Anda di halaman 1dari 17

Herpes Genital

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Penyakit Menular dan Tidak Menular
dalam Praktik Kebidanan
Dosen : Saidin Yahya,SKM







Disusun Oleh :
Amanda Putri
Asri Lestari
Dwi Putri C
Widya Ayu P
Yuliana Afrilianti
IA







KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA I
JURUSAN KEBIDANAN
Jalan RS. Fatmawati, Cilandak-Jakarta Selatan
Telp/Fax. 021-7656536
TAHUN 2013
I
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Herpes dapat diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Penyakit Menular
dan Tidak Menular dalam Praktik Kebidanan

Dalam menyusun makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Saidin Yahya,skm selaku dosen mata kuliah kuliah Ilmu Penyakit Menular
dan Tidak Menular dalam Praktik Kebidanan
2. Teman teman kelompok 1 kelas IA
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran
dan kritik yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Harapan penulis
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman.





Jakarta, 22 April 2013


Penulis







II
DAFTAR ISI

Halaman judul...i
Kata pengantarii
Daftar isi ...iii
BAB I PENDAHULUAN..1
1.1 Latar Belakang.1
1.2 Rumusan masalah2
1.3 Tujuan....2
1.4 Manfaat..2
BAB II PEMBAHASAN...3
2.1 Definisi3
2.2 Epidemiologi..3
2.3 Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Virus Herpes Simplex4
2.4 Mengetahui penyebab infeksi Herpes Genital.5
2.5 Mengetahui gejala infeksi Herpes Genital...6
2.6 Mengetahui pengaruh infeksi Herpes Genital pada kehamilan....8
2.7 Mengetahui pengobatan infeksi Herpes Genital.8
2.8 Mengetahui pencegahan infeksi Herpes Genital..11
BAB III PENUTUP..13
3.1Kesimpulan ...13
3.2Saran .13
Daftar pustaka







III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kelangsungan sebuah bangsa bergantung pada generasi penerusnya, jika generasi
penerus itu baik maka baik juga sebuah bangsa, tapi jika generasi penerusnya tidak
baik maka kehancuran yang akan didapat sebuah bangsa. Generasi penerus bangsa
yang baik tidak terlepas dari peran serta seorang ibu yang menentukan pertumbuhan
dan perkembangan anak sejak dalam janin. Maka kesejahteraan dan kesehatan ibu
hamil sangatlah penting.
Ibu hamil harus mendapatkan cukup nutrisi dan selalu dalam keadaan yang sehat
agar bisa menghasilkan keturunan yang baik. Namun jika ibu sampai terkena penyakit
maka akan sangat berbahaya bagi perkembangan janin sehingga generasi yang
dihasilkan menjadi tidak baik. Salah satunya ibu harus terhindar dari TORCH, yaitu
infeksi yang terdiri dari toksoplasmosis, ruberlla, CMV, dan Herpes. Dan yang akan
dibahas kali ini adalah mengenai Herpes, terutama herpes genital.
Herpes genital termasuk penyakit menular seksual yang ditakuti oleh setiap orang.
Angka kejadian penyakit ini termasuk tinggi di Indonesia. Kelompok resiko yang rentan
terinfeksi tentunya adalah seseorang dengan perilaku yang tidak sehat. Ibu hamil
mempunyai resiko yang besar jika sampai terkena penyakit menular seksual, tidak
hanya pada dirinya tapi juga pada janinnya. (Khanzima, 2010 )



1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas pada
makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud Herpes genital?
2. Apa epidemiologi infeksi Herpes Genital?
3. Apa saja penyakit yang ditimbulkan oleh virus herpes simplex?
4. Apa penyebab infeksi Herpes Genital?
5. Bagaimana gejala infeksi Herpes Genital?
6. Bagaimana pengaruh infeksi Herpes Genital pada kehamilan?
7. Bagaimana pengobatan infeksi Herpes Genital?
8. Bagaimana pencegahan infeksi Herpes Genital?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui definisi infeksi Herpes Genital
2. Mengetahui epidemiologi infeksi Herpes Genital
3. Penyakit Yang Ditimbulkan Oleh Virus Herpes Simplex
4. Mengetahui penyebab infeksi Herpes Genital
5. Mengetahui gejala infeksi Herpes Genital
6. Mengetahui pengaruh infeksi Herpes Genital pada kehamilan
7. Mengetahui pengobatan infeksi Herpes Genital
8. Mengetahui pencegahan infeksi Herpes Genital
1.4 MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan makalah ini adalah
menambah pengetahuan pembaca mengenai penyakit herpes, mulai dari definisi
sampai bagaimana cara pencegahannya , Sehingga dengan mengetahui lebih
jauh tentang penyakit herpes, kita bisa terhindar dari penyakit herpes itu sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Herpes Genitalis adalah infeksi pada genital yang disebabkan oleh
Herpes Simpleks Virus (HSV) dengan gejala khas berupa vesikel yang
berkelompok dengan dasar eritema dan bersifat rekurens. ( Sjaiful fahmi. et al,
1997)

