KARBOHIDRAT Tanggal praktikum : 3 Oktober 2014 Tanggal pengumpulan :17 Oktober 2014
Disusun oleh : Muhammad Triono 11413008 Kelompok 1
Asisten : Laras Kulsum Ramadhany S 11412049
PROGRAM STUDI REKAYASA PERTANIAN SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG JATINANGOR 2014 Analisis Kuantitatif Senyawa Biomolekul Karbohidrat Menggunakan Metode Nelson- Somogyi
Muhammad Triono 11413008
ABSTRAK Dalam kehidupan sehari-hari, banyak aktivitas yang dilakukan oleh seseorang. Salah satu aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi kelangsungan hidup yaitu bernutrisi (makan). Banyak makanan yang kita konsumsi untuk memperoleh energi. Makanan-makanan yang mengandung energi terutama ialah karbohidrat, protein, dan lemak. Komponen senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi ialah karbohidrat. Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur-unsur: C, H dan O. Dinamakan karbohidrat karena senyawa-senyawa ini sebagai hidrat dari karbon; dalam senyawa tersebut perbandingan antara H dan O sering 2 berbanding 1 seperti air. Ikatan sederhana karbohidrat berfungsi terutama sebagai penyedia energi atau kalori dalam ukuran ukuran kecil. Sebanyak 50% (lima puluh persen) kebutuhan energi tubuh dipenuhi oleh karbohidrat dalam ikatan sederhana maupun kompleks. Untuk mengetahui lebih dalam tentang senyawa karbohidrat, terdapat dua pengujian terhadap karbohidrat, yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Pada percobaan ini, akan dilakukan pengujian karbohidrat secara kuantitatif dengan metode Nelson-Somogyi. Alat dan bahan yang digunakan ialah gelas piala 250 ml, blender, penangas, corong, labu takar 100 ml, tabung reaksi, vortex, spektrofotometer, alkohol 80%, CaCO3, kertas saring, Na-oksalat kering, pereaksi tembaga sulfat, pereaksi arsenommolibdat, contoh padat, yaitu tepung kanji. Pada metode Nelson-Somogyi, contoh padat (tepung kanji) diekstraksi dengan alkohol hingga bersih dari senyawa-senyawa lain yang ada dalam contoh padat. Gula pereduksi didapat dengan membandingkan absorbansi contoh padat dengan larutan standard kemudian dengan banttuan kurva standard. Kadar gula reduksi yang didapat Kata kunci : karbohidrat, gula pereduksi, Nelson-Somogyi, kurva standard PENDAHULUAN Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan aktivitas yang membutuhkan energi cukup banyak. Energi ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu kerbohidrat, protein, dan lemak. Kedudukan karbohidrat sangatlah penting bagi tubuh manusia, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi umat manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara (Almatsier, 2010) Pengujian karbohidrat pada suatu bahan pangan perlu dilakukan untuk mengetahui kadar karbohidrat pada bahan pangan tersebut. Secara umum, terdapat dua macam analisa karbohidrat, yaitu analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif meliputi Uji Molisch, Uji Barfoed, Uji Benedict, Uji Seliwanoff, dan Uji Iodin. Sedangkan analisis kuantitatif terdiri dari Metode Luff Schoorl, Metode Nelson-Somogyi, Metode Anthrone, Metode Folin, Metode Enzimatis, dan Metode Kromatografi. Karbohidrat dalam bentuk gula reduksi dan pati dianalisis dengan metode Nelson-Samogyi secara spektrofotometri (Rahayu et al., 2005).
Teori dasar Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur-unsur: C, H dan O, terutama terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan, yaitu kira-kira 75%. Dinamakan karbohidrat karena senyawa-senyawa ini sebagai hidrat dari karbon; dalam senyawa tersebut perbandingan antara H dan O sering 2 berbanding 1 seperti air. Jadi C6H12O6 dapat ditulis C6(H2O)6, C12H22O11 sebagai C12 (H2O)11dan seterusnya, dan perumusan empiris ditulis sebagai CnH2nOn atau Cn (H2O)n (Sastrohamidjojo, H., 2005). Ikatan sederhana karbohidrat berfungsi terutama sebagai penyedia energi atau kalori dalam ukuran ukuran kecil. Sebanyak 50% (lima puluh persen) kebutuhan energi tubuh dipenuhi oleh karbohidrat dalam ikatan sederhana maupun kompleks. Sisanya dipenuhi oleh sumber lain terutama lemak. Sebagai penyedia energi, ikatan sederhanakarbohidrat juga berfungsi sebagai pembentuk struktural tubuh seperti sel sel, sistem saraf, dan persendian. Kelompok ikatan sederhana karbohidrat biasanya diberi nama sebagai kelompok gula. Ada gula sederhana, heksosa, dan pentosa (Wiryono, 2009).
Karbohidrat merupakan polisakarida aldehid dan keton atau zat yang dihidrolisis menghasilkan keton dan suatu polihidroksi aldehid, proses hidrolisis ini sangat berperan penting terhadap waktu dan konversi pati yang terkandung dalam ubi kayu. Selain itu pula karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik suatu bahan makanan misalnya: rasa, warna, tekstur dan lain-lain (Iryani, 2013) Sebagian karbohidrat bersifat gula pereduksi. Sifat gula pereduksi ini disebabkan adanya gugus aldehida dan gugus keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi ion-ion logam. Gugus aldehida pada aldoheksosa mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat dalam pH netral oleh zat pengoksidasi atau enzim. Dalam zat pengoksidasi kuat, gugus aldehida dan gugus alkohol primer akan teroksidasi membentuk asam dikarboksilat atau asam ardalat. Gugus aldehida atau gugus keton monosakarida dapat direduksi secara secara kimia menjadi gula alkohol, misalnya D-sorbito yang berasal dari D-glukosa. Gula reduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa- senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Gula reduksi mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa, maltosa, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi adalah sukrosa (Team Laboratorium Kimia UMM, 2008).
TUJUAN Tujuan pada praktikum ini, yaitu menentukan kadar gula pereduksi pada tepung kanji dengan menggunakan metode Nelson-Somogyi ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu gelas piala 250 ml, blender, penangas, corong, labu takar 100 ml, tabung reaksi, vortex, spektrofotometer. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu alkohol 80%, CaCO3, kertas saring, Na-oksalat kering, pereaksi tembaga sulfat, pereaksi arsenommolibdat, contoh padat, yaitu tepung kanji. METODE a. Persiapan contoh padat Sepuluh gram contoh padat (tepung kanji) dalam gelas piala ditambahkan 10 ml alkohol 80%. Contoh padat dihancurkan dengan waring blender sampai semua gula terekstrak. Setelah hancur, hancuran dipindahkan ke dalam gelas piala lain secara kuantitatif. Contoh disaring dengan kertas saring dan filtrat yang diperoleh dipindahkan ke dalam gelas piala lain. Sisa padatan pada kertas saring dicuci dengan alkohol 80% sampai seluruh gula terlarut masuk kedalam fasa filtrat. Nilai pH dari filtrat contoh diukur. Jika filtrat contoh masih asam ditambahkan CaCO3 sampai basa dan filtrat dipanaskan pada penangasair 100 o C selama 30 menit. Contoh padat disaring dengan kertas saring whatman nomer 2. Alkohol diuapkan dari contoh padat dengan cara filtrat dipanaskan pada penangas air 85 0 C. Jika endapan masih ada, contoh disaring kembali. Bila larutan keruh atau berwarna ditambahkan Pb asetat. Pb diendapkan dengan cara ditambahkan 0,5 gram Na-oksalat kering dan contoh disaring kembali. Filtrate dipindahkan ke dalam labu takar 250 mL dengan volume ditepatkan sampai tanda tera dengan air destilasi. Labu takar dikocok dan larutan siap digunakan. b. Pembuatan kurva standar Larutan glukosa standar (5mg/100ml) dibuat kemudian dilakukan 9 kali pengenceran sehingga diperoleh larutan glukosa standar dengan konsentrasi masing-masing 0,1;0,2;0,3;0,4;0,5;0,6;0,7;0,8;0,9;5mg/100ml. 10 buah tabung reaksi yang bersih dan kering disiapkan dan masing-masing diisi dengan 1 ml larutan glukosa standar dan satu tabung dengan aquades 1 ml sebagai blanko. Pada masing-masing tabung ditambahkan 1 ml pereaksi tembaga sulfat, kemudian tabung reaksi ditempatkan dalam penangas air 100 0 C selama 15, kemudian didinginkan dengan merendam tabung dalam air dingin. Pada masing-masing tabung ditambahkan pereaksi arsenomolibdat kemudian di vortex. Larutan diencerkan sampai volume 10 ml. Masing-masing larutan diukur absorbansnya pada 540 nm. Kurva standar dari larutan glukosa standar dibuat untuk menunjukkan hubungan antara kadar glukosa dan absorbansi. c. Analisis Gula Reduksi Sebanyak 1 ml larutan dari hasil persiapan contoh dipipet sebanyak 1 ml ke dalam 3 buah tabung reaksi, masing-masing ditambahkan 1 ml pereaksi tembaga sulfat. Tabung reaksi ditempatkan dalam penangas air 1000C selama 15 menit, kemudian didinginkan dengan merendam tabung dalam air dingin. Pada masing-masing tabung ditambahkan 1 ml pereaksi arsenomolibdat dan divortex. Diencerkan sampai 10 ml tergantung kepekatan warna larutan. Absorbansi masing-masing larutan diukur pada 540 nm. Kadar gula pereduksi (mg/ 100 ml) diukur dengan cara membandingkannya dengan kurva standar.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Metode Nelson Somogyi digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi dengan menggunakan pereaksi tembaga arsenomolibdat. Prinsip kerja Nelson Somogyi, yaitu jumlah endapan kuprooksida yang bereaksi dengan arsenomolibdat kemudian tereduksi menjadi molybdine blue dan warna biru yang muncul diukur absorbansinya. Reagen nelson somogyi berfungsi sebagai oksidator antara kuprooksida yang bereaksi dengan gula pereduksi membentuk endapan merah bata. Dengan membandingkannya terhadap larutan standar, konsentrasi gula dalam sampel dapat ditentukan. Reaksi warna yang membentuk dapat menentukan konsentrasi gula dalam sampel dengan mengukur absorbansinya (Sudarmadji, 2000). Metode ini dapat digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi dengan menggunakan pereaksi tembaga arseno molibdat. Kupri mula-mula direduksi menjadi bentuk kupro dengan pemanasan larutan gula. Kupro yang terbentuk selanjutnya dilarutkan dengan arseno molibdat menjadi molibdenum berwarna biru yang menunjukkan ukuran konsentrasi gula dan membandingkannya dengan larutan standar sehingga konsentrasi gula dalam sampel dapat ditentukan. Reaksi warna yang terbentuk dapat menentukan konsentrasi gula dalam sampel dengan mengukur absorbansinya (Winarno, 1997). Metode Nelson Somogyi digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi dengan menggunakan pereaksi tembaga-arsenol-molibdat. Reagen nelson somogyi berfungsi sebagai oksidator antara kuprooksida yang bereaksi dengan gula reduksi membentuk endapan merah bata. Dalam hal ini, pereaksi Somogyi merupakan pereaksi tembaga alkali yang mengandung Na2PO4 anhidrat dengan garam K-Na-tartrat (garam Rochelle), sedangkan pereaksi Nelson mengandung amonium molibdat H2SO4, NaHAsO4.7H2O. Dengan membandingkannya terhadap larutan standar, konsentrasi gula dalam sampel dapat ditentukan. Reaksi warna yang membentuk dapat menentukan konsentrasi gula dalam sampel dengan mengukur absorbansinya. Metode Nelson-Somogyi merupakan salah satu metode kimiawi yang dapat digunakan untuk analisa karbohidrat adalah metode oksidasi dengan kupri. Metode ini didasarkan pada peristiwa tereduksinya kupri okisida menjadi kupro oksida karena adanya andungan senyawa gula reduksi pada bahan. Reagen yang digunakan biasanya merupakan campuran kupri sulfat, Na-karbonat, natrium sulfat, dan K-Na-tartrat (Fauzi, 1994). Gambar 1. Reaksi yang terjadi pada metode Nelson-Somogyi Pereaksi yang ada dalam analisis kuantitatif karbohidrat dengan metode Nelsnon-Somogyi, yaitu Tartrat tembaga alkaline, reagen arsenomolibdat, dan larutan glukosa standard (Hatanaka&Kobara, 1994). Dalam percobaan, penambahan alkohol 80% pada contoh bertujuan untuk memisahkan gula reduksi pada sampel dengan komponen lain dalam sampel. Kemudian sampel disaring hingga seluruh gula mauk ke dalam fasa filtrat. Ditambahkan CaCO3 pada filtrat guna membasakan filtrat hasil saringan. Hal ini bertujuan agar gula reduksi tidak terhidrolisis oleh asam-asam yang ada dalam sampel selama pemanasan. Penambahan Na-oksalat berguna untuk mengendapkan Pb yang ditambahkan saat larutan masih keruh (Suhardi, 1997). Dalam analisis karbohidrat secara kuantitatif, ada beberapa metode yang dapat digunakan seperti, Metode Luff Schoorl, Metode Nelson-Somogyi, Metode Anthrone, Metode Folin, Metode Enzimatis, dan Metode Kromatografi . Setiap metode yang digunakan untuk menguji suatu kandungan zat terdapat beberapakelebihan dan kekurangan. kelebihan yang ada pada metode Nelson-Somogyi ialah dapat dilakukan dengan mudah karena alat dan bahan yang dibutuhkan terjangkau. Sedangkan kekurangan yang ada ialah, membutuhkan waktu yang lama dan resiko kegagalan dalam pembuatan larutan standard sebagai pembanding (Rivai, 2005). Tabel 1. Hasil pengamatan Kelompok Tepung yang digunakan Kadar Gula Reuksi (%) 1 Tepung kanji 0,22 2 Tepung beras 0,053 3 Tepung sagu 0,096 4 Tepung maizena 0,0156 5 Pati jagung 0,109 6 Tepung garut 0,0978
Kurva standard merupakan hubungan antara dua kuantitas. Kurva standard digunakan untuk menentukan nilai dari suatu kuantitas yang tidak diketahui dari salah satu yang lebih mudah diukur. Kurva standard dihasilkan dengan mempersiapkan beberapa larutan standard yang mengandung konsentrasi yang berbeda dari senyawa yang dituju dengan ditambah sejumlah konsentrasi tertentu yang tetap dari larutan standard internal. Syarat-syarat suatu senyawa dapat digunakan sebagai standard internal adalah terpisah dengan baik dari senyawa yang dituju atau dari puncak-puncak yang lain; mempunyai waktu retensi yang hampir sama dengan analit; tidak terdapat dalam sampel; mempunyai kemiripan sifat-sifat dengan analit dalam tahapan- tahapan penyia-pan sampel; tidak mempunyai kimiripan secara kimiawi dengan analit; tersedia dalam perdagangan dengan kemurnian yang tinggi; stabil dan tidak reaktif dengan sampel atau dengan fase gerak; dan mempunyai respon detektor yang hampir sama dengan analit pada konsentrasi yang digunakan 0 (Rohman, 2009).
Gambar 2. Kurva standar sampel
Penentuan gula reduksi pada tepung kanji dilakukan dua kali (duplo) dengan nilai absorban 0,002 dan 0,001. Perhitungannya dijelaskan sebagai berikut : Y1 = 0,002 Y2 = 0,003 Y rata-rata =(0,002+0,003)2 =0,0105 y = ax + b ; y = nilai absorbansi ; x = nilai gula pereduksi y = 0,0009x + 0,0006 0,0105 = 0,0009x + 0,0006 0,0099 = 0,0009x x = 11 maka x = 11 mg / 5 gr x = 220 mg / 100 gr = 0,22 gr / 100 gr = 22 % Berdasarkan literatur, analisis kuantitatif pada tepung kanji sebesar 12,82% (Jepro, 2011). Terdapat perbedaan sekitar 9 % jika dibandingkan dengan hasil percobaan kelompok 1. Berdasarkan tabel pengamatan, dapat gula reduksi tertinggi terdapat pada tepung kanji sedangkan gula reduksi terendah terdapat pada tepung maizena. KESIMPULAN Kadar gula pereduksi yang terdapat pada tepung kanji berdasarkan analisis secara kuantitatif dengan menggunakan metode Nelson-Somogyi ialah sebesar 22% atau dalam 5 gram sampel terdapat 11 miligram atau sebesar 0,22 gram kadar gula pereduksi yang terdapat dalam 100 gram sampel.
DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Fauzi, Mukhammad. 1994. Analisa Hasil Pangan (Teori dan Praktek). Jember : UNEJ Hatanaka, C., Y. Kobara. 1994. Determination of Glucose by a Modification of Somogyi- Nelson Method. Agric. Biol. Chem. 44(12) : 2943-2945 Iryani, A. S. 2013. PENGARUH JENIS KATALIS ASAM TERHADAP STUDI KINETIKA PROSES HIDROLISIS PATI DALAM UBI KAYU. Jurnal ILTEK 8(15): 1078 Jepro, J. 2011. "Analisis Kuantitatif pada Tepung Tapioka". http://eprints.undip.ac.id/36570/3/BAB_IV_Jepro.pdf diakses pada tanggal 17 Oktober 2014 pada pukul 05.50 WIB Rahayu, A., Suranto, Tjahjadi Purwoko. 2005. Analisis Karbohidrat, Protein, dan Lemak pada Pembuatan Kecap Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala) terfermentasi Aspergillus oryzae. Jurnal Bioteknologi 2 (1): 14-20 Rivai H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Penerbit UI Rohman, Abdul. 2009. Kromatigrafi Untuk Analisis Obat. Yogyakarta: Graha Ilmu Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Organik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press Sudarmaji. 2000. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Liberti Suhardi. 1997. Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Karbohidrat Bahan Makanan dan Hasil Pertanian. Yogyakarta : UGM Press Team Laboratorium Kimia UMM. 2008. Penuntun Praktikum Biokimia Bioligi. Malang: Laboratorium Kimia UMM Winarno. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Wiryono, P, Dr, Ir, P, sj. 2009. Nutrasetika. Yogyakarta : Sanata Darma
Feedback Praktikum ini masih memiliki beberapa kekurangan seperti ketersediaan alat dan bahan yang masih terbatas serta ketersediaan larutan standard yang sempat mengalami kegagalan sehingga membutuhkan waktu yang panjang untuk menyelesaikan praktikum.