Anda di halaman 1dari 11

JENIS TINDAK TUTUR DAN PRINSIP KESANTUNAN IBU

DALAM PERCAKAPAN IBU DAN ANAK


Lusi Setiyanti
Program Studi Linguistik, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia
lusi_setiyanti@yahoo.co.id
Abstrak
Di dalam penelitian ini, dikaji jenis tindak tutur seorang ibu dalam percakapan dengan
anaknya, serta prinsip yang terkandung di dalamnya. Landasan teori yang digunakan pada
penelitian ini adalah teori tindak tutur Searle (!"#$ dan prinsip saling tenggang rasa dari %&i&
('(($. )ujuan penelitian ini adalah untuk menemukan jenis dan *ungsi tindak tutur seorang
ibu pada saat berkomunikasi dengan anak, serta menentukan *ungsi tindak tutur tersebut.
+etode penelitian yang digunakan adalah metode deskripti* kualitati*. )eknik pengumpulan
data dilakukan dengan teknik simak bebas libat cakap (S,L-$, perekaman dan pencatatan.
Data diperoleh dari tuturan yang dilakukan oleh ibu dan anak dalam percakapan berbahasa
Sunda. )eknik analisis data menggunakan analisis dengan metode identi*ikasi yang
disesuaikan dengan teori landasan. )emuan pada penelitian ini adalah bah.a jenis tindak tutur
yang dominan digunakan oleh ibu kepada anaknya dalam percakapan adalah aserti*,
sementara prinsip yang utama adalah prinsip daya sanjung. /al ini sesuai dengan peran ibu
sebagai pihak yang memengaruhi perkembangan anak.
Kata kunci: )indak )utur, Pragmatik, 0omunikasi Ibu dan %nak
Abstract
)his study e1amined types o* speech acts o* a mother, as .ell as the principles contained
therein, in a conversation involving her and her children. )he theoretical *oundations used in
this study are the speech act theory o* Searle (!"#$ and the )he Principle o* +utual
-onsideration o* %&i& ('(($. )he purpose o* this study is to *ind the types and *unctions o* a
mother2s speech acts .hen per*ormed a communication .ith her child, and determine the
*unction o* the speech acts. )his study employs descriptive 3ualitative method. Data .as
collected .ith Uninvolved -onversation 4bservation )echni3ue, recording, and noting. Data
obtained *rom the speech made by the mother is in the Sundanese language. )o analyse the
data, this study used identi*ication methods that are adapted to the theoretical *oundation. )he
*indings o* this study are that the dominant type o* speech acts used by mothers to their
children in conversation is assertive and the main principle is *avour principle. )his is
consistent .ith the role o* mother as main in*luencer in child development.
Keywr!s: Speech %cts, Pragmatics, +other and -hild -ommunication
1. PENDA"ULUAN
Perkembangan bahasa menjadi salah satu aspek penting dalam perkembangan seorang anak
karena bahasa merupakan alat yang vital bagi kehidupan manusia. Perkembangan bahasa pada
anak tidak lepas dari peranan orang tua anak. 4rang tua harus memahami tahapan5tahapan
perkembangan bahasa pada anak agar mereka dapat memberikan stimulus yang baik sesuai
dengan tahapan usia anak. Pemerolehan bahasa bahkan dapat dimulai sejak bayi masih berada
1
dalam kandungan. Sebagai contoh, seorang ibu bisa mengajak bayi berkomunikasi tentang hal
yang positi*. 0ontak batin antara ibu dan janin dapat tercipta dengan baik bila kondisi psikis
ibu dalam keadaan stabil. 0eharmonisan yang terjalin le.at komunikasi bisa mempengaruhi
keji.aan anak.
Pola komunikasi yang baik dan terjalin erat antara anak dan orang tua akan membuka
hubungan yang lebih baik. Pola komunikasi ini dapat terealisasi melalui bentuk verbal,
misalnya dalam percakapan sehari5hari. Pola komunikasi yang jelas akan mempengaruhi
perkembangan bahasa dan kepribadian anak. Dalam hal ini, tindak tutur ibu kepada anak
menjadi sangat penting.
