Anda di halaman 1dari 3

PASSIVE SOLAR DESIGN

MENDESAIN BERSAMA MATAHARI


Langkah pertama dalam mengkondisikan penghawaan yang ideal dalam bangunan
adalah memahami kaitan antara iklim dan kebutuhan penghuni dan bangunan yang
dihuninya. Iklim di setiap tempat sebuah bangunan berdiri amatlah bervariasi. Dalam
cakupan global, iklim memiliki ragam mulai dari iklim area Arktik hingga iklim area Sahara.
Dalam cakupan yang lebih regional, iklim memiliki ragam mulai dari iklim pada area daratan
dengan iklim area tepi laut. Ragam iklim juga dapat berupa perbedaan antara iklim area di
kaki gunung atau iklim area perkotaan. Keragaman-keragaman tersebut berpengaruh
terhadap desain sebuah bangunan, terutama dalam kaitannya dengan aspek matahari.
Dalam kaitannya dengan bangunan, matahari bisa menjadi musuh sekaligus
sahabat. Desain yang tidak mempertimbangkan aspek iklim, di mana seringkali terlihat
dalam aristektur modern, menyebabkan bangunan menjadi terlalu panas, bahkan di lokasi
beriklim dingin di mana sebelumnya permasalahan tersebut tidak pernah ada. Potensi
matahari harus dipahami dan dipertimbangkan bagi perancang dalam menciptakan
bangunan yang memaksimalkan matahari; sinar matahari yang merupakan sumber energi
melimpah harus dimanfaatkan untuk bangunan tanpa mengganggu kenyamanan dan
kebutuhan para penghuni bangunan itu sendiri.
Ada lima hal yang harus diketahui seorang perancang untuk membuat sebuah
perancangan bangunan pasif:
1. intensitas matahari yang berubah-ubah setiap waktu sepanjang tahun pada tapak;
2. posisi matahari yang berubah-ubah setiap waktu sepanjang tahun pada tapak;
3. kebutuhan akan intensitas cahaya matahari untuk bangunan yang harus disesuaikan
dengan kenyamanan pengguna di dalamnya;
4. seberapa jauh kapasitas bangunan dalam memanfaatkan energi cahaya matahari yang
tersedia pada tapak untuk memenuhi kebutuhan dan kegiatan di dalam bangunan
tersebut; dan
5. kelengkapan tambahan untuk mengendalikan panas berlebih yang akan dihasilkan dari
radiasi, konveksi atau konduksi dalam sebuah desain dan bagaimana panas tersebut
dapat diatasi dengan selubung bangunan, bentuk bangunan dan bukaan.
Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap intensitas atau kekuatan radiasi
matahari pada tapak, yaitu:
posisi garis lintang tapak;
azimut dan altitudo tapak;
intensitas bayangan yang ada pada tapak yang ditimbulkan penghalang atau bangunan
di sekitarnya; dan
cuaca pada tapak.

AZIMUT DAN ALTITUDE MATAHARI PADA TAPAK
Sudut yang terbentuk saat cahaya matahari menyinari tapak disebut dengan istilah
altitude dan azimut. Altitude adalah sudut vertikal terhadap langit (terkadang istilah ini juga
disebut ketinggian); azimut adalah sudut horizontal (dikenal juga dengan istilah bantalan).
Sudut altitudo bervariasi mulai dari 0 (horizontal) hingga 90 (vertikal: tegak lurus). Azimut
diukur dengan mengikuti searah jarum jam mulai dari utara hingga timur membentuk 90,
selatan 180 and barat 270 (atau -90).

Gambar 1. Altitude dan azimut matahari pada tapak (Andrew Bairstow)

Karena bumi mengelilingi matahari sekali dalam setahun, kita memiliki empat musim.
Sumbu bumi tidak mengalami perubahan posisi selama berotasi sehingga dua kali dalam
setahun radiasi matahari sejajar dengan derajat lintang garis ekuator dan hanya sekali
dalam setahun sejajar dengan garis balik utara dan garis balik selatan.

Gambar 2. Bumi mengelilingi matahari sekali dalam setahun, demikian pula berotasi mengikuti
sumbunya sekali dalam sehari (Mazria, 1979)
Perubahan nilai sudut azimut dan altitudo pada dasarnya menunjukkan perubahan
posisi bumi terhadap matahari. Perubahan tersebut ditentukan oleh:
rotasi bumi terhadap matahari
rotasi bumi terhadap sumbunya
Salah satu cara paling mudah dalam mengukur perubahan sudut altitude dan azimut
adalaha melalui grafik koordinat Cartesian (Gambar 3).

Gambar 3. Sunpath diagram for 52N on Cartesian axes (Andrew Bairstow).

Pengertian dari desain yang memanfaatkan energi pasif matahari berkaitan dengan
transmisi radiasi matahari yang menembus lapisan selubung bangunan ke dalam ruang
untuk kemudian diserap dan disimpan oleh thermal mass (sebagai contohnya dinding batu
bata dan lantai atau medium yang berisi air). Proses tersebut diatasi dengan hal-hal sebagai
berikut:
Collection untuk menyimpan energi matahari, jendela double-glazed digunakan pada
sisi bangunan yang menghadap ke arah selatan.
Storage setelah energi matahari tersimpan, sebagian panas digunakan langsung untuk
kebutuhan ruang dan sebagian lagi disimpan untuk penggunaan selanjutnya. Medium
penyimpanannya disebut dengan thermal mass, biasanya diaplikasikan pada lantai atau
dinding interior bangunan.
Distribution Panas yang disimpan dalam lantai dan dinding dilepaskan perlahan-lahan
oleh radiasi, konveksi dan konduksi. Dalam sistem hybrid untuk bangunan, kipas angin
dan blower dapat digunakan untuk mendistribusikan panas tersebut.

Ada beberapa sistem solar pasif yang dapat digunakan dalam rumah. Dua sistem
yang paling sering diaplikasikan adalah direct gain, indirect gain dan isolated gain. Ada tiga
komponen utama untuk semua jenis sistem solar pasif: collector, mass dan heated space.

Anda mungkin juga menyukai