Anda di halaman 1dari 3

THALASEMIA

Thalassemia adalah suatu kelompok anemia hemolitik kongenital herediter yang diturunkan secara
autosomal, disebabkan oleh kekurangan sintesis rantai polipeptid yang menyusun molekul globin dalam
hemoglobin.
4

Etiologi
Talasemia diakibatkan adanya variasi atau hilangnya gen ditubuh yang membuat hemoglobin. Hemoglobin
adalah protein sel darah merah (SDM) yang membawa oksigen. Orang dengan talasemia memiliki
hemoglobin yang kurang dan SDM yang lebih sedikit dari orang normal.yang akan menghasilkan suatu
keadaan anemia ringan sampai berat.
6

Ada banyak kombinasi genetik yang mungkin menyebabkan berbagai variasi dari talasemia. Talasemia
adalah penyakit herediter yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Penderita dengan keadaan
talasemia sedang sampai berat menerima variasi gen ini dari kedua orang tuannya. Seseorang yang mewarisi
gen talasemia dari salah satu orangtua dan gen normal dari orangtua yang lain adalah seorang pembawa
(carriers). Seorang pembawa sering tidak punya tanda keluhan selain dari anemia ringan, tetapi mereka
dapat menurunkan varian gen ini kepada anak-anak mereka.
6

Klasifikasi
Secara molekuler thalassemia dibedakan atas thalasemia alfa dan beta, sedangkan secara klinis dibedakan
atas thalasemia mayor dan minor .
5

Hemoglobin terdiri dari dua jenis rantai protein rantai alfa globin dan rantai beta globin. Jika masalah ada
pada alfa globin dari hemoglobin, hal ini disebut thalassemia alfa. Jika masalah ada pada beta globin hal ini
disebut thalassemia beta. kedua bentuk alfa dan beta mempunyai bentuk dari ringan atau berat. Bentuk berat
dari Beta thalassemia sering disebut anemia

A. Thalassemia alfa
Empat gen dilibatkan di dalam membuat globin alfa yang merupakan bagian dari hemoglobin, Dua dari
masing-masing orangtua.Thalassemia alfa terjadi dimana satu atau lebih varian gen ini hilang.
6

o Orang dengan hanya satu gen mempengaruhi disebut silent carriers dan tidak punya tanda penyakit.
o Orang dengan dua gen mempengaruhi disebut thalassemia trait atau thalassemia alfa . akan menderita
anemia ringan dan kemungkinan menjadi carrier
o Orang dengan tiga gen yang yang dipengaruhi akan menderita anemia sedang sampai anemia berat atau
disebut penyakit hemoglobin H.
o Bayi dengan empat gen dipengaruhi disebut thalassemia alfa mayor atau hydrops fetalis. Pada umumnya
mati sebelum atau tidak lama sesudah kelahiran.
Jika kedua orang menderita alfa thalassemia trait ( carriers) memiliki seorang anak, bayi bisa mempunyai
suatu bentuk alfa thalassemia atau bisa sehat. .
6

B. Thalassemia Beta
Melibatkan dua gen didalam membuat beta globin yang merupakan bagian dari hemoglobin, masing-masing
satu dari setiap orangtua. Beta thalassemia terjadi ketika satu atau kedua gen mengalmi variasi.
6

o Jika salah satu gen dipengaruhi, seseorang akan menjadi carrier dan menderita anemia ringan.
Kondisi ini disebut thallasemia trait/beta thalassemia minor,
o Jika kedua gen dipengaruhi, seseorang akan menderita anemia sedang (thalassemia beta intermedia
atau anemia Cooleys yang ringan) atau anemia yang berat ( beta thalassemia utama, atau anemia
Cooleys).
o Anemia Cooleys, atau beta thalassemia mayor jarang terjadi. Suatu survei tahun 1993 ditemukan
518 pasien anemia Cooleys di Amerika Serikat. Kebanyakan dari mereka mempunyai bentuk berat
dari penyakit, tetapi mungkin kebanyakan dari mereka tidak terdiagnosis .
Jika dua orangn tua dengan beta thalassemia trait (carriers) mempunyai seorang bayi, salah satu dari tiga hal
dapat terjadi: .
6

o Bayi bisa menerima dua gen normal ( satu dari masing-masing orangtua) dan mempunyai darah
normal ( 25 %).
o Bayi bisa menerima satu gen normal dan satu varian gen dari orangtua yang thalassemia trait ( 50
persen).
o Bayi bisa menerima dua gen thalassemia ( satu dari masing-masing orangtua) dan menderita
penyakit bentuk sedang sampai berat (25 persen).
Orang-orang yang beresiko menderita thalasemia:
6

o Anak dengan orang tua yang memiliki gen thalassemia
o Resiko laki-laki atau perempuan untuk terkena sama
o Thalassemia Beta mengenai orang asli dari Mediterania atau ancestry (Yunani, Italia, Ketimuran
Pertengahan) dan orang dari Asia dan Afrika Pendaratan.
o Alfa thalassemia kebanyakan mengenai orang tenggara Asia, Orang India, Cina, atau orang
Philipina.

Patofisiologi
Penyebab anemia pada thalasemia bersifat primer dan sekunder. Primer adalah berkurangnya sintesis
HbA dan eritroipoeisis yang tidak efektif disertai penghancuran sel-sel eritrosit .
5

Sedangkan sekunder ialah krena defisiensi asam folat, bertambahnya volume palsma intravaskular yang
mengakibatkan hemodilusi, dan destruksi eritrosit oleh sistem retikuloendotelial dalam limpa dan hati.
5

Penelitian biomolekuler menunjukkan adanya mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai alfa atau
beta dari hemoglobin berkurang.
5

Molekul globin terdiri atas sepasang rantai-a dan sepasang rantai lain yang menentukan jenis Hb. Pada
orang normal terdapat 3 jenis Hb, yaitu Hb A (merupakan > 96% dari Hb total, tersusun dari 2 rantai-a dan 2
rantai-b = a2b2), Hb F(< 2% = a2g2) dan HbA2 (< 3% = a2d2). Kelainan produksi dapat terjadi pada ranta-a
(a-thalassemia), rantai-b (b-thalassemia), rantai-g (g-thalassemia), rantai-d (d-thalassemia), maupun
kombinasi kelainan rantai-d dan rantai-b (bd-thalassemia).
4

Pada thalassemia-b, kekurangan produksi rantai beta menyebabkan kekurangan pembentukan a2b2 (Hb
A); kelebihan rantai-a akan berikatan dengan rantai-g yang secara kompensatoir Hb F meningkat; sisanya
dalam jumlah besar diendapkan pada membran eritrosit sebagai Heinz bodies dengan akibat eritrosit mudah
rusak (ineffective erythropoesis).
4

Pemeriksaan penunjang
1. Darah tepi :
o Hb rendah dapat sampai 2-3 g%
o Gambaran morfologi eritrosit : mikrositik hipokromik, sel target, anisositosis berat dengan
makroovalositosis, mikrosferosit, polikromasi, basophilic stippling, benda Howell-Jolly, poikilositosis dan
sel target. Gambaran ini lebih kurang khas.
o Retikulosit meningkat.
Variasi bentuk eritrosit (sel darah merah) pada sedimen darah tepi
dilihat dengan mikroskop dari penderita thalassemia: a = hipokrom,
b = teardrop, c = target cell, d = basophilic stipling dengan pewarnaan giemsa
2. Sumsum tulang (tidak menentukan diagnosis) :
o Hiperplasi sistem eritropoesis dengan normoblas terbanyak dari jenis asidofil.
o Granula Fe (dengan pengecatan Prussian biru) meningkat.
3. Pemeriksaan khusus :
o Hb F meningkat : 20%-90% Hb total
o Elektroforesis Hb : hemoglobinopati lain dan mengukur kadar Hb F.
o Pemeriksaan pedigree: kedua orangtua pasien thalassemia mayor merupakan trait (carrier) dengan Hb A
2

meningkat (> 3,5% dari Hb total).
4. Pemeriksaan lain :
o Foto Ro tulang kepala : gambaran hair on end, korteks menipis, diploe melebar dengan trabekula tegak
lurus pada korteks.
o Foto tulang pipih dan ujung tulang panjang : perluasan sumsum tulang sehingga trabekula tampak jelas.

1. Pengertian Leukopenia
v Leukopenia berasal dari kata leukosit yang ditambah dengan akhiran penia (dalam bahasa Yunani, penia
berarti kemiskinan). Jadi leukopenia adalah suatu keadaan berkurangnya jumlah leukosit dalam darah, yaitu
kurang dari atau sama dengan 5000 / mm3. (Dorland,1994)


Etiologi Leukopenia
Penyebab leukopenia dikhususkan ke dalam jenis-jenisnya, yaitu
1. Neutropenia, penyebabnya : infeksi virus, campak, demam thypoid toksin, rickettsia dari tifus, faktor fisik
(radiasi pengion), obat-obatan (sulfanilamides, barbiturat, cytostaties), bensol, kekurangan vitamin B12,
asam folat, anafilaksis shock, hypersplenism, juga karena kelainan genetik.
2. Eosinopenia, penyebabnya : meningkatnya kadar stres, syndrom Cushing, kortikosteroid, penyakit
menular, corticotrophin dan kortison.
3. Limfopenia, penyebabnya : karena faktor keturunan dan immunodeficiency, stres, radiasi penyakit,
tuberkulosis militer.
4. Monocytopenia, penyebabnya : batang myeloid tertekan ditembak dari sumsum tulang hemopoiesis
(misalnya, dalam penyakit radiasi, kondisi septik parah, dan agranulocytosis).
4. Patofisiologi Leukopenia
Leucopenia terjadi karena berawal dari berbagai macam penyebab. Berikut ini akan dijelaskan patofisilogi
penyakit leukopenia.
v Radiasi sinar X dan sinar (gamma) yang berlebihan serta penggunaan obat-obatan yang berlebihan, akan
menyebabkan kerusakan sumsum tulang. Dengan rusaknya sumsum tulang, maka kemampuan sumsum
tulang untuk memproduksi sel darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit) pun menurun (dalam kasus ini
dikhususkan leukosit yang mengalami penurunan). Kondisi tersebut akhirnya akan mengakibatkan
neutropenia (produksi neutrofil menurun), monositopenia (produksi monosit menurun), dan eosinopenia
(produksi eosinofil menurun). Selain itu, jika seseorang mengidap penyakit immunodefisiensi, seperti HIV
AIDS, maka virus HIV akan menyerang CD4 yang terdapat di limfosit T dalam sirkulasi perifer. Kondisi ini
akan menyebabkan limfosit hancur sehingga mengalami penurunan jumlah, yang disebut dengan limfopenia.
v Oleh karena penyebab-penyebab di atas yang berujung pada menurunnya jumlah komponen-komponen
leukosit (neutropenia, eosinopenia, monositopenia, limfopenia) maka terjadilah leukopenia.

5. Klasifikasi Leukopenia
Klasifikasi leucopenia didasarkan atas penyebabnya, yaitu :
1. Neutropenia memiliki penyebab yang beragam seperti : infeksi virus, campak, demam tipus toksin,
Rickettsia dari tifus, faktor fisik (radiasi pengion), obat-obatan (sulfanilamides, barbiturat, cytostaties),
bensol, kekurangan vitamin B12, asam folat, anafilaksis shock, hypersplenism, juga karena kelainan genetik.
2. Eosinopenia penyebabnya adalah : meningkatnya kadar stres, syndrom Cushing, kortikosteroid, penyakit
menular, corticotrophin dan kortison.
3. Lymphopenia penyebabnya adalah : karena faktor keturunan dan immunodeficiency, stres, radiasi
penyakit, tuberkulosis militer.
4. Monocytopenia terjadi karena batang myeloid tertekan ditembak dari sumsum tulang hemopoiesis
(misalnya, dalam penyakit radiasi, kondisi septik parah, dan agranulocytosis).

Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan labolatorium
v Dilakukan pemeriksaan sel darah lengkap (CBC), termasuk manual diferensial dalam kasus mengevaluasi
leukopenia. Hati-hati terhadap evaluasi noda darah perifer yang memberikan informasi tentang sel darah
merah (RBC) dan morfologi trombosit.
v Pemeriksaan smear sumsum tulang dan biopsi sampel dengan teknik sitometri arus.
v Pemeriksaan microbiologic cultur darah, luka, dan cairan tubuh dapat dilihat pada pasien demam.
v Pengujian antibodi antineutrophil harus dilakukan pada pasien dengan riwayat autoimun sugestif dari
neutropenia dan pada mereka yang tidak jelas penyebab leukopenia.
v Dalam bawaan neutropenia dan neutropenia siklik, analisis genetik harus dilakukan untuk
mengklasifikasikan kondisi benar.

Penatalaksanaan / Pengobatan Leukopenia
v Steroid dan vitamin yang diresepkan oleh dokter untuk mengaktifkan sumsum tulang untuk menghasilkan
lebih banyak sel darah putih.
v Beberapa terapi seperti terapi sitokin dan kemoterapi digunakan untuk pengobatan leukopenia

Anda mungkin juga menyukai