Anda di halaman 1dari 13

[B]Idealisme subjektif [/B]

Idealisme subjektif (atau solipsisme atau Subjektivisme atau Idealisme Dogmatis atau
Immaterialisme) adalah doktrin bahwa pikiran dan ide adalah satusatun!a hal !ang dapat
diketahui pasti ada atau memiliki realitas apapun" dan pengetahuan tentang apapun di luar
pikiran adalah tidak berdasar# $adi" benda !ang ada itu berdasarkan persepsi kita" !ang
berada di kesadaran kita dan dalam kesadaran !ang bersumber dari Ilahi" atau %uhan#
&endukung utaman!a adalah filsuf abad '( Irlandia )skup *eorge Berkele! dan ia
mengembangkan hingga keluar dari fondasi +mpirisme" bersama dengan filsuf Inggris
lainn!a seperti $ohn ,o-ke dan David .ume# +mpirisme menekankan peran pengalaman
dan persepsi sensorik dalam pembentukan ideide#
Berkele! per-a!a eksistensi !ang terikat pada pengalaman" dan !ang ada han!a sebagai
ob!ek persepsi dan bukan sebagai materi terpisah dari persepsi# Dia mengklaim bahwa
/+sse est aut aut per-ipi per-ipere/ atau /)ntuk !ang akan dirasakan atau untuk melihat/#
Dengan demikian" dunia luar han!a memiliki realitas relatif dan sementara# Dia
berargumen bahwa jika ia atau orang lain melihat sebuah meja" misaln!a" maka meja
!ang ada# Berkele! men!atakan lebih lanjut bahwa itu adalah hal !ang berasal dari 0llah
!ang men!ebabkan kita mengalami masalah !ang men!ebabkan kita melihat benda
benda fisik dengan langsung#
1ilsafat Idealisme Berkele!" 2ant dan .egel
0ug ''" 345 6789 0:
untuk semuan!a
Abstraksi.
Manusia adalah makhluk yang sungguh ideal. Dalam tubuh materialnya terdapat sisi
mental dan spiritual yang sangat tinggi. Hal ini menjadikan manusia sebagai pribadi
yang mempunyai arti dan harga diri, dimana manusia mempunyai nilai, dan lebih tinggi
daripada alam materi dan makluk lainnya. Pandangan idealisme pada diri manusia
muncul dari renungan murni seorang filsuf yang dikembangkan oleh pandangan para
filsuf idealis selanjutnya.
Berawal dari Plato yang menyatakan pandangan idealnya bahwa ide adalah esensi
yang transenden yang melatari setiap realitas yang ada diluar, sehingga ide menjadi
realitas yang sangat fundamental!. Pandangan ini tentu telah memberikan inspirasi
kepada filsuf idealis selanjutnya. Bahkan idealisme ini telah hidup dan berkembang di
Barat dan "imur selama berabad#abad. $dealisme transenden ala Plato telah sangat
berkembang di "imur, dan di Barat, idealisme ini telah tertransformasi ke dalam
bentuknya yang lebih menekankan pada person %antropomorphisme&. Hal ini terjadi
dalam lingkup perdebatan pemikiran yang berbeda diantara keduanya. "erutama di
Barat, pemikiran rasionalitas terasa lebih hidup, kemudian dilanjutkan dengan corak
empirisisme.
Perdebatan#perdebatan filosofis ini pada tahap tertentu telah memunculkan era baru
bagi kalangan idealisme. Di awali oleh Berkeley dengan pandangan idealisme
subjektifnya yang menekankan bahwa keberadaan ide harus bersandar pada akal.
'emudian idealisme ini dilanjutkan oleh 'ant dengan transenden idealisme yang melihat
bahwa ide adalah sesuatu pikiran yang transenden dalam diri kita. Dan pada tahap
berikutnya, Hegel berusaha melakukan sintesis terhadap dua kecenderungan antara
subjektif dan objektif idealisme, dan pada akhirnya memunculkan pandangan absolut
idealisme. Menurutnya, realitas dunia adalah refleksi dari sebuah pikiran dimana segala
sesuatu dinisbahkan pada ide dan maksud#maksud dari suaatu akal yang mutlak.
Mungkin pandangan ini seakan kembali pada idealisme ala Plato, akan tetapi Hegel
telah mengembangkannya pada taraf pemikiran tentang hakekat alam dalam realitas
yang lebih absolut sebagai sebuah ide. Menurutnya $de adalah esensi dari alam dan
alam adalah keseluruhan jiwa yang diobjektifkan. Alam adalah akal yang mutlak yang
memngekpresikan dirinya dalam bentuk luar.
Pendahuluan
2ata idealis sering kita dengar atau bahkan kita pakai dalam kehidupan seharihari#
0kan tetapi kata idealis dalam filsafat mempun!ai arti !ang sangat berbeda dari artin!a
dalam bahasa seharihari# Se-ara umum" kata itu dapat kita artikan ketika seseorang !ang
menerima ukuran moral !ang tinggi" estetika dan agama serta mengha!atin!a# 2ata
idealis disini dapat dipakai sebagai pujian atau -emoohan kepada seseorang !ang
memperjuangkan tujuantujuan !ang dipandang orang lain tidak mungkin di-apai#
0rti filosofis dari kata idealisme akan lebih dekat dengan kata ide dari pada kata ideal#
:ungkin seorang idealis akan mengatakan bahwa katakata idea;ism adalah lebih tepat
daripada <idealism=# Dengan ringkas idealisme mengatakan bahwa realitas terdiri atas
ideide" pikiranpikiran" akal (mind) atau jiwa dan bukan benda material# Idealisme
menekankan mind sebagai hal !ang lebih awal ada daripada materi# $ika materialisme
mengatakan bahwa materi adalah riil dan akal adalah fenomena !ang men!ertain!a" maka
idealisme mengatakan bahwa akal itulah !ang riil dan materi adalah produk
sampingann!a# (.:# >as!idi# '5(87 ?'() Dengan begitu maka idealisme mengandung
penolakan bahwa dunia ini sebagai realitas !ang sesungguhn!a" akan tetapi idelah !ang
lebih esensial dan fundamental#
Dalam perkembangann!a" idealisme menjadi suatu pandangan dunia atau metafisik
!ang mengatakan bahwa realitas dasar terdiri atas" atau sangat berhubungan dengan ide"
pikiran atau jiwa# Dunia mempun!ai arti !ang berlainan dari apa !ang nampak pada
permukaann!a# Dunia dipahami dan ditafsirkan oleh pen!elidikan tentang hukumhukum
pikiran dan kesadaran" dan tidak han!a oleh metode ilmu objektif sematamata#
2e-enderunganke-enderungan pemikiran idealisme ini lebih ban!ak mun-ul dan
berkembang di belahan dunia Barat !ang dimulai dengan masa pen-erahan dan
renaissan-e# &erdebatanperdebatan filosofis telah mun-ul ke permukaan sebagai aliran
rasionalisme dan juga empiri-isme !ang keduan!a pada tahap tertentu telah
memun-ulkan pandangan idealisme# Di awali oleh Berkele! dengan pandangan idealisme
subjektifn!a !ang menekankan bahwa keberadaan ide harus bersandar pada akal kita#
2emudian idealisme ini dilanjutkan oleh 2ant dengan transenden idealisme !ang melihat
bahwa ide adalah suatu pikiran !ang transenden !ang ada dalam diri kita" melalui
gagasan# Dan pada tahap berikutn!a" .egel berusaha melakukan sintesis terhadap dua
ke-enderungan antara subjektif dan objektif idealisme" dan pada akhirn!a memun-ulkan
pandangan idealisme 0bsolut# :enurutn!a" realitas dunia adalah refleksi dari sebuah
pikiran dimana segala sesuatu dinisbahkan pada ide dan maksudmaksud dari suaatu akal
!ang mutlak#
Itulah beberapa statement awal !ang sa!a ambil dari tema makalah kali ini# 2etigan!a
memiliki ke-enderungan !ang berbedabeda didalam menafsirkan apa itu idealisme
dalam mengartikan ide" pikiran" jiwa dan juga realitas alam diluar manusia# 0kan tetapi
disini sa!a akan berusaha untuk menggali lebih dalam sisi idealisme dari ketiga tokoh
sentral diatas# Dalam usaha ini" sa!a akan berusaha membandingkan ketigan!a dalam
genre pemikiran idealisme sendiri" dan mungkin akan ada perbandingan ataupun kritik
dari kalangan diluar idealis" seperti realis !ang begitu frontal mengkritik pandangan
idealisme#
)ntuk mempermudah pen!ajian makalah" maka sa!a akan men-oba menemukan satu
persatu pemikiran idealisme mereka masingmasing" dalam beberapa tema pokok"
mengenai pikiran itu sendiri" tentang alam" dan tentang %uhan" tentu dengan berbagai
argument !ang mereka bangun# Setelah itu" sangat penting untuk mengemukakan
berbagai kritik !ang bermun-ulan ketika pemikirann!a tumbuh dan berkembang dalam
sejarah intelektual dan pemikiran filosofis# Dan !ang terakhir" sebagai kesimpulan"
pemakalah akan berusaha memberikan sebuah pandangan tentang ketiga tokoh idealis
tersebut#
A. Idealisme Subjektif Georege Berkeley
Idealis pertama dalam pengertian modern adalah Berkele! !ang pada abad '( telah
menolak eksistensi independent bendabenda#' @alaupun sebelumn!a" ke-enderungan ini
telah ada dalam <keraguan Des-artes= tentang dunia fisik" sehingga memun-ulkan apa
!ang disebut dengan rasionalisme# 0kan tetapi berbeda dengan Berkele!" !ang mungkin
posisin!a dantara rasionalisme dan empirsme" mengatakan bahwa dia mengakui realitas
materi !ang ada adalah sebagai apa !ang kita pikirakan# )ntuk itulah selain disebut
idealis" ia juga sering disebut dengan immateralism# .al itu tampak dalam ke!akinann!a
bahwa dunia material tidak dapat memiliki realitas independen dari pikiran kita" ke-uali
dengan mempersepsi dunia luar !ang kita lihat melalui indera kita# :enurutn!a" jika
pohon han!a kumpulan sensasi dan ide" konsep dari <kepohonan= adalah terbebas dari
pohon itu sendiri sebagai hasil dari proses sensasi selanjutn!a# )ntuk itulah Berkele!
lebih menekankan pada pandangan subjektifn!a terhadap dunia fisik" dimana menurutn!a
materi adalah sebagaimana !ang dipahami (dipersepsi) manusia#
Beberapa argument Berkele! dalam idealisme subjektifn!a terlihat dalam
pandangann!a tentang pikiran (2nowledge)# dalam hal ini ia me!akini bahwaA &ertamaA
apa !ang diketahui haruslah Bada di dalam pikiran= atau berhubungan dengan pikiran
(mind)# 2eduaA 2ita tidak dapat mengatakan se-ara positif bahwa materi !ang dipahami
berada bebas dari pemahaman" dan 2etiga adalah sifat objek fisik selalu bergantung pada
pengalaman dan pikiran# 9
2etiga pendapat ini nampak dalam kedekatann!a dengan pandangann!a sebagai
seorang empiris# Dimana dia berpendapat bahwa ide dihasilkan didalam pikiran dengan
sesuatu !ang kita terima (kita -erap)# Berkele! setuju bahwa ide harus di dalam pikiran"
tetapi dia meolak bahwa mereka dapat dihasilkan dari sesuatu !ang material diluar kita#
:enurut Berkele!" kita tidak dapat mempun!ai pengetahuan tentang sesuatu !ang fisik
ke-uali dengan jalan ide" dan disini kita dapat mempun!ai pengetahuan !ang bebas
tentang sesuatu dan itu adalah bagian dari ide itu sendiri# 2etika dengan mempersepsi"
kita mempun!ai alasan untuk per-a!a bahwa han!a dengan apa !ang kita -erap maka
semua persepsi !ang ada dalam ide" dapat kita per-a!ai sebagai kebenaran didalam
keberadaan!a# %etapi kita tidak pun!a pembenaran untuk memper-a!ai adan!a subtansi
materi berada dibelakang ide tersebut# %entang keberadaan ide" Berkele! berpikir bahwa
materi itu ada jika kita persepsi atau kita di-erap# Inilah !ang kemudian dikenal dengan
teori" esse is per-ipi# 0dalah benar dengan definisi bahwa ide eksis (ada) jika itu kita
persepsi -erap" dan disana tidak selalu sesuatu !ang subtansin!a materi#
B1 Idealisme Berkeley dalam pandangan Ketuhanan
Idealisme subjekktif ala Berkele! terlihat telah mengis!aratkan akan keunggulan
pikiran melalui tubuh# Dan se-ara tidak langsung hal ini terlihat telah meninggalkan
idealisme 2etuhanan" !ang menegaskan bahwa %uhan adalah sebagai !ang paling
mendasar" realitas absolut# 0kankah demikianC# Berkele! seperti kita ketahui adalah
seorang !ang sangat per-a!a kepada %uhan# Bagaimana dia menjawab pertentangan
