Anda di halaman 1dari 5

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI JENIS NON-TES

A. Observasi ( observation )
Observasi merupakan suatu proses yang alami, bahkan mungkin kita sering
melakukannya, baik secara sadar maupun tidak sadar di dalam di dalam kehidupan
sehari-hari. Di dalam kelas, guru sering melihat, mengamati, dan melakukan
interpretasi.pentingnya observasi dalam kegiatan evaluasi pembelajaran
mengharuskan guru untuk memahami lebih jauh tentang judgement, bertindak secara
reflektif, dan menggunakan komentar orang lain sebagai informasi untuk membuat
judgement yang lebih reliabel. Hal yang harus di pahami oleh guru adalah bahwa
tidak semua yang di lihat disebut obsevasi.observasi yang dilakukan oleh guru di
kelas tidak cukup hanya dengan duduk dan melihat melainkan harus di lakukan secara
sengaja, hati-hati,sesuai dengan aspek-aspek tertentu, dan berdasarkan tujuan yang
jelas.untuk memperoleh hasil observasi yang baik, maka kemampuan guru dalam
melakukan pengamatan harus sering di latih, mulai dari hal-hal yang sederhana
sampai hal-hal yang kompleks.
Observasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan secara sistematis logis,
objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun situasi yang buatan untuk mencapai tujuan tertentu. Alat yang di
gunakan untuk observasi di sebut pedoman observasi. Observasi juga di gunakan
dalam bidang penelitian, terutama penelitian kualitatif. Tujuan utama observasi adalah
1. Untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena, baik
yang berupa peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi sungguhan
maupun dalam situasi buatan.sampling
2. Untuk mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun perilaku guru)
interaksi antara murid dan guru, dan faktor-faktor yang dapat di amati lainnya,
terutama kecakapan sosial ( social skills)
Jika ingin menggunakan observasi sebagai alat evaluasi maka evaluator harus
memahami terlebih dahulu tentang :
1. Konsep dasar observasi, mulai dari pengertian, tujuan,fungsi,
peranan,karakteristik, prinsip-prinsip sampai dengan prosedur observasi.
2. Perencanaan obsevasi, seperti menentukan kegiatan apa yang akan di
observasi, siapa yang akan melakukan observasi, rencana sampling menyusun
pedoman observasi, melatih pihak-pihak yang akan melakukan obsevasi dalam
menggunakan pedoman observasi.
3. Prosedur observasi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan dan
penafsiran sampai dengan pelaporan hasil observasi.
Karakteristik observasi antara lain :
1. Mempunyai tujuan yang jelas. Hal ini di maksudkan agar pelaksanaan
observasi tidak menyimpang dari permasalahan.
2. Bersifat ilmiah, yaitu di lakukan secara sistematis, logis, kritis, objektif, dan
rasional.
3. Terdapat berbagai aspek yang akan di observasi
4. Praktis penggunaannya



Di lihat dari kerangka kerjanya, observasi di bedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer telah di
tetapkan terlebih dahulu berdasarkn kerangka kerja berisi faktor-faktor yang
telah di atur kategorinya. Isi dan luas materi observasi telah di tetapkan dan di
batasi dengan jelas dan tegas.
2. Observasi tak terstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer tidak di
batasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan observer hanya di batasi
oleh tujuan observasi itu sendiri.
Di lihat dari teknis pelaksanaannya, observasi observasi dapat di tempuh melalui tiga
cara, yaitu :
1. Observasi langsung, yaitu observasi yang di lakukan secara langsung terhadap
objek yang di selidiki.
2. Observasi tak langsung, yaitu observasi yang di lakukan melalui perantara,
baik teknik maupun alat tertentu.
3. Observasi partisipasi, yaitu observasi yang di lakukan dengan cara ikut ambil
bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang di teliti.
Sutrisno Hadi (1981) mengemukakan ada ada tiga jenis observasi yang masing-
masing coraknya untuk keadaan tertentu, yaitu :
1. Observasi partisipan-observasi nonpartisipan
Observasi partisipan adalah observasi yang di lakukan dimana observer turut
ambil bagian dalam peri kehidupan orang atau objek-objek yang di
observasi.sedangkan observasi pura-pura di sebut quasi participant
observation. Jika unsur-unsur partisipasi sama sekali tidak terdapat di
dalamnya maka di sebut nonparticipant observation.
2. Observasi sistemik-observasi nonsistemik
Observasi sistemik adalah adanya kerangka yang memuat faktor-faktor yang
telah di atur kategorisasinya terlebih dahulu dan ciri-ciri khusus dari setiap
faktor dalam kategori-kategori itu. Observasi yang tidak menggunakan
kerangka di sebut observasi nonsistemik.
3. Observasi eksperimental-observasi noneksperimental
Biasanya tidak memerlukan observer yang banyak.
Observasi kelas merupakan sumber informasi yang penting di dalam evaluasi.
Untuk mempermudah proses pencatatan dan pengamatan apa yang terjadi didalam
proses pembelajaran,evaluator dapat menggunakan selembar kertas yang cukup lebar
dan selanjutnya menuliskan nama-nama observi yang di susun dalam sebuah daftar.
Selembar kertas ini di sebut pedoman observasi.
Adapun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi adalah sebagai
berikut:
a. Merumuskan tujuan observasi
b. Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi
c. Menyusun pedoman observasi
d. Menyusun aspek-aspek yang akan di observasi, baik yang berkenaan dengan
proses belajar peserta didik dan kepribadiannya maupun penampilan guru
dalam pembelajaran.
e. Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan
pedoman observasi
f. Merevisi pedoman observasi berdasarkan hasil uji coba
g. Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung
h. Mengolah dan menafsirkan hasil observasi
B. Wawancara ( interview)

Anda mungkin juga menyukai