,eberapa kajian mengenai tindak tutur orang tua kepada anak pernah dilakukan oleh
Siregar ('((6$ dan /asibuan ('((#$. Dalam penelitiannya, Siregar mengkaji prinsip5prinsip
yang berkaitan dengan tindak tutur, pemerolehan tindak tutur dan siasat kesantunan. Dalam
Siregar ('((#$ dijelaskan mengenai penggunaan tindak tutur melalui bentuk tindak tutur
permohonan, permohonan maa*, keluhan, pujian, menja.ab pujian dan berterima kasih.
Sementara itu, /asibuan ('((#$ mengkaji perangkat tindak tutur dan siasat kesantunan
berbahasa dalam bahasa +andailing. Ia menjelaskan pola tindak tutur berdasarkan )eori
Searle, yaitu tindak tutur representati*, direkti*, komisi*, ekspresi* dan deklarati* serta jenis
tindak tutur langsung dan tidak langsung dengan studi kultural.
Penelitian ini mencoba melanjutkan kajian tentang tindak tutur orang tua kepada anak,
dengan subjek kajian yang berbeda. Penelitian ini mengkaji tindak tutur yang dilakukan oleh
ibu kepada anak dalam percakapan berbahasa Sunda. Di dalam kajian ini, dianalisis tindak
tutur yang terdapat pada percakapan yang dilakukan oleh subjek yang memiliki *ungsi
terpenting dalam hubungan keluarga, yakni ibu.
Dua pertanyaan utama dalam penelitian ini adalah $ apakah jenis tindak tutur yang
terdapat pada tuturan ibu kepada anak78 dan '$ apa saja prinsip5prinsip kesantunan yang
terkandung dalam tuturan ibu kepada anak7
2. KERAN#KA TE$RETIS
%&' Perke(ban)an ba*asa +a!a anak
Dossena ('('9 :;$ menyatakan bah.a sejak lahir, seorang bayi sudah memiliki <setelan=
biologis untuk berkomunikasi8 dia akan tanggap terhadap kejadian yang ditimbulkan oleh
orang di sekitarnya. Seorang ibu memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan
kemampuan berbahasa anaknya. Sejak seorang manusia dilahirkan, lingkungan
terdekatnyalah yang mempengaruhi pengembangan kemampuan berbahasanya. >agasan
tentang besarnya pengaruh orang tua pada perkembangan bahasa anak ini juga ditekankan
2
oleh ?aughan dan -lancy ('(69 ;($ melalui gambaran pola5pola interaksi unik dalam pola
pragmatik pada korpus percakapan antaranggota keluarga.
Secara lebih spesi*ik, 0amp* ('(69 '$ mengutip ,lum50ulka (!!"$, yang
menjelaskan tahap5tahap perkembangan bahasa pada anak5anak imigran di %merika Serikat,
bah.a pemerolehan pragmatik pada anak sangat dipengaruhi oleh pola interaksi ibu dan anak.
Interaksi ini memberikan suatu ancangan kemampuan pragmatik yang mendasar karena
,lum50ulka juga sangat meyakini pengaruh dominan keluarga pada per*orma bahasa anak.
Selanjutnya, ,osco dkk. ('(69 ":5""@$ beranjak lebih jauh dengan mengkaji
kemampuan komunikati* anak secara umum. ,eberapa gagasan penting ,osco dkk. yang
sejalan dengan kajian ini kembali menekankan pola asupan bahasa anak yang dapat
mempengaruhi pola dan kemampuan komunikasi anak secara umum. 0emudian, gagasan
bah.a anak masih berada dalam tahap perkembangan kogniti* yang tidak terlalu tinggi,
sehingga kemampuan logikanya masih kurang. Ini memberikan landasan yang mendukung
bukti gagasan bah.a anak cenderung mengikuti cara bertutur orang5orang terdekatnya, dalam
hal ini orang tua.