argument tersebut# .al itu akan terlihat dalam pendapatn!a tentang keberadaan %uhan#
Sejak awal dia per-a!a bahwa dunia material tidak mungkin memiliki keberadaan
independen ke-uali dalam pikiran (subjektif idealisme)" atau di dalam prosesn!a# ,ebih
jauh lagi hal ini mengis!aratkan bahwa realitas manusia dan nilainilai tujuan atau dasar
dari realitas alam han!a ada dalam pikiran# Inilah !ang menjadi tujuan idealisme
subjektif" bahwa konsep dari realitas lebih ditentukan oleh pikiran dari pada dunia
material itu sendiri# Idealists seperti Berkele! akan menekankan bahwa ada sebuah
kesatuan organik untuk dunia !ang lebih dari sekadar sebuah mesin !ang dijalankan oleh
%uhan# Dari sini sa!a melihat bahwa Berkele! disatu sisi memper-a!ai ide sebagai proses
atau -apaian persepsi benda material" dan disisi lain ia juga melihat %uhan berperan
dalam memberikan kebebasan#
%uhan dipandang Berkele! sebagai suatu subtansi !ang independent dan terbebas dari
pikiran itu sendiri dalam diri manusia# Dia per-a!a bahwa subtansi material tergantung
pada kebebasan kita dalam mempersepsi sesuatu adalah dapat dipikirkan# $ika
dibandingkan dengan ,eibniD dalam konsep monadologin!a" ,eibniD berpendapat bahwa
materi adalah terkomposisi" dibuat dari sesuatu persepsi !ang tidak terkomposisi" sebuah
kesatuan kekuatan" !ang disebutn!a dengan monad# :enurutn!a" monadmonad ini"
masingmasing unik dimana sebagai sudut pandang atau perspektif di alam semesta"
monadmonad ini bertingkat ke dalam tubuh" jiwa monads" dan monad 0llah" subtansi
spiritual !ang tertinggi# @alaupun unik" monads ini adalah terbebas dan dalam bentuk
!ang harmon! dalam diri mereka sendiri# Dibandingkan dengan Berkele!" idealisme !ang
berbasis empiris" <!ang kita tahu adalah apa !ang kita rasa= "di!akini ,eibniD sebagai
alasann!a sendiri dibuktikan dalam filsafatn!a
.al ini dapat kita lihat pandangann!a tentang spirit dan juga ide !ang terbentuk tanpa
kontak langsung dengan dunia luar" seperti imaginasi# :enurut Berkele! ide tidak selalu
berkaitan dengan sesuatu# 2ita melihat bahwa beberapa ide" !ang kita namakan imaginasi
adalah subjek untuk kehendak kita" dan disini mungkin dapat dikatakan untuk menjadi
ide" maka itu dihasilkan kita# )ntuk itu kita dapat melihat pemikiran Berkele! bahwa ide
dihasilkan oleh pikiran atau spirit dimana spirit itulah !ang kita bangun# Ide dari persepsi"
tidak dihasilkan oleh diri kita" tetapi harus dihasilkan didalam pikiran kita dengan
beberapa spirit lainn!a" !aitu %uhan# Spirit adalah satusatun!a sumber ide" dimana
mereka satusatun!a sesuatu !ang aktif# Ide selalu di-atat" menjadi pasif karena definisi#
%etapi menurutn!a kita tidak mempun!ai ide tantang Spirit (%uhan) tetapi kita
mempun!ai beberapa pandangan tentang mereka" dimana kita dapat memahami apa !ang
kita maksud dengan kata Spirit itu dan karena kita mengetahui bahwa kita adalah sumber
dari beberapa ide (&rin-iples" '84)

C. Idealisme ransendental Kant
Sejarah filsafat adalah sejarah pertarungan akal dan hati (iman) dalam berebut
dominasi mengendalikan jalan hidup manusia# %erkadang akal menang dan kadang juga
iman !ang menang mutlak# 0kan tetapi !ang terpenting adalah mendudukan keduan!a
pada dominasi !ang seimbang# 2eseimbangan akal dan hati ini telah dibuktikan dalam
sejarah filosofis dengan beberapa tokoh utaman!a#? Salah satun!a adalah Imanuel 2ant
!ang berhasil menghentikan sofisme modern untuk menundukkan kembali akal dan iman
pada kedudukan masingmasing# &andangan ini mun-ul sebagai sebuah idealisme
transendent !ang kemun-ulann!a tidak terlepas dari situasi dan kondisi perdebatan
filosofis pada Damann!a#
Diawali dengan idealisme Berkele!" pada abad !ang sama telah mun-ul tipe idealisme
!ang berbeda melalui seorang Immanuel 2ant ('E98'(48)# &emikiran 2ant mun-ul
sebagai pemi-u wisata intelektual !ang paling berpengaruh dalam filsafat# 2onsep
idealismen!a didasarkan pada pemikirann!a !ang rapi dan terarah dan relevan dengan
idealisme# Dalam hal ini" 2ant mengembangkan dualisme" dimana dia memper-a!ai
keberadaan realitas eksternal" akan tetapi disisi lain dia berpendapat bahwa pikiran
memberikan keunggulan dalam memahami itu# ,ebih khusus lagi" ia berpendapat bahwa
baik pikiran itu sendiri maupun pan-aindera dengan sendirin!a akan menghasilkan
pengetahuan#
:enurutn!a apa !ang kita dapatkan melalui indera" sebenarn!a kita sendirilah !ang
menentukan keberadaann!a sebagai sebuah pikiran (ide) atau han!a sekedar sensasi#
)ntuk itulah pemikiran kosong dengan sendirin!a" tidak dapat memberikan kita
pengetahuan tentang diri kita sendiri atau ken!ataan# )ntuk lebih gamblang" 2ant
menjelaskan bahwa persepsi harus didasari dengan pengetahuan a prioriA sebuah intuisi"
serta adan!a konsep ruang dan waktu dan juga sebab dan akibat# Dan karena alasan itulah
kita harus menggunakan indera# Selain itu" karena asumsi bahwa realitas ada di luar
pikiran" maka 2ant mengatakan bahwa perlu adan!a pembagian kategori pada objek
realitas tersebut# 8
2arena terdapat hubungan !ang sangat khusus (intim) antara akal dan pan-aindera"
antara pikiran dan tubuh" <pikiran= dianggap 2ant sebagai suatu kegiatan# :embawa kita
ke realitas kategori <pengertian=" dan tidak han!a men-erminkan realitas atau -ermin
dengan pikiran kita" dan bukan han!a prasangka sebagaimana argumentasi Des-artes#
Famun" sesuai keterbatasan !ang disusun oleh sebuah kategori apriori ini" kita belajar
dari ken!ataan# 2ita dapat meningkatkan pengetahuan kita melalui eksperimentasi dan
tes# Dengan demikian untuk mendapatkan pengetahuan kita harus dapat men-ari" dan
belajar# 2ita harus memiliki kebebasan# 2arena sifat moral" &endapat 2ant bahwa
determinisme materialistis rantai alasan !ang men!ebabkan fisik dan hukum harus palsu#
:enurut 2ant" pengetahuan !ang mutlak benarn!a memang tidak akan ada bila seluruh
pengetahuan datang melalui indra# 0kan tetapi bila pengetahuan ini datang dari luar
melalui akal murni" !ang tidak bergantung pada pengalaman" bahkan tidak bergantung
pada indra" !ang kebenarann!a a priori" maka menurutn!a dari sinilah kita mendapatkan
pengetahuan !ang mutlak !ang dapat dipegang kebenarann!a" bahkan menjadi
pengetahuan !ang absolut# Disinilah letak transenden idealismen!a 2ant" jika kita lihat
lebih jauh maka pendapatn!a ini mengis!aratkan akan adan!a objektiitas dalam diri
objek" walaupun manusia tidak mampu untuk mendapatkann!a han!a dengan pan-aindra"
dan hal tersebut han!a dapat dimengerti oleh akal murni" dengan kategori kategori a
priori#
Sebelum lebih jauh membi-arakan tentang %uhan" 2ant memulain!a perenungan
filosofisn!a dengan mempertan!akan apakah ada !ang dapat diketahui seandain!a
seluruh benda dan indra dibuang# Di sinilah buku GritiHue of &ure >eason berbi-ara"
dimulai dengan serara rin-i membahas -ara manusia berpikir" tentang asal usul
terbentukn!a konsep" dan tentang struktur jiwa manusia# :enurutn!a kesemuan!a itu
adalah pembi-aran metafisika akal murni# :enurutn!a" pengalaman han!a mengatakan
kepada kita apan!a dan bukan apa ia sesungguhn!a# Disnini 2ant mulai memperlihatkan
apa !ang diperjuangkann!aA kebenaran umum harus bebas dan pengalaman harus jelas
dan pasti dengan sendirin!a (Durant" '5I6 7 96I) Disinilah apa !ang kemudian
disebutn!a dengan kebenaran !ang apriori# Dan kebenaran itu kita peroleh melalui
struktur jiwa kita !ang inheren# Dari sini kita lihat idealisme transendenal !ang
ditunjukkan 2ant" karena mungkin dia sendiri tidak pernah men!ebut dirin!a sebagai
seorang idealis transendent#
)saha untuk menjelaskan sebuah jiwa !ang inheren inilah" !ang akan kita lihat sebagai
pandangan metafisikan!a !ang lebih jelas melalui filosofi transendenal" :enurutn!a" ada
pengetahuan !ang transenden" !aitu pengetahuan !ang tidak ban!ak berisi objek" akan
tetapi lebih ban!ak berisi konsep objek !ang apriori# ,ebih lanjut" 2ant menjelaskan
proses masukn!a pengetahuan apriori ini dengan istilah estetika transenden dimana
proses mengkoordinasikan sensasisensasi dengan a-uan persepsi ruang dan waktu dan
logika transenden" dimana mengkoordnasi persepsipersepsi !ang sudah masuk dalam
konsep ruang dan waktu dengan memasukkann!a dalam kategori pemikiran#6
:enurutn!a" konsep ruang dan waktu adalah sebuah pengetahuan a priori" 2ant tidak
pernah menolak eksistensi materi" dan tidak juga menolak ide# Ia han!a men!atakan
bahwa kita tidak pernah mengetahui dengan pasti ide itu" dunia luar itu" selain dunia luar
ide itu ada# :enurutn!a pengetahuan kita tentang dunia luar itu han!alah mengenai
penampakann!a" fenomenan!a" dan pengindraan kita tentangn!a# Dari pendapatn!a iitu"
terlihat 2ant bukan seorang empiris dan juga bukan rasionalis# 2ant berada diantara
keduan!a# 2emudian !ang menjadi menarik dalam pandangan 2ant adalah" dia
memisahkan antara fenomena dan noumena# :enurutn!a pengetahuan kita tentang
fenomena saja adalah sesuatu !ang naJf" sedangkan tentang noumena kita tidak
mengetahui sama sekali# I
%entu tidak sesederhana itu" ini merupakan sebuah jawaban untuk men!elamatkan sains"
bahwa sains dapat dipegang han!a sebatas penampakan objek# 2esimpulann!a adalah
indra han!a mengetahui penampakan" dan ia dapat dipegang bila dasardasarn!a apriori#
Dan menurutn!a dasardasar apriori tersebut ada pada sains# Dan lebih jauh" lewat %he
GritiHue of &ure >eason" ia berusaha men!elamatkan ke!akinann!a" maupun
idealismen!a# Dia men!atakan bahwa indra terbatas" sehingga sains dan akal tidak
mampu menembus noumena dan objekobjek ke!akinan# Dari sinilah dia menawarkan
apa !ang disebutn!a :oral" menurutn!a moral adalah kata hati" suara hati" persaan dan
!ang terpenting adalah suatu prinsip !ang apriori dan absoulut (lihat Durant" '565 A9EI)#

C.1 Pandangan Kant tentang Keberadaan uhan
Setelah kita melihat pandangann!a tentang metafisika" dan moralitas" terlihat dia ingin
memberitahu akan keabsolutan dari moralitas itu sendiri# Inilah awal fondasin!a dalam
memahami realitas abasolut" walaupun untuk sementara itu dipahami dalam diri manusia#
2arena menurut sa!a" dari pandangan 2ant tentang moral inilah !ang memun-ullkan
pandangan tentang 2eberadaan %uhan# Sebelum membahas %uhan" dia men!atakan
bahwa moral inilah !ang nantin!a memun-ulkan sebuah kata hati !ang memberi perintah
(mempertimbangkan ide) dan inilah !ang disebut 2ant sebagai 2ategori Imperatif"
sebuah perintah tanpa s!arat !ang ada dalam kesadaran kita#
Dari moral inilah 2ant berusaha membawa manusia menuju sebuah kesadaran akan
adan!a realitas !ang mampu memhami nomena" sebuah spirit transenden !ang dapat
melihat setiap fenomena dan menemukan apa !ang dibalikn!a sebagai sebuah kebenaran"
ataupun nomena# %erutama dalam ranah agama !ang menuntut ke!akinan dan kebenaran#
Disinilah 2ant mengis!aratkan adan!a %uhan" dalam ke!akinan agama" sebagai sesuatu
!ang transenden dan merupakan akal murni ataupun !ang memberikan pengetahuan
apriori sebagai sumber pengetahuan !ang dapat dipertanggungjwabkan kebenarann!a
dalam mendapatkan pengetahuan#
2esadaran inilah !ang akan membawa kita kedalam sebuah perbuatan baik se-ara moral
dan juga kebenaran dalam sebuah pengetahuan !ang didapat manusia# <Sekalipun kita
tidak dapat membuktikan dengan akal teoritis" kita dapat merasakan bahwa kita mati pada
suatu ketika=# Inilah sebuah ungkapan !ang menunjukkan akan kebenaran ide pada
dirin!a sendiri dan juga diterima atau paling tidak dirasakan setiap manusia !ang hidup#
Dengan -ara seperti itu juga 2ant ingin membuktikan akan keberadaan %uhan# Bila kita
sadar akan kematian" ataupun tugas dalam kehidupan ini sebelum kematian" maka
imortalitas (kabadian) jiwa dan adan!a %uha dapat ditegakkan# Ini semua tidak dapat
dibuktikan dengan akal teoritis" dan han!a pengalaman moral lah !ang dapat berbi-ara#
0kal teoritis han!a bekerja pda daerah pengalaman empiris" daerah indra" dan daerah
fenomena# :enurutn!a akal teoritis tidak pernah melarang kita memper-a!ai thing itself
dan memper-a!ai adan!a %uhan#2esadaran moral kita !ang memerintahkan untuk
memper-a!aiF!a# >osseau benar tatkala ia berkata bahwa diatas akal logis dikepala" ada
perasaan di hati# &as-al benar tatkala ia men!atakan bahwa hati mempun!ai akal
milikn!a sendiri !ang tidak pernah dapat memahami oleh akal teoritis (Durant" '565 7
9E()E
Berbeda dengan kalangan teolog dan rasionalisme agama" 2ant menganggap bahwa akal
murni (pure reason) memiliki keterbatasan dalam memahami %uhan#:enurutn!a
argumentargumen akli!ah tentang adan!a %uhan" tentang objek ghaib dan metarasional
tidak dapat dipegang kebenarann!a# $ika akal memasuki ranah ini maka akal akan
tersesat dalam paralogisme# Inilah pendirian 2ant" ia berulangkali mengis!aratkan akan
perkataan hati# 2esimppulan dari pendangann!a ini adalah akal dan iman harus mendapat
porsi !ang sama kuat dalam mengendalikan jalan kehidupan manusia#
0kan tetapi" berbagai kritik bermun-ulan" sebagaimana penglihatan sa!a dalam
pern!ataan 2ant sebelum!a bahwa" ruang dan waktu adalah sesuatu !ang apriori"
sehingga 2ant terjebak dalam kebimbangan subjektifitas dan objektifitas ruang dan
waktu# 2ant ragu dalam membuktikan subjektifitas ruang karena itu ditolak kalangan
materialisme"dan disisi lain Ia juga ragu untuk membuktikan objektifitas ruang" karena
%uhan akan berada di dalam ruang" 0kibatn!a %uhan menjadi spasial" meruang dan
memateri# Disinilah 2ant lebih senang mengambil filsafat idealisme kritis !ang
men!atakan bahwa seluruh realitas diketahui terutama sebagai sensasi dan ide#
@alaupun boleh dikatakan 2ant telah berhasil merumuskan idealisme transendent n!a
dalam sebuah bangunan filsafat !ang kompleks" 2ant masih terlihat raguragu dalam
melihat dasar !ang dipakain!a sendiri dalam sebuah pengetahuan" !aitu pengetahuan a
priori# @alaupun dia sangat menekankan pengetahuan apriori tersebut" sa!a melihat 2ant
kurang berhasil dalam menunjukkan bagaimana dan mengapa pengetahuan apriori
tersebut dapat ada dalam diri manusia dan bagaimana 2ant memastikan kebenarann!a#
@alaupun perlu diakui bahwa dia telah menunjukkan adan!a kategorokategori
imperative !ang memang hal tersebut dapat diketahui tanpa objek materi diluar#
0kan tetapi kalau kita lihat dari argumenn!a tentang moral !ang seakan menjadi obat
mujarab bagi kegelisahan konsep apriori maupun akal praktis" sa!a melihat 2ant terjatuh
pada idealisme <antara= dan tidak berani mengambil sikap apakah relatif dan subjektif
ataukah absolut objektif# Dia seakan terkungkung akan ketakutan pada kesalahan dalam
pandangann!a" sehingga ia seakan terfokus pada masalah antropomorfisme dan kurang
melebarkan pemikrann!a ke ranah !ang lebih luas" tentang alam sebagai realitas lain
selain %uhan dan :anusia# Sebagaimana filsuf Idealis selanjutn!a seperti .egel !ang
akan kita lihat selanjutn!a# %etapi bagaimanapun juga kita berusaha memahami apa !ang
dimaksudkann!a dengan idealisme transenden dan nampak 2ant telah sangat apik
merumuskan pandangann!a#
!. Idealisme Absolut "egel
Idealisme $erman memun-ak pada .egel" dialah seorang filsuf terakhir barat !ang
mempun!ai bangunan filosofis !ang utuh" dan hampir filsuf setelahn!a han!a
mengembangkan beberapa bagian saja dari isuisu filosofis# :ungkin istilah !ang paling
kita kenal dari .egel adalah dialektikan!a# 0kan tetapi !ang menjadi fokus makalah kali
ini adalah tentang idealismen!a" !aitu idealisme absolut# 0pakah hubungan dialektika
dengan idealismen!a" tentu ini sangat berhubungan dalam sebuah bagunan filosofis !ang
komplit
Sebagai seorang filsuf !ang berkembang pada masa romantisme" sebagaimana telah
diaawali 2ant# Kleh karenan!a" ban!ak pikirann!a dipengaruhi 2ant# %etapi ia tidak
pernah menjadi pengikut 2ant" perbedaan diantara keduan!a lebih besar daripada
perbedaan &lato dan 0ristoteles# .egel tidak akan menemukan metode dialektikan!a
tanpa memulain!a dari dalektika transendenal !ang dikembangkan oleh 2ant dalam
GritiHue of &ure >eason# Sekalipun demikian" filsafat .egel amat berbeda dengan filsafat
2ant" terutama tentang keterbatasan akal dan pandangan tentang spirit (ruh) (0hmad
%afsir# 9444 7 '69)# (
Berbeda dengan 2ant" !ang dalam posisi transendent" .egel berusaha melakukan sintesis
terhadap dua ke-enderungan antara subjektif dan objektif idealisme" dan pada akhirn!a
memun-ulkan pandangan absolut idealisme# :enurutn!a" realitas dunia adalah refleksi
dari sebuah pikiran dimana segala sesuatu dinisbahkan pada ide dan maksudmaksud dari
suaatu akal !ang mutlak# :ungkin pandangan ini seakan kembali pada idealisme ala
&lato" akan tetapi .egel telah mengembangkann!a pada taraf pemikiran tentang hakekat
alam dalam realitas !ang lebih absolut sebagai sebuah ide# :enurutn!a Ide adalah esensi
dari alam dan alam adalah keseluruhan jiwa !ang diobjektifkan# 0lam adalah akal !ang
mutlak !ang memngekpresikan dirin!a dalam bentuk luar# Inilah !ang benarbenar
membedakann!a dirin!a dengan 2ant" pandangann!a tentang alam sebagai sesuatu !ang
absolut#
# )ntuk mengetahui bagaimana idealisme absolutn!a .egel berbi-ara" kita dapat
melihatn!a dari pandangan metafisikan!a dan juga nantin!a pandangann!a tentang alam#
Bagian metafisikan!a dimulai dari pembahasan tentang rasio# .egel sangat
mementingkan rasio ataupun pikiran# .al ini menunjukkan dia sebagai seoarang !ang
sangat idealis# :enurutn!a" pikiran !ang dimaksudn!a bukan han!a pada manusia
perorangan" tetapi adalah sebuah rasio atau pikiran pada subjek !ang absolut" karena
.egel juga menerima prinsip idealistik bahwa realitas seluruhn!a harus disetarafkan
dengan suatu objek# Dalil .egel !ang kebudian terkenal berbun!iA
<Semua !ang real bersifat rasional dan semua !ang rasional bersifat real= :aksudn!a"
luasn!a rasio sama dengan luasn!a realitas# >ealitas seluruhn!a adalah proses pemikiran
dan ide !ang memikirkan dirin!a sendiri# 0tau dengan perkataan .egel bahwa seluruh
realitas adalah spirit !ang lambat laun menjadi sadar akan dirin!a# Dengan
mementingkan pikiran" .egel sengaja beraksi terhadap ke-enderungan intelektual dan
pada saat !ang sama men-urigai rasio dengan mengutamakan perasaan#
%erkadang ada pemikiran bahwa istilah dialektika" hampir sama dengan .egel itu
sendiri# &adahal dialektika ini bukan satusatun!a filsafat .egel" karena kita tahu dia
adalah filsuf !ang mempun!ai bangunan filosofis !ang lengkap# )ntuk menjelaskan
filsafatn!a" .egel menggunakan dialektika sebagai metode# Famun" dialektika itu
bukanlah sekedar digunakan untuk menjelaskan sesuatu" akan tetapi menurutn!a dalam
realitas itu sendiri berlangsung dialektika# :enurut .egel" !ang dimaksud dengan
dialektika adalah mendamaikan dan mengkompromikan halhal !ang berlawanan
(Bertens" '5E57 I() &roses dialektika selalu terdiri dari tiga fase !aitu tesis" antitesis dan
sintesis# Sejara singkat dapat sa!a katakana bahwa dialektika adalah sebagaimana .egel
melihat pandangan subjektifitas disatu sisi sebagai tesis" dan pandangan objektifitas disisi
!ang lain sebagai anti tesis" dan kemudian menemukan diantara keduan!a dengan sintesis
dan menghasilkan sebuah teori !ang menurutn!a adalah absolut" dan nantin!a disebut
dengan idealisme absolut#
Setelah kita telah mengidentifikasi teori realitas .egel dan metafisikn!a dan juga
metode dialektikan!a# Seperti !ang kita lihat" idealisme merupakan suatu nama jenis teori
metafisika !ang mengakui bahwa realitas adalah rasional" logis" dan spiritual# Idealisme
0bsoulut .egel nampak dalam pandangan berikutA5
>ealitas sebagai totalitas kebenaran konseptual# Bahwa realitas bersifat rasional" suatu
totalitas konseptualA bahwa realitas merupakan suatu pemikiran !ang absolut atau
pemikiran %uhan" suatu struktur terpadu dan total dari kebenaran konseptual#
2onsekuensi dari pandangan ini adalah pendapat bahwa >ealitas sebagai pemikiran
0bsolut# )ntuk .egel" realitas adalah pemikiran absolut" berisikan totalitas kebenaran
konseptual" !ang membuka diri diseluruh area pengalaman manusia dan pengetahuan dari
logika samapi fisika hingga biologi" dari sejarah dan politik hingga seni" agama dan
filsafat#
<2en!ataan adalah hal rasional dan hal rasional adalah merupakan ken!ataan=
Sebagaimana &lato" .egel mengakui bahwa rasionalitas" konsep dan ide adalah suatu
!ang n!ata# .egel memenuhi visi absolutn!a dengan ka!a ragam dan detail konkrit
mengenai jiwa absolut" mengenai %uhan !ang merupakan realitas total" dan kebenaran
!ang memebuka diri pada pemikiran terbatas kita di setiap area pengetahuan manusia#
$ika dibandingkan dengan pendahulun!a" .egel nampak lebih membuka diri untuk
menerima ketidak terbatasan pikiran manusia# 2emudian dia berpendapat bahwa
>asional adalah keberadaan objek !ang <dipahami lebih mendalam lagi=# Lang mnjadi
pertan!aan dari pern!ataan .egel adalah apakah han!a rasionalitas !ang dapat
dikategorikan ken!ataan konseptualC $awaban .egel adalah bahwa realitas konsep
rasional <bukan objek lainn!a dari keberadaan" ini merupakan objek !ang sama dipahami
lebih mendalam# Idealisme 0bsolut mengakui keberadaaan untuk menemukan
rasionalitas" kebenaran konsep !ang merupakan intin!a# Inilah !ang memebedakann!a
dengan idealisme &lato# Bagi &lato" ideide abadi berada se-ara terpisah dan mandiri
dalam bidang !ang bisa dimengerti mereka sendiri dalam perubahan !ang se-ara terus
menerus# .al ini menunjukkan ketidak jelasan dalam pemisahan tersebut" dan .egel
menjelaskann!a bahwa konsep rasional tidak memiliki pemisahan" keberadaan mandiri
berbeda dari halhal duniawi# 2onkret tetapi merupakan inti rasional mereka#
2en!ataan bisa diketahui oleh struktur rasional# .al ini terlihat dari kuatn!a penolakan
.egel atas konsep ide .ume dan 2ant" bahwa ken!ataan tidak bisa diketahui# .egel
!akin sekali" seperti kaum rasionalis dan &lato selama ini" bahwa <apa pun rasional=
