tahun 2008, terjadilah badai besar di industri otomotif Amerika Serikat. Perusahaan- perusahaan otomotif raksasa asal negara tersebut melempar handuk tanda menyerah lantaran persoalan likuiditas. Tidak tanggung-tanggung, nama besar seperti General Motors dan Chrysler ramai-ramai mengaku bangkrut dan minta dana talangan dari Pemerintah AS. Bagaimana dengan Ford? Waktu itu, salah satu perusahaan otomotif raksasa ini juga berada di persimpangan jalan, antara ikut menyatakan bangkrut atau cari solusi lain. Kala itu, CEO Ford Alan Mulally mengambil langkah dramatis yang sangat penting bagi masa depan Ford. Ia melepas kepemilikan saham-saham Ford di banyak merek lain, seperti di Mazda, Jaguar-Land- Rover, dan Volvo. Adanya penjualan saham tersebut, Ford tidak perlu menyatakan bangkrut dan meminta dana talangan dari pemerintah AS. Salah satu tujuan dari penjualan saham-saham tersebut adalah ingin fokus membesarkan Ford saja. Dengan adanya uang segar ini, Ford bahkan mampu membiayai research & development (R&D) untuk menciptakan produk-produk Ford yang tepat untuk masa depan, kata Bagus Susanto, Managing Director PT Ford Motor Indonesia, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Lalu, pada tahun 2010, muncullah strategi One Ford yang slogannya adalah One Team, One Plan, One Goal. Artinya, Ford dituntut untuk berencana, bertindak, dan bertujuan sebagai satu perusahaan global. Sebelumnya, Ford memiliki banyak divisi yang tersebar di berbagai belahan dunia. Sebagai contoh, Ford di Eropa hanya bekerja untuk pasar Eropa, dari merancang hingga menjual produk. Begitu juga, Ford di Asia Pasifik juga hanya memikirkan pasar di situ, demikian juga di divisi-divisi lainnya, termasuk di Amerika. Adanya One Ford ini, produk Ford pun menjadi produk global. Namun, bukan berarti menjadi one size fit for all. Jelasnya, produknya global, tapi memiliki karakter yang disesuaikan dengan masing-masing pasar, terang Bagus. Sebagai ilustrasi, ketika akan membuat sebuah produk city car, Ford akan melakukan riset di berbagai wilayah operasinya untuk mengerti apa kebutuhan konsumen. Kemudian, para engineer pun dikumpulkan untuk membuat sebuah produk city car yang memenuhi harapan semua konsumen di beragam wilayah tersebut. Dari riset tersebut, bisa dikatakan ada benang merah mengenai harapan di antara para konsumen mengenai suatu kendaraan, yaitu kenyamanan, hemat bahan bakar, keselamatan, dan memiliki teknologi pintar. Artinya, empat kriteria ini harus ada dalam satu produk Ford. Kemudian, dilakukan adjusment untuk semakin memenuhi kebutuhan di masing-masing pasar. Keempat hal tersebut juga yang lalu menjadi brand attribute dari Ford, yakni quality, environmentally, safety, dan smart technology. Nah, tantangan selanjutnya adalah bagaimana membuat mobil dengan empat hal tersebut wajib dimasukkan dengan harga yang terjangkau Bila keempatnya bisa disatukan dalam satu produk, Ford bisa memberikan ke konsumen value for money. Nah, caranya Ford harus memproduksi satu produk dalam volume yang besar agar fix cost-nya bisa semakin kecil, jelas Bagus. Untuk itu, dengan strategi One Ford tadi, produk Ford hanya diproduksi di pabrik-pabrik yang menjadi manufacturing hub untuk pasar global. Contohnya, Ford Ecosport yang dijual di lebih dari 100 negara hanya diproduksi di empat pabrik, yakni Brasil, China, India, dan Thailand. Hasilnya, Ford bisa memproduksi mobil dengan fitur-fitur yang lebih lengkap di masing-masing segmen. Konsumen sekarang semakin pintar. Mereka bukan lagi membeli yang paling murah, tapi value for money. Artinya, untuk harga yang sepadan mereka menghitung fitur apa saja yang bisa didapat, katanya. Adanya strategi One Ford ini tidak hanya membuat Ford memiliki kemampuan membuat produk yang berkualitas dengan harga kompetitif. Ford juga bisa lebih cepat meremajakan produk- produknya dengan lebih cepat. Sebelum Ecosport yang meluncur di tahun 2014, produk pertama yang dibuat setelah muncul semangat One Ford adalah Ford Fiesta yang meluncur pada tahun 2010. Lalu, peremajaan pada produk setelah menganut strategi One Ford terjadi pada New Ford Focus dan All New Ford Ranger. Keduanya diluncurkan di tahun 2012.
ANALISIS ARTIKEL PEMASARAN INTERNASIONAL Berdasarkan artikel tersebut, dapat dianalisis sebagai berikut 1. Menajemen Ford mampu melihat kondisi global pasca resesi ekonomi tahun 2008 yang melanda Amerika dan Eropa, sehingga membuat daya beli global rendah. Meskipun demikian, manajemen tidak melihat krisis sebagai ancaman terhadap perusahaan mereka. Mereka tetap berupaya bertahan hidup dengan mengembangkan produk yang berorientasi pada konsumen.
2. Ford menyadari bahwa masyarakat membutuhkan mobil dengan biaya rendah ditengan lesunya perekonomian global. Maka daripada itu, manajemen Ford memilih untuk fokus dalam pengembangan satu produk, dengan harapan masyarakat global terjangkau untuk membeli mobil tersebut. Dengan mengembangkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan global, perusahaan mampu menghemat biaya penelitian dan pengembangan produk, dan biaya tetap (fix cost). Penghematan biaya tetap akan sejalan dengan produksi produk global dengan volume produksi yang tinggi. Adanya produk global membuat perusahaan dapat menawarkan adaptasi pada rancangan global, bukan lagi rancangan unik yang berlaku di pasar nasional yang berbeda. Ford mempunyai standar global yang disebut brand attribute dari Ford, yakni quality, environmentally, safety, dan smart technology. Keempat hal tersebut adalah inti dari produk global yang nantinya akan disesuaikan dengan pasar sekitar.
3. Pengembangan produk global Ford dinilai baik karena manjemen mampu memprediksi kebutuhan konsumen masa depan dan tuntutan pasar masa depan. Kebutuhan konsumen tersebut terpancar dari harapan konsumen mengenai suatu kendaraan, yaitu kenyamanan, hemat bahan bakar, keselamatan, dan memiliki teknologi pintar. Atas dasar teresebut, Ford membuat suatu produk grobal yang baik dan dapat diterima dipasaran.
4. Pada umumnya, perusahaan otomotif memilih untuk melakukan diversifikasi dan penambahan lini produk baru. Namun, tidak untuk Ford yang lebih memilih untuk berspesialisasi mengembangan satu produk unggulan. Spesialisasi tersebut diwujudkan dalam strategi One Ford yang slogannya adalah One Team, One Plan, One Goal. Artinya, Ford dituntut untuk berencana, bertindak, dan bertujuan sebagai satu perusahaan global. Meskipun demikian, dengan produk globalnya Ford dapat melakukan improvisasi dengan bauran pemasaran yang berbeda-beda di setiap negara, misalnya harga, daya tarik, media, saluran distribusi, dan taktik dapat bervariasi.