Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN BED SIDE TEACHING

ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM


PADA NY. Y DENGAN P
1
A
0
DI RUANG ALAMANDA
RSUP. Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG








Oleh:
EGI NUGRAHA FITRIYAN. A
220112140098







PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXVIII
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2014
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. Y DENGAN P
1
A
0
DENGAN CAESAREAN
SECTION DI RUANG ALAMANDA

1. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama : Ny. Y
Usia : 25 tahun
Alamat : Kp. Rancabeulang RT 01/RW 015 Ds. Mekarlaksana Kec.
Ciparay Kab. Bandung
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
Status Perkawinan : Kawin
No. Medrek : 00881640
Diagnosa Medis : Delivery by Emergency Caesarean Section Indikasi PEB,
Gemeli (P2A0) POD 1
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn.T
Usia : 30 tahun
Alamat : Kp. Rancabeulang RT 001/RW 015 Ds. Mekarlaksana
Kec. Ciparay Kab. Bandung
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SD
Hubungan dengan klien : Suami
c. Keluhan Utama:
Ny.Y mengeluh ASI belum keluar
d. Riwayat Kesehatan Sekarang:
Klien SC POD4 atas indikasi PEB dan gemelli

e. Riwayat Kesehatan Dahulu:
Ny.Y pernah mengalami operasi usus buntu ketika awal pernikahan, sehingga ia
dilarang hamil selama 2 tahun.
f. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Ibu Ny.Ymemiliki riwayat penyakit hipertensi.
g. Riwayat Kehamilan dan Persalinan:

Masa Post Partum : Early Post Partum (24 jam-7 hari pasca melahirkan)
Adaptasi Psikologis: Taking Hold (Saat ini Ny.W, sudah ingin bertemu dan menyusui
anaknya, tetapi ke-2 anaknya masih berada diruang perawatan).
Ibu pertama kali kontrol saat usia kehamilan 2 bulan. Kemudian kontrol setiap 2
bulan sekali dan selama hamil ibu mendapat tablet multivitamin.

Bayi I BB: 1625 gr PB: 41, 7cm. Terdapat lilitan tali pusat dua kali dengan satu
simpul. Lahir tanggal 12 September 2014 pukul 18.45. APGAR 1=6, 5=9.
Bayi I BB: 2275 gr PB: 44, 6cm. Lahir tanggal 12 September 2014 pukul 18.52.
APGAR 1=7, 5=9.

h. Family Planning
Keluarga merasa bahagia saat mengetahui Ny.Y hamil, karena ini merupakan
kehamilan yang ditunggu-tunggu oleh keluarga. Ny.Y berkeinginan merawat anaknya
sendiri karena Ny. Y tidak bekerja.
i. Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi
Ny.Y menggunakan KB suntik sejak awal pernikahan (selama 2 tahun), setelah
melakukan operasi SC langsung dipasang alat kontrasepsi IUD 10 tahun.
j. Pola Kebutuhan Dasar :
Nutrisi : Saat dilakukan pengkajian Ny.Y sudah diperbolehkan makan dan
Ny. Y pun memakan makanan yang disediakan oleh bagian gizi.
Istirahat : Ny.Ymengatakan sebelum masuk rumah sakit tidur terasa tidak
nyaman, saat dirumah klien mengatakan sudah bisa tidur dengan nyenyak.
Eliminasi : Ny.Ymengatakan BAB terakhir adalah pagi hari sebelum operasi,
dan biasa BAB 1x/hari. Saat ini dipasang kateter.
Ambulasi : Ny.Ymengatakan saat akan duduk masih perlu mendapat bantuan
karena perut yang terasa kaku dan nyeri.
Hygiene : Ny.Y datang ke ruang Alamanda klien di seka serta dilakukan
vulva hygiene.
k. Pemeriksaan Fisik :
TTV : TD (110/700mmHg), HR (62x/menit), RR (22x/menit) Suhu
(36,6C)
Kepala : rambut tidak rontok, sinusitis (-), konjungtiva anemis (-), mukosa
mulut kering, cloasma gravidarum (-)
Leher : refleks menelan (+), pembesaran kelenjar tyroid (-)
Dada : (pengembangan paru simetris, suara nafas vasikuler), (jantung
lupdup), (areola berwarna sangat gelap, kebersihan payudara baik, putting
mendatar, ASI -/-, colostrum -/-, area payudara tidak ada benjolan berbatas
jelas, tidak ada bendungan ASI, payudara terasa kencang)
Abdomen :kontraksi uterus keras dan bulat, involusio uteri sepusat, distensi
kandung kemih(-), after pains (-), diastasis rektus abdominis (-), luka SC tidak
terkaji karena POD 1, striae gravidarum (-), linea nigra (+)
Vulva : kebersihan vulva baik, lochea rubra, varises vulva (-), edema
vulva (-).
Ekstremitas: varises (-/-), turgor kulit (elastis/elastis), homan sign (-/-), reflek
patela (+/+)
l. Pengkajian Pengetahuan
Ibu mengatakan mengapa ASI belum keluar dan bagaimana cara menyusui bayinya,
karena ini merupakan pengalaman pertama ingin menyusui bayinya, berapa lama
harus menyusui dengan ASI.




2. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1 DS:
klien mengatakan nyeri
pada area abdomen/
operasi
Skala nyeri 6 (0-10).
DO: klien terlihat
menahan rasa sakit
ketika bergerak
Proses persalinan SC

Terputusnya kontinuitas jaringan di area
abdomen

Pengeluaran zat neurosistem oleh
hipotalamus

Merangsang spinothalamus

Cortex cerebri

Gangguan rasa nyaman: nyeri
Gangguan rasa
nyaman: nyeri

2













DS : pasien mengeluh
belum keluar ASI,
DO : ASI belum keluar
Pasien belum
mengetahui cara
perawatan payudara,
pijat oksitosin dan
teknik menyusui yang
benar
Tidak ada pengeluaran ASI

Perawatan payudara

Belum mengetahui cara merawat
payudara

Kurang pengetahuan
Kurang
pengetahuan
3 DS: Klien mengatakan
luka Scnya
mengeluarkan darah
(semakin sedikit)
DO: Luka SC
mengeluarkan darah
Luka SC

Trauma Jaringan

Kebersihan tidak adekuat

Risiko infeksi
Risiko infeksi

3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No. Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan rasa
nyaman : nyeri
berhubungan
dengan
terputusnya
kontinuitas
jaringan pada
persalinan
caesarean section
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan,
nyeri berkurang/hilang,
dengan kriteria:
Klien mengatakan
nyeri
berkurang/hilang
Skala nyeri
berkurang
Klien dapat bergerak
tanpa rasa sakit
Klien tampak tenang
1. Mengkaji skala nyeri
yang dialami pasien
dan TTV
2. Mengatur posisi klien
senyaman mungkin
sesuai dengan
kebutuhan klien
3. Memberi kesempatan
klien untuk
mengungkapkan nyeri
setelah persalinan
4. Beri perawatan rutin
selama post partum dan
jelaskan prosedur
tindakan
5. Beri lingkungan yang
nyaman dan tenang
6. Ajarkan teknik distraksi
1. Mengkaji merupakan cara untuk mengetahui
tindakan selanjutnya yang akan diberikan
2. Membantu mengurangi nyeri
3. Mengkaji mekanisme koping dalam menghadapi
nyeri.
4. Meningkatkan kontrol diri dan menurunkan
ketidaknyamanan afterpains. Perawatan yang baik
dapat meningkatkan penyembuhan sehingga nyeri
akan berkurang. Kecemasan dapat disebabkan
oleh kurangnya informasi mengenai prosedur
tindakan dapat meningkatkan nyeri
5. Mengurangi stimulus dengan menurunkan
ketegangan dapat menurunkan persepsi nyeri
6. Teknik napas dapat merelaksasikan otot-otot
skelet yang mengalami spasme yang disebabkan
oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi
vasodilatasi pembuluh darah dan akan
meningkatkan aliran darah ke daerah yang
dan relaksasi (relaksasi
: teknik napas dalam,
distraksi: berbincang-
bincang)
7. Kolaborasi pemberian
analgetik

mengalami spasme, teknik relaksasi napas dalam
dipercayai mampu merangsang tubuh untuk
melepaskan opoiod endogen yaitu endorphin dan
enkefalin. Dalam spina cord, sel-sel resepotor
yang menerima stimulasi nyeri periferal dihambat
oleh stimulasi dari serabut-serabut saraf lain, jika
seseorang menerima input sensori yang
berlebihan, makan akan menyebabkan
terhambatnya impuls nyeri ke otak. Stimulasi
yang menyenangkan dari luat juga dapat
merangsang sel endorfin, sehingga stimulasi nyeri
yang dirasakan oleh klien dapat berkurang,
7. Mengurangi dan menghilangkan stimulasi nyeri
2. Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurangnya
informasi tentang
perawatan post
partum ditandai
Tujuan : pengetahuan
pasien bertambah
dengan kriteria hasil :
Klien dapat
mendemonstrasikan
kembali cara
melakukan perawatan
post partum
1. Kaji tingkat
pengetahuan pasien
tentang perawatan post
partum.
2. Beri rencana
penyuluhan tertulis
dengan menggunakan
format standarisasi.
1. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
pasien tentang cara perawatan post partum


2. Membantu menjamin kelengkapan informasi yang
diterima orang tua dari perawat.


dengan asien
belum
mengetahui cara
perawatan
payudara, pijat
oksitosin dan
teknik menyusui
yang benar, ASI
belum keluar


3. Berikan penyuluhan
yang berhubungan
dengan pengetahuan
post partum yang belum
pasien ketahui seperti
cara perawatan
payudara, pijat
oksitosin, dan teknik
menyusui yang benar
4. Demonstrasikan cara
perawatan payudara,
pijat oksitosin dan cara
menyusi yang benar
5. Evaluasi kembali
penjelasan yang telah
diberikan kepada pasien
tentang perawatan yang
diajarkan.
6. Libatkan keluarga
dalam penyuluhan
perawatan postpartum
3. Menambah pengetahuan pasien tentang perawatan
post partum yang belum pasien ketahui







4. Demonstrasikan akan lebih mengingatkan pasien
tentang penjelasan yang diberikan sekaligus
merangsang pengeluaran ASI

5. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
pasien pada penjelasan yang diberikan.



6. Meningkatkan pengetahuan keluarga dan dapat
mebantu pasien dalam melakukan perawatan.

yang belum ketahui
Resiko infeksi b.d
trauma jaringan
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi
dengan kriteria hasil:
Tidak ada tanda tanda
infeksi, seperti : merah,
panas, bengkak,
fungsio laesa

1. Kaji kondisi
keluaran/dischart yang
keluar ; jumlah, warna,
dan bau dari luka
operasi.
2. Terangkan pada klien
pentingnya perawatan
luka selama masa post
operasi.
3. Lakukan perawatan
luka.
4. Terangkan pada klien
cara mengidentifikasi
tanda inveksi.
1. Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap
saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih
gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan
tanda infeksi.
2. Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan
luka.
3. Inkubasi kuman pada area luka dapat
menyebabkan infeksi.
4. Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda
nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa
nyeri mungkin merupakan gejala infeksi.






4. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi
Gangguan rasa nyaman : nyeri
berhubungan dengan
terputusnya kontinuitas jaringan
pada persalinan caesarean
section
September 2014 1. Mengkaji skala nyeri dan
melakukan TTV kepada
klien
2. Menjelaskan penyebab
nyeri dan cara
menguranginya dengan
cara: memberikan posisi
yang nyaman dan
mengajarkan teknik
distraksi (napas dalam )
relaksasi (berbincang-
bincang) kepada klien
S: klien merasa nyeri, namun
klien mengatakan setelah
diberikan posisi yang nyaman,
tarik napas dalam, dan diajak
berbincang oleh perawat
maupun keluarga nyeri
dirasakan berkurang
O: klien terlihat senang ketika
diajarkan teknik napas dalam
dan diajak berbicang, dan
terlihat lebih nyaman
A: napas dalam, dan teknik
distraksi dengan berbincang
dapat mengurangi dan
mengalihkan rasa nyeri yang
dialami oleh klien
P: lanjutkan penerapan teknik
napas dalam, kaji ulang skala
nyeri
Kurang pengetahuan mengenai
cara pemberian ASI, cara
mengeluarkan ASI, dan manfaat
kolostrum
September 2014 1. Mengkaji pengetahuan
seadanya yang dimiliki
oleh klien
2. Memberi pemahaman
mengenai kolostrum:
kolostrum merupakan ASI
pertama berwarna kuning
jernih yang kaya akan
antibodi, dan berprotein
tinggi yang keluar dari hari
pertama hingga hari
keempat pasca melahirkan,
dan sangat penting
diberikan kepada bayi,
karena bermanfaat bagi
bayi untuk pertahanan
tubuh.
3. Mengajarkan teknik
perawatan payudara untuk
merangsang pengeluaran
ASI, dan mengurangi
S: klien mengatakan awalnya
tidak mengetahui mengenai
manfaat kolostrum dan cara
pemberian ASI, karena anak
sebelumnya tidak diberikan
ASI. Namun setelah diberikan
pendidikan kesehatan, klien
mengatkan mengerti mengenai
kolostrum, dapat melakukan
perawatan payudara, dan mau
memberikan ASI kepada
bayinya secara ekslusif
O: klien mengerti mengenai
manfaat kolostrum setelah
ditanya kembali oleh perawat,
klien mampu melakukan
perwatan payudara dengan
teknik yang benar, klien
mengerti mengenai ASI
ekslusif, mempraktekan dengan
benar posisi menyusi, dan
bendungan-bendungan ASI
4. Menganjurkan dan
mengajarkan klien untuk
memberikan ASI ekslusif,
dengan posisi yang benar,
dan waktu yang tepat.
mengetahui secara pasti bahwa
ASI ekslusif diberikan 6 bulan
pertama tanpa PASI
A: memberikan pengetahuan
kepada klien mampu
meningkatkan pemahaman bagi
klien
P: anjurkan klien untuk
melakukan perawatan payudara
secara rutin, melihat kembali
pengeluaran ASI
Resiko infeksi b.d trauma
jaringan
1. Mengkaji kondisi
keluaran/dischart yang
keluar ; jumlah, warna, dan
bau dari luka operasi.
2. Menjelaskan pada klien
pentingnya perawatan luka
selama masa post operasi.
3. Melakukan perawatan
luka/GV.
4. Menjelaskan pada klien
S: klien mengeluh adanya
keluaran darah dari luka, tapi
semakin sedikit
O: Terlihat luka SC
mengeluarkan darah dan perban
berwarna menrah.
A: masalah teratasi sebagian
P:
Pertahankan intervensi
Observasi luka secara
cara mengidentifikasi tanda
infeksi (kemerahan, panas,
bengkak) atau mungkin
juga bisa demam dan nyeri.
berkala
Anjurkan klien untuk
memberitahu perawat
apabila luka sc kembali
mengeluarkan darah.

5. CATATAN PERKEMBANGAN
15 September 2014 Klien sudah mampu melakukan perawatan payudara sebelum mandi menggunakan baby oil pada pagi hari, klien
sudah mampu memberikan ASI pada bayi dengan teknik yang benar.

Anda mungkin juga menyukai