2.2 EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini tersebar kosmopolit dan menyerang baik pria maupun wanita
dengan frekuensi yang tidak berbeda. Infeksi primer oleh Virus Herpes Simpleks
(HSV) tipe I biasanya dimulai pada usia anak-anak sedangkan infeksi HSV tipe II
biasanya terjadi pada dekade II atau III, dan berhubungan dengan peningkatan
aktivitas seksual.(Ronny P. Handoko. 1993)

2.3 PENYAKIT YANG DITIMBULKAN OLEH VIRUS HERPES SIMPLEX
A. HSV-1
1. Gingivostomatitis herpetik akut
Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak kecil (usia 1-3 tahun) dan terdiri
atas lesi-lesi vesikuloulseratif yang luas dari selaput lendir mulut, demam,
lekas marah dan limfadenopati lokal. Masa inkubasi pendek(sekitar 3-5
hari) dan lesi-lesi menyembuh dalam 2-3 minggu.
2. Keratojungtivitis
Suatu infeksi awal HSV-1 yang menyerang kornea mata dan dapat
mengakibatkan kebutaan.



3

3. Herpes Labialis
Terjadi pengelompokan vesikel-vesikel lokal, biasanya pada perbatasan
mukokutan bibir. Vesikel pecah, meninggalkan tukak yang rasanya sakit
dan menyembuh tanpa jaringan parut. Lesi-lesi dapat kambuh kembali
secara berulang pada berbagai interval waktu.

B. HSV-2
1. Herpes Genitalis
Herpes genetalis ditandai oleh lesi-lesi vesikuloulseratif pada penis pria
atau serviks, vulva, vagina, dan perineum wanita. Lesi terasa sangat nyeri
dan diikuti dengan demam, malaise, disuria, dan limfadenopati inguinal.
Infeksi herpes genetalis dapat mengalami kekambuhan dan beberapa
kasus kekambuhan bersifat asimtomatik. Bersifat simtomatik ataupun
asimtomatik, virus yang dikeluarkan dapat menularkan infeksi pada
pasangan seksual seseorang yang telah terinfeksi.






4
2. Herpes neonatal
Herpes neonatal merupakan infeksi HSV-2 pada bayi yang baru lahir.
Virus HSV-2 ini ditularkan ke bayi baru lahir pada waktu kelahiran melalui
kontak dengan lesi-lesi herpetik pada jalan lahir. Untuk menghindari
infeksi, dilakukan persalinan melalui bedah caesar terhadap wanita hamil
dengan lesi-lesi herpes genitalis. Infeksi herpes neonatal hampir selalu
simtomatik. Dari kasus yang tidak diobati, angka kematian seluruhnya
sebesar 50%.


2.4 ETIOLOGI
Herpes Genitalis disebabkan oleh Herpes Simpleks Virus (HSV) atau
Herpes Virus Hominis ( HVH). UNNA ( 1883 ) yang pertama kali mengetahui
bahwa penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan
SHARLITT pada tahun 1940 membedakan antara HSV tipe I dan HSV tipe II.
Sebagian besar penyebabnya adalah HSV-2, tetapi walaupun demikian dapat
juga disebabkan oleh HSV-1 ( kurang lebih 1,1%) akibat adanya hubungan
kelamin secara orogenital atau penularan melalui tangan.

