Anda di halaman 1dari 67

TERMODINAMIKA

TEMPERATUR
Ukuran panas dingin suatu benda
Kondisi (c):
Kesetimbangan termal
Hukum ke-nol Termodinamika
Jika dua benda berada dalam kesetimbangan termal dengan
benda ketiga, maka ketiga benda itu berada dalam
kesetimbangan termal satu sama lain
Termometer dan Skala Temperatur Celcius
Skala temperatur:
temperatur titik es
temperatur titik uap
Skala temperatur Celcius:
temperatur titik es 0C
temperatur titik uap 100C
Termometer Gas dan Skala Temperatur Absolut
Termometer gas volume konstan:
Termometer dengan temperatur terukur
yang mempunyai kesesuain yang dekat
bahkan jauh dari titik-titik kalibrasi
Tekanan nol pada setiap kasus
Skala temperatur absolut -273,15C
(Temperatur absolut T)
T
C
= T - 273.15
Skala Suhu
Titik beku air
Titik didih air
Celcius Fahrenheit Kelvin Rankin
0
100
32
212
273
373
492
672
Konversi Skala Suhu
T (K) = t (
0
C) + 273,15
T (
0
R) = 5/9 t (K)
T (
0
F) = 9/5 t (
0
C) + 32
T (
0
F) = 9/5 (T
K
255,37)
Titik Uap : 373 K 100
0
C 672
0
R 212
0
F
Titik Es : 273 K 0
0
C 492
0
R 32
0
F
Nol Mutlak : 0 K -273
0
C 0
0
R -460
0
F
Pemuaian Termal
Bila temperatur berubah dengan AT, perubahan panjang AL sebanding
dengan AT dan panjang mula-mula L:
T L L A = A o
T
L L
A
A
= o
: Koefisien muai linier
T V V A = A |
T
V V
A
A
= |
: Koefisien muai volum
o | 3 =
Latihan
Panjang dasar baja pada sebuah jembatan
gantung adalah 200 m pada 20
0
C. Jika titik-titik
ekstrim temperatur yang bisa dialaminya adalah
-30
0
C sampai 40
0
C, maka seberapa besar
jembatan tersebut akan menyusut dan memuai ?
Diketahui : o = 12 x 10
-6
(
0
C)
-1
Solusi :
Ketika temperatur menurun sampai -30
0
C, maka
AT = -50
0
C. Sehingga perubahan panjang adalah:
AL = -12 x 10
-2
m
atau menyusut sebesar 12 cm.
Penambahan panjang pada 40
0
C (AT = 20
0
C)
adalah:
AL = 4,8 x 10
-2
m
atau memuai sebesar 4,8 cm.
T L L A = A o
Anomali Air
Volume 1 gram air pada tekanan atmosfer vs. temperatur.
Volume minimum yang sesuai dengan kerapatan maksimum
terjadi pada 4C
Hukum Gas Ideal
Hukum Boyle: Bila tekanan gas ditekan pada temperatur konstan,
maka tekanan bertambah bila volume berkurang
konstan = PV
Hukum Charles dan Guy-Lussac:
Bila tekanan gas konstan, maka pertambahan volume
sebanding dengan temperatur
CT PV =
C adalah konstanta kesebandingan, C = k N
N = jumlah molekul = n N
A
n = jumlah mol
N
A
= Bilangan Avogadro = 6,022 x 10
23
molekul/mol
k = konstanta Boltzman = 1,381x10
-23
J/K
nRT PV =
R = kN
A
= konstanta gas umum
= 8,315 J/mol.K
= 0,0821 L.atm/mol.K
= 1,99 kalori/mol.K
Hukum Gas Ideal:
NkT PV =
a. Berapakah rapat massa gas oksigen pada suhu dan
tekanan standard (STP) ?
Diketahui bahwa Volume 1 mol gas pada STP adalah
22,4138 x 10
-3
m
3
b. Berapakah massa molekul gas oksigen ini ?
Anggap gas oksigen sebagai gas sempurna dengan
bobot atom 15,9984.
Latihan
a. Rapat massa gas oksigen (O
2
) :
b. Massa molekul oksigen :
Solusi :
3
1 3 3
1 3
0
kg.m 1,42755
.mol m 10 x 22,4138
2 x kg.mol 10 x 15,9984
v
M
V
m



= = = =
kg 10 x 5,31327
mol 10 x 6,02205
2 x kg.mol 10 x 15,9984
N
M
26
1 23
1 3
A


= = =
Kalor adalah energi termal yang mengalir dari benda
bertemperatur tinggi ke benda bertemperatur rendah
Satuan kalor adalah Joule, kalori, dan BTU (British
Thermal Unit), dengan 1 kalori = 4,186 Joule
Satu kilogram kalori adalah banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu 1
0
C untuk 1
kilogram air
KALOR
Kapasitas kalor (C) adalah banyaknya kalor yang
diserap benda untuk menaikkan suhu satu satuan
suhu (SI = 1 K)
C = AQ/AT atau C = dQ/dT
Satuan : kal/C, Joule/Kelvin.
Kapasitas kalor jenis (c) yaitu kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu benda per satuan massa per
satuan suhu
c = C/m atau c = AQ/(m AT)
Satuan : kal/gramC, J kg
-1
K
-1
Jumlah kalor yang harus diberikan kepada sebuah
benda bermassa m dan mempunyai kalor jenis c, untuk
menaikkan temperaturnya adalah :
T
f
Q = m } c dT
T
i
Kalorimeter digunakan untuk mengukur jumlah kalor.
Prinsip kerja Kalorimeter:
kalor yang diberikan sama dengan kalor yang diterima
m
L
c
L
(T
L
- T
w
) = (m
a
c
a
+ m
k
c
k
) (T
w
- T
ak
)
dengan : L = logam tertentu, a = air, k = kalorimeter,
w = keadaan akhir
a. Berapa kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan
temperatur tong kosong 20 kg yang terbuat dari
besi dari 10
0
C menjadi 90
0
C ?
Diketahui Kalor jenis besi adalah 450 J/kg.
0
C
b. Bagaimana jika tong tersebut diisi 20 kg air ?
Diketahui Kalor jenis air adalah 4186 J/kg.
0
C
Latihan
a. Kalor yang dibutuhkan :
Q = mcAT
Q = (20 kg)(450 J/kg.
0
C)(90 10
0
C)
Q = 720 kJ
b. Air membutuhkan kalor :
Q = mcAT
Q = (20 kg)(4186 J/kg.
0
C)(90 10
0
C)
Q = 6700 kJ
Total (tong+air) : Q = 7420 kJ
Solusi :
Konduksi
Konveksi
Radiasi
Perpindahan Kalor
Konduksi
Konduksi (hantaran) adalah perpindahan energi termal atau
kalor dalam molekul zat yang berdekatan tanpa perubahan
molekul itu sendiri, akibat perbedaan temperatur.
H AQ /AT
H = - k A (dT/dx)
H = k A (T
2
-T
1
) / L
dengan :
H = Arus Kalor [joule/s]
k = konduktivitas termal zat
[kkal/detik.m.
o
C ; J/s.m.K]
T
2
T
1
A
L
T
2
> T
1
Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas dari suatu tempat ke
tempat yang lain yang dibawa oleh fluida panas itu.
Jika fluida yang dipanaskan itu dipompa/didorong oleh
bahan lain disebut Konveksi Paksa.
Jika fluida mengalir karena perbedaan kerapatan
disebabkan perbedaan temperatur disebut Konveksi
Alamiah/Bebas.
Laju aliran panas konveksi dinyatakan oleh :
H = h
c
A AT
h
c
= koefisien konveksi
Radiasi
Radiasi adalah perpindahan energi melalui gelombang
elektromagnetik. Pemancaran energi ini tidak memerlukan
media material penghantar.
Benda hitam (Black Body) adalah benda yang mampu
menyerap hampir seluruh energi radiasi yang menimpanya.
Jumlah energi radiasi yang dipancarkan persatuan waktu
persatuan luas oleh benda hitam adalah :
I = e o A T
4
dengan
I : daya yang dipancarkan ke satu satuan luas = dP/dA
e : daya pancar permukaan bahan (emisivitas); 0<e<1
o : konstanta radiasi Stefan-Boltzman
(5,67 x 10
-8
Watt/m
2
.K
4
)
T : temperatur (Kelvin)
Sumber kehilangan kalor yang utama dari sebuah
rumah adalah melalui jendela. Berapa kecepatan
aliran kalor melalui jendela kaca dengan luas 2 m x
1,5 m dan tebal 3,2 mm, jika temperatur pada
permukaan dalam dan luar adalah 15
0
C dan 14
0
C ?
Diketahui Konduktivitas termal kaca adalah 0,84
J/s.m.
0
C
Latihan
Luas jendela kaca :
A = 2 m x 1,5 m = 3 m
2
Tebal jendela kaca :
L = 3,2 x 10
-2
m
Kecepatan aliran kalor :
Solusi :
Sebuah teko keramik (e = 0,7) dan teko alumunium
(e = 0,1) masing-masing berisi 0,75 liter teh pada 95
0
C. Luas permukaan masing-masing teko adalah 5 x
10
-2
m
2
. Berapa kecepatan kehilangan kalor dari
masing-masing teko ?
Diketahui Konstanta radiasi 5,67 x 10
-8
Watt/m
2
.K
4
dan anggap lingkungan berada pada 20
0
C.
Latihan
Kecepatan kehilangan kalor :
Teko keramik :
Teko alumunium :
Solusi :
Model Mikroskopik Gas Ideal :
1. Gas ideal terdiri dari zarah yang jumlahnya amat besar
2. Zarah-zarah itu tersebar merata dalam seluruh ruang yang
tersedia
3. Zarah-zarah itu senantiasa bergerak secara acak ke segala
arah
4. Jarak antar zarah jauh lebih besar daripada ukuran zarah
5. Tidak ada gaya interaksi antar zarah kecuali saat terjadi
tumbukan
6. Semua tumbukan bersifat elastis sempurna
7. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku
TEORI KINETIK GAS
Secara mikroskopik tekanan gas dicari dengan teori
kinetik, dimisalkan sebuah kotak berisi N partikel.
Seandainya partikel tidak saling
bertumbukan, dan hanya akan bertumbukan
pada dinding kotak.
Perubahan momentum untuk satu tumbukan :
A(mv) = mv
x
- (-mv
x
) = 2 mv
x
Selang waktu antara dua kali tumbukan pada
dinding sebesar At = 2l/v
x
Gaya rata-rata untuk beberapa tumbukan :
A(mv) 2 mv
x
mv
x
2
F = = =
At 2l/v
x
l
A
l
z
x
y

Gaya pada dinding untuk N partikel :


m m _
F = ( v
x1
2
+ v
x2
2
+ .. + v
xN
2
) = N v
x
2
l l
_ _ _ _ _ _ _
dengan v
2
= v
x
2
+ v
y
2
+ v
z
2
, dan v
x
2
= v
y
2
= v
z
2
_ _
atau v
2
= 3 v
x
2
Hasil substitusi diperoleh :
_
m v
2
F = N
l 3
Tekanan pada dinding menjadi :
_ _
1 Nmv
2
1 Nmv
2
P = F/A = =
3 A l 3 V
dapat ditulis lebih jelas :
2 _
PV = N ( mv
2
) atau
3
P V = 2/3 Ek
Sejumlah gas neon yang suhunya 455
0
C dan
tekanannya 1 atm dicampur dengan sejumlah gas
argon yang suhunya 0
0
C dan tekanannya 1 atm.
Jika volume gas neon 2 kali volume gas argon,
maka Berapa perbandingan jumlah mol kedua gas
itu ?
Latihan
Solusi :
Persoalan di atas dapat digambarkan sbb :
p
1
= 1 atm p
2
= 1 atm
T
1
= 455
0
C = 728 K T
2
= 0
0
C = 273 K
V
1
= 2 V
2
V
2
= V
2
M
Ne
= 20,179 M
Ar
= 39,948
Ne
(1)
Ar
(2)
P
1
V
1
= n
1
RT
1
dan P
2
V
2
= n
2
RT
2
Jika persamaan pertama dibagi dengan persamaan
kedua dengan mengingat data di atas, maka
perbandingan jumlah mol gas adalah :
n
1
: n
2
= 3 : 4
Energi Dalam dan Energi Total
Energi Dalam U suatu sistem ialah Besar energi yang
dimiliki oleh sistem itu dalam keadaan seimbang.
Jadi Energi Dalam adalah variabel atau besaran
keadaan.
Tiap keadaan seimbang, memiliki nilai Energi Dalam U
tertentu.
Dengan demikian, dU adalah differensial eksak, dan
dalam suatu proses perubahan U hanya ditentukan oleh
keadaan awal dan keadaan akhir saja, dan tidak
ditentukan oleh jalan (lintasan) yang dilalui.
Satuan Energi Dalam : Joule (J).
Energi Dalam Sistem adalah jumlah energi kinetik dan
energi potensial molekul-molekulnya.
Energi Kinetik disebabkan karena molekul-molekul gas
selalu bergerak atau bergetar.
Energi Potensial disebabkan karena molekul-molekul
gas tarik menarik.
Dalam gas ideal, molekul-molekulnya tidak tarik
menarik, sehingga hanya mempunyai energi potensial
elastik.
Energi Kinetik molekul-molekul gas merupakan fungsi
suhu. Semakin tinggi suhu gas, maka semakin besar
pula energi kinetiknya.
Jika massa total sistem m dan bergerak dengan
kecepatan c terhadap lingkungan, maka :
E
K
= m c
2
Dan jika sistem itu terletak pada ketinggian z, maka :
E
P
= m g z
Bila suatu sistem menjalani proses, maka perubahan
energinya adalah :
AE = E
2
E
1
= AU + AE
K
+ AE
P
atau
AE = (U
2
U
1
) + (E
K2
E
K1
) + (E
P2
E
P1
)
atau
AE = (U
2
+ E
K2
+ E
P2
) (U
1
+ E
K1
+ E
P1
)
Dalam keadaan khusus, kedudukan sistem tidak
berubah terhadap kerangka koordinat yang dipilih pada
lingkungan, sehingga E
K
dan E
P
tidak mengalami
perubahan atau AE
K
= 0 dan AE
P
= 0.
Dengan demikian maka :
AE = AU = U
2
U
1
Energi dalam gas merupakan jumlah seluruh energi
kinetik gas, sehingga untuk gas ideal, energi dalam
hanya bergantung suhu gas.
Untuk gas ideal monoatomik : U = 3/2 nRT
Gas ideal diatomik :
Pada suhu rendah, derajat kebebasannya 3 (translasi)
sehingga : E
k
= 3/2 nRT
Pada suhu sedang, derajat kebebasannya 5
[3 translasi, 2 rotasi] sehingga : E
k
= 5/2 nRT
Pada suhu tinggi, derajat kebebasannya 7
[3 translasi, 2 rotasi, 2 vibrasi] sehingga :
E
k
= 7/2 nRT
Kerja :
dengan : F cos u = komponen gaya F pada arah dS
u = sudut antara F dan dS
Jika benda melalui jalan yang terhingga (finite), misal
dari S
1
ke S
2
, maka :
dS Fcos S .d F W = =

} }
= =
2
1
S
S
dS Fcos W W
Kerja dalam Termodinamika
Dalam Mekanika, juga dikenal bahwa : oW = dE
K
Jika benda bergerak dari tempat 1 ke tempat 2, maka :
Jika gaya yang bekerja pada benda itu konservatif,
maka :
W = - (E
P2
E
P1
)
K1 K2
E
E
K
E E W atau dE W
K2
K1
= =
}
Jadi untuk gaya konservatif berlaku :
E
K2
E
K1
= - (E
P2
E
P1
)
atau
E
K1
+ E
P1
= E
K2
+ E
P2
atau
E = E
K
+ E
P
dengan : E = energi mekanik total
E
K
= energi kinetik benda
E
P
= energi potensial benda
Jika pada benda itu kecuali gaya konservatif bekerja
pula gaya non-konservatif, maka kerja oleh gaya non-
konservatif ini sama dengan perubahan energi mekanik
totalnya, yaitu :
W
nk
= E
2
E
1
= (E
K2
+ E
P2
) - (E
K1
+ E
P1
)
Kerja adalah bentuk peralihan (transitional form) dari
energi, sedang E
K
ataupun E
P
adalah bentuk energi
tersimpan (stored energy).
Dalam Termodinamika, Kerja adalah pertukaran energi
antara sistem dengan lingkungan.
Kerja dapat dilakukan oleh sistem, dapat juga dilakukan
terhadap sistem.
Satuan Kerja : Joule (J).
Kerja pada Perubahan Volume
Tinjau suatu sistem yang terdiri atas sejumlah gas di
dalam sebuah bejana yang dilengkapi dengan piston.
p
dh
Misalkan tekanan gas p, yang mungkin sekali berubah
selama terjadinya proses. Jika luas penampang piston
A, maka besar gaya pada piston adalah : F = p A
Jika piston bergeser ke atas sejauh dh, maka besar
kerja oleh gaya itu adalah : oW = p A dh cos u
Tetapi A dh = dV, dan u adalah sudut antara F dengan
dh yang sama dengan nol.
Jadi :
oW = p dV
Jika proses itu berlangsung dari keadaan 1 ke keadaan
2 atau dari volume 1 ke volume 2, maka besar kerja
yang dilakukan oleh sistem :
Umumnya dalam proses itu p tidak tetap, sehingga tidak
boleh dikeluarkan dari tanda integral.
Kerja : Dilakukan oleh sistem, maka W positif
Dilakukan terhadap sistem, maka W negatif
}
=
2
1
V
V
dV p W
Hubungan antara tekanan dan volume sistem dalam
suatu proses reversibel :
V
p
V
1
dV V
2
Pada perubahan volume sebesar dV, maka besar kerja
oleh sistem adalah oW = p dV, dan secara matematis
dinyatakan oleh luas bagian bergaris.
Jika volume berubah dari V
1
ke V
2
, maka kerja
seluruhnya diperoleh dengan pengintegralan, secara
matematis dinyatakan oleh luas bangun yang dibatasi
oleh grafik dan dua garis vertikal dari V
1
ke V
2
serta
sumbu V.
Jika proses berputar kembali ke keadaan awal, maka
proses disebut Siklik, dan dinyatakan sebagai :
Karena W bukan fungsi keadaan atau oW bukan
differensial eksak, maka umumnya rumus tersebut tidak
sama dengan nol.
}
= dV p W
Pada Proses Isokhorik (Isometrik)
V = konstan, maka dV = 0
Jadi : W = 0
Pada Proses Isobarik
p = konstan
Jadi : W = p (V
2
V
1
)
Pada Proses Isothermal
T = konstan
Jadi :
Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk lain,
sebab untuk proses isothermal : p
1
V
1
=p
2
V
2
=C, maka :
1
2
V
V
V
V
V
V
ln nRT
V
dV
nRT dV p W
2
1
2
1
= = =
} }
2
1
p
p
ln nRT W =
1. Hitung kerja yang dilakukan terhadap
atmosfer jika 10 kg air diubah menjadi uap yang
volumenya 16,7 m
3
.
Latihan
Volume 10 kg air adalah :
V
1
= 10 dm
3
= 10(10
-1
m)
3
= 0,01 m
3
Volume uap air adalah :
V
2
= 16,7 m
3
Kerja yang dilakukan terhadap atmosfer :
W = (1,01 x 10
5
Pa)(16,7 0,01)m
3
W = 16,86 x 10
5
Joule
Solusi :
( )
} }
= = =
2
1
2
1
V
V
1 2
V
V
V V p dV p pdV W
2. Uap pada tekanan tetap p = 30 atm
dimasukkan ke dalam silinder mesin uap.
Panjang langkahnya l = 0,5 m dan diameter
silinder d = 0,4 m. Berapa besar kerja yang
dilakukan oleh uap pada tiap langkah ?
Besar kerja oleh uap pada tiap langkah :
J 191.637
4
m) ,4 m)(3,14)(0 Pa)(0,5 0 (30x1,01x1
4
) (
2 5
2
2 2
2
1
=
=
= = =
}
W
W
d pl
V V p pdV W
V
V
t
Solusi :
Termodinamika mempelajari fenomena panas, energi
dan kerja yang dilakukan pada suatu proses
termodinamika.
Dalam hal ini benda menjadi fokus perhatian disebut
sistem, sedang yang lainnya disekitarnya disebut
lingkungan.
Sistem dipisahkan dari lingkungan oleh dinding
pembatas (Boundary).
Proses termodinamika terjadi pada sistem yang
bergerak dari suatu keadaan kesetimbangan ke
kesetimbangan lainnya, dengan berinteraksi dengan
lingkungan.
Hukum Termodinamika I
Bila suatu zat diubah dari keadaan 1 ke 2 kemudian
panas (Q) dan kerja (W) yang dilakukan diukur, ternyata
selisih Q-W sama untuk semua lintasan yang
menghubungkan 1 dengan 2.
Selisih Q-W menyatakan perubahan energi dalam zat
tersebut.
Jadi :
dQ = dU + dW
Q = AU + W
Q - W = U
2
- U
1
(Hukum Termodinamika I)
Besarnya harga Q dan W tergantung pada lintasan
sedangkan U tidak tergantung pada lintasan (jenis proses)
dan hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir
sistem.
Persamaan diatas menyatakan hukum ke-1
Termodinamika, dengan perjanjian :
Q (+) bila kalor masuk sistem
Q (-) bila kalor keluar sistem
W (+) bila sistem melakukan kerja
W(-) bila sistem dikenai kerja
U (+) energi dalam sistem naik
U (-) energi dalam sistem turun
Semua besaran harus dinyatakan dengan satuan yang
sama
(a) Sejumlah kalor yang sama dengan 2500 J
ditambahkan ke sistem, dan dilakukan kerja
1800 J pada sistem. Berapa perubahan
energi dalam sistem ?
(b) Berapa besar perubahan energi dalam jika
2500 J kalor ditambahkan pada sistem dan
kerja 1800 J dilakukan oleh sistem ?
Latihan
Solusi :
(a) AU = Q W = 2500 J (-1800 J) = 4300 J
(b) AU = Q W = 2500 J 1800 J = 700 J
Proses Adiabatik
Proses yang terjadi pada suatu sistem dimana tidak
ada panas yang masuk maupun keluar, (Q = 0),
yaitu jika sistem diisolasi dari pengaruh panas.
Dalam hal ini berlaku persamaan :
AU = U
2
- U
1
= - W
Kerja W yang dilakukan terhadap zat berubah
semua menjadi energi dalam AU
Penerapan Hukum Termodinamika I
Proses Isochorik
Proses yang terjadi pada sistem dengan volume
konstan (AV=0, maka W=0).
Q = AU = U
2
- U
1
Semua panas Q yang masuk digunakan untuk
menaikkan energi dalamAU, dimana oQ = n c
v
dT.
Sehingga :
dU = n c
v
dT
P
T
V
3
V
2
V
1
V
1
< V
2
< V
3
Proses Isotermik
Proses yang terjadi pada sistem dengan temperatur
T konstan (kasus tertentu pada gas ideal).
AU = U
2
- U
1
= 0 ; Q = W = p (V
2
- V
1
)
Proses Siklus
Energi dalam sistem, AU = U
2
- U
1
= 0, sehingga
Q = W
V
P
T
2
T
3
T
1
T
1
< T
2 <
T
3
Proses Isobarik
Proses yang terjadi pada suatu sistem dengan tekanan
P konstan.
Dalam hal ini berlaku persamaan :
oQ - oW = dU
dengan : oQ = n c
p
dT
oW = P dV = nR dT
sehingga, n c
p
dT - nR dT = n c
v
dT
c
p
- R = c
v
= c
p
/ c
v
= tetapan Laplace
Untuk :
gas monoatomik, = 1,67
gas dwiatomik, = 1,4
T
V
P
3
P
2
P
1

Anda mungkin juga menyukai