Penunjang
TATALAKSANA
Bronkiolitis 95% RSV
Lainnya :
Adenovirus
virus influenza
virus parainfluenza
Rhinovirus
Mikoplasma
DD/
Asma
Bronkitis
Gagal jantung
kongestif
Edema paru
PROGNOSIS
Kemungkinan
terjadinya asma di
kemudian hari lebih
tinggi karena
patogenesis respon
inflamasi antara asma
dan bronkiolitis
memiliki kesamaan
Sering pada
bayi
usia 2-24
bulan
puncaknya 2-
8 bulan.
> laki laki usia
3-6 bulan
tanpa ASI di
lingkungan
padat
penduduk
Infeksi virus di epitel
bersilia bronkiolus
inflamasi akut
odema submukosa ,
sekresi mukus,
timbunan debris selular
infiltrasi limfosit
peribronkial
obstruksi bronkiolus
hambatan udara
resistensi bronkiolus ins
+eks
air trapping +
hiperinflasi
ventilation perfusion
mismatching
hipoksemia + hipoksia
Anamnesa :
- Gejala IRA
ec.virus
- Batuk + sesak
- Muntah
- Anoreksik
- Rewel
- demam
PF :
- Konjunctivitis
ringan
- Faringitis
- Nafas cuping
hidung
- Ekspirasi
memanjang +
wheezing
- Retraksi
interkostal
- Ronki (jarang)
- Takipnea
- Takikardi
LAB :
- Leukosit (N)
- Elektrolit (N)
- AGD ( u/ berat)
RO :
Patchy infiltrat
Hiperinflasi
Kultur RSV / ELISA /
PCR
SKALA ABUL Ainine &
Luyt
1. RR
2. HR
3. Sat O2
4. Respiratory clinical
status
5. Status aktivitas bayi
SKALA SHUH
1. KU : 0-24
2. Otot bantu nafas :
0-3
3. Wheezing : 0-3
SUPORTIF
- Oksigen
- Minimal handling
- Cairan IV
- Kecukupan cairan
- Penyesuaian suhu
- Tunjangan respirasi
- Nutrisi
- Heliox
- Rekombinan human
deoxiryribonuclease 1
Medikamentosa
- Bronkodilator
Kombinasi adrenegik
dan agonis -adrenegik
mengurangi
tahananan saluran
respiratori perbaikan
klinis pada jangka
pendek
- Kortikosteroid
Prednison, prednisolon,
metilprednison,
hidrokortison,
dexamethason (PO, IV,
IM)
0.6 6.3 mg/kgBB
perbaikan skor gejala
klinis
- Ribavirin
PENCEGAHAN :
1. Imunoglobulin
Prematur / PPOK :
Palivizumab / bulan (
RSV hyperimmune
globulin) IM/tiap hari
hanya pada bayi
resiko tinggi dan tanpa
PJB sianotik
2. Vaksinasi
Live-attenuated RSV dan
PIV-3 : 2-3x dosis
pertama sebelum atau
bulan pertama ,
dilanjutkan dengan PIV
1 dan PIV 2 pada usia 4
dan 6 bulan
Bronkitis Virus :
Rhinovirus
RSV
Virus influenza
Virus parainfluenza
Adenovirus
Virus rubeola
Paramyxovirus
Bakteri
Mycoplasma
pneumoniae
Bordetella Pertusis
Lebih sering
terjadi
bronkitis yang
di sebabkan
oleh virus
Aktifitas kel mukus
Deskuamasi sel epitel
bersilia
Infiltrasi leukosit PMN
ke dinding dan lumen
sel.respiratori
Sekresi tampak purulen
Rinitis 3-4 hari
Batuk keras dan
kering
Batuk lepas ringan
dan produktif
Produksi sputum
Nyeri dada
Muntah
Lab untuk bakteri :
PA : infiltrasi limfosit
dan leukosit PMN
VIRUS
- Istirahat yang cukup
- Kelembapan yang cukup
- Masukan cairan yang
adekuat
- Asetaminofen bila
demam
- Obat penekan batuk
tidak di berikan
- Wheezing
bronkodilator -2 agonis
BAKTERI
Corynobacterium
diptheriae
Staph. Aureus
Strep. Pneumoniae
H. Influenzae
Std.lanjut :
Ronkhi
Suara nafas berat
dan kasar
Wheezing
B.Pertusis :
Std.kataral :
Rinitis
Konjungrivitis
Demam sedang
Batuk
Std.paroksismal :
Frek. Dan
keparahan batuk
Pertusis :
Eritromisin 3-4 hari
mengurangi penyebaran
peyakit, pemberian selama
14 hari setelah onset
menghentikan penyakit
Pneumonia Neonatus & bayi
kecil:
- Streptococcus
grup B
- E. Coli
- Pseudomonas sp.
- Klebsiella sp.
Bayi yang lebih besar
& balita:
- Streptococcus
pneumoniae
- Haemophillus
Penyebab
utama
morbiditas &
mortalitas
anak balita
Mikroorganisme
penyebab terhisap ke
perifer paru melalui
saluran respiratori
Reaksi jaringan
mempermudah
proliferasi &
penyebaran kuman ke
jaringan sekitar
edema
Konsolidasi pada bagian
Gejala infeksi
umum:
- Demam
- Sakit kepala
- Gelisah
- Malaise
- Anoreksia
Gejala gangguan
respiratori:
Darah perifer lengkap:
- Leukosit dalam
batas normal /
sedikit
- Anemia ringan
- LED
C-Reactive Protein:
- Membedakan
antara faktor
infeksi & non-
infeksi, infeksi
virus & bakteri,
Suportif:
- Pemberian cairan IV
- Terapi O2
- Koreksi terhadap
gangguan asam-basa,
elektrolit, & gula darah
- Nyeri & demam
analgetik/ antipiretik
Rawat jalan:
- Amoksisilin 25 mg/
kgBB atau
kotrimoksazol 4mg/
influenza tipe B
- Mycoplasma
pneumoniae
paru yang terkena:
sebukan sel PMN, fibrin,
eritrosit, cairan edema,
ditemukan kuman di
alveoli stadium
hepatisasi merah
Deposisi fibrin
bertambah + leukosit
PMN di alveoli
fagositosis stadium
hepatisasi kelabu
Makrofag di alveoli ,
sel degenerasi, fibrin
menipis, kuman &
debris menghilang
stadium resolusi
- Batuk dengan
napas cepat
- Sesak napas
- Air hunger
- Crackles
(ronki) pada
auskultasi
- Pernapasan
cuping hidung
- Tarikan
dinding dada
bagian bawah
ke dalam
- Merintih
(grunting)
- Sianosis
infeksi bakteri
superfisialis &
profunda
Serologis:
- Deteksi antigen &
antibodi pada
infeksi bakteri
tipikal.
Mikrobiologis:
- Tidak rutin
dilakukan kecuali
pada pneumonia
berat yang dirawat
di RS
- Spesimen dapat
berasal dari swab
tenggorok, sekret
nasofaring, bilasan
bronkus, darah,
pungsi pleura, atau
aspirasi paru
- Diagnosis
dikatakan definitif
bila kuman
ditemukan dalam
darah, cairan
pleura, atau
aspirasi paru
- Spesimen yang
memenuhi syarat:
mengandung > 25
kgBB TMP 20 mg/
kgBB sulfametoksazol
2x sehari
Rawat inap:
- Antibiotik beta-laktam,
ampisilin, atau
amoksisilin
dikombinasikan
dengan kloramfenikol
leukosit & <40 sel
epitel/ lapangan
pada pemeriksaan
mikroskopis
pembesaran kecil
Rontgen Thorax:
- Infiltrat interstitial:
corakan
bronkovascular,
peribronchial
cuffing, hiperaerasi
- Infiltrat alveolar:
konsolidasi paru
dengan air
bronchogram
- Bronkopneumonia:
gambaran difus
merata pada
kedua paru,
bercak-bercak
infltrat yang
meluas hingga ke
perifer paru.
Bronkoektasis Infeksi campak, TB,
dan pertusis
Aspirasi benda asing
Kelainan kongenital
(fibrosis kistik,
primary cilliary
Prevalensi
cukup tinggi
di populasi
terisolasi
yang krang
mendapatkan
pelayanan
kesehatan.
Traksi dari sal.
Respiratori yang kolaps,
penonjolan sal.
Respiratori akibat
sekresi sisa, perubahan
dinding bronchial akibat
infeksi atau inflamasi,
atau kombinasi dari
Batuk produktif
Pengeluaran
sputum dari jernih
menjadi
kekuningan
kuning kehijauan (>
6 minggu)
Pemeriksaan
laboratorium untuk
menyingkirkan etiologi
Pemeriksaan
bronkografi
Pemeriksaan radiologis
Prinsip penatalaksanaan
1. Mengatasi
obstruksi sal.
Respiratorik
a. Chest
physiother
apy
belum
dyskinesia, marfan
syndrome, bruton
agammaglobulinemia,
mounier-kuhn
syndrome, Williams-
campbell syndrome,
sekuesterasi paru)
Defisiensi imun
Kelainan jaringan ikat
(RA, SLE)
Infeksi HIV
Komplikasi allergic
bronkopulmonary
fungal disease
Defisiensi alpha 1-
antitrypsin (alpha 1-
protease) inhibitor
Klasifikasi secara
patologis dan
radiologis :
Bronkiektasis
silindris atau
tubular hanya
pelebaran sal.
Respiratorik
Bronkiektasis
varikosa derah
Frekuensi
lebih banyak
di negara
berkembang
yang banyak
melaporkan
kejadian
penyakit
campak, TB,
dan infeksi
HIV
ketiga mekanisme
tersebut; infeksi akut
atau berulang, obstruksi
kronis; jejas berulang
saluran respiratorik
akibat aspirasi kronis.
Bronkiektasis
Perubahan anatomi sal.
Respiratorik
Makroskopik: Dilatasi
fusiformis atau silindris
bronkus subsegmental
Mikroskopis:
Bentuk silindris
destruksi fokal jar.
Elastic, edema, dan
infiltrasi sel inflamasi di
sekitar parenkim
infiltrasi sel inflamasi
terus berlangsung +
kerusakan lapisan otot
Destruksi kartilago di
sekeliling sal.
respiratorik
Sesak napas dan
mengi
Anoreksia dan
kenaikan BB yang
tidak adekuat
Ronki kasar
(terutama lobus
bawah-kiri dan
tengah-kanan)
Perkusi pekak
Clubbing fingers
o Hilangnya
bronkovascular
markings
o Rongga kistik
dengan air-fluid
levels
(honeycomb app)
o Bayangan opak
yang menyebar
o Atelektasis linear
o Sal. Respiratorik
yang tampak
melebar dan
menebal (ring-
like shadows atau
tram lines)
o Overinflasi
daerah paru yang
tidak terkena
High resolution CT
o Silindrikal
(tramlines),
signet ring
app
o Varikosa
(varicose)
o Kistik
o Bentuk
campuran
jelas
b. Postural
drainage
2. Mengatasi infeksi
Pemberian antiinflamasi
Kortikosteroid
inhalasi
(flutikason,
budesonid,
beklometason)
Bronkodilator
Indikasi :
hiperaktivitas
bronchial
Meningkatkan
frekuensi gerakan
silia dan klirens
mucus
Operasi
Reseksi segmental
atau reseksi lobus
paru
bronkiekstasis
berat dan
terlokalisir , atau
tidak teratasi
dengan Ab
konstriksi fokal di
sepanjang sal.
Respiratorik yang
melebar
(gambaran seperti
varises vena)
Bronkiektasis
sakular atau kistik
dilatasi saluran
respiratorik yg
progresif dan
berakhir dengan
terbentuknya
kista besar,
sakulus berisi
cairan atau
mucus, atau
berkelompok
seperti anggur
(grape-like
clusters)