5

Secara serologik biologi dan sifat fisikokimia HSV 1 dan HSV 2 sulit untuk
dibedakan. Dari penelitian seroepidemiologi di dapat bahwa antibodi HSV 1 sudah
terdapat pada anak-anak sekitar umur 5 tahun, meningkat 70% pada usia remaja
dan 97% pada orang tua. Penelitian seroepidemiologi terhadap antibodi HSV 2 sulit
untuk dinilai berhubung adanya reaksi silang antara respon humoral HSV 1 dan
HSV 2.
Dari data-data yang dikumpulkan WHO dapat diambil kesimpulan bahwa
antibodi terhadap HSV 2 rata-rata baru terbentuk setelah adanya aktivitas seksual.
Pada kelompok remaja didapatkan kurang dari 30%, pada kelompok wanita diatas
umur 40 tahun naik sampai 60% dan pada wanita pelacur ternyata antibodi HSV 2
10 kali lebih tinggi dari orang normal.

2.5 GEJALA INFEKSI HERPES GENITAL
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi.
Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutan dan sakit. Lalu akan muncul bercak
kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri.
Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang
terbentuk biasanya menimbulkan nyeri dan membentuk keropeng.
Penderita bisa mengalami kesulitan dalam berkemih dan ketika berjalan akan timbul
nyeri.Luka akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.









6
Infeksi HSV ini berlangsung dalam 3 tingkat:
a. Infeksi primer
Tempat predileksi HSV tipe I di daerah pinggang ke atas terutama di daerah
mulut dan hidung, biasanya dimulai pada usia anak-anak. Inokulasi dapat terjadi secara
kebetulan, misalnya kontak kulit pada perawat, dokter gigi, atau pada orang yang sering
mengigit jari. Virus ini juga sebagai penyebab herpes sefalitis. Infeksi primer oleh HSV
tipe II mempunyai tempat predileksi di daerah pinggang ke bawah, terutama di daerah
genital, juga dapat menyebab herpes meningitis dan infeksi neonatus.
Infeksi primer berlangsung lebih lama dan lebih berat, kira-kira 3 minggu dan
sering disertai gejala sistemik, misalnya demam, malaise, dan anoreksia dan dapat
ditemukan pembengkakan pada kelenjar getah bening. .(Ronny P. Handoko. 1993)
b. Fase laten
Fase ini berarti pada penderita tidak ditemukan gejala klinis, tetapi HSV dapat
ditemukan dalam keadaan tidak aktif pada ganglion dorsalis.
c. Infeksi rekurens
Infeksi ini berarti HSV pada ganglion dorsalis yang dalam keadaan tidak aktif,
dengan mekanisme pacu menjadi aktif dan mencapai kulit sehingga menimbulkan
gejala klinis. Mekanisme pacu itu dapat berupa trauma fisik ( demam, infeksi, kurang
tidur, hubungan seksual dan sebagainya). Trauma psikis( gangguan emosional,
menstruasi) dapat pula timbul akibat jenis makanan dan minuman yang merangsang.
Gejala klinis yang timbul lebih ringan dari infeksi primer dan berlangsung kira-kira 7
sampai 10 hari. Gejala berupa panas, gatal dan nyeri.





7
2.6 PENGARUH INFEKSI HERPES GENITAL PADA KEHAMILAN

Herpes Genitalis Primer. Pasien yang terkena herpes primer pada kehamilan
menghadapi peningkatan resiko komplikasi obstetric dan neonatal. Infeksi ibu disertai
dengan peningkatan risiko aborsi spontan, IUGR, dan premature,50 % bayi yang lahir
lewat vaginal dari ibu-ibu dengan infeksi primer pada saat kelahiran akan menderita
infeksi HSV.
Herpes Genital Berulang. Komplikasi akibat perulangan pada kehamilan jarang
terjadi. Tetapi, 4% bayi yang lahir dari ibu dengan infeksi yang berulang pada saat
kelahiran akan menderia infeksi HSV.
Herpes Neonatal. Didapat oleh bayi lewat perlintasan jalan lahir yang terinfeksi.
Infeksi transplasenta juga dicatat sebagai jalur penularan, seperti halnya kontak dengan
individu yang terinfeksi setelah kelahian.


2.7 PENGOBATAN INFEKSI HERPES GENITAL

Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes genitalis,
tetapi pengobatan bisa memperpendek lamanya serangan.Jumlah serangan bisa
dikurangi dengan terus menerus mengkonsumsi obat anti-virus dosis rendah.
Pengobatan akan efektif jika dimulai sedini mungkin, biasanya 2 hari setelah timbulnya
gejala.

Asikovir atau obat anti-virus lainnya bisa diberikan dalam bentuk sediaan oral atau
krim untuk dioleskan langsung ke luka herpes.Obat ini mengurangi jumlah virus yang
hidup di dalam luka sehingga mengurangi resiko penularan. Obat ini juga bisa
meringankan gejala pada fase awal. Tetapi pengobatan dini pada serangan pertama
tidak dapat mencegah kambuhnya penyakit ini.

8
Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes genitalis,
namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan, seperti:
- menjaga kebersihan lokal
- menghindari trauma atau faktor pencetus.

Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes simpleks secara lokal sebesar 5%
sampai 40% dalam dimethyl sulphoxide sangat bermanfaat. Namun, pengobatan ini
memiliki beberapa efek samping, di antaranya pasien akan mengalami rasa nyeri hebat,
maserasi kulit dapat juga terjadi.

Meskipun tidak ada obat herpes genital, penyediaan layanan kesehatan anda akan
meresepkan obat anti viral untuk menangani gejala dan membantu mencegah
terjadinya outbreaks. Hal ini akan mengurangi resiko menularnya herpes pada partner
seksual. Penatalaksaan untuk menangani herpes genital yaitu :

Tindakan profilaksis
a. Penderita diberi penerangan tentang sifat penyakitnya yang dapat menular
terutama bila sedang terkena serangan, karena itu sebaiknya melaksanakan
abstinensia.
b. Proteksi individual. Menggunakan 2 alat perintang, yaitu busa spermisidal dan
kondom. Kombinasi tersebut, bila diikuti dengan pencucian alat kelamin memakai
air dan sabun pasca koitus, dapat mencegah penyakit herpes genitalia hampir
100%. Busa spermisidal secara invitro ternyata bersifat virisidal, dan kondom dapat
mengurangi penetrasi virus.
c. Konsultasi psikiater dapat membantu karena faktor psikis mempunyai peranan
untuk timbulnya serangan.



9

Pengobatan non-spesifik
a. Rasa nyeri dan gejala lain bervariasi, sehingga pemberian analgetika,antipiretik,
dan antipruritus disesuaikan dengan kebutuhan individual.
b. Zat-zat pengering antiseptik, seperti yodium povidon secara topical mengeringkan
lesi, mencegah infeksi sekunder dan mempercepat waktu penyembuhan.
c. Antibiotika ata kotrimoksasol dapat diberikan untuk mencegah infeksi sekunder.

Pengobatan spesifik
- Asiklovir (Zovirus)
Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5 mg/kg BB/8 jam selama 5
hari), asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari saelama 10-14 hari) dan asiklovir topikal (5%
dalam salf propilen glikol) dsapat mengurangi lamanya gejala dan ekskresi virus serta
mempercepat penyembuhan.

- Famsiklovir
Adalah jenis pensiklovir, suatu analog nukleosida yang efektif menghambat replikasi
HSV-1 dan HSV-2. Sama dengan asiklovir, pensiklovir memerlukan timidin kinase virus
untuk fosforilase menjadi monofosfat dan sering terjadi resistensi silang dengan
asiklovir. Waktu paruh intrasel pensiklovir lebih panjang daripada asiklovir (>10 jam)
sehingga memiliki potensi pemberian dosis satu kali sehari.
Absorbsi peroral 70% dan dimetabolisme dengan cepat menjadi pensiklovir. Obat ini di
metabolisme dengan baik.





10



- Valasiklovir (Valtres)
Valasiklovir adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan hampir
lengkap berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan bioavaibilitas
asiklovir sampai 54%.oleh karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan
kadar obat dalam darah yang sama dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg
telah dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10 hari untuk terapi herpes
genitalis episode awal.
Herpes genitalis adalah kondisi umum terjadi yang dapat membuat penderitanya
tertekan. Pada penelitian in vitro serta penelitian in vivo, povidone iodine terbukti
merupakan agen efektif melawan virus tersebut, mendapatkan hasil memuaskan secara
klinis dari povidone iodine dalam larutan aqua untuk mengobati herpes genital.

2.8 PENCEGAHAN INFEKSI HERPES GENITAL
Untuk menghindari Penyakit Menular Seks seksual yang disebabkan oleh virus
herpes simpleks, yang paling mudah adalah tidak melakukan hubungan seksual
dengan pasangan yang telah terinfeksi PMS. Namun hal ini tentunya tidak mudah
dilakukan. Dibawah ini dapat dicoba menyampai upaya pencegahan antara lain sebagai
berikut.
1. Selalu menjaga higienis ( kebersihan/kesehatan) organ genetalia (atau
alat kelamin pria dan wanita secara teratur).
2. Setia kepada pasangannya, dengan tidak berganti-ganti pasangan.
3. Jangan lupa menggunakan kondom, bila pasangan kita sudah terinfeksi
PMS
4. Mintalah jarum suntik baru setiap kali menerima pelayanan medis yang
menggunakan jarum suntik
11

Hingga saat ini tidak ada satupun bahan yang efektif mencegah HSV. Kondom
dapat menurunkan transmisi penyakit, tetapi penularan masih dapat terjadi pada daerah
yang tidak tertutup kondom ketika terjadi ekskresi virus. Spermatisida yang berisi
surfaktan nonoxynol-9 menyebabkan HSV menjadi inaktif secara invitro. Di samping itu
yang terbaik, jangan melakukan kontak oral genital pada keadaan dimana ada gejala
atau ditemukan herpes oral.
5. Mendeteksi kasus yang tidak diterapi, baik simtomatik atau
asimptomatik.
6. Mendidik seseorang yang berisiko tinggi untuk mendapatkan herpes
genitalis dan PMS lainnya untuk mengurangi transmisi penularan.
7. Mendiagnosis, konsul dan mengobati individu yang terinfeksi dan
follow up dengan tepat.
8. Evaluasi, konsul dan mengobati pasangan seksual dari individu yang
terinfeksi.
9. Skrining disertai diagnosis dini, konseling dan pengobatan sangat
berperan dalam pencegahan.













12
III. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Herpes genitalis adalah PMS didaerah kelamin yang disebabkan virus herpes
simplek tipe 2 atau 1, ditandai dengan timbulnya vesikula pada permukaan mukosa
kulit, bergerombol diatas dasar kulit yang bewarna kemerahan biasanya terjadi pada
alat genital dan sekitarnya (bokong, daerah anal dan paha). Gejala pertama biasanya
gatal-gatal dan kesemutan/perasaan geli, diikuti dengan benjolan yang membuka dan
menjadi sangat sakit. Infeksi ini dapat menjadi dorman (tidak aktif) selama beberapa
waktu, kemudian tiba-tiba menjadi aktif kembali tanpa alasan jelas.
Virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) adalah penyebab umum untuk luka-luka
demam (cold sore) di sekeliling mulut. HSV-2 biasanya menyebabkan herpes kelamin.
Namun HSV-1 dapat menyebabkan infeksi pada kelamin dan HSV-2 dapat
menginfeksikan daerah mulut melalui hubungan seks. Penatalaksaan untuk menangani
herpes genital yaitu :tindakan profilaksis,pengobatan non-spesifik,pengobatan spesifik
yang terdiri dari asiklovir (zovirus),famsiklovir,valasiklovir (valtres).
Komplikasinya berupa kebutaan, bayi dapat meninggal / mengalami gangguan
padaotak/kulit/mata, kematian pada janin

3.2 SARAN
1. Pembaca dapat mencegah dirinya dari penyakit herpes genitalis.
2. Seorang bidan atau tenaga kesehatan juga harus mewaspadai adanya herpes
genitalis pada ibu hamil supaya tidak menularkan ke janinnya.




13

DAFTAR PUSTAKA

1. http://khanzima.wordpress.com/2010/10/21/asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-
dengan-infeksi-herpes-genital/
2. http://medicastore.com/penyakit/186/Herpes_Simpleks.html
3. Benyamin P. Sachs. 1998. Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan. Jakarta:
Binarupa Aksara
4. Fahmi, sjaiful. 1997. Penyakit Menular Seksual. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
5. Hacker. 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Hipokrates
6. Handoko, ronny. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
7. http://childrenhivaids.wordpress.com/2009/08/10/herpes-genitalis-penyakit-
menular-seksual/
8. http://www.penyakitkelamin.net/cara-mengobati-herpes/














14

Anda mungkin juga menyukai