Anda di halaman 1dari 102

PEDOMAN PEMENUHAN STANDAR

NASIONAL PENDIDIKAN
PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)/MADRASAH ALIYAH (MA)









PUSAT PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2012
1 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

KATA PENGANTAR

Pembinaan satuan pendidikan untuk mampu memenuhi Standar Nasional
Pendidikan (SNP) terus dilakukan oleh pemerintah. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Pasal 3 ayat (2) memberi rambu-rambu bahwa dalam peningkatan
mutu dilakukan atas dasar prinsip keberlanjutan, terencana, dan sistematis
dengan kerangka waktu dan target capaian yang jelas. Dalam rangka memenuhi
ketentuan tersebut, khususnya dalam memperkuat kerangka waktu dan target-
target capaiannya, dipandang perlu untuk disusun buku pedoman tentang
pemenuhan standar nasional pendidikan pada satuan pendidikan.
Penyusunan pedoman ini dimaksudkan sebagai upaya akselerasi
peningkatan mutu pendidikan melalui pemenuhan delapan Standar Nasional
Pendidikan oleh setiap satuan pendidikan. Harapannya, melalui pedoman ini
satuan pendidikan mulai merintis pembudayaan mutu di lingkungannya masing-
masing. Sebenarnya, budaya peningkatan mutu mulai tampak setelah
diterapkannya instrumen utama dalam pelaksanaan SPMP yaitu Evaluasi Diri
Sekolah (EDS). Dalam implementasinya, EDS telah banyak membantu semua
pihak dalam melakukan program monitoring sekolah yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah atau dikenal dengan istilah Monitoring Sekolah oleh
Pemerintah daerah (MSPD) yang dilaksanakan oleh para Pengawas Pendidikan.
MSPD merupakan instrumen utama Evaluasi Diri Kota/Kabupaten (EDK) sebagai
dasar penyusunan program peningkatan mutu pendidikan di wilayah tersebut.
Pedoman ini disusun dengan memperhatikan berbagai peraturan dan
produk hukum yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Hal yang
membedakannya barangkali terletak pada tujuan, ruang lingkup, dan
sasarannya. Tujuan pedoman ini adalah untuk memberi pedoman bagi semua
satuan pendidikan dalam mememenuhi SNP dengan rincian langkah-langkah
2 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

pemenuhan, personil yang dapat dilibatkan, waktu atau durasi, dan hasil yang
ditargetkan. Sasaran utamanya adalah agar satuan pendidikan dapat mencapai
SNP dalam waktu yang terukur. Panduan yang bersifat rinci akan dimuat pada
panduan lainnya.
Akhirnya dengan adanya pedoman ini, kiranya semua pihak dapat
memanfaatkannya dengan baik terutama bagi para pemangku kepentingan di
satuan pendidikan dan bagi semua pihak yang terlibat dalam peningkatan mutu
pendidikan di lingkungan pemerintah daerahnya masing-masing. Terima kasih.


Jakarta, 2012



3 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional
B. Tujuan
C. Dasar Hukum
BAB II ACUAN MUTU PENDIDIKAN
A. Definisi Mutu Pendidikan
B. Siklus Mutu Pendidikan
C. Standar Nasional Pendidikan sebagai Acuan Mutu Pendidikan

BAB III PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Penjaminan Mutu Pendidikan
B. Prinsip Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan
C. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Pendidikan dalam Penjaminan Mutu
Pendidikan
D. Tahapan Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan
E. Tahapan dan waktu Pencapaian Mutu Pendidikan pada Setiap SNP

BAB IV PELEMBAGAAN PENJAMINAN MUTU PADA TINGKAT SMA/MA
A. Pelembagaan Penjaminan Mutu Pendidikan di tingkat Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah kabupaten/kota, Penyelenggara, dan
Masyarakat
B. Pelembagaan Penjaminan Mutu Pendidikan pada Tingkat Satuan
Pendidikan

BAB V PENUTUP
4 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

BAB I
PENDAHULUAN


A. Rasional
Penjaminan mutu pendidikan adalah serentetan proses dalam sistem
yang saling berkaitan untuk mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan data
tentang program atau kegiatan pendidikan dalam mencapai mutu pendidikan.
Proses penjaminan mutu diawali dari mengidentifikasi aspek pencapaian dan
prioritas peningkatan, penyediaan data sebagai dasar perencanaan dan
pengambilan keputusan serta membantu membangun budaya peningkatan
mutu berkelanjutan. Pencapaian mutu pendidikan untuk pendidikan dasar dan
menengah dikaji berdasarkan delapan standar nasional pendidikan dari Badan
Standar nasional Pendidikan (BSNP). Penjaminan mutu secara langsung tentu
saja memiliki kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan pada pendidikan dasar
dan menengah di Indonesia berkaitan dengan tiga aspek utama yaitu: (1)
pengkajian mutu pendidikan, (2) analisis dan pelaporan mutu pendidikan, dan
(3) peningkatan mutu dan penumbuhan budaya peningkatan mutu yang
berkelanjutan. Khususnya pada aspek pertama, secara sederhana diartikan
bahwa dalam aspek pengkajian mutu pendidikan di dalamnya perlu ada
pemetaan dan penetapan langkah yang perlu dilakukan untuk pencapaian mutu.
Kegiatan pemetaan salah satunya melalui Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan
instrumen lain yang dapat menambah informasi tentang profil sekolah. Adapun
kegiatan penetapan langkah pencapaian mutu adalah rencana sistematis,
rasional, dan terukur serta dirumuskan oleh satuan pendidikan untuk memenuhi
pencapaian mutu pendidikan.
Untuk mencapai mutu, ternyata tidak setiap satuan pendidikan mampu
melakukannya. Banyak faktor yang menjadi kendala dan penghambat sehingga
5 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

mereka tidak mampu melakukannya. Berdasarkan hasil penelitian secara
mendalam, salah satu sebabnya adalah karena budaya penjaminan mutu di
satuan pendidikan relatif sangat lemah. Secara operasional, jika ingin membina
budaya penjaminan mutu di setiap satuan pendidikan maka dipandang perlu
memberi petunjuk atau panduan pencapaian mutu yang lebih rinci yaitu
berdasarkan pada pencapaian setiap komponen Standar Nasional Pendidikan
(SNP).
Hasil riset menunjukkan bahwa sekolah dan madrasah merupakan pihak
yang memberikan kontribusi terbesar terhadap proses dan hasil penjaminan
mutu dan peningkatan mutu pendidikan, sedangkan masyarakat, penyelenggara
pendidikan, dan pemerintah daerah memberikan fasilitasi dalam pelaksanaan
penjaminan mutu tersebut. Oleh karena itu, sekolah dan madrasah perlu
diberdayakan dan didukung dalam usahanya menciptakan budaya mutu. Pihak
masyarakat perlu didorong agar secara aktif mendukung program sekolah dan
madrasah. Adapun pihak pemerintah daerah perlu ditingkatkan upaya
koordinasinya agar mereka menyusun program dan penganggaran penjaminan
mutu sebagai prioritas utamanya.

B. Tujuan
Tujuan umum penyusunan pedoman pemenuhan SNP pada satuan
pendidikan ini adalah untuk memberikan acuan bagi satuan pendidikan dalam
melaksanakan penjaminan mutu pendidikan secara sinergis dan berkelanjutan
melalui pemenuhan SNP oleh satuan pendidikan.
Secara khusus pedoman ini bertujuan untuk:
1. memberi penjelasan tentang indikator esensial pada delapan Standar
Nasional Pendidikan yang diuraikan berdasarkan argumentasi perlunya
pemenuhan indikator esensial, langkah pemenuhannya, waktu dan durasi
implementasi pemenuhannya, dan hasil yang dapat diukur.
6 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

2. mengatur peran dan tanggung jawab setiap unsur organisasi pada
satuan pendidikan dan pihak terkait lainnya untuk mencapai mutu
pendidikan berdasarkan acuan mutu delapan Standar Nasional
Pendidikan.
3. memberi petunjuk pengelolaan dan koordinasi penjaminan mutu
pendidikan yang diawali dari pemetaan mutu pendidikan dengan
berbagai penggunaan instrumen, pemenuhan standar yang mengacu
pada SNP atau Standar mutu pendidikan di atas SNP, serta evaluasi mutu
pendidikan.

C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301),
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496),
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi (SI),
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan
Pendidikan Dasar Dan Menengah, dan
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12/2007 Tentang Standar
Pengawas Sekolah/Madrasah,
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13/2007 Tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah,
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16/2007 Tentang Standar
Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru,
7 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19/2007 Tentang Standar
Pengelolaan Oleh Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah,
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan,
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), Dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA),
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tentang
Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah,
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 Tentang
Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah,
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25/2008 Tentang Standar
Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah,
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 26/ 2008 Tentang Standar
Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah,
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27/2008 Tentang Standar
Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Konselor,
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan,
17. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 Tentang
Standar Biaya Operasi Non Personalia Tahun 2009.


8 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

BAB II
ACUAN MUTU PENDIDIKAN


A. Definisi Mutu Pendidikan
Ada tiga konsep dasar yang perlu dibedakan dalam peningkatan mutu
yaitu kontrol mutu (quality control), jaminan mutu (quality assurance) dan mutu
terpadu (total quality). Kontrol mutu secara historis merupakan konsep mutu
yang paling tua. Kegiatannya melibatkan deteksi dan eliminasi terhadap produk-
produk gagal yang tidak sesuai dengan standar. Tujuannya hanya untuk
menerima produk yang berhasil dan menolak produk yang gagal. Dalam dunia
pendidikan, kontrol mutu diimplementasikan dengan melaksanaan ujian sumatif
dan ujian akhir. Hasil ujian dapat dijadikan sebagai bahan untuk kontrol mutu.
Jaminan mutu merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kesalahan sejak awal proses produksi. Jaminan mutu dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat menjamin proses produksi agar dapat
menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi tertentu. Jaminan mutu adalah
sebuah cara menghasilkan produk yang bebas dari cacat dan kesalahan.
Lanjutan dari konsep jaminan mutu adalah Total Quality Management (TQM)
yang berusaha menciptakan sebuah budaya mutu dengan cara mendorong
semua anggota stafnya untuk dapat memuaskan para pelanggan. Dalam konsep
TQM pelanggan adalah raja. Inilah yang merupakan pendekatan yang sangat
populer termasuk dalam dunia pendidikan. Sifat TQM adalah perbaikan yang
terus menerus untuk memenuhi harapan pelanggan.
Dalam TQM, mutu adalah kesesuaian fungsi dengan tujuan, kesesuaian
dengan spesifikasi dan standar yang ditentukan, sesuai dengan kegunaannya,
produk yang memuaskan pelanggan, sifat dan karakteristik produk atau jasa
yang memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Sistem manajemen mutu
pendidikan adalah suatu sistem manajemen untuk mengarahkan dan
9 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

mengendalikan satuan pendidikan dalam penetapan kebijakan, sasaran, rencana
dan proses/prosedur mutu serta pencapaiannya secara berkelanjutan (continous
improvement).
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) yang berlaku saat ini
bertumpu kepada tanggung jawab tiap pemangku kepentingan pendidikan
untuk menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan. Implementasi SPMP terdiri
atas rangkaian proses/tahapan yang secara siklik dimulai dari (1) pengumpulan
data, (2) analisis data, (3) pelaporan/pemetaan, (4) penyusunan rekomendasi,
dan (5) upaya pelaksanaan rekomendasi dalam bentuk program peningkatan
mutu pendidikan. Pelaksanaan tahapan-tahapan di atas dilaksanakan secara
kolaboratif antara satuan pendidikan dengan pihak-pihak lain yang terkait sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan) yaitu
penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten atau
kota, pemerintah provinsi, dan pemerintah.
SPMP berbasis pada data dan pemetaan yang valid, akurat, dan empirik.
Data yang dikumpulkan oleh sekolah dapat diperoleh dari hasil akreditasi
sekolah, sertifikasi guru, ujian nasional, dan profil sekolah. Selain itu Evaluasi
Diri Sekolah (EDS) merupakan instrumen implementasi SPMP yang dilaksanakan
oleh setiap satuan pendidikan sebagai salah satu program akseleratif dalam
peningkatan kualitas pengelolaan dan layanan pendidikan (Instruksi Presiden
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010; Prioritas Nomor 2. Pendidikan).

B. Alur Penjaminan Mutu Pendidikan

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) merupakan alur siklus yang
terpadu dan berkelanjutan. Siklus tersebut dapat menyatukan dan
mengarahkan pelaksanaan penjaminan mutu secara internal dan eksternal.
Adapun skema alur penjaminan mutu pendidikan adalah sebagai berikut:
10 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1





Gambar: Alur Siklus Penjaminan Mutu Pendidikan

Bagan alir di atas dapat diterangkan sebagai berikut:
1. Lingkaran besar merupakan siklus Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP)
di sekolah. Kegiatan yang esensialnya terdiri dari lima langkah yaitu
pengembangan standar mutu, penetapan standar, perencanaan
pemenuhan, pemenuhan standar, dan auidit/evaluasi.
2. Pada langkah pemenuhan standar, pihak sekolah tidak mampu
melakukannya sendiri karena banyak komponen yang bukan merupakan
kewenangannya dan perlunya ketentuan standarisasi dari pihak
eksternal. Oleh karena itu dalam pemenuhan standar dan audit/evaluasi
11 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

dibutuhkan pedoman pemenuhan mutu yang mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan (SNP).
3. Pedoman pemenuhan mutu menjadi acuan dalam melakukan Monitoring
Sekolah oleh Pemerintah daerah (MSPD). Kerangka kegiatan MSPD juga
didasarkan pada SNP dan hasil Audit/evaluasi internal pihak sekolah.
Hasil MSPD dapat dijadikan peta mutu dan atau profil mutu yang dapat
digunakan untuk rencana intervensi pemerintah dan pemerintah daerah.
4. Intervensi pemerintah dan pemerintah daerah meliputi semua tahapan
penjaminan mutu di sekolah sebagaimana terlihat dalam lingkaran besar
pada gambar di atas.
5. Ketika sinergitas kegiatan penjaminan mutu telah dilakukan oleh
sekolah di satu sisi dan intervensi pemerintah di pihak lain, maka pada
dasarnya sekolah layak mendapat status terakreditasi.

C. Standar Nasional Pendidikan sebagai Acuan Mutu Pendidikan
Acuan mutu yang digunakan untuk pencapaian atau pemenuhan mutu
pendidikan pada satuan pendidikan adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP)
dan standar-standar lain yang disepakati oleh kelompok masyarakat. Standar
nasional pendidikan adalah standar yang dibuat oleh pemerintah, sedangkan
standar lain adalah standar yang dibuat oleh satuan pendidikan dan/atau
lembaga lain yang dijadikan acuan oleh satuan pendidikan. Standar-standar lain
yang disepakati oleh kelompok masyarakat digunakan setelah SNP dipenuhi oleh
satuan pendidikan sesuai dengan kekhasan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
SNP sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan peraturan perundangan
lain yang relevan yaitu kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. SNP dipenuhi oleh satuan
atau program pendidikan dan penyelenggara satuan atau program pendidikan
12 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

secara sistematis dan bertahap dalam kerangka jangka menengah yang
ditetapkan dalam rencana strategis satuan atau program pendidikan.
Terdapat delapan SNP yaitu:
1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
4. Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian

Delapan SNP di atas memiliki keterkaitan satu sama lain dan sebagian
standar menjadi prasyarat bagi pemenuhan standar yang lainnya. Dalam
kerangka sistem, komponen input sistem pemenuhan SNP adalah Standar
Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK), Standar Pengelolaan,
Standar Sarana dan Prasarana (Sarpras), dan Standar Pembiayaan. Bagian yang
termasuk pada komponen proses adalah Standar Isi, Standar Proses, dan
Standar Evaluasi, sedangkan bagian yang termasuk pada komponen output
adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Berikut ini disajikan kaitan antara
SNP.

13 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1



Gambar: Kaitan antar Standar Nasional Pendidikan (SNP)


Setiap standar memiliki indikator ketercapaiannya dan setiap indikator
merupakan acuan mutu pendidikan di Indonesia. Berikut ini adalah daftar
indikator pemenuhan standar sebagai acuan mutu yang harus diupayakan
dipenuhi oleh setiap sekolah di berbagai jenjang dan jenis pendidikan.

TABEL 1.
KOMPONEN, SUB-KOMPONEN DAN INDIKATOR
PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) PADA JENJANG SD/MI

1. STANDAR ISI
No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial
1 Kerangka dasar, dan
struktur kurikulum
1.1. Pengembangan
kurikulum
1.1.1 Sekolah melaksanakan pengembangan
kurikulum dengan melibatkan unsur
guru, konselor, kepala sekolah, komite
sekolah, dan nara sumber, dan pihak-
pihak lain yang terkait.
1.1.2 Sekolah, mengembangkan kurikulum
14 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

berdasarkan acuan dan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum dalam
Standar Isi.
1.2 Struktur kurikulum 1.2.1 Kurikulum sekolah mencakup kelima
kelompok mata pelajaran dengan
karakteristiknya masing-masing sesuai
dengan Standar Isi.
1.3. Beban belajar 1.3.1. Sekolah menerapkan beban belajar
sesuai dengan Standar Isi
1.4. Muatan Lokal 1.4.1 Kurikulum sekolah dibuat dengan
mempertimbangkan karakter daerah,
kebutuhan sosial masyarakat, kondisi
budaya, dan usia peserta didik.
2. Pengembangan diri
peserta didik
2.1 Layanan bimbingan
dan konseling
2.1.1 Sekolah melakukan kegiatan pelayanan
konseling yang diperuntukkan bagi
semua peserta didik yang berkenaan
dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta.didik
2.1.2 Sekolah melaksanakan kegiatan BK
secara terprogram, yang meliputi:
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
dan tindak lanjut.
2.2 Kegiatan ekstra
kurikuler
2.2.1 Sekolah melaksanakan kegiatan ekstra
kurikuler secara terprogram, yang
meliputi: perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dan tindak lanjut.
2.2.2 Sekolah melaksanakan kegiatan ekstra
kurikuler bagi semua siswa sesuai
dengan minat dan bakat dan kondisi
sekolah

2. STANDAR PROSES
No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial
1. Perencanaan 1.1. Kualitas silabus 1.1.1 Kegiatan untuk merencanakan
pembelajaan
1.1.2 Kepemilikan silabus
1.1.3 Komponen silabus
1.1.4 Keterkaitan antar komponen dalam silabus

1.2 Kualitas RPP 1.2.1 Kepemilikan RPP
1.2.2 Komponen RPP
1. 2.3 Keterkaitan antar komponen RPP
1.2.4 Keterkaitan RPP dengan silabus
1.2.5 Kelayakan kegiatan pembelajaran

1.3 Sumber Belajar 1.3.1 Ketersedian buku teks, buku panduan,
sumber belajar lain
15 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

1.3.2 Pemanfaatan buku teks, buku panduan,
sumber belajar lain
2. Pelaksanaan
Pembelajaran
2.1 Kualitas Pengelolaan
kelas
2.1.1 Pengelolaan kelas


2.2 Pelaksanaan
Pembelajaran
2.2.1 Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran
dengan RPP untuk pendahuluan
2.2.2 Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran
dengan RPP untuk inti
2.2.3 Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran
dengan RPP untuk penutup
3 Pemantauan,
Pengawasan, dan
Evaluasi
3.1 Pelaksanaaan
Pemantauan,
Pengawasan, dan
Evaluasi
3.1.1 Pelaksanaan Pemantauan, Pengawasan,
dan Evaluasi (persiapan, proses,
penilaian)
3.1.2Tindak Lanjut

3. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial
1 Cerdas, berpengetahuan,
berkepribadian, berakhlak
mulia, serta siap hidup
mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut
1.1 Percaya diri dan
bertanggung
1.1.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
untuk menumbuhkan dan mengembangkan
sikap percaya diri dan bertanggung jawab
1.2 Biasa berbagai
sumber belajar
1.2.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
melalui program pembiasaan untuk
mencari informasi/ pengetahuan lebih
lanjut dari berbagai sumber belajar
1.3 Berprestasi 1.3.1 Sekolah memiliki prestasi yang
ditunjukkan dengan tingkat kelulusan
dan rata-rata nilai US/UN yang tinggi
1.4 Produktif dan
bertanggung jawab
1.4.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
untuk mengenal pemanfaatan lingkungan
secara produktif dan bertanggung jawab
1.5 Biasa hidup bersih,
sehat, bugar,
aman, dan sportif
1.5.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
yang menunjukkan kebiasaan hidup
bersih, sehat, bugar dan aman
1.6 Siap melanjutkan
ke jenjang
pendidikan yang
lebih
1.6.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
agar mampu menguasai pengetahuan
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi
1.7 Berkomunikasi
secara efektif dan
santun
1.7.1 Siswa memperoleh pengalaman dalam
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
secara efektif dan santun
2 Beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta
berakhlak mulia
2.1 Melaksanakan
ajaran agama
2.1.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
untuk melaksanakan ajaran agama dan
akhlak mulia
16 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

2.2 Berakhlak mulia 2.2.1 Siswa memiliki pengetahuan, sikap, dan
perilaku yang baik setelah belajar akhlak
mulia sesuai ajaran agama yang
dianutnya
3 Memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air
3.1 Menghargai
keberagaman
3.1.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
untuk menghargai keberagaman agama,
bangsa, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi.
3.2 Menegakkan aturan 3.2.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
untuk berpartisipasi dalam penegakan
aturan-aturan sosial.
3.3 Bekerjasama dan
tolong-menolong
3.3.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
bekerjasama dalam kelompok, tolong-
menolong dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya
(hanya untuk SD).
3.4 Berpartisipasi siswa
dalam kehidupan
bermasyarakat
3.4.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
yang dapat melibatkan partisipasi siswa
dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara secara
demokratis dalam wadah NKRI.
3.5 Cinta dan bangga
terhadap bangsa,
negara dan tanah air
Indonesia
3.5.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
yang dapat menunjukkan kecintaan dan
kebanggaan terhadap bangsa, negara
dan tanah air Indonesia.
4 Berfikir logis dan analisis 4.1 Belajar iptek secara
efektif
4.1.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
iptek secara efektif.
4.2 Mengenali dan
menganalisis gejala
alam dan social

4.2.1 Siswa memperoleh pengalaman belajar
untuk mengenali dan menganalisis gejala
alam dan sosial.
5 Memiliki rasa seni dan
memahami budaya
5.1 Mengekspresikan
seni dan budaya
5.1.1 Siswa memperoleh pengalaman
mengekspresikan diri melalui kegiatan
seni dan budaya.
6 Sehat jasmani dan rohani
serta sportif
6.1 Bugaran jasmani
serta hidup sehat
6.1.1 Mengembangkan dan memelihara
kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat
6.2 Menjaga tubuh serta
lingkungan
6.2.2 Siswa memahami perawatan tubuh serta
lingkungan, mengenal berbagai penyakit
dan cara pencegahannya serta menjauhi
narkoba


4. STANDAR KOMPETENSI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PTK)
No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial
17 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial
1 Guru 1.1 Kualifikasi guru 1.1.1 Guru mempunyai kualifikasi minimal
1.1.2. Jumlah guru memenuhi persyaratan
minimal
1.2 Kompetensi guru 1.2.1 Guru mempunyai kompetensi yang
dipersyaratkan
2 Tenaga kependidikan 2.1 Kualifikasi tenaga
kependidikan
2.1.1 Kepala sekolah mempunyai kualifikasi
pendidikan minimal
2.1.2 Tenaga administrasi mempunyai kualifikasi
pendidikan minimal
2.1.3 Tenaga perpustakaan mempunyai
kualifikasi pendidikan minimal
2.1.4 Sekolah mempunyai penjaga sekolah
2.2 Kompetensi tenaga
kependidikan
2.2.1 Kepala sekolah mempunyai kompetensi
yang dipersyaratkan

