C
c. Ujud kelaianan kulit: Terdapat adanya vesikel, bulla, skuama dan erosi
d. Lokalisasi:
1. Kepala: Tidak terdapat Ujud Kelaianan Kulit (UKK)
2. Leher: Tidak terdapat Ujud Kelaianan Kulit (UKK)
3. Dada: Tidak terdapat Ujud Kelaianan Kulit (UKK)
4. Punggung: Tidak terdapat Ujud Kelaianan Kulit (UKK)
5. Perut: Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)
6. Genitalia: Tidak terdapat Ujud Kelaianan Kulit (UKK)
7. Selangkangan: Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)
8. Bokong: Tidak terdapat Ujud Kelaianan Kulit (UKK)
9. Ekstremitas atas:
Tangan : Terdapat adanya vesikel,bulla, skuama dan erosi
10. Ekstremitas bawah:
Kaki : Terdapat adanya vesikel, bulla, skuama dan erosi
IV. Anjuran pemeriksaan
Uji Tempel ( Patch Test
GAMBAR
V. RESUME
Seorang wanita umur 58 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan
Kelamin Undata dengan keluhan gatal dan terasa perih pada daerah telapak
tangan dan kaki yang dialami sejak seminggu yang lalu. Pasien
mengeluhkan adanya bercak kemerahan dan gelembung berisi cairan pada
telapak tangan dan kaki setelah melakukan pekerjaan rumah yaitu mencuci
pakaian, 3 hari kemudian kulit terkelupas dan berdarah. Pasien pernah
mengalami hal yang sama sekitar sebulan yang lalu, tetapi pasien tidak
berobat , melainkan hanya menghentikan pekerjaan mencuci pakaian dan
keluhannya hilang. Tetapi seminggu ini pasien mulai melakukan
aktivitasnya yaitu mencuci dan keluhan muncul kembali.
VI. DIAGNOSIS BANDING
Dermatits kontak alergi
Dermatitis kontak iritan
Dermatitis atopik
Skabies
Tinea pedis
VII. ANJURAN PEMERIKSAAN
Patch test (uji tempel)
VIII. DIAGNOSIS KERJA
Dermatitis kontak alergi
IX. PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa :
Menghindari kontak langsung dengan bahan atau zat yang menjadi
penyebab dari alergi (alergen)
Medikamentosa
Sistemik
- Cetirizin 10 mg 2x1
- Metil prednisolon 4 mg 2x1
- Cefadroxil 500 mg 2x1
Topikal
- Desoximetasone 10 gr
- Gentamicin cream 5 gr
- As. Salisilat 3 %
- Menthol 0,15 %
- Vaselin 50 gr
X. PROGNOSIS
Qua ad vitam : ad bonam
Qua at fungtionam : ad bonam
Qua at sanationam : ad bonam
Qua at cosmetikam : ad bonam
PEMBAHASAN
Seorang wanita umur 58 tahun datang ke Poli Klinik Undata Kulit dan
Kelamin dengan keluhan pruritus dan terasa perih pada daerah telapak tangan dan
kaki yang dialami sejak seminggu yang lalu. Awalnya pasien mengeluhkan
adanya eritema dan vesikel pada telapak tangan dan kaki setelah melakukan
pekerjaan rumah yaitu mencuci pakaian, kemudian pasien menggaruknya dan
vesikel akhirnya pecah sehingga membuat tangan pasien semakin pruritus, 3 hari
kemudian tampak adanya skuama dan erosi. Pasien mengaku tidak memiliki
riwayat alergi obat. Keluarga pasien juga tidak ada yang mengalami hal yang
sama.
Dermatitis kontak ialah dermatitis yang disebabkan oleh bahan atau
substansi yang menempel pada kulit. Dermatitis kontak alergi (DKA) adalah suatu
reaksi peradangan kulit yang diperantarai oleh reaksi imun tipe IV
(Hipersensitivitas tipe IV). Dermatitis Kontar Alergi (DKA) terjadi pada
seseorang yang telah mengalami sensitisasi. Penyebab DKA adalah bahan kimia
sederhana dengan berat molekul umumnya rendah (< 1000 dalton) atau hapten.
Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada DKA adalah mengikuti reaksi
imunologik tipe IV, yaitu suatu hipersensitivitas tipe lambat. Reaksi ini terjadi
melalui dua fase, yaitu fase sensitisasi dan fase elisitasi. Hanya individu yang
telah mengalami sensitisasi dapat menderita DKA.
Penderita umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada
keparahan dermatitis dan lokalisasinya. Pada yang akut dimulai dengan bercak
eritematosa berbatas jelas kemudian diikuti edema, vesikel atau bula. Vesikel atau
bula dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi (basah). Pada yang kronis
terlihat kulit kering, berskuama, papul, dan likenifikasi.
DKA bisa terjadi pada berbagai tempat predileksi, seperti
1. Tangan, kejadian dermatitis kontak baik iritan maupun alergik paling
sering di tangan, mungkin karena tangan merupakan organ tubuh yang
paling sering digunakan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Contoh
bahan yang dapat menimbulkan dermatitis tangan, misalnya deterjen,
antiseptik, getah sayuran, semen, dan petisida.
2. Lengan, alergen umumnya sama dengan pada tangan,misalnya jam tangan
(nikel), sarung tangan karet, debu semen, dan tanaman.
3. Wajah, dematitis kontak pada wajah dapatdisebabkan oleh bahan
kosmetik, spons (karet), obat topikal, alergen di udara, nikel (tangkai
kacamata).
4. Telinga. Anting atau jepit telingan terbuat dari nikel, penyebab dermatitis
kontak pada telinga. Penyebab lain, misalnya obat topikal, tangkai kaca
mata; cat rambut.
5. Leher. Penyebab kalung dari nikel, cat kuku, parfum, alergen di udara, zat
warna pakaian.
6. Badan. Dermatitis kontak di badan dapat disebabkan oleh tekstil, zat
warna, kancing logam, bahan pelembut atau pewangi pakaian.
7. Genitalia. Penyebabnya dapat antiseptik,obat topikal, nilon, kondom,
pembalut wanita, kontrasepsi.
8. Paha dan tungkai bawah. Disebabkan oleh tekstil, dompet, kunci, kaos
kaki nilon, obat topikal, semen, sepatu atau sandal.
Diagnosis DKA didasarkan atas hasil anamnesis yang tepat dan
pemeriksaan klinis yang teliti. Pertanyaan mengenai kontaktan yang dicurigai
didasarkan kelainan kuli yang dilakukan. Pemeriksaan fisis sangat penting, karena
dengan melihat lokasi dan pola kelainan kulit sering kali dapat diketahui
kemungkinan penyebabnya.
Hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak adalah
upaya pencegahan terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab, dan
menekan kelainan kulit yang timbul.
Pada kasus kali ini penanganan dilakukan secara nonmedikamentosa dan
medikamentosa. Nonmedikamentosa dengan cara menghindari kontak berulang
dengan bahan yang menjadi agen penyebab (alergen). Sedangkan medikamentosa
dengan cara pemberian obat secara sistemik dan topikal. Sistemik dengan
memberikan cetirizin, metil prednisolon dan cefadroxil. Cetirizin diberikan
sebagai antihistamin, Metil prednisolon berfungsi sebagai anti-inflamasi dan
cefadroxil berfungsi sebagai antibiotik. Sedangkan untuk topikal diberikan
desoximetason, gentamisin cream, asam salisilat, mentol dan vaselin. Dimana
desoximetason sebagai antiinflamasi topikal, gentamisin cream sebagai antibiotik
topikal, asam salisilat sebagai keratolitik, menthol sebagai antiiritasi dan vaselin
untuk memperbaiki fungsi sel-sel pada kulit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sularsito, S.A dan Djuanda, S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi
Keenam : Dermatitis. Jakarta : Badan Penerbit FKUI. 2013.
2. Mahadi, N.I.D.R. Ilmu Penyakit Kulit : Ekzema dan Dermatitis. Jakarta:
Penerbit Hipokrates. 2000.
3. Dewoto, H.R. Farmakologi dan Terapi Edisi 5 : Histamin dan Antialergi.
Jakarta : Badan Penerbit FKUI. 2011.