dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (dalam hal akhlak yang jahat).
ATAU dalam pengertian lain: akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar- benar telah melekat sifat- sifat yang melahirkan perbuatan- perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan- angan lagi .
menurut Abdullah Dirroz, perbuatan-perbuatan manusia dapat dianggap sebagai manifestasi dari akhlaknya, apabila dua syarat, yaitu: Pertama: Perbuatan- perbuatan itu dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sama, sehingga menjadi kebiasaan. Kedua: Perbuatan- perbuatan itu dilakukan karena dorongan emosi- emosi jiwanya, bukan karena adanya tekanan- tekanan yang datang dari luar seperti paksaan dari orang lain sehingga menimbulkan ketakutan, atau bujukan dengan harapan- harapan yang indah- indah dan lain sebagainya.
Akhlak merupakan tata etika dan moralitas setiap individu, yang meliputi dua dimensi pokok, yakni: dimensi personal dan dimensi sosial Konsep akhlak pada dasarnya tidak hanya berkaitan dengan tata etika perilaku manusia, lebih dari itu, konsep akhlak juga meliputi tata etika persepi atau prasangka Pendapat Imam Al-Ghazali tentang pembagian tingkatan keburukan akhlak Tingkat keburukan akhlak menurut al- Gazalai Keburukan akhlak yang timbul karena ketidaksanggupan seseorang mengendalikan nafsunya. Perbuatan buruk yang sangat berbahaya terhadap masyarakat pada umumnya, sedangkan tidak terdapat tanda- tanda kesadaran bagi pelakunya, kecuali hanya kekhawatiran akan menimbulkan pengorbanan yang lebih hebat lagi. Keburukan akhlak yang dilakukan oleh seseorang, karena pengertian baik baginya sudah kabur, sehingga perbuatan buruklah yang dianggap baik. Perbuatan yang diketahui keburukannya, tetapi ia tidak bisa meninggalkannya karena nafsunya, sudah menguasai dirinya.