Anda di halaman 1dari 18

Bab 05.

BIOMARKER
ENZIM DAN NON-ENZIM ANTIOKSIDAN

Prof. dr. Soedjajadi Keman, MS., Ph.D.
Dept. Kesehatan Lingkungan FKM Unair
Referensi
Hulka BS, Wilcosky TC, and Griffith JD (1990) Biological Markers
in Epidemiology. Oxford: Oxford University Press.

Keman S (1997) Biomarkers of Chronoc Non-Specific Airway
Diseases. Masstricht: Unigraphic Maastricht University.

Keman S (2013) Penelitian Epidemiologi Lingkungan dalam
Perspektif Kesehatan Masyarakat. Surabaya: Airlangga
University Press.

Schins RPF (1996) Biomarkers in Ex Coal Miners Exposed to
Chronic Mineral Dusts. Maastricht: Datawyse Press.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Biologis
Partikel Debu
Properti partikel debu
Faktor inang (host)
Produksi ROS
Pelepasan Sitokin
Oxidative
Damage
Disposisi
Kolagen
Makula Debu
Penurunan Faal Paru
Keluhan Pernafasan
Emfisema, Bronkhitis
Fibrisis Masif
Kanker ??
Reactive Oxygen Species (ROS)
o ROS diimplikasikan scr luas pada berbagai macam penyakit;

o Efek seluler yang paling penting adalah kerusakan oksidatif
DNA (DNA oxydative damage), peroksidasi lemak (lipid
peroxidation), dan oksidasi protein (protein peroxidation);

o ROS meliputi Anion Superoksida (O2+), Radikal Hidroksil (OH-),
dan beberapa derivat oksigen reaktif yang tidak memiliki
elektron yang tidak berpasangan, seperti Hidrogen Peroksida
(H2O2), Oksigen Tunggal (O-), dan Asam Hipokhlorit (HOCl);

o Sebagai tambahan, karbon terpusat radikal (carbon-centered
radical) misal CCl3; radikal nitrogen (NO, NO2); dan sulfur
centered radicals (RS) yang dipercayai terlibat dalam
terjadinya berbagai penyakit pada manusia.

Senyawaan Eksogen Penginduksi ROS
Senyawaan eksogen yang dikenal
menyebabkan induksi ROS dalam tubuh
adalah Ozon (O3), Nitrigen Oksida (NOx),
Bleomycin, Paraquat, Radiasi dan lainnya.
Sumber Selular ROS
Sumber Selular ROS terdiri dari berbagai enzim yang larut
maupun yang berikatan dengan membran sel, termasuk
Sitokrom P450 dan b5; sistem transport elektron mitochondria,
dan jalur siklo-oksigenase;

Aktivasi sel fagosit akan menghasilkan Anion Superoksida (O2-),
dimana di jaringan paru makrofag dan neutrofil terlibat dalam
proses pembakaran ini, yang memanfaatkan ikatan membran
plasma NADPH Oksidase;

Saat aktivasi enzim ini oleh stimuli partikulat debu melalui
fagositosis atau oleh stimuli larutan ester forbol, atau elektron
ulang alik dari sitosolik NADPH ke oksigen untuk menghasilkan
molekul Anion Superoksida (O2+).
Neutrofil berisi sejumlah besar Myeloperoksidase yang merubah
H2O2 menjadi Asam hipoklorit (HOCl) yang sangat reaktif siap
dirubah menjadi klorin atau dapat bereaksi dengan amin primer
atau sekunder membentuk kloramine;

Sel fagosit juga menghasilkan radikal nitrogen oksida (NO-),
dibentuk selama oksidasi asam amino L-arginin, dimana NO- bisa
bereaksi dengan oksigen membentuk NO2 radikal, atau dgn
Superoksida anion (O2-) menjadi Peroksi nitrat (ONOO-) yang
secara langsung meracuni sel, atau sebaliknya membentuk OH-
dan senyawa radikal terkait lainnya;

Xantin oksidase yg diketemukan di peroksisom menghasilkan O2-
dan H2O2 selama konversi xantin atau hipoxantin menjadi asam
urat.
Anion superoksidase (O2-) diproduksi secara enzimatik oleh
enzim Superoksida dismutase atau terbentuk secara spontan;

H2O2 membentuk oksigen tunggal (O-) yang sangat reaktif
dan terlibat dalam pembentukan gugus hidroksil radikal (OH-)
yang amat sangat reaktif radikal oksigen yang pernal dikenal;
reaksi redoks ini terjadi karena terdapatnya ion logam transisi
seperti garam besi dan tembaga (copper);

Reaksi katalisasi besi ini dikenal sebagai reaksi Habber-Weiss.
O2- + Fe3+ Fe2+ + O2
Fe2+ + H2O2 Fe3+ + OH- + OH .
------------------------------------------
O2- + H2O2 O2 + OH- + OH-


Mamalia, termasuk manusia, memproses mekanisme
antioksidan enzimatik maupun non-enzimatik untuk
menanggulangi efek toksik dari reactive oxygen species
(ROS);

Antioksidan enzimatik adalah superoksida dismutase (SOD),
katalase, dan glutation peroksidase (GPx);

Antioksidan non-enzimatik meliputi vitamin A prekursor beta
caroten, glutation, asam askorbat (vitamin C), asam urat,
alfa-tokoferol (vitamin E), transferrin, laktoferrin, albumin,
dan taurine
Tabel Reactive Oxygen Species (ROS) dan Antioksidan
Reactive Oksidant Species Antioksidan Penting Keterangan
Anion Superoksida (O2-) Superoksida dismutase (SOD)
Glutathion (GSH)
Vitamin A, C, E.
Formasi dari H2O2.
Formasi dari GS dan H2O2
Radikal Hidroksil (OH-) Vitamin C Formasi dari vitamin C
Hidrogen Peroksida (H2O2) Katalase
Se dependent gluthation
peroksidase (Gpx)
Formasi dari H2O2
1
O Tunggal (Singlet Oxygen) Vitamin A, E, Asam urat Formasi dari H2O2
LOOH (Lipidhydroperoxidase) Gpx
Gluthation S-transferase
Quenching (memadamkan)
HOCl (Asam hipoklorit) Taurine Terminasi dari peroksidasi
Lipid
Sumber : Schins RPF (1996) Biomarkers in Ex Coal Miners Exposed to Chronic Mineral Dusts.
Maastricht: Datawyse Press.

Antioksidan Enzimatik
Sel eukariotik mengandung 2 bentuk superoksida dismutase
(SOD), yaitu CuZnSOD dan MnSOD;

Enzim yang mengandung copper-zinc (CuZnSOD) diketemukan
dalam sitoplasma, di peroksisom, dan juga di ekstra seluler;
sedangkan Mangan SOD (MnSOD) terdapat di mitkondria sel
eukariotik;

Enzim SOD merubah radikal O2- menjadi hidrogen peroksida,
selanjutnya katalase enzim terlibat dalam reduksi hidrogen
peroksida menjadi air;

Katalase intraseluler berlokasi di peroksisom, sedangkan
katalase ekstraseluler diketemukan di plasma darah dan cairan
pelapis epithel.
Terdapat 2 kelas enzim Gpx;

Selenium dependent Gpx dikenal mereduksi hidrogen
peroksida menjadi air, sewaktu mereduksi GSH menjadi
teroksidasi;

Gluthation teroksidasi (GSSG) sebaliknya mereduksi menjadi
GSH dalam reaksi dependen NADPH yg dikatalisasi oleh enzim
Gluthation reduktase (GR);

NADPH disediakan oleh jalur heksos monofosfat;

Reaksi siklus redoks gluthation ini terjadi di sitosol;
Antioksidan Gpx dan GST
Selenium independent glutathion peroksidase yang dikenal
dengan nama Gluthation S transferase (GST) tidak mampu
mengurangi hidrogen peroksidase menjadi air;

Gpx dan GST mengurangi lipid hidroperoksida ke dalam lipid
alkohol, dimana reaksi ini melibatkan 0ksidasi GSH jadi GSSG.

Sebagai tambahan, peran pembersihan tsb dalam peroksidasi
lipid, GST memainkan peran detoksifikasi senyawa elektrofilik
dalam reaksi konjugasi GSH.

GST diketemukan dalam sitosol dan mikrosom, yang pada
manusia GST dalam sitosol dapat dibagi menjadi kelas A, M, P,
dan T.
Antioksidan Non-Enzimatik
Dalam siklus redoks glutathion, glutahion itu sendiri bisa
bertindak sebagai antioksidan langsung;

Pembersihan Anion superoksida oleh gluthation pembentukan
thiyl radikal berpusat sulfur (GS*) dan hidrogen peroksida;

Gluthation dikenal sebagai pembersih hidrogen peroksida dan
peroksida2 lainnya;

Gluthation diketemukan intra seluler maupun ekstra seluler
dalam plasma darah, maupun di cairan penutup epitel;

Karena jumlahnya banyak sekali dalam banyak sistem biologis,
maka gluthation dipercaya sebagai detoksifikan utama dari
xenobiotik.
Enzim Gluthation S-transferase (GST) dalam konjugasi
gluthation, dan mengurangi aktivitas atau ketersediaan Gpx
atau GST mungkin punya konsekuensi aksi detoksifikasi GSH;

Bersama gluthation, asam askorbat (vitamin C) adalah
antioksidan yang larut dalam air paling penting, diketemukan
baik intra maupun ektra seluler;

Vitamin C dapat membersihkan O2- maupun OH- yang
menghasilkan radikal bebas vitamin C yang berikutnya akan
dibersihkan oleh gluthation;

Sebaliknya vitamin C punya aksi pro-oksidan karena punya
kemampuan merubah Fe3+ menjadi Fe2+ menyebabkan
reaksi2 tipe Fenton.
Antioksidan Vitamin C
Vitamin E (alpha tocoferol) adalah antioksidan larut lemak
yang paling penting, dan memperkecil cidera membran sel
pada jaringan manusia;

Vitamin E bertindak sebagai terminator reaksi rantai dalam
peroksidasi lipid, selama itu dia menjadi diirinya sendiri satu
radikal, yang cukup stabil dibandingkan lipid radikal;

Selanjutnya vitamin E bertindak sebagai antioksidan bagi
radikal superoksida (O2+), dikenal memadamkan (quenche)
dan bereaksi dengan oksigen singlet (tunggal).
Antioksidan Vitamin E
Pemadam oksigen singlet lainnya adalah vitamin A larut lemak
dan asam urat yang dibentuk oleh katabolisme purin;

Vitamin A juga dapat membersihkan O2+ dan radikal peroksil;

Asam urat bertindak sebagai pembersih OH- dan radikal
peroksil, mencegah oksidasi vitamin C, dan berikatan dengan
logam transisi;

Antioksidan lainnya meliputi khelator Besi dan Copper sebagai
transferin, ceruloplasmin, dan albumin; dan asam amino taurin
yang mendetoksifikasi HOCl.



Antioksidan Vitamin A, Asam Urat, dll ....
Sekian,
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai