PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA TERINTEGRASI
DENGAN PENDIDIKAN KEBENCAAN TSUNAMI UNTUK MENINGKATKAN KESIAPSIAGAAN DI SMA
THE DEVELOPMENT OF PHYSI CS THEACHI NG AI DS I NTEGRATED WI TH DI SASTER EDUCATI ON OF TSUNAMI FOR I NCREASING PREPAREDNESS IN SENI OR HI GH SCHOOL
Oleh : Shofyan Adi Prasetyo 1 , Rahayu Dwisiwi S.R 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UNY 2 Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UNY Email: shofyanadi.p@google.com
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran fisika yang berpotensi diintegrasikan dengan pendidikan kebencanaan tsunami di SMA;(2) Menghasilkan perangkat pembelajaran fisika terintegrasi dengan pendidikan kebencanaan tsunami di SMA yang layak; (3)Mengetahui dapat atau tidaknya perangkat pembelajaran fisika terintegrasi dengan pendidikan kebencanaan tsunami di SMA untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap bencana tsunami. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA kelas XII IPA. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (R&D) dengan model 4D (Define, Design, Develop, dan Disseminate). Tahap define merupakan tahap awal untuk mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap design merupakan tahap perancangan produk awal perangkat pembelajaran. Pada tahap develop dilakukan validasi ahli dan uji coba pengembangan yang melibatkan 2 dosen ahli media dan materi, 3 guru fisika dan siswa subjek penelitian hingga diperoleh produk akhir perangkat pembelajaran fisika terintegrasi pendidikan kebencanaan tsunami.Tahap disseminate tidak dilaksanakan. Teknik analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah: (1) Teridentifikasi 3 KD dari 3 SK yang berpotensi diintegrasikan pendidikan kebencanaan tsunami. (2) Dihasilkan perangkat pembelajaran fisika terintegrasi dengan pendidikan kebencanaan tsunami di SMA yang layak. (3) Perangkat pembelajaran fisika terintegrasi dengan pendidikan kebencanaan tsunami dapat meningkatkan kesadaran bahwa siswa tinggal di daerah rawan bencana tsunami dan kesiapsiagaan terhadap bencana tsunami dengan kategori sedang.
Kata kunci: perangkat pembelajaran, pengembangan, pendidikan kebencanaan tsunami, kesadaran, kesiapsiagaan.
Abstract This research aims to: (1) Identif the standard of competency and the base of competency in physics subjects which can be integrated with the disaster education of tsunami in the senior high school; (2) Produce decent theaching aids of physics there are integrated with disaster education of tsunami in senior high school; (3) Determine whether or not theaching aids of physics there are integrated with disaster education in senior high school can increase awarnes and preperedness of tsunami disaster. The subject of research is senior high school student science of grade XII. This research is the research & development (R&D) based on 4D models (Define, Design, Develop, and Disseminate). Define phase is an early phase to define the prerequirement of learning. Design phase is the phase for designing initial product of teahing aids. On develop phase, expert validation and test development involving 5 expert in physics materials to study the subject of the final product of teaching aids in physics there are integrated with disaster education of tsunami. Disseminate phase was not implemented. The technique of data analysis are qualitative and quantitative descriptive analysis. The results shows: (1) 3 base of competencys and 3 standard of competencys had been identified which can be integrated with disaster awarnes of tsunami;(2) Have been produce decent teaching aids of physics integrated with disaster educations of tsunami in senior high school; (3) Teaching aids of tsunami there are integraded with disaster educations of tsunami can be increasstudents awareness that they live in areas prone to tsunami disasters and improve preparedness of tsunami disaster by medium category .
PENDAHULUAN Pembelajaran fisika di SMA dipandang kurang aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan siswa merasa kurang dapat mengambil manfaat dari mata pelajaran fisika di SMA. Pembelajaran fisika di SMA bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep fisika dan saling keterkaitannya. Selain itu, pembelajaran juga ditujukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir analisis induktif dan deduktif dalam menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaian masalah. Kemampuan tersebut terbentuk melalui pengalaman dalam merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan. Sejalan dengan kegiatan tersebut, sikap ilmiah seperti jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain juga akan melekat pada siswa (BSNP, 2006: 160). Secara aplikatif fisika diharapkan dapat digunakan untuk mengungkap rahasia-rahasia alam yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah kejadian bencana alam. Menurut Azhar Aryad (2007: 10), pengalaman belajar seseorang banyak didapat melalui indera penglihatan. Oleh karena itu, media visual yang interaktif sangatlah dibutuhkan untuk menjelaskan materi yang besifat abstrak. Indonesia merupakan daerah rawan bencana, seperti bencana gempa bumi, tsunami, banjir, longsor dan letusan gunungapi. Salah satu bencana alam yang paling dahsyat yang pernah melanda Indonesia adalah tsunami di Aceh Desember 2004 yang menimbulkan banyak korban jiwa maupun materi. Dengan mempelajari tanda-tanda terjadinya tsunami dan cara meminimalisir bahaya tsunami, peserta didik akan sadar bahwa mereka tinggal di daerah yang rawan bencana tsunami, dan diharapkan mereka dapat melakukan kesiapsiagaan jika terjadi tsunami sehingga dampak dari bencana tsunami dapat diminimalisir. Salah satu cara untuk meminimalisir dampak bencana tsunami adalah dengan mengintegrasikan pendidikan kebencanaan ke dalam kurikulum sekolah. Berdasarkan hasil observasi di SMA N 1 Srandakan dan SMA N 1 Galur pada bulan Agustus 2013, dapat diketahui bahwa sekolah belum pernah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan kebencanaan tsunami. Hal ini terjadi karena pemerintah belum pernah melaksanakan pengintegrasian pendidikan kebencanaan ke dalam kurikulum sekolah. Selain belum dilaksanakannya kegiatan pembelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan kebencanaan tsunami, jumlah dari media pembelajaran untuk menunjang pendidikan kebencanaan tsunami juga sangat sedikit hanya terdapat beberapa miniposter tentang tata cara mitigasi bencana tsunami. Simulasi tentang mitigasi bencana tsunami pun belum pernah dilaksanakan di kedua sekolah tersebut baik oleh pihak sekolah sendiri maupun pemerintah, meskipun salah satu sekolah tersebut merupakan sekolah siaga bencana, yaitu: SMA N 1 Kretek. 3
Berawal dari permaslahan yang telah diuraikan sebelumnya, muncul gagasan untuk mengatasi hal tersebut dengan menciptakan perangkat pembelajaran terintegrasi dengan pendidikan kebencanaan tsunami untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini adalah perangkat pembeljaran fisika yang meliputi: Silabus, RPP, media presentasi macromedia flash, dan handout. Perangkat pembelajaran ini berisi informasi tentang tata cara mitigasi bencana tsunami dan salah satu materi pada mata pelajaran fisika. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran bahwa siswa tinggal di daerah rawan bencana tsunami dan kesiapsiagaan menghadapi bencana tsunami.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan Research and Development (R&D) dengan model pengembangan 4D yang terdiri atas empat tahap yaitu: (1) Define (pendefinisian); (2) Design (perancangan); (3) Develop (pengembangan); (4) Disseminate (penyebaran) (Thiagarajan, et al., 1974: 5). Tahap define bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat- syarat pembelajaran. Dalam tahap ini dilakukan observasi awal di sekolah tempat penelitian. Tahap design, bertujuan untuk menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran (silabus, RPP, handout, dan macromedia flash) pada salah satu materi sesuai SK dan KD yang paling berpotensi untuk diintegrasikan ke dalam pendidikan kebencanaan tsunami untuk dikembangkan. Pada tahap ini juga disusun instrumen pengumpulan data (angket, soal penguasaaan materi, lembar observasi kegiatan mitigasi, dan lembar validasi) Pada tahap develop, dilaksanakan validasi ahli dan praktisi dan uji coba pengembangan. Draft prototype perangkat pembelajaran divalidasi oleh validator ahli dan praktisi (guru) untuk mendapatkan saran yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk dilakukan revisi sebelum dilakukan uji coba. Uji coba 1 berperan sebagai uji awal dari produk perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan komentar/saran dari para validator. Setelah uji coba 1 yang diujikan pada siswa kelas XII IPA 1 SMA 1 Srandakan, perangkat pembelajaran kemudian direvisi kembali berdasarkan hasil dari uji coba 1 untuk digunakan pada uji coba 2. Uji coba 2 dilakukan pada siswa kelas XII IPA 2 SMA N 1 Kretek dan siswa kelas XII IPA 1 SMA N 1 Galur. Hasil uji coba 2 selanjutnya digunakan untuk merevisi kembali dan menyempurnakan perangkat pembelajaran menjadi produk akhir yang siap disebarluaskan. Pada develop yang telah dilaksanakan, diperoleh data hasil validasi dari validator. Data hasil validasi tersebut dianalisis berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2 (Sukarjo, 2013: 89). Tabel 1. Kriteria Penilaian Ideal Rentang Skala 5 Interval Skor Kategori > 4,2 Sangat Baik/Sangat Tinggi 3,4 < 4,2 Baik/Tinggi 2,6 < 3,4 Cukup Baik/Cukup Tinggi 4
Interval Skor Kategori 1,8 < 2,6 Kurang /Rendah 1,8 Sangat Kurang/Sangat Rendah
Berdasarkan data hasil validasi, tahap develop dapat diketahui peningkatan kesadaran bahwa siswa tinggal di daerah rawan bencana tsunami dan kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana tsunami. Peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan ini diketahui dari nilai standard gain berdasarkan hasil dari angket yang dibagikan sebelum pembelajaran dan angket yang dibagikan setelah pembelajaran yang interpretasinya mengacu pada Tabel 3 (Hake, 1999). Tabel 3. Interpretasi Nilai Standard Gain Nilai <g> Kualifikasi 0,7 <g> Tinggi 0,3 <g> 0,7 Sedang <g> < 0.3 Rendah
Tahap disseminate pada penelitian ini tidak dilaksanakan. Hal ini dikarenakan penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung oleh Rahayu Dwisiwi S.R., dkk (2013), yang berjudul Pengembangan Perangkat dan Media Pembelajaran IPA Fisika di SD, SMP, dan SMA Terintegrasi Pendidikan Kebencanaan dengan tahap penyebaran akan dilakukan pada tahun berikutnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada tahap define diperoleh informasi bahwa belum terdapatnya perangkat pembelajaran fisika terintegrasi dengan pendidikan kebencanaan untuk meningkatkan kesiapsiagaan tsunami di SMA. Berdasarkan informasi tersebut maka dilaksanakan pengidentifikasian SK dan KD mata pelajaran fisika yang berpotensi diintegrasikan dengan pendidikan kebencanaan tsunami. Dari hasil pengidentifikasian diperoleh 3 SK dan 3 KD yang berpotensi diintegrasikan dengan pendidikan kebencanaan tsunami. Pada tahap design dihasilkan draft perangkat pembelajaran dan instrument pengumpulan data. Draft perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data yang telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing selanjutnya masuk pada tahap develop. Pada tahap develop dilaksanakan validasi terhadap draft perangkat pembelajaran oleh validasi ahli (dosen) dan praktisi (guru). Adapun perangkat pembelajaran yang divalidasi adalah silabus, RPP, angket kesadaran dan kesiapsiagaan, handout, media presentasi macromedia flash dan soal penguasaan materi fisika dan kebencanaan. Berdasarkan hasil validasi, untuk silabus diperoleh skor rata-rata validasi sebesar 3,16, dengan kategori baik, untuk RPP diperoleh skor rata-rata validasi sebesar 3,08 dengan kategori baik, untuk media presentasi macromedia flash diperoleh skor rata- rata validasi sebesar 3,14 dengan kategori baik, 5
untuk angket kesadaran dan kesiapsiagaan diperoleh skor rata-rata validasi sebesar 4,17 dengan kategori sangat baik, untuk handout diperoleh skor rata-rata validasi sebesar 3,67 dengan kategori baik, sehingga menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran layak digunakan dalam pembelajaran fisika terintegrasi pendidikan kebencanaan tsunami. Pada tahap develop, produk perangkat pembelajaran yang telah divalidasi dan diperbaiki berdasarkan saran dari validator diujicobakan pada siswa. Uji coba 1 dilaksanakan di SMA N 1 Srandakan, dari uji coba ini diperoleh hasil peningkatan kesadaran bahwa siswa tinggal di daerah yang rawan bencana tsunami dan kesiapsiagaan menghadapi bencana tsunami. Peningkatan kesadaran siswa tinggal di daearah rawan bencana tsunami dan kesiapsiagaan menghadapi tsunami diperoleh dari analisis standard gain berdasarkan hasil penilaian angket kesadaran dan kesiapsiagaan yang diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Adapun hasil dari peningkatan kesadaran siswa tinggal di daerah rawan bencana tsunami dapat dilihat pada Gambar 1.
Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan kesadaran tinggal didaerah rawan bencana untuk SMA N 1 Srandakan memperoleh standar gain sebesar 0,43. Dengan demikian dapat dikatakan untuk SMA N 1 Srandakan peningkatan kesadaran tinggal di daerah rawan bencana memiliki peningkatan yang sedang. Gambar 2 . Diagram gain kesiapsiagaan di SMA N 1 Srandakan dalam persen (%)
Hasil kesiapsiagaan siswa menghadapi tsunami dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 ini menunjukkan bahwa semua aspek kesiapsiagaan SMA N 1 Srandakan mengalami peningkatan. Dengan standard gain untuk aspek pengetahuan sebesar 0,50 yang artinya memiliki peningkatan sedang, aspek perencanaan sebesar 0,14 yang artinya memiliki peningkatan rendah, aspek peringatan dini sebesar 0,25 yang artinya memiliki peningkatan rendah, dan aspek mobilisasi sumber daya (MSD) meningkat sebesar 0,38 yang artinya memiliki peningkatan sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan peningkatan kesiapsiagaan pada siswa SMA N 1 Srandakan meningkat dengan kategori sedang. Perangkat pembelajaran hasil uji coba 1 kemudian dilakukan perbaikan untuk kemudian digunakan pada uji coba 2. Gambar 1. Diagram gain kesadaran di SMA N 1 Srandakan dalam persen (%) 6
Ujicoba 2 dilaksanakan di SMA N 1 Kretek dan SMA N 1 Galur dari uji coba ini diperoleh hasil peningkatan kesadaran bahwa siswa tinggal di daerah yang rawan bencana tsunami dan kesiapsiagaan menghadapi bencana tsunami. Peningkatan kesadaran siswa tinggal di daearah rawan bencana tsunami dan kesiapsiagaan menghadapi tsunami diperoleh dari analisis standard gain berdasarkan hasil penilaian angket kesadaran dan kesiapsiagaan yang diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Adapun hasil dari peningkatan kesadaran siswa tinggal di daearah rawan bencana tsunami untuk SMA N 1 Kretek dapat dilihat pada Gambar 3 sedangkan untuk SMA N 1 Galur dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 3. Diagram gain kesadaran di SMA N 1 Kretek dalam persen (%) Gambar 4. Diagram gain kesadaran di SMA N 1 Galur dalam persen (%)
. Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa kesadaran siswa tinggal di daerah rawan bencana untuk SMA N 1 Kretek memperoleh standar gain sebesar 0,60. Sehingga dapat dikatakan untuk SMA N 1 Kretek peningkatan kesadaran tinggal di daerah rawan bencana memiliki peningkatan yang sedang. Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa kesadaran siswa tinggal di daerah rawan bencana untuk SMA N 1 Galur memperoleh standar gain sebesar 0,60. Sehingga dapat dikatakan untuk SMA N 1 Galur peningkatan kesadaran tinggal di daerah rawan bencana memiliki peningkatan yang sedang.
Gambar 5. Diagram gain kesiapsiagaan di SMA N 2 Kretek dalam persen (%) Gambar 6. Diagram gain kesiapsiagaan di SMA N 1 Galur dalam persen (%)
7
Hasil kesiapsiagaan siswa menghadapi tsunami untuk SMA N 1 Kretek dapat dilihat pada Gambar 5 sedangkan untuk SMA N 1 Galur dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 5 menunjukkan bahwa semua aspek kesiapsiagaan SMA N 1 Kretek mengalami peningkatan. Dengan standard gain untuk aspek pengetahuan sebesar 0,60 yang artinya memiliki peningkatan sedang, aspek perencanaan sebesar 0,43 yang artinya memiliki peningkatan sedang, aspek peringatan dini sebesar 0,33 yang artinya memiliki peningkatan sedang, dan aspek mobilisasi sumber daya (MSD) meningkat sebesar 0,41 yang artinya memiliki peningkatan sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan peningkatan kesiapsiagaan pada siswa SMA N 1 Kretek meningkat dengan kategori sedang. Pada Gambar 6 dapat dilihat untuk SMA N 1 Galur semua aspek kesiapsiagaan meningkat. Dengan standard gain untuk aspek pengetahuan sebesar 0,41 yang artinya memiliki peningkatan sedang, aspek perencanaan sebesar 0,52 yang artinya memiliki peningkatan sedang, aspek peringatan dini sebesar 0,37 yang artinya memiliki peningkatan sedang, dan aspek mobilisasi sumber daya meningkat sebesar 0,52 yang artinya memiliki peningkatan sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan peningkatan kesiapsiagaan pada siswa SMA N 1 Galur meningkat dengan kategori sedang.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. SK dan KD yang berpotensi diintegrasikan pendidikan kebencanaan adalah SK 1. KD 1.6, pada kelas XI semester 1, SK 2. KD 2.2, pada kelas XI semester 2, dan SK 1. KD 1.1, pada kelas XII semester 1. 2. Berdasarkan proses pengembangan dihasilkan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, persentasi macromedia flash dan handout) terintegrasi dengan pendidikan kebencanaan tsunami dengan kategori baik dan layak serta dapat digunakan dalam pembelajaran terintegrasi dengan pendidikan kebencanaan tsunami di SMA. 3. Perangkat pembelajaran hasil pengembangan dapat meningkatkan kesadaran bahwa siswa tinggal di daerah rawan bencana tsunami serta kesiapsiagaan menghadapi tsunami dengan kategori sedang untuk setiap subjek penelitian.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan hal-hal berikut: 1. Pengembangan perangkat dan media pembelajaran terintegrasi pendidikan kebencanaan perlu dilakukan untuk tingkatan pendidikan yang lain, misalnya: SD dan SMP. 8
2. Perlu dilakukan penelitian untuk jenis bencana alam yang lain dengan menggunakan kurikulum 2013. 3. Perlu dikembangkan perangkat pembelajaran untuk SK dan KD yang lain yang berpotensi diintegrasikan dengan pendidikan kebencanaan tsunami. 4. Pembelajaran tentang mitigasi tsunami pada materi gelombang dimulai dengan menjelaskan fenomena-fenomena gelombang secara umum yang terjadi dikehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Hake, Richard R. (1999). Analyzing Change- Gain. Diakses tanggal 12 Januari 2014 dari http://www.physics.indiana.edu/~sdi/Anal yzingChange-Gain.pdf.
Sukardjo. (2013). Diktat Materi Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Sains. Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UNY.
Thiagarajan, Sivasailam, Dorothy S. Semmel & Melvyn I Semmel. (1974). Instructional Development for Training Theacher of exceptional Children. Minnesota: Indiana University.