Anda di halaman 1dari 31

1

BAB I
PENDAHULUAN
Laktasi merupakan bagian dari proses reproduksi yang memberikan makanan bayi secara
ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan psikologik yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan. Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang ideal bagi pertumbuhan neonatus.
Sejumlah komponen yang terkandung didalam ASI adalah sumber nutrisi untuk pertumbuhan
dan perlindungan pertama terhadap infeksi.
1

Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia 0 sampai 2 tahun merupakan hal yang sangat penting
diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi
peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa.
Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap
beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya.
1

Oleh karena pemberian ASI sangat penting bagi tumbuh kembang bayi yang optimal baik
fisik maupun mental kecerdasannya, maka perlu perhatian agar tatalaksananya dilakukan dengan
benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi
yang benar, teratur dan ekslusif.
2









2

BAB II
PEMBAHASAN
Definisi
Air Susu Ibu (ASI) merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan
garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu, yang sangat berguna sebagai
makanan bagi bayi.
1,3
ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan seperti
pisang, papaya, bubur susu, biscuit, nasi, dan tim, dan minuman lain seperti susu formula, madu,
teh, kecuali bila bayi menderita sesuatu penyakit sehingga diperlukan pemberian obat yang
sebagian besar terbuat dalam kemasan sirup. ASI Eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama
kehidupan bayi.
4

Epidemiologi
Pada tahun 2002 dilaporkan bahwa bayi di Indonesia rata-rata hanya mendapat ASI
Eksklusif sampai usia 1,6 bulan. Sedangkan yang mendapat ASI Eksklusif sampai umur 4-5
bulan hanya 14%. Kondisi ini masih sangat jauh dari yang direkomendasikan dalam indicator
Indonesia 2010 yaitu 80%.

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun
2004, ditemukan berbagai alasan ibu-ibu menghentikan pemberian ASI Eksklusif kepada
bayinya, diantaranya produksi ASI kurang (32%) , Ibu bekerja (16%) , ingin dianggap modern
(4%), masalah pada putting susu (28%), pengaruh iklan susu formula (16%) dan pengaruh orang
lain terutama suami (4%).
2,3

Berdasarkan data Badan Pusat Stastistik, pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007,
yang terdiri dari 64.63% adalah laki-laki dan 35.57% adalah perempuan. Pekerja wanita dituntut
untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas kerja yang maksimal, tanpa mengabaikan
kodratnya sebagai ibu termasuk memberikan ASI.
1





3

Table 1. presentase pemberian ASI Eksklusif menurut Umur Anak dan
Karakteristik Responden, Diskesdad 2007, 2010
2






4

Patofisiologi
A. Anatomi Payudara.
Penting untuk mengetahui anatomi payudara yang berkaitan dengan aktivitas fungsional
dan berbeda pada masa sebelum pubertas, puberta, adolesen, dewasa, menyusui,
multipara.Secara vertical payudara terletak antara kosta II dan VI, secara holizontal terletak
mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis. Kelenjar susu berada di jaringan
subkutan, tepatnya diantara jaringan subkutan superficial dan profundus, yang menutupi
muskulus perktoralis mayor, sebagian muskulus seratus anterior, dan obliqus eksterna. Bentuk
dan ukuran payudara bervariasi menurut aktivitas fungsionalnya seperti yang didapatkan pada
masa sebelum pubertas, pubertas, adolese, dewasa menyusui dan multipara.
4

Pada payudara terdapat putting susu yang terletak setinggi interkosta IV. Pada tempat ini
terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung syaraf,
pembuluh darah, pembuluh getah bening, serat otot polos sirkuler. Payudara terdiri dari 15-25
lobus. Masing-masing lobus terdiri dari 20-40 lobus alveoli dan masing-masing dihubungkan
dengan saluran air susu/system duktus.
4










5


Gambar 1. Anatomi Payudara.
4

Gambar 2. Anatomi payudara saat laktasi.
4

Gambar 3. Anatomi alveolus payudara.
4


6

B. Fisiologi Laktasi
fisiologi laktasi tidak hanya diperhatikan dari sisi fungsi glandula mammae dalam
memproduksi air susu, tetapi juga melibatkan proses pertumbuhan glandula mammae dari saat
fetus sampai dewasa. Adanya gangguan pada setiap fase pertumbuhan payudara akan
mengurangi atau bahkan meniadakan kapasitas fungsional glandula mammae. Pengaturan
hormon terhadap pengeluaran ASI dibagi menjadi 3 bagian yaitu pembentukan kelenjar
payudara, pembentukan air susu, dan pemeliharaan pengeluaran air susu.
3,4

A. Pembentukan kelenjar payudara
1. Sebelum pubertas
Duktus primer dan duktus sekunder sudah terbentuk pada masa fetus. Mendekati
pubertas terjadi pertumbuhan yang cepat dari system duktus terutama dibawah
pengaruh hormone estrogen, sedangkan pertumbuhan alveoli terutama dibawah
pengaruh hormone progesterone. Hormone yang juga ikut berperan adalah prolaktin
yang dikeluarkan oleh kelenjar adenohipofise anterior. Hormone yang kurang
berperan adalah adrenalin, tiroid, paratiroid, dan hormone pertumbuhan.
3

2. Masa Pubertas
Pada masa ini terjadi pertumbuhan percabangan-percabangan system duktus,
proliferasi, dan kanalisasi dari unit-unit loburalalveoli yang terletak pada ujung-ujung
distal duktulus. Jaringan penyangga stoma mengalami organisasi dan membentuk
septum interlobular.
3

3. Masa Siklus Menstruasi
Perubahan kelenjar payudara wanita dewasa berhubungan siklus menstruasi dan
pengaruh hormone yang mengatur siklus tersebut seperti estrogen dan progesterone
yang dihasilkan oleh korpus luteum. Bila kadar hormone tersebut meningkat maka
akan terjadi edema lobulus. Setelah menstruasi kadar estrogen dan progesterone
berkurang, yang bekerja hanya prolaktin, edem berkurang hal ini menyebabkan
payudara selalu bertambah besar pada tiap siklus ovulasi mulai dari permulaan
menstruasi sampai umur 30 tahun.
3




7

4. Masa kehamilan
Pada masa kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari duktulus yang baru,
percabangan-percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi oleh hormone plasenta dan
korpus luteum. Hormone yang membantu mempercepat pertumbuhan adalah
prolaktin, laktogen plasenta, koriorik gonado tropin, insulin, kortisol hormone tiroid,
parathyroid, dan hormone pertumbuhan.
1,3

5. Pada 3 bulan Kehamilan
Prolaktin dari adeno hipofise mulai merangsang kelanjar air susu untuk menghasilkan
air susu yang disebut kolostrum Pada masa ini kolostrum masih dihambat oleh
estrogen dan progesterone, tetapi jumlah prolaktin meningkat hanya aktivitas dalam
pembuatan kolostrum yang ditekan.
3

6. Pada Trimester Kedua Kehamilan
Laktogen plasenta mulai merangsang pembentukan kolostrum, keaktifan dari
rangsangan hormone terhadap pengeluaran air susu.
3,4

B. Pembentukan Air Susu
Pembentukan air susu sangat dipengaruhi oleh hormone prolaktin dan control laktasi
serta penekanan fungsi laktasi. Pada seorang ibu yang menyusui dikenal 2 refleks yang
masing-masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu refleks prolaktin
dan refleks let down.
4

1. Refleks Prolaktin
Seperti yang telah dijelaskan bahwa menjelang akhir kehamilan terutama hormone
prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, namun jumlah kolostrum
terbatas, karena aktifitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesterone yang
kadarnya memang tinggi. Setelah partus berhubung lepasnya plasenta dan kurang
berfungsinya korpus luteum maka estrogen dan progesterone sangat berkurang,
ditambah lagi dengan adanya isapan bayi yang merangsang putting susu dan
payudara, akan merangsang ujung-ujung saraf sensorisyang berfungsi sebagai
reseptor mekanik. Rangsangan ini dilanjutkan kehipotalamus melalui medulla spinalis
dan mesensephalon. Hipotalamus akan menekan pengeluaran factor-faktor yang
menghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran factor-faktor
yang memacu sekresi prolaktin. Factor-faktor yang memacu sekresi prolaktin akan
merangsang adenohipofise (hipofise anterior) sehingga keluar prolaktin. Hormone ini
merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin
pada ibu yang menyusui akan menjadi normal dalam 3 bulan setelah melahirkan

8

sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin
walaupun ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung, kadar
prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Pada ibu yang menyusui,
prolaktin akan meningkat dalam keadaan sebagai berikut :
3

- Stress atau pengaruh psikis
- Anastesi
- Operasi
- Rangsangan putting susu
- Hubungan kelamin
Sedangkan keadaan yang menghambat pengeluaran prolaktin adalah :
3

- Gizi ibu yang jelek
- Obat-obatan seperti ergot, 1-dopa.
2. Refleks Let Down
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh adenohipofise, rangsangan yang
berasal dari isapan bayi juga ada yang dilanjutkan ke neurohipofise (hipofise
posterior) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormone ini
diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga
terjadi involusi dari organ tersebut. Oksitosin yang sampai pada alveoli akan
mempengaruhi sel mioepitelium. Kontraksi dari sel akan memras air susu yang telah
terbuat dari alveoli dan masuk ke system duktulus yang untuk selanjutnya mengalir
melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi. Factor-faktor yang meningkatkan let
down adalah :
3

- Melihat bayi
- Mendengarkan suara bayi
- Mencium bayi
- Memikirkan untuk menyusui bayi
Factor-faktor yang menghambat refleks let down :
3

- Keadaan bingung/pikiran kacau
- Takut
- Cemas
Bila ada stress dari ibu maka akan terjadi blockade dari refleks let down. Ini
disebabkan oleh karena pelepasan dari adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan
vasokonstriksi dari pembuluh darah alveoli, sehingga oksitosin sedikit untuk

9

mencapai target organ mioepitelium, akibat dari tidak sempurnanya refleks let down
maka akan terjadi penumpukan air susu didalam alveoli yang secara klinis tampak
payudara membesar. Payudara yang besar dapat berakibat abses, gagal untuk
menyusui dan rasa sakit. Rasa sakit ini akan merupakan stress lagi bagi seorang ibu
sehingga stress akan bertambah.
3,4

Karena refleks let down tidak sempurna maka bayi yang haus jadi tidak puas.
Ketidakpuasan ini akan menjadi bertambahnya stress bagi ibu. Bayi yang haus dan
tidak puas akan berusaha untuk menghisap lebih kuat sehingga tidak jarang
menimbulkan luka-luka pada putting susu, luka-luka ini akan dirasakan sakit oleh ibu
dan menambah stress bagi ibu. Dengan demikian akan terbentuk satu lingkaran setan
yang tertutup (circulus vitiosus) dengan akibat kegagalan dalam menyusui.
3,4


Gambar 4. Patofisiologi refleks prolaktin dan oksitosin.
4


C. Pemeliharaan Pengeluaran Air Susu
Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur kadar prolaktin dan
oksitosin dalam darah. Hormone-hormon ini sangat perlu untuk pengeluaran permulaan
dan pemeliharaan penyediaan air susu selama menyusui. Proses menyusui memerlukan
pembuatan dan pengeluaran dari alveoli ke system duktus. Bila susu tidak dikeluarkan
akan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan
terlambatnya proses menyusui.
5


