Anda di halaman 1dari 1

Patofisiologi

Sindrom nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh kerusakan glomerulus. Peningkatana
permeabilitas glomerulus terhadap plasma menimbulkan (1) proteinuria, (2) hipoalbuminemia, (3)
hyperlipidemia, dan (4) edema. Hilangnya protein dari rongga vascular menyebabkan pernuruna
tekanan osmotic plasma dan peningkatan tekanan hidrostatik, yang meyebabkan terjadinya akumulasi
cairan dalam rongga interstisial dan rogga abdomen. Penurunan volume cairan vascular menstimulasi
system renin-angiostensin yang mengakibatkan disekresinnya hormon antidiuretic dan aldosterone.
Reabsorpsi tubular terhadap natrium dan air mengalami peningkatan dan akhirnya menambah volume
intravascular. Retensi cairan mengarah pada peningkatan edema. Koagulasi dan thrombosis vena dapat
terjadi karena penurunan volume vascular yang mengakibatkan hemokonsentrasi dari kehilangan urine
dari koagulasi protein. Kehilangan imlinunoglobin pada urine dapat mengarah pada peningkatan
kerentanan terhadap infeksi.
Sindrom nefrotik adalah hasil patofisiologi dari berbagai factor yang mengubah permeabilitas
glomerulus. Sindrom nferotik ini dapat digolongkan menjadi jenis primer dan sekunder. Sindrom
nefrotik digolongkan berdasarkan temuan-temuan klinis dan hasil pemeriksaan mikroskopik jaringan
ginjal. Berdasrkan klasifikasi klinis, jenis sindrom ini dibedakan berdasarkan jalannya
penyakit,pengobatam,dan prognosisnya.
Halaman 442
(Betz, Lynn Cecily & Linda A . Buku Saku Keprawatan Pediatri ed 5.EGC.Jakarta.2004:hlm 442)

Anda mungkin juga menyukai