Anda di halaman 1dari 109

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE STUDENT FASILITATOR AND

EXPLAINING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT 250 KATA


PER MENIT PADA SISWA KELAS VIII SMP N 03 WELAHAN JEPARA
TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI


FEVI EMI EKAYANTI
NPM 09410066


PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2013

ii



EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE STUDENT FASILITATOR AND
EXPLAINING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT 250 KATA
PER MENIT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 WELAHAN
JEPARA TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
IKIP PGRI Semarang untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Derajat Sarjana Pendidikan

FEVI EMI EKAYANTI
NPM 09410066

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
IKIP PGRI SEMARANG
2013


iii
SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE STUDENT FASILITATOR AND
EXPLAINING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT 250 KATA
PER MENIT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 WELAHAN
JEPARA TAHUN AJARAN 2013/2014

yang disusun dan diajukan oleh
FEVI EMI EKAYANTI
NPM 09410066

Telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan
di hadapan Dewan Penguji
pada tanggal 11 September 2013




Pembimbing I, Pembimbing II,


Nazla Maharani Umaya, S.S., M.Hum. Zainal Arifin, S.Pd., M.Hum.
NPP 077901190 NPP 0604018102






iv
SKRIPSI
EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE STUDENT FACILITATOR AND
EXPLANING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA CEPAT 250 KATA
PER MENIT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 WELAHAN
JEPARA TAHUN AJARAN 2013/2014

yang disusun dan diajukan oleh
FEVI EMI EKAYANTI
NPM 09410066

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal 22 Oktober 2013 dan dinyatakan
telah memenuhi syarat
Dewan Penguji
Ketua, Sekretaris,

Dra. Sri Suciati, M.M.Hum. Nanik Setyawati, S.S., M.Hum.
NIP 196503161990032002 NPP 997101150
Penguji I
Nazla Maharani Umaya, S.S., M.Hum. ....................................
NPP 077901190
Penguji II
Zainal Arifin, S.Pd., M.Hum. ....................................
NPP 0604018102
Penguji III
Larasati, S.Pd., M.Pd. ....................................
NPP 0002036401


v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto:
1. Cinta terbesar dan cinta hakiki bagi orang yang beriman ialah cinta kepada
Allah. Sehingga cinta kepada Allah-lah yang seharusnya menjadi motivator
terbesar dan tidak terbatas.
2. Kesulitan akan terhindar bila kita berpikir sebelum berkata dan berencana
sebelum bertindak.
3. Jika pagi tiba janganlah menunggu sore dan jika sore tiba janganlah menunggu
hal yang sudah berlalu dan jangan sia-siakan waktumu hanya untuk meratapi
hal yang sudah berlalu dan jangan sia-siakan waktumu hanya untuk
mencemaskan sesuatu yang belum kamu jalani. Maka, kerahkanlah segala
kemampuanmu untuk melakukan yang terbaik pada hari ini.
Persembahan:
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
1. Bapak dan Ibuku terhebat yang selalu
memberikan kasih sayang, semangat,
dan mengiringi doa di setiap langkahku.
2. Adikku tersayang Davin Dwi Arvianda
yang turut memberikan semangat dan
kegembiraan di setiap waktuku.
3. Teman-temanku yang ada untukku di
kala susah maupun senang dan
memberikan motivasi untukku.
4. Semua dosen PBSI yang memberikan
ilmu untuk bekal masa depanku yang
lebih baik.
5. Almamaterku IKIP PGRI Semarang.


vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan kasihnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi yang
berjudul Efektivitas Penerapan Metode Student Facilitator And Explaining
dalam Pembelajaran Membaca Cepat 250 Kata Per Menit pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 03 Welahan Jepara Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi ini disusun
guna memenuhi sebagian syarat dalam memperoleh derajat sarjana pendidikan di
IKIP PGRI Semarang.
Bimbingan, arahan, dan dukungan dari berbagai pihak juga sangat penulis
butuhkan untuk menumbuhkan semangat penulis dalam menyusun dan
menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Dr. Muhdi, S.H., M.Hum. Rektor IKIP PGRI Semarang yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di IKIP PGRI Semarang.
2. Dra. Sri Suciati, M.Hum. Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni yang
telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.
3. Nanik Setyawati, S.S., M.Hum. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sasrta Indonesia yang telah menyetujui usulan topik skripsi penulis.
4. Nazla Maharani Umaya, S.S., M.Hum. Pembimbing I yang telah mengarahkan
penulis dengan penuh ketekunan dan kecermatan dan Zainal Arifin, S.Pd.,
M.Hum. Pembimbing II yang telah membimbing penulis dengan penuh
dedikasi yang tinggi.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama belajar di
IKIP PGRI Semarang.
6. Kepala Sekolah SMP Negeri 03 Welahan Jepara yang telah mengizinkan
penulis melakukan penelitian di instansi yang dipimpinnya.
7. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mencurahkan kasih sayang, dorongan, dan
doanya kepadaku selama menuntut ilmu di IKIP PGRI Semarang.
8. Teman-teman seperjuangan di IKIP PGRI Semarang.
vii
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu pada kesempatan
ini.
Andaikata skripsi ini ada manfaat bagi pembaca dan bisa turut mengisi
atau menambah refrensi, itu merupakan tujuan penulis. Masih banyak kekurangan,
dan keterbatasan dalam pengetahuan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati,
penulis sangat berharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini.


Semarang, Oktober 2013
Penulis













viii
ABSTRAK
Fevi Emi Ekayanti. Efektivitas Penerapan Metode Student Facilitator And
Explaining dalam Pembelajaran Membaca Cepat 250 Kata Per Menit pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 03 Welahan Jepara Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi.
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Semarang. Pembimbing I Nazla
Maharani Umaya, S.S., M.Hum. dan Pembimbing II Zainal Arifin, S.Pd., M.Hum.
September 2013. Metode ini diharapkan siswa dapat berpikir kritis, kreatif, dan
aktif dalam mengungkapkan ide kreatifnya.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya keterampilan berbahasa yang
masih rendah khususnya pada keterampilan membaca cepat siswa kelas VIII SMP
Negeri 03 Welahan Jepara. Melihat kondisi yang seperti itu perlu diupayakan
penerapan metode pembelajaran yang dapat menarik minat dan meningkatkan
keterampilan berbahasa siswa kelas VIII SMP Negeri 03 Welahan Jepara. Metode
yang diterapkan adalah metode Student Facilitator And Explaining, dengan
metode ini diharapkan siswa dapat berpikir kritis, kreatif, dan aktif dalam
mengungkapkan ide kreatifnya.
Rumusan masalahnya adalah bagaimana efektivitas penerapan metode Student
Facilitator And Explaining dalam pembelajaran membaca cepat 250 kata per
menit pada siswa kelas VIII SMP N 03 Welahan Jepara tahun ajaran 2013/2014?
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan penerapan metode
student facilitator and explaining dalam pembelajaran membaca cepat 250 kata
per menit pada siswa kelas VIII SMP N 03 Welahan Jepara tahun ajaran
2013/2014.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
tes dan nontes. Teknik tes berupa posttest sedangkan teknik nontes berupa
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji kemampuan membaca pada siswa
kelas VIII SMP N 03 Welahan Jepara ini berupa teknik analisis data meliputi, uji
normalitas, uji homogenitas, dan analisis uji t.
Dari hasil pengujian hipotesis dengan uji-t diperoleh t
hitung
post-tes yaitu
sebesar 6,5877 ternyata lebih besar dari nilai t
tabel
pada dk = 66 dan taraf
signifikansi 5% sebesar 1,8. Karena t
hitung
> t
tabel
yaitu 6,5877 > 1,8. Berdasarkan
perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang
berbunyi Ada efektivitas hasil belajar antara siswa yang diajar dengan metode
Student Fasilitator and Explaining dalam keterampilan kemampuan membaca
cepat 250 kata per menit pada siswa kelas VIII SMPN 03 Welahan Jepara Tahun
Ajaran 2013/2014 diterima dan data yang diperoleh sangat signifikan. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Student
Fasilitator and Explaining sangat efektif dalam keterampilan kemampuan
membaca cepat 250 kata per menit pada siswa kelas VIII SMPN 03 Welahan
Jepara Tahun Ajaran 2013/2014.
Saran yang dapat penulis sampaiakn adalah guru hendaknya memilih
metode pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga pembelajaran tidak
bersifat monoton, salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran
Student Facilitator And Explaining.

ix
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL LUAR ................................................................................................ i
SAMPUL DALAM ............................................................................................ ii
PERSETUJUAN ................................................................................................ iii
PENGESAHAN .................................................................................................. iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah ....................................................................1
Rumusan Masalah .............................................................................5
Tujuan Penelitian ...............................................................................5
Manfaat Penelitian .............................................................................5
Penegasan Istilah ...............................................................................6
Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................7
BAB II LANDASAN TEORI
Membaca Cepat ...................................................................................8
Pengertian Membaca Cepat ...........................................................8
Mengukur Kecepatan Membaca ....................................................9
Metode Mengembangkan Kecepatan Membaca ............................9
Aspek-Aspek Membaca .................................................................11
Teknik Membaca Cepat .................................................................12
Rumus Kemampuan Membaca Cepat ............................................14
Metode Student Facilitator and Explaining .........................................14
Pengertian Metode Student Facilitator and Explaining .................14
Prinsip Metode Student Facilitator and Explaining .......................15
x
Langkah-Langkah Student Facilitator and Explaining ..................16
Kerangka Berpikir ............................................................................16
Hipotesis ...........................................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Penelitian ............................................................................21
Pendekatan Penelitian .....................................................................22
Desain Penelitian .............................................................................23
Variabel Penelitian ..........................................................................23
Populasi dan Sampel .......................................................................24
Data dan Sumber Data .....................................................................25
Teknik Pengumpulan Data ..............................................................25
Instrumen Penelitian ........................................................................27
Teknik Analisis Data .......................................................................30
Teknik Penyajian Hasil Analisis Data .............................................35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Persiapan Penelitian ........................................................................39
Hasil Penelitian ...............................................................................39
Analisis Persyaratan ........................................................................43
Pembahasan Hasil Penelitian ..........................................................46
BAB V PENUTUP
Simpulan ..........................................................................................49
Saran ................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN








xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Desain Penelitian Post-test.................................................................. 23
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal....................................................................................... 28
Tabel 3.3 Pedoman Penskoran............................................................................ 30
Tabel 3.4 Pedoman Penilaian.............................................................................. 32
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Membaca Cepat 250 Kata Per menit
Siswa kelas Eksperimen........................................................................... 41
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Membaca Cepat 250 Kata Per menit
Siswa Kelas Kontrol................................................................................. 42
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.............. 44
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol............ 45
Tabel 4.5 Hasil Uji t Post-Tes Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol.................... 45


















xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Histogram Nilai Membaca Cepat 250 Kata Per menit
Kelas Eksperimen...................................................................... 41
Gambar 4.2 Histogram Nilai Membaca Cepat 250 Kata Per menit
Kelas Kontrol............................................................................ 43

























xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus............................................................................................ 53
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol............ 54
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen..... 61
Lampiran 4 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen .......................................... 70
Lampiran 5 Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ................................................. 72
Lampiran 6 Daftar Nilai Kelas Eksperimen ...................................................... 74
Lampiran 7 Daftar Nilai Kelas Kontrol ............................................................. 76
Lampiran 8 Tabel Uji Normalitas Kelas Kontrol .............................................. 78
Lampiran 9 Tabel Uji Normalitas Kelas Eksperimen ........................................ 79
Lampiran 10 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol .................................. 80
Lampiran 11 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen ............................ 82
Lampiran 12 Tabel Uji Homogenitas Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 84
Lampiran 13 Perhitungan Uji Homogenitas Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen .................................................................... 86
Lampiran 14 Uji Hipotesis ................................................................................... 88
Lampiran 15 Instrumen Penelitian ....................................................................... 90
Lampiran 16 Lembar Kerja Siswa ....................................................................... 91
Lampiran 17 Pedoman Observasi Kelas Kontrol ................................................. 93
Lampiran 18 Pedoman Observasi Kelas Eksperimen .......................................... 95
Lampiran 19 Pernyataan Keaslian Tulisan .......................................................... 97
Lampiran 20 Surat-surat (izin dari Fakultas dan izin dari
Tempat Penelitian ........................................................................... 98
Lampiran 21 Rekapitulasi Proses Bimbingan Skripsi ........................................ 100
Lampiran 22 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 103




1


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan membaca merupakan salah satu standar kemampuan dalam
Bahasa dan Sastra Indonesia yang harus dicapai pada semua jenjang pendidikan,
termasuk dijenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Melalui kemampuan
membaca siswa diharapkan mampu membaca dan memahami teks bacaan dengan
kecepatan yang ditentukan.
Dengan membaca dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan informasi,
kerena semakin banyak membaca semakin banyak pula hal yang belum diketahui,
sehingga untuk membantu dan mempermudah mengetahui segala sesuatu, salah
satu cara adalah melalui kegiatan membaca.
Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan, 2008:7). Berkaitan dengan
ketrampilan membaca, pembelajaran membaca cepat diberikan kepada siswa
untuk belajar memahami bacaan yang telah dibaca. Seperti dalam kompetensi
dasar: 3.3 menyimpulkan isi suatu teks dengan membaca cepat 250 kata per
menit. Membaca cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan,
dengan tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaannya (Nurhadi,
2008:32).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia di SMP N 03
Welahan Jepara kemampuan membaca siswa ditingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP) saat ini memiliki kecendrungan rendah. Lemahnya kemampuan
membaca siswa SMP disebabkan oleh lemahnya pembelajaran Bahasa Indonesia,
khususnya pembelajaran membaca
Kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu
masyarakat terpelajar. Namun, anak-anak yang tidak memahami pentingnya
belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar membaca

1
2


merupakan usaha yang terus menerus, dan anak-anak yang melihat nilainya
(value) membaca dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar dibandingkan
dengan anak-anak yang tidak menemukan keuntungan dari kegiatan membaca
(Rahim, 2008:1).
Siswa sebagai subjek pendidikan harus mempunyai kesadaran tinggi akan
pentingnya membaca. Siswa harus dapat memanfaatkan waktunya untuk
membaca, baik di rumah maupun di sekolah. Sebagian besar siswa kelas VIII
semester I SMP N 03 Welahan sebenarnya mengerti arti pentingnya membaca
bagi kehidupan. Ironisnya sebagian besar belum terbiasa membaca. Hal tersebut
berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia pada tanggal 8 April
2013.
Banyaknya informasi dalam kehidupan sehari-hari, membuat sulit untuk
memilah mana informasi yang bermanfaat dan mana informasi yang tidak
bermanfaat. Membaca sebagai salah satu cara untuk memahami suatu informasi
yang diterima. Namun, masalahnya adalah waktu dan kecepatan seseorang dalam
membaca. Seseorang malas membaca bisa saja bukan karena tidak suka membaca.
Namun, karena banyaknya waktu yang harus dihabiskan untuk membaca.
Informasi yang berharga terkadang tidak dapat ditemukan dalam ringkasannya
saja. Maka, kemampuan untuk membaca dengan cepat menjadi sangat berperan
dan menjadi suatu kebutuhan (Nurhadi, 2008:15).
Dari hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia di SMP N 03 Welahan
Jepara, rata-rata siswa kelas VIII semester I kurang mempunyai inisiatif untuk
membaca, khususnya membaca cepat 250 kata per menit. Lebih parah lagi,
umumnya mereka bersikap pasif dan acuh, bahkan sulit berkonsentrasi. Dalam hal
ini dipengaruhi oleh beberapa sebab, diantaranya siswa jarang melakukan praktik
membaca cepat karena menurut mereka membaca adalah hal yang sangat
membosankan sehingga siswa kesulitan dalam memahami suatu bacaan.
Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan
belajarmengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan
membacamereka. Siswa yang tidak mampu membaca dengan lancar dan cepat
akanmengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa
3


akanmengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang
disajikandalam berbagai buku pelajaran, buku-buku penunjang dan sumber-
sumber belajartertulis yang lain. Akibatnya siswa juga lamban jika dibandingkan
dengan teman-temannyayang cepat dalam membaca. Hal tersebut berdasarkan
hasil pengamatan dan wawancara dengan guru dan siswa di SMP N 03 Welahan
Jepara.
Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan guru dan siswa, ternyatacara
yang sering dilakukan untuk kegiatan pembelajaran membaca adalah siswadisuruh
membaca, kemudian menjawab pertanyaaan atas bacaan. Guru belum pernah
mengukur kecepatan membaca siswa dan seberapa besar persentasepemahaman
isi yang dicapai siswanya. Guru beranggapan bahwa yang pentingsetelah
membaca, siswa dapat menjawab pertanyaan yang tersedia. Ketika siswamampu
menjawab dengan serentak, guru beranggapan semua siswa sudah tahuapa yang
dibaca.
Selama ini dalam pembelajaran membaca, masih menggunakan metodeyang
kurang efektif, yaitu cara membaca reguler (biasa). Cara membaca ini
relatiflambat, karena membaca baris demi baris yang biasa dilakukan dalam
bacaanringan. Dalam pembelajaran membaca, para siswa juga masih
melakukankebiasaan-kebiasaan yang dapat menghambat kecepatan membaca. Hal
iniditandai dengan sebagian besar siswa masih membaca dengan menggerakkan
kepala, mulut bergerak-gerak, mengeluarkan suara, menunjuk dengan tangan
ataumenunjuk dengan menggunakan benda lain. Selain itu, siswa kurang
antusiasdalam mengikuti proses pembelajaran.
Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan guru dan siswa, guru sering
melakukan kegiatan yang monoton dalam pembelajaran membaca. Siswa diminta
membaca dalam hati kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan isi bacaan
dengan posisi bacaan terbuka. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif mengikuti
pembelajaran membaca sehingga kemampuan kognitif siswa kurang.
Berdasarkan wawancara dengan guru dan observasi yang dilakukan diSMP
Negeri 3 Welahan Jepara pada siswa kelas VIII nilai ratarata mata pelajaran
Bahasa Indonesia khususnya membaca cepat adalah 6,5 dari 35 orangsiswa dalam
4


satu kelas (kelas VIII). Hal ini menunjukkan bahwa nilai mata pelajaran Bahasa
Indonesia masihrendah dan siswa yang membaca lambat masih banyak, perlu
dicarikan jalanpemecahannya. Kemudian pelaksanaan pembelajaran membaca
cepat dengan menggunakan metodeStudent facilitator and explaining atau metode
lainjuga belum pernah dilaksanakan.
Untuk memperoleh informasi secara cepat dan tepat dalam pembelajaran
membaca cepat 250 kata per menit, guru dituntut untuk melakukan pengajaran
yang inovatif dan kreatif dengan menciptakan suatu pembelajaran yang diminati
siswa agar tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan siswa
paham dengan apa yang diajarkan guru. Pengajaran yang bervariasi tersebut dapat
dilakukan oleh guru dengan cara menggunakan metode yang dapat
dikombinasikan dengan kompetensi dasar yang ada.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca
cepat 250 kata per menit tersebut adalah metodeStudent Facilitator and
Explaining yaitusuatu metode yang memberikan kesempatan kepada siswa atau
peserta didik untuk mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta
lainnya (Hamdani, 2011:128).Pembelajaran dengan menggunakan metode
tersebut menuntut siswa untuk belajar secara aktif. Pembelajaran dengan
menggunakan metode ini memotivasi siswa dalam membaca, karena siswa tidak
hanya membaca saja, tetapi siswa juga menyampaikan kesimpulan dari membaca
cepat 250 kata per menit, untuk memperoleh suatu pemahaman yang nantinya
akan memberi manfaat siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan bahan bacaan tersebut.
Penggunaan metode yang bervariasi membuat siswa semakin tertarik
dengan kegiatan belajar mengajar, karena mereka dituntut untuk aktif mengikuti
pelajaran. Namun, tidak memaksa mereka untuk bekerja sendiri, semua siswa
terlibat dalam pembelajaran yang inovatif tersebut.Dalam pembelajaran membaca
cepat siswa diharapkan mampu memahami isi bacaan yang dibaca, supaya apa
yang menjadi pokok dari isi bacaan tersebut mampu dituangkan dalam sebuah
pemikiran yang dapat bermanfaat untuk menyelesaikan pelajaran secara baik.
5


Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini berjudulEfektivitas
Penerapan Metode Student Facilitator and Explaining dalam Pembelajaran
Membaca Cepat 250 Kata Per Menit Pada Kelas VIII SMP Negeri 03 Welahan
Jepara Tahun Ajaran 2013/2014.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalahtersebut, maka permasalahan yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas penerapan metode
Student Facilitator And Explaining dalam pembelajaran membaca cepat 250 kata
per menit pada siswa kelas VIII SMP N 03 Welahan Jepara tahun ajaran
2013/2014?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitianini untuk
menguji keefektifan penerapan metode student facilitator and explaining dalam
pembelajaran membaca cepat 250 kata per menit pada siswa kelas VIII SMP N 03
Welahan Jepara tahun ajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan
manfaat praktis. Adapun manfaat teoritis dan manfaat praktis diuraikan sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Memperkuat teori-teori yang berkenaan dengan kemampuan membaca cepat
dan metode student facilitator and explaining.
b. Menambah ilmu pengetahuan, mengembangakan teori, dan menambah
wawasan, khususnya mengenai pembelajaran membaca.
c. Menambah pengetahuan tentang pengajaran mata pelajaran Bahasa
Indonesia terutama penerapan penelitian mengenai pembelajaran membaca
cepat 250 kata per menit dengan metode pembelajaran student facilitator
and explaining.
6


2. Manfaat Praktis
a. Memberikan manfaat bagi guru sebagai pendidik yaitu untuk
mengembangkan metode pembelajaran guru dalam pembelajaran membaca.
b. Dapat digunakan sebagai metode belajar bagi siswa agar lebih mudah
mempelajari dan memahami pembelajaran membaca cepat 250 kata per
menit dengan metode pembelajaran student facilitator and explaining.
c. Dapat menjadikan masukan atau informasi dalam pembelajaran membaca,
khususnya membaca cepat 250 kata per menit.

E. Penegasan Istilah
Agar tidak menimbulkan kesalahan penafsiran arti dan istilah-istilah yang
digunakan dalam judul penelitian, maka perlu ditegaskan beberapa istilah yang
digunakan dalam judul penelitian ini sebagai berikut.
1. Efektivitas
Efektivitas berasal dari kata efektif, yang artinya pengaruh atau akibat. Jadi,
efektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian terjadinya suatu
efek atau akibat yang dikehendaki dalam perbuatan. Efektivitas dalam penelitian
ini ditunjukkan dengan perolehan hasil belajar siswa yang baik dan ketuntasan
belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada hasil belajar dan
ketuntasan belajar siswa pada kelas kontrol (Hamdani, 2011:240).
2. Membaca Cepat
Membaca cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan,
dengan tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaannya (Nurhadi,
2008:32). Sedangkan menurut Soedarso (2006:39) membaca cepat adalah
membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahaman.
3. Metode student facilitator and explaining
Metode student facilitator and explaining merupakan suatu metode yang
memberikan kesempatan kepada siswa atau peserta didik untuk mempresentasikan
ide atau pendapat pada rekan peserta lainnya (Hamdani, 2011:128).
7


Menurut Suprijono (2013:163) menjelaskan metodestudent facilitator and
explaining mempunyai arti metode yang menjadikan siswa dapat membuat peta
konsep maupun bagan untuk meningkatkan kreatifitas siswa dan prestasi siswa.

F. Sistematika Penulisan Skripsi
Agar penyusun dan pembahas proposal ini dapat runtut, logis dan mudah
dipahami, penulisanya dibagi menjadi 5 bab:
Bab I Pendahuluan, pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, sistematika
penulisan skripsi.
Bab II Landasan Teori, bab ini berisi kajian/uraian teori yang berkaiatan
dengan judul skripsi, kerangka berpikir, hipotesis penelitian.
Bab III Metode Penelitian, pada bab ini berisi pendekatan penelitian,
variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, teknik analisis data, teknik penyajian hasil analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini berisi deskripsi data,
uji persyaratan data (validitas, homogenitas, dan linearitas data), uji hipotesis,
pembahasan.
Bab V Penutup, bab ini berisi simpulan dan saran.









8


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Membaca Cepat
1. Pengertian Membaca Cepat
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas
visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca
merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.
Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata,
pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif (Rahim,
2008:2).
Membaca menurut Hodgson (dalam Tarigan, 2008:7) membaca adalah
suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa
tulis. Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang
tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata
yang tertulis. Tingkatan hubungan antara makna yang hendak dikemukakan oleh
penulis dan penafsiran atau interpretasi pembaca turut menentukan ketepatan
membaca. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis, tetapi berada pada
pikiran pembaca. Demikianlah, makna itu akan berubah karena setiap pembaca
memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dia pergunakan sebagai alat untuk
menginterpretasikan kata-kata tersebut (Anderson, dalam Tarigan, 2008:8-9).
Membaca menurut Klein dkk. (1996 dalam Rahim, 2008:3) adalah
membaca mencakup. Pertama, membaca merupakan proses. Kedua, membaca
adalah strategi. Dan ketiga, membaca merupakan interaktif. Membaca merupakan
suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh
pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.
Membaca cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan,
dengan tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaannya (Nurhadi,
2008:32).Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan,
8
9


dan bahan bacaan. Artinya, seorang pembaca cepat yang baik, tidak menerapkan
kecepatan membacanya secara konstan diberbagai cuaca dan keadaan membaca.
Penerapan kemampuan membaca cepat itu disesuaikan dengan tujuan
membacanya, aspek bacaan yang digali (keperluan) dan berat ringannya bahan
bacaan. Dengan demikian, membaca cepat bukan hanya sekedar menghitung
kecepatan waktu untuk membaca, melainkan harus mampu memahami isi bacaan.
2. Mengukur Kecepatan Membaca
Kecepatan membaca biasanya diukur dengan berapa banyak kata yang
terbaca setiap menitnya, dengan pemahaman rata-rata 50% atau dengan kata lain
berkisar antara 40-60%.
Cara mengukur kecepatan membaca adalah sebagai berikut.
a. Tandailah mulai membaca (lebih mudah bila dimulai dari judul bacaan).
b. Bacalah teks tersebut dengan kecepatan yang memadai.
c. Tandailah akhir membaca (kalimat akhir, bila bacaan itu pendek).
d. Catat waktu mulai membaca (jam..., menit..., detik...).
e. Catat waktu berakhirnya membaca (jam..., menit..., detik...).
f. Hitung berapa waktu yang perlukan (dalam detik).
g. Hitung jumlah kata dalam teks yang dibaca.
h. Kalikan jumlah kata dengan bilangan 60 (1 menit = 60 detik). Hasil perkalian
ini disebut jumlah total kata.
i. Bagi hasil perkalian tersebut dengan jumlah waktu membaca tadi, maka
hasilnya adalah jumlah kata per menit(Nurhadi, 2008:40-41).
3. Metode Mengembangkan Kecepatan Membaca
Beberapa metode untuk mengembangkan kecepatan membaca yaitu:
a. Metode kosakata
Metode kosakata adalah metode mengembangkan kecepatan membaca
melalui pengembangan kosakata. Artinya, metode ini mengarahkan perhatian
pada aspek perbendaharaan kata.
b. Metode motivasi (minat)
Metode motivasi adalah metode yang cara kerjanya memotivasi para pemula
(pembaca yang mengalami hambatan dalam kecepatan membacanya) dengan
10


berbagai macam rangsangan bacaan yang menarik sehingga tumbuh minat
membaca.
c. Metode bantuan alat
Metode bantuan alat adalah metode yang cara kerjanya melatih kecepatan
membaca dengan bantuan alat yang berupa ujung pensil, ujung jari, atau alat
penunjuk khusus dari kayu. Gerak mata dibantu oleh gerak ujung alat yang
digunakan. Pertama dengan kecepatan rendah, kemudian dipercepat, dipercepat,
dan terus dipercepat. Jadi, kecepatan mata mengikuti kecepatan gerak alat.
d. Metode gerak mata
Metode gerak mata adalah metode yang paling banyak dipakai dan
dikembangkanorang saat ini, baik untuk pengajaran membaca permulaan, maupun
bagi siapa saja yang ingin meningkatkan kecepatan membacanya. Cara kerja
metode ini adalah mengembangkan kecepatan membaca dengan meningkatkan
kecepatan gerak mata. Kecepatan membaca berarti kecepatan gerak mata dalam
menelusuri unit-unit bahasa dalam bacaan.
e. Metode SQ3R
Metode ini merupakan singkatan dari setiap tahap dari masing-masing
langkah yang harus dilalui oleh seorang pembaca. Tahap itu meliputi Survey,
Question, Read, Recite, dan Review.
Survey, sebelum terjun membaca, sediakan waktu beberapa menit untuk
mengenal keseluruhan anatomi buku. Caranya dengan membuka-buka buku
secara cepat dan keseluruhan yang langsung tampak mata. Yang dimaksud
anatomi buku tersebut meliputi; 1) bagian preliminaries, yaitu meliputi halaman
judul, daftar isi approvial sheet, daftar tabel dan daftar gambar, atau juga halaman
yang berisi persetujuan dari yang berwenang menerbitkan buku tersebut, 2)
bagian isi buku, 3) bagian akhir buku. Semuanya harus diteliti secara sekilas,
minimal untuk mengenal seberapa tinggi tingkat keterpercayaan buku tersebut.
Question, susunlah sejumlah pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan judul dan subjudul buku. Tujuannya untuk mengarahkan pikiran pada
bidang yang akan dimasuki agar pembaca bersikap aktif dalam membaca dan
tidak hanya mengikuti saja pada apa yang dikatakan pengarang.
11


Read, membaca. Pada tahap tiga, bacalah keseluruhan isi buku dengan teliti
sambil meneliti kebenaran pertanyaan dan jawaban yang telah dibuat. Ketika
membaca, perhatikan kata-kata kunci, gagasan-gagasan utama, dan simpulan-
simpulan yang dibuat pengarang. Jika perlu, garis bawahi hal-hal yang penting.
Recite, mengulang kembali apa yang telah dibaca. Lakukan pada setiap
akhir bab atau subbab.
Review, melihat kembali keseluruhan isi buku. Maksudnya bukan membaca
secara teliti untuk yang kedua kali, melainkan bacalah kembali hal-hal penting.
Terutama hal-hal yang diberi tanda atau garis bawahi. Hal ini juga bertujuan
melihat adanya hal-hal yang terlewatkan.
f. Metode PQRST
Seperti halnya metode SQ3R, metode ini juga menggambarkan tahapan
yang harus dilalui pembaca. Tahap ini meliputi Preview, question, read,
summerize, dan test. Preview maksudnya melihat secara selintas anatomi buku
sama halnya survey. Question, menyusun pertanyaan. Read, membaca secara
teliti. Summerize, membuat ringkasan bagian-bagian yang telah dibaca (atau
keseluruhan buku), dantest yaitu pembaca menguji diri sendiri, sejauh mana dapat
memahami keseluruhan yang tertuang dalam buku.
g. Metode PQ3R
Metode terakhir ini tidak berbeda dengan jenis metode yang pertama, hanya
P yang pertama singkatan dari Prepareartinya langkah mula, yaitu melihat sekilas
terhadap keseluruhan buku. Kemudian dilanjutkan dengan Question, Read, Recite,
dan Review (Nurhadi, 2008:54-56).
4. Aspek-aspek Membaca
Terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:
a. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap
berada pada urutan yang lebih rendah (lower order).
Aspek ini mencakup:
1) pengenalan bentuk huruf,
2) pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem atau grafem, kata, frase, pola klausa,
kalimat, dan lain-lain),
12


3) pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan
menyuarakan bahan tertulis atau to bark at print),
4) kecepatan membaca ke taraf lambat,
b. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order).
Aspek ini mencakup:
1) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal),
2) memahami signifikasi atau makna (maksud dan tujuan pengarang,
relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca),
3) evaluasi atau penilaian (isi, bentuk),
4) keadaan (Tarigan, 2008:12-13),
5. Teknik Membaca Cepat
Teknik membaca cepat dibagi menjadi dua teknik yaitu skiming dan
skaning.
a. Teknik Skiming
Arti sebenarnya dari skiming (skimming) ialah terbang pada halaman demi
halaman buku.Men-skim berarti menyapu halaman-halaman buku dengan cepat
untuk menemukan sesuatu yang dicari. Dengan demikian, teknik skiming berarti
tidak melihat kata demi kata, kalimat demi kalimat, atau bahkan paragraf demi
paragraf, tetapi menyapu halaman demi halaman secara menyeluruh (Nurhadi,
2008:115).
Teknik skimming menurut Soedarso (2006:88) menyatakan teknik skimming
adalah tindakan untuk mengambil intisari atau saripati dari suatu hal. Berarti
skimming bacaan adalah mencari hal-hal yang penting dari bacaan, yaitu ide
pokok dan detail yang penting dalam hal ini tidak selalu di permukaan (awal),
tetapi terkadang di tengah atau di dasar (bagian akhir).
Langkah-langkah teknik membaca skimming:
1) pertanyakan dulu, Apa yang akan dicari atau diperlukan dari buku tersebut?
2) dengan bantuan daftar isi atau kata pengantar (jika yang dibaca itu sebuah
buku), carilah kemungkinan bahwa informasi yang dibutuhkan itu ada dalam
buku tersebut,
13


