Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. (Mulyana, 2000). Dalam pengertian yang sangat sederhana, model adalah miniatur atau bentuk yang mendeskripsikan bagaimana hubungan dan pola atas sejumlah variabel yang terlibat dalam proses komunikasi sebagaimana yang dijelaskan oleh teori. Contoh : Teori tentang baju (menjelaskan bagaimana proses pembuatan sebuah kain menjadi baju untuk menutup aurat. Modelnya bisa beragam (kemeja, kaus, piyama, daster, kimono, dst).
1. Model Komponensial Kampanye. Model ini menggambil komponen-komponen pokok yang terdapat dalam suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan kampanye. Unsur-unsur yang terdapat di dalamnya meliputi: sumber kampanye, saluran, pesan, penerima kampanye, efek dan umpan balik. Unsur-unsur ini harus dipandang sebagai satu kesatuan yang mendeskripsikan dinamika proses kampanye.
4 Sumber Kampanye Penerima Kampanye Pesan Efek Saluran Model ini dikembangkan oleh Leon Ostergaard.
Model ini mengisyaratkan bahwa dalam sebuah rancangan program kampanye untuk perubahan sosial memerlukan 2 (dua) tahap, yaitu: 1. Tahap identifikasi (tahap Prakampanye) 2. Tahap kedua pengelolaan kampanye.
6 Knowledge Skill Problem Campaign Attitudes Behavior Reduced Problem Model ini dikembangkan oleh tim peneliti dan praktisi kampanye di Yale University AS pada awal tahun 1960-an (Larson, 1993).
Ada 5 (lima) tahapan dalam kegiatan kampanye yang harus dilalui sebelum akhirnya kegiatan tersebut berhasil atau gagal mencapai tujuan, yaitu : Identifikasi Legitimasi Partisipasi Penetrasi, dan Distribusi.
8 Identifikasi Legitimasi partisipasi Penetrasi Distribusi Model ini dikembangkan oleh Judith Trent dan Robert Friendenberg.
Model ini memusatkan analisisnya pada tahapan kegiatan kampanye.
Langkah-langkahnya dimulai dari : 1. Surfacing (pemunculan). 2. Primary (primer). 3. Nomination (pencalonan); dan 4. Election (pemilihan).
Model fungsi-fungsi komunikatif:
Langkah-langkahnya dimulai dari surfacing, primary, nomination dan election.
10
Surfacing Election Nomination Primary Pada model ini proses kampanye dimulai dari tujuan yang hendak dicapai dan diakhiri dengan efek yang diinginkan. Model ini merupakan deskriptif dari bermacam-macam proses kerja dalam kampanye. Pada model kampanye Nowak dan Warneryd ini terdapat delapan elemen kampanye yang harus diperhatikan yaitu:
1. Intended effect (efek yang diharapkan), 2. Competiting communication (persaingan komunikasi), 3. Communication object (objek komunikasi), 4. Target pupulation & Receiving group (populasi target dan kelompok penerima), 5. The channel (saluran), 6. The message (pesan), 7. The communicator/sender (komunikator/pengirim pesan), 8. The obtained effect (efek yang dicapai).
12 Titik Tolak -Persaingan Komunikasi - Obyek Kampanye - Target Populasi
Kelompok Penerima Faktor yang di manupulasi
- Pesan - Saluran / Media Kampanye - Komunicator
Capaian Efek Efek yang diharapkan Penggagasnya adalah ilmuwan komunikasi Everett M. Rogers.
Model difusi inovasi ini umumnya diterapkan dalam kampanye periklanan (commercial campaign) dan kampenye yang berorientasi pada perubahan sosial (social change campign).
Menurut Rogers, ada 4 (empat) tahap ketika proses kampanye berlangsung, yaitu : 1. Information (informasi). 2. Persuasi 3. Implementasi dengan membuat keputusan untuk mencoba (decision, adoption and trial). 4. Konfirmasi atau re-evaluasi.
Ada 5 tipe masyarakat dalam mengadopsi inovasi yakni inovator, early adopter, early majority, late majority, dan laggard.
14 Informasi Persuasi Keputusan Penerimaan Percobaan Konfirmasi Reevaluasi