%&% Tin!ak tutur ran) tua ke+a!a anak
+engutip Searle (!"#$, ,osco dkk. ('(69 ":'$ menjelaskan bah.a gagasan tindak tutur
dalam pragmatik mencakup perlakuan atau tindakan tertentu yang dilakukan melalui kata,
misalnya memohon sesuatu, menolak, berterimakasih, membei salam, memuji, meminta maa*
dan mengeluh. Ini sejalan dengan penjelasan )erkoura*i ('(9 '@"($ yang mengutip ,ro.n
dan Levinson (!"@$ bah.a tindak tutur merupakan produksi kalimat untuk menyatakan agar
maksud pembicara diketahui pendengar.
,ekaitan dengan kajian ini, gagasan5gagasan yang dikemukakan oleh ,osco dkk. dan
)erkoura*i tersebut menjadi landasan yang relevan bagi pola komunikasi tradisional dalam
suatu keluarga karena berbagai tindak tutur seperti memohon sesuatu, menolak,
berterimakasih, membei salam, memuji, meminta maa* dan mengeluh merupakan tema5tema
yang umum dalam percakapan antaranggota keluarga. Dalam konteks komunikasi ibu dan
anak, anak yang cenderung belum mencapai tahap pemikiran kogniti* yang tinggi akan lebih
sering menjadi penyimak (>ood.in dan -ekaite, '('9 6$. Penjelasan >ood.in dan -ekaite
('('$ tentang posisi anak yang cenderung pasi* memberikan entry point bah.a dalam
komunikasi yang melibatkan orang tua dan anak, tindak tutur orang tua menjadi lebih
dominan dan dapat dikatakan penting dalam menyokong pemerolehan bahasa anak.
,eranjak dari gagasan tentang dominannya tindak tutur orang tua, perlu dikemukakan
pula beberapa teori tindak tutur yang relevan dengan kajian ini. Aenis tindak tutur tertentu
3
akan muncul pada kalimat5kalimat yang dituturkan dalam percakapan ibu dan anak.
%bol*athiasl ('(6$ menjelaskan bah.a, pertama, teori tindak tutur dikemukakan oleh %ustin
yang secara tegas menyatakan bah.a tindak tutur terbagi atas tiga, yaitu lokusi, ilokusi dan
perlokusi. Sementara Searle (!"#$ berpendapat lain. +enurutnya, dalam suatu komunikasi
terdapat bentuk5bentuk tindak tutur aserti*, direkti*, komisi*, ekspresi* dan deklarati*. Dari
kedua gagasan yang dijelaskan %bol*athiasl ('(6$, penjelasan Searle memberikan perspekti*
yang sangat detail tentang jenis5jenis tindak tutur yang dapat muncul dalam percakapan ibu
dan anak. Untuk itu, kajian ini akan bertumpu kepada gagasan Searle tentang jenis5jenis
tindak tutur tersebut.
%&, Prinsi+ Kesantunan
Dalam konteks tindak tutur ibu kepada anak, prinsip kesantunan tentunya ada. Landasan
untuk kajian tentang prinsip kesantunan dijelaskan oleh /aryadi ('(6$ yang mengutip
gagasan Prinsip Saling Tenggang Rasa <)he Principle o* +utual -onsideration= (P+-$ dari
%&i& ('(($ sebagai berikut.
1. Terhadap mitra tutur Anda, gunakanlah bahasa yang Anda sendiri pasti akan senang
mendengarnya apabila bahasa itu digunakan orang lain kepada Anda8 dan sebaliknya.
2. Terhadap mitra tutur Anda, janganlah menggunakan bahasa yang Anda sendiri pasti
tidak akan menyukainya apabila bahasa tersebut digunakan orang lain kepada Anda.
(%&i&, '(($.
Selain kedua prinsip di atas, %&i& ('(($ menguraikan Prinsip Saling )enggang Basa
sebagai berikut.
1. Prinsip daya luka dan daya sanjung8 %rtinya, sebuah ekspresi bahasa memiliki potensi
bah.a ia akan mampu membuat seseorang merasa terlukai atau tersanjung dibahagiakan.
4leh karenanya, berhati5hatilah menggunakan ketika menggunakannya.
