Anda di halaman 1dari 26

PERCOBAAN V

RANCANGAN PENGATURAN SUHU RUANGAN PENGERAMAN


TELUR DENGAN SENSOR PANAS

Disusun oleh
Kelompok : VII
Nama : Agus Mardiana Putra

1204405020

Nama : Gregory Rama Darantiah Ruing

1204405021

Nama : Indragian Eugenius Julio Wijaya

1204405022

Nama : Extra Dilian Bintang Putra Subandi

1204405023

LABORATORIUM TEKNIK KENDALI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2014

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : Rancangan Pengaturan Suhu Ruangan Pengeraman Telur Dengan
Sensor Panas
NAMA : Agus Mardiana Putra

1204405020

NAMA : Gregory Rama Darantiah Ruing

1204405021

NAMA : Indragian Eugenius Julio Wijaya

1204405022

NAMA : Extra Dilian Bintang Putra Subandi

1204405023

KELOMPOK

: 07

PRAKTIKUM

: SISTEM PENGATURAN

PROGRAM STUDI : TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS

: TEKNIK

PERIODE

: 2013/2014

MENYETUJUI

Dosen Pengampu

Dr. Ir. Ida Bagus Alit Swamardika, M.Erg.

NIP. 19661218 199403 1001

Asisten

Pande Made Agus Yudi Adnyana

NIM. 1104405076

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan dan merampungkan alat mengenai
penggunaan mikrokontroler pada inkubator sebagai pengatur suhu otomatis. Alat
ini kami kerjakan berdasarkan leteratur yang ada baik dari buku-buku panduan
dan dari situs internet.
Pembuatan alat Rancangan Pengaturan Suhu Ruangan Pengeraman Telur
Dengan Sensor Panas ini merupakan salah satu syarat yang diwajibkan dalam
pelaksanaan praktikum Sistem Pengaturan di Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Udayana dan juga untuk mengembangkan pengetahuan dibidang
mikrokontroler serta memudahkan para peternak ayam dalam mengontrol suhu
inkubator atau tempat pengeraman telur.
Akhir kata kami mohon maaf bila ada hal-hal yang kurang berkenan dan
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak agar bisa memberikan kritik sehat
terhadap alat ini sehingga karya ini dapat memiliki mutu dan bobot yang lebih
baik dikemudian hari. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Penulis

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai

teknologi

telah

banyak

diciptakan

oleh

manusia

untuk

mempermudah manusia dalam melakukan pekerjaannya. Salah satu teknologi


yang berkembang ialah teknologi dibidang pengukuran suhu. Alat pengukur suhu
sangat benyak diperlukan dalam hal-hal tertentu. Contohnya, pada suatu gudang
penyimpanan sangat penting diperhatikan suhu dari ruangan gudang tersebut
untuk menyimpan barang dengan baik, pada ruang server computer juga
dibutuhkan suhu tertentu agar server tetap dapat bekerja dengan baik, begitu juga
pada incubator telur, suhu harus dipperhatikan dan masih banyak lagi aplikasinya.
Berangkat dari hal tersebut kami ingin membuat incubator telur dengan
pengaturan suhu dengan menggunakan mikrokontroler ATMega 32 sebagai pusat
kendalinya, sensor LM35 sebagai sensor suhu, LCD sebagai penampilnya, Relay
dan Lampu. Hasil menunjukkan Mikrokontroler ATMega 32 mempunyai input
berbentuk sensor suhu, sensor ini akan mendeteksi suhu yang berada dalam
incubator dan menampilkannya pada LCD. Incubator menggunakan 3 buah lampu
yang berfungsi sebagai pemanas.
Alat ini bekerja secara otomatis dengan merespon besar suhu yang dideteksi
oleh sensor suhu, mikrokontroler kemudian memproses suhu tersebut dan
memberikannya output yang telah diprogram sebelumnya. Suhu ini kemudian
ditampilkan pada LCD. Lampu akan menyala secara otomatis apabila ada
perubahan suhu yang disesuaikan dengan programnya.
1.2 Rumusan Masalah
Alat ini membahas tentang perangkat keras yang meliputi perakitan incubator
penetas telur yang terdiri dari sensor suhu LM35, mikrokontroler ATMega 32
sebagai pusat kendalinya beserta software programnya, LCD sebagai tampilannya,
Relay, Trafo dan Lampu.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan alat ini adalah untuk :
1. Sebagai salah satu syarat dalam mengambil mata kuliah praktikum Sistem
Pengaturan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana.
2. Pengembangan pengetahuan mahasiswa pada bidang mikrokontroler dan
elektronika.
3. Merancang suatu alat pengukuran suhu pada incubator telur untuk
kemudian ditampilkan pada LCD dengan menggunakan Mikrokontroler
ATMega 32.
4. Mengetahui cara kerja sensor LM35 berbasis mikrokontroler ATMega 32.
5. Penulis ingin memberikan penjelasan tentang penggunaan dan cara kerja
Rancangan Pengaturan Suhu Ruangan Pengeraman Telur Dengan Sensor
Panas.
1.4 Manfaat
1. Membantu mengurangi waktu yang dibutuhkan indukan untuk bertelur
kembali.
2. Dapat menetaskan telur dalam jumlah banyak dalam satu tempat.
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Mengacu pada hal diatas penulis merancang Rancangan Pengaturan Suhu
Ruangan Pengeraman Telur Dengan Sensor Panas, dengan batasan-batasan
sebagai berikut :
1. Pembahasan mikrokontroler Atmega 32
2. Sensor suhu yang digunakan adalah LM35 sebagai sensor suhu
3. Pembahasan hanya meliputi rangkaian Mikrokontroler Atmega 32, LM35,
beserta programnya.
4. Pembahasan sebatas pemrograman mikrokontroler dan interfacing untuk
pemrograman dari computer ke mikrokontroler tidak dibahas.
5. Pengujian alat tidak dilakukan pada kondisi yang ekstrim.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sensor suhu LM 35
Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM 35 yang dapat
dikalibrasi langsung, LM 35 ini difungsikan sebagai basic temperature sensor
seperti pada gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 LM 35 Basic Temperatur Sensor

Sensor suhu adalah suatu alat untuk mendeteksi atau mengukur suhu pada
suatu ruangan atau system tertentu yang kemudian diubah keluarannya menjadi
besaran listrik, misalnya LM 35.
LM 35 merupakan sensor temperatur yang paling banyak digunakan untuk
praktek, karena selain harganya murah juga linieritasnya lumayan bagus. LM 35
tidak membutuhkan kalibrasi eksternal yang menyediakan akurasi 1/4C pada
temperatur ruangan dan 3/4C pada kisaran -55C sampai +150C.
Sensor suhu LM 35 berfungsi untuk mengubah besaran fisis yang berupaa
suhu menjadi besaran elektrik tegangan. Sensor ini memiliki parameter bahwa
setiap kenaikan 1C tegangan keluarannya naik sebesar 10mV dengan batas
maksimal keluaran sensor adalah 1,5V pada suhu 150C.
Pengukuran secara langsung saat suhu ruang, ouput tegangan dari LM 35
adalah 0,3V (300mV). Tegangan ini diolah dengan menggunakan rangkaian
pengkondisi sinyal agar sesuai dengan tahapan masukkan ADC. LM 35 memiliki
kelebihan-kelebihan sebagai berikut :
1. Dikalibrasi langsung dalam Celcius
2. Memiliki faktor skala linier +10,0mV/C

3. Memiliki ketetapan 0,5C pada suhu 25C


4. Jangkauan maksimal suhu antara -55C sampai 150C
5. Cocok untuk aplikasi jarak jauh
6. Harganya cukup murah
7. Bekerja pada tegangan catu daya 4 sampai 30V
8. Memiliki arus drain kurang dari 60Amp
9. Pemanasan sendiri yang lambat (low self-heating)
10. 0,08C di udara diam
11. Ketidak linierannya hanya sekitar 1/4C
12. Memiliki impedansi keluaran yang kecil yaitu 0,1 watt untuk beban
1mA
Sensor suhu tipe LM 35 merupakan IC sensor temperatur yang akurat yang
tegangan keluarannya linier dalam satuan celcius. Jadi LM 35 memiliki kelebihan
dibandingkan sensor temperatur linier dalam bentuk Kelvin, karena tidak
memerlukan pembagian dengan konstanta tegangan yang besar keluarannya untuk
mendapatkan nilai dalam satuan celcius yang tepat. LM 35 memiliki impedansi
keluaran yang rendah, keluaran yang linier dan sifat ketetapan dalam pengujian
membuat proses interface untuk membaca atau mengontrol sirkuit lebih mudah.
Pin V+ dari LM 35 dihubungkan ke catu daya, pin GND dihubungkan ke ground
dan pin Vout- yang menghasilkan tegangan analog hasil pengindera suhu
dihubungkan ke Vin+ dan ADC 0840.

Gambar 2.2 bentuk fisik LM 35

2.2 Mikrokontroler ATMega 32


AVR

merupakan

seri

mikrokontroler

Complementary

Metal

Oxiide

Semiconductor (CMOS) 8-bit buatan Atmel berbasis arsitektur RISC (Reduce


Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi pada program dieksekusi
dalam

satu

siklus

clock.

AVR

mempunyai

32

register

general-

puspose,timer/counter fleksibel dengan modecompare, interupsi internal dan


eksternal, serial UART, programmable watchdog timer, power saving mode, ADC
dan PMW. AVR pun mempunyai In-System Programmable (ISP) flash on-chip
yang mengijinkan memori program untuk deprogram ulang (read/write) denga
koneksi secara serial yang disebut Serial Peripheral Interface (SPI).
AVR memiliki keunggulan dibandingkan dengan mikrokontroler lain,
keunggulan mikrokontroler AVR yaitu memiliki kecepatan dalam mengeksekusi
program yang lebih cepat, karena sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1
siklus clock. ATMega 32 mempunyai throughput mendekati 1 Milions Instruction
per second (MIPS) per MHz, sehingga membuat komsumsi daya menjadi rendah
terhadap kecepatan proses eksekusi perintah.
1. Port A
Merupakan 7 bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan
internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Ouput buffer Port A dapat
member arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung.
Data Direction Register Port A (DDRA) harus setting terlebih dahulu sebelum
port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port
A yang bersesuaian sebagai input atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu,
kedelapan pin port A juga digunakan untuk masukkan sinyal analog bagi A/D
converter.
2. PORT B
Merupakan 7 bit direction port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan
internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port B dapat
memberi arus 20mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung.
Data Direction Register port B (DDRB) harus disetting terlebih dahulu
sebelum port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-

pin port B yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai ouput. Pinpin port B juga memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus.
3. PORT C
Merupakan 7 bit direction port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan
internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port C dapat
memberi arus 20mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung.
Data Direction Register port C (DDRC) harus disetting terlebih dahulu
sebelum port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pinpin port C yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai ouput.
Selain itu, dua pin port C (PC6 dan PC7) juga memiliki fungsi alternatif
sebagai oscillator untuk timer/counter 2.
4. PORT D
Merupakan 7 bit direction port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan
internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port D dapat
memberi arus 20mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung.
Data Direction Register port D (DDRD) harus disetting terkkebih dahulu
sebelum port D digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pinpin port C yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai ouput.
Selain itu, pin-pin port D juga memiliki fungsi/fungsi alternatif.
5. RESET
RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi
masukkan low selama minimal 2 machine cycle maka system akan direset.
6. XTAL1
XTAL1 adalah masukkan ke inverting oscillator amplifier dan input ke
internal clock operating circuit.
7. XTAL2
XTAL2 adalah ouput dari inverting oscillator amplifier.
8. Avcc
Avcc adalah kaki masukkan referensi bagi A/D converter. Kaki ini harus
secara eksternal terhubung ke Vcc melalui lowpass filter.

9. AREF
AREF adalah kaki masukkan referensi bagi A/D converter. Untuk
operasional ADC, suatu level tegangan antara AGND dan Avcc harus
diberikan ke kaki ini.
2.3 Relay 12V
Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi
medan elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di
sekitar penghantar tersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan
oleh arus listrik tersebut selanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis.
Logam ferromagnetis adalah logam yang mudah terinduksi medan
elektromagnetis. Ketika ada induksi magnet dari lilitan yang membelit logam,
logam tersebut menjadi magnet buatan yang sifatnya sementara. Cara ini kerap
digunakan untuk membuat magnet non permanen. Sifat kemagnetan pada logam
ferromagnetis akan tetap ada selama pada kumparan yang melilitnya teraliri arus
listrik. Sebaliknya, sifat kemagnetannya akan hilang jika suplai arus listrik ke
lilitan diputuskan. Rangkaian inteface antar relay dengan rangkaian digital pada
gambar di bawah ada tiga buah jenis interface yang dapat digunakan. Bagian dan
fungsi komponen dari rangkaian interface relay di bawah sebagai berikut.

(A)

(B)

(C)

Gambar 2.3 Interface Relay

Rangkaian pada gambar A rangkaian pada gambar A tersebut menggunakan


mode common emitor, apabila basis mendapatkan sinyal input logika 1 (sumber
tegangan positif) maka transistor pada gambar A akan mendapat bias maju,

sehingga transistor ON dan memberikan sumber tegangan ke relay dan relay


menjadi ON.
Rangkaian pada gambar B adalah interface relay yang menggunakan transistor
teknik emitor follower dimana relay diletakkan pada kaki emitor transistor. Fungsi
dioda yang dipasangkan pada rangkaian interface tersebut digunakan untuk
menyerap tegangan induksi yang dihasilkan oleh relay.
Rangkaian pada gambar C merupakan teknik interface relay ke rangkaian
digital menggunakan transistor yang dirangkai secara darlinton.
2.4 Lampu pijar 15W
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaluran
arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya.
Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut menghalangi udara untuk
berhubungan dengannya sehingga filamen tidak akan langsung rusak akibat
teroksidasi.
Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia untuk
tegangan kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 volt. Energi listrik
yang diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan cahaya yang terang lebih besar
dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya seperti lampu pendar dan
dioda cahaya, maka secara bertahap pada beberapa negara peredaran lampu pijar
mulai dibatasi.
Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan, beberapa penggunaan
lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan, contohnya adalah
pemanas kandang ayam dan pemanas inframerah dalam proses pemanasan di
bidang industri.
Komponen utama dari lampu pijar adalah bola lampu yang terbuat dari kaca,
filamen yang terbuat dari wolfram, dasar lampu yang terdiri dari filamen, bola
lampu, gas pengisi, dan kaki lampu.

Gambar 2.4 Bentuk Konstruksi Lampu Pijar

Dari gambar dapat dilihat konstruksi penyusun dari lampu pijar antara lain :
1. Bola lampu
2. Gas bertekanan rendah (argon, neon, nitrogen)
3. Filamen wolfram
4. Kawat penghubung ke kaki tengah
5. Kawat penghubung ke ulir
6. Kawat penyangga
7. Kaca penyangga
8. Kontak listrik di ulir
9. Sekrup ulir
10. Isolator
11. Kontak listrik di kaki tengah
Bola lampu merupakan selubung gelas yang menutup rapat filamen suatu
lampu pijar disebut dengan bola lampu. Macam-macam bentuk bola lampu antara
lain adalah bentuk bola, bentuk jamur, bentuk lilin, dan bentuk lustre. Warna bola
lampu antara lain, yaitu bening, warna susu atau buram, dan warna merah, hijau,
biru, atau kuning.
Gas pengisi awalnya bagian dalam bola lampu pijar dibuat hampa udara
namun belakangan diisi dengan gas mulia bertekanan rendah seperti argon,neon,
kripton, dan xenon atau gas yang bersifat tidak reaktif seperti nitrogen sehingga
filamen tidak teroksidasi. Konstruksi lampu halogen juga menggunakan prinsip

yang sama dengan lampu pijar biasa, perbedaannya terletak pada gas halogen
yang digunakan untuk mengisi bola lampu.
Kaki lampu dua jenis kaki lampu adalah kaki lampu berulir dan kaki lampu
bayonet yang dapat dibedakan dengan kode huruf E (Edison) dan B (Bayonet),
diikuti dengan angka yang menunjukkan diameter kaki lampu dalam milimeter
seperti E27 dan E14.
2.5 LCD 2x16
LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi untuk menampilkan karakter angka,
huruf ataupu symbol dengan lebih baik dan dengan konsumsi arus yang rendah.
LCD dengan tampilan 2x16 artinya LCD terdiri dari 2 baris dan 16 karakter.
Fungsi lain LCD dalam suatu aplikasi mikrokontroler diantaranya adalah :

Memastikan data yang diinput valid

Mengetahui hasil suatu proses

Memonitoring suatu proses

Mendebug program

Menampilkan pesan
Fungsi Pin LCD 2x16 :

DB DB7 adalah jalur data (data bus) yang berfungsi sebagai jalur
komunikasi untuk mengirimkan dan menerima data atau instruksi dari
mikrokontroler ke modul LCD.
RS adalah pin yang berfungsi sebagai selektor register (register select) yaitu
dengan memberikan logika low (0) sebagai register perintah dan logika high
(1) sebagai register data.
R/W adalah pin yang berfungsi untuk menentukan mode baca atau tulis dari
data yang terdapat pada DB0 DB7. Yaitu dengan memberikan logika low (0)
untuk fungsi read dan logika high (1) untuk mode write
Enable (E) berfungsi sebagai Enable Clock LCD, logika 1 setiap kali
pengiriman atau pembacaan data.

2.6 Dioda
Dioda adalah komponen elektronika yang mempunyai dua elektroda yakni
anoda dan katoda. Kebanyakan dioda terbuat dari bahan semikonduktor seperti
silikon, germanium, selenium. Dioda mempunyai karakteristik hanya dapat dialiri
arus listrik satu arah saja yaitu dari anoda ke katoda. Dioda dalam sebuah
rangkaian elektronika disimbolkan dengan huruf D.
Fungsi dioda pada rangkaian elektronika antara lain sebagai :

Penyearah arus listrik

Pembatas sinyal

Regulator tegangan

Switch atau saklar

Modulator sinyal, sinyal mixer dan demodulasi sinyal dan oscillator


Tidak seperti Resistor dan Kondensator yang memiliki nilai satuan dioda ini

tidak memiliki nilai satuan. Untuk membedakan ukuran dioda biasanya hanya
ukuran misal 1 Ampere, 2 Ampere, 3 Ampere dan seterusnya itu untuk dioda biasa
jika untuk dioda jenis Zener misal 5 volt, 12,6 volt dan sebagainya.
2.7 Resistor
Pengertian resistor adalah komponen elektronika yang memang didesain
memiliki dua kutup yang nantinya dapat digunakan untuk menahan arus listrik
apabila di aliri tegangan listrik di antara kedua kutub tersebut. Resistor biasanya
banyak digunakan sebagai bagian dari sirkuit elektronik. Tak cuma itu, komponen
yang satu ini juga yang paling sering digunakan di antara komponen lainnya.
Resistor adalah komponen yang terbuat dari bahan isolator yang didalamnya
mengandung nilai tertentu sesuai dengan nilai hambatan yang diinginkan.
Berdasarkan hukum Ohm, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan
arus yang mengalir.
Karakteristik utama resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat
dihantarkan. Sementara itu, karakteristik lainnya adalah koefisien suhu, derau

listrik (noise) dan induktansi. Resistor juga dapat kita integrasikan kedalam sirkuit
hibrida dan papan sirkuit, bahkan bisa juga menggunakan sirkuit terpadu. Ukuran
dan letak kaki resistor tergantung pada desain sirkuit itu sendiri, daya resistor
yang dihasilkan juga harus sesuai dengan kebutuhan agar rangkaian tidak terbakar.
2.8 Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan
menyimpan electron-elektron selama waktu yang tidak tertentu. Kapasitor berbeda
dengan akumulator dalam menyimpan muatan listrik terutama tidak terjadi
perubahan kimia pada bahan kapasitor, besarnya kapasitansi dari sebuah kapasitor
dinyatakan dalam farad. Pengertian lain Kapasitor adalah komponen elektronika
yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor
terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahanbahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas,
elektrolit dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka
muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya
dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang
satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan
sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena
terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini
tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Kemampuan
untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitansi atau
kapasitas.
2.9 TIP 31

2.10 Regulator 7805


Salah satu tipe regulator tegangan tetap adalah 7805. Regulator tegangan
tipe 7805 adalah salah satu regulator tegangan tetap dengan tiga terminal, yaitu
terminal VIN, GND dan VOUT. Tegangan keluaran dari regulator 7805

memungkinkan regulator untuk dipakai dalam sistem logika, instrumentasi dan


Hifi. Regulator tegangan 7805 dirancang sebagai regulator tegangan tetap,
meskipun demikian dapat juga keluaran dari regulator ini diatur tegangan dan
arusnya melalui tambahan komponen eksternal.
Pada umumnya catu daya selalu dilengkapi dengan regulator tegangan.
Tujuan pemasangan regulator tegangan pada catu daya adalah untuk menstabilkan
tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan masukan pada catu daya.
Fungsi lain dari regulator tegangan adalah untuk perlindungan dari terjadinya
hubung singkat pada beban.
2.11 Switch

2.12 Crystal

2.13 Port Input DC

2.14 Trimport

2.15 LED
LED (Light Emitting Dioda) adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya
pada saat mendapat arus bias maju (forward bias). LED (Light Emitting Dioda)
dapat memancarkan cahaya karena menggunakan dopping galium, arsenic dan
phosporus. Jenis doping yang berbeda diata dapat menghasilkan cahaya dengan
warna yang berbeda. LED (Light Emitting Dioda) merupakan salah satu jenis
dioda, sehingga hanya akan mengalirkan arus listrik satu arah saja. LED akan
memancarkan cahaya apabial diberikan tegangan listrik dengan konfigurasi
forward bias. Berbeda dengan dioda pada umumnya, kemampuan mengalirkan

arus pada LED (Light Emitting Dioda) cukup rendah yaitu maksimal 20 mA.
Apabila LED (Light Emitting Dioda) dialiri arus lebih besar dari 20 mA maka
LED akan rusak, sehingga pada rangkaian LED dipasang sebuah resistor sebgai
pembatas arus.
LED memiliki kaki 2 buah seperti dengan dioda, yaitu kaki anoda dan kaki
katoda. Pada gambar diatas kaki anoda memiliki ciri fisik lebih panjang dari kaki
katoda pada saat masih baru, kemudian kaki katoda pada LED (Light Emitting
Dioda) ditandai dengan bagian body LED yang di papas rata. Kaki anoda dan kaki
katoda pada LED (Light Emitting Dioda) disimbolkan seperti pada gambar diatas.
Pemasangan LED (Light Emitting Dioda) agar dapat menyala adalah dengan
memberikan tegangan bias maju, yaitu dengan memberikan tegangan positif ke
kaki anoda dan tegangan negatif ke kaki katoda.

BAB III
METODE PERANCANGAN SISTEM
3.1 Tempat dan Waktu Pembuatan
3.2 Data
3.3 Gambaran umum system yang dirancang (dalam bentuk blok diagram)
3.4 Cara Kerja
3.5 Perancangan Perangkat Keras
3.6 Perancangan Perangkat lunak (bila menggunakan perangkat lunak)

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Realisasi hasil perancangan
4.2 Pengujian

BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai