Anda di halaman 1dari 7

1 | P a g e

IndonesiaWater@gmail.com www.1keran.com
istem penanganan air bersih adalah suatu mekanisme tertentu yang bertujuan untuk mencapai
standard yang dinginkan terhadap air baku baik secara manual maupun otomatis di suatu tempat
(treatment plant).
Dasar perencanaan sistem water treatment ini mengacu kepada tiga hal yaitu kualitas air baku, kualitas air
produk dan kapasitas produksi berdasarkan total beban alat plumbing yang dibutuhkan
Untuk itu di dalam artikel ini akan ditemui beberapa perbedaan dalam hal jumlah, jenis spesifikasi teknis
maupun urutan alat-alat, namun prinsip dasar maupun cara kerja dari masing-masing alat dapat dikatakan
sama.
I. DASAR PERENCANAAN WTP
A. Kualitas Air baku

Kualitas air baku menjadi sangat penting karena merupakan parameter awal desain terutama untuk
menentukan sistem pre-treatmentdan desain sistem reverse osmosis. Semakin baik kualitas air bakunya maka
sistem akan menjadi lebih sederhana dan biaya treatment akan menjadi lebih ekonomis dan sebaliknya jika
kualitas air baku buruk, maka sistem semakin kompleks dan membutuhkan lebih banyak biaya.
Pada umumnya ada 3 macam air baku yang digunakan yaitu air olahan PAM, air olahan mandiri dan air
tanah. Dari ketiganya yang paling rawan adalah air tanah, karena sering kali kondisinya tidak stabil. Tetapi
walau menggunakan air olahan PAM-pun, sebaiknya tetap dilakukan pemeriksaan berkala guna
kepentingan analisa performa alat water treatment yang akan digunakan.
Parameter yang di analisa hanya parameter Fisika dan Kimia, sedangkan untuk parameter mikrobiologi
diasumsikan bahwa sumber baku yang ada mengandung unsur mikrobiologi.
B. Kualitas Air Produk

Kualitas atau baku mutu air produk yang digunakan akan mengacu kepada standard Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 atau produsen peralatan yang menggunakan air
produk, misalnya Hemodyalisa mengacu pada standard AAMI (Association for Advancement of Medical
Instrument) dan Perhimpunan Nefrolog Indonesia (PERNEFRI).

C. Kapasitas Produksi

Jumlah alat plumbing yang ada menjadi dasar perhitungan. Adapun perhitungan beban alat plumbing yang
ada mengacu pada Standard Nasional Indonesia / SNI NO. 03-7065-2005.
S
2 | P a g e
IndonesiaWater@gmail.com www.1keran.com

II. JENIS FILTRASI
Prinsip dasar water treatment mengacu pada teknologi filtrasi yang terbaru. Yaitu menggunakan teknologi
filtrasi dari tingkat partikel, molekul dan ionik..

Gambar 1. Bagan filtrasi dari berbagai tingkat. Semakin ke bawah ukuran zat yang
difiltrasi semakin kecil, sampai pada ion valensi satu.

A. Filtrasi Tingkat Partikel

Filtrasi tingkat partikel adalah filtrasi paling pertama sebelum masuk ke sistem berikutnya. Treatment ini
sering juga disebut pre-filter, dan berfungsi memperbaiki kualitas air pada sifat-sifat fisika.
1. Filter pasir / Sand filter
a. Fungsi : Menghilangkan kekeruhan (turbidity) dengan daya hingga 30 micron.
b. Kriteria desain
i. Media : Silica Sand
ii. Ukuran : 0,8-2,36 mm 8 x 30 Mesh
1,18-2,36 mm 8 x 16 Mesh
iii. Warna : Putih
Kekeruhan berasal dari adanya suspended solid matter dan koloid dalam air. Jika tidak ada sistem dalam
WTP maka dapat menyumbat filter lanjutan sehingga beban filter lanjutan menjadi bertambah berat,
karena tidak ada pre-filter di awal sistem.
3 | P a g e
IndonesiaWater@gmail.com www.1keran.com
2. Filter Karbon aktif / Activated carbon Filter
a. Menyerap bau, rasa, warna, sisa klorin
b. Kriteria desain
i. Media : Activated carbon
ii. Ukuran : 12 x 40,08 x 30 Mesh
iii. Warna : Hitam

Karbon aktif akan mengadsorbsi bau, rasa dan sisa klorin. Sifat bau yang ditimbulkan oleh aktivitas
organik juga dapat dihilangkan dengan catatan masih dalam ambang batas air bersih (bukan air kotor /
waste water). Karbon yang berongga, menyebabkan partikel-partikel itu masuk dalam celah-celahnya
sehingga hanya air dan ion-ion yang sangat renik yang melewati filter. Bahan media karbon biasanya
berasal dari arang batok kelapa atau batu bara.

Zat organik yang dapat diserap karbon disebut juga sebagai KMnO
4
dalam analisa air. KmnO
4
ini berasal
dari aktivitas mikroorganisme seperti algae, dan jasad renik lainnya. Aktivitas organik yang melibatkan
oksigen bersifat korosif sehingga merusak peralatan-peralatan dari logam. Karbon aktif adalah salah satu
cara untuk menanggulangi keadaan ini selain koagulasi dengan Al
2
(SO
4
), sedimentasi dan khlorinasi.


Gambar 2. Pressure filter kapasitas besar berikut kontrol otomatis


3. Softener Filter
a. Menghilangkan kesadahan / kapur
b. Kriteria desain
i. Media : Resin Kation (merk Lewatit atau Purolite)
ii. Service Rate : tergantung nilai zat padat terlarut (Total Dissolve Solid / TDS)

Softener filter diharapkan mampu menghilangkan kesadahan total dalam air yang berasal dari ion Ca
2+
,
Mg
2+
, Fe
2+
, Fe
3+
, Mn
+
. Kesadahan ini menyebabkan laksative (rasa mual dan mencret) ketika dikonsumsi,
kerusakan (timbul kerak / scalling) pada perlengkapan pipa air panas dan ketel, pemborosan pemakaian
sabun dan detergen serta merusak peralatan seperti autoclave. Walaupun softener ini dapat menghilangkan
ion-ion kesadahan, tetapi tetap dimasukkan dalam filtrasi tingkat partikel karena menggunakan pressure
filter standard, tidak menggunakan membran.

4 | P a g e
IndonesiaWater@gmail.com www.1keran.com
B. Filtrasi Tingkat Molekul

Filtrasi tingkat molekul ini menyaring zat yang lebih kecil lagi dibanding filter tingkat partikel biasa. Filter
yang sudah umum dikenal adalah Mikron Filter (dari ukuran 10 - 0,1 m), sedangkan yang teknologinya
berkembang mulai tahun 2008 disebut Ultrafiltration (dari ukuran 0,1 0,01 m). Mikron filter biasanya
menggunakan cartridge / bag filter, sedangkan ultrafiltration menggunakan membran UF. Mikron filter
sebenarnya dapat pula digolongkan dalam filtrasi ukuran partikel, jika pori yang digunakan dapat
meloloskan molekul dan hanya menahan partikel saja. Filtrasi tingkat ini sudah mulai menggunakan
membran.
Membran ialah sebuah penghalang selektif antara dua fasa. Membran memiliki ketebalan yang berbeda-
beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis serta ada yang homogen dan ada juga ada heterogen. Ditinjau
dari bahannya membran terdiri dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan alami adalah bahan yang
berasal dari alam misalnya pulp dan kapas, sedangkan bahan sintetis dibuat dari bahan kimia, misalnya
polimer.
Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk molekul, menahan komponen
dari umpan yang mempunyai ukuran lebih besar dari pori-pori membran dan melewatkan komponen yang
mempunyai ukuran yang lebih kecil. Larutan yang mengandung komponen yang tertahan disebut
konsentrat dan larutan yang mengalir disebut permeat. Filtrasi dengan menggunakan membran selain
berfungsi sebagai sarana pemisahan juga berfungsi sebagai sarana pemekatan dan pemurnian dari suatu
larutan yang dilewatkan pada membran tersebut.

Gambar 3. Housing Filter Cartridge / Mikron Filter
Mikrofiltrasi merupakan pemisahan partikel berukuran micron atau submicron.Bentuknya lazim berupa
cartridge, gunanya untuk menghilangkan partikel dari air yang berukuran 0,04 sampai 100 mikron. Asalkan
kandungan pdatan total terlarut tidak melebihi 100 ppm. Filtrasi cartridge merupakan filtrasi mutlak.
Artinya partikel padat akan tertahan, terkadang cartridge yang berbentuk silinder itu dapat dibersihkan.
Cartridge tersebut diletakkan di dalam wadah tertentu (housing). Bahan cartridge beraneka : katun, wool,
rayon, selulosa, fiberglass, poly propilen, akrilik, nilon, asbes, ester-ester selulosa, polimer hidrokarbon
terfluorinasi.
5 | P a g e
IndonesiaWater@gmail.com www.1keran.com
Dalam Ultrafiltrasi air baku akan ditekan (pressure)
melalui pipa kapiler (membran) dalam tabung plastik.
Ukuran yang beredar di pasaran berkisar dari 0.01
0.05 m (sebagai perbandingan seutas rambut
manusia memiliki diameter 50 m berarti poros ini
5000 kali lebih kecil). Kontaminan yang melebihi
ukuran poros tersebut akan dibiarkan diluar
membran dan dibuang sebagai reject water. Zat padat
terlarut, garam dan ion-ion masih dapat melalui
membran ini. Keuntungan terbesar dari ultrafiltrasi
dibanding filtrasi biasa (mikron filter) adalah air yang
dihasilkan lebih steril.
Pori-pori membran UF sangat kecil, sehingga bakteri
dan bahkan virus terlalu besar untuk melewati
membran ini (lihat gambar 6). Banyaknya pori-pori
dalam sebuah modul UF ditentukan dalam tingkat
aliran yang diinginkan (service flow rate). Tergantung
aplikasinya, modul UF memiliki ukuran berbeda
tergantung kapasitas filtrasinya. Sehingga kebutuhan
semua WTP dapat dipenuhi.
Tidak seperti mikron filter yang bersifat disposable /
habis pakai buang, sistem ultrafiltrasi dapat di-
backwash dan di-flushing agar membran kembali ke
kondisi awal setelah jenuh oleh partikel yang
menyumbat pori-porinya. Gambar disamping
memperlihatkan bagaimana membran UF bekerja
saat melakukan filtrasi / service.
Air baku akan ditekan memasuki modul dari bawah.
Proses ini disebut Dead End. Selama filtrasi residu
akan berada tetap dalam hollow fiber (casing membran)
sementara filtrat / air produk akan dikeluarkan.
Untuk backwash (aliran air dibalik) ada dua macam. Yaitu backwash awal (primary backwash) atau dikenal
dengan istilah forward flush / flushing.
Flushing :
Membersihkan residu dalam hollow fibre
Menguras hollow fibre itu sendiri

Backwash :
Membersihkan pori-pori membran dengan membalik arah air dari luar ke dalam membran.


Gambar 5. UF sedang melakukan Backwash
& Flushing
Gambar 4. UF sedang melakukan Filtrasi /
Service
6 | P a g e
IndonesiaWater@gmail.com www.1keran.com

Gambar 6. Perbandingan ukuran bakteri/virus dengan pori-pori membran ultrafiltrasi


Gambar 7. Penampang membran UF
C. Filtrasi Tingkat Ion

Filtrasi tingkat ion adalah nanofiltration dan reverse osmosis. Nanofiltrasi sendiri jarang digunakan dalam
industri water treatment, yang umum adalah reverse osmosis. Mungkin karena nanofilter tidak maksimal
dalam penyaringan karena berukuran 0,01 0,001 sedangkan RO memiliki ukuran pori-pori yang lebih
kecil yaitu 0,001 0,0001 atau sampai sepersepuluh ribu mikron.
Reverse Osmosis Sistem adalah sistem penyaringan air baku melalui membran TFC (Thin Film Composite).
Dengan tekanan tinggi, sehingga menghasilkan air yang murni. Membran tersebut menyaring zat-zat
Kimia (organik & anorganik), garam, serta ion-ion yang terlarut dalam air.
7 | P a g e
IndonesiaWater@gmail.com www.1keran.com


Gambar 8. Bagan proses osmosis dan osmosis balik (reverse osmosis / RO)

Sistem RO ini hanya dapat bekerja dengan baik apabila air baku yang dikelola jernih dan tidak banyak
mengandung padatan terlarut. Apbila air terdapat banyak padatan terlarut maka membran mudah
mengalami penyumbatan (fouling), dan pengerakan (scalling).
Untuk menghindari terjadinya penyumbatan dan pengerakan maka diperlukan pengolahan awal atau pre-
treatment. Sistem yang baik akan dilengkapi dengan sistem antiscalant dan anti fouling. Dalam sistem RO
biasanya disertai pemasangan filtrasi tingkat partikel berupa cartridge filter berukuran 5 10m dengan
harapan kerja membran menjadi lebih ringan. Adapun prosesnya mirip dengan proses ultrafiltrasi, hanya
saja tekanan yang digunakan lebih tinggi dan pori-pori membrannya lebih kecil.









Gambar 9. Penampang membran RO dan alur proses air dalam membran

Anda mungkin juga menyukai