:aksudn!a" segala sesuatu memiliki struktur !ang bisa dipahami atau memiliki inti !ang
bisa di-erna oleh pemikiran manusia" !aiitu dengan kekuatan konsep dan fleksibilitasn!a#
Setiap aspek perjalanan manusia bisa diketahui melalui struktur rasional !ang diamati#
&emikiran absolut sebagai satu kesatuan dalam keberagaman# &emikiran absolut
merupakan suatu totalitas !ang disatukan dari seluruh kebenaran rasional" bahkan
merupakan pen!atuan keberagaman dalam suatu kesatuan !ang koheren# &ikiran !ang
absolut menurut .egel adalah suatu kesatuan dalam keberagaman" satu istilah untuk
mewakili perbedaan perbedaan" satu nama !ang men-akup segalan!a# &andangan
:etafisikan!a" menurutn!a metafisikalah !ang mampu men!atukan keberagaman
komponen ralitas" batasbatas mereka dan hubungan dalamm suatu kesatuan totalitas#
&emikiran absolut" mmenurut .egel merupakan satu realitas !ang membukan dirin!a
sendiri untuk kita dalam konsepkonsep seluruh bidang pengalaman manusia# Dimana
setiap realitas menghasilkan suatu kebenaran pandanganrealitas" namun setiap realitas
han!a menghasilkan sebuah batasan parsial dan pandangan !ang tidak sempurna# %ugas
nmetafisika sebagai sebuah teori tentang semua realitas adalah untuk mengidentifikasikan
semua dimensi ataupun semua spek realitas semua jalan !ang n!ata daalm keberagaman
dan kompleksitas !ang ditangkap oleh konsepkonsep kita dan menunjukkan batas setiap
dimensi realitas serta bagaimana keduan!a saling terkait#
Inilah arti realitas bagi .egel# >ealitas merupakan kebenran men!eluruh !ang ditangkap
oleh ide rasional kita# >ealitas merupakan kebenaran absoulut" juga totalitas dan
penggabungan dari semua bagian kebenaran termasuk kebenaran terbatas# >ealitas !ang
se-ara baik dimengerti adalah totalitas kebenaran pemikiran absolut# Dan ke!akinannn!a
tersebut didapatkan dengan metode dialektika sebelumn!a# Bagaimana dia
mensintesiskan antara idealisme subjektif dan idealisme objektif !ang samasama meiliki
keterbatasan dan kekurangan (kelemahan)#
!. 1 Absolut Idealisme "egel pada Alam.
Setelah kita melihat sisisisi idealisme absolut .egel" !ang dirasa penting diungkap
disini adalah pandangann!a tentang alam# Kleh karena alam mempun!ai arti dan
maksud"Mdiantara aspekaspekn!a adalah perkembangan manusia"Mmaka seorang idealis
berpendapat bahwa terdapat suatu harmoni !ang dalam antara manusia dan alam# 0pa
!ang <tertinggi dalam jiwa= juga merupakan <!ang terdalam pada alam=# :anusia merasa
berada di rumahn!a dalam alam" ia bukanlah orang asing atau makhluk -iptaan nasib"
oleh karena alam ini adalah suatu sistem !ang logis dan spiritual# Dan hal ini ter-ermin
dalam usaha manusia untuk men-ari kehidupan !ang baik# $iwa (self) bukann!a satuan
!ang terasing atau tidak riil" ia adalah bagian !ang sebenarn!a dari proses alam# &roses
ini dalam tigkat !ang tinggi menunjukkan dirin!a sebagai katifitas" akal" jiwa atau
perorangan# :anusia sebagai suatu bagian dari alam menunjukkan struktur ala dalam
kehidupann!a sendiri#
Fatur atau alam !ang objektif adalah riil dalam arti bahwa ia ada dan menuntut
perhatian dari dan pen!esuaian diri dari kita# :ekipun begitu alam tidak dapat berdiri
sendiri" karena alam !ang objektif bergantung" sampai batas tertentu" kepada mind (jiwa"
akal)# 2aum idealis seperti .egel" per-a!a bahwa manifestasi alam !ang lebih dahulu dan
lebih tinggi adalah lebih penting dalam menunjukkan sifatsifat prosesn!a darpada
menifestasi !ang lebih dahulu dan lebih rendah#
2aum idealis menekankan kesatuan organik dari proses dunia# 2eseluruhan dan bagan
bagiann!a tidak dapat dipisahkan ke-uali dengan menggunakan abstraksi !ang
membaha!akan" !akni !ang memusatkan perhatian terhadap aspekaspek tertentu dari
benda dengan mengesampingkan aspekaspek lainn!a !ang juga penting# :enurut
sebagian dari kelompok idealis" terdapat kesatuan !ang dalam" suatu rangkaian tingkatan
!ang mengungkapkan" dari materi melalui bentuk tumbuhtumbuhan kemudian melaui
bentuk binatang hingga sampai kepada manusia" akal dan jiwa# Dengan begitu maka
prinsip idealisme !ang pokok adalah kesatuan organik# 2aum idealis -ondong untuk
menekankan teori koherensi atau konsistens dari per-obaan kebenaran" !akni suatu
putusan akan benar jika ia sesuai dengan putusanputusan lain !ang telah diterima
sebagai !ang benar#
#.Kesimpulan $Sebuah Penilaian terhadap Idealisme%
Setelah kita melakukan petualangan singkat dalam sejarah intelektual filosofis tiga
tokoh utama idealis" !aitu Berkele!" 2ant dan .egel kita dapat mengetahui bahwa
idealisme se-ara umum berkembang dalam sebuah perenungan maupun perdebatan
pemikiran baik itu dalam -orak idealisme maupun jawaban terhadap ideide lainn!a#
Bahkan hal itu dimualai sejak &lato" dan mungkin akan terus dipikirkan sampai detik ini#
2en!ataan bahwa idealisme telah hidup dan berkembang selama berabadabad
menunjukkan bahwa ia memang sebuah kebutuhan#
:ungkin dalam hal ini .egel dapat dikatakan telah mampu men-ari titik temu antara
ke-enderungan 2ant maupun Berkele!" tentu dengan dialektikan!a# Sebagai -ontoh
idealismen!a pada alam" menunjukkan bahwa alam tersusun dari keberagaman dan itu
sebenarn!a satu# Sehingga disini nilainilai moral !ang diangkat 2ant dan juga agama
!ang disinggung Berkele! terdapat dalam <alam= sebagai sebuah kesatuan# Dari usaha
mereka dalam menjalani kehidupan !ang lebih baik" para idealis" terutama .egel
mengis!aratkan bahwa ban!ak !ang merasakan adan!a kekuatan !ang berada diluar diri
kita !ang memberi kita kekuatan dan pemikiran# Idealisme menegaskan bahwa jiwa dan
nilai se-ara stru-tural adalah bagian dari alam# Sebagaimana kata .egel" bahwa kita
dapat merasa tenteram dan merasa <at home= dirumah sendiri dalam alam ini#
0kan tetapi para kritisi idealisme mengatakan bahwa filsafat itu kabur dan abstrak
dalam istilahistilahn!a" Ia han!a merupakan perhatian tradisional dan kekurangan
pandangan ilmiah# Bahkan ada !ang mengatakan bahwa idealisme -ondong untuk
menempatkan sikap keakhiratan !ang ketinggalan Daman" dan hal ini membawa kepada
stagnasi dan bahkan kemunduran pemikiran itu sendiri# 0kan tetapi sa!a rasa kritikan ini
terlalu naJf" karena dalam kritik!a dia terjebak pada kedangkalan dalam memaknai sisi
spiritualitas ataupun sesuatu !ang trans-endent" dan tidak melihat pergulatan pemikiran
idealis pada para tokohtokoh !ang kita angkat# Bagaimanapun juga" pandangan idealis
tidak akan pernah menjadi absolut terhadap !ang lainn!a" hatta .egel sekalipun !ang
dikatakan sebagai idealisme absolut" karena ia akan berbenturang dengan ban!ak
persoalan !ang bertebaran dalam alam ide maupun materi ini#
Dan kritikan juga datang dari penentangn!a !ang paling frontal" !aitu kaum realis"
bahwa idealisme menuju kepada halhal !ang ada di luar buktibukti empiris dan justru
mengarah kepada halhal !ang bersifat harapan dan imaginasi saja# 2emudian hal ini
mengarah kepada pandangan aksidental dan essensial pada sisi materi# :enurut idealis"
eksistensi itu bersandar pada akal" maka kelompok realis menjawab dipersepsikan
merupakan sesuatu !ang aksidental dalam benda" padahal eksistensi adalah sesuatu !ang
essensial# Sa!a rasa kritikan ini juga sudah terjawab dalam pandangan Berkele! maupun
2ant#
%erakhir !ang ingin sa!a katakan adalah idealisme telah menemukan momentumn!a
tersendiri" idealisme berkembang dengan kekuatann!a dan keper-a!aann!a" tentu ini
didukung dengan berbagai argument" baik berupa subjektifise" objektifisme"
trnasendentalime" maupun absolutisme# apapun bentukn!a harus dilihat bagaimana dia
mengungkapkan argumenn!a kepada 2ekuatan idealisme tidak han!a terletak dalam diri
seorang pemikir maupun filsosof idealist tetapi telah terabadikan dalam pikiran
pikirann!a !ang terpatri dalam mental dan spiritual kehidupan pengikutn!a# Idealisme
telah mengembangkan sa!apn!a dengan penjelasan ilmiah rasional tentang alam"
sebagaimana .egel" tentang 0gama sebagaimana 2ant dan Berkele!#
BIB&I'G(A)I
'# >outledge .istor! of &hilosoph!# Nolume IN# %he 0ge of *erman Idealism#
9# 1al-kenberg" >i-hard# .istor! Kf :odern &hilosoph! [+Book O'''44]
?# %itus" . .arold and Smith" S :aril!n# &ersoalanpersoalan 1ilsafat# Bulan
Bintang# $akarta# '5(8
8# ,avine# %P# &etualangan 1ilsafat dari So-rates ke Sartre# $endela# Logjakarta7
9449
6# %afsir" 0hmad# 1ilsafat )mum# 0kal dan .ati Sejak %hales Sampai Gapra# >osda
2ar!a# Bandung7 944?
I# .egel" *@1# ,e-tures on %he .istor! of &hilosoph! Nol#III# %hoemmes press#
Nirginia7 '555
E# Bertens" 2# >ingkasan Sejarah 1>ilsafat# 2anisius# Logjakarta7 '5E6
(# Durrant" @ill# %he Stor! of &hilosoph!" Few Lork7 '565
Kata kun*i+ filsafat
Sebelumnya+ Berpikir Strategislah @ahai :ahasiswaQ
Selanjutnya + F0SI>)DDIF 0,%)SI ('94' R '9E8 :) 1ilsuf Sosio&olitik Islam
[B]Idealisme Kbjektif[/B]
Idealisme ob!ektif adalah pandangan bahwa pikiran dunia /luar sana/ sebenarn!a
berkomunikasi dengan pikiran manusia kita# .al ini mendalilkan bahwa han!a ada satu
!ang merasakann!a" dan bahwa pengesan ini adalah salah satu dengan apa !ang
dirasakan# Ia menerima >ealisme akal sehat (pandangan bahwa ob!ek material
independen ada)" tetapi menolak Faturalisme (pandangan bahwa nilainilai pikiran dan
spiritual !ang telah mun-ul dari hal materi)#
&lato dianggap sebagai salah satu wakil awal Idealisme Kbjektif (meskipun bisa
dikatakan bahwa &lato sebenarn!a pandangan dualistik dan tidak benarbenar idealis)#
&erumusan definitif dari doktrin itu berasal dari $erman 1riedri-h Idealist S-helling" dan
kemudian diadaptasi oleh *@1 .egel dalam teori Idealisme :utlakn!a# &endukung
!ang lebih baru telah memasukkan GS &eir-e dan $osiah >o!-e ('(66'5'I)#
Idealisme Kbjektif S-helling setuju dengan Berkele! bahwa tidak ada !ang disebut
sebagai materi dalam arti materialis" dan roh !ang esensi dan seluruh realitas# Famun" ia
berpendapat bahwa ada paralel !ang sempurna antara dunia alam dan struktur kesadaran
kita itu# :eskipun" hal ini tidak mungkin benar dari ego individu" dapat benar kesadaran
mutlak# Dia juga keberatan dengan gagasan bahwa 0llah terpisah dari dunia" dengan
alasan realitas !ang tunggal" mutlak" semua termasuk pikiran" !ang dia (dan .egel)
disebut sebagai />oh 0bsolut/ (atau han!a /0bsolute/) #
:enurut Idealisme Kbjektif " Lang :utlak adalah semua realitas7 waktu" ruang"
hubungan atau peristiwa !ang pernah ada atau terjadi di luar itu# Sebagai :utlak juga
berisi semua kemungkinan dalam dirin!a sendiri" tidak statis" tetapi terusmenerus
berubah dan berkembang# :anusia" planet dan bahkan galaksi bukanlah makhluk !ang
terpisah" tetapi bagian dari sesuatu !ang lebih besar" mirip dengan hubungan sel atau
organ ke seluruh tubuh#
2eberatan umum untuk Idealisme ini adalah bahwa hal itu tidak masuk akal dan melawan
akal sehat untuk berpikir bahwa ada dapat menjadi pengurangan analitis dari fisik ke
mental#

Anda mungkin juga menyukai