. pengembangan terminal di Selomangleng, Tempurejo, dan Banaran menjadi terminal tipe
C; dan
c. pengembangan terminal baru di Kelurahan Mrican dan Kelurahan Ngronggo menjadi
terminal tipe C.

Bagian Ketiga
Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya
Paragraf 6
Kawasan Pariwisata
Pasal 43
(2) Pengembangan kawasan pariwisata budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. Monumen Airlangga di Kelurahan Pojok;
b. Makam Kuno Mbah Bancolono di Kelurahan Pojok;
c. Pura di Kelurahan Pojok;
Desain Arsitektur Akhir Museum Airlangga

50
d. Makam Sunan Geseng di Kelurahan Kampung Dalem;
e. Masjid Agung Kota di Kelurahan Kampung Dalem;
f. Klentheng Tri Dharma di Kelurahan Ringin Anom;
g. Komplek Makam Islam Mbah Wasil;
h. Masjid Aulia di Kelurahan Setono Gedong; dan
i. Gereja Merah di Kelurahan Mojoroto.
(8) Pengembangan pariwisata olah raga dan seni sebagaimana dimaksud pada ayat (5) adalah:
a. pengembangan gedung kesenian untuk panggung kesenian tradisional di Selomangleng
sebagai penunjang event rutin;
b. pengembangan GOR Banjarmlati untuk event porseni, pekan olah raga dan budaya,
karnaval; dan
c. pengembangan Stadion Brawijaya Banjaran untuk kegiatan olahraga, seni, dan budaya.

Anda mungkin juga menyukai