2.2.2 Tenaga perpustakaan mempunyai
kompetensi yang dipersyaratkan

5. STANDAR SARANA PRASARANA
No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial
1 Lahan 1.1 Luas lahan
m
2
/Siswa, Jumlah
Rombongan belajar,
Siswa, Guru
1.1.1 Luas lahan sekolah sesuai dengan SNP
2 Ruang Kelas 2.1 Perabot yang dimiliki
ruang kelas
2.1.1 Perabot yang dimiliki ruang kelas sesuai
dengan SNP
3 Kondisi ruang kelas 3.1 Kelayakan/
kenyamanan ruang
kelas untuk belajar
3.1.1 Kelayakan/kenyaman ruang kelas untuk
belajar
4 Ruang Perpustakaan 4.1 Buku perpustakaan 4.1.1 Buku perpustakaan sesuai dengan standar
yang berlaku
5 Perabotan perpustakaan 5.1 Ketersediaan
peralatan multimedia
5.1.1 Ketersediaan peralatan multimedia di
ruang perpustakaan
6 Kondisi ruang
perpustakaan
6.1 Kelayakan/
kenyamanan ruang
perpustakaan untuk
belajar
6.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang
perpustakaan untuk belajar
7 Laboratorium/ Bengkel 7.1 Peralatan pendidikan
di laboratorium IPA
7.1.1 Peralatan pendidikan di laboratorium IPA
lengkap
7.2 Peralatan pendidikan
di laboratorium Fisika
7.2.1 Peralatan pendidikan di laboratorium
Fisika lengkap
7.3 Peralatan pendidikan
di laboratorium Kimia
7.3.1 Peralatan pendidikan di laboratorium kimia
lengkap
7.4 Peralatan pendidikan
di laboratorium
Biologi
7.4.1 Peralatan pendidikan di laboratorium
biologi lengkap
18 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial
7.5 Peralatan pendidikan
di laboratorium
Bahasa
7.5.1 Peralatan pendidikan di laboratorium
bahas lengkap
7.6 Peralatan pendidikan
di laboratorium IPS
7.6.1 Peralatan pendidikan di laboratorium IPS
lengkap
7.7 Peralatan pendidikan
di laboratorium TIK
7.7.1 Peralatan pendidikan di laboratorium TIK
lengkap
7.8 Peralatan kerja di
ruang bengkel
7.8.1 Peralatan kerja di ruang bengkel lengkap
8 Ruang Kerja Pimpinan 8.1 Kelayakan/
kenyamanan ruang
kerja pimpinan
8.1.1 Kelayakan ruang kerja pimpinan
8.2 Kelengkapan sarana
ruang kerja pimpinan
8.1.2 Kelengkapan sarana ruang kerja pimpinan
9 Ruang Kerja Guru 9.1 Kelayakan/
kenyamanan ruang
kerja guru
9.1.1 Kelayakan ruang kerja guru
9.2 Kelengkapan sarana
kerja guru
9.2.1 Kelengkapan saran ruang kerja guru
10 Tempat Ibadah 10.1 Kelayakan/
kenyamanan ruang
ibadah
10.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang ibadah
10.2 Kelengkapan
sarana ruang
ibadah
10.2.1 Kelengkapan sarana ruang ibadah
11 Ruang Jamban 11.1 Kelayakan/
kenyamanan
jamban
11.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang jamban
11.2 Kelengkapan
sarana jamban
11.2.1 Kelengkapan sarana jamban
12 Ruang UKS 12.1 Kelayakan/
kenyamanan ruang
UKS
12.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang UKS
12.2 Kelengkapan
sarana ruang UKS
12.2.1 Kelengkapan sarana ruang UKS
13 Ruang Konseling 13.1 Kelayakan/
kenyamanan ruang
konseling
13.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang konseling
13.2 Kelengkapan
sarana konseling
13.2.1 Kelengkapan sarana ruang konseling
14 Tempat bermain/OR 14.1 Kelayakan/
kenyamanan
tempat bermain/OR
14.1.1 Kelayakan/kenyamanan tempat
bermain/OR
14.2 Kelengkapan
sarana tempat
bermain/OR
14.2.1 Kelengkapan sarana tempat bermain/OR
15 Ruang Sirkulasi 15.1 Kelayakan/ 15.1.1 Kelayakan/kenyamanan ruang sirkulasi
19 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial
kenyamanan ruang
sirkulasi
15.2 Kelengkapan
sarana ruang
sirkulasi/
penghubung antar
bangunan
15.2.1 Kelengkapan sarana ruang sirkulasi
16 Pencemaran 16.1 Pencemaran
lingkungan
16.1.1 Pencemaran lingkungan
16.2 Kelengkapan
sarana drainase,
pembungan limbah,
perindang
16.2.1 Kelengkapan sarana drainase,
pembuangan limbah, pepohonan
(perindang)

6. STANDAR PENGELOLAAN
No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial
1 Perencanaan Program 1.1 Sosialisasi visi, misi
dan tujuan sekolah
1.1.1 Sosialisasi visi, misi dan tujuan sekolah
dilakukan kepada semua warga sekolah.
1.1.2 Warga sekolah memahami visi, misi dan
tujuan sekolah
1.1.3 Sosialisasi KTSP sekolah dilakukan
kepada semua warga sekolah
1.2 Kepemilikan rencana
kerja sekolah
1.2.1 Sekolah memiliki dokumen rencana kerja
sekolah dalam bentuk RKS (Rencana
Kerja Sekolah 4-tahunan) dan RKA-S
(Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah) atau rencana kerja tahunan)
1.2.2 Penyusunan rencana kerja sekolah (RKS)
memperhatikan pertimbangan Komite
Sekolah, disetujui oleh Dewan Pendidik,
dan disahkan berlakunya oleh Dinas
Pendidikan kab/kota atau oleh
penyelenggara sekolah bagi sekolah
swasta
1.2.3 Rencana kerja sekolah mendukung
pengembangan karir guru
1.3 Program peningkatan
mutu sekolah
1.3.1 Sekolah melaksanakan program
peningkatan mutu sekolah
1.3.2 Penyusunan program peningkatan mutu
sekolah mendasarkan pada: hasil evaluasi
diri, hasil akreditasi sekolah, dan hasil
kelulusan siswa.
2 Pelaksanaan Rencana
Kerja

2.1 Realisasi visi dan misi
ke dalam rencana kerja
sekolah
2.1.1 Sekolah merealisasikan visi dan misi ke
dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, pengelolaan PTK, dan
20 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Pelaksanaan kegiatan kesiswaan.
2.2 Sekolah menyusun
pedoman pengelolaan
sekolah
2.2.1 Sekolah menyusun pedoman-pedoman
pengelolaan sekolah
2.3 Sekolah menciptakan
lingkungan yg kondusif
untuk kegiatan
pembelajaran
2.3.1 Budaya dan lingkungan sekolah kondusif
untuk pembelajaran.
2.4 Sekolah menyediakan
akses laporan
pengelolaan keuangan
sekolah secara
transparan dan
akuntabel
2.4.1 Warga sekolah dapat mengakses laporan
pengelolaan keuangan sekolah secara
transparan dan akuntabel
2.5 Sekolah menjalin
kemitraan dengan
lembaga lain
2.5.1 Sekolah menjalin kemitraan dengan
lembaga lain untuk mendukung
implementasi rencana kerja sekolah
3 Pengawasan dan
Evaluasi
3.1 Sekolah melakukan
evaluasi rencana kerja
sekolah 2 kali setahun
3.1.1 Sekolah melakukan evaluasi rencana kerja
sekolah minimal 1 kali per tahun
3.1.2 Program supervisi dan evaluasi meliputi:
pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut
3.2 Sekolah melakukan
sosialisasi hasil
pelaksanaan program
sekolah
3.2.1 Sekolah mensosialisasikan laporan hasil
pelaksanaan program sekolah
3.2.2 Sekolah melakukan tindak lanjut hasil
evaluasi pelaksanaan program/kegiatan
sekolah.
3.3 Kepala sekolah
melakukan evaluasi
pendayagunaan
pendidik
3.3.1 Sekolah melakukan evaluasi
pendayagunaan pendidik pada setiap
akhir semester
3.3.2 Sekolah melakukan evaluasi
pendayagunaan tenaga kependidikan
pada setiap akhir semester
3.4 Sekolah sudah
melakukan akreditasi
sesuai dengan
peraturan yang berlaku
3.4.1 Sekolah mengikuti akreditasi oleh BAN-SM
untuk menentukan status akreditasi
sekolah
3.5 Pelibatan /Partisipasi
Warga sekolah
3.5.1 Guru dilibatkan dalam perumusan visi, misi
dan tujuan, serta penyusunan rencana
kerja sekolah.
3.6 Kepala sekolah
menerapkan
kepemimpinan yang
efektif
3.6.1 Sesuai kompetensinya kepala sekolah
dapat dijadikan teladan bagi semua warga
sekolah
3.6.2 Kepemimpinan sekolah mampu
21 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

menerapkan cirri-ciri kepemimpinan yang
efektif.
4 Sistem informasi
manajemen
4.1 Sekolah menerapkan
sistem informasi
manajemen yang
mudah diakses oleh
warga sekolah
4.1.1 Warga sekolah, mudah mengakses
informasi dan pengaduan terkait dengan
pengelolaan sekolah.

7. STANDAR PEMBIAYAAN
No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial
1 Penyusunan Program
Pembiayaan
1.2. RAPBS dan RAKS
disusun bersama-
sama dengan Komite
Sekolah dan
mempertimbangkan
kemampuan ekonomi
orang tua siswa
1.2.1. Ada unsur masyarakat yang
berpartisipasi dalam rapat penetapan
besaran pembiayaan yang harus
ditanggung oleh orang tua murid
2 Penetapan besaran
biaya operasi non
personalia, ATS dan
BAHP
2.1. Besaran Standar
Biaya Operasi
Nonpersonalia
2.1.1. Besaran biaya operasi nonpersonalia
dihitung berdasarkan standar biaya per
sekolah/program keahlian
2.1.2. Besaran biaya operasi nonpersonalia
dihitung berdasarkan standar biaya per
rombongan belajar
2.1.3. Besaran biaya operasi nonpersonalia
dihitung berdasarkan standar biaya per
peserta didik
2.1.4. Sekolah menghitung besaran persentase
minimum biaya ATS berdasarkan standar
pembiayaan
2.1.5. Sekolah menghitung besaran persentase
minimum biaya BAHP berdasarkan
standar pembiayaan
2.2. Realisasi Besaran
Pembiayaan selain
Operasi Non
personalia, ATS dan
BAHP
2.2.1. Sekolah menghitung besaran biaya
operasi selain biaya operasi non
personalia, ATS dan BAHP

2.3. Realisasi
Pengelolaan
Pembiayaan Operasi
Nonpersonalia
2.3.1. Kemudahan mengakses dokumen
pengelolaan pembiayaan sekolah

2.4. Realisasi Perolehan
Dana Pembiayaan
Sekolah
2.4.1. Besaran peroleh dana yang berrsumber
dari Pemerintah Pusat, Pemerintah
Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota,
orang tua siswa, dan masyarakat
22 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

3 Pelaporan Pengelolaan
Program Pembiayaan
3.1. Dokumen Laporan
Pembiayaan Operasi
Nonpersonalia
3.1.1. Sekolah menyusun laporan pengelolaan
pembiayaan
3.1.2. Kemudahan akses terhadap laporan
pengelolaan keuangan


8. STANDAR PENILAIAN
No Komponen Sub Komponen Indikator Esensial
1 Teknik, mekanisme dan
prosedur penilaian

1.1. Teknik-teknik
penilaian

1.1.1.Guru membuat rancangan penilaian yang
menggunakan berbagai teknik penilaian,
misal tes untuk prestasi belajar,
pengamatan untuk perilaku, lembar
penilaian untuk proses pencapaian
kompetensi
1.2. Prosedurpenillaian 1.2.1.Guru menyusun instrumen yang
memenuhi syarat substansi, konstruksi,
dan bahasa
1.2.2.Satuan pendidikan melakukan validitas
empiric terhadap instrument penilaian
1.2.3. Satuan pendidikan memiliki instrumen
yang berkualitas
2 Pelaksanaanpenilaian 2.1. Penilaian oleh
pendidik
2.1.1. Siswa menerima informasi hasil ulangan
harian
2.1.2.Guru menyampaikan hasil penilaian akhir
kepada peserta didik dalam bentuk satu
nilai disertai deskripsi


2.1.3.Guru memberikan remidi pada siswa yang
belum mencapai KKM
2.1.4.Guru menggunakan berbagai teknik
penilaian untuk menilai hasil belajar
kognitif, keterampilan, dan afektif
2.1.5.Guru menggunakan berbagai teknik untuk
menilai hasil belajar kognitif siswa
2.1.7.Guru mengolah/ menganalisis hasil
penilaian untuk mengetahui kemajuan dan
kesulitan belajar siswa
2.1.8. Guru memanfaatkan hasil penilaian
2.1.9.Setiap akhir semester, guru melaporkan
hasil penilaian
2.1.10.Guru melaporkan hasil penilaian akhlak
kepada guru agama
2.1.11.Guru melaporkan hasil penilaian
kepribadian kepada guru PKN
2.2. Penilaian oleh
sekolah
2.2.1. Satuan pendidikan mengadakan rapat
dewan guru untuk menentukan nilai akhir
23 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

peserta didik (termasuk kenaikan kelas
dan kelulusan)
2.2.2.Satuan pendidikan melaksanakan: kriteria
kenaikan kelas, KKM

2.2.3. Satuan pendidikan melaporkan hasil
penilaian setiap akhir semester kepada
semua orangtua/wali siswa.
2.3. Penilaian oleh
Pemerintah
2.3.1.Satuan pendidikan memanfatkan hasil UN
untuk seleksi masuk,
2.3.2. Satuan pendidikan memiliki rata-rata UN
setinggi UN SSN
2.3.3. Satuan pendidikan memanfaatkan hasil
analisis daya serap
3 Pemantauan penilaian
yang berkualitas dan
tindaklanjutnya
3.1.Pemantauan
penilaian yang
berkualitas
3.1.1.Pemantauan terahadap kualitas soal
3.1.2.Pemantauan terhadap pelaksanaan ujian


Satuan atau program pendidikan yang telah memenuhi SNP, dapat
mengembangkan standar yang lebih tinggi lagi yaitu berupa:
1. Standar mutu di atas SNP yang dapat diadopsi dan/atau diadaptasi dari
standar internasional.
2. Standar mutu di atas SNP yang berbasis pada keunggulan dan
spesifikasi tertentu.


24 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

BAB III
PENJAMINAN MUTU PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN


Penjaminan mutu pada tingkat satuan pendidikan yang dimaksud dalam
bab ini adalah upaya pemenuhan standar nasional pendidikan oleh satuan
pendidikan berdasarkan hasil pemetaan mutu satuan pendidikan. Kegiatan ini
dilakukan dengan cara mengidentifikasi kekurangan sekolah dalam SNP.
Identifikasi dilakukan dengan menggunakan instrument evaluasi diri sekolah
(EDS). Berdasarkan hasil EDS kemudian dilihat lebih rinci saran upaya
pemenuhan yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan dalam bab ini. Perlu
dipertegas, bahwa upaya pemenuhan SNP oleh SD/MI yang dibuat dalam
manual ini merupakan upaya pembimbingan yang memungkinkan untuk
digunakan oleh sekolah, jika situasi dan kondisinya sesuai dan memungkinkan
untuk diimplementasikan oleh sekolah. Namun demikian, sekolah dapat
membuat upaya yang berbeda dengan apa yang disarankan dalam manual ini
sepanjang upaya tersebut normatif dan tidak melanggar aturan yang berlaku.

A. Tujuan Penjaminan Mutu Pendidikan
Penjaminan mutu pendidikan berdasarkan Permen Nomor 63 Tahun 2009
tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan adalah kegiatan sistemik dan
terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau
program pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk
menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan.
Berdasarkan peraturan di atas, tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah
tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-
citakan oleh Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang dicapai melalui penerapan SPMP. Adapun tujuan antara pada
25 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

penjaminan mutu pendidikan adalah terbangunnya SPMP yang di dalamnya
termasuk:
1. terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal, dan/atau
informal;
2. pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional
dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal pada
satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program
pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan
Pemerintah;
3. ditetapkannya secara nasional acuan mutu dalam penjaminan mutu
pendidikan formal dan/atau nonformal;
4. terpetakannya secara nasional mutu pendidikan formal dan nonformal
yang dirinci menurut provinsi, kabupaten atau kota, dan satuan atau
program pendidikan;
5. terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan formal dan nonformal
berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan
tersambung yang menghubungkan satuan atau program pendidikan,
penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten
atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah.
Berdasarkan pada ketentuan di atas, kegiatan penjaminan mutu pendidikan
pada lingkungan pendidikan formal dan jenjang pendidikan dasar dan
menengah secara umum meliputi kegiatan:
1. Pengisian evaluasi diri sekolah oleh satuan pendidikan. Proses ini
menghasilkan profil mutu sekolah;
2. Penyusunan rencana pemenuhan SNP atau rencana peningkatan mutu
sekolah, baik dalam kurun waktu jangka menengah (4 tahunan) atau
tahunan dalam bentuk rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS);
26 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

3. Sekolah melaksanakan rencana pemenuhan SNP atau rencana
peningkatan mutu sekolah berdasarkan situasi dan kondisi sekolah;
4. Kepala sekolah dan pihak terkait mengevaluasi proses pememuhan SNP
oleh satuan pendidikan atau kegiatan peningkatan mutu yang dilakukan
oleh sekolah. Dari proses ini, sekolah mendapatkan informasi mengenai
tingkat ketercapaian, faktor pendukung dan penghambat upaya
pemenuhan SNP;
5. Kepala sekolah dan pihak terkait melakukan perencanaan ulang kegiatan
pemenuhan SNP untuk kemudian dilakukan perbaikan berkelanjutan.
Tahapan kegiatan ini dilakukan secara berulang. Pada waktu sekolah
sudah memenuhi SNP, sekolah harus meningkatkan standar mutu sekolah di
atas SNP.

C. Prinsip Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan
Sesuai dengan peraturan yang berlaku, penjaminan mutu pendidikan
dilakukan atas dasar prinsip:
1. berbasis pada hasil pemetaan,
2. terencana dan sistematis,
3. dalam kerangka waktu yang rasional dan pasti,
4. memiliki target capaian mutu yang jelas dan terukur,
5. terbuka dan disempurnakan secara berkelanjutan, serta
6. menghormati otonomi satuan pendidikan;

D. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Pendidikan dalam Penjaminan
Mutu Pendidikan
Satuan pendidikan merupakan pelaksana penjaminan mutu memiliki
tugas dan kewenangan sebagai berikut:
27 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

1. Melakukan evaluasi diri sebagai dasar perencanaan program pemenuhan
dan peningkatan mutu secara internal, dan sebagai informasi bagi unit
lain guna mendukung pemenuhan standar mutu pendidikan.
2. Melaksanakan proses pemenuhan Standar Nasional Pendidikan sebagai
perwujudan dari penjaminan mutu pendidikan.
3. Menyusun pelaporan pemetaan mutu satuan pendidikan kepada
pemangku kepentingan di tingkay satuan pendidikan, pengelola
program, dan Dinas pendidikan Kabupaten/Kota.
4. Menyediakan data bagi pihak lain guna kepentingan akreditasi, kebijakan
peningkatan mutu pendidikan, fasilitasi, pemenuhan standar,
perencanaan program, dan audit kinerja.

E. Tahapan Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan
Pendidikan
Satuan pendidikan sebagai pelaksana penjaminan mutu melakukan
penjaminan mutu sesuai dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Pemetaan Mutu
Pemetaan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan, diartikan
sebagai informasi tentang pencapaian delapan standar nasional
pendidikan, dimulai dengan:
a. Menjaring dan mengumpulkan informasi mutu pendidikan pada
tingkatsatuan pendidikan, dengan tahapan sebagai berikut:
1) Membentuk tim untuk penjaringan atau pengumpulan data mutu
pendidikan atau data pencapaian delapan standar nasional
pendidikan.
2) Mengisi instrument untuk menjaring data tentang mutu
pendidikan seperti instrument Evaluasi Diri Sekolah (EDS).
28 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

3) Memasukan data dari instrument ke format data mutu
pendidikan;
4) Memelihara data yaitu mengecek kebenaran data mutu
pendidikan yang dilengkapi dengan bukti-bukti, dan menjaga
kemutahiran data.
5) Mengolah data mutu pendidikan menjadi informasi mutu
pendidikan di tingkat satuan pendidikan, untuk dijadikan dasar
dalam penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS);
6) Menyiapkan data mutu pendidikan kepada unit/instansi yang
memerlukan untuk membantu pengembangan satuan
pendidikan;
7) Menyampaikan data mutu pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan kepada penyelenggara sekolah ke dinas pendidikan
kabupaten/kota; MA ke kementrian agama kabupaten/kota).
b. Menyusun profil mutu SD/MI dengan tahapan berikut:
1) Satuan Pendidikan menentukan acuan mutu pendidikan sebagai
acuan atau patok duga (benchmark), baik Standar Pelayanan
Minimal dan atau Standar Nasional Pendidikan.
2) Mengolah data mutu pendidikan menjadi profil mutu pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan.
3) Profil mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan berisi
kesenjangan antara keadaan nyata posisi setiap Standar di
satuan pendidikan dengan 8 Standar Nasional Pendidikan;
4) Menyampaikan laporan profil mutu pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota; MA
ke kementrian agama kabupaten/kota.


29 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

2. Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan
a. Menggunakan profil mutu pendidikan sebagai dasar penyusunan
program peningkatan mutu pendidikan atau upaya pemenuhan
standar mencapai standar yang dijadikan acuan, dan tertuang
dalam Rencana Kegiatam Sekolah (4 tahunan) dan/atau RKAS.
Minimal berisi komponen standar yang akan dipenuhi oleh satuan
pendidikan dan komponen yang akan diusulkan pemenuhannya oleh
penyelenggara pendidikan dan/atau pemerintah kabupaten/kota,
provinsi, dan pemerintah.
b. Melakukan perbaikan mutu pendidikan atau upaya pemenuhan
standar mencapai standar yang dijadikan acuan berdasarkan
program yang telah direncanakan (RKS atau RKAS).

3. Pemantauan
a. Pemantauan dilakukan oleh satuan pendidikan dengan cara
pengecekan keterlaksanaan pemenuhan standar, dan mencatat
penyebab berbagai kendala dalam pemenuhan standar.
b. Melakukan penilain internal terhadap pelaksanaan program
peningkatan mutu pendidikan.

4. Pelaporan
a. Menuliskan pelaksanaan peningkatan mutu atau pemenuhan
stndar pada tahun berjalan, dan menjadi dasar untuk penyusunan
program untuk tahun berikutnya.
b. Menyampaikan laporan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, atau
provinsi/pusat untuk dijadikan bahan menyusun program
peningkatan mutu atau pemenuhan standar pada satuan
pendidikan yang menjadi binaannya.
30 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

c. Melakukan pemutakhiran data mutu pendidikan setelah pelaksanaan
program peningkatan mutu.

5. Pengembangan Standar di atas SNP
Satuan pendidikan yang telah mencapai atau memenuhi standar
tertentu sebagai acuan mutu pendidikan ini dapat mengembangkan ke
standar yang lebih tinggi. Sebagai contoh, dari SNP menjadi SNP plus atau
standar lainnya sebagai acuan mutunya yang sesuai dengan kemampuan
dan visi satuan pendidikan.

31 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1
























Gambar: Tahapan Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan

1. Menjaring dan mengumpulkan informasi mutu pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan
2. Menyusun profil mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan
1. Menggunakan profil mutu pendidikan untuk dasar penyusunan
program peningkatan mutu pendidikan atau upaya pemenuhan
standar mencapai standar yang dijadikan acuan, dan tertuang dalam
Rencana Kerja Sekolah (4 tahunan) dan/atau Rencana Kerja dan
Anggaran Sekolah (RKAS)
2. Melakukan perbaikan mutu pendidikan atau upaya pemenuhan
standar mencapai standar yang dijadikan acuan berdasarkan
program yang telah direncanakan (RKS atau RKAS).
Melakukan penilain internal terhadap pelaksanaan program peningkatan
mutu pendidikan
a. Menuliskan pelaksanaan peningkatan mutu atau pemenuhan standar
pada tahun berjalan, dan menjadi dasar untuk penyusunan program
untuk tahun berikutnya.
b. Menyampaikan laporan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, atau
provinsi/pusat untuk dijadikan bahan menyusun program
peningkatan mutu atau pemenuhan standar pada satuan pendidikan
yang menjadi binaannya.
c. Melakukan pemutakhiran data mutu pendidikan setelah pelaksanaan
program peningkatan mutu.
Satuan pendidikan yang telah mencapai atau memenuhi standar tertentu
sebagai acuan mutu pendidikan dapat mengembangkan ke standar yang
lebih tinggi.
32 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

F. Tahapan dan Waktu Pencapaian Mutu Pendidikan pada setiap SNP
Pada bagian ini dijelaskan tahapan dan waktu pencapaian mutu
pendidikan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada setiap SNP. Berikut
adalah tabel tahapan dan waktu pemenuhan SNP.
33 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

TABEL LANGKAH PEMENUHAN SNP PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MA

1. STANDAR ISI

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
Sekolah
melaksanakan
pengembangan
kurikulum dengan
melibatkan unsur
guru, konselor,
kepala sekolah,
komite sekolah, dan
nara sumber, dan
pihak-pihak lain yang
terkait.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) merupakan kurikulum yang
memiliki prinsip otonomi yang menuntut
partisipasi warga sekolah dan semua
stakeholder pada tingkat satuan
pendidikan. Arah dan kebijakan KTSP
serta keberhasilannya ditentukan oleh
kerjasama semua pihak yang terkait
Melakukan sosialisasi tentang
kebijakan KTSP.
Melakukan rapat koordinasi untuk
menyusun KTSP
Menyusun draft KTSP oleh 2 3
orang guru yang memiliki wawasan
tentang KTSP
Melaksanakan musyawarah untuk
mengambil keputusan tentang isi dan
struktur KTSP.
Hasil keputususan ditinjau kembali di
setiap awal tahun.
Guru, konselor, kepala
sekolah, komite
sekolah, nara sumber,
dan pihak-pihak lain
yang terkait.
Awal tahun Tersedianya Dokumen
KTSP (buku I)
Sekolah,
mengembangkan
kurikulum
berdasarkan acuan
dan prinsip-prinsip
pengembangan
kurikulum dalam
Standar Isi.
Standar isi merupakan bagaian inti dari
struktur kurikulum (KTSP) yang
ditampilkan dalam bentuk mata pelajaran
sesuai standar yang berlaku dan muatan
lokal. Pengembangan mata pelajaran
diuraikan dalam bentuk silabus dan
RPP.
Melakukan analisis terhadap standar
isi
Melakukan analisis kebutuhan untuk
pengembangan KTSP yang relevan
dengan visi dan misi sekolah,
pembiayaan, dan kondisi lingkungan
Menetapkan kebijakan tentang
struktur kurikulum (susunan mata
pelajaran, jumlah jam pelajaran,
jadwal, dan tenaga pendidik).
Merencanakan pencapaian tujuan
sekolah sesuai visi dan misinya
dipertimbangkan dari formasi atau
struktur mata pelajaran yang akan
disampaikan
Guru, Wakasek
Kurikulum (atau Tim
Pengembang
Kurikulum), dan Kepala
Sekolah
Setiap awal
semester
Tersedianya Dokumen
KTSP (buku I)
Terjaminnya relevansi
antara visi, misi, tujuan,
dan struktur mata
pelajaran yang
diberikan.
Kurikulum sekolah
mencakup kelima
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional
Kajian terhadap Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Kepala Sekolah, Guru,
Wakasek Kurikulum
Setiap awal
semester
Tersedianya Dokumen
KTSP (buku I)
34 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
kelompok mata
pelajaran dengan
karakteristiknya
masing-masing
sesuai dengan
Standar Isi.
Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan
bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan
umum, kejuruan, dan khusus pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah
terdiri atas kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia; kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian; kelompok mata pelajaran
ilmu pengetahuan dan teknologi;
kelompok mata pelajaran estetika;
kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga dan kesehatan. Dengan
demikian menjadi persyaratan wajib
yang harus dipenuhi oleh setiap
penyelenggaraan pendidikan
Standar Nasional Pendidikan.
Memasukkan lima kelompok mata
pelajaran pada kerangka KTSP yang
dibuat.
Menetapkan sebaran jumlah jam
pelajaran untuk lima kelompok mata
pelajaran sesuai dengan visi dan misi
sekolah dengan tetap sesuai dengan
ketentuan dan rambu-rambu yang
berlaku
Mendiskusikan indikator pencapaian
tujuan dari masing-masing kelompok
mata pelajaran
Sosialisasi kepada guru untuk
memperhatikan tujuan pokok kelima
kelompok mata pelajaran.
(atau Tim Pengembang
Kurikulum).
Terjaminnya relevansi
antara visi, misi, dan
tujuan dengan indikator
pencapaian dari lima
kelompok mata
pelajaran.
Tersosialisasinya tujuan
kelompok mata
pelajaran yang relevan
dengan visi dan misi
sekolah
Sekolah menerapkan
beban belajar sesuai
dengan Standar Isi
Kurikulum dikembangkan dengan
sejumlah prinsip yaitu diantaranya
memperhatikan kebutuhan kehidupan,
menyeluruh, dan memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan
nasional dan kepentingan daerah. Oleh
karrena itu perlu diatur beban belajar
supaya dapat memberi pelayanan
kepada peserta didik secara proprsional
sesuai usia dan tingkat
perkembangannya
Kajian terhadap lampiran Peraturan
menteri pendidikan nasional nomor
22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006
tentang Standar Isi
Memasukkan keterangan beban
belajar pada KTSP Buku I
Sosialisasi kepada guru, siswa, dan
orang tua peserta didik tentang beban
mengajar dalam berbagai bentuk
kesempatan pertemuan.
Kepala Sekolah, Guru,
Wakasek Kurikulum
(atau Tim Pengembang
Kurikulum)
Awal tahun Tersedianya Dokumen
KTSP (buku I)
Tersosialisasinya beban
belajar kepada siswa
dan orang tua siswa.
Kurikulum sekolah
dibuat dengan
mempertimbangkan
karakter daerah,
kebutuhan sosial
masyarakat, kondisi
budaya, dan usia
Lampiran Peraturan menteri pendidikan
nasional nomor 22 tahun 2006 tanggal
23 mei 2006 tentang Standar Isi
mengatakan bahwa pengembangan
KTSP harus memperhatikan prinsip
berpusat pada potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta
Kajian terhadap lampiran Peraturan
menteri pendidikan nasional nomor
22 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006
tentang Standar Isi
Memasukkan prinsip berpusat pada
potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik dan
Kepala Sekolah, Guru,
Wakasek Kurikulum
(atau Tim Pengembang
Kurikulum), dan komite
sekolah.
Di awal
semester
Tersedianya Dokumen
KTSP (buku I)
Tersosialisasinya
tentang visi, misi, dan
kebijakan sekolah yang
telah
mempertimbangkan
35 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
peserta didik. didik dan lingkungannya. Hal ini perlu
dijadikan rambu-rambu karena esensi
dari KTSP bersifat otonomi dan
kontekstual dengan keadaan lingkungan
sekitarnya.

lingkungannya pada naskah KTSP
(Buku I) yang tercermin dalam visi dan
misi sekolah serta muatan lokal yang
dipilih oleh satuan pendidikan
Sosialisasi kepada guru, siswa, dan
orang tua peserta didik tentang visi,
misi, dan kebijakan sekolah yang telah
mempertimbangkan karakter daerah,
kebutuhan sosial masyarakat, kondisi
budaya, dan usia peserta didik.
karakter daerah,
kebutuhan sosial
masyarakat, kondisi
budaya, dan usia
peserta didik. Bentuk
sosialisasinya dapat
berupa poster, spanduk,
dan dalam berbagai
pertemuan.
Sekolah melakukan
kegiatan pelayanan
konseling yang
diperuntukkan bagi
semua peserta didik
yang berkenaan
dengan masalah diri
pribadi dan
kehidupan sosial,
belajar, dan
pengembangan
karier peserta.didik
Kegiatan BK memiliki kedudukan yang
sangat penting dalam membina peserta
didik untuk dapat berkembang sesuai
dengan potensi dan bakat yang
dimilikinya. Selain itu BK memiliki
perananan yang penting untuk
membantu peserta didik dalam
mengatasi masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta.didik.
Menganalisis permasalahan siswa.
Menyusun program BK berdasarkan
hasil analisis
Menganalisis kebutuhan bakat dan
minat siswa
Menetapkan jadwal rutin pelayanan
BK.
Penyediakan buku pemantauan
perkembangan belajar siswa.
Membuat daftar giliran layanan BK
untuk semua siswa (bersifat rutin) dan
mencatat kasus pelayanan bagi siswa
yang membutuhkan
Melaporkan perkembangan kemajuan
siswa secara terbatas dalam waktu
tertentu dihadapan kepala sekolah
dan pengawas.
Kepala Sekolah dan
guru BK
Harian Deskripsi identifikasi
potensi dan
permasalahan
perkembangan peserta
didik
Dokumen program
layanan BK untuk satu
tahun berjalan
Daftar hadir harian
layanan BK yang
memuan nama siswa,
waktu, dan isi layanan
BK.
Sekolah
melaksanakan
kegiatan BK secara
terprogram, yang
meliputi:
perencanaan,
pelaksanaan,
Program BK merupakan kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan dari kurikulum
dan layanan pendidikan. Oleh karen aitu
menjadi indikator mutu karena
merupakan kelengkapan dalam
membina siswa. Bukti kegiatan BK dapat
direkam sesuai panduan yang tersedia.
Menyusun program BK berdasarkan
hasil analisis
Menganalisis kebutuhan bakat dan
minat siswa
Menyusun program kerja BK dalam
satu tahun berjalan
Melakukan layanan BK
Kepala Sekolah dan
guru BK
Bulanan Deskripsi identifikasi
potensi dan
permasalahan
perkembangan peserta
didik
Dokumen program
layanan BK untuk satu
36 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
evaluasi, dan tindak
lanjut.
Melakukan evaluasi terhadap
efektivitas program BK tiap bulan.
Membuat program tindak lanjut sesuai
program dan memperhatikan hasil
evaluasi bulanan.
tahun berjalan
Laporan bulanan hasil
evaluasi layanan BK.
Sekolah
melaksanakan
kegiatan ekstra
kurikuler secara
terprogram, yang
meliputi:
perencanaan,
pelaksanaan,
evaluasi, dan tindak
lanjut.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan
bagian dari kegiatan pengembangan
dalam struktur KTSP. Keberadaannya
tidak dapat dilepaskan dari kedudukan
KTSP itu sendiri.
Menganalisis kebutuhan bakat dan
minat siswa
Menganalisis potensi dan kompetensi
guru untuk pemenuhan kebutuhan
program ekstrakurikuler.
Menetapkan jadwal kegiatan
ektrakurikuler dan jenis ekstrakurikuler
yang akan dibina
Melakukan pembinaan kegiatan
ektrakurikuler
Melaporkan perkembangan kemajuan
siswa dalam kegiatan ektrakurikuler.
Melakukan tindak lanjut untuk
peningkatan mutu kegiatan
ektrakurikuler dengan memasukkan
program pada tahun berikutnya atau
melakukan perbaikan secara spontan
setelah ditemukan peluang untuk
pengembangan
Guru yang dipilih untuk
membina kegiatan
ektrakurikuler
Bulanan Deskripsi identifikasi
potensi peserta didik
kaitannya dengan
kegiatan ektrakurikuler
Program kurikuler yang
sekurang-kurangnya
membuat nama
kegiatan, tujuan, target,
langkah pembinaan
ekstrakurikuler, dan
dampak yang
diharapkan (pembinaan
karakter,
kewirausahaan, dan
prestasi).
Daftar hadir guru
pembina dan peserta
didik.
Agenda kegiatan
ektrakurikuler yang
memuat hari/tanggal,
jumlah siswa, guru
pembina, dan isi
kegiatan ektrakurikuler
Sekolah
melaksanakan
kegiatan ekstra
kurikuler bagi semua
siswa sesuai dengan
Kegiatan ektrakurikuler merupakan
kegiatan pembelajaran yang tidak
terstruktur dalam mata pelajaran tetapi
sangat berpengaruh terhadap
pembinaan peserta didik sebagai
Menganalisis potensi dan kompetensi
guru untuk pemenuhan kebutuhan
program ekstrakurikuler.
Menetapkan jadwal kegiatan
ektrakurikuler dan jenis ekstrakurikuler
Guru yang dipilih untuk
membina kegiatan
ektrakurikuler
Bulanan Deskripsi identifikasi
potensi peserta didik
kaitannya dengan
kegiatan ektrakurikuler
Program kurikuler yang
37 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
minat dan bakat dan
kondisi sekolah
manusia seutuhnya karena
dikembangkan sesuai dengan minat dan
bakat peserta didik. Oleh karena itu perlu
dikembangkan secara sungguh-
sungguh.
yang akan dibina
Melakukan pembinaan kegiatan
ektrakurikuler
Melaporkan perkembangan kemajuan
siswa dalam kegiatan ektrakurikuler.
sekurang-kurangnya
membuat nama
kegiatan, tujuan, target,
langkah pembinaan
ekstrakurikuler, dan
dampak yang
diharapkan (pembinaan
karakter,
kewirausahaan, dan
prestasi).
Daftar hadir guru
pembina dan peserta
didik.
Agenda kegiatan
ektrakurikuler yang
memuat hari/tanggal,
jumlah siswa, guru
pembina, dan isi
kegiatan ektrakurikuler


2. STANDAR PROSES

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
Kegiatan untuk
merencanakan
pembelajaan
Kepemilikan
silabus
Komponen silabus
Keterkaitan antar
komponen dalam
Silabus merupakan perencanaan
pembelajaran yang harus disediakan
oleh guru sesuai perundang-undangan
yang berlaku. Secara teoritis, silabus
dapat dijadikan dokumen mutu yang
berfungsi sebagai bagian perencanaan,
penilaian, dan bahan acuan (base line)
untuk mencapai derajat kompetensi
Workshop penyamaan persepsi
tentang format silabus sesuai
ketentuan yang berlaku dan relevansi
muatan silabus dengan visi sekolah
Penyusunan draft silabus oleh
masing-masing guru
Review draft silabus melalui wokshop
sehingga menghasilkan isi silabus
Guru dan wakil kepala
sekolah bidang
kurikulum,dan kepala
sekolah
Awal tahun Silabus untuk masing-
masing mata pelajaran
yang telah dilelegalisasi
oleh kepala sekolah yang
sebelumnya telah di
periksa oleh tim ahli.
38 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
silabus yang lebih tinggi
Kualitas dari silabus harus dikontrol oleh
kepala sekolah sebagai penanggung
jawab kegiatan, atau salah seorang
yang dipercaya sebagai ahli untuk
mengawal kualitas silabus. Hal ini
dilakukan karena silabus tidak hanya
sekedar ada secara administratif tetapi
juga harus mememuhi komponen yang
berkualitas dan memiliki Keterkaitan
antar komponen dalam silabus.
yang inovatif sesuai standar proses.
Pendokumentasian silabus yang
berlaku untuk tahun berjalan
Harus diusahakan ada salah seorang
ahli yang bertanggungjawab sebagai
nara sumber/fasilitator dalam
pengembangan silabus
Kepemilikan RPP
Komponen RPP
Keterkaitan antar
komponen RPP
Keterkaitan RPP
dengan silabus
Kelayakan
kegiatan
pembelajaran
RPP merupakan perencanaan
pembelajaran yang harus disediakan
oleh guru sesuai perundang-undangan
yang berlaku. Secara teoritis, RPP
merupakan kelengkapan guru
profesional sebelum melaksanakan
proses pembelajaran di kelas.
Kualitas dari RPP harus dikontrol oleh
kepala sekolah sebagai penanggung
jawab kegiatan, atau salah seorang
yang dipercaya sebagai ahli untuk
mengawal kualitas RPP. Kualitas RPP
antara lain dicirikan oleh kelengkapan
komponen RPP dengan indikator yang
terukur dan skenario pembelajaran yang
mendorong siswa aktif. Selai itu terdapat
keterkaitan antar komponen RPP dan
keterkaitan RPP dengan silabus.
Wokshop penyaman persepsi tentang
format RPP sesuai ketentuan yang
berlaku dan pemuatan inovasi
pembelajaran yang aktif dan
kontekstual
Penyusunan draft RPP oleh guru
untuk seluruh pertemuan yang akan
dilakukan
Review dan penyelarasan draft RPP
oleh guru sebelum mengajar sehingga
melahirkan RPP yang kontekstual baik
waktu dan tempat
Pendokumentasian RPP yang berlaku
untuk tahun berjalan.
Harus diusahakan ada salah seorang
ahli yang bertanggungjawab sebagai
nara sumber/fasilitator dalam
penyusunan RPP
Guru dan wakil kepala
sekolah bidang
kurikulum, kepala
sekolah
Awal tahun ajaran RPP untuk setiap kali
pertemuan yang
dipisahkan masing-
masing mata pelajaran
dan guru yang telah
dilelegalisasi oleh kepala
sekolah yang
sebelumnya telah di
periksa oleh ahlinya
Ketersedian buku
teks, buku
panduan, sumber
belajar lain
Pemanfaatan buku
Buku teks, buku panduan, dan sumber
belajar lainnya merupakan bagian
terpenting sebagai mendukung kegiatan
pembelajaran. Kedudukan sumber
belajar yang berupa buku teks dan
Rapat koordinasi untuk
mencantumkan mata anggaran pada
RKS untuk menyediakan berbagai
sumber belajar atau mengusulkan
pengadaannya kepada pihak dinas
Guru dan wakil kepala
sekolah bidang
kurikulum, kepala
sekolah
Setiap Awal Tahun Daftar inventaris judul
dan jumlah eksemplar
Bukti fisik buku dan
sumber belajar lain yang
tercatat.
39 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
teks, buku
panduan, sumber
belajar lain
lainnya sama dengan kedudukan guru. pendidikan dan dunia industri.
Membuat aturan tentang optimasi
pemanfaatan buku dan sumber belajar
lainnya baik dalam kegiata belajar di
kelas maupun di luar kelas
Mensosialisasikan budaya baca dan
pemanfaatan sumber belajar di
sekolah dan di luar lingkungan
sekolah.
Aturan pemanfaatan
buku teks, buku
panduan, sumber belajar
lain
Pengelolaan kelas Pengelolaan kelas merupakan kegiatan
inti dari standar proses. Efektivitas
pendidikan salah satunya ditentukan
oleh efektivitas pengelolaan kelas.
Dengan demikian, pengelolaan kelas
harus diperhatikan dengan seksama
dalam peningkatan mutu pendidikan dan
keterampilan pengelolaan kelas
merupakan ukuran terhadap tingkat
kompetensi dan profesionalisme guru.
Menyiapkan ruang kelas dan
perlengkapannya sebaik mungkin
sesuai strandar sarana dan prasarana
pendidikan
Guru mereview skenario
pembelajaran yang telah disusunnya
pada RPP
Menyiapakan berbagai bahan ajar dan
sumber belajar
Guru melaksanakan pembelajaran
Secara rutin di akhir pekan, salah
seorang guru menyampaikan
pengalamannya di kelas di depan
guru-guru lain dalam kerangka
kegiatan lesson study.
Guru dan kepala
sekolah
Setiap akhir pekan Daftar hadir guru di kelas
dalam bentuk agenda
pembelajaran
Agenda pertemuan
lesson study di akhir
pekan (jam yang
digunakan setelah proses
pembelajaran dan atau
pada waktu jam
ekstrakurikuler)
Kesesuaian
pelaksanaan
pembelajaran
dengan RPP untuk
pendahuluan
Kesesuaian
pelaksanaan
pembelajaran
dengan RPP untuk
inti
Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran
dengan RPP baik pada tahap
pendahuluan, inti, maupun penutup
sangat penting karena RPP yang telah
disusun tidak bermakna apapun jika guru
tidak melaksanakannya di kelas. Oleh
karena itu kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran dengan RPP perlu
diperhatikan dengan baik.
Sebelum masuk kelas, guru membaca
kembali RPP yang telah disusunnya
terutama pada komponen langkah-
langkah pembelajaran dan indikatir
pencapaiannya.
Mengapresiasi tahap inti pada
skenario pembelajaran dengan
kerangka aspek eksplorasi, elaborasi,
dan konfirmasi.
Guru melakasanakan pembelajaran
Guru Setiap akhir jam
pembelajaran di
setiap kelas
Naskah RPP
Catatan akhir (anekdot)
pembelajaran yang
dibuat oleh guru dengan
memuat keterangan
nama mata pelajaran,
jam pelajaran, temuan di
kelas, rencana perbaikan
di masa yang akan
datang.
40 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
Kesesuaian
pelaksanaan
pembelajaran
dengan RPP untuk
penutup
sesuai dengan RPP yang disusunya
Melakukan refleksi segera setelah
selesai melakukan pembelajaran
sehingga dapat ditentukan tingkat
kesesuaian antara RPP dengan
pelaksanaanya di kelas.

Pelaksanaan
Pemantauan,
Pengawasan, dan
Evaluasi (persiapan,
proses, penilaian).
Kegiatan Pemantauan, Pengawasan,
dan Evaluasi (persiapan, proses,
penilaian), dan tindak lanjut merupakan
kegiatan supervisi yang bermanfaat
untuk peningkatan mutu proses
pembelajaran
Penyebaran angket penggalian
masalah pembelajaran.
Analisis kebutuhan supervisi
pembelajaran
Observasi kelas setiap penampilan
guru sekurang-kurangnya dilakukan 1
kali dalam satu semester
Refleksi langsung antara kepala
sekolah dengan guru yang
bersangkutan
Kepala sekolah 1 semester Angket
Laporan singkat analisis
kebutuhan
Lembaran observasi
yang teriisi
Catatan refleksi
Laporan hasil supervisi
akademik
Tindak lanjut Tindak lanjut hasil supervisi merupakan
implementasi peningkatan mutu.
Dengan demikian memiliki kedudukan
yang sangat penting dalam proses
peningkatan mutu.
Rekapitulasi data hasil observasi
kelas
Laporan dan ulasan hasil observasi
kelas
Pembinaan dan peningkatan proses
pembelajaran minimal 1 kali di akhir
semester dipimpin oleh kepala
sekolah (dapat menghadirkan nara
sumber dari luar).
Memberi tugas pelatihan bagi guru
untuk meningkatkan kemampuannya
dalam pembelajaran
Kepala Sekolah dan
Guru
1 semester Laporan analisis obervasi
kelas
Daftar hadir peserta
Pembinaan dan
peningkatan proses
pembelajaran.
Notulen kegiatan
pembinaan guru






41 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

3. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
Siswa memperoleh
pengalaman belajar
untuk menumbuhkan
dan mengembangkan
sikap percaya diri dan
bertanggung jawab
Tujuan pendidikan salah satunya
menumbuhkan sikap percaya diri dan
bertanggung jawab. Sikap percaya diri
adalah modal untuk menumbuhkan
keberanian untuk melakukan sesuatu
yang dianggap benar bagi dirinya,
namun untuk memupuk percaya diri perlu
dibarengi dengan rasa tanggung jawab
agar percaya diri peserta didik adalah
yang bertanggung jawab.
Merancang kegiatan yang membuka
peluang bagi peserta didik merasakan
pengalamannya untuk
mengembangkan sikap percaya diri
dan bertanggung jawab. Rancangan
diawali dengan mencantumkannya
pada KTSP yaitu dalam komponen
pengembangan diri.
Membina sikap percaya diri dan
bertanggung jawab di ruang kelas,
pada kegiatan ektrakurikuler, dan
bimbingan BK secara berkelanjutan
Terus memantau hasil pembinaan
sikap percaya diri dan bertanggung
jawab peserta didik melalui catatan
BK.
Kepala Sekolah, guru,
dan guru BK
Mingguan Dokumen KTSP (buku I)
Dokumen program
layanan BK untuk satu
tahun berjalan
Daftar hadir harian
layanan BK yang memuat
nama siswa, waktu, dan isi
layanan BK.
Siswa memperoleh
pengalaman belajar
melalui program
pembiasaan untuk
mencari informasi/
pengetahuan lebih
lanjut dari berbagai
sumber belajar
Keterampilan peserta didik untuk mencari
informasi/ pengetahuan lebih lanjut dari
berbagai sumber belajar merupakan
kunci dari segala proses pembelajaran.
Jika peserta didik mampu mencari
informasi/ pengetahuan sendiri maka ia
akan berkembang sesuai minat dan
potensi yang dimilikinya
Merancang kegiatan yang membuka
peluang bagi peserta didik
meningkatkan keterampilan mencari
informasi/ pengetahuan lebih lanjut
Rancangan diawali dengan
mencantumkannya pada KTSP yaitu
dalam komponen pengembangan diri.
Membina keterampilan mencari
informasi/ pengetahuan lebih lanjut
dapat dilakukan di ruang kelas, pada
kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan
BK secara berkelanjutan
Terus memantau hasil pembinaan
keterampilan mencari informasi/
pengetahuan lebih lanjut peserta didik
melalui catatan BK.
Kepala Sekolah, guru,
dan guru BK
Mingguan Dokumen KTSP (buku I)
Dokumen program
layanan BK untuk satu
tahun berjalan
Daftar hadir harian
layanan BK yang memuat
nama siswa, waktu, dan isi
layanan BK.
42 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
Sekolah memiliki
prestasi yang
ditunjukkan dengan
tingkat kelulusan dan
rata-rata nilai US/UN
yang tinggi
Kelulusan dan nilai rata-rata US/UN
merupakan indikator mutu pendidikan
yang dilakukan di akhir kegiatan
pembelajaran. Dengan hasil ujian yang
diperoleh, kita dapat menarik kesimpulan
tentang keberhasilan sistem pendidikan
yang diselenggarakan di sekolah
Menganalisis potensi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
menetapkan KKM mata pelajaran
dengan mempertimbangkan tiga aspek
kriteria, yaitu kompleksitas, daya
dukung, dan intake peserta didik.
KKM dijadikan acuan untuk melakukan
penilaian harian, tengah semester, dan
akhir semester sehingga tingkat
kelulusan dan rata-rata nilai US/UN
dapat dipantau.
KKM yang ditetapkan disosialisaikan
kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik,
orang tua, dan dinas pendidikan.
Guru Awal semester Surat keputusan dan
lampiran tentang
penetapan KKM
Siswa memperoleh
pengalaman belajar
untuk mengenal
pemanfaatan
lingkungan secara
produktif dan
bertanggung jawab
Pengalaman belajar untuk mengenal
pemanfaatan lingkungan secara produktif
dan bertanggung jawab merupakan salah
satu pilar dalam pembelajaran siswa aktif
baik PAKEM maupun Contextual
Teaching Learning (CTL). Dengan selalu
mendorong peserta didik untuk
memanfaatkan lingkungan secara
produktif dan bertanggung jawab
diharapkan akan terjadi akselerasi
peningkatan mutu pendidikan.
Merancang kegiatan yang membuka
peluang bagi peserta didik untuk
mengenal pemanfaatan lingkungan
secara produktif dan bertanggung
jawab. Rancangan diawali dengan
mencantumkannya pada KTSP yaitu
dalam komponen pengembangan diri.
Membina pemanfaataan lingkungan
secara produktif dan bertanggung
jawab keterampilan mencari informasi/
pengetahuan lebih lanjut dapat
dilakukan di ruang kelas, pada
kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan
BK secara berkelanjutan
Terus memantau hasil pembinaan
mengenal pemanfaatan lingkungan
secara produktif dan bertanggung
jawab melalui catatan BK.
Kepala Sekolah, guru,
dan guru BK
Mingguan Dokumen KTSP (buku I)
Dokumen program
layanan BK untuk satu
tahun berjalan
Daftar hadir harian
layanan BK yang memuat
nama siswa, waktu, dan isi
layanan BK.
Siswa memperoleh Kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar Merancang kegiatan yang membuka Kepala Sekolah, guru, Mingguan Dokumen KTSP (buku I)
43 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
pengalaman belajar
yang menunjukkan
kebiasaan hidup
bersih, sehat, bugar
dan aman
dan aman adalah tujuan umum dari
seluruh proses pendidikan. Kebiasaan
hidup bersih, sehat, bugar dan aman
adalah keterampilan hidup bagi peserta
didik sebagai bekal hidupnya.
peluang bagi peserta didik untuk
memperoleh pengalaman belajar yang
menunjukkan kebiasaan hidup bersih,
sehat, bugar dan aman. Rancangan
diawali dengan mencantumkannya
pada KTSP yaitu dalam komponen
pengembangan diri.
Membina kebiasaan hidup bersih,
sehat, bugar dan aman dapat
dilakukan di ruang kelas, pada
kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan
BK secara berkelanjutan
Terus memantau hasil pembinaan
kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar
dan aman melalui catatan BK.
dan guru BK Dokumen program
layanan BK untuk satu
tahun berjalan
Daftar hadir harian
layanan BK yang memuat
nama siswa, waktu, dan isi
layanan BK.
Siswa memperoleh
pengalaman belajar
agar mampu
menguasai
pengetahuan untuk
melanjutkan ke
jenjang pendidikan
yang lebih tinggi
Tujuan pokok dari pendidikan adalah
menyiapkan peserta didik untuk dapat
hidup di masyarakat (bekerja) dan
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Dengan demikian menguasai
pengetahuan untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi
adalah komponen yang paling penting.
Merancang kegiatan agar iswa
memperoleh pengalaman belajar yang
disiapkan melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Rancangannya dituangkan dalam
KTSP yaitu dalam kalender penddikan
Membina pengalaman belajar yang
disiapkan melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dapat
dilakukan di ruang kelas dan kegiatan
remedial serta pengayaan
Terus memantau hasil pembinaan di
berbagai kesempatan.
Guru Akhir semester Jadwal pengayaan dan
remedial
Daftar hadir siswa dan
guru dalam kegiatan
pengayaan dan
remedial.
Siswa memperoleh
pengalaman dalam
berkomunikasi baik
lisan maupun tulisan
secara efektif dan
santun
Kemampuan berkomunikasi baik lisan
maupun tulisan secara efektif dan santun
akan menjadi ukuran keberhasilan
pendidikan karakter. Selain itu,
kemampuan berkomunikasi adalah
tujuan utama dari pendidikan karena itu
Merancang kegiatan agar iswa
memperoleh pengalaman belajar
berkomunikasi baik lisan maupun
tulisan secara efektif dan santun
Rancangannya dituangkan dalam
KTSP yaitu dalam kalender penddikan
Guru Akhir semester Jadwal pengayaan dan
remedial
Jadwal kegiatan
ekstrakurikuler yang
relevan
Daftar hadir siswa dan
44 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
perlu dijadikan indikator pemenuhan
standar nasional pendidikan
Membina pengalaman belajar
berkomunikasi dapat dilakukan di
ruang kelas, kegiatan ektrakurikuler,
dan kegiatan remedial serta
pengayaan.
Terus memantau hasil pembinaan di
berbagai kesempatan.
guru dalam kegiatan
pengayaan dan
remedial.
Siswa memperoleh
pengalaman belajar
untuk melaksanakan
ajaran agama dan
akhlak mulia
Melaksanakan ajaran agama dan akhlah
mulia merupakan salah satu tujuan
pendidikan di Indonesia yang
berketuhanan yang mahaesa. Jika
peserta didik tidak memperoleh
pengalaman belajar melaksanakan
ajaran agama dan akhlak mulia dapat
dikatakan kegiatan pembelajaran gagal
total. Hal ini karena tujuan pendidikan
nasional dilandasi oleh salah satu sila
Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha
Esa.
Merancang kegiatan yang memberi
kesempatan peserta didik
melaksanakan ajaran agama dan
akhlah mulia. Rancangan diawali
dengan mencantumkannya pada
KTSP yaitu dalam komponen
pengembangan diri.
Membina peserta didik melaksanakan
ajaran agama dan akhlah mulia melalui
kegiatan di ruang kelas, pada kegiatan
ektrakurikuler, dan bimbingan BK
secara berkelanjutan
Terus memantau hasil pembinaan
secara rutin dan terencana.
Kepala Sekolah, guru,
dan guru BK
Mingguan Dokumen KTSP (buku I)
Dokumen program
layanan BK untuk satu
tahun berjalan
Daftar hadir harian
layanan BK yang memuat
nama siswa, waktu, dan isi
layanan BK.
Siswa memiliki
pengetahuan, sikap,
dan perilaku yang
baik setelah belajar
akhlak mulia sesuai
ajaran agama yang
dianutnya
Untuk dapat menjalankan ajaran
agamanya, peserta didik perlu dibekali
dengan pengetahuan, sikap, dan
pembiasaan perilaku yang terkait dengan
ajaran agamanya. Sebaliknya
pembelajaran ajaran agama yang
dianturnya akan membina pengetahuan,
sikap, dan perilaku yang baik. Dengan
demikian kedua pihak saling
mempengaruhi.
Merancang kegiatan yang memberi
kesempatan peserta didik
melaksanakan ajaran agama dan
akhlah mulia yang sekalus menambah
pengetahuan, sikap, dan perilaku
baiknya. Rancangan diawali dengan
mencantumkannya pada KTSP yaitu
dalam strukur kurikulum (pendidikan
agama) dan pengembangan diri.
Membina peserta didik melaksanakan
ajaran agama dan akhlah mulia melalui
kegiatan di ruang kelas, pada kegiatan
ektrakurikuler, dan bimbingan BK
Kepala Sekolah, guru,
dan guru BK
Mingguan Dokumen KTSP (buku I)
Silabus dan RPP
pendidikan agama
Dokumen program
layanan BK untuk satu
tahun berjalan
Daftar hadir harian
layanan BK yang memuat
nama siswa, waktu, dan isi
layanan BK.
45 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
secara berkelanjutan
Terus memantau hasil pembinaan
secara rutin dan terencana.
Siswa memperoleh
pengalaman belajar
untuk menghargai
keberagaman agama,
bangsa, suku, ras,
dan golongan sosial
ekonomi.
Indonesia merupakan negara yang
multikultur, multi agama, bangsa, suku
dan ras. Pendidikan di Indonesia memiliki
misi untuk membina peserta didik agar
memiliki jiwa saling menghargai antar
warga negara yang berbeda agama,
bangsa, suku, dan ras.
Merancang kegiatan yang memberi
kesempatan peserta didik untuk
memperoleh pengalaman belajar untuk
menghargai keberagaman agama,
bangsa, suku, ras, dan golongan sosial
ekonomi.Rancangan diawali dengan
mencantumkannya pada KTSP yaitu
dalam komponen pengembangan diri.
Pemberian peluang untuk memperoleh
pengalaman belajar untuk menghargai
keberagaman agama, bangsa, suku,
ras, dan golongan sosial ekonomi
melalui kegiatan di ruang kelas, pada
kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan
BK secara berkelanjutan
Terus memantau hasil pembinaan
secara rutin dan terencana.
Kepala Sekolah, guru,
dan guru BK
Mingguan Dokumen KTSP (buku I)
Dokumen program
layanan BK untuk satu
tahun berjalan
Jadwal kegiatan
ektrakurikuler yang
menunjukkan kegiatan
saling menghargai antar
siswa dengan berbagai
latar belakang.
Siswa memperoleh
pengalaman belajar
untuk berpartisipasi
dalam penegakan
aturan-aturan sosial.
Kehidupan di masyarakat penuh dengan
aturan-aturan sosial. Pendidikan memiliki
misi menyiapkan peserta didik untuk
dapat hidup di masyarakat yang penuh
aturan-aturan sosial. Oleh karena itu
dianggap penting dijadikan indikator
mutu pendidikan.
Merancang kegiatan yang memberi
kesempatan peserta didik untuk
memperoleh pengalaman belajar untuk
berpartisipasi dalam penegakan
aturan-aturan sosial.Rancangan
diawali dengan mencantumkannya
pada KTSP yaitu dalam komponen
pengembangan diri.
Pemberian peluang untuk memperoleh
pengalaman belajar berpartisipasi
dalam penegakan aturan-aturan sosial
melalui kegiatan di ruang kelas, pada
kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan
BK secara berkelanjutan
Kepala Sekolah, guru,
dan guru BK
Mingguan Dokumen KTSP (buku I)
Dokumen program
layanan BK untuk satu
tahun berjalan
Jadwal kegiatan
ektrakurikuler yang
menunjukkan kegiatan
pembiasaan berpartisipasi
dalam penegakan aturan-
aturan social.
46 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
Terus memantau hasil pembinaan
secara rutin dan terencana.
Siswa memperoleh
pengalaman belajar
bekerjasama dalam
kelompok, tolong-
menolong dan
menjaga diri sendiri
dalam lingkungan
keluarga dan teman
sebaya (hanya untuk
SD).
Dalam menjalani kehidupan, manusia
tidak dapat sendiri tetapi harus
bekerjasama dalam kelompok dan
tolong-menolong. Dalam rangka
membina sikap saling bekerjasama dan
tolong menolong maka dianggap perlu
memasukkan sebagai indikator
peningkatan mutu lulusan
Merancang kegiatan yang memberi
kesempatan peserta didik untuk
memperoleh pengalaman belajar
bekerjasama dalam kelompok, tolong-
menolong dan menjaga diri sendiri
dalam lingkungan keluarga dan teman
sebaya. Rancangan diawali dengan
mencantumkannya pada KTSP yaitu
dalam komponen pengembangan diri.
Pemberian peluang untuk memperoleh
pengalaman belajar berpartisipasi
dalam penegakan aturan-aturan sosial
melalui kegiatan di ruang kelas, pada
kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan
BK secara berkelanjutan yang
terintegrasi dan terjadwal
Terus memantau hasil pembinaan
secara rutin dan terencana.
Kepala Sekolah, guru,
dan guru BK
Mingguan Dokumen KTSP (buku I)
Dokumen program
layanan BK untuk satu
tahun berjalan
Jadwal kegiatan
ektrakurikuler yang
menunjukkan kegiatan
pembiasaan saling tolong
menolong dan
bekerjasama.
Siswa memperoleh
pengalaman belajar
yang dapat
melibatkan partisipasi
siswa dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan
bernegara secara
demokratis dalam
wadah NKRI.
Pendidikan salah satunya memiliki misi
untuk tetap menjaga keutuhan sebuah
negara. Dengan demikian mutu lulusan
perlu memberi peluang pembinaan agar
siswa mampu partisipasi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara secara demokratis dalam
wadah NKRI.
Merancang kegiatan yang memberi
kesempatan peserta didik untuk
partisipasi siswa dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara secara demokratis dalam
wadah NKRI.. Rancangan diawali
dengan mencantumkannya pada
KTSP yaitu dalam komponen
pengembangan diri dan pendidikan
karater
Melaksanakan pendidikan yang
terintegrasi dengan semua mata
pelajaran dan kegiatan ektrakurikuler
Terus memantau hasil pembinaan
Kepala Sekolah, guru,
dan guru BK
Mingguan Dokumen KTSP (buku I)
Jadwal kegiatan
ektrakurikuler yang
menunjukkan kegiatan
latihan partisipasi siswa
dalam kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
secara demokratis dalam
wadah NKRI seperti
pramuka, paskibra, PMR,
dan lain-lain.
47 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
secara rutin dan terencana.
Siswa memperoleh
pengalaman belajar
yang dapat
menunjukkan
kecintaan dan
kebanggaan terhadap
bangsa, negara dan
tanah air Indonesia.
Pendidikan salah satunya memiliki misi
untuk menumbuhkan rasa cinta dan
bangga terhadap bangsa, negara dan
tanah air Indonesia. Dengan demikian
perlu dijadikan indikator mutu lulusan
Merancang kegiatan yang memberi
kesempatan peserta didik untuk belajar
menunjukkan kecintaan dan
kebanggaan terhadap bangsa, negara
dan tanah air Indonesia. Rancangan
diawali dengan mencantumkannya
pada KTSP yaitu dalam komponen
pengembangan diri dan pendidikan
karater.
Melaksanakan pendidikan yang
terintegrasi dengan semua mata
pelajaran dan kegiatan ektrakurikuler
Terus memantau hasil pembinaan
secara rutin dan terencana.
Kepala Sekolah, guru,
dan guru BK
Mingguan Dokumen KTSP (buku I)
Jadwal kegiatan
ektrakurikuler yang
menunjukkan kecintaan
dan kebanggaan terhadap
bangsa, negara dan tanah
air Indonesia seperti
pramuka, paskibra, PMR,
dan lain-lain.
Siswa memperoleh
pengalaman belajar
iptek secara efektif.
Tujuan pendidikan adalah
mengembangan ilmu pengetahuan dan
tekologi yang disampaikan dengan
pendekatan siswa aktif. Oleh karena itu
Siswa memperoleh pengalaman belajar
iptek secara efektif dijadikan indikator
mutu lulusan.
Merancang kegiatan yang memberi
kesempatan peserta didik untuk belajar
iptek secara efektif. Rancangan diawali
dengan mencantumkannya pada
silabus dan RPP pada mata pelajaran
yang relevan.
Melaksanakan pembelajaran aktif pada
setiap mata plajaran yang relevan
dengan penyampaian mata iptek.
Guru Mingguan Silabus dan RPP
Siswa memperoleh
pengalaman belajar
untuk mengenali dan
menganalisis gejala
alam dan sosial.
Belajar untuk mengenali dan
menganalisis gejala alam dan social
dapat menyiapkan peserta didik hidup di
masyarakat dengan penuh wawasan.
Keterampilan menganalisis gejala alam
dan social akan membantu
mempertahankan diri dan menyesuaikan
diri dengan lingkungan hidupnya.
Merancang kegiatan yang memberi
kesempatan peserta didik untuk
mengenali dan menganalisis gejala
alam dan social. Rancangan diawali
dengan mencantumkannya pada
silabus dan RPP pada mata pelajaran
yang relevan.
Melaksanakan pembelajaran aktif pada
setiap mata plajaran yang relevan.
Guru Mingguan Silabus dan RPP
Siswa memperoleh Belajar untuk memperoleh pengalaman Merancang kegiatan yang memberi Guru Mingguan Dokumen KTSP (Buku I)
48 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR ISI
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
pengalaman
mengekspresikan diri
melalui kegiatan seni
dan budaya.
mengekspresikan diri melalui kegiatan
seni dan budaya dapat menyiapkan
peserta didik untuk mengembangan
potensi dan bakat seni di masyarakat.
Selain itu, melatih keterampilan dalam
mengembangkan budaya luhur.

kesempatan peserta didik untuk
mengekspresikan diri melalui kegiatan
seni dan budaya. Rancangan diawali
dengan mencantumkannya pada
KTSP yaitu pada pengembangan diri,
memasukkan pada silabus dan RPP
pada mata pelajaran yang relevan.
Melaksanakan pembelajaran aktif pada
setiap mata plajaran yang relevan.
Silabus dan RPP
Mengembangkan dan
memelihara
kebugaran jasmani
serta pola hidup
sehat
Belajar untuk mengembangkan dan
memelihara kebugaran jasmani serta
pola hidup sehat dapat menyiapkan
peserta didik untuk mengembangan
potensi dan bakat olah raga di
masyarakat.

Merancang kegiatan yang memberi
kesempatan peserta didik untuk
mengembangkan dan memelihara
kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat. Rancangan diawali dengan
mencantumkannya pada KTSP yaitu
pada pengembangan diri,
memasukkan pada silabus dan RPP
pada mata pelajaran yang relevan.
Melaksanakan pembelajaran aktif pada
setiap mata plajaran yang relevan.
Guru Mingguan Dokumen KTSP (Buku I)
Silabus dan RPP
Siswa memahami
perawatan tubuh
serta lingkungan,
mengenal berbagai
penyakit dan cara
pencegahannya serta
menjauhi narkoba
Belajar untuk memahami perawatan
tubuh serta lingkungan, mengenal
berbagai penyakit dan cara
pencegahannya serta menjauhi narkoba
dapat menyiapkan peserta didik hidup
sehat dan terhindar dari bahaya narkoba
dan obat-obatan yang berbahaya.

Merancang kegiatan yang memberi
kesempatan peserta didik untuk
memahami perawatan tubuh serta
lingkungan, mengenal berbagai
penyakit dan cara pencegahannya
serta menjauhi narkoba. Rancangan
diawali dengan mencantumkannya
pada KTSP yaitu pada pengembangan
diri, memasukkan pada silabus dan
RPP pada mata pelajaran yang
relevan.
Melaksanakan pembelajaran aktif pada
setiap mata plajaran yang relevan.
Guru Mingguan Dokumen KTSP (Buku I)
Silabus dan RPP

49 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1


4. STANDAR KOMPETENSI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
Guru mempunyai
kualifikasi minimal
Tuntutan sebagai guru profesional harus
memenuhi persyaratan sesuai PP no. 74
th. 2008 tentang Guru dan Dosen dan
Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
Kepala sekolah dan pengawas
mendorong guru yang belum S1/DIV
untuk melanjutkan studi yang sesuai.
Kepala sekolah dan guru mengajukan
beasiswa untuk studi S1/DIV.
Kepala sekolah, guru,
pengawas
4,5 tahun Kualifikasi pendidikan guru
S1/DIV dibuktikan dengan
ijazah
Guru melanjutkan studi
S1/DIV dengan biaya
beasiswa (Pemda,
Pemprov, Pusat, pihak
lainnya)
Jumlah guru
memenuhi
persyaratan
minimal
Pemenuhan jumlah guru yang sesuai
dengan rombongan belajar/mata pelajaran
memberikan dukungan kebermutuan
layanan pembelajaran
Kepala sekolah mengajukan
penambahan jumlah guru kepada
pemerintahan kab./kota melalui dinas
pendidikan kab./kota;
Jika pengajuan ini belum direspon,
padahal sekolah membutuhkan
penambahan guru, kepala sekolah
bersama dengan komite sekolah dan
guru-guru melakukan rapat untuk
mempertimbangkan perekrutan guru
honorer yang dibiayai dari dana
sekolah
Kepala sekolah membuka komunikasi
dengan kepala sekolah lain di sekitar
sekolah, jika ada kelebihan jumlah
guru/guru yang kekurangan jam
mengajar, dapat diberi jadwal pada
sekolah tersebut.
Kepala sekolah, komite
sekolah
Menjelang awal
tahun ajaran
baru
Semua kebutuhan guru
untuk rombongan belajar
yang ada di sekolah dapat
terpenuhi
Guru mempunyai
kompetensi yang
dipersyaratkan
Bagian dari tuntutan Permendiknas
No. 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasu Akademik dan Kompetensi
Guru
Kepala sekolah melakukan penilaian
kompetensi guru (PKG)
Kepala sekolah bersama komite
sekolah menyusun dan mengesahkan
Kepala Sekolah, Guru,
komite sekolah
Sepajang tahun
ajaran
Kompetensi guru yang
kurang (hasil dari PKG)
dapat ditingkatkan
Guru memiliki kebiasaan
50 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
Untuk mendapatkan kebermutuan
dalam memberikan layanan
pembelajaran bagi peserta didik
program peningkatan kompetensi guru
untuk satu tahun.
Kepala sekolah dan guru-guru
melaksanakan program peningkatan
kompetensi guru.
untuk
mengimplementasikan
kemampuannya dalam
layanan bagi peserta didik.
Kepala sekolah
memiliki kualifikasi
pendidikan
minimal
Merupakan syarat formal yang harus
dipenuhi dari Permendiknas No. 13 tahun
2007 tentang standar kepala
sekolah/madrasah
Kepala sekolah melanjutkan studi
S1/D4;
Mengajukan bea siswa S1/D4 ke
Pemerintahan kab./kota atau ke Pusat
atau perusahaan sekitar melalui
program CSR
Kepala sekolah Sepanjang
tahun ajaran
Kepala sekolah dapat
menyelesaikan studi,
minimal S1/D4.
Konselor
mempunyai
kualifikasi
pendidikan
minimal
Tenaga
Administrasi
mempunyai
kualifikasi
pendidikan
minimal
Tenaga
perpustakaan
mempunyai
kualifikasi
minimal
Tenaga
laboran
mempunyai
kualifikasi
minimal
Merupakan syarat formal yang harus
dipenuhi dari Permendiknas No. 24 tahun
2008 tentang Standar TAS/M,
Permendiknas No. 25 tahun 2008 tentang
Standar Tenaga Perpustakaan sekolah/
Madrasah, Permendiknas No. 26 tahun
2008 tentang Standar Tenaga
Laboratorium Sekolah/ Madrasah,
Permendiknas No. 27 tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Konselor
TAS, Pustakawan, Laboran, dan
Konselor melanjutkan studi sesuai
dengan tuntutan permendiknas
(SMA/SMK, D3, S1/D4)
Kepala sekolah mendorong dan
memfasilitasi TAS, Pustakawan,
Laboran, Konselor untuk melanjutkan
studi sesuai dengan kualifikasi pada
masing-masing Permendiknas.
Jika sekolah merekrut tenaga honorer
untuk TAS, Pustakawan, Laboran,
Konselor, diusahakan untuk merekrut
yang sudah memenuhi kualifikasi.
Kepala Sekolah, TAS,
Pustakawan, Laboran,
Konselor
1 4 tahun TAS, Pustakawan, Laboran,
Konselor memiliki kualifikasi
yang sesuai dengan
Permendiknas, yaitu:
TASD = SMK/sederajat
TASMP = D3
TASMA/K = S1/D4
Kepala perpustakaan
(pendidik) = S1/D4
Kepala perpustakaan (Non-
pendidik) = D2 Ilmu
perpustakaan
Tenaga perpustakaan =
SMA/sederajat
Kepala Laboratorium
(pendidik) = S1/D4
Kepala Laboratorium (laboran)
= D3
Teknisi Laboratorium = D2
Laboran sekolah =
SMA/Sederajat
Konselor = S1
Sekolah Untuk memelihara dan menjaga sekolah Jika memungkinkan, Kepala sekolah Kepala sekolah Sepanjang Sekolah memiliki penjaga
51 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
mempunyai
penjaga sekolah
dari gangguan sosial, bencana, dan
lingkungan sekitar.
merekrut satu atau beberapa penjaga
sekolah sesuai dengan kebutuhan
sekolah
Kepala sekolah mengajukan
pemenuhan tenaga penjaga sekolah
kepada Pemerintah daerah kab./kota.
tahun ajaran sekolah sesuai kebutuhan
Kepala Sekolah
mempunyai
kompetensi yang
dipersyaratkan
Mengelola dan memimpin sekolah
merupakan hal yang kompleks dilihat dari
urusan-urusan dan masalah-masalah yang
harus ditangani dan dipecahkan oleh
seorang kepala sekolah, karena itu, tanpa
penguasaan kompetensi yang disyaratkan
dalam Permendikan No. 13 tahun 2007,
kemajuan sekolah akan sangat lambat,
bahkan sekolah tidak akan berhasil
mencapai visi dan misinya
Kepala sekolah melakukan penilaian
diri sendiri untuk mengetahui
sejuahmana sudah/belum menguasai
kompetensi yang disyaratkan. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara refleksi
diri atau pengisian daftar checklist,
atau bertanya kepada warga sekolah
mengenai kekurangan kepala sekolah.
Kepala sekolah menyusun rencana
pengembangan profesi secara
berkelanjutan
Kepala sekolah mengimplementasikan
program/kegiatan pengembangan diri
melalui berbagai bentuk dan jenis
kegiatan seperti: 1) mengikuti kegiatan
pengembangan profesi di K3S atau
MKKS. 2) meminta dibina secara
langsung oleh pengawas pada
kompetensi-kompetensi yang belum
dikuasai, dll.
Kepala sekolah Sepanjang
tahun ajaran
Kepala sekolah menguasai
kompetensi yang
dipersyaratkan
Konselor
mempunyai
kompetensi yang
dipersyaratkan
Layanan tenaga konselor berkaitan
langsung dengan pengembangan atau
pemecahan masalah peserta didik,
sehingga kompetensi yang harus dimiliki
harus betul-betul dikuasai. Jika tidak, maka
tindakan yang dilakukan oleh konselor
akan sangat beresiko menyebabkan
disorientasi kepribadian peserta didik.
Tenaga konselor melakukan penilaian
kompetensi sebagai konselor, baik
melalui pengisian instrument, penilaian
dari kepala sekolah, penilaian
pengawas, atau pihak lain yang
dianggap kompeten.
Tenaga konselor menyusun rencana
pengembangan keprofesian untuk satu
Kepala Sekolah, Tenaga
konselor
Sepanjang
tahun ajaran
Kompetensi tenaga konselor
sekolah terus meningkat stiap
tahunnya sesuai dengan
kebutuhan/hasil pemetaan
kompetensi.
52 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
tahun ajaran yang dilakukan setiap
tahunnya.
Tenaga konselor melaksanakan
program/kegiatan pengembangan
kompetensi melalui berbagai cara,
misalnya: penelitian tindakan,
pembinaan oleh kepala sekolah,
pembinaan oleh pengawas, MGMP
BK, dll.
Tenaga
perpustakaan
mempunyai
kompetensi yang
dipersyaratkan
Pengelolaan perpustakaan merupakan
kegiatan yang secara langsung berkaitan
dengan penyediaan atau fasilitasi belajar
peserta didik, khususnya di ruang
perpustakaan. Untuk memberikan
dukungan yang optimal, diperlukan
layanan yang professional, karenanya
tenaga perpustakaan sekolah haruslah
orang-orang yang memiliki kompetensi
sebagaimana dipersyaratkan dalam
Permendiknas No. 25 tahun 2008 tentang
Standar Tenaga Perpustakaan sekolah/
Madrasah
Pustakawan sekolah/madrasah
melakukan penilaian kompetensi
sebagai tenaga perpustakaan
sekolah/madrasah, baik melalui
pengisian instrument, penilaian dari
kepala sekolah, penilaian pengawas,
atau pihak lain yang dianggap
kompeten.
Pustakawan sekolah/madrasah
menyusun rencana pengembangan
keprofesian untuk satu tahun ajaran
yang dilakukan pada setiap tahunnya.
Pustakawan sekolah/madrasah
melaksanakan program/kegiatan
pengembangan kompetensi melalui
berbagai cara, misalnya: workshop
pengembangan layanan perpustakaan,
pembinaan langsung dari KS,
pembinaan langsung dari pengawas,
mengikuti kegiatan asosiasi
pustakawan sekolah/madrasah,
pelatihan ICT untuk tenaga
perpustakaan, dll.
Kepala sekolah, tenaga
perpustakaan sekolah/
madrasah
Sepanjang
tahun ajaran
Kompetensi yang belum
dikuasai oleh pustakawan
sekolah dapat dikuasai secara
bertahap dalam setiap
tahunnya sesuai dengan hasil
pemetaan kompetensi

53 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

5. STANDAR SARANA DAN PRASARANA

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
Luas lahan
sekolah sesuai
dengan SNP
Untuk kepentingan pelayanan yang
memadai bagi peserta didik dan proses
kerja bagi PTK, lahan sekolah harus
distandarkan
Kepala sekolah dan komite sekolah
membandingkan lahan yang dimiliki
sekolah dengan SNP sesuai jenjang
sekolah
Kepala sekolah menyusun
kebutuhan penambahan lahan
sekolah disertai dengan rencana
desain pengembangan sarana dan
prasarana sekolah
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan lahan
sekolah sesuai dengan SNP ke
pemerintah kab./kota atau pihak-
pihak yang berkepentingan
Kepala sekolah. komite
sekolah
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah memiliki desain
pengembangan sarana
dan prasana sekolah
Sekolah melakukan
pengajuan pemenuhan
lahan sekolah kepada
berbgai pihak terkait
Sekolah memiliki lahan
sekolah sesuai dengan
SNP
Perabot yang
dimiliki ruang
kelas sesuai
dengan SNP
Pemenuhan perabot yang dibutuhkan
sesuai SNP akan memberikan
kenyamanan bagi peserta didik dalam
KBM
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengidentifikasi perabor masing-
masing kelas yang dimiliki sekolah
kemudian membandingkannya
dengan kebutuhan bagi peserta didik
yang ada.
Kepala sekolah menyusun
kebutuhan penambahan atau
pemeliharaan perabot kelas sesuai
kebutuhan
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan perabot
kelas sesuai dengan SNP ke
pemerintah kab./kota atau pihak-
pihak yang berkepentingan
Kepala sekolah. komite
sekolah
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah memiliki rincian
kebutuhan perabot kelas
yang sudah dimiliki dan
belum dimiliki
Sekolah melakukan
pengajuan pemenuhan
perabot kelas yang
belum dimiliki kepada
berbgai pihak terkait
Sekolah memiliki
kelengkapan perabot
kelas sesuai dengan
SNP
Kelayakan/kenya
man ruang kelas
Kelayakan kelas merupakan pra-syarat
bagi keberhasilan belajar siswa
Sekolah memprogramkan
kenyamanan sekolah dalam RKAS
Kepala sekolah, penjaga
sekolah, peserta didik,
Penyusunan
RKAS dan
Sekolah dapat
melakukan program
54 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
untuk belajar Sekolah menyusun aturan mengenai
kenyamanan ruang kelas
Warga sekolah melakukan
pemeliharaan terhadap fasilitas
ruang kelas sesuai dengan perannya
masing-masing
Kepala sekolah mengevaluasi
keterlaksanaan program pemenuhan
kenyamanan ruang kelas
guru sepanjang tahun kenyamanan kelas
Lingkungan kelas
dirasakan nyaman oleh
peserta didik dan guru
untuk proses
pembelajaran
Diketahuinya kondisi
kenyamanan lingkungan
kelas
Buku
perpustakaan
sesuai dengan
standar yang
berlaku
untuk mencapai mutu hasil belajar peserta
didik, sekolah harus melengkapi kebutuhan
belajar peserta didik, khususnya buku-
buku perpustakaan sebagai salah satu
sumber belajar bagi peserta didik
Kepala sekolah mengidentifikasi
jumlah buku yang ada dan
kebutuhan buku perpustakaan yang
belum dimiliki
Kepala sekolah bersama komite
sekolah menyusun proporal untuk
pemenuhan buku yang dibutuhkan di
perustakaan
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan kebutuhan
buku perpustakaan kepada berbagai
pihak terkait.
Kepala sekolah, komite
sekolah, pustakawan
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah memiliki
informasi mengenai
kondisi buku di
perpustakaan dan
kebutuhannya
Sekolah memiliki
proposal pemenuhan
buku perpustakaan
Buku-buku yang
dibutuhkan di
perpustakaan sekolah
lengkap sesuai
kebutuhan
Ketersediaan
peralatan
multimedia di
ruang
perpustakaan
Peralatan multimedia di perpustakaan
diperlukan untuk mendukung layanan
sumber belajar secara online atau sumber
belajar yang bebasis teknologi informasi,
seperti penggunaan BSE, sumber belajar
bahasa inggris dll.
Kepala sekolah dan komite sekolah
menganalisis kebutuhan peralatan
multimedia di perpustakaan
Kepala sekolah dan komite sekolah
menyusun proporal untuk
pemenuhan kebutuhan multimedia di
perpustakaan kepada berbagai
pihak terkait
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan kebutuhan
peralatan multi media di
perpustakaan kepada berbagai
Kepala sekolah, komite
sekolah, pustakawan
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah memiliki
informasi mengenai
kondisi peralatan
multimedia di
perpustakaan dan
kebutuhannya
Sekolah memiliki
proposal pemenuhan
peralatan multimedia di
perpustakaan
Peralatan multimedia
yang dibutuhkan di
55 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
pihak terkait. perpustakaan sekolah
lengkap sesuai
kebutuhan
Kelayakan/kenya
manan ruang
perpustakaan
untuk belajar
Kelayakan ruang perpustakaan untuk
belajar merupakan pra-syarat bagi
keberhasilan belajar siswa di perpustakaan
Sekolah memprogramkan
kenyamanan ruang perpustakaan
dalam RKAS
Pustakawan menyusun aturan
mengenai kenyamanan ruang
perpustakaan
Warga sekolah melakukan
pemeliharaan terhadap fasilitas
ruang perpustakaan sesuai dengan
perannya masing-masing
Kepala sekolah mengevaluasi
keterlaksanaan program pemenuhan
kenyamanan ruang perpustakaan
untuk belajar peserta didik
Kepala sekolah, penjaga
sekolah, peserta didik,
pustakawan
Penyusunan
RKAS dan
sepanjang tahun
Sekolah dapat
melakukan program
kenyamanan
perpustakaan
Lingkungan
perpustakaan dirasakan
nyaman oleh peserta
didik dan guru untuk
proses pembelajaran
Diketahuinya kondisi
kenyamanan lingkungan
perpustakaan
Peralatan
pendidikan di
laboratorium IPA
lengkap
Kelengkapan peralatan di laboratorium
akan memudahkan peserta didik dan guru
dalam proses praktikum
Kepala sekolah dan komite sekolah
menganalisis kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium IPA
Kepala sekolah dan komite sekolah
menyusun proporal untuk
pemenuhan kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium IPA
kepada berbagai pihak terkait
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan kebutuhan
peralatan peralatan laboratorium di
laboratorium IPA kepada berbagai
pihak terkait.
Kepala sekolah, penjaga
sekolah, laboran, guru
IPA
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah memiliki
informasi mengenai
kondisi peralatan
peralatan laboratorium di
laboratorium IPA dan
kebutuhannya
Sekolah memiliki
proposal pemenuhan
peralatan peralatan
laboratorium di
laboratorium IPA
Peralatan yang
dibutuhkan di
laboratorium IPA lengkap
sesuai kebutuhan
Peralatan
pendidikan di
Kelengkapan peralatan di laboratorium
akan memudahkan peserta didik dan guru
Kepala sekolah dan komite sekolah
menganalisis kebutuhan peralatan
Kepala sekolah, penjaga
sekolah, laboran, guru
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah memiliki
informasi mengenai
56 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
laboratorium
Fisika lengkap
dalam proses praktikum laboratorium di laboratorium Fisika
Kepala sekolah dan komite sekolah
menyusun proporal untuk
pemenuhan kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium Fisika
kepada berbagai pihak terkait
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan kebutuhan
peralatan peralatan laboratorium di
laboratorium Fisika kepada berbagai
pihak terkait.
IPA (fisika) kondisi peralatan
peralatan laboratorium di
laboratorium Fisika dan
kebutuhannya
Sekolah memiliki
proposal pemenuhan
peralatan peralatan
laboratorium di
laboratorium Fisika
Peralatan yang
dibutuhkan di
laboratorium Fisika
lengkap sesuai
kebutuhan
Peralatan
pendidikan di
laboratorium kimia
lengkap
Kelengkapan peralatan di laboratorium
akan memudahkan peserta didik dan guru
dalam proses praktikum
Kepala sekolah dan komite sekolah
menganalisis kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium Kimia
Kepala sekolah dan komite sekolah
menyusun proporal untuk
pemenuhan kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium kimia
kepada berbagai pihak terkait
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan kebutuhan
peralatan peralatan laboratorium di
laboratorium kimia kepada berbagai
pihak terkait.
Kepala sekolah, penjaga
sekolah, laboran, guru
IPA (kimia)
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah memiliki
informasi mengenai
kondisi peralatan
peralatan laboratorium di
laboratorium kimia dan
kebutuhannya
Sekolah memiliki
proposal pemenuhan
peralatan peralatan
laboratorium di
laboratorium kimia
Peralatan yang
dibutuhkan di
laboratorium kimia
lengkap sesuai
kebutuhan
Peralatan
pendidikan di
laboratorium
biologi lengkap
Kelengkapan peralatan di laboratorium
akan memudahkan peserta didik dan guru
dalam proses praktikum
Kepala sekolah dan komite sekolah
menganalisis kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium biologi
Kepala sekolah dan komite sekolah
Kepala sekolah, penjaga
sekolah, laboran, guru
IPA (biologi)
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah memiliki
informasi mengenai
kondisi peralatan
peralatan laboratorium di
57 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
menyusun proporal untuk
pemenuhan kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium biologi
kepada berbagai pihak terkait
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan kebutuhan
peralatan peralatan laboratorium di
laboratorium biologi kepada
berbagai pihak terkait.
laboratorium biologi dan
kebutuhannya
Sekolah memiliki
proposal pemenuhan
peralatan peralatan
laboratorium di
laboratorium biologi
Peralatan yang
dibutuhkan di
laboratorium biologi
lengkap sesuai
kebutuhan
Peralatan
pendidikan di
laboratorium
bahas lengkap
Kelengkapan peralatan di laboratorium
akan memudahkan peserta didik dan guru
dalam proses praktikum
Kepala sekolah dan komite sekolah
menganalisis kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium bahasa
Kepala sekolah dan komite sekolah
menyusun proporal untuk
pemenuhan kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium bahasa
kepada berbagai pihak terkait
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan kebutuhan
peralatan peralatan laboratorium di
laboratorium bahasa kepada
berbagai pihak terkait.
Kepala sekolah, penjaga
sekolah, laboran, guru
Bahasa (inggris,
Indonesia, daerah)
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah memiliki
informasi mengenai
kondisi peralatan
peralatan laboratorium di
laboratorium bahasa dan
kebutuhannya
Sekolah memiliki
proposal pemenuhan
peralatan peralatan
laboratorium di
laboratorium bahasa
Peralatan yang
dibutuhkan di
laboratorium bahasa
lengkap sesuai
kebutuhan
Peralatan
pendidikan di
laboratorium IPS
lengkap
Kelengkapan peralatan di laboratorium
akan memudahkan peserta didik dan guru
dalam proses praktikum
Kepala sekolah dan komite sekolah
menganalisis kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium IPS
Kepala sekolah dan komite sekolah
menyusun proporal untuk
pemenuhan kebutuhan peralatan
Kepala sekolah, penjaga
sekolah, laboran, guru
IPS
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah memiliki
informasi mengenai
kondisi peralatan
peralatan laboratorium di
laboratorium IPS dan
kebutuhannya
58 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
laboratorium di laboratorium IPS
kepada berbagai pihak terkait
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan kebutuhan
peralatan peralatan laboratorium di
laboratorium IPS kepada berbagai
pihak terkait.
Sekolah memiliki
proposal pemenuhan
peralatan peralatan
laboratorium di
laboratorium IPS
Peralatan yang
dibutuhkan di
laboratorium IPS lengkap
sesuai kebutuhan
Peralatan
pendidikan di
laboratorium TIK
lengkap
Kelengkapan peralatan di laboratorium
akan memudahkan peserta didik dan guru
dalam proses praktikum
Kepala sekolah dan komite sekolah
menganalisis kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium TIK
Kepala sekolah dan komite sekolah
menyusun proporal untuk
pemenuhan kebutuhan peralatan
laboratorium di laboratorium TIK
kepada berbagai pihak terkait
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan kebutuhan
peralatan peralatan laboratorium di
laboratorium TIK kepada berbagai
pihak terkait.
Kepala sekolah, penjaga
sekolah, laboran, guru
TIK
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah memiliki
informasi mengenai
kondisi peralatan
peralatan laboratorium di
laboratorium TIK dan
kebutuhannya
Sekolah memiliki
proposal pemenuhan
peralatan peralatan
laboratorium di
laboratorium TIK
Peralatan yang
dibutuhkan di
laboratorium TIK lengkap
sesuai kebutuhan
Peralatan kerja di
ruang bengkel
lengkap
Kelengkapan peralatan di ruang bengkel
akan memudahkan peserta didik dan guru
dalam proses praktikum
Kepala sekolah dan komite sekolah
menganalisis kebutuhan peralatan di
ruang bengkel
Kepala sekolah dan komite sekolah
menyusun proporal untuk
pemenuhan kebutuhan peralatan di
ruang bengkel kepada berbagai
pihak terkait
Kepala sekolah dan komite sekolah
mengajukan pemenuhan kebutuhan
Kepala sekolah, penjaga
sekolah, guru praktik,
teknisi bengkel
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah memiliki
informasi mengenai
kondisi peralatan di
ruang bengkel dan
kebutuhannya
Sekolah memiliki
proposal pemenuhan
peralatan di ruang
bengkel
Peralatan yang
59 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
peralatan peralatan di ruang bengkel
kepada berbagai pihak terkait.
dibutuhkan di ruang
bengkel lengkap sesuai
kebutuhan
Kelayakan ruang
kerja pimpinan
Kelayakan ruang kerja KS menjadi unsur
pendukung bagi keberhasilan kerja kepala
sekolah, dan menjadi ruang untuk
penerimaan tamu sekolah
Kepala sekolah menganalisis
kebutuhan ruang kerja bagi kepala
sekolah
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang kerja melalui
pembangunan ruang kerja KS atau
renovasi ruang kerja KS
Penajaga sekolah melakukan
perawatan terhadap ruang kerja
kepala sekolah secara rutin
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelayakan
sekolah
Kepala sekolah, komite
sekolah
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah dapat
melaksanakan program
peningkatan kelayakan
ruang kerja kepala
sekolah
Sekolah memiliki ruang
kerja pimpinan sekolah
yang layak untuk bekerja
Kelengkapan
sarana ruang
kerja pimpinan
Kelengkapan ruang kerja KS menjadi
unsur pendukung bagi keberhasilan kerja
kepala sekolah, dan menjadi ruang untuk
penerimaan tamu sekolah
Kepala sekolah menganalisis
kebutuhan kelengkapan ruang kerja
kepala sekolah
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang kerja melalui
melengkapi perabotan ruang kerja
KS
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelengkapan
sekolah
Kepala sekolah, komite
sekolah
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah dapat
melakukan pemenuhan
kebutuhan ruang kerja
kepala sekolah
Ruang kerja pimpinan
sekolah nyaman untuk
bekerja
Kelayakan ruang
kerja guru
Kelayakan ruang kerja guru menjadi unsur
pendukung untuk keberhasilan kerja guru
Kepala sekolah dan guru
menganalisis kebutuhan ruang kerja
guru
Membuat keputusan bersama antara
Kepala sekolah, komite
sekolah, guru
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah dapat
melaksanakan program
peningkatan kelayakan
ruang kerja guru
60 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang kerja guru melalui
pembangunan ruang kerja guru atau
renovasi ruang kerja guru
Penajaga sekolah melakukan
perawatan terhadap ruang kerja
guru secara rutin
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelayakan
ruang kerja guru
Sekolah memiliki ruang
kerja guru yang layak
untuk bekerja
Kelengkapan
saran ruang kerja
guru
Kelengkapan ruang kerja guru menjadi
unsur pendukung bagi keberhasilan kerja
guru
Kepala sekolah dan guru
menganalisis kebutuhan
kelengkapan ruang kerja guru
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang kerja melalui
melengkapi perabotan ruang kerja
guru
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelengkapan
ruang kerja guru
Kepala sekolah, komite
sekolah, guru
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah dapat
melakukan pemenuhan
kebutuhan ruang kerja
guru
Ruang kerja guru
nyaman untuk bekerja
Kelayakan/kenya
manan ruang
ibadah
Kelayakan/kenyaman ruang ibadah
menjadi unsur penting untuk meningkatkan
praktik ibadah warga sekolah di ruang
ibadah
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan ruang
ibadah
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang ibadah melalui
pembangunan atau renovasi ruang
ibadah
Warga sekolah melakukan
perawatan terhadap ruang ibadah
Warga sekolah Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah dapat
melaksanakan program
peningkatan kelayakan
ruang ibadah
Sekolah memiliki ruang
ibadah yang
layak/nyaman untuk
ibadah warga sekolah
61 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
secara rutin sesuai dengan
perannya masing-masing
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelayakan
ruang ibadah
Kelengkapan
sarana ruang
ibadah
Kelengkapan sarana ruang iabadah
menjadi unsur pendukung untuk motivasi
beribadah di ruang ibadah
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan
kelengkapan ruang ibadah
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang kerja melalui
melengkapi kelengkapan ibadah di
ruang ibadah
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelengkapan
ruang sarana di ruang ibadah
Warga sekolah Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah dapat
melakukan pemenuhan
kebutuhan ruang ibadah
Ruang ibadah sekolah
nyaman untuk dijadikan
tempat ibadah
Kelayakan/kenya
manan ruang
jamban
Kelayakan/kenyaman ruang jamban
menjadi unsur penting untuk meningkatkan
praktik hidup sehat di sekolah
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan ruang
jamban
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang jamban melalui
pembangunan atau renovasi ruang
jamban
Warga sekolah melakukan
perawatan terhadap ruang jamban
secara rutin sesuai dengan
perannya masing-masing
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelayakan
ruang jamban
Warga sekolah Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah dapat
melaksanakan program
peningkatan kelayakan
ruang jamban
Sekolah memiliki ruang
jamban yang
layak/nyaman
Kelengkapan Kelengkapan sarana jamban menjadi Kepala sekolah dan warga sekolah Warga sekolah Sepanjang Sekolah dapat
62 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
sarana jamban unsur pendukung untuk meningkatkan
praktik hidup sehat di sekolah
menganalisis kebutuhan
kelengkapan sarana jamban
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas jamban melalui melengkapi
kelengkapan sarana jamban
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelengkapan
sarana jamban
tahun ajaran melakukan pemenuhan
kebutuhan ruang jamban
Sarana jamban sekolah
nyaman untuk digunakan
oleh warga sekolah
Kelayakan/kenya
manan ruang UKS
Kelayakan/kenyaman ruang UKS menjadi
unsur penting untuk meningkatkan praktik
hidup sehat di sekolah
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan ruang UKS
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang UKS melalui
pembangunan atau renovasi ruang
UKS
Warga sekolah melakukan
perawatan terhadap ruang UKS
secara rutin sesuai dengan
perannya masing-masing
Kepala sekolah mengevaluasi
keterlaksanaan program pemenuhan
kelayakan ruang UKS
Warga sekolah Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah dapat
melaksanakan program
peningkatan kelayakan
ruang UKS
Sekolah memiliki ruang
UKS yang layak/nyaman
Kelengkapan
sarana ruang UKS
Kelengkapan sarana ruang UKS menjadi
unsur pendukung untuk meningkatkan
praktik hidup sehat di sekolah
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan
kelengkapan sarana UKS
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang UKS melalui
melengkapi kelengkapan sarana
UKS
Warga sekolah Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah dapat
melakukan pemenuhan
kebutuhan ruang UKS
Sarana UKS sekolah
nyaman untuk digunakan
oleh warga sekolah
63 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelengkapan
sarana UKS
Kelayakan/kenya
manan ruang
konseling
Kelayakan/kenyaman ruang konseling
menjadi unsur penting dalam memberikan
layanan bimbingan dan konseling peserta
didik dan guru BK
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan ruang
konseling
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk program peningkatan
kualitas ruang konseling melalui
pembangunan atau renovasi ruang
konseling
penjaga sekolah melakukan
perawatan terhadap ruang konseling
secara rutin
Kepala sekolah mengevaluasi
keterlaksanaan program pemenuhan
kelayakan ruang konseling
Kepala sekolah, komite
sekolah, guru BK,
penjaga sekolah
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah dapat
melaksanakan program
peningkatan kelayakan
ruang konseling
Sekolah memiliki ruang
konseling yang
layak/nyaman
Kelengkapan
sarana ruang
konseling
Kelengkapan sarana konseling menjadi
unsur penting dalam memberikan layanan
bimbingan dan konseling peserta didik dan
guru BK
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan
kelengkapan sarana konseling
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk melengkapi
kelengkapan sarana ruang konseling
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelengkapan
sarana ruang konseling
Kepala sekolah, komite
sekolah, guru BK
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah dapat
melakukan pemenuhan
kebutuhan ruang
konseling
Sarana konseling
sekolah nyaman untuk
digunakan oleh peserta
didik dan guru BK
Kelayakan/kenya
manan tempat
bermain/OR
Kelayakan/kenyaman tempat bermain/OR
menjadi unsur penting dalam layanan
kepada peserta didik
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan tempat
bermain/OR
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk pembangunan atau
Kepala sekolah, komite
sekolah, guru olahraga,
penjaga sekolah
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah dapat
melaksanakan program
peningkatan kelayakan
tempat bermain/ OR
Sekolah memiliki tempat
bermain/OR yang
64 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
renovasi tempat bermain/OR
Warga sekolah melakukan
perawatan terhadap tempat
bermain/OR secara rutin sesuai
dengan perannya masing-masing
Kepala sekolah mengevaluasi
keterlaksanaan program pemenuhan
kelayakan tempat bermain/OR
layak/nyaman
Kelengkapan
sarana tempat
bermain/OR
Kelengkapan sarana tempat bermain/OR
menjadi unsur penting dalam layanan
kepada peserta didik
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan
kelengkapan tempat bermain/OR
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk melengkapi
kelengkapan sarana tempat
bermain/OR
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelengkapan
sarana tempat bermain/OR
Kepala sekolah, komite
sekolah, guru olahraga
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah dapat
melakukan pemenuhan
kebutuhan tempat
bermain/OR
Sarana tempat
bermain/OR sekolah
nyaman untuk digunakan
oleh peserta didik dan
guru OR
Kelayakan/kenya
manan ruang
sirkulasi
Kelayakan/kenyaman ruang sirkulasi akan
mempermudah layanan bagi peserta didik
dalam mencari sumber belajar
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan ruang
sirkulasi
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk pembangunan atau
renovasi ruang sirkulasi
Warga sekolah melakukan
perawatan terhadap ruang sirkulasi
secara rutin sesuai dengan
perannya masing-masing
Kepala sekolah mengevaluasi
keterlaksanaan program pemenuhan
kelayakan ruang sirkulasi
Kepala sekolah, komite
sekolah, guru olahraga,
penjaga sekolah
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah dapat
melaksanakan program
peningkatan kelayakan
ruang sirkulasi
Sekolah memiliki ruang
sirkulasi yang
layak/nyaman
Kelengkapan Kelengkapan ruang sirkulasi akan Kepala sekolah dan pustakawan Kepala sekolah, komite Sepanjang Sekolah dapat
65 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
sarana ruang
sirkulasi
mempermudah layanan bagi peserta didik
dalam mencari sumber belajar
sekolah menganalisis kebutuhan
kelengkapan ruang sirkulasi
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk melengkapi
kelengkapan sarana ruang sirkulasi
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelengkapan
sarana ruang sirkulasi
sekolah, pustakawan tahun ajaran melakukan pemenuhan
kebutuhan ruang
sirkulasi
Sarana ruang sirkulasi
sekolah nyaman untuk
digunakan oleh peserta
didik dan pustakawan
Pencemaran
lingkungan
Sekolah yang bebas dari pencemaran
lingkungan merupakan salah satu bentuk
pengkondisian hidup sehat bagi peserta
didik
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis pencemaran
lingkungan sekolah
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk penanganan
pencemaran lingkungan sekolah,
semisal dengan memprogramkan
sekolah hijau
Warga sekolah melakukan
penanganan pencemaran
lingkungan sekolah secara rutin
sesuai dengan perannya masing-
masing
Kepala sekolah mengevaluasi
keterlaksanaan program
penanganan pencemaran
lingkungan sekolah
Warga sekolah Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah dapat
melaksanakan program
pencegahan
pencemaran lingkungan
sekolah
Lingkungan sekolah
layak/nyaman sebagai
tempat belajar bagi
peserta didik
Kelengkapan
sarana drainase,
pembuangan
limbah,
pepohonan
(perindang)
Kelengkapan sarana drainase,
pembuangan limbah, pepohonan
(perindang) memberikan kenyamanan bagi
warga sekolah untuk tinggal di sekolah
Kepala sekolah dan warga sekolah
menganalisis kebutuhan sarana
drainase, pembuangan limbah,
pepohonan (perindang)
Membuat keputusan bersama antara
kepala sekolah dengan komite
sekolah untuk melengkapi
Warga sekolah Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah dapat
melakukan pemenuhan
kebutuhan sarana
drainase, pembuangan
limbah, pepohonan
(perindang)
Lingkungan sekolah
66 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
kelengkapan sarana drainase,
pembuangan limbah, pepohonan
(perindang)
Mengevaluasi keterlaksanaan
program pemenuhan kelengkapan
sarana sarana drainase,
pembuangan limbah, pepohonan
(perindang)
nyaman bagi warga
sekolah




6. STANDAR PENGELOLAAN

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
Sosialisasi visi,
misi dan tujuan
sekolah dilakukan
kepada semua
warga sekolah.
Visi, misi, dan tujuan sekolah merupakan
rujukan utama dalam penyusunan rencana
kerja jangka pendek, menengah maupun
panjang
Visi, misi, dan tujuan sekolah dirumuskan
bersama antara sekolah dengan para
pemangku kepentingan
PTK di sekolah, komite
sekolah, pemangku
kepentingan sekolah,
missal: alumni, DU/DI,
dll.
Satu bulan Sekolah memiliki visi, misi,
dan tujuan sekolah yang
dimiliki bersama oleh
sekolahd an para pemangku
kepentingan
Warga sekolah
memahami visi,
misi dan tujuan
sekolah
Visi, misi, dan tujuan sekolah yang tidak
dipahami tidak akan memberikan energy
untuk pencapaian visi dan tujuan dan
pelaksanaan misi-misi sekolah
Visi, misi, dan tujuan sekolah dirumuskan
bersama antara sekolah dengan para
pemangku kepentingan
PTK di sekolah, komite
sekolah,
1 bln Semua/kecenderungan
warga sekolah dapat
berkontribusi untuk
pencapaian visi dan tujuan
sekolah, dan
mengimplementasikan misi
sekolah karena mereka
memahami visi, misi, dan
tujuan sekolah
Sosialisasi KTSP
sekolah dilakukan
KTSP merupakan produk bersama
yang mencerminkan layanan pokok
KTSP dibuat dalam versi ringkas
(resume) dan versi lengkap. Versi
Kepala sekolah, guru-
guru, komite sekolah
Menjelang atau
awal tahun
Stakeholders sekolah dapat
dengan mudah menerima
67 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
kepada semua
warga sekolah
sekolah bagi peserta didiknya. Karena
itu, semua pihak yang terlibat dengan
penyelenggaraan sekolah ybs harus
mengetahui dan memahami informasi
yang tertuang dalam KTSP dengan
baik
Supaya tidak terjadi pemaknaan yang
berbeda atau salah terhadap hal-hal
yang harus dilakukan oleh berbagai
pihak dalam memberikan layanan bagi
peserta didik, khususnya layanan
pendidikan.
Supaya semua orang yang
berkepentingan dapat ikut
berkontribusi terhadap
penyelenggaraan sekolah secara
proporsional sesuai dengan perannya
masing-masing.
ringkas diperuntukan bagi
masyarakat umum, sedangkan versi
lengkap diperuntukan bagi pengelola
sekolah.
Minimal satu tahun satu kali, pihak
sekolah wajib mengundang para
pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk melakukan
proses sosialisasi KTSP.
Jika sekolah memiliki website,
proses sosialisasi dapat dilakukan
melalui pengunduhan di website
sekolah.
Jika sekolah memiliki Koran/majalah
sekolah, sosialisasi dapat dilakukan
melalui perantara Koran/majalah
sekolah.
ajaran dan memahami informasi
yang terkandung dalam
KTSP
Sekolah memiliki
dokumen rencana
kerja sekolah
dalam bentuk
RKS dan RKAS
Penyusunan rencana program
merupakan salah satu dari fungsi
manajemen sekolah
RKS dan RKAS merupakan pedoman
bagi semua warga sekolah dalam
mengelola dan mengembangkan
sekolah untuk mencapai visi dan misi
sekolah
RKS dan RKAS menjadi salah satu
rujukan dalam proses evaluasi
keberhasilan program kerja/kegiatan
sekolah dalam setiap tahunnya.
Sekolah menyelenggarakan workshop
untuk menyusun rencana kerja sekolah
bersama dengan stakeholders dalam
bentuk RKS dan RKAS
Kepala sekolah, komite
sekolah, unsur peserta
didik, unsur PTK lainnya,
pengawas, dan pihak-
pihak yang dinilai
sekolah berkontribusi
dalam mengelola
sekolah, seperti DU/DI,
tokoh masyarakat yg
tidak masuk dalam
komite sekolah, dll.
Antara 1 - 4 hari Stakeholder skolah
terlibat dalam
penyusunan RPS dan
RKAS
Sekolah memiliki
dokumen RKS dan
RKAS yang merupakan
produk bersama
Penyusunan RKS
memperhatikan
pertimbangan
Komite sekolah, dewan pendidikan,
dinas pendidikan kab./kota, atau
yayasan merupakan bagian yang tidak
Penyusunan/workshop/lokakarya
RKS dan RKAS melibatkan para
stakeholders sekolah
Kepala sekolah, komite
sekolah
Antara 1 - 4 hari RKS dan RKAS dibuat
secara bersama dengan
melibatkan stakeholder
68 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
komite sekolah,
disetujui oleh
Dewan
Pendidikan, dan
disahkan
berlakunya oleh
Dinas Pendidikan
kab./kota atau
oleh
penyelenggara
sekolah bagi
sekolah swasta
dapat dipisahkan dengan pengelolaan
sekolah. Karena itu RKS dan RAKS
perlu untuk diberikan pertimbangan
oleh unsur-unsur tersebut.
Sekolah merupakan bagian dari
komunitas yang lebih besar, seperti
masyarakat kelurahan, kecamatan,
dst.
Pengesahan RPS dan RKAS
mencantumkan mengetahui pihak
komite sekolah, dewan pendidikan,
dan dinas pendidikan kab./kota atau
pihak yayasan (khusus bagi sekolah
swasta).
sekolah
RKS dan RKAS
ditandatangani oleh
komite sekolah, dewan
pendidikan, dinas
pendidikan kab./kota
atau yayasan (khusus
sekolah swasta)
Rencana kerja
sekolah
mendukung
pengembangan
karir guru
Guru yang berkualitas merupakan kunci
utama keberhasilan sekolah dalam
memberikan layanan pokok
(pembelajaran/KBM). Pengembangan karir
guru merupakan salah satu upaya untuk
menjadikan guru memiliki motivasi yang
tinggi dalam memberikan layanan yang
professional kepada peserta didik dan
berbagai pihak terkait.
Kepala sekolah dan guru
mengusulkan untuk memasukan
program kerja pengembangan karir
guru ke dalam RKS dan RKAS.
Sekolah harus membuat indikator
keberhasilan pengembangan karir
guru untuk kepentingan pencapaian,
evaluasi pencapaian dan tindaklanjut
dari evaluasi tersebut.
Kepala sekolah, guru Ketika
penyusunan
RKS dan RKAS
Dalam RKS dan RKAS
mencantumkan program
pengembangan karir
guru
Kegiatan pengembangan
karir guru didukung oleh
kepala sekolah
Kegiatan pengembangan
karir guru didukung oleh
pendanaan sekolah
Sekolah
melaksanakan
program
peningkatan mutu
sekolah
Program yang diselenggarakan oleh
sekolah harus berorientasi mutu bukan
sekedar pelaksanaan program tanpa ada
orientasi peningkatan mutu. Hal ini
dikarenakan proses manajemen sekolah
diorientasikan untuk pencapaian tujuan
secara efektif dan efisien
Penyusunan programprogram
sekolah didasarkan pada masalah-
masalah dan tantangan-tantangan
yang dihadapi sekolah.
Sekolah menyusun indikator
kebermutuan sekolah/pemenuhan
standar nasional pendidikan yang
dijadikan sebagai acuan dalam
upaya pemenuhan SNP.
Kepala sekolah mempertimbangkan
dampak mutu ketika memutuskan
Warga sekolah (KS,
guru, TAS, pustakawan,
laboran, konselor,
penjaga sekolah, komite
sekolah, peserta didik)
Sepanjang
tahun ajaran
Dalam satu tahun ajaran,
sekolah mampu
melaksanakan program
peningkatan mutu yang
tertuang dalam RKAS
lebih dari 80%.
Mutu/prestasi akademik
dan non akademik
sekolah (guru, siswa,
KS) terus meningkat dari
tahun ke tahun
69 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
program atau kegiatan yang akan
dilakukan
Pengelolaan program dan kegiatan
dilakukan secara transparan
sehingga banyak orang/pihak yang
akan memberikan pemikiran untuk
kebermutuannya.
Penyusunan
program
peningkatan mutu
sekolah
mendasarkan
pada: hasil
evaluasi diri, hasil
akreditasi sekolah,
dan kelulusan
siswa
Untuk kesinambungan program dan hasil
yang lebih baik, penyusunan program
peningkatan mutu perlu mengggunakan
hasil evaluasi diri, akreditasi sekolah, dan
kelulusan siswa.
Sekolah melakukan EDS dan
mengolahnya menjadi profil mutu
sekolah
Berdasarkan profil mutu sekolah
kemudian disusun program kerja
jangka menengah (RKS-4 tahunan)
dan tahunan (RKAS).
Kepala sekolah, komite
sekolah, unsur peserta
didik, unsur orang tua,
1 bulan Program peningkatan
mutu sekolah didasarkan
pada data dan informasi
yang akurat dan up
todate
RKS dan RKAS
Sekolah
merealisasikan
visi dan misi ke
dalam
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran,
pengelolaan PTK,
dan pelaksanaan
kegiatan
kesiswaan
Pencapaian visi dan misi sekolah tidak
dapat dilakukan secara terpisah-pisah
(parsial). Semua kegiatan yang dilakukan
harus sesuai dengan upaya pencapaian
visi dan misi sekolah. Demikian halnya
pengelolaan PTK dan kesiswaan
merupakan bagian dari manajemen
sekolah yang tujuan intinya adalah
bagaimana mencapai visi dan misi
sekolah.

Kepala sekolah bersama komute
sekolah dan guru-guru membuat
indikator keberhasilan visi sekolah
sebagai acuan untuk mengetahuai
ketercapaian visi sekolah.
Kepala sekolah melakukan rapat
sekolah untuk membahas upaya
pencapaian visi sekolah melalui
peran dan tugas masing-masing
orang di sekolah.
Kepala sekolah memberikan
penguatan kepada warga sekolah
mengenai pentingnya kebermutuan
layanan pokok sekolah, yaitu
pendidikan bagi peserta didik yang
dirancang oleh guru dan difasilitasi
Kepala sekolah, guru,
peserta didik, komite
sekolah, unsur orang tua,
Sepanjang
tahun ajaran
KBM yang dilaksanakan
sesuai atau
mencerminan upaya
pencapaian visi dan misi
sekolah.
PTK memiliki
kemampuan dalam
memberikan layanan
bagi peserta didik dan
stakeholders lainnya
Program kesiswaan
dapat memfasilitasi
pengembangan potensi
peserta didik secara
memadai.
70 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
oleh sekolah
Untuk menstimulasi motivasi warga
sekolah dalam pencapaian visi dan
misi sekolah, kepala sekolah dapat
membuat program pemeliharaan
dan peningkatan kinerja bagi warga
sekolah, seperti dalam bentuk:
pemilihan siswa terbaik untuk setiap
semester, pemilihan guru terbaik,
pemberian penghargaan kepada
warga sekolah yang berprestasi, dll.
Sekolah
menyusun
pedoman-
pedoman
pengelolaan
sekolah
Pedoman pengelolaan memberikan
kemudahan bagi warga sekolah dalam
melaksanakan tugas-tugasnya untuk
mencapai tujuan sekolah
Kepala sekolah memberikan
petunjuk kepada penanggungjawab
program/ kegiatan untuk menyusun
atau mengembangkan pedoman-
pedoman yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kerja masing-masing
(menyusun POS)
Jika POS ini sudah ada, kepala
sekolah melakukan kajian mengenai
efektifitas POS dan kemudian
memperbaiki hal-hal yang dianggap
lemah/kurang.
Kepala sekolah Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah memiliki dokumen-
dokumen POS, khususnya
dalam implementasi layanan
pokok sekolah.
Budaya dan
lingkungan
sekolah kondusif
untuk
pembelajaran
Pembelajaran sebagai layanan pokok
sekolah tidak akan tercapai secara efektif
jika budaya dan lingkungan sekolah tidak
kondusif. Terlebih jika sekolah memiliki
kondisi toxic culture (mindset, kebiasaan,
dan artifac/simbol-simbol yang
bertentangan dengan proses pendidikan)
Kepala sekolah menjadi teladan
dalam perilaku ideal yang
diharapkan
Sekolah mengeluarkan aturan tata
tertib yang dilaksanakan secara
konsisten, baik untuk PTK maupun
peserta didik.
Penataan lingkungan sekolah dan
kelas diakukan dengan
memperhatikan kenyamanan psikis,
Kepala sekolah dan
semua warga sekolah
Sepanjang
tahun ajaran
Secara psikis, social, dan
budaya, Lingkungan sekolah
nyaman untuk belajar bagi
peserta didik dan nyamana
untuk bekerja bagi PTK
71 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
sosial, dan budaya belajar bagi
peserta didik
Warga sekolah
dapat mengakses
laporan
pengelolaan
keuangan sekolah
secara transparan
dan akuntabel
Transaparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan merupakan
bagian dari indikator good
governance.
Transparansi dan akuntabilitas akan
memicu profesionalitas yang lebih
tinggi dalam pelaksanaan setiap
pekerjaan yang dilakukan
Jika memungkinkan semua PTK dan
komite sekolah diberikan photo copy
RKAS
RKAS ditempel di mading atau pada
media yang digunakan oleh warga
sekolah
Sekolah mengeluarkan laporan
keuangan bulanan, tiga bulanan,
semesteran, dan tahunan yang
dipublikasikan secara rutin kepada
warga sekolah, baik melalui rapat,
media madding atau media yang
paling memunginkan digunakan oleh
sekolah
Setiap anggaran yang digunakan
oleh sekolah disertai oleh
pertanggungajawaban, baik secara
adeministratif dat/atau kesepakatan
bersama (pihak sekolah dengan
komite sekolah).
PTK di sekolah Sepanjang
tahun ajaran
Warga sekolah dapat terlibat
dalam menentukan anggaran
dan dengan mudah
mengakses informasi
mengenai pengelolaan
keuangan sekolah (baik
dalam proses penganggaran,
penggunaan, maupun
pertanggyngjawaban)
Sekolah menjalin
kemitraan dengan
lembaga lain
untuk mendukung
implementasi
rencana kerja
sekolah
Pengelolaan sekolah sangat tidak
mungkin dilakukan hanya oleh kepala
sekolah dan guru, tetapi harus
melibatkan pihak lain di luar sekolah,
seperti orang tua, DU/DI, dan para
pemangku kepentingan lainnya.
Sumber daya sekolah amat sangat
terbatas, sedangkan sumber daya
masyarakat di sekitar sekolah itu tidak
terbatas.
Kepala sekolah mengidentifikasi
pihak-pihak yang potensial untuk
menjadi mitra sekolah dalam
mencapai visi dan misi sekolah, baik
secara perorangan, kelompok,
maupun organisasi.
Kepala sekolah menjalin/membuka
pembicaraan dengan stakeholders
untuk kerjasama yang mutualisme
Sekolah mengirimkan secara
berkala informasi mengenai
Kepala sekolah, komite
sekolah
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah memiliki
kesepahaman dan kerja
sama dengan berbagai pihak
terkait (eksternal) dalam
mencapai tujuan sekolah.
72 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
perkembangan sekolah kepada
stakeholders.
Sekolah mengadakan pertemuan
secara berkala dengan pihak-pihak
yang dianggap potensial, untuk
memelihara dan meningkatkan
komitmen dalam pencapaian visi
bersama sekolah
Sekolah
melakukan
evaluasi rencana
kerja sekolah
minimal 1 kali per
tahun
Evaluasi rencana kerja dilakukan untuk
mengetahui tingkat ketercapaian rencana,
sehingga dapat dilakukan tindak lanjut
untuk perbaikan atau peningkatan
Pada setiap akhir semester
dilakukan rapat evaluasi bersama
mengenai capaian kinerja PTK dan
kinerja sekolah
Berdasarkan evaluasi tersebut, jika
diperlukan, rencana kerja sekolah
direvisi/diperbaiki/disesuaikan
PTK, komite sekolah Setiap akhir
semester
Sekolah memiliki rencana
tindak untuk pemecahan
masalah yang dihadapi oleh
masing-masing maupun oleh
satuan pendidikan
Program supervisi
dan evaluasi
meliputi:
pemantauan,
evaluasi dan
tindak lanjut
Pelaksanaan supervisi jika tidak dibarengi
dengan tindaklanjut, tidak akan
memberikan perbaikan pada proses
pembelajaran.
Kepala sekolah membuat program
supervisi tahunan untuk semua guru.
Setiap guru minimal mengalami proses
supervise sebanyak 3 kali untuk melihat
apakah tindak lanjut yang dilakukan
berhasil atau tidak
Kepala Sekolah, guru Sepanjang
tahun ajaran
Guru mengalami
perbaikan/peningkatan dalam
layanan pembelajaran
Sekolah
mensosialisasikan
laporan hasil
pelaksanaan
program sekolah
Hasil evaluasi program kerja sekolah
merupakan informasi penting yang harus
diketahui oleh warga sekolah untuk
ditindaklanjuti oleh warga sekolah melalui
proses perbaikan atau peningkatan
(continuous improvement)
Setiap akhir semester kepala
sekolah mengadakan rapat dengan
PTK dan komite sekolah untuk
membahas laporan hasil
pelaksanaan program sekolah.
Program kerja sekolah yang tidak
sesuai/tidak memungkinkan dicapai
direvisi
PTK, komite sekolah Setiap akhir
semester
PTK dan komite sekolah
memahami tingkat
capaian, kendala, dan
pemecahan masalah
yang harus diambil ke
depannya
Program kerja sekolah
yang telah direvisi, jika
ada kebutuhan untuk
revisi program kerja
Sekolah
melakukan tindak
Tindaklanjut merupakan upaya pemecahan
masalah atau peningkatan mutu, tanpa
Kepala sekolah, guru, pustawakan,
laboran, TAS menganalisis hasil
PTK Setiap akhir
semester dan
PTK termotivasi untuk
bekerja lebih baik
73 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
lanjut hasil
evaluasi
pelaksanaan
program/kegiatan
sekolah
tindak lanjut, maka evaluasi dapat
dikatakan tidak memiliki makna apa-apa.
evaluasi terhadap pelaksanaan
program kerja sekolah
Melakukan perencanaan
ulang/penyesuaian terhadap
program kerja yang belum
direalisasikan dan dirasakan perlu
untuk direvisi
Merancang program kerja untuk
tahun ajaran selanjutnya yang
didasarkan pada hasil evaluasi hasil
pelaksanaan program kerja yang
telah lalu.
Memberikan reward kepada PTK
atas capaian keberhasilan kerja
sesuai ketentuan sekolah
Melakukan pembinaan kepada PTK
yang kinerjanya rendah
Sepanjang
tahun ajaran
PTK yang kinerjanya
rendah dapat
meningkatkan kinerjanya
secara bertahap
Sekolah
melakukan
evaluasi
pendayagunaan
pendidik pada
setiap akhir
semester
Proses kerja guru perlu dianalisis dalam
proses pencapaian tujuan. Apakah efektif
atau tidak? Proses evaluasi ini dilakukan
untuk membandingkan antara apa yang
dilakukan dengan apa yang direncanakan
atau membandingkan apa yang
diharapkan dengan apa yang menjadi
kenyataan dari guru-guru di sekolah
Menjelang tengah semester dan
akhir semester kepala sekolah dan
guru melakukan analisis terhadap
capaian KKM peserta didik.
Berdasarkan capaian KKM siswa ini,
kepala sekolah berdiskusi dengan
guru-guru mengenai apa yang
menjadi kendala bagi guru dalam
KBM dan apa yang harus diperbaiki.
Kepala sekolah dan guru
membandingkan efektifitas beban
kerja guru dengan ketercapaian
KKM pada masing-masing
kelas/mata pelajaran.
Kepala sekolah dan guru membuat
kesimpulan-kesimpulan terhadap
KS, guru Menjelang
tengah dan
akhir semester
Kepala sekolah dan guru
mengalami proses
evaluasi bersama
terhadap efektivitas KBM
dan beban kerja guru
Sekolah memiliki
informasi mengenai
capaian KKM dan
efektivitas beban kerja
guru
74 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
proses kerja yang telah dilakukan,
misal: beban kerja guru terlalu berat,
sehingga banyak tugas-tugas siswa
yang tidak terperiksa. Dll.
Sekolah
melakukan
evaluasi
pendayagunaan
tenaga
kependidikan
pada setiap akhir
semester
Proses kerja tenaga kependidikan perlu
dianalisis dalam proses pencapaian tujuan.
Apakah efektif atau tidak? Proses evaluasi
ini dilakukan untuk membandingkan antara
apa yang dilakukan dengan apa yang
direncanakan atau membandingkan apa
yang diharapkan dengan apa yang menjadi
kenyataan dari tenaga kependidikan di
sekolah
Menjelang tengah semester dan
akhir semester kepala sekolah dan
tenaga kependidikan sekolah
melakukan analisis terhadap
implementasi tupoksi masing-masing
Berdasarkan implementasi tupoksi
masing-masing, kepala sekolah
berdiskusi dengan tenaga
kependidikan (TK) mengenai apa
yang menjadi kendala bagi TK
dalam melaksanakan tupoksinya
dan apa yang harus diperbaiki
kemudian.
Kepala sekolah dan TK sekolah
membandingkan efektifitas beban
kerja masing-masing TK dengan
ketercapaian target kerja masing-
masing.
Kepala sekolah dan TK membuat
kesimpulan-kesimpulan terhadap
proses kerja yang telah dilakukan,
misal: implementasi pelayanan
pustakawan terkendala oleh
kemampuan pustakawan dalam
menyusun buku-buku refensi. Dll.
KS, pustakawan,
laboran, TAS, konselor
Menjelang
tengah dan
akhir semester
Kepala sekolah dan
mengalami proses
evaluasi bersama
terhadap implementasi
Tupoksi masing-masing,
beban kerja, dan daya
dukung kerja masing-
masing
Sekolah memiliki
informasi mengenai
capaian kerja masing-
masing TK dan
efektivitas beban kerja
TK
Sekolah mengikuti
akreditasi oleh
BAN-SM untuk
melakukan status
Akreditasi diperlukan sebagai salah
satu bentuk pertanggungjawaban
sekolah terhadap para pemangku
kepentingan
Kepala sekolah mengadakan rapat
sekolah untuk membahas proses
akreditasi sekolah dan penyusunan
tim akreditasi sekolah
Warga sekolah Sesuai
kebutuhan
Sekolah memiliki SK tim
akreditasi sekolah
Sekolah memiliki
sejumlah persyaratan
75 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
akreditasi sekolah Akreditasi diperlukan untuk
kepentingan sekolah dalam
mengeluarkan izajah bagi peserta
didik
Akreditasi diperlukan untuk berbagai
kepentingan pengelolaan sekolah,
seperti pembinaan oleh kepala
sekolah dan pengawas, dll.
Kepala sekolah menyusun tim
akreditasi sekolah yang dikukuhkan
melalui surat keputusan KS
mengenai tim akreditasi sekolah
Kepala sekolah memfasilitasi tim
akreditasi untuk melakukan tugas-
tugasnya.
Tim akreditasi menyiapkan semua
persyaratan untuk akreditasi, seperi
pengisian EDS, dll sesuai petunjuk
akreditasi BAN-SM
Kepala sekolah memeriksa
persiapan syarat-syarat untuk
diakreditasi yang sudah disiapkan
oleh tim akreditasi sekolah.
Jika dinilai sudah memenuhi
berbagai persyaratan akreditasi,
Kepala sekolah mengajukan, melalui
dinas pendidikan kab./kota untuk
dilakukan proses akreditasi.

untuk akreditasi sekolah
Sekolah memiliki nilai
akreditasi sekolah yang
dikeluarkan oleh BAN-
SM
Guru dilibatkan
dalam perumusan
visi, misi dan
tujuan serta
penyusunan
rencana kerja
sekolah
Keterlibatan guru dalam perumusan
visi, misi, dan tujuan sekolah perlu
karena guru menjadi bagian penting
dalam pencapaian visi, misi, dan
tujuan sekolah.
Pelibatan guru akan menguatkan
komitmen guru dalam proses
pencaaian visi, misi, dan tujuan
sekolah
Pelibatan guru dalam merumuskan
visi, misi, dan tujuan sekolah akan
mengakibatkan iklim sekolah menjadi
Kepala sekolah menampung semua
aspirasi guru untuk perumusan visi,
misi, dan tujuan sekolah
Kepala sekolah menghadirkan guru-
guru dalam rapat penyusunan visi,
misi, dan tujuan sekolah
KS, guru Menjelang awal
tahun ajaran
baru
(penyusunan
RPS/RKS)
Aspirasi guru-guru dapat
diidentifikasi oleh kepala
sekolah
Sekolah memiliki
rumusan visi, misi, dan
tujuan sekolah
76 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
lebih terbuka dan terbangunnya tim
kerja sekolah yang lebih solid.
Sesuai
kompetensinya
kepala sekolah
dapat dijadikan
teladan bagi
semua warga
sekolah
Keteladanan kepala sekolah
merupakan bagian dari proses
pendidikan di sekolah, khususnya bagi
peserta didik.
Perilaku teladan kepala sekolah
menjadi perilaku pembanding bagi
warga sekolah dalam menjalankan
tupoksi masing-masing
Keteladanan lebih bermakna/efektif
dalam proses kepemimpinan kepala
sekolah dibandingkan perintah atau
petunjuk lisan
Kepala sekolah melakukan evaluasi
diri terhadap proses
kepemimpinannya secara berkala,
seperti seminggu sekali
Kepala sekolah mendengarkan
suara-suara warga sekolah, baik
secara langsung maupun tidak
langsung mengenai proses
kepemimpinannya
Perilaku kepala sekolah konsisten
dalam menjalankan aturan-aturan
sekolah

KS Sepanjang
tahun ajaran
Perilaku kepala sekolah
mencerminkan nilai-nilai
yang dianut oleh sekolah
Warga sekolah
menghormati
kepemimpinan KS
karena kesesuaian
antara perilaku
keseharian KS dengan
nilai yang dianut
Kepemimpinan
sekolah mampu
menerapkan ciri-
ciri kepemimpinan
yang efektif
Kepemimpinan sekolah yang efektif
menjadi kunci untuk kinerja sekolah,
kinerja guru, kinerja tenaga kependidikan
sekolah dalam mencapai visi, misi, dan
tujuan sekolah
Kepala sekolah secara konsisten
menjaga kesesuaian antara apa
yang diucapkan dengan apa yang
dilakukan dalam proses
kepemimpinannya
Kepemimpinan kepala sekolah
dilakukan sesuai dengan situasi dan
kondisi sekolah
KS Sepanjang
tahun ajaran
Warga sekolah dapat
mengikuti kepemimpinan
kepala sekolah
Perilaku kepala sekolah
jadi teladan bagi warga
sekolah
Warga sekolah
mudah
mengakses
informasi dan
pengaduan terkait
dengan
pengelolaan
sekolah
Kemudahan mengakses informasi dan
pengaduan terkait dengan
pengelolaan sekolah merupakan
bagian dari indikasi good governance.
Kemudahan mengakses informasi dan
pengaduan terkait dengan
pengelolaan sekolah akan membuka
peluang yang lebih besar dalam
proses peningkatan mutu secara
berkelanjutan
Kepala sekolah bersama dengan
warga sekolah membuat mekanisme
pengaduan terhadap pengelolaan
sekolah, seperti menggunakan
kotapengaduan, SMS, email, dll.
Kepala sekolah mengumumkan
(lisan/tulisan) mengenai keterbukaan
informasi terkait dengan pengelolaan
sekolah kepada para pemangku
kepentingan sekolah
Kepala sekolah Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah memiliki
mekanisme pengaduan
terkait dengan
pengelolaan sekolah
Sekolah menyediakan
media pengaduan
Warga sekolah dapat
memberikan masukan,
koreksi, gagasan dengan
mudah untuk perbaikan
77 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
Kemudahan mengakses informasi dan
pengaduan terkait dengan
pengelolaan sekolah akan
mempermudah kepala sekolah dan
warga sekolah lainnya untuk
memperbaiki kekurangannya
Kepala sekolah/pihak yang
ditugaskan merespon pengaduan-
pengaduan yang masuk ke sekolah
dan peningkatan mutu
sekolah
Iklim organisasi
(sekolah) terbuka


7. STANDAR PEMBIAYAAN

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
Ada unsur
masyarakat yang
berpartisipasi
dalam rapat
penetapan
besaran
pembiayaan yang
harus ditanggung
oleh orang tua
murid
Keterlibatan masyarakat dalam penetapan
biaya sekolah merupakan bagian penting
dari penguatan komitmen (rasa memiliki)
masyarakat terhadap sekolah
Penyusunan RKS dan RKAS dilakukan
dengan mengundang/menghadirkan
unsur-unsur Kepala sekolah, guru,
komite sekolah, perwakilan orang tua,
tokoh masyarakat, aparat RT, RW,
Kelurahan, dan stakeholders lainnya
yang memungkinkan
Kepala sekolah, guru,
komite sekolah,
perwakilan orang tua,
tokoh masyarakat, aparat
RT, RW, Kelurahan
Lokakarya/
rapat
penyusunan
RKAS/RKT
Masyarakat memiliki
komitmen yang lebih
tinggi untuk kemajuan
sekolah
Ada kesepakatan warga
sekolah dan
stakeholders sekolah
mengenai besaran biaya
per bulan yang harus
ditanggung orang tua
siswa/wali murid untuk
biaya operasional
sekolah
Besaran biaya
operasi non-
personalia
dihitung
berdasarkan
standar biaya per
sekolah/ program
Setiap pengeluaran biaya oleh sekolah
harus didasarkan pada pertimbangan
rasional dan dapat dipertanggungjawabkan
baik secara internal maupun eksternal
sekolah, karenanya biaya yang dikeluarkan
harus mengikuti standar yang berlaku atau
yang diberlakukan oleh sekolah sesuai
Sebelum sekolah mengalokasikan
biaya operasi non-personalia,
terlebih dahulu dianalisis standar
biaya per sekolah/program keahlian
Rapat penyusunan RKAS
menyetujui besaran biaya operasi
non personalia berdasarkan standar
Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah
Pada saat
penyusunan
RKAS
RKAS disusun dengan
mengikuti standar biaya
yang berlaku
Sekolah memiliki
besaran biaya operasi
non personalia
berdasarkan standar
78 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
keahlian dengan aturan yang ditetapkan pemerintah biaya per sekolah/program studi biaya persekolah/
program keahlian
Besaran biaya
operasi non-
personalia
dihitung
berdasarkan
standar biaya per
rombongan
belajar
Besaran biaya yang dihitung berdasarkan
perbandingan dengan rombel akan
mempermudah sekolah dan stakeholders
dalam menilai efektiftas dan efisiensi biaya
sekolah
Sebelum sekolah mengalokasikan
biaya operasi non-personalia,
terlebih dahulu dianalisis standar
biaya per rombel
Rapat penyusunan RKAS
menyetujui besaran biaya operasi
non personalia berdasarkan standar
biaya per rombel
Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah
Pada saat
penyusunan
RKAS
RKAS disusun dengan
mengikuti standar biaya
yang berlaku
Sekolah memiliki
informasi mengenai
satuan biaya operasi
non-personalia per
rombel
Besaran biaya
operasi non-
personalia
dihitung
berdasarkan
standar biaya per
peserta didik
Besaran biaya yang dihitung berdasarkan
perbandingan dengan peserta didik akan
mempermudah sekolah dan stakeholders
dalam menilai efektiftas dan efisiensi biaya
sekolah
Sebelum sekolah mengalokasikan
biaya operasi non-personalia,
terlebih dahulu dianalisis standar
biaya per peserta didik
Rapat penyusunan RKAS
menyetujui besaran biaya operasi
non personalia berdasarkan standar
biaya per peserta didik
Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah
Pada saat
penyusunan
RKAS
RKAS disusun dengan
mengikuti standar biaya
yang berlaku
Sekolah memiliki
informasi mengenai
satuan biaya operasi
non-personalia per
peserta didik
Sekolah
menghitung
besaran
persentase
minimum biaya
ATS berdasarkan
standar
pembiayaan
Setiap pengeluaran biaya oleh sekolah
harus didasarkan pada pertimbangan
rasional dan dapat dipertanggungjawabkan
baik secara internal maupun eksternal
sekolah, karenanya biaya yang dikeluarkan
harus mengikuti standar yang berlaku atau
yang diberlakukan oleh sekolah sesuai
dengan aturan yang ditetapkan pemerintah
Sebelum sekolah mengalokasikan
biaya ATS, terlebih dahulu dianalisis
standar pembiayaan yang
berlaku/diberlakukan
Rapat penyusunan RKAS
menyetujui persentase minimum
biaya ATS berdasarkan standar
pembiayaan yang
berlaku/diberlakukan
Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah
Pada saat
penyusunan
RKAS
RKAS disusun dengan
mengikuti standar biaya
yang berlaku
Persentase biaya ATS
ditetapkan berdasarkan
standar pembiayaan
Sekolah
menghitung
besaran
persentase
minimum biaya
BAHP
Setiap pengeluaran biaya oleh sekolah
harus didasarkan pada pertimbangan
rasional dan dapat dipertanggungjawabkan
baik secara internal maupun eksternal
sekolah, karenanya biaya yang dikeluarkan
harus mengikuti standar yang berlaku atau
Sebelum sekolah mengalokasikan
biaya BAHP, terlebih dahulu
dianalisis standar pembiayaan yang
berlaku/diberlakukan
Rapat penyusunan RKAS
menyetujui persentase minimum
Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah
Pada saat
penyusunan
RKAS
RKAS disusun dengan
mengikuti standar biaya
yang berlaku
Persentase biaya BAHP
ditetapkan berdasarkan
standar pembiayaan
79 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
berdasarkan
standar
pembiayaan
yang diberlakukan oleh sekolah sesuai
dengan aturan yang ditetapkan pemerintah
biaya BAHP berdasarkan standar
pembiayaan yang
berlaku/diberlakukan
Sekolah
menghitung
besaran biaya
operasi selain
biaya operasi non
personalia, ATS,
dan BAHP
Untuk kepentingan pengelolaan keuangan
sekolah, sekolah harus menghitung semua
pengeluaran sekolah untuk setiap
tahunnya.
Rapat RKAS menganalisis
kebutuhan biaya selain biaya
operasi non personalia, ATS, dan
BAHP
Rapat RAKS menetapkan biaya
sekolah selain biaya operasi non
personalia, ATS, dan BAHP
Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah
Pada saat
penyusunan
RKAS
RKAS mengalokasi dana
untuk membiayai operasi
sekolah selain biaya operasi
operasi non personalia, ATS,
dan BAHP
Kemudahan
mengakses
dokumen
pengelolaan
pembiayaan
sekolah
Akses dokumen keuangan sekolah yang
mudah bagi pihak-pihak berkepentingan
merupakan bagian dari implementasi
transaparansi (good governance)
Kepala sekolah dan bendahara
sekolah mempublikasikan dokumen
RKAS kepada warga sekolah
Kepala sekolah dan bendahara
sekolah mempublikasikan laporan
keuangan sekolah secara berkala.
Misal per tiga bulan sekali, per
semester sekali, dsb.
Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah
Sepanjang
tahun ajaran
Warga sekolah dapat dengan
mudah mengakses dokumen
pengelolaan keuangan
sekolah
Besaran
perolehan dana
yang bersumber
dari Pemerintah
Pusat,
Pemerrintahan
Provinsi,
Pemerintahan
Kab./Kota, orang
tua siswa, dan
masyarakat
Penyusunan keuangan sekolah harus
mengidentifikasi semua pemasukan
keuangan sekolah, sehingga sekolah
dapat dengan mudah memetakan
pemenuhan kebutuhan biaya operasional
& investasi sekolah ketika menyusun
RKAS
Dalam penyusunan RKAS, Kepala
sekolah, bendahara sekolah, komite
sekolah mengidentifikasi besaran
semua pemasukan keuangan
sekolah secara komprehensif
Dalam penyusunan RKAS diketahui
ancangan jumlah pemasukan
keuangan sekolah secara
keseluruhan dan per sumber
pemasukan
Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah
Pada saat
penyusunan
RKAS
Dokumen RKAS
mencantumkan rencana
pemasukan keuangan
sekolah per sumber masukan
dan secara keseluruhan
Sekolah
menyusun laporan
pengelolaan
pembiayaan
Laporan pembiayaan merupakan bagian
dari akuntabilitas pengelolaan keuangan
sekolah, yang akan digunakan untuk
kepentingan internal dan eksternal
Setiap uang yang dikeluarkan
sekolah disertai dengan bukti otentik
Setiap realisasi pengeluaran dan
pemasukan keuangan sekolah
Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah,
departemen/ program
Sepanjang
tahun ajaran
Sekolah memiliki laporan
pengelolaan keuangan
sekolah
80 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
sekolah. direkap sesuai dengan ketentuan
akuntasi yang berlaku
sekolah menyusun laporan
keuangan beradasarkan sistem
akuntansi keuangan Negara
studi masing-masing,
PTK
Kemudahan
akses terhadap
laporan
pengelolaan
keuangan
Kemudahan akses informasi
pengelolaan keuangan merupakan
bagian dari good governance.
Kemudahan akses informasi
pengelolaan keuangan akan
membangun kepercayaan dan
komitmen (rasa memiliki) para
pemangku kepentingan terhadap
sekolah
Kepala sekolah dan bendahara
sekolah mempublikasikan dokumen
RKAS kepada warga sekolah
Kepala sekolah dan bendahara
sekolah mempublikasikan laporan
keuangan sekolah secara berkala.
Misal per tiga bulan sekali, per
semester sekali, dsb.
Kepala sekolah,
bendahara sekolah,
komite sekolah
Sepanjang
tahun ajaran
Warga sekolah dapat dengan
mudah mengakses dokumen
pengelolaan keuangan
sekolah


8. STANDAR PENILAIAN

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
Guru membuat
rancangan
penilaian yang
menggunakan
berbagai teknik
penilaian, misal
tes untuk prestasi
belajar,
pengamatan
untuk perilaku,
lembar penilaian
untuk proses
Untuk memperoleh data pengukuran
dengan hasil yang tepat dibutuhkan teknik
penilaian yang valid dan reliabel. Dengan
demikian setiap penilaian harus dirancang
dengan memperhatikan berbagai teknik
penilaian.
Workshop penyamaan persepsi
tentang teknik-teknik penilaian yang
sesuai dengan data hasil belajar yang
akan diperoleh.
Penyusunan buku panduan tentang
teknik penalaian yang berlaku di
sekolah
Review draft panduan teknik penilaian
melalui wokshop sehingga
menghasilkan model yang
mengandung unsur inovatif sesuai
standar penilaian.
wakasek bidang
kurikulum dan guru
Awal tahun Sekolah memiliki buku
panduan tentang teknik
penilaian sesuai dengan
karakter hasil belajar mata
pelajaran.
81 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
pencapaian
kompetensi
In House Traning bagi semua guru
dalam menggunakan teknik-teknik
penilaian
Guru menyusun
instrumen yang
memenuhi syarat
substansi,
konstruksi, dan
bahasa
Instrumen penilaian yang dikembangkan
oleh guru akan lebih bermakna dan tepat
sasaran dalam pengukuran hasil belajar.
Dengan demikian dianggap penting dan
dijadikan indikator pemenuhan standar
penilaian jika instrumen dikembangkan
oleh masing-masing guru.
Workshop penyamaan persepsi
tentang pengembangan instrumen
penilaian yang memenuhi syarat
substansi, konstruksi, dan bahasa.
Masing-masing guru mengembangkan
instrumen pada setiap mata pelajaran
yang diampu.
Uji coba instrumen yang bekerjasama
dengan sekolah lain untuk menjaga
reliabilitas dan validitas alat ukur
(khusus untuk instrumen ujian akhir
semester)
Pemanfataan instrumen dalam
kegiatan evauasi
Pendokumentasian instrumen sebagai
bank soal sekolah.
Guru Awal tahun Sekolah memiliki instrumen
atau bank soal yang dibuat
oleh guru.
Satuan
pendidikan
melakukan
validitas empirik
terhadap
instrument
penilaian
Instrumen yang baik adalah instrumen
yang memiliki tingkat validitas yang baik
dan teruji secara empirik.
Workshop penyamaan persepsi
tentang pengujian validasi instrumen.
Uji coba instrumen yang bekerjasama
dengan sekolah lain untuk menjaga
validitas alat ukur (khusus untuk
instrumen ujian akhir semester)
Pemanfataan instrumen dalam
kegiatan evaluasi.
Pendokumentasian instrumen sebagai
bank soal sekolah.
Guru Awal tahun Sekolah memiliki instrumen
atau bank soal yang dibuat
oleh guru.
Satuan
pendidikan
memiliki
instrumen yang
berkualitas
Persyaratan instrumen yang baik adalah
yang mampu mengukur dari apa yang
akan diukur, memiliki daya pembeda, dan
reliabel.
Workshop penyamaan persepsi
tentang kriteria instrumen yang baik.
Guru mengembangkan instrumen
Uji coba instrumen yang bekerjasama
dengan sekolah lain untuk menjaga
Guru Awal tahun Sekolah memiliki instrumen
atau bank soal yang dibuat
oleh guru.
82 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
validitas alat ukur (khusus untuk
instrumen ujian akhir semester)
Pemanfataan instrumen dalam
kegiatan evaluasi.
Pendokumentasian instrumen sebagai
bank soal sekolah.
Siswa menerima
informasi hasil
ulangan harian
Tujuan dari kegiatan evaluasi adalah
mengukur kemampuan atau kompetensi
peserta didik. Oleh karena itu peserta didik
berhak memperoleh informasi tentang
hasil-hasil ulangan umum.
Setelah melakukan ulangan, guru
memeriksa lembar jawaban
Mengolah data hasil ulangan menjadi
infrormasi yang bermakna bagi peserta
didik.
Membagian hasil ulangan kepada
peserta didik setelah data hasil
ulangan direkap oleh guru
Guru Harian Siswa menerima informasi
hasil ulangan harian yang
dibuktikan dengan
pengumuman pada papan
pengumuman.
Guru
menyampaikan
hasil penilaian
akhir kepada
peserta didik
dalam bentuk satu
nilai disertai
deskripsi
Kompetensi peserta didik yang diukur
memiliki berbagai dimensi. Nilai yang
dikeluarkan mengandung makna yang
multitafsir oleh karena itu perlu dijelaskan
dari makna nilai tersebut.

Setelah melakukan ulangan, guru
memeriksa lembar jawaban
Mengolah data hasil ulangan menjadi
infrormasi yang bermakna bagi peserta
didik.
Membagian hasil ulangan kepada
peserta didik setelah data hasil
ulangan direkap oleh guru. Pada nilai
dijelaskan tentang makna dari nilai-
nilai tersebut
Guru Harian Siswa menerima informasi
hasil ulangan harian yang
dilengkapi dengan deskripsi
makna nilai ulangan.
Guru memberikan
remidi pada siswa
yang belum
mencapai KKM
Pembelajaran memiliki prinsip ketuntasan.
Setiap peserta didik berhak memperoleh
pelayanan guru jika mereka belum
mencapai KKM melalui remidi. Tujuan
remidi adalah memberi kesempatan bagi
peserta didik untuk menuntaskan KKM
Setelah melakukan ulangan, guru
memeriksa lembar jawaban
Mengolah data hasil ulangan menjadi
infrormasi yang bermakna bagi peserta
didik.
Membagian hasil ulangan kepada
peserta didik setelah data hasil
ulangan direkap oleh guru.
Guru memberi kegiata remidi terhadap
pokok bahasan yang belum berhasil
Guru Harian Jadwal remedial
Laporan kegiatan remedia
yang membuat tanggal,
waktu, tempat, materi yang
disampaikan, jumlah peserta
didik, dan guru mengajar.

83 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
dicapoi siswa pada waktu yang telah
ditentukan
Guru
menggunakan
berbagai teknik
penilaian untuk
menilai hasil
belajar kognitif,
keterampilan, dan
afektif
Untuk memperoleh data pengukuran
dengan hasil yang tepat sesuai aspek
kognitif, afektif, dan keterampilan
dibutuhkan teknik penilaian yang valid dan
reliabel. Dengan demikian setiap penilaian
harus dirancang dengan memperhatikan
berbagai teknik penilaian dan aspek yang
akan dinilai
Workshop penyamaan persepsi
tentang teknik-teknik penilaian yang
sesuai dengan data hasil belajar yang
akan diperoleh (kognitif, afektif, dan
psikomotor)
Penyusunan buku panduan tentang
teknik penalaian yang berlaku di
sekolah
Review draft panduan teknik penilaian
melalui wokshop sehingga
menghasilkan model yang
mengandung unsur inovatif sesuai
standar penilaian.
In House Traning bagi semua guru
dalam menggunakan teknik-teknik
penilaian
wakasek bidang
kurikulum dan guru
Awal tahun Sekolah memiliki buku
panduan tentang teknik
penilaian sesuai dengan
karakter hasil belajar mata
pelajaran.
Guru mengolah/
menganalisis hasil
penilaian untuk
mengetahui
kemajuan dan
kesulitan belajar
siswa
Analisis hasil penilaian merupakan tindak
lanjut upaya monitoring dan laporan hasil
belajar untuk kegiatan perbaikan,
mengetahui kemajuan dan kesulitan
belajar. Analisis hasil penilaian merupakan
pemaknaan dari pengumpulan dokumen
hasil penilaian.
Workshop penyamaan persepsi
tentang analisis hasil penilaian untuk
kegiatan perbaikan, mengetahui
kemajuan dan kesulitan belajar siswa
Melakukan analisis hasil penilaian oleh
masing-masing guru.
Kajian analisis hasil penilaian melalui
wokshop sehingga menghasilkan
keputusan untuk melakukan perbaikan.
Pendokumentasian hasil penilaian
kegiatan perbaikan.
wakasek bidang
kurikulum dan guru
Akhir tahun Setiap guru memiliki
dokumen hasil analisis
penilaian dan dokumen hasil
untuk kegiatan perbaikan.
Guru
memanfaatkan
hasil penilaian
Hasil penilaian memiliki banyak manfaat,
yaitu tidak sekedar mengukur kompetensi
siswa tetapi cerminan dari rangkaian
proses pembelajaran. Oleh karena itu hasil
penilaian harus dimaknai dan
Setelah melakukan ulangan, guru
memeriksa lembar jawaban
Mengolah data hasil ulangan menjadi
infrormasi yang bermakna bagi peserta
didik.
Guru Akhir tahun Setiap guru memiliki
dokumen hasil analisis
penilaian dan dokumen hasil
untuk kegiatan perbaikan.
84 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
dimanfaatkan untuk perbaikan
pembelajaran dan laporan kepada pihak-
pihak terkait.
Memanfaatkan data hasil penilaian
untuk perbaikan pembelajaran di masa
yang akan datang.
Pe Pendokumentasian hasil penilaian
untuk dibandingkan dengan hasil
penilaian yang akan datang.
Setiap akhir
semester, guru
melaporkan hasil
penilaian
Melaporkan hasil penilaian merupakan
bagian dari pelaksanaan prinsip
akuntabilitas dalam pendidikan.
Setelah melakukan ulangan, guru
memeriksa lembar jawaban
Mengolah data hasil ulangan menjadi
infrormasi yang bermakna bagi peserta
didik.
Melaporkan hasil penilaian kepada
pihak sekolah yang selanjutnya
disampaikan kepada para stakeholder
terkait.
Guru Akhir tahun Setiap guru memiliki
dokumen hasil analisis
penilaian dan dokumen hasil
penilaian dalam bentuk
laporan.
Guru melaporkan
hasil penilaian
akhlak kepada
guru agama
Penilaian akhlak menjadi sangat penting
untuk disaampaikan kepada guru agama
agar dapat ditindaklanjuti perbaikan dan
pembinaan secara terarah
Setelah melakukan penilaian aspek
akhlak (yang terkait dengan mata
pelajaran), melaporkan hasil penilaian
akhlak kepada guru agama)
Melaporkan hasil penilaian akh;lak
kepada pihak sekolah.
Guru Akhir tahun Setiap guru memiliki
dokumen hasil penilaian
akhlak
Guru agama mnerima
laporan dalam bentuk
deskripsi akhlak yang perlu
diperbaiki.
Guru melaporkan
hasil penilaian
kepribadian
kepada guru PKN
Penilaian kepribadian menjadi sangat
penting untuk disaampaikan kepada guru
PKn agar dapat ditindaklanjuti perbaikan
dan pembinaan secara terarah
Setelah melakukan penilaian aspek
kepribadian (yang terkait dengan mata
pelajaran), melaporkan hasil penilaian
akhlak kepada guru PKn.
Melaporkan hasil penilaian akh;lak
kepada pihak sekolah.
Guru Akhir tahun Setiap guru memiliki
dokumen hasil penilaian
akhlak
Guru PKn menerima laporan
dalam bentuk deskripsi
akhlak yang perlu diperbaiki.
Satuan
pendidikan
mengadakan
rapat dewan guru
untuk menentukan
nilai akhir peserta
Nilai akhir peserta didik merupakan
putusan yang akan dipublikasikan secara
luas dan akan menjadi laporan kemajuan
peserta didik bagi orang tuanya masing-
masing karena itu perlu dirapatkan oleh
dewan guru.
Rapat koordinasi menentukan nilai
akhir peserta didik
Menetapkan kelulusan
Mempublikasikan kepada pihk terkait
dan orang tua siswa
Kepala Sekolah, Guru
BK dan Guru kelas/mata
pelajaran
Akhir semester Notulensi rapat dewan guru
dalam menentukan nilai akhir
peserta didik (termasuk
kenaikan kelas dan
kelulusan)
85 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
didik (termasuk
kenaikan kelas
dan kelulusan)
Satuan
pendidikan
melaksanakan:
kriteria kenaikan
kelas, KKM
Kriteria kenaikan kelas dan KKM menjadi
acuan dalam menentukan lulusan dan
menjadi target bagi semua siswa dalam
mencapai ketuntasan belajar karena itu
sekolah harus memfasilitasi dengan baik
pencapaian setiap mata pelajaran.

Rapat koordinasi menentukan kriteria
kenaikan kelas dan KKM
Mempublikasikan kepada pihk terkait
dan orang tua siswa tentang kriteria
kenaikan kelas dan KKM
Kepala Sekolah, Guru
BK dan Guru kelas/mata
pelajaran
Awal semester Notulensi rapat dewan guru
tentang kriteria kenaikan
kelas dan KKM.
Ketetapan kriteria kenaikan
kelas dan KKM dalam surat
keputusan
Satuan
pendidikan
melaporkan hasil
penilaian setiap
akhir semester
kepada semua
orangtua/wali
siswa.
Nilai akhir peserta didik merupakan
putusan hasil belajar yang perlu diketahui
oleh peserta didik dan orang tuanya
karena orang tua/wali adalah pihak yang
menitipkan pendidikan anak-anaknya
kepada pihak sekolah
Rapat koordinasi menentukan nilai
akhir peserta didik
Menetapkan kelulusan
Menyampaikan hasil penilaian kepada
orang tua siswa
Kepala Sekolah, Guru
BK dan Guru kelas/mata
pelajaran
Akhir semester Notulensi rapat dewan guru
dalam menentukan nilai
akhir peserta didik
Dokumentasi serah terima
dokumen hasil penilaian
kepada orang tua siswa
Satuan
pendidikan
memanfatkan
hasil UN untuk
seleksi masuk,
Hasil Ujian Nasional dari sekolah pada
jenjang dibawahnya perlu menjadi acuan
seleksi masuk sebagai bentuk
kepercayaan antar sekolah, lebih selektif,
dan efisiensi dalam penyelenggaraan
pendidikan.
Menetapkan kriteria hasil UN dari
sekolah pada jenjang dibawahnya
yang dapat diterima.
Melaksanakan seleksi administratif
berdasarkan hasil UN
Melaksanakan seleksi akademik jika
dianggap perlu sesuai kebijakan
sekolah masing-masing.
Kepala sekolah dan guru Awal tahun
ajaran
Dikumen ketetapan kriteria
hasil UN yang yang dapat
diterima.
Satuan
pendidikan
memiliki rata-rata
UN setinggi UN
SSN
Sekolah Standar Nasional merupakan
sekolah yang telah memenuhi persyaratan
minimal dala penyelenggaraan pendidikan.
Dengan demikian secara rasional akan
mebghasilkan lulusan yang berkualitas
yang ditunjukkan dengan rata-rata UN
sama denga atau lebih tinggi dari standar.
Mempelajari ketetapan batas kelulusan
UN
Mengembangkan estimasi kisi-kisi soal
UN
Mengembangkan instrumen (soal)
yang setara UN
Tryout untuk peserta didik yang akan
Guru Awal semester Kisi kisi-kisi soal estimasi
UN
instrumen (soal) yang
setara UN
jadwal tryout untuk peserta
didik yang akan menghadpi
UN
86 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
menghadpi UN
Satuan
pendidikan
memanfaatkan
hasil analisis daya
serap
Daya serap peserta didik terhadap isi
materi pelajaran dapat dijadikan estimasi
terhadap penguasaan kompetensi. Daya
serap diukur melalui test. Hasil analisis
data tentang daya serap sangat
bermanfaat untuk meningkatkan kinerja
pembelajaran supaya dapat mencapai
KKM dan kelulusan UN.
Mengembangkan instrumen penilaian
yang didasarkan pada tingkat kesulitan
UN.
Melaksanakan test
Pengolahan hasil tes yang diarahkan
pada pengukuran daya serap matei
ajar
Laporan dan tindak lanjut
Wakasek kurikulum dan
guru
Akhir semester Kisi kisi-kisi soal estimasi
UN
instrumen (soal) yang
setara UN
Deskripsi analisis daya
serap.
Pemantauan
terahadap kualitas
soal
Kualitas soal memiliki kedudukan yang
penting dalam mengukur keberhasilan
belajar. Kualitas soal ditentukan oleh
tingkat validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan kualitas distraktor (pilihan
ganda). Setiap soal yang dikembangkan
harus dipantau agar mampu megukur apa
yang akan diukur. Soal yang kualitas
rendah harus dibuang dan tidak perlu
digunakan.
Memerika dan mereview setiap kisi-kisi
soal yang dikembangkan oleh guru
Memeriksa dan mereview setiap butir
soal yang dikembangkan oleh guru
atau pihak lain
Melakukan uji coba kualitas soal
Melakukan dkumentasi soal dalam
bank soal milik sekolah
Wakasek kurikulum dan
Guru
Awal semester Kisi-kisi soal dan butir soal
yang dikembangkan oleh
guru
Berita acara review kisi-kisi
dan butir soal
Pemantauan
terhadap
pelaksanaan ujian
Pemantauan pelaksanaan ujian
merupakan bagian yang sangat
menentukan dalam kegiatan penilaian. Jika
pelaksanaan ujian tidak tertib, banyak
kecurangan, dan dengan suasana yang
tidak kondusif maka hasil ujian dianggap
tidak sah. Oleh karena ini perlu
pemantauan yang ketat dalam
penyelenggaraan ujian
Membentuk panitia penyelenggaraan
tes
Menggandakan soal sesuai jumlah
siswa
Menetapkan jadwal ujian yan berisi
tanggal/hari, waktu, tempat, mata
ujian, dan pengawas ujian.
Membuat pedoman atau ketentuan
penyelenggaraan ujian
Setiap pengawas membuat surat
pernyataan untuk berlaku jujur, disiplin,
menjaga ketertiban, serta tidak
melakukan tindakan yang mengarah
pada perbuatan membantu siswa
dalam pengerjaan soal selama ujian
Guru Akhir semester Panduan penyelenggaraan
ujian
Surat pernyataan
pengawas di atas materai
Sampel soal dan lembar
jawaban
87 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

INDIKATOR
PEMENUHAN
STANDAR
ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN
HASIL
berlangsung.
Melaksanakan ujian dengan tertib
Memeriksa hasil ujian, mengolah, dan
melaporkan.


88 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1


BAB IV
PELEMBAGAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU
PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN


Pelembagaan penjaminan mutu pada tingkat satuan pendidikan adalah
penyusunan Gugus Kendali Mutu (GKM) pada tingkat sekolah dan penyusunan tugas
pokok dari masing-masing bagian di tingkat satuan pendidikan untuk pemenuhan
standar nasional pendidikan atau penjaminan mutu pendidikan. Oleh karena itu perlu
memperhatikan kebijakan usaha peningkatan mutu yang berlaku secara nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota karena banyak kegiatan yang bukan merupakan
kewenangan bagi satuan pendidikan. Berikut adalah pelembagaan penjaminan mutu
yang perlu dilakukan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, dan penyelenggara satuan atau program pendidikan, serta satuan
pendidikan.

A. Pelembagaan Penjaminan Mutu Pendidikan di tingkat Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah kabupaten/kota, Penyelenggara, dan
Masyarakat
Lembaga penjaminan mutu di tingkat pemerintah, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota mengukuti prosuder yang berlaku sebagaimana tata
organisasi yang sah berdasarkan perundang-undangan.
Tugas dan fungsi pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota
dalam penjaminan mutu pendidikan adalah:
1. Penetapan regulasi penjaminan mutu pendidikan oleh Pemerintah, pemerintah
provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Peraturan penjaminan mutu pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah dapat
berupa peraturan pemerintah dan atau peraturan menteri pendidikan nasional.
Peraturan penjaminan mutu pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah
89 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

propinsi dapat berbentuk peraturan gubernur tentang penjaminan mutu
pendidikan yang berlaku di provinsi dengan tidak bertentangan dengan
peraturan yang ada di atasnya. Peraturan penjaminan mutu pendidikan yang
ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota dapat berbentuk peraturan
bupati/walikota tentang penjaminan mutu pendidikan yang berlaku di
kabupaten/kota dengan tidak bertentangan dengan peraturan yang ada di
atasnya.

2. Penetapan Standar Mutu Pendidikan
Standar Mutu pendidikan untuk tingkat nasional mengacu pada delapan Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan dalam bentuk Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Standar mutu pendidikan untuk tingkat pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota sekurang-kurangnya mengacu pada delapan Standar Nasional
Pendidikan (SNP) dan dapat melebihi dari SNP dengan mengacu pada
keunggulan lokal dan standar internasional.

3. Pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan.
a. Pemenuhan standar yang dilakukan oleh pemerintah berupa bantuan,
fasilitasi, saran/arahan dan atau bimbingan diberikan kepada satuan
pendidikan yang bukan menjadi kewenangannya.
Pemberian bantuan dapat berupa (1) Peningkatan standar Pendidik dan
tenaga Kependidikan, (2) Sarana dan Prasarana, (3) Biaya pendidikan
(operasional), dan (4) Membangun sistem informasi pendidikan.
Pemberian Fasilitasi dapat berupa menampung semua usulan bantuan
pemenuhan standar dari satuan pendidikan yang bukan binaanya yang
berada di kabupaten/kota dan menyampaikan kepada instansi terkait.
Pemberian arahan/saran dapat berupa pemberian rekomendasi kepada
satuan pendidikan dan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam
90 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

peningkatan mutu; mulai dari pemetaan sampai pemenuhan standar;
Menyampaikan hasil UN dan Akreditasi.
Pemberian bimbingan dapat berupa pendampingan (bimbingan teknis)
bersama pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota dalam
peningkatan mutu; mulai dari pemetaan sampai pemenuhan standar

b. Pemenuhan standar yang dilakukan oleh pemerintah provinsi berupa
bantuan, fasilitasi, saran/arahan dan atau bimbingan diberikan kepada
satuan pendidikan yang bukan menjadi kewenangannya.
Pemberian bantuan dalam bentuk non-fisik dapat berupa: (1)
Peningkatan standar Pendidik dan tenaga Kependidikan, (2) Penyusunan
POS peningkatan penjaminan mutu kepada pemerintah kabupaten/ kota,
dan (3) Biaya pendidikan (operasional)
Pemberian Fasilitasi dapat berupa menampung semua usulan bantuan
pemenuhan standar dari satuan pendidikan yang bukan binaanya dari
kabupaten-kota dan menyampaikan kepada pemerintah dan/atau instansi
terkait.
Pemberian arahan/saran dapat berupa pemberian rekomendasi hasil
pemetaan mutu pendidikan kepada satuan pendidikan dan pemerintah
kabupaten/kota dalam peningkatan mutu; mulai dari pemetaan sampai
pemenuhan standar (baik SPM dan kemudian SNP).
Pemberian bimbingan dapat berupa pendampingan (bimbingan teknis)
bersama pemerintah kepada pemerintah kabupaten/kota dalam
peningkatan mutu; mulai dari pemetaan sampai pemenuhan standar.

c. Pemenuhan standar yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten atau kota
berupa bantuan, fasilitasi, saran/arahan dan atau bimbingan diberikan
kepada satuan pendidikan yang bukan menjadi kewenangannya.
91 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Pemberian bantuan dapat berupa: (1) Peningkatan kompetensi Pendidik
dan tenaga Kependidikan, (2) Sarana dan Prasarana, (3) Biaya pendidikan
(operasional).
Pemberian Fasilitasi dapat berupa menampung semua usulan bantuan
pemenuhan standar dari satuan pendidikan yang bukan binaanya dan
menyampaikan kepada pemerintah provinsi, pemerintah dan instansi
terkait.
Pemberian arahan/saran dapat berupa pemberian rekomendasi hasil
pemetaan mutu pendidikan kepada satuan pendidikan dalam peningkatan
mutu; mulai dari pemetaan sampai pemenuhan standar (baik SPM dan
kemudian SNP).
Pemberian bimbingan dapat berupa pendampingan (bimbingan teknis)
kepada satuan pendidikan dalam peningkatan mutu; mulai dari pemetaan
sampai pemenuhan standar, dan penyusunan Prosedur Operasional Standar
(POS) peningkatan penjaminan mutu kepada satuan
pendidikan.Penyusunan Program kerja peningkatan mutu, penyusunan
rencana strategis satuan pendidikan.

d. Pemenuhan standar yang dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan
yang dimiliki oleh masyarakat seperti halnya Yayasan berupa bantuan,
fasilitasi, saran/arahan dan atau bimbingan diberikan kepada satuan
pendidikan yang bukan menjadi kewenangannya, dapat berupa (1)
Penyediaan Pendidik, (2) Pemberian Sarana dan Prasarana, penggunaan
secara bersama sarana dan prasarana, (3) Pemberian bantuan biaya
pendidikan.
e. Pemenuhan standar yang dilakukan oleh masyarakat kepada satuan
pendidikan berupa bantuan dan/atau saran/arahan dapat berupa fisik dan
non fisik yang sifatnya tidak mengikat.


92 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

3. P
4. Supervisi dan/atau pengawasan
a. Supervisi dalam proses penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh
pemerintah mulai tahap pemetaan, penyusunan program peningkatan mutu,
pemenuhan standar. Supervisi dilakukan kepada pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten dan kota.Pengawasan dalam proses penjaminan mutu
pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah mulai tahap pemetaan,
penyusunan program peningkatan mutu, pemenuhan standar. Pengawasan
dilakukan kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dan kota.
b. Supervisi dalam proses penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh
pemerintah provinsi mulai tahap pemetaan, penyusunan program
peningkatan mutu, pemenuhan standar. Supervisi dilakukan bersama-sama
pemerintah kepada pemerintah kabupaten dan kota dan satuan pendidikan
yang menjadi kewenangannya.Pengawasan dalam proses penjaminan mutu
pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah mulai tahap pemetaan,
penyusunan program peningkatan mutu, pemenuhan standar. Pengawasan
dilakukan kepada satuan pendidikan yang menjadi kewenangannya.
c. Supervisi dalam proses penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh
pemerintah kabupaten dan kota mulai tahap pemetaan, penyusunan
program peningkatan mutu, pemenuhan standar. Supervisi dilakukan
pemerintah kabupaten dan kota ke satuan pendidikan yang menjadi
kewenangannya.Pengawasan dalam proses penjaminan mutu pendidikan
yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten dan kota mulai tahap pemetaan,
penyusunan program peningkatan mutu, pemenuhan standar. Pengawasan
dilakukan kepada satuan pendidikan yang menjadi kewenangannya.
d. Supervisi dan/atau pengawasan dalam proses penjaminan mutu pendidikan
yang dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan (yayasan) mulai tahap
pemetaan, penyusunan program peningkatan mutu, pemenuhan standar.
Supervisi dilakukan ke satuan pendidikan yang menjadi kewenangannya.
93 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

e. Pengawasan dalam proses penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh
masyarakat mulai tahap pemetaan, penyusunan program peningkatan mutu,
pemenuhan standar. Pengawasan dilakukan kepada satuan pendidikan.

5. Penetapan Prosedur Operasional Standar (POS)
POS penjaminan mutu yang ditetapkan oleh penyelenggara satuan pendidikan,
pemerintah kabupaten-kota, pemerintah provinsi dan pemerintah minimal berisi;
langkah, apa, siapa, bagaimana, dan kapan mengimplementasikan
penjaminanmutu pendidikan sesuai dengan kewenangannya.

CONTOH POS PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DI SD/MI
Langkah
Siapa
Pelaksana
Siapa
Sasaran
Metode
Kapan
(Waktu)
Hasil
Dokumen
Sosialisasi
Standar (SPM
dan SNP)
Pengawas,
Kepala Sekolah
Guru-Guru
dan anggota
Komite
sekolah.
Rapat
Tahunan

Workshop

Awal Tahun
Ajaran
Atau
Awal Tahun
Anggaran
Daftar hadir,
Materi
sosialisasi
Pemetaan mutu;
Pengisian
instrument:
Pemasukan
data;
Pembinaan
pengisian
instrument
penjaminan
mutu pendidikan
Analisis data
Pengiriman data
Kepala sekolah,
Perwakilan dari
Guru-Guru dan
anggota
Komite sekolah
Kepala
sekolah,
guru,
peserta
didik, orang
tua, komite
sekolah,
pustakawan,
laboran,
TAS
Pengisian
instrument
penjaminan
mutu;

Pedoman
pengisian
EDS
Awal Tahun
Ajaran
dan
akhir tahun
ajaran


Instrument yg
sudah diisi,
profil mutu
sekolah
Pemenuhan
standar;
Menyusun
rencana
peningkatan
mutu
berdasarkan
pemetaan mutu;
Pelaksanaan
pemenuhan
standar
Kepala sekolah,
semua guru
Guru mata
pelajaran,
guru BK
Analisis
dokumen 1
KTSP;
Analisis
silabus;
Analisis RPP;
Analisis
capaian
akademik
siswa
Menjelang
awal tahun
ajaran baru
Dokumen
KTSP dan
kelangkapan-
nya yang
telah
dikembangkan
Pemantauan
Pelaksanaan
pemenuhan
Pengawas;
Kepala sekolah;
Komite sekolah
Kepala
sekolah;
guru;
Observasi;
wawancara;
studi
Sepanjang
tahun
ajaran
Laporan hasil
pemantauan
pemenuhan
94 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Langkah
Siapa
Pelaksana
Siapa
Sasaran
Metode
Kapan
(Waktu)
Hasil
Dokumen
standar pustakawan;
laboran;
TAS; siswa
dokumen;
pengisian
instrument
pemantauan
SNP/
peningkatan
mutu sekolah
Penilaian
pelaksanaan
Pengawas;
Kepala sekolah;
Komite sekolah
Kepala
sekolah;
guru;
pustakawan;
laboran;
TAS; siswa
Observasi;
wawancara;
studi
dokumen;
pengisian
instrument
pemantauan
Akhir
semester
Laporan hasil
penilaian
terhadap
pelaksanaan
pemenuhan
SNP


B. Pelembagaan Penjaminan Mutu Pendidikan pada Tingkat Satuan
Pendidikan
Pelembagaan penjaminan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan pada
dasarnya merupakan pengaturan tata kelola pada satuan pendidikan dalam pemenuhan
SNP di sekolah/madrasah bersangkutan. Dalam struktur organisasi pencapaian mutu
pendidikan, satuan pendidikan merupakan lembaga yang langsung berinteraksi dengan
peserta didik. Walaupun demikian, satuan pendidikan adalah struktur yang paling
penting karena merupakan unit yang langsung bersentuhan dengan peningkatan mutu
pendidikan secara langsung.
1. Organisasi Penjaminan Mutu pada tingkat Satuan Pendidikan
Peningkatan mutu pada level satuan pendidikan merupakan
tanggungjawab langsung dari kepala sekolah sebagai pemimpin dan manajer
sekolah. Karena itu, organisasi penjaminan mutu pada satuan pendidikan
berada langsung di bawah tanggungjawab kepala sekolah. Dalam hal ini,
tanggungjawab kepala sekolah dalam penjaminan mutu adalah
bertanggungjawab atas terlaksananya:
a. Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi kurikulum tingkat
satuan pendidikan, dan pelaporan KTSP; (mencakup: SI, SKL, Standar
Proses, Standar Penilaian).
95 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

b. Pemetaan kebutuhan PTK, pengajuan kebutuhan PTK, penugasan PTK,
penilaian PTK, pembinaan dan pengembangan PTK, pelaporan PTK sekolah.
c. Analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah, penyusunan desain
pengembangan sarana dan prasarana sekolah (jangka panjang dan jangka
pendek), pengajuan pemenuhan sarana dan prasarana sekolah yang
dibutuhkan kepada berbagai pihak terkait, pengadaan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana sekolah, pendayagunaan sarana dan prasarana
sekolah, pemantauan sarana dan prasarana sekolah, pelaporan sarana dan
prasarana sekolah.
d. Penyusunan rencana kerja dan anggaran sekolah, pedayagunaan keuangan
sekolah secara efektif untuk layanan KBM dan pendukungnya, transparansi
pengelolaan keuangan sekolah, pertanggungjawaban keuangan sekolah,
pelaporan keuangan sekolah kepada pemangku kepentingan sekolah.
e. Perencanaan program kerja sekolah, pelaksanaan program-program kerja
sekolah, pengawasan dan evaluasi program sekolah, kepemimpinan
sekolah, sistem informasi sekolah, dan penilaian khusus sekolah.
Organisasi penjaminan mutu pada satuan pendidikan dapat berupa tim sekolah
yang secara khusus ditugaskan sebagai gugus kendali mutu. Organisasi ini
secara langsung berada di bawah kepala sekolah. Namun demikian, keberadaan
gugus kendali mutu dalam bentuk tim mutu sekolah harus mempertimbangkan
kondisi nyata sekolah. Semisal pada SD yang hanya memiliki jumlah guru
terbas, tim ini tidak memungkinkan untuk dibuat, tetapi fungsi-fungsi gugus
kendali mutu ini dapat ditangani secara langsung oleh kepala sekolah. Dengan
demikian, yang menjadi acuan dalam pengembangan organisasi penjaminan
mutu pendidikan pada satuan pendidikan bukanlah keberadaan sub organisasi
sekolah (tim mutu sekolah secara khusus) tetapi lebih kepada bagaimana
sistem penjaminan mutu dapat berjalan dalam penyelenggaraan keseharian
sekolah. Dalam hal ini, kepala sekolah memiliki peranan penting untuk
keberlangsungan sistem penjaminan mutu sekolah. Untuk memahami sistem
96 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

penjaminan mutu sekolah, lihak kembali BAB III Bagian D Tahapan Kegiatan
Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan.
2. Mekanisme peningkatan mutu pendidikan atau pemenuhan standar oleh satuan
pendidikan











Gambar: mekanisme peningkatan mutu pendidikan oleh satuan pendidikan

Upaya pemenuhan SNP dalam rangka penjaminan mutu oleh satuan
pendidikan dapat dilakukan secara langsung (feed forward) setelah diketahui
adanya kekurangan dalam pemenuhan SNP. Semisal, jika hasil supervise kepala
sekolah mendapati informasi bahwa implementasi pembelajaran guru-guru
belum sesuai dengan standar proses. Dalam hal ini, kepala sekolah dapat secara
langsung melakukan tindakan peningkatan mutu melalui teknik supervisi yang
dianggap paling tepat. Artinya tidak harus ada perubahan pada RKAS.
Jika pemenuhan SNP dinilai oleh kepala sekolah atau tim mutu sekolah
sebagai suatu hal yang berat, massal/kolektif, memiliki dimensi waktu jangka
panjang (tidak mendesak), dan memerlukan dukungan sumber daya yang besar
maka upaya pemenuhan mutu sebaiknya dilakukan dengan terlebih dahulu
memasukkan program/kegiatan pemenuhan mutu kepada RKAS (baik melaui
revisi ataupun pada tahun berikutnya). Kedua hal ini dapat dilihat secara jelas
pada gambar di atas.


Informasi dari
hasil pemetaan
(profil mutu
sekolah)
Menyusun
rencana
peningkatan mutu
atau pemenuhan
standar
Implementasi
peningkatan
mutu
Evaluasi
ketercapaian
RKS
RKAS
97 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

3. Ruang lingkup kegiatan peningkatan mutu pendidikan atau pemenuhan standar
oleh satuan pendidikan

Dalam kerangka pemenuhan standar, satuan pendidikan hendaknya
melakukan sekurang-kurangnya kegiatan pokok berikut ini:
a. menyediakan sumber daya pendidikan seperti penyediaan tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan, penyediaan sarana dan prasarana, penyediaan
biaya pendidikan (operasional dan investasi) pada satuan pendidikan yang
menjadi kewenangannya, menyusun regulasi dan atau menyusun prosedur
operasional standar (POS), melakukan organisasi dan menyusun rencana
strategis satuan atau program pendidikan.
b. Penyediaan program penjaminan mutu pendidikan sebagaimana ketentuan
Permen Nomor 63 tahun 2009 yaitu dituangkan dalam rencana strategis
satuan atau program pendidikan yang menetapkan target-target terukur
capaian mutu pendidikan secara tahunan dan sejalan dengan Rencana
Strategis Pendidikan Penyelenggara satuan atau program pendidikan yang
bersangkutan, Rencana Strategis Pendidikan Kabupaten atau Kota yang
bersangkutan, Rencana Strategis Pendidikan Provinsi yang bersangkutan,
dan Rencana Strategis Pendidikan Nasional.
c. memenuhi SPM dalam waktu paling lambat 2 (dua) tahun sejak
ditetapkannya izin prinsip pendirian/pembukaan dan operasi satuan atau
program pendidikan; secara bertahap dalam kerangka jangka menengah
yang ditetapkan dalam rencana strategis satuan atau program pendidikan
memenuhi SNP; dan secara bertahap satuan atau program pendidikan yang
telah memenuhi SPM dan SNP dalam kerangka jangka menengah yang
ditetapkan dalam rencana strategis satuan pendidikan memenuhi standar
mutu di atas SNP yang dipilihnya.
d. melayani audit kinerja penjaminan mutu yang dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota sesuai
kewenangannya.
98 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

e. melakukan jejaring yaitu satuan atau program pendidikan mengembangkan
sistem informasi mutu pendidikan berbasis teknologi informasi dan
komunikasi yang andal, terpadu, dan dalam jejaring yang menghubungkan
antara penyelenggara satuan pendidikan; pemerintah kabupaten atau kota
yang bersangkutan; pemerintah provinsi yang bersangkutan; Kementerian
Agama, bagi satuan atau program pendidikan agama dan keagamaan; dan
kementerian/lembaga lain penyelenggara satuan atau program pendidikan.



99 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

BAB V
PENUTUP

Mutu pendidikan di Indonesia sebagaimana dimaklumi masih cukup
memprihatinkan. Di luar berbagai prestasi akademis yang telah diraih oleh anak
Indonesia di berbagai lomba ilmiah tingkat dunia, kita masih menghadapi masalah
persebaran mutu pendidikan yang disebabkan oleh standar nasional Pendidikan yang
belum dapat dipenuhi oleh pihak sekolah. Untuk itu, peningkatan mutu pendidikan
masih merupakan salah satu program utama yang menjadi fokus perhatian
Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan.
Buku manual mutu ini diharapkan dapat dijadikan acuan sekolah untuk mencapai
standar nasional pendidikan. Walaupun masih diakui bahwa taraf kemampuan
sekolah/madrasah sangat beragam dan barangkali tidak semua sekolah/madrasah
mampu mengukuti ketentuan pedoman ini. Namun besar harapan, secara bertahap
sekolah memiliki program yang lebih nyata untuk pencapai SNP sesuai dengan harapan
sekolah/madrasah, orang tua, dan pemerintah.




100 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

DAFTAR PUSTAKA


Referensi Buku:
Juran, Joseph M. & Godfrey, A. Blanton. (1998). Jurans Quality Handbook. USA: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Sallis, Edward. (2002). TQM in Education. Third Edition. London: Kogan Page Ltd.

Referensi Peraturan Perundang-undangan:
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang Program
Percepatan Pembangunan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi
(SI)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12/2007 Tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13/2007 Tentang Standar Kepala
Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16/2007 Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19/2007 Tentang Standar Pengelolaan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar
Penilaian Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana
Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2008 Tentang Standar Tenaga
Administrasi Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 25/2008 Tentang Standar Tenaga
Perpustakaan Sekolah/Madrasah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 26/ 2008 Tentang Standar Tenaga
Laboratorium Sekolah/Madrasah
101 | P a g e - B A H A N U J I P U B L I K T A H A P 1

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27/2008 Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 Tentang Standar Biaya
Operasi Non Personalia Tahun 2009
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496)
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301)

Anda mungkin juga menyukai