Anda di halaman 1dari 15

Bahan Perkuliahan Kampanye

Program Studi Hubungan Masyarakat


Fakultas Dakwah & Komunikasi


Dosen :
Dr. H. Zaenal Mukarom, M. Si

Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata
maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur
terpenting fenomena tersebut. (Mulyana, 2000).
Dalam pengertian yang sangat sederhana, model adalah
miniatur atau bentuk yang mendeskripsikan bagaimana
hubungan dan pola atas sejumlah variabel yang terlibat
dalam proses komunikasi sebagaimana yang dijelaskan
oleh teori.
Contoh : Teori tentang baju (menjelaskan bagaimana
proses pembuatan sebuah kain menjadi baju untuk
menutup aurat. Modelnya bisa beragam (kemeja, kaus,
piyama, daster, kimono, dst).

1. Model Komponensial Kampanye.
Model ini menggambil komponen-komponen
pokok yang terdapat dalam suatu proses
pengiriman dan penerimaan pesan-pesan
kampanye. Unsur-unsur yang terdapat di
dalamnya meliputi: sumber kampanye, saluran,
pesan, penerima kampanye, efek dan umpan
balik. Unsur-unsur ini harus dipandang sebagai
satu kesatuan yang mendeskripsikan dinamika
proses kampanye.

4
Sumber
Kampanye
Penerima
Kampanye
Pesan
Efek
Saluran
Model ini dikembangkan oleh Leon Ostergaard.

Model ini mengisyaratkan bahwa dalam sebuah
rancangan program kampanye untuk perubahan
sosial memerlukan 2 (dua) tahap, yaitu:
1. Tahap identifikasi (tahap Prakampanye)
2. Tahap kedua pengelolaan kampanye.


6
Knowledge
Skill
Problem
Campaign
Attitudes
Behavior
Reduced Problem
Model ini dikembangkan oleh tim peneliti dan praktisi
kampanye di Yale University AS pada awal tahun 1960-an
(Larson, 1993).

Ada 5 (lima) tahapan dalam kegiatan kampanye yang
harus dilalui sebelum akhirnya kegiatan tersebut berhasil
atau gagal mencapai tujuan, yaitu :
Identifikasi
Legitimasi
Partisipasi
Penetrasi, dan
Distribusi.


8
Identifikasi
Legitimasi
partisipasi
Penetrasi
Distribusi
Model ini dikembangkan oleh Judith Trent dan
Robert Friendenberg.

Model ini memusatkan analisisnya pada tahapan
kegiatan kampanye.

Langkah-langkahnya dimulai dari :
1. Surfacing (pemunculan).
2. Primary (primer).
3. Nomination (pencalonan); dan
4. Election (pemilihan).

Model fungsi-fungsi komunikatif:

Langkah-langkahnya dimulai dari surfacing, primary, nomination dan election.








10


Surfacing Election Nomination Primary
Pada model ini proses kampanye dimulai dari tujuan yang hendak
dicapai dan diakhiri dengan efek yang diinginkan. Model ini
merupakan deskriptif dari bermacam-macam proses kerja dalam
kampanye. Pada model kampanye Nowak dan Warneryd ini terdapat
delapan elemen kampanye yang harus diperhatikan yaitu:

1. Intended effect (efek yang diharapkan),
2. Competiting communication (persaingan komunikasi),
3. Communication object (objek komunikasi),
4. Target pupulation & Receiving group (populasi target dan kelompok
penerima),
5. The channel (saluran),
6. The message (pesan),
7. The communicator/sender (komunikator/pengirim pesan),
8. The obtained effect (efek yang dicapai).

12
Titik Tolak
-Persaingan
Komunikasi
- Obyek
Kampanye
- Target
Populasi

Kelompok
Penerima
Faktor yang di
manupulasi

- Pesan
- Saluran / Media
Kampanye
- Komunicator

Capaian
Efek
Efek yang
diharapkan
Penggagasnya adalah ilmuwan komunikasi Everett M. Rogers.

Model difusi inovasi ini umumnya diterapkan dalam kampanye
periklanan (commercial campaign) dan kampenye yang berorientasi
pada perubahan sosial (social change campign).

Menurut Rogers, ada 4 (empat) tahap ketika proses kampanye
berlangsung, yaitu :
1. Information (informasi).
2. Persuasi
3. Implementasi dengan membuat keputusan untuk mencoba (decision,
adoption and trial).
4. Konfirmasi atau re-evaluasi.

Ada 5 tipe masyarakat dalam mengadopsi inovasi yakni inovator, early
adopter, early majority, late majority, dan laggard.




14
Informasi
Persuasi
Keputusan
Penerimaan
Percobaan
Konfirmasi
Reevaluasi

Anda mungkin juga menyukai