Anda di halaman 1dari 11

2014

RESTITUSI BAGI PKP GAGAL


PRODUKSI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5
KELAS 10D KURIKULUM
KHUSUS
Arief Mukhlas Prasetya
Febrian Dika Pratama
Nugroho Adi
Ramadhani Ardiansyah
Zain Farosdaq

(04)
(12)
(20)
(21)
(29)

RESTITUSI BAGI PKP GAGAL PRODUKSI


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 31/PMK.03/2014 tentang saat Penghitungan dan
Tata Cara Pembayaran kembali Pajak Masukan Yang Telah Dikreditkan dan Telah Diberikan
Pengembalian Bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang Mengalami Keadaan Gagal
Produksi diterbitkan tanggal 10 Februari 2014 menggantikan PMK No 81/PMK.03/2010.
Barang Modal
Barang Modal adalah harta berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun
yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, termasuk pengeluaran berkaitan
dengan perolehan barang modal yang dikapitalisasi ke dalam harga perolehan barang modal
tersebut.
Belum Berproduksi dan Barang Modal
Bagi PKP yang belum berproduksi sehingga belum melakukan penyerahan barang dan/ atau
jasa yang terutang pajak, Pajak Masukan atas perolehan dan/ atau impor Barang
Modal dapat dikreditkan..
Pengkreditan Pajak Masukan atas perolehan dan/atau impor Barang Modal bagi PKP yang
belum berproduksi, berlaku untuk seluruh kegiatan usaha, yang meliputi kegiatan industri
atau manufaktur, kegiatan usaha perdagangan, kegiatan usaha jasa, dan kegiatan usaha
lainnya.
Karena PKP dalam tahap belum berproduksi, masih dalam tahap investasi serta belum
beroperasi maka PKP tidak memiliki Pajak Keluaran dan karena Pajak Masukan telah
dibayar pada saat perolehan barang modal akan menyebabkan lebih bayar maka PKP dapat
mengajukan permohonan pengembalian (Restitusi) atas kelebihan Pajak Masukan pada
setiap masa pajak.
Pajak Masukan yang telah dikreditkan dan telah diberikan pengembalian wajib dibayar
kembali oleh PKP, dalam hal PKP tersebut mengalami keadaan gagal berproduksi dalam
jangka waktu tertentu sejak masa pajak pengkreditan Pajak Masukan dimulai.
Pengertian Gagal Berproduksi
Pertama, suatu keadaan bagi PKP yang kegiatan usaha utamanya sebagai produsen yang
menghasilkan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, apabila dalam jangka waktu
paling lama 3 (tiga) tahun sejak pertama kali mengkreditkan Pajak Masukan tidak
melakukan kegiatan:
1. Penyerahan Barang Kena Pajak;
2. Penyerahan Jasa Kena Pajak;
3. Ekspor Barang Kena Pajak; atau
4. Ekspor Jasa Kena Pajak,
yang berasal dari hasil produksinya sendiri. Pengertian Produsen sendiri adalah PKP yang
paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah penyerahan tahun sebelumnya
merupakan produksi yang dihasilkan dari mesin dan/atau peralatan pabrik yang dimiliki
sendiri.
Kedua, suatu keadaan bagi PKP yang kegiatan usaha utamanya selain sebagai produsen yang
menghasilkan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, apabila dalam jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun sejak pertama kali mengkreditkan Pajak Masukan tidak
melakukan kegiatan:
1. Penyerahan Barang Kena Pajak;
2. Penyerahan Jasa Kena Pajak;
3. Ekspor Barang Kena Pajak; atau
4. Ekspor Jasa Kena Pajak.
|Seminar Pajak

Tata Cara Pengembalian


Pajak Masukan yang wajib dibayar kembali oleh PKP yang mengalami keadaan gagal
berproduksi sebesar Pajak Masukan yang telah dikreditkan dan telah diberikan
pengembalian disetorkan paling lambat akhir bulan berikutnya setelah keadaan gagal
berproduksi.
Tata Cara Pengembalian Setelah Batas Waktu Gagal Produksi
Pembayaran kembali Pajak Masukan setelah batas waktu keadaan gagal berproduksi yang
kegiatan utamanya sebagai produsen terlewati dilakukan oleh PKP yang mengalami keadaan
gagal berproduksi dengan menggunakan Surat Setoran Pajak dengan mencantumkan
keterangan Pembayaran kembali Pajak Masukan atas impor dan/atau perolehan Barang
Modal yang telah dikreditkan dan telah diberikan pengembalian. Pembayaran kembali
Pajak Masukan tersebut, dilaporkan pada masa pajak dilakukan pembayaran.
Gagal Produksi Akibat Bencana Alam
Dalam hal gagal berproduksi disebabkan oleh bencana alam atau sebab lain di luar
kekuasaan PKP (keadaan kahar atau force majeure), PKP tidak wajib membayar kembali
Pajak Masukan atas impor dan/atau perolehan Barang Modal yang telah dikreditkan dan
telah diberikan pengembalian. Bencana alam atau sebab lain di luar kekuasaan PKP
(keadaan kahar atau force majeure) terdiri dari peperangan, kerusuhan,revolusi
pemogokan, kebakaran, dan bencana lainnya, yang harus dinyatakan oleh pejabat/instansi
yang berwenang.
Sanksi Bunga
Terhadap PKP yang melakukan pembayaran kembali Pajak Masukan atas perolehan dan/
atau impor Barang Modal setelah batas waktu keadaan gagal berproduksi yang kegiatan
utamanya sebagai produsen terlewati dapat dikreditkan. Diterbitkan Surat Tagihan Pajak
atas sanksi administrasi berupa bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (5)
Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Dalam hal PKP tidak melakukan kewajiban pembayaran kembali atas Pajak Masukan yang
wajib dibayar kembali oleh PKP yang mengalami keadaan gagal berproduksi sebesar Pajak
Masukan yang telah dikreditkan dan telah diberikan pengembalian. dan Kelebihan Pajak
Masukan yang telah diberikan pengembalian, wajib dibayar kembali apabila sampai dengan
batas waktu 2 (dua) tahun PKP tidak melakukan penyerahan dan/atau ekspor Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang berasal dari hasil produksinya sendiri, terhadap PKP
diterbitkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf g
Undang Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
PPN ATAS PENGUSAHA PROPERTI
Terutang PPN
PPN akan dikenakan kepada Pembeli, dipungut oleh Penjual dengan catatan Penjual adalah
PKP dan atau penghasilan dari penjualan properti melebihi Rp. 600.000.000,00 (enam ratus
juta rupiah) per tahun.
Penyerahan produk tidak seluruhnya terhutang PPN, yaitu untuk penyerahan rumah
murah PPN nya ditanggung pemerintah sebagaimana ketentuan dalam KEPPRES No. 42
tahun 1995 tanggal 19 Juni 1995 tentang Perubahan atas KEPPRES No. 18 tahun 1986
tentang PPN yang terhutang atas impor dan Penyerahan Barang Kena Pajak dan Jasa Kena
Pajak tertentu yang ditanggung pemerintah sebagaimana telah beberapa kali dirubah
terakhir dengan KEPPRES No. 8 tahun 1988 .

|Seminar Pajak

Tidak Terutang PPN


Batasan mengenai rumah murah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No.
310/KMK.04/1989 tanggal 3 April 1989, yaitu mengacu kepada surat Menteri Keuangan kepada
Menteri Perumahan Rakyat No. S-462/MK.04/86 tanggal 6 Mei 1986 sebagai berikut:
Penyerahannya harus melalui kredit pemilikan rumah (KPR)
Type bangunan adalah type 70 kebawah dengan luas tanah maksimal 200 M2 dan 165 M2
untuk rumah maisonet.
Perusahaan pembangunan perumahan yang melakukan penyerahan rumah murah wajib
menyampaikan laporan bulanan kepada Direktorat Jendral Pajak (KPP setempat) mengenai:
Jumlah dan type rumah mujrah yang dijual, Harga jual rumah, jumlah PPN yang tidak
dipungut (PPN yang ditanggung pemerintah), nama perusahaan yang memberi kredit dan
jangka waktu kredit.
Menentukan apakah suatu bangunan masuk dalam kategori rumah murah atau tidak
harus memperhatikan surat Menteri Negara Urusan Perumahan Rakyat kepada Menteri
Keuangan RI No.60/BT.01.01/M/4/1985 tanggal 9 April 1985, yaitu:
Harga jual bangunan rumah per M2 tidak melebihi 75% dari harga rumah dinas kelas C di
daerah yang bersangkutan.
Harga jual tanah matang per M2 tidak melebihi perhitungan luas bangunan rumah dikalikan
harga jual tertinggi bangunan per M2 dan dibagi dengan luas kapling.
Harga jual rumah beserta tanah adalah 2 (dua) kali luas bangunan rumah dikalikan dengan
harga jual tertinggi bangunan rumah per M2.
Pedoman harga per M2 rumah dinas kelas C ditetapkan oleh Bappenas dan Departemen
Keuangan setiap tahun anggaran.

PPN ATAS HASIL PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN


Sehubungan dengan adanya Putusan Mahkamah Agung Nomor 70P/HUM/2013 tanggal 25
Februari 2014 Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan Surat Edaran Nomor SE-24/PJ/2014
Tanggal 25 Juli 2014 Tentang Pelaksanaan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 70P/HUM/2013 Mengenai PPN atas Barang Hasil Pertanian yang Dihasilkan dari
Kegiatan Usaha di Bidang Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan sebagaimana Diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007.
Berdasarkan aturan tersebut maka pengusaha (Orang Pribadi maupun Badan) yang
melakukan penyerahan barang hasil pertanian sebagaimana dilampirkan dalam Surat
Edaran di atas wajib memungut PPN dan untuk itu wajib ditetapkan sebagai PKP, kecuali
pengusaha yang termasuk pengusaha kecil dengan omzet sampai dengan 4,8 Milyar
pertahun sebagaimana diatur dalam PMK Nomor 197/PMK.03/2013 tentang perubahan
atas PMK Nomor 68/PMK.03/2010 tentang Batasan Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan
Nilai.
Daftar Barang Hasil Perkebunan dan Kehutanan yang ditetapkan terdapat pada lampiran
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2007 dan implikasi Perpajakannya Berdasarkan
Putusan MA No 70P/HUM/2013.

|Seminar Pajak

CONTOH KASUS
Lakukan Review dan berikan rekomendasi kepada Perusahaan agar bisa melakukan
restitusi secara aman dan optimal!
PT Sang Peraih berdiri bulan April 2008 dan merupakan produsen meubel yang
berkedudukan di Jl. Raya Pasar Minggu No. 115 Jakarta Selatan, Telp no. (021) 7981122.
Barang yang diproduksi berupa meubel dalam berbagai bentuk dan tipe. PT Sang Peraih
telah terdaftar di KPP Madya Jakarta Selatan dengan NPWP 01.323.747.8.017.000 dan telah
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sejak 1 April 2008. Pembuatan Kode Faktur
Pajak dan Nomor Seri Faktur Pajak dibuat berdasarkan Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER159.PJ./2006 seperti telah diubah dengan PER-13/PJ/2010 yang kemudian diganti dengan
PER-24/PJ/2012. Produk yang dihasilkan lebih dari 90% diekspor ke manca negara.
Semenjak menjadi PKP, PT Sang Peraih sudah mengkreditkan Pajak Masukan dan
memungut PPN atas penyerahan lokal yang dilakukannya. Beberapa informasi yang
diketahui dari pelaksanaan hak dan kewajiban PPN adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan baru melakukan produksi secara komersial dan menjual barang hasil
produksinya pada bulan September 2012, lebih dari 90% hasil produksinya dijual
ekspor ke manca negara.
2. Secara umum PM yang dikreditkan sudah memenuhi persyaratan formal dan material
sebagai PM. Secara formal, Faktur Pajak sudah diisi dengan benar, lengkap dan jelas
sesuai transaksi yang sebenarnya. Secara material, PM yang dikreditkan berhubungan
langsung dengan kegiatan usaha.
3. Untuk Masa Pajak Mei 2008 s.d. Maret 2009, Perusahaan sudah mengkreditkan seluruh PM
baik yang berupa perolehan barang modal maupun bukan barang modal. Sejak masa
pajak April 2010 s.d. Agustus 2012, Perusahaan hanya mengkreditkan PM atas barang
modal saja dan sejak masa September 2012 dan seterusnya, Perusahaan kembali
mengkreditkan seluruh PM baik yang berupa perolehan barang modal maupun bukan
barang modal.
4. PPN Masukan sejak Mei 2008 s.d. Maret 2010 terdiri dari 80% merupakan PM atas barang
modal dam 20% merupakan PM atas selain barang modal.
5. Pada bulan Mei, Juli, September, November 2010 terdapat PM atas jasa konstruksi
pembangunan pabrik masing-masing sebesar Rp 250 juta.
6. Pada bulan November dan Desember 2010 terdapat PM atas pembelian tanah yang
rencananya akan dipakai untuk bangunan kantor masing-masing sebesar Rp 700 juta.
7. Pada Januar 2011 s.d. Juni 2012 terdapat PM dari jasa konstruksi pembangunan pabrik
dan gedung kantor masing-masing sebesar Rp 300 juta.
Diskusikan:
a) Berdasarkan rekap PK dan PM terlampir serta informasi di atas lakukan review atas
kasus tersebut karena Perusahaan merencanakan akan melakukan restitusi atas PM yang
sudah terakumulasi sejak Mei 2008 yang jumlahnya sudah mencapai Rp 66 milyar lebih.
b) Jika Perusahaan memutuskan untuk membetulkan SPT dengan mengubah dari pilhan
Kompensasi ke bulan berikutnya menjadi restitusi per bulan, bagaimana pendapat Anda
sebagai pemeriksa pajak?

|Seminar Pajak

PEMBAHASAN
No

tahun

PM

2008

313,942,187.00

2009

591,229,319.00

2010

2011

2012

6
7

kompensasi bulan
lalu

krg (lbh) bayar

dikompensasikan

(313,942,187.00)

313,942,187.00

313,942,187.00

(905,171,506.00)

905,171,506.00

6,743,277,840.00

905,171,506.00

(7,648,449,346.00)

7,648,449,346.00

17,643,114,581.00

7,648,449,346.00

(25,291,563,927.00)

25,291,563,927.00

120,194,500.00

13,108,219,047.00

25,291,563,927.00

(38,279,588,474.00)

38,279,588,474.00

2013

843,515,398.00

17,763,019,054.00

38,279,588,474.00

(55,199,092,130.00)

55,199,092,130.00

2014

420,851,701.00

11,970,333,952.00

55,199,092,130.00

(66,748,574,381.00)

66,748,574,381.00

1,384,561,599.00

68,133,135,980.00

127,637,807,570.00

(194,386,381,951.00)

194,386,381,951.00

PM

kompensasi bulan
lalu

krg (lbh) bayar

dikompensasikan

(50,500,000.00)

50,500,000.00

TOTAL

PK

REKAP PER TAHUN


2008
no

tahun

PK

Mei

50,500,000.00

Juni

61,694,067.00

50,500,000.00

(112,194,067.00)

112,194,067.00

Agust

44,578,280.00

112,194,067.00

(156,772,347.00)

156,772,347.00

sept

42,875,386.00

156,772,347.00

(199,647,733.00)

199,647,733.00

okt

39,694,454.00

199,647,733.00

(239,342,187.00)

239,342,187.00

des
TOTAL

74,600,000.00

239,342,187.00

(313,942,187.00)

313,942,187.00

313,942,187.00

758,456,334.00

(1,072,398,521.00)

1,072,398,521.00

2009
no

tahun

Jan

Mar

PK

krg (lbh) bayar

dikompensasikan

38,842,276.00

kompensasi bulan
lalu
313,942,187.00

(352,784,463.00)

352,784,463.00

33,026,518.00

352,784,463.00

(385,810,981.00)

385,810,981.00

PM

.(a)

April

43,430,497.00

385,810,981.00

(429,241,478.00)

429,241,478.00

Mei

35,807,273.00

429,241,478.00

(465,048,751.00)

465,048,751.00

Juni

35,227,712.00

465,048,751.00

(500,276,463.00)

500,276,463.00

Agust

189,688,290.00

500,276,463.00

(689,964,753.00)

689,964,753.00

Sept

29,732,238.00

689,964,753.00

(719,696,991.00)

719,696,991.00

Okt

31,565,467.00

719,696,991.00

(751,262,458.00)

751,262,458.00

Nov

116,392,381.00

751,262,458.00

(867,654,839.00)

867,654,839.00

10

Des

37,516,667.00

867,654,839.00

(905,171,506.00)

905,171,506.00

591,229,319.00

5,475,683,364.00

(6,066,912,683.00)

6,066,912,683.00

TOTAL

.(b)

2010

Jan

29,455,667.00

kompensasi bulan
lalu
905,171,506.00

(934,627,173.00)

934,627,173.00

Feb

39,139,386.00

934,627,173.00

(973,766,559.00)

973,766,559.00

(a)+(b)+(jan+feb+mar '10)

80%*

Mar

257,435,378.00

973,766,559.00

(1,231,201,937.00)

1,231,201,937.00

10,278,906,873.00

8,223,125,498.40

Apr

79,546,617.00

1,231,201,937.00

(1,310,748,554.00)

1,310,748,554.00

Mei

364,806,363.00

1,310,748,554.00

(1,675,554,917.00)

1,675,554,917.00

Juni

287,293,257.00

1,675,554,917.00

(1,962,848,174.00)

1,962,848,174.00

Juli

380,449,425.00

1,962,848,174.00

(2,343,297,599.00)

2,343,297,599.00

Agust

355,829,949.00

2,343,297,599.00

(2,699,127,548.00)

2,699,127,548.00

no

tahun

PK

PM

krg (lbh) bayar

dikompensasikan

250,000,000.00
250,000,000.00

Sept

1,168,576,717.00

2,699,127,548.00

(3,867,704,265.00)

3,867,704,265.00

10

Okt

511,537,877.00

3,867,704,265.00

(4,379,242,142.00)

4,379,242,142.00

11

Nov

1,635,528,856.00

4,379,242,142.00

(6,014,770,998.00)

6,014,770,998.00

apr-des '10

250,000,000.00

12

Des

1,633,678,348.00

6,014,770,998.00

(7,648,449,346.00)

7,648,449,346.00

31,901,743,543.00

30,901,743,543.00

6,743,277,840.00

28,298,061,372.00

(35,041,339,212.00)

35,041,339,212.00

TOTAL

|Seminar Pajak

250,000,000.00

2011
krg (lbh) bayar

dikompensasikan

1,406,022,455.00

kompensasi bulan
lalu
7,648,449,346.00

(9,054,471,801.00)

9,054,471,801.00

600,000,000.00

Feb

1,120,894,906.00

9,054,471,801.00

(10,175,366,707.00)

10,175,366,707.00

600,000,000.00

Mar

1,891,687,516.00

10,175,366,707.00

(12,067,054,223.00)

12,067,054,223.00

600,000,000.00

April

1,320,939,069.00

12,067,054,223.00

(13,387,993,292.00)

13,387,993,292.00

600,000,000.00

Mei

1,555,150,576.00

13,387,993,291.00

(14,943,143,867.00)

14,943,143,867.00

600,000,000.00

Juni

1,185,508,283.00

14,943,143,868.00

(16,128,652,151.00)

16,128,652,151.00

600,000,000.00

Juli

2,376,522,585.00

16,128,652,150.00

(18,505,174,735.00)

18,505,174,735.00

600,000,000.00

Agust

2,138,279,654.00

18,505,174,735.00

(20,643,454,389.00)

20,643,454,389.00

600,000,000.00

Sept

997,990,364.00

20,643,454,389.00

(21,641,444,753.00)

21,641,444,753.00

600,000,000.00

10

Okt

1,026,263,917.00

21,641,444,752.00

(22,667,708,669.00)

22,667,708,669.00

600,000,000.00

11

Nov

1,845,200,770.00

22,667,708,669.00

(24,512,909,439.00)

24,512,909,439.00

600,000,000.00

12

Des

778,654,486.00

24,512,909,440.00

(25,291,563,926.00)

25,291,563,926.00

600,000,000.00

TOTAL

17,643,114,581.00

191,375,823,371.00

(209,018,937,952.00)

209,018,937,952.00

201,818,937,952.00

PM

kompensasi bulan
lalu

krg (lbh) bayar

dikompensasikan

no

tahun

Jan

PK

PM

2012
no

tahun

Jan

1,221,990,930.00

25,291,563,925.00

(26,513,554,855.00)

26,513,554,855.00

600,000,000.00

pm setelah
dikurangi pm jasa
konstruksi
621,990,930.00

Feb

328,932,837.00

26,513,554,855.00

(26,842,487,692.00)

26,842,487,692.00

600,000,000.00

(271,067,163.00)

PK

Mar

800,539,366.00

26,842,487,691.00

(27,643,027,057.00)

27,643,027,057.00

600,000,000.00

200,539,366.00

April

1,010,027,111.00

27,643,027,058.00

(28,653,054,169.00)

28,653,054,169.00

600,000,000.00

410,027,111.00

Mei

1,429,045,571.00

28,653,054,169.00

(30,082,099,740.00)

30,082,099,740.00

600,000,000.00

829,045,571.00

Juni

1,257,612,964.00

30,082,099,739.00

(31,339,712,703.00)

31,339,712,703.00

600,000,000.00

657,612,964.00

Juli

328,956,297.00

31,339,712,703.00

(31,668,669,000.00)

31,668,669,000.00

Agust

400,171,923.00

31,668,669,000.00

(32,068,840,923.00)

32,068,840,923.00

Sept

2,331,355,868.00

32,068,840,923.00

(34,373,746,791.00)

34,373,746,791.00

30,936,372,111.90

3,437,374,679.10

26,450,000.00

|Seminar Pajak

10

Okt

5,765,900.00

1,289,444,707.00

34,373,746,791.00

(35,657,425,598.00)

35,657,425,598.00

32,091,683,038.20

3,565,742,559.80

11

Nov

75,578,600.00

1,819,579,440.00

35,657,425,598.00

(37,401,426,438.00)

37,401,426,438.00

33,661,283,794.20

3,740,142,643.80

12

Des

12,400,000.00

890,562,033.00

37,401,426,438.00

(38,279,588,471.00)

38,279,588,471.00

34,451,629,623.90

3,827,958,847.10

TOTAL

120,194,500.00

13,108,219,047.00

367,535,608,890.00

(380,523,633,437.00)

380,523,633,437.00

131,140,968,568.20

14,571,218,729.80

2013
krg (lbh) bayar

dikompensasikan

420,211,236.00

kompensasi bulan
lalu
38,279,588,471.00

(38,617,665,426.00)

38,617,665,426.00

58,046,515.00

738,193,254.00

38,617,665,426.00

(39,297,812,165.00)

39,297,812,165.00

Mar

96,521,443.00

1,503,492,107.00

39,297,812,165.00

(40,704,782,829.00)

40,704,782,829.00

April

65,118,033.00

1,465,451,132.00

40,704,782,829.00

(42,105,115,928.00)

42,105,115,928.00

Mei

5,427,054.00

1,826,529,872.00

42,105,115,928.00

(43,926,218,746.00)

43,926,218,746.00

Juni

208,483,264.00

1,073,032,751.00

43,926,218,746.00

(44,790,768,233.00)

44,790,768,233.00

Juli

87,193,449.00

2,771,863,830.00

44,790,768,233.00

(47,475,438,614.00)

47,475,438,614.00

Agust

17,501,445.00

1,752,350,143.00

47,475,438,614.00

(49,210,287,312.00)

49,210,287,312.00

Sept

114,613,304.00

1,687,461,342.00

49,210,287,312.00

(50,783,135,350.00)

50,783,135,350.00

10

Okt

14,129,830.00

1,069,412,983.00

50,783,135,350.00

(51,838,418,503.00)

51,838,418,503.00

11

Nov

55,588,900.00

1,752,745,157.00

51,838,418,503.00

(53,535,574,760.00)

53,535,574,760.00

12

Des

38,757,880.00

1,702,275,247.00

53,535,574,760.00

(55,199,092,127.00)

55,199,092,127.00

TOTAL

843,515,398.00

17,763,019,054.00

540,564,806,337.00

(557,484,309,993.00)

557,484,309,993.00

no

tahun

PK

PM

Jan

82,134,281.00

Feb

2014
krg (lbh) bayar

dikompensasikan

1,379,548,150.00

kompensasi bulan
lalu
55,199,092,127.00

(56,552,759,785.00)

56,552,759,785.00

50,948,208.00

980,189,220.00

56,552,759,785.00

(57,482,000,797.00)

57,482,000,797.00

Mar

96,311,041.00

1,914,346,858.00

57,482,000,797.00

(59,300,036,614.00)

59,300,036,614.00

April

36,234,940.00

1,131,446,576.00

59,300,036,614.00

(60,395,248,250.00)

60,395,248,250.00

Mei

34,958,237.00

1,336,035,206.00

60,395,248,250.00

(61,696,325,219.00)

61,696,325,219.00

no

tahun

PK

PM

Jan

25,880,492.00

Feb

|Seminar Pajak

Juni

86,443,825.00

1,161,832,802.00

61,696,325,219.00

(62,771,714,196.00)

62,771,714,196.00

Juli

15,923,361.00

2,175,817,843.00

62,771,714,196.00

(64,931,608,678.00)

64,931,608,678.00

Agust

74,151,597.00

1,891,117,297.00

64,931,608,678.00

(66,748,574,378.00)

66,748,574,378.00

Sept

420,851,701.00

11,970,333,952.00

478,328,785,666.00

(489,878,267,917.00)

489,878,267,917.00

10

Okt

11

Nov

12

Des
TOTAL

bukan eskpor
export

restitusi
hanya boleh akhir tahun
boleh per bulan

|Seminar Pajak

kompensasi
boleh per bulan
boleh per bulan

a. Review atas kasus


Mei 2008 - Maret 2010, harus dipisahkan PPN atas barang modal dan yang bukan
barang modal. Atas yang bukan barang modal, PKP wajib mengembalikan PPN yang
dikreditkan yang telah mendapat restitusi atau yang telah dikompensasi dengan disertai
bunga. Jumlah PPN yang dapat dikreditkan hanya senilai Rp8,223,125,498.4
(80%*Rp10,278,906,873).
Mei, Juli, September, November 2010 atas PM atas Jasa konstruksi pembangunan
pabrik senilai masing-masing Rp250juta tidak dapat dikreditkan (berdasarkan UU
No.42/2009 Pasal 9 ayat (8j)).
November Desember 2010 PM atas pembelian tanah pabrik senilai masing-masing
Rp700juta dapat dikreditkan (berdasarkan UU No.42/2009 Pasal 9 ayat (8b)).
Januari 2011 - Juni 2012 atas PM jasa konstruksi pembangunan pabrik dan kantor
masing-masing senilai Rp300juta tidak dapat dikreditkan (berdasarkan UU No.42/2009
Pasal 9 ayat (8j)).
Sept 2012 - agustus 2014, sesuai UU PPN no.42 tahun 2009 dan PMK
no.72/PMK.03/2010 maka PPN yang dapat direstitusi SETIAP MASA PAJAK sebesar
90% (yang merupakan expor) dari nilai yang hendak direstitusi sedangkan 10% sisanya
dapat direstitusi pada AKHIR TAHUN BUKU.
total yang dapat direstitusi
dapat direstitusi tiap masa pajak
mei 2008-maret 2010
8,223,125,498.40
(belum berproduksi)
dapat direstitusi tiap masa pajak
april - desember 2010
31,651,743,543.00
(belum berproduksi)
januari 2011 - agustus
dapat direstitusi tiap masa pajak
443,530,384,091.00
2012
(belum berproduksi)
dapat direstitusi tiap masa pajak
september 2012-2014
1,193,074,765,208.00
(keperluan ekspor)
b. Pembetulan SPT
Tidak ada masalah dari sisi pemeriksa pajak karena nominal yang dihasilkan adalah
sama tetapi akan menjadi pertimbangan untuk wajib pajak karena ada beda waktu bila
restitusi yang menjadi hak wajib pajak semakin lama dimohonkan karena terkait
dengan cash flow perusahaan.
Harus diperhatikan juga bahwa ketika PKP permohonan pengembaliannya dikabulkan
dan telah diberikan pengembalian pendahuluan maka sudah akan masuk menjadi
kriteria untuk dilakukannya pemeriksaan pajak.

Anda mungkin juga menyukai