Anda di halaman 1dari 42

ANALISIS BIAYA USAHA

Oleh : Dedi Dwi Haryadi


Matakuliah : Kewirausahaan
Jurusan Mesin
Politeknik Negeri Jakarta


Pengertian Biaya
Sebagian besar keputusan yang diambil oleh
manajemen memerlukan informasi biaya yang
didasarkan pada perilakunya
Perilaku biaya adalah pola perubahan biaya
dalam kaitannya dengan perubahan volume
kegiatan atau aktivitas perusahaan (misalnya
volume produksi atau volume penjualan).
Pengertian Biaya
Besar-kecilnya biaya dipengaruhi oleh besar-
kecilnya volume produksi atau volume
penjualan
Biaya dapat digolongkan atas : Biaya Variabel,
Biaya Tetap dan Biaya Semi Variabel dan atau
biaya Semi Tetap.
Biaya Variabel
Biaya variable adalah biaya-biaya yang
totalnya selalu berubah secara proporsional
(sebanding) dengan perubahan volume
kegiatan perusahaan
Besar-kecilnya total biaya variable dipengaruhi
oleh besar-kecilnya volume produksi/
penjualan secara proporsional.
Biaya Variabel
Contoh jenis biaya ini antara lain : biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, sebagian
biaya overhead pabrik (seperti : penyusutan
aktiva tetap pabrik yang dihitung berdasarkan
jumlah unit produksi), komisi penjualan yang
ditentukan berdasarkan persentase tertentu
dari hasil penjualan dan sebagainya.

Aktivitas :
Untuk menghasilkan 1 unit produk diperlukan
biaya bahan baku sebesar Rp. 5000,-
berdasarkan data tersebut biaya bahan baku
total untuk beberapa tingkatan produksi
adalah sebagai berikut :
Tabel ditayangkan di slide berikutnya
Aktivitas
Aktivitas
Hubungan antara biaya bahan baku total
dengan volume produksi tersebut dapat
disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Aktivitas
Aktivitas
Pada Grafik (Gambar 1) tersebut nampak hubungan
antara biaya bahan baku total dengan volume produksi;
Pada saat volume produksi sama dengan nol, maka
biaya bahan baku total sama dengan nol. Jika volume
yang diproduksi 100 unit, maka biaya bahan baku total
adalah Rp. 50.000,- jika volume produksi bertambah
menjadi 200 unit, maka biaya bahan baku total
bertambah menjadi Rp. 100.000. Demikian seterusnya
biaya bahan baku total akan selalu berubah secara
sebanding dengan perubahan volume produksi (yaitu
setiap perubahan satu unit volume produksi akan
berpengaruh terhadap biaya bahan baku sebesar Rp.
500,-).

Dari contoh diatas, biaya bahan baku total selalu
berubah sebanding dengan perubahan volume
produksi, akan tetapi biaya bahan baku setiap
unit produk jumlahnya tetap (tidak berubah)
pada setiap tingkat volume produksi. Dengan
perkataan lain, biaya variable total mempunyai
perilaku selalu berubah sesuai dengan perubahan
volume produksi, sedangkan biaya variable per
unit mempunyai perilaku tetap, meskipun volume
produksi berubah.
Secara grafis biaya variable per unit dalam
kaitannya dengan volume produksi adalah
sebagai berikut (Gambar 2)


Aktivitas
Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya-biaya yang di dalam
kapasitas (range of capacity) tertentu totalnya
tetap, meskipun volume kegiatan perusahaan
berubah-ubah. Sejauh tidak melampaui
kapasitas, biaya tetap total tidak dipengaruhi
oleh besar-kecilnya volume kegiatan
perusahaan.

Biaya Tetap
Jarak kapasitas adalah serangkaian tingkat volume
kegiatan perusahaan yang dapat dicapai tanpa
menambah kapasitas. Misalnya berdasarkan contoh
diatas jarak kapasitas atau sering pula disebut jarak
relevan adalah merupakan volume produksi antara nol
unit sampai dengan 500 unit. Jika perusahaan
memproduksi pada tingkat antara 1 sampai dengan
500 unit biaya tetap total adalah sebesar Rp. 75.000,
akan tetapi jika perusahaan memproduksi lebih dari
500 unit maka biaya tetap total akan berubah, karena
perusahaan harus menambah kapasitas yang dimiliki.

Biaya Tetap
Pada umumnya penambahan kapasitas oleh
perusahaan dapat dilakukan dalam jangka
panjang, seperti : Gaji tetap pimpinan
perusahaan, penyusutan aktiva tetap yang
dihitung dengan metode garis lurus dan
sebagainya.


Biaya Semi Variabel
Biaya semi variable adalah biaya-biaya yang
totalnya selalu berubah tetapi tidak
proporsional dengan perubahan volume
kegiatan-kegiatan perusahaan. Berubahnya
biaya ini tidak dalam tingkat perubahan yang
konstan.

Biaya Tetap
Dari grafik diatas, nampak bahwa biaya semi
variable jumlahnya selalu berubah sesuai
dengan perubahan volume meskipun
perubahannya tidak proporsional karena
biaya-biaya tersebut mengandung unsure
sesuatu yang variable dan unsure yang tetap.
Oleh karena itu biaya ini seringkali dinamakan
dengan Biaya Semi Tetap.

POLA PERILAKU DAN FUNGSI BIAYA
Perubahan biaya total sebagai akibat dari
perubahan volume kegiatan perusahaan,
sebagaimana telah dibahas dimuka, ada 3 macam
pola, yaitu :
1. Jumlahnya tetap, meskipun volume kegiatan
berubah (biaya tetap)
2. Jumlahnya berubah secara proporsional dengan
perubahan volume kegiatan (biaya variable)
3. Jumlahnya berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan (biaya semi variable)
Untuk keperluan perencanaan dan
pengendalian baiaya, manajemen harus
mengetahui pola perilaku masing-masing
biaya.
Untuk menggambarkan hubungan antara
biaya total dengan volume kegiatan
perusahaan, pada umumnya dinyatakan
dengan fungsi biaya berikut :

Biaya total merupakan gabungan antara biaya
yang berpola tetap (biaya tetap) dan berpola
variable ( biaya variable).
Biaya Tetap
Umumnya untuk penyederhanaan dianggap pola
tersebut berbentuk garis lurus dan linier, untuk
hal tersebut, diperlukan beberapa asumsi, yaitu :
1. hubungan teknis antara inputs dan outputs bersifat
linier, misalnya setiap satuan outputs memerlukan
jumlah inputs yang sama besarnya.
2. Jumlah input yang diperlukan harus sama dengan
jumlah input yang digunakan
3. Harga perolehan input bersifat linier dengan
Kuantitas input yang digunakan
Asumsi tersebut hampir tanpa pengecualian dapat
diterima oleh para akuntan dan manajer dalam
menentukan pola tingkah laku biaya.
Pada kenyataannya banyak hal yang membuat sesuatu
biaya mutlak berperilaku tetap atau variable.
Misalnya biaya bahan baku tidak mutlak biaya variable,
karena suatu pembelian bahan baku dalam kuantitas
yang lebih banyak kemungkinan besar akan
mempunyai harga yang lebih rendah disbanding jika
dibeli dalam jumlah yang lebih sedikit. Karena asumsi
tersebut maka pola tingkah laku biaya yang tidak linear
(nonlinear) tidak dikemukakan pada pembahasan ini.

Biaya variable total jumlahnya dipengaruhi
oleh besar-kecilnya volume kegiatan. Dengan
perkataan lain biaya variable total merupakan
hasil perkalian antara biaya variable per unit
dengan volume kegiatan. Dengan demikian
fungsi biaya tersebut diatas dapat pula
dinyatakan sebagai berikut :

Metode Penentuan Pola Perilaku Biaya
Terdapat tiga pendekatan dalam menentukan
Pola Perilaku Biaya :
1. Pendekatan Intuisi
Merupakan pendekatan yang didasarkan intuisi
manajemen. Intuisi tersebut bisa didasari atas
surat-surat keputusan, kontrak-kontrak kerja
dengan pihak lain dan sebagainya. Ex :
Manajemen menetapkan bahwa biaya penyusutan
merupakan biaya tetap, biaya komisi merupakan
biaya variable dan lain sebagainya.

2. Pendekatan Analisis Enjinering
Yang didasarkan pada hubungan fisik yang jelas
antara masukan (input) dengan keluaran (output).
Misalnya: sebuah perusahaan yang memproduksi
mobil, maka sebuah mobil secara fisik dapat
diketahui bahwa akan memerlukan sebuah mesin,
4 buah ban, dan lain sebagainya. Dengan demikian
harga ban merupakan harga yang membentuk
biaya variable. Insinyur dan atau tenaga kerja yang
terlibat langsung dengan pengolahan fisik mobil
tersebut, biaya gaji atau upah mereka merupakan
biaya variable.

3. Pendekatan Analisis Data Biaya Masa Lalu
Pendekatan yang didasarkan pada data biaya
masa lalu. Pendekatan ini berasumsi bahwa biaya
dimasa yang akan dating sama perilakunya dengan
biaya di masa yang lalu. Data biaya masa lalu
dianalisis untuk mengetahui perilaku masing-
masing biaya. Ada beberapa metode untuk
menentukan pola perilaku biaya dengan analisis
perilaku biaya masa lalu, antara lain :

a. Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah
Merupakan sebuah cara /metode untuk
menganalisis biaya masa lalu pada volume
kegiatan yang tertinggi dan volume kegiatan yang
terendah.
Contoh :
Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap
pabrik tahun 1988 adalah sebagai berikut :

Berdasarkan data diatas, volume produksi
tertinggi adalah bulan April 1988 yaitu, 1.300 unit
dengan biaya Rp. 250.000, sedangkan volume
produksi terendah adalah bulan September 1988
yakni 100 unit dengan biaya Rp. 150.000
Selanjutnya volume produksi dan biaya pada
kedua titik tertinggi dan terendah tersebut
dianalisis dengan cara menghitung selisih
diantara keduanya. Perhitungannya adalah
sebagai berikut :
Selisih tersebut merupakan unsure variable dari
biaya yang bersangkutan. Selisih per unit yakni
dengan membagi selisih biaya dengan selisih
volume merupakan biaya variable per unit atau
dalam fungsi biaya tersebut diatas dinyatakan
dalam symbol b.
Untuk a (biaya tetap total) dihitung dengan cara
menghitung selisih antara total biaya dengan
total biaya variable, sebagai contoh untuk biaya
pada bulan April 1988 :

Total biaya (Y) = Rp. 250.000
Tot biaya var = Rp. 500 x 300 = Rp. 150.000
Total biaya tetap (a) = Rp. 100.000

Dengan demikian fungsi biaya reparasi dan
pemeliharaan dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Y = 100.000 + 500 . x

Dari perhitungan diatas dapat diketahui
bahwa dalam metode titik tertinggi dan titik
terendah yang pertama kali ditentukan adalah
biaya variable. Setelah biaya variable per unit
dapat ditentukan baru ditentukan biaya
tetapnya.


b. Metode Biaya Cadangan
Analisis perilaku biaya dalam metode ini adalah
dengan terlebih dahulu menentukan unsure biaya
tetap dari biaya yang bersangkutan. Hal ini berbeda
dengan metode pertama yang menentukan unsure
variable terlebih dahulu.
Penentuan unsure biaya tetap dilakukan dengan cara
menghentikan kegiatan perusahaan untuk sementara
waktu. Dengan cara ini diketahui besarnya biaya yang
terjadi jika perusahaan berhenti kegiatannya.
Biaya yang timbul selama kegiatan perusahaan
dihentikan disebut biaya cadangan (standby
cost), yang merupakan unsure biaya tetap dari
biaya yang dianalisis. Selisih antara biaya
cadangan dengan biaya yang terjadi selama
kegiatan perusahaan berjalan merupakan
unsure biaya variable.

Contoh :
Biaya listrik pada tingkat produksi 100.000
unit adalah Rp. 1.200.000 sedangkan biaya
listrik yang harus dibayar pada saat kegiatan
produksi dihentikan (produksi sama dengan
nol) adalah sebesar Rp. 800.000. dari data
tersebut diatas penentuan pola perilaku biaya
listrik adalah sbb :

c. Metode Kuadrat Terkecil
Penentuan pola perilaku biaya menurut metode
ini adalah dengan menentukan total biaya tetap
dan biaya variable per unit dengan menggunakan
rumus sbb :

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai