Anda di halaman 1dari 24

Pengertian Media Pembelajaran

Posted by' Haryanto, S.Pd onJanuary 21, 2012


11

Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu
yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau
ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup
luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang
dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian
menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras.



Posisi media pembelajaran. Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi
dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup
penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan
terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung
secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga
dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan media pembelajaran seringkali
menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman, yang membutuhkan media seperti buku teks, bahan
belajar yang dibuat oleh guru dan audio-visual
Ada beberapa jenis media pembelajaran,
diantaranya :
1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan
sejenisnya.
Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu sendiri yang menentukan hasil belajar.
Ternyata keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar tergantung pada (1) isi pesan, (2) cara menjelaskan pesan, dan (3)
karakteristik penerima pesan. Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu
diperhatikan ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam
media pembelajaran tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.
Tujuan menggunakan media pembelajaran :
Ada beberapa tujuan menggunakan media pembelajaran, diantaranya yaitu :
- mempermudah proses belajar-mengajar
- meningkatkan efisiensi belajar-mengajar
- menjaga relevansi dengan tujuan belajar
- membantu konsentrasi mahasiswa
- Menurut Gagne : Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar
- Menurut Briggs : Wahana fisik yang mengandung materi instruksional
- Menurut Schramm : Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional
- Menurut Y. Miarso : Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa
Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu perlu dalam pembelajaran. Kalau sampai hari ini
masih ada guru yang belum menggunakan media, itu hanya perlu satu hal yaitu perubahan sikap.
Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi
masing-masing. Dengan perkataan lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Terserah
kepada guru bagaimana ia dapat mengembangkannya secara tepat dilihat dari isi, penjelasan
pesan dan karakteristik siswa untuk menentukan media pembelajaran tersebut.
http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/


Media Pembelajaran
Posted on 12 Januari 2008 by AKHMAD SUDRAJAT 234 Comments
Konsep Media Pembelajaran
Oleh : Akhmad Sudrajat
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang
secara harfiah berarti Perantara atau Pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan
dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran.
Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan,
National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana
komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik
sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah
alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan
digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan,
saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif,
seperti adanya komputer dan internet.
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para
peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor
yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan
melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut.
Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka
obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata,
miniatur, model, maupun bentuk gambar gambar yang dapat disajikan secara audio
visual dan audial.
2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak
mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu
obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c)
obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek
yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung
berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek
itu dapat disajikan kepada peserta didik.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik
dengan lingkungannya.
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai
dengan abstrak
Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:
1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan
sejenisnya.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial,
projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan
serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan
komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media
yang bersifat interaktif.
Allen mengemukakan tentang hubungan antara media dengan tujuan pembelajaran, sebagaimana
terlihat dalam tabel di bawah ini :
Jenis Media 1 2 3 4 5 6
Gambar Diam S T S S R R
Gambar Hidup S T T T S S
Televisi S S T S R S
Obyek Tiga Dimensi R T R R R R
Rekaman Audio S R R S R S
Programmed Instruction S S S T R S
Demonstrasi R S R T S S
Buku teks tercetak S R S S R S
Keterangan :
R = Rendah S = Sedang T= Tinggi
1 = Belajar Informasi faktual
2 = Belajar pengenalan visual
3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan
4 = Prosedur belajar
5= Penyampaian keterampilan persepsi motorik
6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh: bila tujuan atau kompetensi
peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan.
Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang
lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka
media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat
melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan;
dan mutu teknis.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran/














Makalah Media Pembelajaran
3:57 PM |

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode
mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu
metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun
masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran,
antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respons yang diharapkan, ternasuk karakteristik
siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran
adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan
belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
minat dan keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap
orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian
pesan dan isi pelajaran pada saat itu, sehingga yang menjadi tujuan dari pembelajaran bisa
tercapai secara maksimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian media pembelajaran?
2. Apa saja jenis media pembelajaran?
3. Apa manfaat media pembelajaran?
4. Apa saja prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam pengembangan media pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran
2. Untuk mengetahui jenis media pembelajaran
3. Untuk mengetahui manfaat media pembelajaran
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran
5. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pengembangan media pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Pembelajaran
Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari "medium" yang
secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Banyak pakar tentang media pembelajaran yang
memberikan batasan tentang pengertian media. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (1997 :
2) media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi.
Sedangkan pengertian media menurut Djamarah (1995 : 136) adalah media adalah alat bantu
apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.
Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan Eldarni (2001 : 4) yaitu : media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi
proses belajar.
Media pendidikan merupakan bagian integral dari pembelajaran sehingga proses belajar
mengajar menjadi lebih bermutu. Karena itu media pendidikan di sebut juga media instruksional.
Dengan demikian , media pendidikan mempunyai beberapa nilai praktis atau dapat berfungsi
sebagai berikut :
a. Media pendidikan dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi murid. Misalnya siswa
berasal dari golongan mampu memiliki pengalaman sehari-harinya berbeda dengan golongan
kurang mampu. Perbedaan ini dapat di tanggulangi dengan mempertontonkan film, gambar, tv
dan sebagainya.
b. Media pendidikan dapat mengatasi batas-batas ruang kelas. Misalnya benda yang di ajarkan
terlalu besar atau berat bila di bawa ke ruang kelas untuk diamati secaara langsung. Maka dapat
di tanggulangi dengan film, gambar slidefilm strip dan sebagainya.
c. Media pendidikan dapat mengatasi keterbatasan karena jarak. Apabila secara langsung tidak
dapat di amati karena terlalu kecil seperti molekul, sel atau atom maka dapat diatasi dengan
model, gambar, dan sebagainya.
d. Media pendidikan dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu. Apabila secara langsung
gerakan benda sulit atau tidak dapat diamati karena terlalu lambat atau terlalu cepat, sedangkan
gerakan itu menjadi pusat perhatian siswa maka dapat digunakan film strip dan sebagainya.
e. Media pendidikan dapat di gunakan untuk memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang tidak
dapat di ulang kembali atau telah terjadin dai masa lampau. Seperti peristiwa bencana alam,
tiupan angina dan sebagainya maka dapat di gunakan film, film strip, slide dan sebagainya.
f. Media pendidikan memungkinkan adanya kontak langsung dengan masyarakat atau dengan alam
atau lingkungannya. Misalnya dengan mengunjungi suatu tempat.
g. Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan terhadap sesuatu objek.
h. Media pendidikan dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar.

Jadi, secara umum dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala
sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada
dasamya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam
pembelajaran disebut media pembelajaran.

B. Macam-Macam Media Pendidikan
1. Media Nonelektronik
a. Media Cetak
Dalam media cetak seperti buku teks, modul, buku petunjuk, lembar lepas, lembar kerja
, dan sebagainya pada umumnya berisi materi pembelajaran yang dapat diakses dan dibaca oleh
siswa langkah demi langkah sesuai dengan yang diinginkan. Untuk media yang berupa buku teks
biasanya dilengkapi uraian materi, contoh soal, dan latihan soal.Berbeda dengan buku, modul
umumnya dilengkapi dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, uraian materi, latihan soal,
dan tes formatif, yang digunakan sebagai umpan balik untuk mengetahui seberapa besar materi
dalam setiap kegitan dapat dikuasai oleh mahasiswa.
Kemudian untuk media cetak yang berupa hand out biasa digunakan proses
pembelajaran di kelas. Media ini berupa lembaran lepas yang biasanya berisi materi untuk satu
kegiatan tatap muka. Hand out yang lengkap akan berisi tujuan, uraian singkat tentang materi
pembelajaran, evaluasi, dan daftar pustaka.
Khusus untuk media cetak yang berupa lembar tugas biasa digunakan siswa untuk
mengerjakan tugas, menyelesaikan masalah atau soal yang diberikan oleh guru setelah
penyampaian materi di kelas.Lembar tugas biasanya berisi tujuan, uraian singkat tentang materi
pembelajaran untuk setiap pkok bahasan, dan latihan memecahkan masalah.
Media cetak memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
1) Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing.
2) Siswa dapat mempelajari materi dalam media cetak secara berulang-ulang. Khusu untuk media
cetak berupa modul, melalui tes normatif siswa dapat mengetahui tingkat penguasaan materi
pembelajaran yang disajikan pada modul tersebut
3) Dapat dicetak ulang atau direvis sesuia dengan garis besar program pembelajaran yang baru.
Kekurangannya antara lain:
1) Tidak dapat menyajikan gerak dalam media cetak
2) Uraian yang terlalu panjang dalam setiap pokok bahasan dapat membosankan para pembacanya
3) Pembahasannya lebih mengarah pada kognitif

b. Media Pajang
Media ini meliputi papan tulis, white board, papan magnetik, papan buletin, dan
chart.Perbedaan antara papan tulis dan white board terletak pada alat tulisnya. Papan tulis
menggunakan kapur sebagai alat tulis, sedangkan white board menggunakan spidol
nonpermanen. Papan magnetik merupakan papan yang permukaannya dibuat dari lembaran baja
atau dapat juga berupa white board yang di dalamnya dilapisi dengan lembaran baja atau
seng.Materi yang disajikan diletakkan di atas kertas atau karton yang di belakangnya diberi
magnet.Papan ini dapat berfungsi sebagai pendamping papan tulis di kelas.
Untuk penyajian dengan chart dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Pada
umumnya materi yang disajikan di dalam chart biasanya berbentuk diagram, bagan grafik, dan
gambar. Oleh karena itu, beberapa kelebihan penggunaan papan pajang adalah:
1) Biaya yang digunakan relatif murah
2) Papan tulis atau white board mudah disajikan di ruang kelas
3) Papan tulis atau white board dapat digunakan dengan jumlah siswa yang relatif besar
4) Khusus untukpapan buletin diperuntukkan untuk kelompok kecil
c. Media Peraga dan Eksperimen
Media peraga dapat berupa alat-alat asli atau tiruan, dan biasanya berada di
laboratorium.Media ini biasanya berbentuk model dan hanya digunakan untuk menunjukkan
bagian-bagian dari alat yang asli dan prinsip kerja dari alat asli tersebut.
Di samping media peraga terdapat pula media eksperimen yang berupa alat-alat asli
yang biasanya digunakan untuk kegiatan praktikum. Perbedaan antara media peraga dengan
media eksperimen antara lain:
1) Alat-alat pada media eksperimen berupa alat asli sedangkan media peraga berupa alat-alat tiruan
2) Media eksperimen dapat digunakan sebagai media peraga, sedangkan media peraga belum tentu
dapat digunakan sebagai media eksperimen
Salah satu contoh alat peraga sederhana adalah tali, yaitu sebagai suatu alat yang dapat
digunakan untuk menunjukkan gejala gelombang transversal.Kemudian salah satu contoh alat
eksperimen yang dapat digunakan sebagai alat peraga adalah pipa kund, yang dapat digunakan
untuk mengukur kecepatan rambat bunyi.
2. Media Elektronik
a. Overhead Projector (OHP)
OHP merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk memproyeksikan objek melalui
bahan transparan dengan bening ke suatu permukaan layar atau dinding.
1) OHP Tanpa Kombinasi dengan Alat Lain
Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin berkembangnya teknologi, OHP dengan
tipe tertentu dapat dikombinasikan dengan alat lain sehingga dapat digunakan untuk
memproyeksikan tidak hanya transparansi, tetapi juga dapat digunakan untuk memproyeksikan
bahan cetakan, objek tiga dimensi, dan tampilan komputer.
OHP yang sederhana misalnya merk Cabin, telah dilengkapi dengan komponen dan
spesifikasi, seperti lampu proyektor dengan daya listrik kurang lebih 500 watt serta sumber
tegangan 110 V atau 220 V. Dengan menggunakan daya listrik yang semakin besar, maka suatu
OHP akan memberikan kemampuan yang lebih jelas dalam memproyeksikan gambar pada
dinding atau layar tanpa harus mematika n lampu dalam suatu ruangan.
2) Kombinasi OHP dengan Efek Zoom
Alat ini dikenal sebagai Zoom Overhead Projector, yaitu suatu OHP yang di dalamnya
dilengkapi dengan lensa zoom. Lensa ini memiliki kemampuan untuk memperbesar gambar
proyeksi sampai 1,6 kali dari ukuran lensa standar. Cara kerja OHP ini adalah gambar pada
dinding atau dinding OHP ini pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan OHP sebelumnya,
tetapi dalam tampilannya dilengkapi dengan beberpa panel, yaitu proyektor, miror, bor magnet,
pen tray, lensa zoom, dan sebagainya.
3) Kombinasi OHP dengan ATF
Automatic Transparancy Feeder (ATF) merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk
menyimpan dan mengeluarkan transparansi yang akan ditampilkan melalui OHP. Alat ini
dilengkapi dengan Transparancy Tray, Infrared Sensor, Infrared Remote, Easy Attachment, dan
Anti-Static Strip.Cara menggunakannya adalah dengan meletakkan alat tersebut tepat di atas
landasan kaca OHP, setelah itu kita memfungsikan panel-panel yang ada pada OHP dan ATF.
4) Kombinasi OHP dengan CPP (Viewer)
Computer Proyektor Panel (CPP) atau yang biasa disebut Viewer dibuat dari lampu
Liquid Crystal Display (LCD) yang mempunyai kemampuan menghasilkan gambar yang
memiliki kekontrasan yang tinggi dan menakjubkan ketika diproyeksikan. Alat ini hanya dapat
digunakan di lingkungan temperatur yang terbatas, yaitu sekitar 45
o
C sehingga alat ini jangan
digunakan pada OHP yang landasan kacanga memiliki suhu l;ebih dari 45
o
C. Selain itu, alat ini
juga tidak boleh digunakan pada ruangan yang terlalu terang.
Dalam penggunaannya, CPP harus diletakkan tepat di atas landasan kaca OHP. Dengan
demikian, CPP akan menampilkan gambar tampilan komputer yang cukup besar pada layar
dengan menggunakan OHP sebagai sumber cahaya. Alat ini telah dilengkapi dengan panel,
bantuan remote control, baterai remote control, kabel sinyal RGB 15 pin dan 9 pin, AC adaptor
dan petunjuk mengoperasikannya.
b. Program SlideInstruksional
Bentuk slide berhubungan dengan fil fotografi yang memiliki format kecil dan dikenal
sebagai film positif. Untuk penayangan satu buah slide dibutuhkan satu kali proyeksi.
Ukuran film slide yang standar adalah 35 mm, tetapi untuk ukuran slide yang dibingkai
artinya slide yang sudah siap ditayangkan yang standar adalah 5 cm x 5 cm. Hal ini diukur dari
dimensi luar.
Slide yang standar dapat disusun dan diatur kembali dalam berbagai variasi urutan
sehingga lebih fleksibel dibandingkan dengan film strip. Dalam pemakaian secara wajar,
proyektor slide membutuhkan sedikit perhatian khusus, khususnya dalam pemeliharaan terhadap
elemen muka dari lensa proyeksi. Sedangkan dari segi penyajiannya, yang perlu diperhatikan
adalah masih tetap bingkai slide yang akan ditayangkan, karena kebiasaan kemacetan yang
terjadi adalah akibat adanya dari bingkai slide yang sudah rusak.
Karena slide tidak seperti film strip yang tersusun dalam unit secara tunggal maka slide
dapat dengan mudah menjadi tidak teratur tempat atau urutannya. Misalnya, slide yang tidak
ditutup dengan penutup gelas maka slideakan mudah kotor, baik karena kena debu ataupun jari
tangan. Ditinjau dari segi biaya pembuatan maka slide membutuhkan biaya per framenya 2
sampai 3 kali dari biaya per frame dalam film strip.
c. Program Film Strip
Film strip adalah satu rol positif 35 mm yang berisi sederetan gambar yang saling
berhubungan dengan sekali proyeksi untuk satu gabar. Berdasarkan lebar frame, film strip dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu film strip tunggal dan film strip double. Dalam format
frame tunggal, bayangan atau gambar dicetak tegak lurus terhadap panjang film, sedangkan
format frame double bayangan atau gambar dicetak paralel terhadap panjang film. Oleh karena
itu, luas format double 2 kali luas format frame tunggal.
Secara komersil produk film strip berisi antara 20 sampai 60 gambar atau frame satu
rolnya, sampai sekitar 1960 film strip belum dilengkapi peralatan audio. Pada saat itu, informasi
narasi dicetak pada bagian bawah frame. Sesuai dengan perkembangan teknologi, narasi, musik,
efek suara, atau yang lain adalah direkam, yang kemudian ditampilkan bersama secara terpisah
dengan proyektor film strip.
Film strip memiliki kelebihan karena disusun secara kompak, mudah dikendalikan, dan
biayanya relatif rendah.Selain dengan mudah dipasang pada proyektor yang sederhana, film strip
juga mudah dikontrol oleh penggunanya.Menurut kapasitasnya, film strip secara khusus lebih
tepat untuk belajar independen atau mandiri.
Karena dalam penayangannya melalui proyektor, maka film strip ditarik roda bergigi
sehingga jika terjadi kerusakan salah satu film saja, akan sukar untuk diperbaiki. Hal ini hanya
mungkin dilakukan dengan cara memotong frame itu, untuk digunakan sebagai slide.
d. Film
Film merupakan gambar hidup yang diambil dengan mengguanakan kamera film dan
ditampilkan melalui proyektor film.Dibandingkan dengan film strip, film bergerk dengan cepat
sehingga tampilannya kontinu atau ajeg. Objek yang ditampilkan akan lebih alamiah, artinya
sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Terlebih lagi film yang diunakan adalah film
berwarna.Pada umumnya film digunakan untuk menyajikan hiburan.Tetapi, dalam
perkembangannya film dapat menyajikan informasi lain, khususnya informasi yang berkaitan
dengan konsep pembelajaran keterampilan dan sikap.
Kelebihan fim antara lain dapat menggantikan alam sekitar, menyajikan objek yang tidak
dapat dilihat, menggambarkan suatu proses secara tepat, menanamkan sikap, dapat diulang,
dapat memperpendek waktu tampilan, dan sebagainya.
e. Video Compact Disk
VCD memiliki fungsi yang sama dengan LCD maupun Video Cassette.Perbedaan antara
VCD, LCD, dan Video Cassette terletak pada perangkat lunaknya.VCD menggunakan piringan
yang memilki diameter lebih kecil dibandingkan dengan LCD, sehingga VCD praktis dan lebih
ekonomis daripada LCD sehingga dapat digunakan dalam komputer yang memiliki
CDROM.Pada Video Cassette perangkat lunaknya menggunakan pita cassette sehingga sesuai
perkembangan teknologi elektronika.
Untuk menayangkan program VCD instruksional dibutuhkan beberapa perlengkapan,
seperti kabel penghubung video dan audio, remote control, dan kabel penghubung RF dan TV.
f. TV Instruksional
Berdasarkan kegunaannya, program pembelajaran melalui televisi dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu berfungsi sebagai media pelengkap dan sebagai media pengayaan.
Sedangkan berdasarkan penyajiaannya, juga terdapat beberapa model, diantaranya:
1) Model penyajian yang hanya memindahkan proses pembelajaran tatap muka di kelas atau
laboratorium ke dalam program TV.
2) Model penyajian yang digunakan untuk melengkapi suatu kegiatan proses pembelajaran di
kelas. Model penyajian ini diperlukan karena kegiatan ini tidak mungkin dilakukan di dalam
kelas. Selain itu, jika dilakukan di kelas akan membutuhkan biaya yang cukup tinggi, waktu
yang lama, serta beresiko timbulnya bahaya yang tidak diinginkan.
3) Model penyajian yang digunakan untuk pengayaan. Model ini biasanya tidak berkaitan secara
langsung dengan silabus atau kurikulum, tetapi diharapkan materi penayaan ini mempunyai
kaitan deangan suatu materi yang adadalam kurikulum, misalnya hasil IPTEK yang perlu
diketahui dan dibutuhkan masyarakat.
4) Model penyajian yang digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh secara
interaktif. Model ini membutuhkan biaya yang jauh lebih besar daripada ketiga model
sebelumnya, karena dalam model ini antara peserta didik dan guru atau tutor dapat berdialog
langsung untuk menanyakan masalah-masalah yang belum jelas tentang materi yang disajikan
dalam program TV instruksional tersebut.
g. Internet
Media ini memberikan perubahan yang besar pada cara orang berinteraksi, bereksperimen,
dan berkomunikasi. Berdasarkan karakteristik tersebu, internet sangat cocok untuk kelas jarak
jauh, dimana siswa dan guru masing-masing berada di tempat berbeda, tetapi tetap dapat
berkomunikasi dan berinteraksi seperti layaknya di kelas.
Untuk mengoperasikannya dibutuhkan komputer, modem, Internet Service Provider (ISP)
dan saluran telepon. Dalam proses pembelajaran komputer, internet dapat berperan sebagai
manajer dalam pembelajaran atau computer manage instruction (CMI) dan dapat pula berperan
sebagai alat bantu tambahan dalam belajar atau Computer Assisted Instruction (CAI).

Secara umum, media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kalsifikasi jika
dilihat dari masing-masing segi, diantaranya sebagai berikut.
a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi menjadi:
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki
insur suara, seperti radio dan rekaman suara.
2) Media visual, yaitu media yang hanya daoat dilihat saja, tidak mengandung, unsure suara.
Contohnya adalah film slide, foto, transparansi, lukisan gambar, dan berbagai bahan yang dapat
dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.
3) Media audiovisual. Yaitu media yang selain dapat mengandung unsur suara juga mengandung
unsure gambar yang bias dilihat, misalnya rekaman video, film, slide suara, dan lain sebagainya.
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dibagi menjadi:
1) Media yang memiliki daya input yang luas dan serentak seperti radio dann televise. Melalui
media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang actual secara serentak
tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
2) Media yang mempunyai daya input yang terbatas ole ruang dan waktu seperti film slide, film,
video, dan lain-lain.
c. Dilihat dari bahan pembuatnya, media dibagi menjadi:
1) Media sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan
penggunaannya tidak sulit.
2) Media Kompleks
Media ini adalah media yang bahan alat pembuatannya sulit diperoleh dan mahal harganya, sulit
pembuatannya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.


C. Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu
kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang
menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan pesan atau materi
pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi
pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang
rumit dan komplek.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi
antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi
secara. lebih khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci. Kemp dan Dayton (1985)
misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran, yaitu:
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu konsep
materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat
dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang melihat
atau mendengar uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama, akan menerima
informasi yang persis sama seperti yang diterima oleh siswa-siswa lain. Dengan demikian, media
juga dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa di manapun berada.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan informasi melalui
suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang
dikemas melalui program media, akan lebih jelas, lengkap, serta menarik minat siswa. Dengan
media, materi sajian bisa membangkitkan rasa keingintahuan siswa dan merangsang siswa
bereaksi baik secara fisik maupun emosional. Singkatnya, media pembelajaran dapat membantu
guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton, dan tidak
membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa melakukan
komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa media, seorang guru
mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada siswa. Namun dengan media, guru dapat
mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri yang aktif tetapi juga siswanya.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Keluhan yang selama ini sering kita dengar dari guru adalah, selalu kekurangan waktu untuk
mencapai target kurikulum. Sering terjadi guru menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan
suatu materi pelajaran. Hal ini sebenarnya tidak harus terjadi jika guru dapat memanfaatkan
media secara maksimal. Misalnya, tanpa media seorang guru tentu saja akan menghabiskan
banyak waktu untuk mejelaskan sistem peredaran darah manusia atau proses terjadinya gerhana
matahari. Padahal dengan bantuan media visual, topik ini dengan cepat dan mudah dijelaskan
kepada anak. Biarkanlah media menyajikan materi pelajaran yang memang sulit untuk disajikan
oleh guru secara verbal. Dengan media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara
maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Dengan media, guru tidak harus
menjelaskan materi pelajaran secara berulang-ulang, sebab hanya dengan sekali sajian
menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Penggunaan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga
membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan
mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami pelajaran
secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau
mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
6. Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan
kegiatan pembelajaran secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa tergantung pada
keberadaan seorang guru. Program-program pembelajaran audio visual, termasuk program
pembelajaran menggunakan komputer, memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar
secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan menyadarkan siswa
betapa banyak sumber-sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan dalam belajar. Perlu kita
sadari bahwa alokasi waktu belajar di sekolah sangat terbatas, waktu terbanyak justru dihabiskan
siswa di luar lingkungan sekolah.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi dan proses belajar
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk
mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan.
Kemampuan siswa untuk belajar dari berbagai sumber tersebut, akan bisa menanamkan sikap
kepada siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.
8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi menjadi satu-satunya
sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran,
karena bisa berbagi peran dengan media. Dengan demikian, guru akan lebih banyak memiliki
waktu untuk memberi perhatian kepada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu
kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dan lain-lain.

D. Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing masing, maka dari itulah guru
diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran.
Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian
tujuan pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu
1. Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran.
Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum,
ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk
pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau
siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan.
Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses
kimia (farmasi), atau pembelajaran pembedahan (kedokteran).
2. Karakteristik Media Pembelajaran.
Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari
keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media
pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan
media pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan
berbagai media pembelajaran secara bervariasi.
3. Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan.
Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih,
jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.

E. Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki keunggulan masing masing, maka dari itulah guru
diharapkan dapat memilih media yang sesuai dengan kebutuhan atau tujuan pembelajaran.
Dengan harapan bahwa penggunaan media akan mempercepat dan mempermudah pencapaian
tujuan pembelajaran.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu
1. Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran.
Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi yang bersifat umum,
ataukah sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong. Lebih khusus lagi, apakah untuk
pembelajaran kelompok atau individu, apakah sasarannya siswa TK, SD, SLTP, SMU, atau
siswa pada Sekolah Dasar Luar Biasa, masyarakat pedesaan ataukah masyarakat perkotaan.
Dapat pula tujuan tersebut akan menyangkut perbedaan warna, gerak atau suara. Misalnya proses
kimia (farmasi), atau pembelajaran pembedahan (kedokteran).
2. Karakteristik Media Pembelajaran.
Setiap media pembelajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari
keunggulannya, cara pembuatan maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik media
pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya pemilihan
media pembelajaran. Disamping itu memberikan kemungkinan pada guru untuk menggunakan
berbagai media pembelajaran secara bervariasi.
3. Alternatif Pilihan, yaitu adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan atau dikompetisikan.
Dengan demikian guru bisa menentukan pilihan media pembelajaran mana yang akan dipilih,
jika terdapat beberapa media yang dapat dibandingkan.

F. Langkah-Langkah dalam Pengembangan Media Pembelajaran
Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah
besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penilaian. Sementara itu,
dalam rangka melakukan desain atau rancangan pengembangan program media. Arief Sadiman,
dkk, memberikan urutan langkah-langkah yang harus diambil dalam pengembangan program
media menjadi 6 (enam) langkah sebagai berikut:
1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa yang dimiliki
siswa dengan apa yang diharapkan. Contoh jika kita mengharapkan siswa mampu
membandingkan proses perpindahan kalor dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi.
Setelah kita menganalisis kebutuhan siswa, maka kita juga perlu menganalisis karakteristik
siswanya, baik menyangkut kemampuan pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki
siswa sebelumnya. Cara mengetahuinya bisa dengan tes atau dengan yang lainnya. Langkah ini
dapat disederhanakan dengan cara mengenalisa topic-topik materi ajar yang dipandang sulit dan
karenanya memerlukan bantuan media. Pada langkah ini sekaligus pula dapat ditentukan ranah
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk rangsangan indera mana yang diperlukan
(audio, visual, gerak atau diam).
Contoh melakukan identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa:
o Siswa SMA diharapkan sudah memiliki kemampuan membandingkan proses perpindahan kalor
dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Merumuskan tujuan pembelajaran (I nstructional objective) dengan operasional dan khas.
Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional dengan baik, ada beberapa ketentuan yang
harus diingat, yaitu: tujuan pembelajaran harus berorientasi kepada siswa; artinya tujuan itu
benar-benar harus menyatakan adanya perilaku siswa yang dapat dilakukan atau diperoleh
setelah proses belajar dilakukan.
Sebuah tujuan pembelajaran hendaknya memiliki empat unsur pokok yang dapat kita
akronimkan dalam ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan Degree). Penjelasan dari
masing-masing komponen tersebut sebagai berikut:
A = Audience adalah menyebutkan sasaran/audien yang dijadikan sasaran pembelajaran
B =

Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau yang dapat dilakukan setelah
pembelajaran berlangsung
C =

Condition adalah menyebutkan kondisi yang bagaimana atau dimana sasaran dapat
mendemonstrasikan kemampuannya atau keterampilannya
D = Degree adalah menyebutkan batasan tingkatan minimal yang diharapkan dapat dicapai.

Contoh Rumusan Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi suhu dan kalor, siswa SMA kelas XIdapat membandingkan proses
setiap jenis perpindahan kalor. (A) (B)
(C)
dengan benar
(D)

3. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan atau
keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang disusun
adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses belajar mengajar
tersebut. Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka langkah selanjutnya adalah
mengurutkannya dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal-hal
yang konkrit kepada yang abstrak.
Contoh Rumusan Butir-butir Materi dari Rumusan Tujuan Pembelajaran di atas:
o Membandingkan proses perpindahan kalor dengan cara konduksi, konveksi dan radiasi
4. Mengembangkan Instrumen Pengukuran
Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu sebelum naskah
program ditulis. Dan instrumen pengukur ini harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang disajikan. Bentuk instrumen
pengukurnya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan atau cheklist prilaku.
Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media, ketika melakukan tes uji
coba dari program media yang dikembangkannya. Misalkan instrumen pengukurnya tes, maka
siswa nanti akan diminta mengerjakan materi tes tersebut. Kemudian dilihat bagaimana hasilnya.
Apakah siswa menunjukkan penguasaan materi yang baik atau tidak dari efek media yang
digunakannya atau dari materi yang dipelajarinya melalui sajian media. Jika tidak maka
dimanakah letak kekurangannya. Dengan demikian, maka siswa dimintai tanggapan tentang
media tersebut, baik dari segi kemenarikan maupun efektifitas penyajiannya.
Sebagai salah satu contoh tentang instrumen pengukur keberhasilan dari media yang
dikembangkan oleh guru adalah sebagai berikut:
Rumusan Tujuan Rumusan Materi Instrumen Pengukur (Tes)
Siswa dapat menyebutkan
macam-macam besaran
pokok dan besaran
turunan
Nama-namabesaran
pokok dan turunan
Sebutkan minimal 5 macam-
macam besaran pokok dan
besaran turunan

Dari contoh di atas, jelaslah bahwa penyusunan instrumen ukur harus berdasar dari
rumusan tujuan dan materi pembelajaran yang akan diajarkan melalui media pembelajaran
tersebut.
5. Menulis Naskah Media
Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media rancangan yang
merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah disusun secara baik seperti yang
telah dijelaskan di atas. Supaya materi pembelajaran itu dapat disampaikan melalui media, maka
materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program
media.
Naskah program media maksudnya adalah sebagai penuntun kita dalam memproduksi
media. Artinya menjadi penuntut kita dalam mengambil gambar dan merekam suara. Karena
naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera atau bunyi dan suara
yang harus direkam.
Namun demikian, sebelum naskah ditulis, maka terlebih dahulu disusun garis-garis besar
program media (GBPM) dan rancangan isi medianya. Bentuk dan cara menyusun rancangan isi
media dapat dilihat sebagaimana tabel berikut ini:
6. Mengadakan Tes atau Uji Coba dan Revisi
Tes adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan kesesuaian
media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program tersebut. Suatu program
media yang oleh pembuatnya dianggap telah baik, tetapi bila program itu tidak menarik, atau
sukar dipahami atau tidak merangsang proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program
semacam ini tentu saja tidak dikatakan baik.
Tes atau uji coba tersebut dapat dilakukan baik melalui perseorangan atau melalui
kelompok kecil atau juga melalui tes lapangan, yaitu dalam proses pembelajaran yang
sesungguhnya dengan menggunakan media yang dikembangkan. Sedangkan revisi adalah
kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dari
tes.
Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah dianggap tidak ada lagi
yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya adalah media tersebut siap untuk diproduksi. akan
tetapi bisa saja terjadi setelah dilakukan produksi ternyata setalah disebarkan atau disajikan ada
beberapa kekurangan dari aspek materi atau kualitas sajian medianya (gambar atau suara) maka
dalam kasus seperti ini dapat pula dilakukan perbaikan (revisi) terhadap aspek yang dianggap
kurang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesempurnaan dari media yang dibuat, sehingga
para penggunanya akan mudah menerima pesan-pesan yang disampaikan melalui media tersebut.












BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1) Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
informasi kepada penerima informasi.
2) Jenis media bermacam-macam jika dilihat dari beberapa sudut, dan masing-masing media
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, baik itu berupa medi elektronik maupun
nonelektronik.
3) Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara
guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
4) Memilih media hendaknya didasarkan atas kriteria tertentu. Secara umum, kriteria yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran adalah tujuan, sasaran didik, karakteristik
media yang bersangkutan, waktu, biaya, ketersediaan, konteks penggunaan, serta mutu teknis.
5) Dalam proses pengembangan media pembelajaran perlu diperhatikan langkah-langkah tertentu
agar proses pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
B. Saran
Diharapkan kepada para pendidik untuk lebih memperhatikan penggunaan media yang
cocok dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didk lebih mudah memahami materi yang
disampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Dale, E. 1969. Audiovisual Method in Teaching. New Yore: Dyden Press.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Heinich, R., et. al. 1996. Instructional Media and Technologies for Learning. New Jersey: Prentice Hall,
Englewood Cliffs.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Yamin, Martinis. 2008. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : CP Press.

Anda mungkin juga menyukai