10

Produksi ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi
pada putting susu ibu. Gerakan tersebut akan merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk
memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran ASI. Proses
pengeluaran air susu juga tergantung pada Refleks Let Down atau refleks ejeksi susu, dimana
hisapan putting dapat merangsang kelenjar hipofisis posterior untuk menghasilkan hormone
oksitosin. Pada pengaruh oksitosin, sel-sel disekitar alveoli berkontraksi, mengeluarkan susu
melalui system duktus kedalam mulut bayi.
3,5

Laktasi dapat dianggap terdiri atas beberapa fase, laktogenesis I, laktogenesis II, dan
laktogenesis III (galaktopoesis). Laktogenesis I berkaitan dengan awal pembuatan ASI
dipayudara. Laktogenesis II berkaitan dengan penurunan estrogen, progesterone, dari sirkulasi
ibu saat persalinan. Galaktopoesis berkaitan dengan proses mempertahankan produksi ASI
matur. Dua hormone terpenting yang berperan dalam laktasi adalah prolaktin yang merangsang
produksi air susu, dan oksitosin yang berperan dalam ejeksi susu.
5



Gambar 5. Refleks laktasi
5


11

Hormon Prolaktin
Molekul prolaktin verasal dari sel-sel spesifik di daerah anterior glandula pituitary.
Molekul prolaktin (hPRL) terdiri dari polipeptida tunggal dengan 198 aminoacid dengan berat
molekul 22.000 MW. Strukturnya terbentuk globular yang dirangkai dengan tiga ikatan
disulfide. Secara genetic hPRL berada pada kromosom 6 dengan lokuus HLA.
3

Prolaktin merupakan factor yang paling penting di dalam proses laktasi. Seperti hormone
anterior pituitary lainnya, sekresi prolaktin diatur secara langsung oleh pengaruh hipotalamus
yaitu prolaktin inhibiting factor (PIF) seperti dopamine, GABA, dan prolaktin refeasing factor
(PRF) seperti thyrotropin-refeasing hormone (TRH), vasoative intestinal peptide (VIP),
oksitosin, angiotensin II dan serotonin. Prolaktin menyebabkan mitosis pada sel-sel epithelial
glandula mammae dan merangsang sintesis protein susu, lemak dan transferase.
3

Refleks Menyusui
Bayi yang sehat mempunyai 3 refleks intrinsic, yang diperlukan untuk berhasilnya menyusui :
4,5

1. Refleks mencari (Rooting refleks)
Payudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah sekeliling mulut merupakan
rangsangan yang menimbulkan refleks mencari pada bayi. Ini menyebabkan kepala bayi
berputar menuju putting susu yang menempel tadi diikuti membuka mulut dan kemudian
putting susu ditarik masuk ke dalam mulut.
4

2. Refleks menghisap (Sucking refleks)
Teknik menyusui yang baik apabila areola mammae sedapat mungkin semuanya masuk
kedalam mulut bayi. Putting susu yang sudah masuk kedalam mulut dengan bantuan
lidah, dimana lidah dijulurkan diatas gusi bawah putting susu ditarik lebih jauh sampai
pada orofaring dan rahang menekan areola mammae dibelakang putting susu yang pada
saat itu sudah terletak pada langit-langit keras (palatum durum). Dengan tekanan bibir
dan gerakan rahang secara berirama, maka gusi akan menjepit areola mammae dan sinus
laktiferus, sehingga air susu akan mengalir ke putting susu, dan mengakibatkan air susu
keluar dari putting susu.
4



12

3. Refleks menelan (Swallowing refleks)
Pada saat air susu keluar dari putting susu, akan di susul dengan gerakan menghisap,
yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga pengeluaran air susu akan bertambah dan
diteruskan dengan mekanisme menelan masuk ke lambung.
4

Manfaat ASI dan Menyusui
Keuntungan menyusui meningkat seiring lama menyusu eksklusif hingga 6 bulan.
Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI pada usia enam bulan, keuntungan
menyusui meningkat seiring dengan meningkatnya lama pemberian ASI sampai 2 tahun.
3

1. Manfaat ASI untuk bayi, ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna, untuk memiliki komposisi,
zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi, dapat juga
melindungu infeksi gastrointestinal. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang
dapat menyebabkan alergi pada bayi. ASI juga mengandung zat pelindung (antibody)
yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti : immunoglobulin.
Lyzosymze, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, Lactobacillus, Bifidus,
Lactoferrin,. ASI dapat meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bayi serta meningkatkan
jalinan kasih sayang ibu dan anak (bonding).
5

2. Manfaat ASI untuk ibu, suatu rasa kebanggan dari ibu, bahwa dapat memberikan
kehidupan kepada bayinya dan hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi
kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.
Dengan menyusui rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian
rahim ke ukuran sebelum hamil serta mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
Dengan menyusui kesuburan ibu akan menjadi berkurang untuk beberapa bulan dan
dapat menjarangkan kehamilan. ASI juga dapat mengurangi kemungkinan kanker
payudara pada masa yang akan datang.
5

Keberhasilan menyusui bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya tetapi merupakan
keterampilan yang perlu diajarkan. Agar ibu berhasil menyusui perlu dilakukan berbagai
kegiatan saat antenatal, intranatal dan postnatal.
4

- Masa antenatal

13

Selama masa antenatal ibu dipersiapkan secara fisik dan psikologis. Untuk persiapan
fisik ibu perlu diberi penyuluhan tentang kesehatan dan gizi ibu selama hmil. Untuk
persiapan psikologis, ibu diberi penyuluhan agar termotivasi untuk memberikan ASI
karena keinginan untuk member ASI adalah factor yang sangat penting untuk
keberhasilan menyusui. Adapun penyuluhan yang dianjurkan adalah :
3,5

1. Penyuluhan mengenai fisiologis laktasi
2. Penyuluhan mengenai pemberian ASI Eksklusif
3. Penyuluhan mengenai perlunya inisiasi menyusui dini
4. Penyuluhan ibu menganai manfaat ASI dan kerugian susu formula
5. Penyuluhan ibu mengenai maanfaat rawat gabung
6. Penyuluhan ibu mengenai gizi ibu hamil dan menyusui
7. Bimbingan ibu mengenai cara memposisikan dan melekatkan bayi pada payudara
dengan cara demonstrasi menggunakan boneka
8. Menjelaskan mitos seputar menyusui
- Masa Persalinan
1. Berusaha menolong persalinan tanpa trauma
2. Segera setelah bayi stabil (dalam waktu <30 menit) lakukan inisisasi menyusui
dini. Bayi diletakkan dalam keadaan telanjang diatas perut ibunya (apabila lahir
pervaginam) atau diatas dada ibunya ( apabila lahir secara seksio sesarea) untuk
mencari putting susu dan menghisapnya (diperlukan waktu 45-75 menit).
Penelitian membuktikn bahwa bila bayi disusukan pada jam pertama, kematian
neonatal dapat dikurangi sebanyak 22% dan disusukan pada hari pertama akan
mengurangi kematian neonatal sebanyak 16%. Menurut penelitian ini, inisiasi dini
pemberian ASI dapat mencegah kematian neonatal melalui 4 cara :
5

1. Penghisapan oleh bayi segera setelah lahir dapat membantu memercepat
pengeluaran ASI dan memastikan kelangsungan pengeluaran ASI.
2. Menyusu sedini mungkin dapat mencegah paparan terhadap substansi/zat dan
makanan atau minuman yang dapat menganggu fungsi normal saluran
pencernaan.

14

3. Komponen dari ASI awal (kolostrum) dapat memicu pematangan dari saluran
cerna dan member perlindungan terhadap infeksi karena kaya akan zat
kekebalan.
4. Kehangatan tubuh ibu saat proses menyusui dapat mencegah kematian bayi
akibat kedinginan ( terutama bagi bayi dengan berat lahir rendah)
3. Tatalaksana inisiasi menyusu dini
Pada tahun 1992 WHO / UNICEF telah mengeluarkan protocol tentang 10
langkah untuk keberhasilan menyusui (the ten steps to successful breastfeeding)
yang harus diketahui oleh setiap tenaga kesehatan yang berhubungan dengan ibu
bersalin dan bayi yang dilahirkannya. Langkah keempat adalah Inisiasi Menyusu
dalam waktu 3 menit setelah lahir. Pada waktu itu pelaksanaan langkah keempat
ini belum seperti yang diluncurkan sekarang. Pelaksanaan waktu itu setelah bayi
dikeringkan dalam keadaan dibungkus (tidak ada kontak kulit dengan kulit)
diletakkan didekat ibunya dan menyusu. Sekarang perubahan pada langkah
keempat tersebut adalah sebagai berikut :
1,2

a. Bayi baru lahir yang diputuskan tidak memerlukan resusitasi segera
diletakkan diatas perut ibunya dan dikeringkan mulai dari muka, kepala,
serta bagian tubuh lainnya krcuali kedua tangan. Bau cairan amnion pada
tangan bayi akan membantunya mencari putting ibu yang mempunyai bau
yang sama. Maka agar baunya tetap ada, dada ibu juga tidak boleh
dibersikan. Mengeringkan bayi tidak perlu sampai menghilangkan verniks
karena verniks dapat berfungsi sebagai penahan panas pada bayi.
b. Setelah 2 menit tali pusat dipotong dan diikat kemudian bayi
ditengkurapkan diatas perut ibunya dengan kepala bayi menghadap ke
kepala ibunya.
c. Kalau ruang bersalin dingin, kepala bayi diberi topi dan diberikan selimut
yang akan menyelimuti bayi dan ibunya.
d. Menurut pengamatan Widstrom, Righard, dan Alade memperlihatkan
bahwa bayi-bayi yang tidak mengalami sedasi mengikuti suatu pola
perilaku preefeeding yang dapat di prediksi. Apabila bayi dibiarkan

15

tengkurap diperut ibunya selama beberapa lama ia akan diam saja
kemudian akan waspada danmelikat sekelilingnya.
e. Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang,
menggerakan kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini akan membantu
uterus untuk berkontraksi. Meskipun kemampuan melihatnya terbatas,
bayi dapat melihat areola mammae yang memang warnanya lebih gelap
dan menuju kesana. Bayi akan membentur-bentukan kepalanya ke dada
ibunya. Ini merupakan stimulasi yang menyerupai massage untuk
payudara.
f. Bayi kemudian mencapai putting dengan mengandalkan indera
penciumannya dan dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Bayi akan
mengangkat kepala, mulai mengulum putting, dan menyusu. Hal tersebut
dapat tercapai antara 27-71 menit.
g. Menyusu pertama berlangsung sekitar 15 menit dan setelah selesai selama
2-2,5 berikutnya tidak ada keinginan untuk menghisap. Selama menyusu
bayi akan mengkoordinasikan isapan, menelan, dan bernapas. Pada saat itu
kadang sudah terdapat kolostrum jadi proses menyusu jangan interupsi.
h. Setelah selesai penyusuan dini, dilanjutkan tindakan asuhan keperawatan
seperti menimbang, pemeriksaan anteropometri, menyuntikkan vitamin
K1, dan mengoleskan salep pada mata.
i. Tunda memandikan bayi paling tidak 6 jam setelah lahir atau pada hari
berikutnya.
j. Bayi tetap berapa pada jangkauan ibunya agar dapat disusukan sesuai
keinginan bayi atau ibu.

Gambar 6. Inisiasi Menyusui Dini pada operasi Caesar

16


- Masa Pasca Persalinan
1. Merawat ibu bersama bayinya (Rawat Gabung)
Rawat gabung adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru
dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam sebuah ruang
selama 24 jam penuh. Bahkan bila mungkin bayi setempat tidur dengan ibunya.
Sebuah penelitian membuktikan bahwa bila bayi tidur bersama ibunya maka ibu
akan memberikan ASI nya 3 kali lebih lama pada waktu malam, 2 kali lebih
sering dan 39% menyusui lebih lama dibandingkan dengan bayi yang dipisahkan.
5

Kontak antara ibu dan bayi yang telah dibina sejak dari kamar bersalin
seharusnya tetap dipertahankan dengan merawat bayi bersama ibunya (rawat
gabung). Keuntungan dari rawat gabung adalah :
5

a. Aspek psikologis
Antara ibu dan bayi akan terjalin proses lekat ( bonding ). Hal ini akan
sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya.
Kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak
diperlukan untuk bayi. Rasa aman, terlindung, dan percaya pada orang lain
(basic trust) merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri pada bayi.
Ibu akan merasa bangga karena dapat memberikan yang terbaik bagi
bayinya.
b. Apek fisik
Ibu dengan mudah dapat menyusui kapan saja bayi menginginkannya.
Dengan demikian ASI juga dengan mudah keluar.
c. Aspek fisiologis
Bayi dapat disusui dengan frekuensi yang lebih sering dan menimbulkan
reflex prolaktin yang memacu proses produksi ASI dan reflex oksitosin
yang membantu pengeluaran ASI dan mempercepat involusi rahim.
Pemberian ASI Eksklusif dapat juga dipergunakan sebagai metode
keluarga berencana (metode amenorea laktasi/) asal memenuhi syarat
yaitu usia bayi belum berusia 6 bulan, ibu belum haid lagi, dan bayi masih
diberikan ASI secara eksklusif.

17

d. Aspek edukatif
Pada ibu primipara, akan mempunyai pengalaman menyusui dan merawat
bayinya. Juga member kesempatan bagi perawat untuk tugas penyuluhan,
antara lain posisi dan perlekatan bayi untuk menyusui dan tanda-tanda
bahaya pada bayi. Ibu juga segera dapat mengenali perubahan fisik atau
prilaku bayi dan menanyakan pada petugas hal-hal yang dianggap tidak
wajar. Sarana ini dapat juga dipakai sebagai sarana pendidikan bagi
keluarga.
e. Aspek medis
Dengan ibu merawat bayinya sendiri, bayi juga tidak terpapar dengan
banyak petugas sehingga infeksi nosokomial dapat dicegah. Disamping
itu, kolostrum yang banyak mengandung berbagai zat protektif akan cepat
keluar dan memberikan daya tahan bagi bayi.
f. Aspek ekonomi
Pemberian asi dapat dilakukan sedini mungkin sehingga anggaran
pengeluaran untuk membeli susu formula dan peralatan untuk
membuatnya dapat dihemat. Ruang bayi juga tidak perlu ada dan ruang
dapat digunakan untuk hal yang lain. Lama rawat juga bias dikurangi
sehingga pergantian pasien juga bias lebih cepat.
Namun tidak semua bayi dan ibu dapat dirawat gabung. Syarat untuk rawat gabung
adalah sebagai berikut :
5,6

Usia kehamilan > 34 minggu dan berat lahir >1800 gram, diharapkan reflex
menelan dan menghisap sudah baik.
Nilai Apgar pada lima menit 7
Tidak ada kelainan congenital yang memerlukan perawatan khusus
Tidak ada trauma lahir atau mordibitas lain yang berat
Bayi yang lahir dengan seksio sesarea yang menggunakan pembiusan
umum, rawat gabung dilakukan setelah ibu dan bayi sadar, misalnya 4-6
jam setelah operasi selesai. Apabila pembiusan secara spinal, bayi dapat

18

segera disusukan. Apabila ibu masih mendapatkan infuse, bayi tetap
disusukan dengan bantuan petugas.
Ibu dalam keadaan sehat.
Kontraindikasi melakukan rawat gabung adalah sebagai berikut :
5

Ibu dengan kelainan jantung yang ditakutkan menjadi gagal jantung
Ibu dengan eklamsia atau preeklamsia berat
Ibu dengan penyakit akut yang berat
Ibu dengan karsinoma payudara
Ibu dengan psikosis
Ibu dengan positif HIV
Kontraindikasi rawat gabung bagi bayi adalah sebagai berikut :
5

Bayi dengan berat lahir sangat rendah
Bayi dengan kelainan congenital yang berat
Bayi yang memerlukan observasi atau terapi khusus (bayi kejang, atau
sakit berat).
Apabila rawat gabung tidak dapat dilaksanakan, maka air susu ibu harus diperah
dan diberikan pada bayi dengan cara lain, misalnya dengan sendok, cangkir, pipet,
atau dengan sonde lambung sesuai dengan kemampuan bayi.
5

Jenis Makanan Bayi
Air Susu Ibu
ASI mengandung semua zat gizi untuk membangun dan penyediaan energy dalam
susunan yang diperlukan. ASI tidak memberatkan fungsi traktus disgestivus dan ginjal yang
belum berfungsi dengan baik pada bayi yang baru lahir, serta menghasilkan pertumbuhan fisik
yang optimum. ASI juga memiliki berbagai zat anti infeksi, yang dapat meningkatkan system
inum bayi.
6


19

ASI mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi
yang berasal dari susu hewan, seperti susu sapi, susu kerbau, atau susu apapun yang tidak sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan bayi. Komposisi zat gizi yang terkandung dalam ASI
adalah lemak, protein, karbohidrat, mineral, dan vitamin.
3,6

Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
3,6

1. Kolostrum yang merupakan cairan pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang
mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus
dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
- Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat dari
masa laktasi (150-300ml/24 jam)
- Komposisi kolostrum dari hari ke hari berubah
- Merupakan cairan yang kental yang ideal yang berwarna kekuningan, lebih kuning
dibandingkan ASI matur.
- Merupakan suatu laxantif yang ideal untuk membersikan meconeum dari usus bayi
yang baru lahir dam mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima
makanan selanjutnya.
- Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI matur. Tetapi berlainan dengan
ASI matur dimana protein yang utama adalah kasein, pada kolostrum protein yang
utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap
infeksi.
- Lebih banyak mengandung antibody dibandingan dengan ASI matur yang dapat
memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
- Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI matur.
- Total energy lebih rendah dibandingkan dengan ASI matur yaitu 58 kalori/100 ml
kolostrum
- Vitamin larut lemak lebih tinggi.
- pH lebih alkalis dibandingkan dengan ASI matur
- Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein didalam usus bayi menjadi
kurang sempurna, yang akan menambah kadar antibody pada bayi.


20

2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
- Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur.
- Disekresi dari hari ke empat sampai hari ke sepuluh dari masa laktasi.
- Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin
tinggi
- Volume semakin meningkat
3. Air Susu Matur
- ASI yang di sekresi dari hari ke sepuluh sampai seterusnya (300-850 ml/24 jam)
- ASI yang keluar 5 menit pertama disebut foremilk dan yang setelahnya keluar disebut
hindmilk. Foremilk lebih encer sedangkan hindmilk mengandung lemak 4-5x lebih
banyak dari pada foremilk sehingga diduga hindmilk inilah yang lebih
mengenyangkan bayi.
- Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan
pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6
bulan pertama bagi bayi.
- ASI merupakan makanan yang mudah didapat, selalu tersedia, siap diberikan pada
bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperature yang sesuai dengan bayi.
- Merupakan cairan kekuning-kuningan, karena mengandung kasein, riboflavum dan
karotin.
- Tidak menggumpal bila dipanaskan.
- Terdapat antimikrobakterial factor yaitu antibody terhadap bakteri dan virus, sel
(phagocyte, granulocyte, macrophage, lymphocyte type T ), enzim (lysozime,
lactoperoxidase), protein (lactoferin, B12 Binding Protein) dan complement (C3 dan
C4).








21

Tabel 2. Komposisi ASI Matur dan Prematur
6



Kontraindikasi ASI pada bayi :
5,6

1. Inborn errors of metabolism atau kelainan metabolism bawaan seperti galaktosemia
Galaktosemia merupakan penyakit metabolik dimana tubuh tidak dapat memetabolisme
galaktosa gula sederhana, karena kekurangan dari enzim yang dikenal sebagai Galt
(Transferase uridyl galaktosa-I-fosfat). Hal ini menyebabkan akumulasi galaktosa 1-
fosfat yang merusak hati, mata,otak dan ginjal. Gejalanya biasanya menyebabkan
penyakit kuning, munta, lesu, dan kejang.
2. Fenilkotenuria
3. Intoleransi Laktosa





22

Kontraindikasi ASI pada ibu :
5


Gambar 3. Kontraindikasi ibu menyusui
5


Komposisi ASI
Kandungan ASI terdiri dari :
6

1. Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Sekitar 50% kalori ASI berasal dari
lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5-4,5% . Walaupun kadar lemak dalam ASI
tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI. Kadar
kolesterol ASI lebih tinggi dari pada susu sapi, sehingga bayi mendapat ASI seharusnya
mempunyai kadar kolesterol darah lebih tinggi. Disamping kolesterol, ASI mengandung

23

asam lemak essesial yaitu linoleat (Omega 6) dan asam linolenat (Omega 3). Kedua asam
lemak tersebut adalah pembentuk asam lemak tidak jenuh rantai panjang disebut
docosahexaenoic acid (DHA) berasal dari Omega 3 dan arachidonic acid (AA) berasal
dari Omega 6 yang berfungsi sangat penting untuk pertumbuhan otak anak. Kadar lemak
ASI matur dapat berbeda menurut lama menyusui. Pada permulaan menyusu (5 menit
pertama) disebut foremilk kadar lemak ASI rendah (1-2 g/dl) dan lebih tinggi dapat
hindmilk (ASI yang dihasilkan pada akhir menyusu setelah 15-20 menit). Kadar lemak
hindmilk bias mencapai 3 kali dibandingkan dengan foremilk.
6

2. Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa, yang kadarnya paling tinggi dibanding susu
mamalia (7gr%). Laktosa lebih mudah diurai menjadi glukosa dan galaktosa dengan
bantuan enzim lactase yang sudah ada dalam mukosa saluran pencernaan sejak lahir.
Laktosa mempunyai manfaat lain yaitu mempertinggi absorbs kalsium dan merangsang
pertumbuhan lactobasillus bifidus.
1,3

3. Protein dalam susu adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI sebesar 0,9%. 60%
diantaranya adalah whey, yang lebih mudah dicerna dibanding kasein. Dalam ASI
terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan
taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatic, sedangkan taurin untuk
pertumbuhan otak. Selain dari ASI, sebenernya sistin dan taurin dapat diperoleh dari
penguraian tirosin ini belum ada.
6

4. Vitamin, ASI cukup mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K yang
berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam ASI dengan
jumlah yang cukup dan mudah dicerna. Dalam ASI juga banyak terdapat vitamin D,
tetapi bayi premature atau yang kurang mendapat sinar matahari diabjurkan pemberian
suplementasi vitamin D.
1,3,6

5. Zat besi, bayi aterm normal biasanya lahir dengan hemoglobin tinggi (16-22 gr/dl), yang
berukuran cepat setelah lahir. Zat besi yang diperoleh dari pemecahan hemoglobin
digunakan kembali. Bayi tersebut juga memiliki persediaan zat besi dalam jumlah yang
cukup untuk setidaknya 4-6 bulan. Meskipun jumlah zat yang terkandung dalam ASI
lebih sedikit dari yang terkandung dalam susu formula, 70% zat besi dalam ASI diserap,
sedangkan hanya 10% jumlah zat besi dapat diserap dalam susu formula. Perbedaan ini
sebabkan karena rangkaian interaksi kompleks yang terjadi di usus. Bayi yang diberikan

24

susu sapi segar atau susu formula dapat mengalami anemia karena terjadi perdarahan
kecil diusus.
3,6

6. Seng, terjadinya defisiensi mineral ini dapat menyebabkan kegagalan bertumbuh dan lesi
kulit tipikal. Meskipun seng lebih banyak terdapat pada susu formula dibandingkan
dengan ASI, bioavalabilitasnya lebih besar pada ASI. Bayi yang diberi ASI mampu
mempertahankan kadar seng dalam plasma tetap tinggi dibandingkan bayi yang diberikan
susu formula.
6

7. ASI memiliki kadar kalsium, fosfor, natrium dn kalium yang lebih rendah dari pada susu
formula. Tembaga, kobalt, dan selenium terdapat dalam kadar yang lebih tinggi. Semakin
tinggi bioavailabilitas mineral dan unsure ini, dipastikan bahwa kebutuhan bayi
terpenuhin dan pada saat yang bersamaan, juga menimbulkan beban penyerapan yang
lebih rendah pada ginjal neonates dari pada susu pengganti ASI.
5,6,7

Table 4. Komposisi ASI
4










25


Table.5 Perbandingan Komposisi ASI dan Susu Sapi
4



Frekuensi Pemberian ASI
Pada pemberian bayi yang baru lahir mempunyai jadwal makan yang tidak
teratur. Bayi yang baru lahir dapat makan sebanyak 6 sampai 12 kali atau mungkin juga
18 kali dalam 24 jam tanpa jadwal teratur. Dalam dua hari pertama produksi ASI belum
banyak hingga tidak perlu menyusui terlalu lama, cukup beberapa menit saja untuk
merangsang keluarnya ASI. Pada hari-hari berikutnya bayi dapat disusui selama 15-20
menit tiap kalinya, walaupun sebagian besar ASI keluar pada 15-10 menit pertama dari
setiap payudara.
5,7,8.9


Tanda Haus Palsu
Kekhawatiran ASI kurang atau fobia ASI kurang adalah perasaan yang tidak
benar pada ibu yang menganggap bahwa produk ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi.
Keadaan ini terjadi karena adanya gejala-gejala tertentu pada bayi yang masih dianggap
haus padahal bayi sudah minum banyak. Gejala ini cukup menyesatkan dan dianggap

26

bahwa bayi masih kurang minum sehingga pemberian susu formula ditambahkan. Pada
akhirnya hal ini yang seringkali menggagalkan program ASI eksklusif.
6

1. Gerakan mulut seperti mau minum atau bila pipi atau bibir disentuh seperti
mau minum. Ibu sering merasa letih dan kurang tidur karena tampak bayi
sering minta minum dan hanya terus ngempeng (tidak menyedot) putting
susu. Akhirnya karena kondisi tersebut keputusan pemberian susu formula
dilakukan.
6

2. Lidah sering dijulur-julurkan memasukan tangan kemulut, timbul gerakan
mengecap pada mulut bayi.
5

3. Refleks sucking (bila disentuh pipi mulut mengikuti tangan seperti ingin
menghisap) yang berlebihan.
5

Tanda tersebut bukan merupakan rasa haus, dapat dilihat setelah minum banyak
tanda tersebut masih sering dilakukan oleh bayi.
5.9
Tanda ASI sudah cukup
4

1. Waktu menyusui tidak terlalu lama atau tidak lebih dari 30 menit.
2. Bayi yang mendapat ASI memadai umumnya lebih tenang, tidak rewel, dan dapat tidur
pulas.
3. Umunya jarak menyusui sekitar 2-3 jam, pada bayi tertentu yang mempunyai
kemampuan minum yang tidak banyak biasanya interval tersebut menjadi lebih sering
sekitar 11/2-2 jam.
4. Tanda pasti bahwa ASI memadai dapat terlihat pada penambahan berat badan bayi yang
baik. Dalam keadaan normal usia 0-5 hari biasanya berat badan bayi akan menurun.
Setelah 10 hari bayi akan kembali seperti saat lahir. ASI cukup bila berat badan naik 500
gram dalam 2 minggu.
Donor ASI
Donor ASI adalah suatu cara alternative memberikan atau menyumbangkan ASI
dari seorang ibu menyusui kepada bayi yang bukan anak kandungnya. Alasan-alasan
krusial pemberian ASI donor dipengaruhi factor ibu dan factor bayi.
7


27

Permintaan ASI donor dari factor ibu dikarenakan beberapa sebab :
6,10

1. Ibu meninggal
2. Persediaan ASI perah habis
3. Ibu dengan HIV + (keputusan pemberian minum pada bayi sebaiknya melalui
proses konseling saat ibu hamil)
4. Ibu sakit berat(psikosis, sepsis, eklamsia, syok)
5. Infeksi virus Herpes Simpleks tipe 1 dengan lesi dipayudara.
6. Ibu pengguna obat terlarang
7. Ibu mengalami kelainan payudara.
Ibu yang akan mendonorkan ASI harus diseleksi terlebih dahulu. Tidak
disarankan mendonor ASI jika ibu :
6,10

1. Menerima donor darah atau produk darah lainnya dalam 12 bulan terakhir
2. Menerima transplantasi organ/jaringan dalam 1-2 bulan terakhir
3. Minum alcohol
4. Pengguna rutin obat-obatan pengencer darah (aspirin,acetaminophen)
5. Pengguna produk tembakau
6. Memakai implant silicon payudara
7. Riwayat infeksi kronis (HIV,sifilis,CMV)

Makanan Pedamping ASI (MP-ASI)
Seiring dengan bertambahnya usia anak, ragam makanan yang diberikan harus
bergizi lengkap dan seimbang. Peran zat gizi ini penting untuk menunjang tumbuh
kembang anak. Dalam hal ini pengaturan pola konsumsi makanan, ibu mempunyai
perang yang sangat penting dalam memilih jenis makanan yang bergizi seimbang. MP-
ASI harus diberikan setelah anak berusia 6 bulan dan berlanjut sampai usia 24 bulan.,
karena pada masa tersebut produksi ASI makin menurun sehingga suplai zat gizi dari ASI
tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi anak semakin meningkat.
6

Tujuan pemberian makanan pada bayi/anak adalah :
5,6

1. Memenuhi kebutuhan zat makanan yang adekuat untuk keperluan hidup, memelihara
kesehatan untuk aktivitas sehari-hari.

28

2. Menunjang tercapainya tumbuh kembang yang optimal.
3. Mendidik anak supaya terbina selera makan dan kebiasaan makan yang sehat,
memilih dan menyukai makanan sesuai dengan keperluan anak.
Pemberian MP-ASI yang terlalu dini juga kurang baik karena dapat mengakibatkan :
6

1. Bayi lebih sering menderita diare, karena cara menyiapkan makanan yang kurang
bersih, juga karena pembentukan zat anti oleh usus bayi belum sempurna.
2. Bayi mudah alergi terhadap zat makanan tertentu, keadaan ini terjadi karena usus bayi
yang masih permeable, sehingga mudah dilalui oleh protein asing.
3. Terjadi malnutrisi/gangguan pertumbuhan anak. Bila makanan yang diberikan kurang
bergizi dapat mengakibatkan anak mendrita KEP dan dapat terjadi obesitas bila
makanan yang diberikan mengandung kalori yang terlalu tinggi.
4. Produksi ASI menurun, karena bayi sudah merasa kenyang dengan MP-ASI, maka
frekuensi menyusu menjadi lebih jarang, akibatnya dapat menurunkan produksi ASI.
Cara Pemberian ASI
Langkah-langkah menyusui yang benar :
5,6,10

1. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan
areola sekitarnya.
2. Bayi diletakkan menghadap perut atau payudara ibu.
Ibu duduk atau berbaring santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi
yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi.
Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku
ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah
dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
Satu lengan bayi di letakkan dibelakang badan ibu dan yang satu didepan.
Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara.
Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lutut.


29

3. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari-jari lainnya menopang dibawahnya.
Jangan menekan putting susu atau areolanya saja.
4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi dengan
putting susu dan menyentuh sisi mulut bayi.
5. Setelah bayi membuka mulut dan mulai menghisap. Payudara tak perlu dipegang atau
di sanggah lagi.

Gambar 7. Posisi menyusui
5













30


KESIMPULAN
Laktasi merupakan fase akhir dari siklus reproduksi yang memiliki system pengaturan
yang sangat kompleks yaitu hipotalamis, hipofisis, dan payudara sendiri. Perlu mengetahui
anatomi payudara serta variasi bentuk dan dari payudara.
Perubahan yang terjadi pada kelenjar payudara dipengaruhi oleh waktu misalnya pra
pubertas, pubertas, siklus menstruasi. Pembentukan dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh
refleks prolaktin dan let down dimana sejumlah hormone akan mengambil bagian tersendiri
mulai dari pembentukan kelenjar mammae, pembentukan air susu dampai pembentukan air susu
sam pai pengeluaran air susu.

















31



DAFTAR PUSTAKA
1. Saifuddin AB,Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan . Edisi keempat. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo,2002.265
2. Narendra, M : Sularyo, T : Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta ;
Sagung Seto, 2002
3. ASI, diunduh dari : http://idai.or.id/profesional-resources/rekomendasi/rekomendasi-
ikatan-dokter-anak-indonesia-mengenai-air-susu-ibu-dan-menyusui.html, 24 Juni 2014
4. Depkes, 2005. Menejemen Laktasi. Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di
Puskesmas. Jakarta Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
5. Program Menejemen Laktasi,2004. Buku Bacaan Menejemen Laktasi. Jakarta. Hal :3-5
6. Hubertin Sri, Pratunjau. Konsep Penerapan Asi Eksklusif. Jakarta Sagung Seto, 2010. 46
7. Menyusui , diunduh dari : http:/idai.or.id/professional-resources/rekomendasi-ikatan-
dokter-anak indonesia-mengenai-menyusui.html
8. Breastfeeding, diunduh dari : http.www.medscape.com/article/
1835675/breastfeeding/overview
9. Breastfeeding Benefits, diunduh dari : http://www.doctsoc.com/docs/ Breastfeeding
Benefiits, 25 Juni 2014
10. Donor ASI, diunduh dari : http://aimi-asi.org/tag/donor-asi, 25 Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai