Anda di halaman 1dari 4

BAB II

ASPEK PENALARAN
A. Pengantar Konseptual
Pada bahasan ini, fokus utama pembahasan yaitu aspek penalaran. Penalaran aalah
suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta sehingga pada
suatu kesimpulan.
Penalaran merupakan kunci bagi bermaknanyasemua fakta atau bahan. Namin
demikian, untuk menghasilkan sebuah pernyataan atau penilaian atas suatu hal mutlak
diperlukan data/fakta dan penalaran.
Dalam menghasilkan pernyataan atau penilaian yang berkualitas dan meyakinkan,
selain diperlukan data atau fakta yang akurat, juga diperlukan penalaran yang baik (logis).
Dengan demikian, akhirnya dapat dipahami bahwa penalaran merupakan hal yang penting
dalan sebuah karangan.

B. Proposisi dan Term
Data yang dapat digunakan (dioperasikan) dalam penalaran harus terumuskan dalam
kalimat pernyataan (kalimat berita yang netral), yang disebut proposisi. Proposisi terbangun
karena adanya unsur yang disebut term. Term adalah kata atau kelompok kata yang dapat
dijadikan subjek atau predikat dalam kalimat proposisi. Jadi, proposisi adalah pernyataan
tentang hubungan yang terdapat dalam subjek dan predikat.
Contoh : Semua kaca bisa pecah (proposisi)
Semua kaca (term)
Semua pecah (term)
Hal yang menjadi catatan bahwa proposisi harus berupa kalimat berita dan juga dapat
ditunjukkan kelompok subjek (S) dan kelompok predikat (P).
Ada empat jenis proposisi dalam hubungan kelompok subjek dan kelompok predikat.
1. Semua S adalah semua P
Semua yang sehat adalah semua yang tidak sakit.
2. Semua S adalah P
Semua ayam bersayap.
Sebagian S adalah P
Sebagian kendaraan adalah sepeda.
3. Tidak satupun S adalah P
Tidak seorangpun manusia adalah binatang.
4. Sebagian S tidaklah P
Sebagian uanggas tidaklah terbang.

C. Jenis-jenis Proposisi
1. Berdasakan bentuk
- Proposisi tunggal : proposisi yang terdiri atas satu pernyataan
Contoh : Semua pelajar harus giat menuntut ilmu.
- Proposisi majemuk : Proposisi yang mengandung dua (atau lebih) pernyataan
Contoh : Semua pelajar harus giat menuntut ilmu dan berdisiplin.



2. Berdasarkan sifat
- Proposisi kategorial (hubungan subjek dan predikat terjadi tanpa syarat)
Contoh : Semua burung bisa terbang.
Sebagian binatang tidak berkaki.
- Proposisi kondisional (hubungan subjek dan predikat terjadi dengan syarat)
Contoh : Jika terus ditebangi, hutan kita pasti akan gundul.
Kalau tidak dipotong, rambut akan panjang.
Terdapat penyebab (anteseden) dan akibat (konsekuen) dalam proposisi. Proposisi
kondisional sendiri memiliki jenis lain yaitu proposisi kondisional hipotesis (antesenden
mendahului konsekuen) dan proposisi kondisional disjungtif (mengemukakan pilihan).
3. Berdasarkan kualitas
- Proposisi positif (afirmatif) : membenarkan persesuaian antara subjek dan predikat
Contoh : Mahasiswa adalah kaum terpelajar.
- Proposisi negatif : antara subjek dan predikat tidak ada hubungan.
Contoh : Sebagian buah tidak berasa manis.
4. Berdasarkan kuantitas
- Proposisi universal : predikat membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Kata penanda proposisi universal :
a. Universal positif : semua, setiap, masing-masing, apapun
b. Universal negatif : tidak satupun, tidak sedikitpun, tak seorangpun
- Proposisi khusus : predikat membenarkan atau mengingkari sebagian subjek.
Kata penanda proposisi khusus :
a. Khusus positif : sebagian, beberapa, sering, kadang-kadang
b. Khusus negatif : tidak semua, tidak seluruhnya

D. Prosedur Penalaran
Prosedur penalaran merupakan tatalaksana proses penalaran hingga diperolehnya
kesimpulan.
1. Penalaran Deduktif
Dilakukan dengan bertolak belakang dari pernyataan yang bersifat umum untuk
menghasilkan kesimpulan yang lebih khusus. Proposisi tempat menarik kesimpulan disebut
premis.
a. Menarik Kesimpulan Secara Langsung (ditarik dari satu premis)
1) Konversi
Prinsip penarikan kesimpulan
(a) Subjek premis menjadi predikat kesimpulan.
(b) Predikat premis menjadi subjek kesimpulan.
(c) Kualitas premis sama dengan kualitas kesimpulan.
(d) Term yang tidak tersebar dalam premis juga tidak tersebar dalam kesimpulan.
Contoh : Semua kursi untuk tempat duduk. (premis)
Sebagian tempat duduk adalah kursi. (kesimpulan)
2) Oversi
Prinsip penarikan kesimpulan
(a) Subjek premis sama dengan subjek kesimpulan.
(b) Predikat kesimpulan kontradiktori dengan predikat premis.
(c) Kualitas kesimpulan kebalikan dari kualitas premis.

(d) Kuantitas kesimpulan sama dengan kuantitas premis.
Contoh : Semua rudal adalah senjata berbahaya.
Tidak satupun rudal yang bukan senjata berbahaya.
3) Kontraposisi
Prinsip penarikan kesimpulan
(a) Subjek kesimpulan adalah kontradiktori predikat premis.
(b) Predikat kesimpulan adalah subjek premis.
(c) Kualitas kesimpulan tidak sama dengan kualitas premis.
(d) Tidak ada term yang tersebar.
Contoh : Semua gajah adalah berbelalai.
Tidak satupun gajah adalah tak berbelalai.
Tidak satupun (yang) tak berbelalai adalah gajah.
b. Menarik Kesimpulan secara Tidak Langsung (ditarik dari dua premis)
1) Silogisme Kategorial
Contoh : Semua binatang berjenis jantan dan betina (premis mayor)
Sapi adalah binatang (premis minor)
Jadi, sapi berjenis jantan dan betina (kesimpulan)
c. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan kesimpula
Contoh : Semua harimau bukan burung.
Tidak seekor semutpun harimau.
(Tidak ada kesimpulan)
d. Bila salah satu premisnya negatif, kesimpulan pasti negatif
Contoh : Tidak seekor gajahpun adalah musang.
Semua gajah berbelalai.
Jadi, tidak seekor musangpun berbelalai.
e. Premis yang afirmatif akan menghasilkan kesimpulan afirmatif
Contoh : Semua peserta diskusi adalah mahasiswa.
Raehani adalah peserta diskusi.
Jadi, Raehani adalah mahasiswa
f. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik kesimpulan
Contoh : Sebagai siswa SMU 100 adalah peserta lomba.
Sebagian warga Gang Kelinci adalah siswa SMU 100.
(Tidak bisa disimpulkan bahwa sebagian warga Gang Kelinci adalah
peserta lomba)
g. Bila salah satu premisnya khusus, kesimpulan akan bersifat khusus
Contoh : Semua siswa SMU 100 sudah memiliki seragam pramuka.
Sebagian warga Gang Kelinci adalah siswa SMU 100.
Jadi sebagian warga Gang Kelinci memiliki seragam Pramuka.
h. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik kesimpulan
Contoh : Beberapa siswa SMU 100 adalah pesilat.
Tidak satupun warga Gang Durian adalah siswa SMU 100.
(Tidak bisa disimpulkan bahwa sebagian warga Gang Durian adalah
bukan pesilat)
2) Silogisme Hipotesis
Contoh : Jika kertas dibakar, kertas akan hangus.
Kertas dibakar.

Jadi, kertas hangus.
3) Silogisme Alternatif
Contoh : Dia seorang guru atau pengusaha.
Dia seorang guru.
Jadi, dia bukan seorang pengusaha.
4) Entimem
Contoh : Semua peserta upacara ikut berbaris.
Raehani adalah peserta upacara.
Jadi, Raehani ikut berbaris.

2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif meruypakan penalaran yang bertolak belakang dari pernyataan-
pernyataan khusus (premis) untuk menghasilkan kesimpulan yang umum.
a. Generalisasi
Proses penalaran bertumpu pada beberapa pernyataan y6ang mempunyai sifat
tertentu untuk menghasilkan kesimpulan umum.
Contoh : Jika dipanaskan, kawat memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jadi, jika dipanaskan, benda logam memuai
b. Analogi
Proses penalaran dengan cara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat
yang sama atau yang memiliki kemiripan dalam hal tertentu. Apa yang berlaku pada
hal yang satu akan berlaku pada hal lain karena dua hal tersebut memiliki kemiripan.
Mkasusnya seperti saat seseorang membeli buah jeruk, maka dia akan
mencicipi untuk mendapatkan jeruk yang manis, selain itu diperhatikan beberapa
cirinya. Pada saat yang lain dia membeli jeruk tidak perlu mencicipi hanya perlu
menetapkan jeruk itu manis atau masam dari ciri-ciri yang sudah dia dapatkan saat
membeli jeruk sebelumnya.
c. Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah bentuk penalaran dengan cara mengaitkan gejala-
gejala yang saling berhubungan dalam hukum kausalitas.
1) Sebab-Akibat
Contoh : Bila kayu dibakar maka akan muncul asap
2) Akibat-Sebab
Contoh : Bila dari kejauhan terlihat asap membumbung ke angkasa, kita
bisa menyimpulkan bahwa di bawahnya terdapat api.
3) Akibat-Akibat
Contoh : Tubuh Rudi basah kuyup, pasti sepeda motornya juga kotor.

Anda mungkin juga menyukai