2. Prinsip berbagi rasa8 %rtinya, mitra tutur kita memiliki perasaan sebagaimana layaknya
kita sendiri. 4leh karenanya, ketika bertutur menggunakan ekspresi bahasa,
pertimbangkanlah perasaan mitra tutur itu sebagaimana layaknya kita mempertimbangkan
perasaan kita sendiri.
3. Prinsip kesan pertama8 %rtinya, penilaian mitra tutur kita terhadap tingkat kesantunan
berbahasa kita pada dasarnya ditentukan oleh kesan pertama yang dia dapatkan tentang
prilaku berbahasa kita ketika dia berkomunikasi dengan kita untuk pertama kalinya. 4leh
karena itu, tunjukkanlah bah.a kita punya niat baik untuk bekerja sama dan berkomuniksi
dengannya.
4. Prinsip keberlanjutan8 %rtinya, keberlanjutan hubungan kita dengan mitra tutur pada masa
yang akan datang, pada dasarnya ditentukan oleh cara kita bertransaksi melalui
4
komunikasi pada saat ini. 4leh karenanya, upayakan agar kita bisa membangun rasa
saling percaya.
Dalam kajian ini, prinsip saling tenggang rasa dari %&i& ('(($ digunakan untuk
menyokong analisis tentang pola kesantunan atau prinsip dari tuturan ibu kepada anak dengan
pertimbangan bah.a PS)B ini paling sesuai dengan konteks percakapan di Indonesia.
%&- Psisi Ka.ian ini
,agian ini penting untuk dikemukakan, guna menegaskan posisi kajian ini dibandingkan
beberapa kajian terkait percakapan ibu dan anak yang telah ada sebelumnya. +ills ('(9 :6$
menjelaskan bah.a beberapa kajian terbaru yang berkenaan dengan percakapan dalam
keluarga umumnya menelisik pola kesantunan anak terhadap orang tua. Sungguh menarik
untuk mencermati bah.a hal yang sebaliknya, kesantunan orang tua terhadap anak, ternyata
jarang mendapatkan perhatian. Dengan mengutip Locher ('((:$, Smith ('((:$, dan Coshida
dan Sakurai ('((;$, +ills kemudian menjelaskan pula bah.a .acana percakapan di dalam
keluarga memiliki pola yang beragam, mulai dari in*ormal sampai dengan *ormal.
Secara ringkas, gagasan +ills ('($ tentang kesantunan ini juga dijelaskan oleh
Di*ana ('(69 '("$ bah.a pendekatan analisis kesantunan berkaitan dengan analisis
kontekstual. Dalam hal ini, secara kontekstual kajian ini mencoba melakukan pergeseran
analisis kesantunan yang la&imnya menyasar anak kepada orang tua, dalam konteks ini9 Ibu.
Pendekatan kajian ini juga diharapkan mampu menjelaskan perilaku komunikati* yang
dilatarbelakangi unsur budaya, khususnya Indonesia, melalui penggunaan PS)B dari %&i&
('(($ yang dinilai sesuai dengan konteks .acana percakapan di Indonesia.
3. MET$DE PENELITIAN
,&' Pen!ekatan !an Jenis Pene/itian
0ajian ini merupakan penelitian deskripti* kualitati*. +etode deskripti* dipilih karena
penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menggambarkan dengan jelas tentang objek yang
diteliti secara alamiah dan paling cocok digunakan untuk mengembangkan teori yang
dibangun melalui data yang diperoleh melalui lapangan (+ills, '(9 #@$.
,&% Data
Data yang diperlukan dalam penelitian adalah berupa tuturan dari percakapan seorang ibu dan
anaknya yang baru berusia empat tahun. Percakapan tersebut dilakukan di dalam bahasa
Sunda. Pada penelitian ini, percakapan dicatat dan di*okuskan kepada tuturan Ibu. )uturan Ibu
5
kemudian dipilah berdasarkan jenis direkti*, komisi*, ekspresi*, aserti* dan deklarasi. Situasi
ketika percakapan dituturkan adalah ketika ibu dan anak tersebut melakukan kegiatan sehari5
hari dengan pokok permasalahan yang dibicarakannya pun seputar permasalahan personal di
antara keduannya.