3) dengan penuh perhatian, coba telusuri dengan kecepatan tinggi setiap baris
bacaan yang dibaca. Untuk jenis buku, tataran yang ditelusuri barangkali bukan
baris, melainkan paragraf atau subbab,
4) berhentilah ketika merasa menemukan kalimat atau judul yang menunjuk pada
apa yang dicari,
5) bacalah dengan kecepatan normal, dan pahami dengan baik apa yang dicari,
Tujuan dari membaca menggunakan teknik skimming adalah:
1) untuk mengenali topik bacaan,
2) untuk mengetahui pendapat orang (opini),
3) untuk mendapatkan bagian penting yang diperlukan tanpa membaca
seluruhnya,
4) untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok dan cara semua itu
disusun dalam kesatuan pikiran dan mencari hubungan antar bagian bacaan,
5) untuk penyegaran apa yang pernah dibaca (Soedarso, 2006:88-89),
b. Teknik Skaning
Sejalan dengan tujuannya, ingin mengetahui isi buku secara menyeluruh
dengan cepat, membaca skaning (scanning) sangat bergantung pada waktu.
Artinya, seberapa banyak waktu tersedia. Jadi, bila ingin memperoleh gagasan
pokok bacaan (buku) secara cepat dan efisien, maka teknik skaninglah yang
digunakan (Nurhadi, 2008:120).
Teknik skaning menurut Soedarso (2006:88) menjelaskan teknik skaning
adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca
yang lain-lain. Jadi, langsung ke masalah yang dicari yaitu fakta khusus dan
informasi tertentu. Usaha untuk menemukan yang dicari harus cepat dilakukan
dan akurat.
Langkah-langkah teknik membaca skaning;
1) lihat daftar isi dan kata pengantar secara sekilas,
2) telaah secara singkat latar belakang penulisan buku,
3) baca bagian pendahuluan secara singkat,
4) cari dalam daftar isi bab-bab yang penting. Cari dalam halaman-halaman buku
bab yang penting tersebut, kemudian baca beberapa kalimat yang penting,
14


5) baca bagian kesimpulan (jika ada),
6) lihat secara sekilas adakah daftar pustaka, daftar indeks, atau apendiks,
6. Rumus Kemampuan Membaca Cepat
Kecepatan Membaca (km)= x 60
Pemahaman Isi (pi)= x 100

B. Metode Student Facilitator and Explaining
1. Pengertian Metode Student Facilitator and Explaining
Metode berasal dari Greka, metha dan hodos. Metha artinya melalui atau
melewati, hodos berarti cara atau jalan. Metode diartikan sebagai jalan atau cara
yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu (Ngatmini dkk. 2010:94).
Metode berfungsi sebagai salah satu alat untuk menyajikan bahan pelajaran dalam
rangka pencapaian tujuan pengajaran.
Menurut Hamdani (2011:80), menjelaskan bahwa metode pembelajaran
adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa.
Dalam pemakaiannya, tidak ada metode yang terbaik. Efektif tidaknya suatu
metode bergantung oleh banyak hal di antaranya adalah guru, siswa, tujuan,
bahan, alokasi waktu, dan lain-lain.
Dengan demikian, metode berarti jalan atau cara yang ditentukan seorang
guru dalam proses pembelajaran. Metode tersebut harus dilalui untuk mencapai
sebuah tujuan pembelajaran yang direncanakan dan dilaksanakan di dalam kelas
yang sebelum pembelajaran dimulai sudah direncanakan oleh guru.
Sebagaimana yang diketahui, bahwa metode mengajar merupakan sasaran
interaksi antara guru dan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.
Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan sebuah metode
mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis, dan juga sifat materi pengajaran, serta
kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut.
15


Menurut Ismail (2009:32-33) menjelaskan bahwa guru sebelum
memutuskan untuk memilih suatu metode agar lebih mempertimbangkan faktor-
faktor sebagai berikut:
a. Tujuan yang beragam jenis dan fungsinya.
b. Siswa yang beragam tingkat pemahamannya.
c. Situasi yang beragam keadaannya.
d. Fasilitas yang beragam kualitas dan keadaannya.
e. Pribadi guru serta keprofesionalan yang berbeda.
f. Kelebihan dan kelemahan metode.
Dengan adanya beberapa pengertian dan faktor yang mempengaruhi
metode, setiap materi pelajaran memiliki metode yang bebeda karena setiap
materi pelajaran memiliki karakteristik sendiri. Namun, secara umum metode
pengajaran dapat digolongkan menjadi beberapa golongan. Salah satunya metode
student facilitator and explaining.
Metode student facilitator and explaining merupakan salah satu dari tipe
model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil
dengan jumlah anggota 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan
penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok,
kuis, dan penghargaan kelompok (Trianto, 2007:52).
Metode student facilitator and explaining merupakan suatu metode yang
memberikan kesempatan kepada siswa atau peserta untuk mempresentasikan ide
atau pendapat pada rekan peserta lainnya (Hamdani, 2011:128).
Menurut Suprijono (2013:163) metode student facilitator and explaining
mempunyai arti metode yang menjadikan siswa dapat membuat peta konsep
maupun bagan untuk meningkatkan kreatifitas siswa dan prestasi siswa.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa metode
student facilitator and explaining menjadikan siswa sebagai fasilitator dan diajak
berpikir secara kreatif sehingga menghasilkan pertukaran informasi yang lebih
mendalam dan lebih menarik serta menimbulkan rasa percaya diri pada siswa
untuk menghasilkan karya yang diperlihatkan kepada teman-temannya.

16


2. Prinsip Metode Student Facilitator and Explaining
Metode Student Facilitator and Explaining merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan penguasaan akademik.
Salah satu metode pembelajaran untuk memperbanyak pengalaman serta
meningkatkan motivasi belajar yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu
dengan menggunakan metode pembelajaran Student facilitator and explaining.
Dikatakan dari hasil penelitianbahwa dengan menggunakan metode pembelajaran
ini dapat meningkatkan antusias, motivasi, keaktifan, dan rasa senang siswa dapat
terjadi. Sehingga, sangat cocok dipilih guru untuk digunakan pada pembelajaran
bahasa. Karena, pada metode Student facilitator and explaining atau bermain
peran ini suatu cara penguasaan siswa terhadap beberapa keterampilan
diantaranya keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan
pemahaman pada teks bacaan, dan keterampilan seni dalam memerankan seorang
tokoh sesuai konteks bacaan dalam keadaan riang (Prasetyo, 2001:15).
Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar
yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif Student Facilitator and Explaining.
3. Langkah-langkah Student Facilitator and Explaining
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam metode Student Facilitator and
Explaining:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi.
c. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya
misalnya melalui bagan atau peta konsep.
d. Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa.
e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
f. Penutup (Suprijono, 2013:128).


17


C. Kerangka Berpikir
Keterampilan membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa
yang dipergunakan untuk mengetahui pesan yang ingin disampaikan penulis pada
pembaca melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Kemampuan membaca sangat
diperlukan oleh siswa dalam memahami makna atau isi pada setiap bacaan.
Keterampilan membaca tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus
melalui latihan, praktik yang banyak, dan teratur serta harus membutuhkan
pemahaman yang baik.
Dari hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia di SMP N 03 Welahan
Jepara, rata-rata siswa kelas VIII Semester I kurang mempunyai inisiatif untuk
membaca, khususnya membaca cepat 250 kata per menit. Lebih parah lagi,
umumnya mereka bersikap pasif dan acuh, bahkan sulit berkonsentrasi. Dalam hal
ini dipengaruhi oleh beberapa sebab, diantaranya siswa jarang melakukan praktik
membaca cepat karena menurut mereka membaca adalah hal yang sangat
membosankan sehingga siswa kesulitan dalam memahami suatu bacaan.
Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan
belajarmengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan
membacamereka. Siswa yang tidak mampu membaca dengan lancar dan cepat
akanmengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa
akanmengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang
disajikandalam berbagai buku pelajaran, buku-buku penunjang, dan sumbr-
sumber belajartertulis yang lain. Akibatnya, siswa juga lamban jika dibandingkan
dengan teman-temannyayang cepat dalam membaca.
Pengembangan ketrampilan membaca perlu mendapat perhatian dari guru,
karena dengan diberikannya pembelajaran membaca khususnya membaca cepat,
siswa akan lebih mampu memahami isi atau informasi dari bacaan dengan cepat
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar banyak hal
yang perlu diperhatikan. Diantaranya, penyampaian materi pelajaran yang dapat
menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
Untuk memperoleh informasi secara cepat dan tepat dalam pembelajaran
membaca cepat 250 kata per menit, guru dituntut melakukan pengajaran yang
18


inovatif dan kreatif dengan menciptakan suatu pembelajaran yang diminati siswa
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan siswa paham dengan apa
yang diajarkan guru. Pengajaran yang bervariasi tersebut dapat dilakukan oleh
guru dengan cara menggunakan metode yang dapat dikombinasikan dengan
kompetensi dasar yang ada.
Penyampaian materi pelajaran akan mudah dimengerti oleh siswa apabila
disertai penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai. Salah satu cara
yang dipandang dapat digunakan untuk pembelajaran keterampilan membaca
cepat 250 kata per menit pada siswa kelas VIII SMP N 03 Welahan Jepara adalah
dengan menggunakan metode Student Facilitator and Explaining.
Metode Student Facilitator and Explaining merupakan suatu metode yang
memberikan kesempatan siswa untuk menyampaikan ide atau pendapat pada
siswa lainnya. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode
Student Facilitator and Explaining yaitu guru menyampaikan kompetensi yang
ingin dicapai, guru menyajikan materi, memberikan kesempatan siswa untuk
menjelaskan kepada siswa lainnya baik melalui bagan atau peta konsep maupun
yang lainnya, guru menyimpulkan ide atau pendapat siswa, setelah itu guru
merefleksi, dan menutup pelajaran.
Dengan demikian,metode Student Facilitator and Explainingdiharapkan
memberi pengaruh positif pada siswa untuk dapat menyimpulkan isi atau
informasi dari bacaan yang sudah dibaca kepada siswa lain atau peserta didik
lainnya. Sehingga, siswa dapat memahami materi tersebut.








19


Berdasarkan uraian tersebut, dapat disusun skema kerangka berpikir sebagai
berikut:



























Pembelajaran membaca pada siswa
tingkat SMP masih rendah, khususnya
membaca cepat 250 kata per menit.
Dalam hal ini dipengaruhi oleh
beberapa sebab, di antaranya siswa
jarang melakukan praktik membaca,
sulit berkonsentrasi dan malas
membaca. Untuk mengatasi kendala
tersebut diperlukan metode
pembelajaran aktif yaitu metode
Student Facilitator And Explaining.
Metode Student Facilitator
And Explaining merupakan
metode yang menjadikan
siswa sebagai fasilitator
sehingga siswa dapat
berpikir secara kreatif.
Penerapan Metode Student Facilitator
And Explaining dalam pembelajaran
membaca cepat 250 kata per menit.
1. Guru menyampaikan kompetensi
yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan materi membaca
cepat 250 kata per menit.
3. Guru memberikan kesempatan siswa
untuk menjelaskan kepada siswa
lainnya baik melalui bagan atau peta
konsep maupun yang lainnya.
4. Guru menyimpulkan pendapat siswa.
5. Guru merefleksi dan menutup
pelajaran.
Kententuan Pembelajaran:
1. Siswa mampu membaca
cepat 250 kata per menit.
2. Siswa mampu menjawab
dengan benar 75% dari
jumlah pertanyaan yang
disediakan berdasarkan
teks bacaan.
3. Siswa mampu
menyimpulkan isi teks
bacaan.
Hasil yang diperoleh dari penerapan
metode Student Facilitator And
Explaining adalah siswa dapat
menyimpulkan isi teks bacaan
dengan membaca cepat 250 kata per
menit.
Tujuan penelitian ini adalah
untuk menguji keefektifan
penerapan metode Student
Facilitator And Explaining pada
pembelajaran membaca cepat
250 kata per menit.
20


D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau submasalah
yang diteliti, dijabarkan dari landasan teori, tetapi harus diuji kebenarannya
(Sukmadinata, 2010:305). Jadi, hipotesis berisi dugaan atau perkiraan hubungan
antara dua variabel atau lebih, dan dirumuskan dalam kalimat pernyataan.
Berdasarkan pada uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H
a
: Terdapat efektivitas hasil belajar siswa antara siswa yang menggunakan
metode student facilitator and explaining dalam pembelajaran membaca cepat
250 kata per menit pada siswa kelas VIII SMP N 3 Welahan Jepara Tahun Ajaran
2013/2014.
H
0
:Tidak terdapat efektivitas hasil belajar siswa antara siswa yang menggunakan
metode student facilitator and explaining dalam pembelajaran membaca cepat
250 kata per menit pada siswa kelas VIII SMP N 3 Welahan Jepara Tahun Ajaran
2013/2014.













21


BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksaanan
penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan
filosofis, dan idiologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi (Sukmadinata,
2010:53). Sedangkan menurut Arikunto (2006:160) menjelaskan bahwa metode
penelitian adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
Suatu cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan,
mengolah data dan menarik kesimpulan berkenaan dengan masalah penelitian
tertentu. Dalam desain penelitian ini digunakan metode eksperimen, kemudian
data dari hasil penelitian akan ditampilkan sesuai dengan fakta-fakta yang terjadi
dilapangan dengan metode statistik.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode
penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan (Sugiyono, 2010:107).
Sedangkan menurut Arikunto (2010:9) metode penelitian eksperimen
merupakan suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal)
antar dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi
atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang menggangu. Dengan
kata lain, eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari
suatu perlakuan yang dilakukan terhadap suatu variabel.
Metode eksperimen ini bertujuan untuk memperoleh data yang meyakinkan
mengenai efek suatu variabel pada variabel lain, yaitu dengan memberikan
perlakuan pembelajaran membaca cepat 250 kata per menit dengan menggunakan
metode Student Facilitator And Explaining kepada kelompok eksperimen,
kemudian membandingkannya dengan hasil yang tidak dikenai perlakuan.
Penelitian ini juga untuk mengetahui keefektifan antara pembelajaran membaca
21

22


cepat 250 kata per menit dengan menggunakan metode Student Facilitator And
Explaining.

B. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian
kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-
fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif (Sukmadinata, 2010:53).
Sedangkan menurut Sugiyono (2010:14), penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif, atau statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan. Sedangkan, penelitian kualitatif
adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran
orang secara individual maupun kelompok. Penelitian kualitatif bersifat induktif
yaitu peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau
dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang
seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetil disertai catatan-
catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan
catatan-catatan.
Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif yang bertolak dari
pandangan positivisme. Penelitian kualitatif berangkat dari filsafat
konstruktivisme, yang memandang kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif,
dan menuntut interpretasi berdasarkan pengalaman sosial. Penelitian kualitatif
mempunyai tujuan utama, yaitu menggambarkan dan menjelaskan.
Penelitian eksperimen terdapat peneliti, pelaku eksperimen, dan partisipan
atau peserta. Yang dimaksud peneliti adalah orang yang merencanakan,
menafsirkan data yang diperoleh, dan penanggunng jawab seluruh kegiatan
penelitian. Pelaku eksperimen adalah orang yang membantu peneliti dalam
melakukan penelitian eksperimen serta memberikan perlakuan kepada peserta.
23


Partisipasi atau peserta adalah orang-orang yang diberi perlakuan dalam
penelitian.

C. Desain Penelitian.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain post-test only
control design yaitu dengan menggunakan dua kelompok yang masing-masing
dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X1) dan
kelompok yang lain tidak (X2). Kelompok yang diberi perlakuan disebut
kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut
kelompok kontrol (Sugiyono, 2010:84). Desain penelitian tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut.
Tabel3.1Desain penelitian
Kelompok Perlakuan Post-test
Kelas Eksperimen X
1
T
1
Kelas kontrol X
2
T
2

KeteranganDesainPenelitian:
1. Memberikan perlakuan pembelajaran membaca cepat 250 kata per menit
dengan menggunakan metode student facilitator and explaining (X
1
).
2. Memberikan perlakuan pembelajaran membaca cepat 250 kata per menit
dengan tidak menggunakan metode student facilitator and explaining (X
2
).
3. Mengadakan tes untuk memperoleh data tentang kemampuan membaca cepat
250 kata per menit setelah pembelajaran menggunakan metode student
facilitator and explaining(T
1
).
4. Mengadakan tes untuk memperoleh data tentang kemampuan membaca cepat
250 kata per menit denganpembelajaran tidak menggunakanmetodestudent
facilitator and explaining(T
2
).

D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
24


peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2010:60).
Sedangkan menurut Arikunto (2010:161) variabel adalah objek penelitian,
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Penerapan metode student facilitator and explainingdalampembelajaran
membaca cepat 250 kata per menit pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3
Welahan Jepara Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Keefektifan penerapan metode student facilitator and explaining dalam
pembelajaran membaca cepat 250 kata per menit pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 3 Welahan Jepara Tahun Ajaran 2013/2014.

E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk diajarkan dan kemudian ditarik simpulannya, demikian diungkapkan oleh
Sugiyono (2010:117). Menurut Arikunto (2010:173), populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
SMP Negeri 3 Welahan Jepara tahun ajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 6 kelas
yang terdiri atas kelas VIII A-VIII F.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu
populasi (Sugiyono, 2010:118). Sedangkan menurut Arikunto (2010:174) sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling, satu kelas
digunakan sebagai kelas eksperimen dan satu kelas digunakan sebagai kelas
kontrol. Dari pengambilan terpilih kelas VIII D sebagi kelas yang diberi
pembelajaran menggunakan metode student facilitator and explaining (kelas
eksperimen) dan kelas VIII F sebagai kelas yang tidak diberi pembelajaran
menggunakan metode student facilitator and explaining (kelas kontrol).
25


Teknik Cluster random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
terdiri dari sekelompok anggota atau cluster-cluster dimana setiap unit yang
menjadi anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil
sebagai sampel penelitian.

F. Data dan Sumber Data
Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka
(Arikunto, 2006:118). Data dalam penelitian ini meliputi; hasil tes yang berupa
jawaban, catatan hasil pengamatan, catatan hasil wawancara, dan hasil
dokumentasi berupa data-data siswa. Sedangkan, yang dimaksud sumber data
dalam penelitian menurut Arikunto (2010:129) adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini meliputi; siswa kelas VIII SMP
Negeri 3 Welahan Jepara, guru, proses pembelajaran, dan proses kegiatan
pembelajaran.

G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2010:308).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Teknik Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010:193). Teknik tes
merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data
hasil belajar siswa yang berupa jawaban dari siswa.
Tes membaca cepat 250 kata per menit dilakukan satu kali yaitu
menggunakan post test pada akhir pembelajaran membaca cepat 250 kata per
menit. Bentuk tes yang diberikan adalah tes tertulis yang berbentuk uraian yang
bersifat tertutup. Dalam tes ini, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan
26


berkaitan dengan membaca cepat 250 kata per menit dengan alokasi waktu 2x40
menit. Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam
membaca cepat 250 kata per menit. Teknik tes dilakukan setelah perlakuan
diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tujuan untuk
mendapatkan data akhir, apakah terdapat keefektifan antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
2. Teknik Nontes
a. Teknik Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2010:220). Teknik observasi digunakan
untuk mengambil data berupa catatan hasil pengamatan, yang bersumber dari
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti.
Pengamatan dilakukan dengan cara mencatat semua hal yang terjadi di kelas
yang sedang diteliti. Pada penelitian ini observasi dilakukan secara terstruktur
atau apa yang akan diamati telah dirancang secara sistematis. Pengamatan tersebut
meliputi situasi kelas, sikap, ataupun tingkah laku siswa selama proses
pembelajaran, penyajian materi, dan sebagainya.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun atau menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar, maupun elektronik (Sukmadinata, 2010:221-222). Teknikdokumentasi ini
berupa foto-foto saat pembelajaran berlangsung pada kelas kontrol maupun kelas
eksperimen.
Penggunaan dokumentasi foto ini dimaksudkan untuk memperoleh gambar
aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran dalam bentuk dokumentasi
gambar. Selain itu, teknik dokumentasi juga untuk memperoleh dokumen tertulis
berupa daftar nama siswa, daftra nilai, dan perangkat pembelajarankhususnya data
kelas yang menjadi sampel penelitian. Teknik dokumentasi juga akan memperkuat
bukti penelitian. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk merekam segala
27


perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran membaca cepat 250 kata per menit
dengan menggunakan metode student facilitator and explaining.
c. Teknik Wawancara
Teknik wawancara digunakan untuk teknik pengumpulan data berupa
catatan wawancara, yang bersumber dari guru dan siswa. Wawancara adalah cara
menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan
tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan
yang telah ditentukan (Sudijono, 2011:82). Teknik wawancara digunakan untuk
mengungkap data penyebab kesulitan dan hambatan dalam pembelajaran
membaca cepat 250 kata per menit,berupa catatan hasil wawancara. Wawancara
juga digunakan untuk mengetahui penyebab perilaku menonjol yang dilakukan
siswa di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung.
3. Teknik Kepustakaan
Teknik kepustakaan sama dengan teknik studi pustaka, karena studi ini
mengambil objek pustaka. Teknik ini digunakan untuk mencari landasan teori
bagi penelitian. Teknik kepustakaan merupakan teknik penelitian untuk
memperoleh data dan informasi tentang objek penelitiannya lewat buku-buku atau
alat-alat audio visual lainnya(Semi, 1993:8). Melalui kegiatan studi kepustakaan
ini dapat pula membantu dalam pengembangan teori penelitian dan bahkan dapat
pula sekaligus melakukan perumusan masalah atau penyempurnaan perumusan
masalah yang dibuat sebelumnya.
Peneliti menggunakan teknik kepustakaan untuk mendukung dan membuat
data yang diperoleh dari penelitian menjadi lebih akurat. Teknik kepustakaan
dapat membantu memudahkan proses-proses penelitianagar membantu dalam
membuat refrensi dan teori-teori yang digunakan dalam proses penelitian.

H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Arikunto, 2010:203). Instrumen dalam pnelitian ini terdiri atasinstrumen tes dan
28


instrumen nontes yaitu: soal uraian, lembar observasi, pedoman wawancara, dan
pedoman dokumentasi.
1. Instrumen tes
a. Soal Tes Uraian
Soal dalam penelitian ini berbentuk uraian yang digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa. Soal tes tersebut adalah tes yang diberikan setelah memberi
sub pokok bahasan selesai. Dengan menggunakan tes, peneliti dapat mengetahui
keterampilan membaca cepat 250 kata permenit. Berikut ini dapat diketahui kisi-
kisi soal yang berjumlah 5 soal sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi soal
No Ruang lingkup
materi (SK)
Kompetensi
yang diuji (KD)
Indikator No
soal
1. 3. Memahami
ragam wacana tulis
dengan membaca
memindai,
membaca cepat.
3.3
Menyimpulkan
isi teks dengan
membaca cepat
250 kata per
menit.
1. Meningkatkan kecepatan
membaca.
2. Menjawab pertanyaan
dengan peluang ketepatan
75%.
3. Menyimpulkan isi teks
bacaan.
1

2-4


5
2. Instrumen Nontes
a. Lembar Observasi
Instrumen yang digunakan dalam observasi berupa lembar observasi.
Lembar observasi ini digunakan untuk mengambil data-data penelitian, yang
diperoleh melalui kegiatan siswa dalam pembelajaran. Bentuk lembar observasi
yang digunakan bersifat terstruktur dan tertutup dimana aspek pengamatan telah
disusun secara sistematis dengan memberi tanda cheklist. Aspek observasi pada
penelitian ini yaitu sikap siswa selama pembelajaran, ketertarikan siswa
terhadapmetode pembelajaran student facilitator and explaining, keaktifan siswa,
dan keseriusan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Untuk instrumen observasi diuji dengan cara membandingkan (untuk
mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta
29


empiris yang terjadi di lapangan. Instrumen observasi untuk mengukur sikap
siswa selama pembelajaran membaca cepat 250 kata per menit, maka kriteria
sikap siswa pada instrumen dibandingkan dengan catatan-catatan di lapangan
tentang sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran yang baik. Temuan atau data
dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan
peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Bila telah
terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen dengan fakta di lapangan,
maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai validitas yang tinggi.
b. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mengambil data mengenai latar
belakang siswa tentang kemampuan siswa membaca cepat 250 kata per menit
dengan teknik mengadakan tanya jawab secara langsung kepada guru dan siswa.
Adapun aspek yang diungkap melalui wawancara adalah; 1) sikap siswa dalam
menerima materi membaca cepat, 2) penyebab kesulitan siswa dalam membaca
cepat, 3) minat siswa dalam membaca cepat.
Untuk menguji kredibilitas data instrumen yang berbentuk wawancara
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda. Data yang diperoleh dengan wawancara kemudian dicek dengan
observasi atau dokumentasi. Apabila dengan dua teknik pengujian kredibilitas
data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan
diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk
memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar
karena sudut pandang yang berbeda-beda.
c. Lembar Dokumentasi
Instrumen yang digunakan dalam dokumentasi yaitu berupa lembar
dokumentasi baik dokumen tertulis, maupun gambar. Dokumen-dokumen yang
dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Dokumentasi
digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai daftar nama siswa, jumlah
siswa, dan hasil tes siswa beserta foto kegiatan pembelajaran dikelas.
Untuk menguji keabsahan data pada instrumen dokumentasi yaitu dengan
menggunakan bahan referensi. Yang dimaksud dengan bahan referensi adalah
30


adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti
(Sugiyono, 2010:375). Data hasil dokumentasi yang berupa gambaran keadaan
siswa selama pembelajaran membaca cepat 250 menit per menit perlu didukung
oleh foto-foto.
Alat-alat bantu perekam data sangat diperlukan untuk mendukung
kredibilitas data yang ditemukan oleh peneliti. Data hasil dokumentasi nilai
kebenarannya dapat dilihat dari data yang dilengkapi foto atau dokumen autentik
yang sesuai dengan sasaran penelitian. Tidak semua tingkah laku siswa diambil
gambarnya, tetapi hanya gambar yang diperlukan dalam penelitian. Data yang
dilengkapi dokumen autentik memiliki nilai kebenaran yang lebih tinggi atau
lebih dipercaya.

I. Teknik Analisis Data
1. Tes
Cara menganalisis data dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif.
Analisis kuantitatif digunakan untuk memberikan penilaian dengan menggunakan
metode student facilitator and explaining dalam pembelajaran membaca cepat
250 kata per menit. Dalam penelitian kemampuan membaca cepat 250 kata per
menit, dilakukan dengan penelitian proses dan penilaian hasil. Penilaian hasil
merujuk pada hasil tes tertulis materi membaca cepat 250 kata per menit dengan
bentuk tes uraian yang terdiri dari 5 butir soal. Penilaian proses dengan
menggunakan pedoman penskoran bedasarkan kriteria tiap-tiap aspek penilaian.
Berikut pedoman penskoran tes tertulis berupa tes uraian membaca cepat 250 kata
per menit. Adapun penskorannya sebagai berikut.
Tabel 3.3 Pedoman penskoran
No Aspek penelitian Kriteria penskoran Skor
1. Membaca cepat
250 kata per menit.
a) Siswa
mampu membaca cepat
dengan target 250 kata per
menit,
2


1
31


b) Siswa mampu membaca
cepat dengan target 200 kata
per menit,
c) Siswa mampu membaca
cepat dengan target 50-0 kata
per menit,



0

2. Menjawab dengan
benar 75% dari
jumlah pertanyaan
yang disediakan.
a) Siswa mampu menjawab
pertanyaan dengan tepat,
b) Siswa mampu menjawab
pertanyaan dengan kurang
tepat,
c) Siswa tidak mampu
menjawab pertanyaan yang
disediakan,
5

1/2


0
3. Menyimpulkan isi
teks bacaan.
a) Siswa dapat menyimpulkan
isi teks bacaan dengan tepat,
b) Siswa dapat menyimpulkan
isi teks bacaan cukup tepat,
c) Siswa dapat menyimpulkan
isi teks bacaan kurang tepat,
d) Siswa tidak dapat
menyimpulkan isi teks
bacaan,
3

2

1

0
Jumlah maksimal 10
Skor =
Keterangan:
n = Jumlah skor
N = Jumlah skor maksimal
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa akan mendapat skor
maksimal apabila siswa mendapat skor tertinggi dari aspek penilaian yang telah
32


ditentukan. Jadi, siswa akan memperoleh nilai maksimal apabila siswa tersebut
mendapat nilai akhir 100 dengan ketentuan:

Nilai = = x 100% =
Berdasarkan pedoman pensekoran tersebut dapat diketahui nilai hasil belajar
siswa dalam membaca cepat 250 kata per menit. Berikut ini pedoman penilaian
kemampuam membaca cepat 250 kata per menit.
Tabel 3.4Pedoman Penilaian
No Katagori Rentang Nilai
1 Sangat Baik 80-100
2 Baik 70-79
3 Cukup 60-69
4 Kurang 50-59
5 Sangat kurang 0-40

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas sampel, uji homogenitas, dan uji hipotesis.
a. Uji Normalitas Sampel
Untuk mengetahui normalitas sampel dari populasi yang ada digunakan uji
kenormalan secara non emparatik yaitu lilifors. Misalnya sampel acak tersebut
akan menguji hipotesis nol, bahwa sampel tersebut berasal dari populasi
berdistribusi normal dengan hipotesis tandingan bahwa distribusi tidak normal.
Untuk menguji hipotesis nol tersebut kita tempuh sebagai berikut:
1) Pengamatan X
1,
X
2,
X
3
..., X
n
dijadikan bilangan baku Z
1,
Z
2,
Z
3
..., Z
n
dengan
penggunaan rumus:
Z
1
=
2) Untuk setiap bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F (Z
1
)= (Z Z
1
).
3) Selanjutnya dihitung proposi Z
1,
Z
2,
Z
3,
..., Z
n
yang lebih kecil atau sama dengan
Z
1
jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Z
1
) maka S (Z
1
)=

33


4) Hitunglah selisih F (Z
1
Z
n
) kemudian harga mutlaknya.
5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut,
sebutlah harga terbesar ini L
0.

Kreterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal
jika L
0
yang diperoleh dari data pengamaan melebihi L dari daftar normal. Dalam
hal lainnya hipotesis nol diterima (Sudjana, 2002:466).
b. Uji Homogenitas
Pasangan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya yang akan diuji adalah:
H
o
=
H
1
=
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kedua kelompok berasal dari varian
yang sama. Untuk menguji kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai
berikut.
F=
Kriteria penguji diterima kedua sampel memiliki varians yang sama, jika
FF
1/2(v1, v2)
dengan F
1/2 (v1,v2)
diperoleh daftar distribusi F dengan peluang 1/2,
sedangkan derajat kebebasan
v1
dan
v2
masing-masing sesuai dengan dk pembilang
dan penyebut serta = taraf nyata (Sudjana, 2002:250).
c. Uji hipotesis Penelitian
Uji hipotesis penelitian digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca
cepat 250 kata per menit kelas eksperimen dan kemampuan membaca cepat 250
kata per menit kelas kontrol.
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho:
1
=
2
(ada perbedaan rata-rata antara kelas yang menggunakan metode student
facilitator and explainingdengan kelas yang menggunakan metode konvensional).
Ha :
1

2
(tidak ada perbedaan rata-rata antara kelas yang menggunakan metode
student facilitator and explainingdengan kelas yang menggunakan metode
konvensional).


34


Keterangan:

1
= rata-rata kemampuan membaca cepat 250 kata per menit siswa yang
menggunakan metode student facilitator and explaining.

2
= rata-rata kemampuan membaca cepat 250 kata per menit siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional.
Analisis yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
kemampuan membaca dua sampel (kelas eksperimen dan kelas kontrol)
digunakan uji t.
2 1
2 1
1 1
n n
s
x x
t
+

= dengan
( ) ( )
2
1 1
2 1
2
2 2
2
1 1 2
+
+
=
n n
s n s n
s

Keterangan:
:nilai rata-rata kelompokeksperimen.
: nilai rata-rata kelompok kontrol.
n
1
: banyaknyaanggotakelompokeksperimen.
n
2
: banyaknyaanggotakelompok kontrol.
s
2
1
: varianskelompokeksperimen.
s
2
2
: varianskelompok kontrol.
s
2
:variansgabungan.
Kriteria pengujian adalah H
0
diterima jika t
1-1/2
< t < t
1-1/2
apabila t
1-1/2
diperoleh dari daftar distribusi dengan dk= (n
1
+n
2
2) dan peluang (1-1/2)
(Sudjana, 2002:240).
2. Observasi
Teknik analisis data observasi dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Pengamat hanya terfokus pada siswa, dalam usaha mengetahui
secara langsung proses belajar khususnya menggunakan metode student facilitator
and explaining. Hasil pengamatan dicatat dengan mengisi lembar observasi yang
telah dipersiapkan. Observasi digunakan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 03
Welahan, Jepara dengan cara memberikan tanda chek list.

35


3. Dokumentasi
Teknik analisis data dokumentasi digunakan dalam penelitian untuk
mendapatkan informasi mengenai daftar nama siswa, daftra nilai siswa, dan
jumlah siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol beserta foto kegiatan
pembelajaran di kelas. Penggunaan teknik analisis data dokumentasi ini
dimaksudkan untuk memperoleh gambar aktivitas siswa selama mengikuti proses
pembelajaran dalam bentuk dokumentasi gambar maupun tertulis.
Gambar-gambar foto yang telah terkumpul selanjutnya dilaporkan secara
deskriptif sesuai dengan kondisi yang ada. Data dokumentasi foto ini juga
selanjutnya dilaporkan dalam bentuk paragraf deskripsi dan rekaman langsung
selama pembelajaran membaca cepat 250 kata per menit berlangsung.
4. Wawancara
Teknik analisis data wawancara dilakukan dengan proses tanya jawab
sehingga mendapatkan informasi yang diinginkan dan lebih akurat.Wawancara
dalam penelitian ini menggunakan wawancara bebas terpimpin, yaitu teknik yang
merupakan kombinasi antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Aspek
pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber mengacu pada aspek perilaku
negatif dan positif yang tampak saat proses belajar. Jawaban atau pernyataan dari
hasil wawancara tersebut dianalisis berdasarkan fakta yang ada dan deskripsikan
dalam bentuk kalimat.

J. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Teknik penyajian hasil analisis data dilakukan secara kuantitatif dan
kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data tes. Data
kuantitatif ini diperoleh setelah melakukan uji hipotesis untuk membuktikan
efektivitas penerapan metode student facilitator and explaining terhadap
pembelajaran membaca cepat 250 kata per menit siswa kelas VIII SMP Negeri 03
Welahan Jepara Tahun Ajaran 2013/2014. Dengan adanya uji hipotesis tersebut,
akan diketahui efektivitas penerapan metode student facilitator and explaining
terhadap pembelajaran membaca cepat 250 kata per menit siswa kelas VIII SMP
Negeri 03 Welahan Jepara Tahun Ajaran 2013/2014. Sedangkan teknik kualitatif
36


digunakan untuk menganalisis data nontes. Data kualitatif ini diperoleh dari hasil
observasi, dokumentasi, dan wawancara.
1. Penyajian hasil analasisis data tes dalam penelitian ini, setiap data yang
diperoleh dari hasil tes dianalisis menggunakan angka-angka dan dapat
disajikan menggunakan tabel, grafik, ataupun diagram.
2. Penyajian hasil observasi berupa lembar observasi yang sudah dijawab atau
diisi oleh pengamat. Lembar observasi yang menuntut jawaban ya atau tidak,
sehingga jelas diketahui keadaan siswasaat pembelajaran menggunakan metode
student facilitator and explaining. Penyajian hasil observasi tersebut dapat
disajikan dalam bentuk tabel.
3. Penyajian hasil wawancara berupa pertanyaan dan pernyataan dari hasil tanya
jawab antara pewawancara dan narasumber. Penyajian hasil wawancara
tersebut dapat disajikan dalam bentuk deskripsi atau uraian secara jelas.
4. Penyajian hasil dokumntasi berupa foto-foto atau data yang dihimpun dan
dipilih sesuai dengan tujuan fokus masalah.


37


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian perlu diadakan persiapan penelitian agar
hasil yang diharapkan maksimal. Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum
melaksanakan penelitian adalah terlebih dahulu melakukan observasi di SMP N
03 Welahan Jepara dengan melakukan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia
di kelas VIII SMP N 03 Welahan Jepara dan siswa kelas VIII SMP N 03 Welahan
Jepara yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar dikelas, situasi, dan
kondisi siswa saat melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Setelah wawancara selesai kemudian menentukan sampel penelitian dari
SMP Negeri 03 Welahan Jepara dengan menggunakan teknik Cluster Random
Samplingyaitu pemilihan secara acak dipilih dua kelas dari jumlah 6 kelas VIII
SMP Negeri 03 Welahan Jepara. Dari teknik tersebut dipilih kelas VIII D sebagai
kelas eksperimen dan kelas VIII F sebagai kelas kontrol.
Sebelum pembelajaran dilaksanakan, yang harus dipersiapkan adalah
perangkat pembelajaran yaitu: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk kelas kontrol yang tidak menggunakan metode Student Facilitator And
Explaining, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas
eksperimen dengan menggunakan metode Student Facilitator And Explaining.

B. Hasil Penelitian
Setelah kegiatan penelitian dilakukan, data yang dikumpulkan perlu
dijabarkan secara sistematis dan dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan teknik
pengamatan dengan memberikan tes kepada siswa kelas VIII SMP N 03 Welahan
Jepara tahun ajaran 2013/2014. Untuk mengetahui efektif tidaknya penggunaan
metode student facilitator and explaining dalam pembelajaran membaca cepat 250
kata per menit. Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran eksperimen
dengan menempatkan subyek penelitian ke dalam dua kelompok (kelas) yang
dibedakan menjadi kategori kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen
37
38


diberi perlakuan dengan metode pembelajaran Student Fasilitator And Explaining
dan kelas kontrol diberikan metode pembelajaran konvensional.
1. Data Kelas Eksperimen
Kelas eksperimen atau kelas pemakai metode pada penelitian ini adalah
kelas VIII D yang berjumlah 34 siswa. Pada kelas ini, pembelajaran membaca
cepat 250 kata permenit diberikan kepada siswa dengan menggunakan metode
Student Facilitator And Explaining. Kemudian siswa diberi tugas guru untuk
mengukur kecepatan membaca cepat berdasarkan teks bacaan yang sudah
disediakan. Siswa secara bergantian dengan teman sebangku mengukur kecepatan
membaca yang diperolehnya. Dari kemampuan membaca cepat peserta didik,
diperoleh nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 70.
Berdasarkan perhitungan rentang, jumlah kelas, dan interval kelas pada
kelas eksperimen maka mendapatkan data distribusi frekuensi nilai membaca
cepat 250 kata permenit dan diagram nilai membaca cepat 250 kata per menit,
yang dapat dilihat dari tabel dan diagram berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Membaca Cepat 250 Kata Per Menit
Siswa kelas Eksperimen
No Interval Fi Presentase
1. 70-73 5 14,705
2. 74-77 5 14,705
3. 78-81 6 17,647
4. 82-85 8 23,529
5. 86-89 0 0
6. 90-93 5 14,705
7. 94-97 5 14,705
Jumlah 34
Berdasarakan tabel tersebut, dapat diketahui siswa yang mendapat nilai pada
interval 70-73 berjumlah 5 siswa dengan presentase 14,705%, yang mendapat
nilai pada interval 74-77 berjumlah 5 siswa dengan presentase 14,705%, yang
mendapat nilai pada interval 78-81 berjumlah 6 siswa dengan presentase
39


17,647%, yang mendapat nilai pada interval 82-85 berjumlah 8 siswa dengan
presentase 23,529%, yang mendapat nilai pada interval 86-89 berjumlah 0 siswa,
yang mendapat nilai pada interval 90-93 berjumlah 5 siswa dengan presentase
14,705%, dan yang mendapat nilai pada interval 94-97 berjumlah 5 siswa dengan
presentase 14,705%.
Gambar 4.1Histogram Nilai Membaca Cepat 250 Kata Per Menit Siswa
Kelas Eksperimen

Berdasarkan diagram tersebut, menunjukkan bahwa yang mendapat nilai
pada interval 70-73 berjumlah 5 orang siswa, pada interval 74-77 berjumlah 5
orang siswa, pada interval 78-81 berjumlah 6 orang siswa, pada interval 82-85
berjumlah 8 orang siswa, pada interval 90-93 berjumlah 5 orang siswa, dan pada
interval 94-97 berjumlah 5 orang siswa.
2. Kelas kontrol
Kelas kontrol pada penelitian ini adalah kelas VIII F. Pada kelas ini siswa
diajar dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Guru
memberikan tugas kepada siswa mengukur kecepatan membaca berdasarkan teks
yang disediakan setelah itu menjawab pertanyaan dan menyimpulkan isi teks
40


bacaan. Dari tes kemampuan membaca cepat tersebut siswa memperoleh nilai
tertinggi 85 dan nilai terendah 55.
Berdasarkan perhitungan rentang, jumlah kelas, dan interval kelas pada
kelas kontrol maka diperoleh data distribusi frekuensi nilai membaca cepat 250
kata permenit dan diagram nilai membaca cepat 250 kata per menit, yang dapat
dilihat dari tabel dan diagram berikut
Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Nilai Membaca Cepat 250 Kata Per
Menit Siswa kelas Kontrol
No Interval Fi Presentase
1. 55-59 1 2,941
2. 60-64 2 5,882
3. 65-69 8 23,529
4. 70-74 9 26,470
5. 75-79 9 26,470
6. 80-84 4 11,764
7. 85-89 1 2,941
Jumlah 34

Berdasarkan tabel tersubut, dapat diketahui siswa yang mendapat nilai pada
interval 55-59 berjumlah 1 siswa dengan presentase 2,941%, yang mendapatkan
nilai pada interval 60-64 berjumlah 2 siswa dengan presentase 5,882%, yang
mendapat nilai pada interval 65-69 berjumlah 8 siswa dengan presentase
23,529%, pada interval 70-74 berjumlah 9 siswa dengan presentase 26,470%,
yang mendapat nilai pada interval 75-79 berjumlah 9 siswa 26,470%, yang
mendapat nilai pada interval 80-84 berjumlah 4 siswa dengan presentase
11,764%, dan yang mendapat 85-89 berjumlah 1 siswa dengan presentase
2,941%.

41


Gambar 4.2Histogram Nilai Membaca Cepat 250 Kata Per Menit Siswa
Kelas Kontrol

Berdasarkan diagram tersebut, dapat diketahui siswa yang mendapat nilai
pada interval 55-59 berjumlah 1 siswa, yang mendapat nilai pada interval 60-64
berjumlah 2 siswa, yang mendapat nilai pada interval 65-69 berjumlah 8 siswa,
yang mendapat nilai pada interval 70-74 berjumlah 9 siswa, yang mendapat nilai
pada interval 75-79 berjumlah 9 siswa, yang mendapat nilai pada iterval 80-84
berjumlah 4 siswa, dan yang mendapat nilai pada interval 85-89 berjumlah 1
siswa.

C. Analisis Persyaratan
Data yang diuji pada tahap ini adalah data hasil belajar antara kelompok
eksperimen yang menggunakan metode student facilitator and explaining dengan
kelas kontrol yang tidak menggunakan metode student facilitator and explaining.
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas kelompok kontrol dan kelompok eksperimen digunakan
untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak normal.
Untuk mengetahui normalitas data yang diperoleh, maka dilakukan pengujian
42


dengan menggunakan uji liliefors, pada taraf signifikan 5%. Kriteria dalam uji
normalitas ini adalah:
L
tabel
> L
O
, makapopulasi berdistribusi normal.
L
O
> L
tabel
, maka populasi tidak berdistribusi normal.
Penyajian dan perhitungan data selengkapnya dapat dilihat pada data lampiran.
Tabel 4.3Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Post-Test
Kelompok N L
0
L
tabel
Simpulan
Eksperimen 34 0,118 0,1519 Berdistribusi normal
Kontrol 34 0,132 0,1519 Berdistribusi normal
Dari tabel terlihat bahwa untuk kelompok eksperimen diperoleh L
0
dari nilai
yang paling besar, yaitu 0,118 kriteria pengujian Ho diterima jika
L
tabel
> L
O
untuk n
1
= 34 pada taraf nyata = 5% diperoleh 0, 1519. Sedangkan dari
kelompok kontrol diperoleh L
0
dari nilai yang paling besar, yaitu
0,132 kriteria pengujian Ho diterima jika L
tabel
> L
O
untuk n
1
= 34 pada taraf nyata
= 5% diperoleh 0, 1519. Dari keterangan tersebut menjelaskan bahwa H
0
diterima, jadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berasal dari data
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol bersifat homogen atau tidak. Untuk mengetahui homogenitas
data yang diperoleh, maka dilakukan dengan menggunakan uji varians, pada taraf
signifikan 5%. Kriteria dalam uji homogenitas ini adalah.
F
hitung
< F
tabel
maka kedua kelompok homogen.
F
hitung
> F
tabel
maka kedua kelompok tidak homogen.

Perhitungan data dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
diperoleh varians terbesar adalah 67,02 dan varians terkecil adalah 44,13. Dengan
menggunakan uji F dapat dihitung homogenitas varians dan diperoleh F
hitung
1,51.
Harga F
hitung
tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga F
tabel
dengan
dk pembilang n
2
-1= 34-1=33 dan dk penyebut n
1
-2=34-2=32 maka harga F
tabel

43


untuk 5%= 1,82 dan 1%= 2,34 (harga antara pembilang 33 dan 32). Ternyata
F
hitung
lebih kecil dari F
tabel
(1,51< 1,82) dengan demikian H
0
diterima dan H
a
ditolak. Hal ini berarti varian homogen.
Tabel 4.4Hasil Uji Homogenitas
No Nilai F
hitung
F
tabel
Keterangan
1. Post-tes 1,51 1,82 Homogen

Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh F
hitung
1,51 dan F
tabel
1,82. Karena
F
hitung
< F
tabel
(1,51<1,82) dengan demikian H
0
diterima dan H
a
ditolak.Dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama (homogen).
3. Uji Hipotesis
Berdasarkan data kemampuan membaca cepat 250 kata per menit pada
kelaskontrol dan eksperimen siswa kelas VIII SMP N 03 Welahan Jepara tahun
ajaran 2013/2014 sebagai subjek penelitian, dilakukan uji hipotesis untuk
membuktikan keefektifan metode student facilitator and explaining dalam
pembelajaran membaca cepat 250 kata per menit, dapat dilihat dalam tabel
analisis uji hipotesis.
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis
Kemampuan membaca cepat
250 kata per menit

N t
hitung
t
tabel
Keterangan
Eksperimen 82,65 34 67,02
32
1,68 Signifikan
Kontrol 70,74 34

Berdasarkan tabel tersebut bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen
82,65 dan nilai rata-rata kelompok kontrol 70,74 dengan n
1
= 34 dan n
2
= 34
diperolehharga t= 6,5877. Setelah dibandingkan dengan t
tabel
dapat diketahui hasil
perhitungan harga t
hitung
> t
tabel
yaitu 6,5877 > 1,68 maka H
0
ditolak. Jadi,dapat
disimpulkan ada perbedaan antara hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
pada nilai post-tes.
44


Dengan demikian, hipotesis H
0
ditolak, artinya ada perbedaan rata-rata
antara kelas yang menggunakan metode student facilitator and explainingdengan
kelas yangtidak menggunakan metode student facilitator and explaining.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode student facilitator and explaining
sangat efektif digunakan pada pembelajaran membaca cepat 250 kata per menit
pada siswa kelas VIII SMP N 03 Welahan Jepara tahun ajaran 2013/2014.

D. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian, terdapat perbedaan antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Perbedaan tersebut terletak pada nilai rata-rata, frekuensi, dan
presentase perolehan nilai. Pada kelas eksperimen diketahui siswa yang mendapat
nilai pada interval 70-73 berjumlah 5 siswa dengan presentase 14,705, yang
mendapat nilai pada interval 74-77 berjumlah 5 siswa dengan presentase 14,705,
yang mendapat nilai pada interval 78-81 berjumlah 6 siswa dengan presentase
17,647, yang mendapat nilai pada interval 82-85 berjumlah 8 siswa dengan
presentase 23,529, yang mendapat nilai pada interval 36-89 berjumlah 0 siswa,
yang mendapat nilai pada interval 90-93 berjumlah 5 siswa dengan presentase
14,705, dan yang mendapat nilai pada interval 94-97 berjumlah 5 siswa dengan
presentase 14,705. Rata-rata (X) nilai yang diperoleh kelas eksperimen adalah 83.
Dari data tersebut, dapat dilihat pada kelas eksperimen nilai tertinggi adalah
95 dan nilai terendah adalah 70. Frekuensi siswa yang mendapat nilai 95 adalah 5
siswa dengan presentase 14,705%, sedangkan frekuensi siswa yang mendapat
nilai 70 adalah 5 siswa dengan presentase 14,705%. Frekuensi terbanyak terdapat
pada interval 82-85 yaitu 8 siswa dengan presentase 23,529%, frekuensi yang
sama terdapat pada interval 70-73, 74-77, 90-93, dan 94-97 dengan presentase
14,705%. Frekuensi pada interval 78-81 yaitu 6 siswa dengan presentase
17,647%.
Pada kelas kontrol dapat diketahui siswa yang mendapat nilai pada interval
55-59 berjumlah 1 siswa dengan presentase 2,941%, yang mendapat nilai pada
interval 60-64 berjumlah 2 siswa dengan presentase 5,882%, yang mendapat nilai
pada interval 65-69 berjumlah 8 siswa dengan presentase 23,529%, yang
45


mendapat nilai pada interval 70-74 berjumlah 9 siswa dengan presentase
26,470%, yang mendapat nilai pada interval 75-79 berjumlah 9 siswa dengan
presentase 26,470%, yang mendapat nilai pada interval 80-84 berjumlah 4 siswa
dengan presentase 11,764%, dan yang mendapat nilai pada interval 85-89
berjumlah 1 siswa dengan presentase 2,941%. Rata-rata (X) nilai yang diperoleh
kelas kontrol adalah 70.
Dari data tersebut, dapat dilihat pada kelas kontrol nilai tertinggi 85 dan
nilai terendah adalah 55. Frekuensi siswa yang mendapat nilai 85 adalah 1 siswa
dengan presentase 2,941%. Sedangkan, fekuensi siswa yang mendapat nilai 55
adalah 1 siswa dengan presentase 2,941%.
Dari hasil pengujian hipotesis dengan uji-t diperoleh t
hitung
nilai post-
testyaitu sebesar 6,5877 ternyata lebih besar dari nilai t
tabel
pada dk= 66 dan taraf
signifikansi 5% sebesar 1,8 dan hipotesisnya diterima sehingga data yang
diperoleh sangat signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode
pembelajaran Student Fasilitator and Explaining efektif dalam pembelajaran
membaca cepat 250 kata per menit pada siswa kelas VIII SMPN 03 Welahan
Jepara Tahun Ajaran 2013/2014.
Proses pembelajaran pada kompetensi dasar 3.3 yaitu menyimpulkan isi
suatu teks dengan membaca cepat 250 kata per menityang dilaksanakan di kelas
kontrol dan kelas eksperimen berbeda. Pada proses pembelajaran di kelas kontrol
yaitu kelas VIII F SMP N 03 Welahan Jepara dalam pelaksanaanya guru
menjelaskan materi membaca cepat kepada siswa, setelah siswa menerima
penjelasan materi tersebut siswa menerima teks bacaan dan masing-masing siswa
membaca dan menghitung kecepatan membaca yang diperoleh. Setelah membaca,
siswa menerima lembar pertanyaan dan jawaban yang telah disediakan oleh guru,
lalu secara individu siswa menjawab pertanyaan tersebut. Namun, yang terjadi
tidak semua siswa dengan mudah menjawab pertanyaan, bahkan cenderung
mereka kesulitan dalam menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini dikarenakan dalam
proses pembelajarannya siswa belum antusias dengan pembelajaran yang
diberikan karena hanya menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan
metode-metode yang kreatif dan inovatif misalnya dengan menggunakan metode
46


Student Facilitator And Explaining.Kondisi seperti inilah yang membuat
pembelajaran monoton sehingga hasil belajar siswa kurang optimal.
Berbeda dengan kelas kontrol, proses pembelajaran di kelas eksperimen
yaitu pada kelas VIII D SMP N 03 Welahan Jepara menggunakan metode Student
Facilitator And Explaining. Proses pembelajaran di awali dengan mengkondisikan
siswa agar siap mengikuti pembelajaran membaca cepat 250 kata per menit.
Setelah siswa menerima penjelasan materi dari guru, siswa menerima teks bacaan
dan secara berpasangan dengan teman sebangku siswa bergantian membaca dan
menghitung kecepatan membaca yang diperoleh. Selanjutnya siswa menjelaskan
atau menyimpulkan isi dari teks yang sudah ia baca tersebut kepada siswa lain di
depan kelas. Lalu siswa menerima lembar pertanyaan dan jawaban yang sudah
disediakan oleh guru. Dengan menggunakan metode tersebut dapat melatih siswa
untuk aktif dan kreatif dalam mengungkapkan gagasannya.
Penggunaan metode pembelajaran Student Fasilitator and Explaining
dikatakan efektif dalam pembelajaran membaca cepat 250 kata per menit dapat
dilihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen yang lebih tinggi dari kelas kontrol
nilai post-tes. Pada kelas ekperimen untuk nilai rata-rata post-tes kelas ekperimen
sebesar 82,65 dan nilai rata-rata post-tes kelas kontrol sebesar 70,74.
Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Student
Fasilitator and Explaining dalam membaca cepat 250 kata per menit memberikan
nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran konvensional.
Berdasarkan kenyataan ini jelas bahwa penggunaan metode pembelajaran
Student Fasilitator and Explaining dapat memberikan hasil kemampuan membaca
cepat 250 kata per menit siswa menjadi lebih baik, selain itu dapat menjadikan
pembelajaran lebih efektif karena siswa lebih banyak kesempatan memecahkan
masalah tentang materi pembelajaran yang diberikan.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Student
Fasilitator and Explainingsangat efektif dalam pembelajaran membaca cepat 250
kata per menit pada siswa kelas VIII SMPNegeri 03 Welahan JeparaTahun Ajaran
2013/2014.
47


BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas penerapan metode student
facilitator and explaining yang dilakukan pada siswa kelas VIII SMP N 03
Welahan Jepara tahun ajaran 2013/2014, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran menggunakan metode student facilitator and explaining lebih
efektif dari pada pembelajaran yang tidak menggunakan metode student facilitator
and explainingpada siswa kelas VIII SMP N 03 Welahan Jepara tahun ajaran
2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata tes yang diperoleh siswa serta
perhitungan uji hipotesis.
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa, perolehan nilai siswa dalam
pembelajaran membaca cepat 250 kata per menit setelah proses eksperimen
adanya perbedaan nilai rata-rata yaitu pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-
rata 83, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 71. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan metode student facilitator and explaining dalam
pembelajaran membaca cepat 250 kata per menit efektif.
Dari hasil pengujian hipotesis dengan uji-t yang bertujuan menetahui efektif
atau tidaknya metode student facilitator and explainingdiperoleh t
hitung
post-tes
yaitu sebesar 6,5877 ternyata lebih besar dari nilai t
tabel
pada dk= 66 dan taraf
signifikansi 5% sebesar 1,8. Karena t
hitung
> t
tabel
yaitu 6,5877 > 1,8. Berkaitan
dengan perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H
0
)
ditolak dan hipotesis alternatif (H
a
) diterima artinya, penerapan metode Student
Facilitator and Explainingefektif dalam keterampilan kemampuan membaca
cepat 250 kata per menit pada siswa kelas VIII SMPN 03 Welahan Jepara Tahun
Ajaran 2013/2014 dan data yang diperoleh signifikan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
pembelajaran Student Facilitator and Explaining efektif dalam keterampilan
kemampuan membaca cepat 250 kata per menit pada siswa kelas VIII SMPN 03
Welahan Jepara Tahun Ajaran 2013/2014.

47
48


B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan metode Student
Facilitator and Explaining efektif dalam pembelajaran membaca cepat 250 kata
per menit pada siswa kelas VIII SMP N 03 Welahan Jepara, maka saran yang
dapat diberikan adalah:
1. Guru dapat menggunakan metode Student Facilitator and Explaining sebagai
salah satu alternatif pembelajaran dalam membaca cepat 250 kata per menit.
2. Seorang guru hendaknya memilih metode yang sesuai dengan kondisi siswa
sehingga dapat mempermudah siswa dalam proses belajar dan pembelajaran
Bahasa Indonesia tidak membosankan.
3. Seorang siswa hendaknya selalu aktif dalam mengikuti proses pembelajaran
dan dianjurkan untuk sering berlatih membaca cepat agar dapat meningkatkan
kemampuan membaca cepat yang baik.














49


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitiansuatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Rineka Cipta.
________. 2010. Prosedur Penelitiansuatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka
Cipta.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Ismail. 2009. Strategi Pembelajaran Berbasis PAIKEM. http://educare.efkipunla.
net/index.php?option=com_content&teks=view&id=60&Itemid.=7, 4 Mei
2013. 13:34 WIB.
Ngatmini, dkk. 2010. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Semarang:
IKIP PGRI Semarang Press.
Nurhadi. 2008. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algresindo
Prasetyo. 2001. Metode Pembelajaran Student Facilitator And
Explaining.http://library.um.ac.id/freecontents/index.php/pub/detail/metod
e-student-facilitator-and-explaining. diakses 4 Mei 2014. 10:27 WIB.
Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca Sekolah Dasar. Jakarta: Sinar
Grafika.
Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.
Soedarso. 2006. Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
_______. 2010.Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
50


Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif. 2007. http://educare.efkipunla.
net/index.php?option=com_content&teks=view&id=60&Itemid.=7, 1 Mei
2013, 08:43 WIB.





















51


Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAANAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Kontrol
Sekolah : SMP Negeri 03Welahan, Jepara
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/I
Alokasi Waktu : 2X40 menit (1X Pertemuan)
A. Standar Kompetensi:
3. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca memindai, membaca
cepat.
B. Kompetensi Dasar:
3.3Menyimpulkan isi suatu teks dengan membaca cepat 250 kata per
menit.
C. Indikator:
1. Mampu membaca cepat dengan target 250 kata per menit.
2. Mampu menjawab pertanyaan dengan peluang ketepatan 75%.
3. Mampu menyimpulkan isi teks bacaan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa membaca cepat dengan target 250 kata per menit.
2. Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan peluang ketepatan 75%.
3. Siswa mampu menyimpulkan isi teks bacaan.
E. Materi Pembelajaran
1. Membaca cepat adalah salah satu metode untuk membaca teks atau
wacana yang menuntut pemahaman secara cepat.pembaca yang baik
akan mendapatkan 80% -90% pemahaman dari teks yang dibaca dalam
waktu yang ditentukan.

52



2. Rumusuntukmengukurkecepatanmembaca:
Jumlah kata
Kecepatan membaca (KM) =-------------------- x 60= Jumlah katapermenit
Jumlah waktu (detik)

3. Hal-hal yang perludihindaridalammembacacepatantara lain:
a. Membacadenganbersuaraataubergumam (vokalisasi).
b. Menggerakkanbibirataukomat-kamit.
c. Menggerakkanbibirkekiridankekanan.
d. Menunjukdenganjariataubendalainsewaktumembaca.
e. Kebiasaanselalukembali (regresi) kebelakanguntukmelihat kata
yang harusdibaca.
a. Melafalkandalamhatiataupikiran kata-kata yang
dibaca(subvokalisasi).
4. Langkah-langkah membaca cepat:
a. Siapkan teks bacaan
b. Siapkan alat penghitung waktu
c. Konsentrasi
d. Baca teknik membaca cepat
e. Lakukan membaca cepat
f. Hitunglah hasil membaca cepat
g. Menjawab pertanyaan yang berkaitan teks.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Pelatihan

53


G. Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
No Kegiatan Waktu Metode
1















2









Pendahuluan
a. Guru mengkondisikan siswa untuk
mengikuti proses pembelajaran secara
fisik dan psikis dengan penuh
semangat.
b. Guru mengecek kehadiran siswa secara
disiplin.
c. Guru mengadakan kegiatan apersepsi
dengan melakukan tanya jawab tentang
membaca cepat 250 kata permenit
dengan penuh perhatian.
d. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran terkait materi membaca
cepat 250 kata permenit penuh
semangat.

Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Siswa digali kemampuannya tentang
materi membaca cepat 250 kata
permenit yang dikaitkan dengan
pengalamannya sehingga
menumbuhkan rasa ingin tahu.
2. Siswa memperhatikan dengan cermat
guru menjelaskan materi tentang
membaca cepat 250 kata permenit.
3. Siswa bertanya jawab terkait dengan
5

















45









Ceramah
Tanya
jawab















Tanya
jawab,
ceramah







54





















3





materi tentang membaca cepat 250 kata
permenit dengan penuh semangat.
4. Siswa menerima teks bacaan nonsastra
dari guru.
Elaborasi
1. Siswa membaca dalam hati teks
bacaannonsastradengan cermat secara
individu.
2. Siswa menerimalembarsoaldari guru.
3. Siswa menulisjawaban dari pertanyaan
yang disediakan guru.
Konfirmasi
1. Guru memberikan penegasan terkait
hasil kecepatan membaca cepat 250
kata permenit siswa dengan penuh
tanggung jawab.
2. Siswadan guru mengoreksihasiljawaban
yang telahdijawab.
3. Siswa dan guru memberikan penilaian
dengan penuh kejujuran.
Penutup
1. Siswa dan guru melakukan refleksi
dengan menanyakan kesulitan siswa
dalam belajar membaca cepat
2. Guru
menutuppelajarandanmengucapkansala
m.












10








5




Penugasan







Ceramah








Tanya
jawab

Ceramah


H. Sumber belajar
55


1. Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VIII; oleh Nurhadi, Dawud,
Yuni P.,hal 138
2. Teks Bacaan terdiridari 250 kata sampai 300 kata.
3. Tim Abdi Guru. 2008. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS kelas VIII.
Jakarta: Erlangga.
I. Alat/ Bahan Pembelajaran
1. Jam tangan
2. Teks bacaan nonsastra
J. Penilaian
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk : isian
c. Soal/instrumen:
Bacalah terlebih dahulu teks di bawah ini!

Juara Pertama Tingkat Nasional Berkat Kubis Merah
Kubis merah ternyata bukan hanya untuk dimakan.Sayuran yang
memiliki kandungan vitamin C terbanyak danmerupakan sumber kalium
dan asam folat ini ternyata jugapotensial dijadikan bahan pewarna kain.
Amalia Dwi Ariska (13) membuktikan hal itu dalampenelitiannya.
Siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Semarang inikemudian mengikutsertakan
hasil penelitiannya yang berjudulKubis Merah sebagai Alternatif
Indikator Asam Basa dalamlomba Inovasi Teknologi Tepat Guna tingkat
nasional untuksiswa SMTP Tahun 2007 yang diselenggarakan Lembaga
ilmuPengetahuan Indonesia (LIPI).
Ide itu saya peroleh waktu di kelas VII semester I. Waktuitu ada
pelajaran mengenai asam basa netral. Disebutkanbahwa kubis merah dapat
digunakan untuk indikator asambasa, kata anak kedua dari tiga
bersaudara pasangan Suyono-Sri Widyastuti yang bercita-cita menjadi
dokter.
Dalam wawancara itu, siswa yang ikut klub Karya IlmiahRemaja
(KIR) di sekolahnya tersebut didampingi oleh kepalasekolah SMPN 5
56


Semarang Suharto dan guru yangmendampinginya mengikuti babak final
lomba tersebut diSubang, Jawa Barat, Fr. Suratmi.Amalia menjelaskan,
ekstrak kubis merah yang berwarnamerah keunguan jika diberi larutan
asam akan berubahwarna menjadi merah. Bila diberi larutan basa akan
menjadibiru. Larutan asam dapat diperoleh antara lain dari air jeruk,nanas,
dan cuka. Larutan basa dapat diperoleh antara lain daripasta gigi, soda,
kud, maupun sabun mandi. Dari situkemudian Amalia berpikir bahwa hal
tersebut dapatdimanfaatkan untuk pewarnaan kain. Dengan dibimbing
paraguru di sekolahnya, mulailah Amalia melakukan percobaan.
Menurut Suratmi, percobaan tersebut tidak hanya sekali tetapiberkali-
kali sampai hasilnya memuaskan.Pertama-tama kain putih direbus
menggunakan ekstrakkubis merah. Agar warnanya awet, air rebusan kain
diberi tawas. Setelah kering, kain yang kemudian diberi motif jumputan itu
diberi larutan asam untuk mendapatkan warna merah pada dasar kain dan
larutan basa untuk memperoleh warna biru, kata Amalia sambil
menunjukkan sejumlah saputangan bermotif jumputan yang menjadi
media percobaannya. Ditanya apakah akan melanjutkan penelitiannya
tersebut, Amalia mengaku belum tahu. Ia pun mengaku tidak tahu akan
digunakan untuk apa uang hadiah kejuaraan sebesar Rp5.000.000,00
tersebut.
Sumber: Kompas, Rabu 26 September 2007

Soal!
1. Hitunglahkecepatanmembacateksbacaantersebutdenganrumus KEM!
2. Siapakah nama peneliti kubis merah tersebut?
3. Dalam rangka lomba apakah penelitian itu diadakan?
4. Apa judul penelitian tersebut?
5. Tulislahsimpulanisiteksbacaantersebut!

Kunci jawaban :
57


1. KEM X 60
2. Amalia Dwi Ariska
3. Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna
4. Kubis Merah sebagai Alternatif Indikator Asam Basa
5. Simpulan (terdiri dari 1-3 kalimat).
Format penilaian kecepatan membaca cepat dan pemahaman isi
a. Bacalah teks kemudian hitung kecepatan membacamu!
Kegiatan Skor
1. Siswa membaca teks kemudian dihitung kecepataan
membacanya dengan rumus KEM
a. Target 250 kata permenit
b. Target 200 kata permenit
c. Target kurang dari 200 kata permenit


2
1
0

b. Menjawab pertanyaan dari teks bacaan
Kegiatan Skor
2. Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan teks
bacaan dengan
a. Tepat
b. kurang tepat
c. tidak tepat


5
1/2
0

c. Tulislah kesimpulan isi teks bacaan dalam beberapa kalimat!
Kegiatan Skor
3. Siswa menulis simpulan isi teks bacaan
dalambeberapakalimat
a. Siswa dapat menulis simpulan 3 kalimat
b. Siswa dapat menulis simpulan 2 kalimat


3
2
58


c. Siswa dapat menulis simpulan 1 kalimat
d. Siswa tidak menjawab pertanyaan
1
0

Skor maksimal = perolehan skor X 10
Nilai maksimal = 100

Mengetahui, Jepara, 15 Juli 2013
Guru Mata Pelajaran, Peneliti,


.......................................... Fevi Emi Ekayanti
NIP/NPP......... NPM 09410066












59


Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAANAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Kelas Eksperimen
Sekolah : SMP Negeri 03 Welahan, Jepara
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/I
Alokasi Waktu : 2X40 menit (1X Pertemuan)
A. Standar Kompetensi:
3. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca memindai, membaca
cepat.
B. Kompetensi Dasar:
3.3Menyimpulkan isi suatu teks dengan membaca cepat 250 kata per menit.
C. Indikator:
1. Mampu membaca cepat dengan target 250 kata per menit.
2. Mampu menjawab pertanyaan dengan peluang ketepatan 75%.
3. Mampu menyimpulkan isi teks bacaan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa membaca cepat dengan target 250 kata per menit.
2. Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan peluang ketepatan 75%.
3. Siswa mampu menyimpulkan isi teks bacaan.
E. Materi Pembelajaran
1. Membaca cepat adalah salah satu metode untuk membaca teks atau wacana
yang menuntut pemahaman secara cepat.pembaca yang baik akan
mendapatkan 80% -90% pemahaman dari teks yang dibaca dalam waktu
yang ditentukan.

2. Rumus untuk mengukur kecepatan membaca:
60



Jumlah kata
Kecepatan membaca (KM) = --------------------- x 60 =jumlah kata permenit
Jumlah waktu (detik)

3. Hal-hal yang perlu dihindari dalam membaca cepat antara lain:
a) Membaca dengan bersuara atau bergumam (vokalisasi).
b) Menggerakkan bibir atau komat-kamit.
c) Menggerakkan bibir ke kiri dan ke kanan.
d) Menunjuk dengan jari atau benda lain sewaktu membaca.
e) Kebiasaan selalu kembali (regresi) ke belakang untuk melihat kata yang
harus dibaca.
f) Melafalkan dalam hati atau pikiran kata-kata yang dibaca(subvokalisasi).
4. Langkah-langkah membaca cepat:
a) Siapkan teks bacaan
b) Siapkan alat penghitung waktu
c) Konsentrasi
d) Baca teknik membaca cepat
e) Lakukan membaca cepat
f) Hitunglah hasil membaca cepat
g) Menjawab pertanyaan yang berkaitan teks.
F. Metode Pembelajaran
1. Student facilitator and explaining
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Tanya jawab
5. Pelatihan


61


G. Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
No Kegiatan Waktu Metode
1












2












Pendahuluan
1. Guru mengkondisikan siswa
untuk mengikuti proses
pembelajaran secara fisik dan
psikis dengan penuh
semangat.
2. Guru mengecek kehadiran
siswa secara disiplin.
3. Guru mengadakan kegiatan
apersepsi dengan melakukan
tanya jawab tentang membaca
cepat 250 kata permenit
dengan penuh perhatian.
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran terkait materi
membaca cepat 250 kata
permenit penuh semangat.

Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Siswa digali kemampuannya
tentang materi membaca cepat
250 kata permenit yang
dikaitkan dengan
pengalamannya sehingga
menumbuhkan rasa ingin
tahu.
2. Siswa memperhatikan dengan
10

















45









Ceramah
Tanya jawab













Tanya jawab,
ceramah











62























3





cermat guru menjelaskan
materi tentang membaca cepat
250 kata permenit.
3. Siswa bertanya jawab terkait
dengan materi tentang
membaca cepat 250 kata
permenit dengan penuh
semangat.
4. Siswa menerima teks bacaan
nonsastra dari guru.
Elaborasi
1. Siswa membaca dalam hati
teks bacaan nonsastra dengan
cermat secara individu.
2. Siswa berpasangan dengan
teman sebangku bekerjasama
untuk brgantian menghitung
kecepatan membaca 250 kata
per menit.
3. Siswa menulis jawaban dari
pertanyaan yang disediakan
guru.
4. Siswa secara individu
menyimpulkan isi teks bacaan
nonsastra di depan kelas
dengan penuh kebranian
Konfirmasi
1. Guru memberikan penegasan
terkait hasil kecepatan
membaca cepat 250 kata













15









10
Student Facilitator
and
ExplainingPenugasan






Ceramah









Tanya jawab

Ceramah
63


permenit siswa dengan penuh
tanggung jawab.
2. Siswa dan guru mengoreksi
hasil jawaban yang telah
dijawab.
3. Siswa dan guru memberikan
penilaian dengan penuh
kejujuran.

Penutup
1. Siswa dan guru melakukan
refleksi dengan menanyakan
kesulitan siswa dalam belajar
membaca cepat.
2. Siswa menyimpulkan hasil
kegiatan membaca cepat
dengan bimbingan guru
3. Guru memberikan motivasi
kepada siswa.
4. Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan
mengucapkan salam yang
diikuti oleh siswa (religius).

H. Sumber belajar
1. Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VIII; oleh Nurhadi, Dawud, Yuni
P.,hal 138
2. Teks Bacaan terdiri dari 250 kata sampai 300 kata.
3. Tim Abdi Guru. 2008. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS kelas VIII.
Jakarta: Erlangga.
64


I. Alat/ Bahan/Media Pembelajaran
1. Jam tangan
2. Teks bacaan nonsastra
3. LCD
4. Penilaian
a. Teknik: Tes Tertulis
b. Bentuk: isian
c. Soal/instrumen:
Bacalah terlebih dahulu teks di bawah ini!
Juara Pertama Tingkat Nasional Berkat Kubis Merah
Kubis merah ternyata bukan hanya untuk dimakan.Sayuran yang
memiliki kandungan vitamin C terbanyak danmerupakan sumber kalium
dan asam folat ini ternyata jugapotensial dijadikan bahan pewarna kain.
Amalia Dwi Ariska (13) membuktikan hal itu dalampenelitiannya.
Siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Semarang inikemudian mengikutsertakan
hasil penelitiannya yang berjudulKubis Merah sebagai Alternatif
Indikator Asam Basa dalamlomba Inovasi Teknologi Tepat Guna tingkat
nasional untuksiswa SMTP Tahun 2007 yang diselenggarakan Lembaga
ilmuPengetahuan Indonesia (LIPI).
Ide itu saya peroleh waktu di kelas VII semester I. Waktuitu ada
pelajaran mengenai asam basa netral. Disebutkanbahwa kubis merah dapat
digunakan untuk indikator asambasa, kata anak kedua dari tiga
bersaudara pasangan Suyono-Sri Widyastuti yang bercita-cita menjadi
dokter.
Dalam wawancara itu, siswa yang ikut klub Karya IlmiahRemaja
(KIR) di sekolahnya tersebut didampingi oleh kepalasekolah SMPN 5
Semarang Suharto dan guru yangmendampinginya mengikuti babak final
lomba tersebut diSubang, Jawa Barat, Fr. Suratmi.Amalia menjelaskan,
ekstrak kubis merah yang berwarnamerah keunguan jika diberi larutan
asam akan berubahwarna menjadi merah. Bila diberi larutan basa akan
menjadibiru. Larutan asam dapat diperoleh antara lain dari air jeruk,nanas,
65


dan cuka. Larutan basa dapat diperoleh antara lain daripasta gigi, soda,
kud, maupun sabun mandi. Dari situkemudian Amalia berpikir bahwa hal
tersebut dapatdimanfaatkan untuk pewarnaan kain. Dengan dibimbing
paraguru di sekolahnya, mulailah Amalia melakukan percobaan.
Menurut Suratmi, percobaan tersebut tidak hanya sekali tetapiberkali-
kali sampai hasilnya memuaskan.Pertama-tama kain putih direbus
menggunakan ekstrakkubis merah. Agar warnanya awet, air rebusan kain
diberi tawas. Setelah kering, kain yang kemudian diberi motif jumputan itu
diberi larutan asam untuk mendapatkan warna merah pada dasar kain dan
larutan basa untuk memperoleh warna biru, kata Amalia sambil
menunjukkan sejumlah saputangan bermotif jumputan yang menjadi
media percobaannya. Ditanya apakah akan melanjutkan penelitiannya
tersebut, Amalia mengaku belum tahu. Ia pun mengaku tidak tahu akan
digunakan untuk apa uang hadiah kejuaraan sebesar Rp5.000.000,00
tersebut.
Sumber: Kompas, Rabu 26 September 2007
Soal!
1. Hitunglahkecepatanmembacateksbacaantersebutdenganrumus KEM!
2. Siapakah nama peneliti kubis merah tersebut?
3. Dalam rangka lomba apakah penelitian itu diadakan?
4. Apa judul penelitian tersebut?
5. Tulislahsimpulanisiteksbacaantersebut!
Kuncijawaban :
1. KEM X 60
2. Amalia Dwi Ariska
3. Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna
4. Kubis Merah sebagai Alternatif Indikator Asam Basa
5. Simpulan (terdiri dari 1-3 kalimat).
Format penilaian kecepatan membaca cepat dan pemahaman isi
66


a. Bacalah teks kemudian hitung kecepatan membacamu!
Kegiatan Skor
1. Siswa membaca teks kemudian dihitung kecepataan
membacanya dengan rumus KEM
a. Target 250 kata permenit
b. Target 200 kata permenit
c. Target kurang dari 200 kata permenit


2
1
0

b. Menjawab pertanyaan dari teks bacaan
Kegiatan Skor
2. Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan teks
bacaan dengan
a. Tepat
b. kurang tepat
c. tidak tepat


5
1/2
0

c. Tulislah kesimpulan isi teks bacaan dalam beberapa kalimat!
Kegiatan Skor
3. Siswa menulis simpulan isi teks bacaan
dalambeberapakalimat
a. Siswa dapat menulis simpulan 3 kalimat
b. Siswa dapat menulis simpulan 2 kalimat
c. Siswa dapat menulis simpulan 1 kalimat
d. Siswa tidak menjawab pertanyaan


3
2
1
0

Skor maksimal = perolehan skor X 10
Nilai maksimal = 100

67


Mengetahui, Jepara, 15 Juli 2013
Guru Mata Pelajaran, Peneliti,


.......................................... Fevi Emi Ekayanti
NIP/NPP......... NPM 09410066



















68


Lampiran 4
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII D
KELAS EKSPERIMEN
No Kode Nama Siswa
1. E-1 Aditya Wahyu Pratama

2. E-2 Afif Maulana

3. E-3 Aginda Cucu Rosa

4. E-4 Anugrahani Ayuningtyas

5. E-5 Arya Pradipta

6. E-6 Bagus Aji Pangestu

7. E-7 Briyan Surya Putra

8. E-8 Chintya Delvina Dharma

9. E-9 Dyah Fadhilatul Azizah

10 E-10 Ella Wijayanti

11. E-11 Erawati Mustokoweni

12. E-12 Fajar Rusdarmanto

13. E-13 Faradiva Sansabila

14. E-14 Farhana Fatya Yulfi

15. E-15 Hanifa Wilda Furiyanto

16. E-16 Herlina Diani Wahyuniongrum

17. E-17 Jihantanasha Anindita

18. E-18 Lidia Elnobelananda

19. E-19 Mifta Nur Hidayah

69


20. E-20 Muhammad Bintang A.

21. E-21 Muhammad Bustami

22. E-22 Naufal Farhan Pambudi

23 E-23 Nindya Rasta Samara

24. E-24 Noorjanah Vira Astuti

25. E-25 Oswald Refan Dewanto

26. E-26 Rafi Amirul Haq

27. E-27 Resta Ayu Ferianti

28. E-28 Ricardo Brahmanta

29. E-29 Riyan Bagas

30. E-30 Romana Adelia Noviarista

31. E-31 Sarah Putri Wulandari

32. E-32 Sarah Virginia Putri

33. E-33 Yasodora Anggari Metha

34. E-34 Yolanda Pratima Rahmada










70


Lampiran 5
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII F
KELAS KONTROL
No Kode Nama Siswa
1. K-1 Adila Amanah Aziza

2. K-2 Adinda Permata Putri

3. K-3 Albir Kharim Susanto

4. K-4 Andika Yusuf Arista

5. K-5 Annisa Dwi Agustin

6. K-6 Aulia Herdayanti

7. K-7 Deviana Wahyu P.

8. K-8 Dina Rahmawati

9. K-9 Fahmi Raka Waluyan

10 K-10 Farras Anmari

11. K-11 Frida risviani

12. K-12 Galuh Satrio Dewanto

13. K-13 Guntur Setiawan

14. K-14 Haning Widiantoro

15. K-15 Ivan Kurnia Putra

16. K-16 Lilyansinta

17. K-17 Muhammad Yusuf Kurnia

18. K-18 Muhammad Aulia Pratama

19. K-19 Nabila Rahmi Maulida

71


20. K-20 Nadiyah Farhati

21. K-21 Nauval Ashadan

22. K-22 Nurul Annisa

23 K-23 Prima Katrida Putra

24. K-24 Putri Nurmala Dewi

25. K-25 Ranita Nurul Hidayah

26. K-26 Rifki Taufik Ramadhan

27. K-27 Riztia Octa Aulia

28. K-28 Salsabila Arwa Sajidah

29. K-29 Sifra Yurhesly

30. K-30 Thariq Akbar

31. K-31 Thoriqul umar

32. K-32 Tri Wahyu Utama

33. K-33 Vitha Adhitya Nurhika

34. K-34 Wahyu Rahmad Dani










72


Lampiran 6
DAFTAR NILAI SISWA KELAS EKSPERIMEN
No Kode Nama Siswa Nilai
1. E-1 Aditya Wahyu Pratama

70
2. E-2 Afif Maulana

70
3. E-3 Aginda Cucu Rosa

80
4. E-4 Anugrahani Ayuningtyas

75
5. E-5 Arya Pradipta

70
6. E-6 Bagus Aji Pangestu

80
7. E-7 Briyan Surya Putra

70
8. E-8 Chintya Delvina Dharma

75
9. E-9 Dyah Fadhilatul Azizah

75
10 E-10 Ella Wijayanti

80
11. E-11 Erawati Mustokoweni

75
12. E-12 Fajar Rusdarmanto

80
13. E-13 Faradiva Sansabila

80
14. E-14 Farhana Fatya Yulfi

75
15. E-15 Hanifa Wilda Furiyanto

80
16. E-16 Herlina Diani Wahyuniongrum

85
17. E-17 Jihantanasha Anindita

85
18. E-18 Lidia Elnobelananda

70
19. E-19 Mifta Nur Hidayah

85
20. E-20 Muhammad Bintang A.

90
73


21. E-21 Muhammad Bustami

85
22. E-22 Naufal Farhan Pambudi

90
23 E-23 Nindya Rasta Samara

85
24. E-24 Noorjanah Vira Astuti

85
25. E-25 Oswald Refan Dewanto

95
26. E-26 Rafi Amirul Haq

85
27. E-27 Resta Ayu Ferianti

90
28. E-28 Ricardo Brahmanta

85
29. E-29 Riyan Bagas

90
30. E-30 Romana Adelia Noviarista

95
31. E-31 Sarah Putri Wulandari

90
32. E-32 Sarah Virginia Putri

95
33. E-33 Yasodora Anggari Metha

95
34. E-34 Yolanda Pratima Rahmada

95










74


Lampiran 7
DAFTAR NILAI KELAS KONTROL
No Kode Nama Siswa Nilai
1. K-1 Adila Amanah Aziza

65
2. K-2 Adinda Permata Putri

65
3. K-3 Albir Kharim Susanto

60
4. K-4 Andika Yusuf Arista

70
5. K-5 Annisa Dwi Agustin

65
6. K-6 Aulia Herdayanti

70
7. K-7 Deviana Wahyu P.

65
8. K-8 Dina Rahmawati

55
9. K-9 Fahmi Raka Waluyan

65
10 K10 Farras Anmari

70
11. K-11 Frida risviani

65
12. K-12 Galuh Satrio Dewanto

70
13. K-13 Guntur Setiawan

70
14. K-14 Haning Widiantoro

65
15. K-15 Ivan Kurnia Putra

70
16. K-16 Lilyansinta

60
17. K-17 Muhammad Yusuf Kurnia

70
18. K-18 Muhammad Aulia Pratama

65
19. K-19 Nabila Rahmi Maulida

70
20. K-20 Nadiyah Farhati

70
75


21. K-21 Nauval Ashadan

75
22. K-22 Nurul Annisa

75
23 K-23 Prima Katrida Putra

80
24. K-24 Putri Nurmala Dewi

75
25. K-25 Ranita Nurul Hidayah

75
26. K-26 Rifki Taufik Ramadhan

80
27. K-27 Riztia Octa Aulia

75
28. K-28 Salsabila Arwa Sajidah

85
29. K-29 Sifra Yurhesly

75
30. K-30 Thariq Akbar

80
31. K-31 Thoriqul umar

75
32. K-32 Tri Wahyu Utama

80
33. K-33 Vitha Adhitya Nurhika

75
34. K-34 Wahyu Rahmad Dani

75










76


Lampiran 8
TABEL UJI NORMALITAS KELAS KONTROL
No Kode X
i

Z
i
F S |F S |
1 K-26 65 -5,74 32,89 -0,86 0,1949 0,3235 0,129
2 K-12 65 -5,74 32,89 -0,86 0,1949 0,3235 0,129
3 K-25 60 -10,74 115,25 -1,62 0,0526 0,0882 0,036
4 K-11 70 -0,74 0,54 -0,11 0,4562 0,5882 0,132
5 K-15 65 -5,74 32,89 -0,86 0,1949 0,3235 0,129
6 K-17 70 -0,74 0,54 -0,11 0,4562 0,5882 0,132
7 K-20 65 -5,74 32,89 -0,86 0,1949 0,3235 0,129
8 K-23 55 -15,74 247,60 -2,37 0,0089 0,0294 0,021
9 K-24 65 -5,74 32,89 -0,86 0,1949 0,3235 0,129
10 K-29 70 -0,74 0,54 -0,11 0,4562 0,5882 0,132
11 K-31 65 -5,74 32,89 -0,86 0,1949 0,3235 0,129
12 K-02 70 -0,74 0,54 -0,11 0,4562 0,5882 0,132
13 K-03 70 -0,74 0,54 -0,11 0,4562 0,5882 0,132
14 K-07 65 -5,74 32,89 -0,86 0,1949 0,3235 0,129
15 K-10 70 -0,74 0,54 -0,11 0,4562 0,5882 0,132
16 K-13 60 -10,74 115,25 -1,62 0,0526 0,0882 0,036
17 K-18 70 -0,74 0,54 -0,11 0,4562 0,5882 0,132
18 K-21 65 -5,74 32,89 -0,86 0,1949 0,3235 0,129
19 K-27 70 -0,74 0,54 -0,11 0,4562 0,5882 0,132
20 K-30 70 -0,74 0,54 -0,11 0,4562 0,5882 0,132
21 K-32 75 4,26 18,19 0,64 0,7389 0,8529 0,114
22 K-34 75 4,26 18,19 0,64 0,7389 0,8529 0,114
23 K-01 80 9,26 85,83 1,39 0,9177 0,9706 0,053
24 K-04 75 4,26 18,19 0,64 0,7389 0.8529 0,114
25 K-08 75 4,26 18,19 0,64 0,7389 0,8529 0,114
26 K-14 80 9,26 85,83 1,39 0,9177 0,9706 0,053
27 K-16 75 4,26 18,19 0,64 0,7389 0,8529 0,114
28 K-28 85 14,26 203,48 2,15 0,9842 1,0000 0,016
29 K-33 75 4,26 18,19 0,64 0,7389 0,8529 0,114
30 K-05 80 9,26 85,83 1,39 0,9177 0,9706 0,053
31 K-09 75 4,26 18,19 0,64 0,7389 0,8529 0,114
32 K-19 80 9,26 85,83 1,39 0,9177 0,9706 0,053
33 K-22 75 4,26 18,19 0,64 0,7389 0,8529 0,114
34 K-06 75 4,26 18,19 0,64 0,7389 0,8529 0,114
Jumlah 2405 1456,62
Rata-rata 70,74
L
0
0,132
L
tabel
0,1519

77


Lampiran 9
TABEL UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN
No Kode X
i

Z
i
F S |F S |
1 E-02 70 -12,65 159,95 -1,54 0,062 0,147 0,085
2 E-27 70 -12,65 159,95 -1,54 0,062 0,147 0,085
3 E-28 70 -12,65 159,95 -1,54 0,062 0,147 0,085
4 E-32 70 -12,65 159,95 -1,54 0,062 0,147 0,085
5 E-34 70 -12,65 159,95 -1,54 0,062 0,147 0,085
6 E-06 75 -7,65 58,48 -0,93 0,176 0,294 0,118
7 E-11 75 -7,65 58,48 -0,93 0,176 0,294 0,118
8 E-20 75 -7,65 58,48 -0,93 0,176 0,294 0,118
9 E-25 75 -7,65 58,48 -0,93 0,176 0,294 0,118
10 E-30 75 -7,65 58,48 -0,93 0,176 0,294 0,118
11 E-05 80 -2,65 7,01 -0,32 0,375 0,471 0,096
12 E-07 80 -2,65 7,01 -0,32 0,375 0,471 0,096
13 E-08 80 -2,65 7,01 -0,32 0,375 0,471 0,096
14 E-10 80 -2,65 7,01 -0,32 0,375 0,471 0,096
15 E-12 80 -2,65 7,01 -0,32 0,375 0,471 0,096
16 E-26 80 -2,65 7,01 -0,32 0,375 0,471 0,096
17 E-03 85 2,35 5,54 0,29 0,614 0,706 0,092
18 E-09 85 2,35 5,54 0,29 0,614 0,706 0,092
19 E-13 85 2,35 5,54 0,29 0,614 0,706 0,092
20 E-15 85 2,35 5,54 0,29 0,614 0,706 0,092
21 E-16 85 2,35 5,54 0,29 0,614 0,706 0,092
22 E-19 85 2,35 5,54 0,29 0,614 0,706 0,092
23 E-22 85 2,35 5,54 0,29 0,614 0,706 0,092
24 E-33 85 2,35 5,54 0,29 0,614 0.706 0,092
25 E-01 90 7,35 54,07 0,90 0,816 0,853 0,037
26 E-14 90 7,35 54,07 0,90 0,816 0,853 0,037
27 E-18 90 7,35 54,07 0,90 0,816 0,853 0,037
28 E-23 90 7,35 54,07 0,90 0,816 0,853 0,037
29 E-31 90 7,35 54,07 0,90 0,816 0,853 0,037
30 E-04 95 12,35 152,60 1,51 0,935 1,000 0,066
31 E-17 95 12,35 152,60 1,51 0,935 1,000 0,066
32 E-21 95 12,35 152,60 1,51 0,935 1,000 0,066
33 E-24 95 12,35 152,60 1,51 0,935 1,000 0,066
34 E-29 95 12,35 152,60 1,51 0,935 1,000 0,066
Jumlah 2810 2211,76
Rata-rata 82,65
L
0
0,118
L
tabel
0,1519

78


Lampiran 10
UJI NORMALITAS POST TEST KELAS KONTROL
Langkah langkah pengujian hipotesisnya adalah :
1. Menetapkan Hipotesis
H
o
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H
a
: Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. Menetapkan nilai alfa ( = 5%)
3. Mencari nilai nilai
No Kode

Z
i
F S |F S |


2405
171575






6,64
Karena dan S sudah diketahui maka dapat dicari, yaitu :

Contoh : i = 1

79


Untuk mencari F( digunakan daftar distribusi normal baku
Contoh: i = 1
pada tabel distribusi normal baku = 0,4911
F(
4. Mencari harga L dari nilai kritis uji lilliefors
Dengan nilai kritis L tersebut dan taraf nyata = 5% dengan n = 34 diperoleh
L = 0,1519
5. Menentukan L
o

L
o
diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari | F( | yaitu 0,021
6. Kesimpulan
Diketahui L
o
= 0,132 dan L
tabel
= 0,1519
Berati L
o
< L
tabel
maka H
o
diterima
Hal ini berati sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.














80



Lampiran 11
UJI NORMALITAS POST TEST KELAS EKSPERIMEN
Langkah langkah pengujian hipotesisnya adalah :
1. Menetapkan Hipotesis
H
o
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H
a
: Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. Menetapkan nilai alfa ( = 5%)
3. Mencari nilai nilai
No Kode

Z
i
F S |F S |


2810
234450







Karena dan S sudah diketahui maka dapat dicari, yaitu :

Contoh : i = 1
81



Untuk mencari F( digunakan daftar distribusi normal baku
Contoh : i = 1
pada tabel distribusi normal baku = 0,4382
F(
4. Mencari harga L dari nilai kritis uji lilliefors
Dengan nilai kritis L tersebut dan taraf nyata = 5% dengan n = 34 diperoleh
L = 0,1519
5. Menentukan L
o

L
o
diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari | F( | yaitu 0,085
6. Kesimpulan
Diketahui L
o
= 0,118 dan L
tabel
= 0,1519
Berati L
o
< L
tabel
maka H
o
diterima
Hal ini berati sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.













82




Lampiran 12
TABEL UJI HOMOGENITAS
KELAS KONTROL DAN KELAS EKSPERIMEN
No Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
1. 65 70
2. 65 70
3. 60 80
4. 70 75
5. 65 70
6. 70 80
7. 65 70
8. 55 75
9. 65 75
10 70 80
11. 65 75
12. 70 80
13. 70 80
14. 65 75
15. 70 80
16. 60 85
17. 70 85
18. 65 70
19. 70 85
20. 70 90
21. 75 85
22. 75 90
23 80 85
83


24. 75 85
25. 75 95
26. 80 85
27. 75 90
28. 85 85
29. 75 90
30. 80 95
31. 75 90
32. 80 95
33. 75 95
34. 75 95

2405 2810
S
2
44,13993 67,02317
F
hitung
1,51
F
tabel
1,8












84




Lampiran 13
UJI HOMOGENITAS POST TEST DATA KELAS KONTROL DAN
EKSPERIMEN
Langkah langkah pengujian hipotesisnya adalah :
1. Menentapkan hipotesis
H
o
: Sampel berasal dari populasi yang homogen
H
a
: Sampel tidak berasal dari populasi yang homogen
2. Menetapkan nilai alfa ( = 5%)
3. Mencari varians variabel X dan Y dengan rumus:
dan
n = 34
717575








85





4. Mencari F
hitung
dengan dari varians X dan Y, dengan rumus:



5. Membandingkan F
hitung
dengan F
tabel
pada tabel distribusi F, dengan dk
pembilang n-1 (untuk varians terbesar) dan dk penyebut n-1 (untuk varians
terkecil). Sehingga diperoleh F
tabel
= 1,8
6. Kesimpulan :
Karena F
hitung
< F
tabel
yaitu 1,51< 1,8 berarti homogen













86





Lampiran 14
UJI HIPOTESIS
Hipotesis:
Hipotesis yang diajukan adalah :
1) Ho: Tidak ada perbedaan rata-rata antara kelas yang menggunakan metode
Student Facilitator And Explaining dengan kelas yang menggunakan
metode konvensional.
2) Ha: Ada perbedaan rata-rata antara kelas yang menggunakan metode
Student Facilitator And Explaining dengan kelas yang menggunakan
metode konvensional.

Rumus yang digunakan:
t =

2 1
2 1
1 1
n n
s
x x
dengan S
2
=
( ) ( )
2
1 1
2 1
2
2
2
2
1
1
+
+
n n
n n
s s


Kriteria pengujian:
Untuk uji t dua pihak
Dengan taraf nyata = 5%, kita terima
hipotesis jika dimana didapat dari
daftar distribusi t dengan dk=( ) dan peluang .

Perhitungan Uji t :
Kelas Eksperimen : Kelas Kontrol :
N = 34 N = 34
87


X
= 82,65
X
=70,74
S
2
=67,0232 S
2
=44,1399
( ) ( )
2
1 1
2 1
2
2 2
2
1 1 2
+
+
=
n n
s n s n
s
( ) ( )
2 34 34
44,1399 1 34 67,0232 1 34
2
+
+
= s
66
1456,62 2211,76
2
+
= s
55,5816
66
3668,38
2
= = s
7,4553
55,5816
=
=
s
s

Menentukan t hitung :
2 1
2 1
1 1
n n
s
X X
t
+

=
34
1
34
1
7,4553
70,74 - 82,65
+
= t
0,56569 7,4553
91 , 11
= t
0,242536 7,4553
91 , 11

= t
6,587722
1,808177
91 , 11
= = t
Dengan dk = 48 dan peluang 0,95 (jadi = 0,05) dari tabel t tidak diperoleh 1,68
Kesimpulan :
Berdasarkan penghitungan (Eksperimen Kontrol) nilai t
(0,95;66)
< t
hitung
yaitu 1,68
<6,5877. Dengan demikian, hipotesis Ho ditolak, artinya ada perbedaan rata-rata
antara kelas yang menggunakan metodeStudent Facilitator And Explaining
dengan kelas yang menggunakan metode konvensional.
88




Lampiran 15
INSTRUMEN PENELITIAN
Soal!
1. Secara bergantian, mintalah temanmu untuk membaca cepat teks bacaan
Juara Pertama Tingkat Nasional Berkat Kubis Merah dan hitunglah
menggunakan rumus KEM!
2. Bagaimana Amalia membuktikan bahwa kubis merah dapat digunakan
indikator asam basa?
3. Mengapa Amalia memilih kubis merah untuk dijadikan bahan penelitiannya?
4. Berdasarkan teks bacaan Juara Pertama Tingkat Nasional Berkat Kubis
Merah tersebut, informasi tentang apa yang kalian peroleh setelah selesai
membaca?
5. Buatlah simpulan isi teks bacaan Juara Pertama Tingkat Nasional Berkat
Kubis Merah tersebut yang kalian baca!











89




Lampiran 16
LEMBAR KERJA SISWA

Nilai





Jawablah Pertanyaan di Bawah Ini dengan Tepat dan Jelas!
1. Secara bergantian, mintalah temanmu untuk membaca cepat teks bacaan
Juara Pertama Tingkat Nasional Berkat Kubis Merah dan hitunglah
menggunakan rumus KEM!
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Bagaimana Amalia membuktikan bahwa kubis merah dapat digunakan
indikator asam basa?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
.......................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
3. Mengapa Amalia memilih kubis merah untuk dijadikan bahan penelitiannya?

Nama :......................................

No. Absen :......................................

Kelas :......................................

Mata Pelajaran :......................................
90


...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
............................................................................................................................
4. Berdasarkan teks bacaan Juara Pertama Tingkat Nasional Berkat Kubis
Merah tersebut, informasi tentang apa yang kalian peroleh setelah selesai
membaca?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
6. Buatlah simpulan isi teks bacaan Juara Pertama Tingkat Nasional Berkat
Kubis Merah tersebut yang kalian baca!
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
......................................................................................................................
















91





Lampiran 17
PEDOMAN OBSERVASI
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Welahan Jepara
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VIII-F

No Perilaku siswa Hasil pengamatan
Ya Tidak
1.




Siswa memerhatikan dan
merespon dengan
antusias (bertanya,
menanggapi dan
membuat catatan).
V
2. Siswa berpartisipasi
secara aktif dalam
kegiatan diskusi.
V
3. Siswa berkonsentrasi
dalam menerima materi.

V
4. Siswa aktif menjawab
dan bertanya apabila
menemukan kesulitan
V
5. Siswa dapat menemukan
sendiri informasi dalam
teks bacaan.
V
6. Siswa tidak V
92


memperhatikan
penjelasan guru.
7.


Siswa pasif saat kegiatan
diskusi kelompok.
V
8 Siswa berbicara sendiri,
mengganggu teman-
teman yang lain sehingga
kelas menjadi ramai.
V
9 Siswa melamun dan
tidur-tiduran ketika
pembelajaran
V
10 Siswa mencontek ketika
diberi tugas guru.
V













93



Lampiran 18
PEDOMAN OBSERVASI
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Welahan Jepara
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VIII-D

No Perilaku siswa Hasil pengamatan
Ya Tidak
1.




Siswa memerhatikan dan
merespon dengan
antusias (bertanya,
menanggapi dan
membuat catatan).
V
2. Siswa berpartisipasi
secara aktif dalam
kegiatan diskusi.
V
3. Siswa berkonsentrasi
dalam menerima materi.

V
4. Siswa aktif menjawab
dan bertanya apabila
menemukan kesulitan
V
5. Siswa dapat menemukan
sendiri informasi dalam
teks bacaan.
V
6. Siswa tidak
memperhatikan
penjelasan guru.
V
94


7.


Siswa pasif saat kegiatan
diskusi kelompok.
V
8 Siswa berbicara sendiri,
mengganggu teman-
teman yang lain sehingga
kelas menjadi ramai.
V
9 Siswa melamun dan
tidur-tiduran ketika
pembelajaran
V
10 Siswa mencontek ketika
diberi tugas guru.
V














95


Lampiran 19
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fevi Emi Ekayanti
NPM : 09410066
Prodi : PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Fakultas : Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
Semarang, Agustus 2013
Yang membuat pernyataan

Fevi Emi Ekayanti
...................................................................................NPM 09410066









96


Lampiran 22
DOKUMENTASI PENELITIAN








Siswa secara berpasangan dengan
teman sebangku bergantian
membaca dan menghitung
kecepatan membaca.
Siswa bergantian membaca dan
menghitung kecepatan membaca
dengan teman sebangku.
siswa mengerjakan soal
pertanyaan yang sudah
diberikan oleh guru
siswa membacakan simpulan
isi bacaan di depan kelas

Anda mungkin juga menyukai