Anda di halaman 1dari 1

PEMICU PBL 1

Banjir Jakarta: Antara kodrat alam dan ulah manusia


Setiap musim hujan tiba, energi masyarakat Jakarta dan sekitarnya habis untuk memikirkan
pengendalian banjir. Namun, begitu air surut, cepat lupa, secepat air banjir mengalir ke laut. Wacana
pengendalian banjir sudah berlangsung panjang, namun semua mengandalkan pembuatan kanal untuk
mengalirkan air secepatnya ke laut. Raja Purnawarman (abad ke-5) pun membuat kanal dan
membendung Sungai Candrabaga untuk pertanian dan pengendalian banjir. Belanda, yang menguasai
Batavia 400 tahun, pun gagal total mengendalikan banjir di Jakarta. Belanda selalu mengandalkan kanal-
kanal besar untuk mengendalikan banjir. Tampaknya, Belanda salah dalam menganalisis geografis tanah
datar Jakarta yang merupakan hasil sedimentasi Gunung Salak dan Gunung-gunung di sebelah Selatan,
selain tidak memperhitungkan perilaku penduduk Jakarta yang multietnis dan multiperilaku. Hal itu,
sangat berbeda dengan kondisi geografis dan penduduk di Belanda. Gagasan pembangunan deep tunnel
dari Cawang sampai Pluit juga masih mengandalkan kanal. Pada tahun 1923 Van Breen juga sudah
merencanakan membuat kanal dari sekitar Cawang sampai laut.
Setiap banjir datang selalu muncul wacana pindah ibu kota. Wacana pemindahan ibu kota,
sudah berlangsung sejak lama. Belanda pada tahun 1850-an juga sudah berusaha mencari tempat ideal
untuk menggantikan ibu kota Batavia yang tidak sehat dan sering banjir. Namun, jika diperhatikan, saat
ini, hampir semua kota di Indonesia sudah terkena banjir, jika terjadi hujan deras atau hujan berhari-
hari. Padahal, sesungguhnya, hujan (deras ataupun tidak) merupakan proses alami, dan merupakan
bagian dari siklus biogeokimia.
Jika dilihat perkembangan yang terjadi, wacana pengelolaan jangka panjang, terkait dengan
banjir, telah memunculkan wacana megapolitan. Hal itu terjadi, mengingat permasalah banjir juga
terkait dengan penataan wilayah dari hulu sampai hilir, termasuk penataan daerah resapan air. Terlebih
jika permasalahan banjir juga dikaitkan dengan pertambahan populasi penduduk, gaya hidup
masyarakat, dampak terhadap kesehatan, dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Disarikan dari: Kompas, Sabtu 26 Januari 2013;

Anda mungkin juga menyukai