,&, Su(ber Data
Data diperoleh dari hasil pengamatan pada tuturan yang dilakukan oleh ibu dan anak pada
saat berinteraksi dengan teknik simak libat cakap. Percakapan tersebut direkam dengan
menggunakan alat perekam Sony )-+ #(. Selain itu, pencatatan dilakukan untuk
melengkapi data tuturan.
,&- Teknik Pen)u(+u/an Data
Peneliti menggunakan teknik simak bebas libat cakap (S,L-$, perekaman dan pencatatan.
)ahapan pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut9
1. +elakukan perekaman percakapan dan pencatatan terhadap hal5hal yang behubungan,
misalnya suasana, peristi.a, .aktu dan tempat terjadinya percakapan.
2. +entranskripsikan data dan menterjemahkan data ke dalam bahasa Indonesia.
3. +emilah tuturan untuk ditentukan jenis tindak tuturnya.
4. +emilah tuturan untuk ditentukan jenis prinsip kesantunannya.
,&0 Teknik Ana/isis Data
,erikut tahapan analisis data yang dilakukan9
1. +engidenti*ikasi tuturan untuk menentukan jenis tindak tutur dan prinsip kesantunannya.
2. +engelompokan data ke dalam bentuk tabel berdasarkan jenis tindak tutur dan prinsip
kesantunannya.
3. +empresentasekan data tersebut agar diperoleh hasil untuk melihat distribusi jenis tindak
tutur dan prinsip kesantunannya.
,&1 Instru(en
Pengumpulan data dilakukan pada hari Sabtu, ' Desember '(6, pukul (@.6( di sebuah
rumah yang terletak di Desa +alongpong, 0ecamatan +aja, 0abupaten +ajalengka. Setelah
data terkumpul, instrumen yang digunakan untuk klasi*ikasi jenis tuturan dan prinsip
kesantunannya ialah dengan mencatatkannya ke dalam tabel sebagai berikut.
Tabe/ %& Instru(en Distribusi Data
6
Eo. )uturan Aenis )indak tutur Prinsip 0esantunan
4. TEMUAN2 ANALISIS2 DAN PEMBA"ASAN
-&' Jenis tin!ak tutur ibu
)emuan menunjukkan bah.a jenis tindak tutur yang dominan digunakan oleh ibu adalah
tindak tutur aserti*Frepresentati* yang *ungsinya untuk menyatakan dan menerangkan.
Selanjutnya, diikuti tindak tutur direkti* yang digunakan untuk menyuruh dan ekspresi* untuk
memuji. Selengkapnya temuan disajikan di dalam )abel berikut ini.
Tabe/ %& Te(uan Jenis Tin!ak Tutur Ibu
N& Jenis Tin!ak Tutur Ju(/a* 3
1. %serti*Frepresentati* (menyatakan, menerangkan$ ': :;,#
2. Direkti* (menyuruh$ ' '6,(@
3. Gkspresi* (memuji$ @ #,6@
4. 0omisi* (mena.arkan$ # !,;'
5. Deklarati* (melarang$ 6 #,""
AU+L%/ #6 ((
0ecenderungan dominannya jenis aserti* dengan *ungsi menyatakan dan menerangkan
dapat dipahami berdasarkan peran ibu yang banyak memberikan asupan in*ormasi kepada
anak. ,erikut ini beberapa contohnya.
(1) Bubuahanah th asalna tina kekembangan. H,uah5buahan berasal dari bunga.I
(2) !pami seeur emam "ortel, ngk socana sae. H0alau banyak makan .ortel nanti
mataya bagusI
,eralih ke relati* banyaknya jenis direkti* dengan *ungsi menyuruh, ini juga dapat
dipahami mengingat kondisi kogniti* anak usia empat tahun yang masih belum punya inisiati*
yang baik.
(3) Tamas heula geura jug# H-uci muka dulu ke sanaJI
(4) $mam heula# H+akan duluJI
Pada jenis ekspresi*, *ungsi yang kuat adalah memuji. Dalam konteks hubungan ibu
dan anak, ini pun merupakan bagian dari peran Ibu untuk memberikan re"ard atas
achie%ement anak dan dapat dipahami sebagai cara ibu membangkitkan semangat anak.
(5) Ade mah pinter. H%dik kan pintarI
(6) $nggal da bageur. Hcepat, (kamu$ kan (anak$ baikI
Aenis komisi*, yang hanya berkisar pada *ungsi mena.arkan, menunjukkan bah.a Ibu
menjalankan perannya sebagai orang tua yang perlu memberikan kecukupan kepada anaknya.
(7) $mam nya& H+akan ya7I
(8) 'oyong jajan, alim& Hmau jajan, tidak7I
7
Peran yang sama juga tampak pada jenis tuturan deklarati* yang *ungsinya hanya
melarang. Pada jenis tuturan ini, ibu juga berperan menentukan apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan oleh anak.
(9) Teu kenging jajan nu di sisi jalan. H)idak boleh jajan (jajanan$ yang di pinggir jalanI
(10) Amengna tong tebih(tebih. Hmainnya jangan jauh5jauhI
Dalam hubungan ibu dan anak, kedua penutur yang terlibat dalam percakapan akan
terlibat dalam komunikasi secara psikologis, selain dalam *ungsi5*ungsi yang dijalankan oleh
jenis tindak tuturnya. 4leh karena itu, Ibu dan anak, sebagai penutur, akan saling membuka
diri dalam percakapan. Ini diperlihatkan dengan dominannya penggunaan tindak tutur aserti*
yang memiliki maksud untuk menyatakan serta menyampaikan sesuatu.
Sisi lain dari hubungan komunikasi yang dijalin oleh ibu penutur tersebut adalah
keakti*annya dalam memberikan arahan yang ditandai dengan dominannya penggunaan
tindak tutur direkti* dengan *ungsi menyuruh. Dalam hal ini, ibu menyuruh anak melakukan
sesuatu karena memang anaknya, sebagai la.an tutur, masih berusia kanak5kanak yang
cenderung masih memiliki ketergantungan yang lebih kepada ibunya. Sementara itu, tindak
tutur komisi* dan deklarati* sendiri dapat dimaknai sebagai naluri seorang ibu untuk menjaga
dan mera.at anak5anaknya.
-&% Prinsi+ kesantunan
)emuan menunjukkan bah.a dari jumlah lima puluh tiga tuturan yang dibuat oleh ibu, tidak
ada pelanggaran prinsip saling tenggang rasa yang berarti. Kalau demikian, beberapa
pelanggaran yang terkait dengan prinsip berbagi rasa. Pada kajian ini prinsip kesan pertama
tidak diperhitungkan, mengingat ibu dan anak hidup di ba.ah satu atap dan setiap hari
berinteraksi, sehingga komunikasi yang dijalin sudah berlangsung lama. Demikian pula
dengan prinsip keberlanjutan, mengingat usia anak sebagai la.an tutur masih berada dalam
tahap kogniti* yang memiliki ketergantungan tinggi kepada ibunya. )abel 6 berikut ini
merangkum data temuan selengkapnya.
Tabe/ ,& Kesesuaian Tuturan !en)an Prinsi+ Sa/in) Ten))an) Rasa
N& Kesesuaian Ju(/a* Tuturan 3
1. Sesuai dengan keempat prinsip :'
"!,'#
2. +elanggar prinsip daya luka dan daya sanjung8 @
#,(!
3. +elanggar prinsip berbagi rasa8 6
#,;;
4. +elanggar prinsip kesan pertama8 (
(
5. +elanggar prinsip keberlanjutan8 (
(
T$TAL 0,
'44
8
Dari tabel di atas, dapat dilihat bah.a tuturan ibu pada umumnya sangat santun karena
sesuai dengan keempat prinsip dalam PS)B. Kalau demikian, terdapat angka yang cukup
signi*ikan untuk pelanggaran terhadap salah satu prinsip, yakni prinsip daya luka dan daya
sanjung. -ontoh ($ dan ('$ berikut ini menunjukkan bentuk pelanggaran prinsip tersebut.
(11) )h atuh naha Ade bet bodo7 HIh kenapa adik kok bodoh7I
(12) Baong ah ade mahJ HEakal ah adik mahJI
0edua contoh di atas dinilai melanggar prinsip daya luka dan daya sanjung karena
bentuk kedua tuturan tersebut sangat berpotensi melukai anak sebagai la.an tutur. )erlebih
bila mengingat anak yang menjadi la.an tutur ibu masih berada pada tahap kogniti* yang
masih memiliki ketergantungan kepada ibu, sebagai orang tuanya.
Selanjutnya, pelanggaran juga mencakup pelanggaran terhadap prinsip berbagi rasa.
,erikut ini adalah contohnya.
(13) $mam sadayana tong dipilihan emamna# Hmakan semuanya jangan dipilih5pilih
makannyaI
(14) Tos gera pareuman tipina# HSudah matikan televisinyaJI
Sebagai catatan, contoh (6$ dituturkan ketika anak sedang makan dengan lauk sayur
sop dan hanya memakan nasi dengan potongan daging, membiarkan sayurnya tidak dimakan.
-ontoh (6$ ini dinilai melanggar prinsip berbagi rasa karena dalam hal ini ibu tidak
merasakan apa yang lebih disukai anak sebagai lauk yang menjadi kesukaannya sebagai
teman nasi. Dengan kata lain, ibu sebenarnya memiliki alternati* lain untuk mendorong anak
memakan sayuran tanpa tindak tutur deklarati* yang *ungsinya langsung melarang anak
karena memilih makanan.
Sementara itu, contoh (:$ dituturkan dalam keadaaan anak masih makan dan sambil
menonton televisi. )uturan ini juga melanggar prinsip berbagi rasa karena hampir senada
dengan contoh (6$, ibu memiliki alternati* lain untuk mendorong anak mematikan televisi
tanpa menunjukkan empati rendah kepada hal yang tampak menjadi kesukaan anak.
5. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bah.a jenis tindak tutur yang muncul
pada tuturan ibu kepada anak adalah tindak tutur aserti*, direkti*, komisi*, ekspresi* dan
deklarasi. )uturan Ibu didominasi jenis tindak tutur komisi* mena.arkan dan deklarati*
melarang. /al ini sesuai dengan peran ibu sebagai pihak yang memberi pengaruh pada
perkembangan anaknya dalam berbagai hal.
0esantunan ibu dalam tindak tuturnya kepada anak tampak sangat dominan dan
umumnya memenuhi seluruh prinsip dalam PS)B. Eamun demikian ada angka pelanggaran
yang cukup signi*ikan terhadap prinsip daya luka dan daya sanjung serta prinsip saling
berbagi rasa. Ini merupakan hal yang perlu mendapat perhatian mengingat anak sebagai la.an
tutur dapat sangat terpapar oleh pelanggaran kesantunan ini.
9
6. DA5TAR RUJUKAN
%bol*athiasl, /ossein. ('(6$. LPragmatic Strategies and Linguistic Structures in +aking
<Suggestions=9 )o.ards -omprehensive )a1onomiesM di dalam )nternational *ournal o+
Applied ,inguistics - $nglish ,iterature .ol. / 0o. 12 0o%ember /345. )ersedia9
http9FFd1.doi.orgF(."#"#Faiac.ijalel.v.'n.;p.'6; H%kses )erakhir9 '( Aanuari '(:I
%&i&, G. %minudin. ('(($. L%spek5%spek ,udaya yang )erlupakan dalam Praktek
Pengajaran ,ahasa %singM. +akalah pada 6)PB)PA )., Denpasar, 56 4ktober '((
,osco, Nrancesca +. dkk. ('(6$. L-ommunicative abilities in children9 %n assessment
through di**erent phenomena and e1pressive meansM di dalam *ournal o+ 7hild
,anguage 8 .olume 93 8 )ssue 39 8 September /345. /al. ":5""@
Dossena, +aria. ('('$. LI .rite you these *e. lines9 +etacommunication and pragmatics in
nineteenth5century Scottish emigrants= lettersM di dalam ,usse, Ulrich dan /Obler, %1el.
)n%estigations into the :eta(7ommunicati%e ,e;icon o+ $nglish< A contribution to
historical pragmatics. %msterdam dan Philadelphia9 Aohn ,enjamins Publishing -o.
/al. :#5"'
>ood.in, +arjorie /arness dan -ekaite, %sta. ('('$. L-alibration in DirectiveFBesponse
Se3uences in Namily InteractionM di dalam *ournal o+ Pragmatics =/34/>. )ersedia9
http9FFd1.doi.orgF(.(;Fj.pragma.'('.(".((@ H%kses )erakhir9 '( Aanuari '(:I
/aryadi, %rdi +ulyana. ('(6$. L Bagam Penolakan 0i Sunda )erhadap Pena.aran dalam
%ktivitas Aual5,eli di Pasar )radisionalM di dalam *urnal 7araka =*urnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra )ndonesia> ?nline. )ersedia9
http9FFjurnal.stkipgarut.ac.idFinde1.phpFcarakaFarticleFdo.nloadF:Fpd*. H%kses )erakhir9
'( Aanuari '(:I
/asibuan, Eamsyah /ot. ('((#$. LPerangkat )indak )utur dan. Siasat 0esantunan ,erbahasa
(Data ,ahasa. +andailing$M di dalam *urnal )lmiah @akultas. Bahasa dan Seni
!ni%ersitas Sumatera !tama. )ersedia9
http9FFrepository.usu.ac.idFbitstreamF'6:#;"@!F''#:FFlog5okt'((#5P'((6$.pd*.
H%kses )erakhir9 '( Aanuari '(:I.
0amp*, Dohar. ('(6$. L,lum50ulka, ShoshanaM di dalam -hapelle, -arol % (ed.$. The
$ncyclopedia o+ Applied ,inguistics. ,lack.ell9 ,lack.ell Publishing Ltd.
+ills, Sara. ('($. LDiscursive approaches to politeness and impolitenessM di dalam
Linguistic Politeness Besearch >roup (ed.$. Aiscursi%e Approaches to Politeness. ,erlin
dan ,oston9 Kalter de >ruyter >mb/ Q -o. 0>.
Siregar, /.U. ('((6$ LPemerolehan tindak tutur yang berhubungan dengan kesantunan9 0asus
Pemerolehan ,ahasa Aepang sebagai ,ahasa %sing di Indonesia.M Di dalam Soekamto
(ed.$. 7akra"ala Baru. Aakarta9 Cayasan 4bor Indonesia.
)erkoura*i, +arina. ('($. LKhy direct speech is not a natural de*ault9 Bejoinder to Steven
Pinker=s <Indirect Speech, Politeness, Deniability, and Belationship Eegotiation=M di
10
dalam *ournal o+ Pragmatics 95 =/344>. /al. '@;!R'@". )ersedia9
http9FFd1.doi.orgF(.(;Fj.pragma.'(.(#.((; H%kses terakhir9 '( Aanuari '(:I
?anderveken, Daniel. ('(6$. L)o.ards a Normal Pragmatics o* DiscourseM di dalam
)nternational Re%ie" o+ Pragmatics B =/345>. /al. 6:R;!
?aughan, Glaine dan -lancy, ,rian. ('(6$ LSmall -orpora and PragmaticsM di dalam
Bomero5)rillo, AesSs (ed.$. Cearbook o+ 7orpus ,inguistics and Pragmatics /345.
Dordrecht, /eidelberg, Ee. Cork, dan London9 Springer. /al. #65";
Di*ana, +ahardhika. ('(6$. LBesensi ,uku9 Discursive %pproaches to PolitenessM di dalam
*urnal ,inguistik )ndonesia )ahun ke56 Eomor '. /al. '("5'(@.
11

Anda mungkin juga menyukai