Anda di halaman 1dari 7

Senin, 29 Maret 2010

Patologi - Gangguan Sirkulasi Darah


Gangguan Sirkulasi
Agar fungsi jaringan dapat berjalan normal maka perlu :
Sirkulasi darah yang baik
Keseimbangan antara cairan tubuh intra-dan ekstravaskuler
Konsentrasi zat-zat dalam cairan yang tetap, termasuk elektrolit-elektrolit.
Seluruh susunan sirkulasi tubuh menyelenggarakan pengangkutan semua substansi yang dibutuhkan
untuk digunakan, maupun yang telah dibentuk dan harus dibuang. Termasuk ini adalah oksigen,
karbondioksida, air, garam-garam, zat-zat makanan, metabolit-metabolit, hormon-hormon, panas, dll.
Pertukaran zat antara cairan tubuh dan cairan intraseluler terjadi melalui membran sel.
Karena fungsi sirkulasi peredaran cairan tubuh melibatkan komponen cairan, volume, dan aliran cairan
ini, maka gangguan fungsinya pun dapat dikelompokkan seperti dalam tabel berikut ini:
Jenis Gangguan Kejadian
1. Gangguan cairan tubuh dan elektrolit
2. Gangguan volume
3. Gangguan obstruksi Edema, dehidrasi, defisiensi elektrolit atau kelebihan elektrolit.
Hiperemi, perdarahan (hemoragi) dan syok.
Trombosis, emboli, iskemi, infark, serta sumbatan akibat adanya hal lain seperti tumor, jaringan fibrosis
dan parasit.
1. Kongesti (Hiperemia)
Kongesti adalah keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan (peningkatan jumlah darah) di dalam
pembuluh darah pada daerah tertentu. Kata lain untuk kongesti adalah hiperemia.

Pada dasarnya terdapat dua mekanisme dimana kongesti dapat timbul :
Kongesti aktif
Kenaikan jumlah darah yang mengalir ke daerah itu dari biasanya. Kenaikan aliran darah lokal ini
disebabkan oleh karena adanya dilatasi arteriol yang bekerja sebagai katup yang mengatur aliran ke
dalam mikrosirkulasi lokal. Kongesti aktif ini biasanya terjadi dengan waktu yang relatif singkat.
Contoh : Warna merah padam pada wajah pada saat marah/ malu, yang pada
dasarnya adalah vasodilatasi yang timbul akibat respon terhadap stimulus neurogenik.
Kongesti pasif
Penurunan jumlah darah yang mengalir dari daerah yang disebabkan oleh adanya tekanan pada venula-
venula dan vena-vena yang mengalirkan darah dari jaringan. Selain sebab lokal tadi, kingesti pasif juga
dapat terjadi akibat sebab sistemik, sebagai contoh adalah kegagalan jantung dalam memompa darah
yang mengakibatkan gangguan aliran vena. Berdasarkan waktu serangannya, kongesti pasif dibagi 2,
yaitu:
a. Kongesti pasif akut : berlangsung singkat, tidak ada pengaruh pada jaringan yang terkena.
b. Kongesti pasif kronis : berlangsung lama, dapat terjadi perubahan- perubahan yang permanen pada
jaringan, terjadi dilatasi vena.
Contoh kongesti pasif adalah varises.

2. Edema
Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan diantara sel-sel tubuh atau di dalam berbagai
rongga tubuh (beberapa ahli juga memasukkan dalam definisi itu penimbunan cairan berlebihan di
dalam sel). Jika edema mengumpul dalam rongga, biasanya dinamakan efusi, misalnya efusi
perikardium, efusi pleura. Penimbunan cairan di dalam rongga peritoneum biasanya diberi nama asites.
Sedangkan edema umum atau menyeluruh disebut anasarka.
Etiologi edema ada beberapa, yaitu:
1) Tekanan hidrostatik
2) Obstruksi saluran limfe
3) Kenaikan permeabilitas dinding pembuluh
4) Penurunan konsentrasi protein
Dalam edema, cairan yang tertimbun digolongkan menjadi 2, yaitu :
1) Transudat : yaitu cairan yang tertimbun di dalam jaringan karena bertambahnya permeabilitas
pembuluh terhadap protein.
2) Eksudat : yaitu cairan yang tertimbun karena alasan-alasan lain dan bukan akibat dari perubahan
permeabilitas pembuluh.
Akibat dari edema adalah sebagai petunjuk untuk mengetahui ada sesuatu yang terganggu dalam tubuh
kita. Sebagai contoh adalah pada kasus payah jantung kongestif, terdapat edema pada mata kaki si
penderita. Hal ini menjadi indikator adanya kehilangan protein. Edema juga berbahaya jika mengenai
otak, otak akan membengkak dan tertekan pada tulang pembatas tengkorak, peningkatan tekanan
intrakranial akan membahayakan aliran darah dalam otak dan dapat menimbulkan kematian.

3. Perdarahan
Perdarahan adalah keluarnya darah dari sistem kardiovaskuler, disertai penimbunan dalam jaringan atau
ruang tubuh atau disertai keluarnya darah dari tubuh. Untuk menyatakan berbagai keadaan pendarahan
digunakan istilah-istilah deskriptif khusus. Penimbunan darah pada jaringan disebut hematoma. Jika
darah masuk ke dalam berbagai ruang dalam tubuh, maka dinamakan menurut ruangannya.
Misalnya : hemoperikardium, hemotoraks, hemoperitoneum, hematosalping.
Penyebab perdarahan yang paling sering dijumpai adalah hilangnya integritas dinding pembuluh darah
yang memungkinkan darah keluar, dan hal ini sering disebabkan oleh trauma eksternal contohnya
cedara yang disertai memar. Dinding pembuluh bisa pecah akibat penyakit maupun trauma. Penyebab
lainnya adalah adanya gangguan faktor pembekuan darah.

4. Trombosis
Proses pembentukan bekuan darah atau koagulum dalam sistem kardiovaskuler selama manusia masih
hidup, disebut trombosis. Koagulum darah dinamakan trombus. Terdapat tiga keadaan dasar dimana
bekuan terbentuk secara tidak normal, yaitu :
a. Adanya kelainan dinding dan lapisan pembuluh,
b. Kelainan aliran darah,
c. Peningkatan daya koagulasi darah sendiri


5. Embolisme
Embolisme adalah transportasi massa fisik yang terbawa dalam aliran darah dari satu tempat ke tempat
lain dan tersangkut di tempat baru. Massa fisik itu sendiri dinamakan emboli. Emboli berasal dari :
1) Emboli pada manusia yang paling sering dijumpai berasal dari trombus dan dinamakan tromboemboli.
2) Pecahan jaringan dapat menjadi emboli bila memasuki sistem pembuluh darah, biasanya dapat terjadi
pada trauma.
3) Sel-sel kanker dapat menjadi emboli, cara penyebaran penyakit yang sangat tidak diharapkan.
4) Benda asing yang disuntikkan ke dalam sistem kardiovaskular.
5) Tetesan cairan yang terbentuk dalam sirkulasi akibat dari berbagai keadaan atau yang masuk ke
dalam sirkulasi melaui suntikan dapat menjadi emboli.
6) Gelembung gas juga dapat menjadi emboli.
Emboli dalam tubuh terutama berasal dari trombus vena, paling sering pada vena profunda di tungkai
atau di panggul. Karena keadaan anatomis, emboli yang berasal dari trombus vena biasanya berakhir
sebagai emboli arteri pulmonalis.
Akibat dari emboli :
1) Jika fragmen trombus yang sangat besar menjadi emboli maka sebagian besar suplai arteri pulmonalis
dapat tersumbat dengan mendadak. Hal ini dapat menimbulkan kematian mendadak.
2) Sebaliknya, emboli arteri pulmonalis yang lebih kecil dapat tanpa gejala, mengakibatkan perdarahan
paru-paru sekunder karena kerusakan vaskular atau dapat mengakibatkan nekrosis sebagian dari paru-
paru.

6. Aterosklerosis
Aterosklerosis atau pengerasan arteri merupakan fenomena penyakit yang sangat penting pada
kebanyakan negara maju. Istilah aterosklerosis sebenarnya meliputi setiap keadaan pembuluh arteri
yang mengakibatkan penebalan atau pengerasan dinding.

Laju peningkatan ukuran dan jumlah ateroma dipengaruhi oleh berbagai faktor.
1) Faktor genetik tertentu penting, dan aterosklerosis serta komplikasinya sering cenderung terjadi
dalam keluarga.
2) Orang dengan kadar kolesterol yang meninggi ( Hiperkolesterol )
3) Orang yang menderita D.M. (Diabetes Melitus) seringkali peka akan aterosklerosis.
4) Tekanan darah merupakan faktor penting bagi insiden dan beratnya aterosklerosis. Pada umumnya
penderita hipertensi akan menderita aterosklerosis lebih awal dan lebih berat dan beratnya penyakit
mempunyai hubungan dengan tekanan darah, walaupun dalam batas normal.
5) Faktor risiko lain di dalam perkembangan aterosklerosis adalah merokok. Merokok merupakan faktor
lingkungan utama yang menyebabkan peningkatan beratnya aterosklerosis.

Akibat aterosklerosis sebagian bergantung pada ukuran arteri yang terserang.
1) Jika arteri berukuran sedang, aterosklerosis lambat laun dapat mengakibatkan penyempitan atau
obstruksi total. Komplikasi aterosklerosis dapat mengakibatkan penyumbatan mendadak. (Trombosis
cenderung menimbulkan penyumbatan dalam arteri kecil ataupun ukuran sedang, tetapi mungkin dalam
bentuk endapan mural yang relatif tipis pada pembuluh besar seperti aorta).
2) Pembentukan trombus pada intima yang kasar, yang ditimbulkan oleh bercak aterosklerosis.
3) Komplikasi lain aterosklerosis adalah perdarahan ke pusat bercak yang lunak
4) Komplikasi lain yang dapat mengakibatkan penyumbatan arteri akut adalah ruptur bercak disertai
pembengkakan kandungan lipid yang lunak ke dalam lumen dan penyumbatan pada bagian hilir
pembuluh yang lebih sempit.
5) Kerusakan tunika media yang dapat mengakibatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma
aterosklerosis yang merupakan penggelembungan dinding arteri yang lemah.

7. Iskemia dan Infark
Iskemia adalah suplai darah yang tidak memadai ke suatu daerah/jaringan. Jika jaringan dibuat iskemik,
jaringan tersebut akan menderita karena tidak mendapat suplai oksigen dan zat-zat makanan yang
dibutuhkan. Setiap hal yang mempengaruhi aliran darah dapat menimbulkan iskemia jaringan. Sebab
yang paling jelas adalah obstruksi lokal arteri.
Pengaruh iskemia bervariasi tergantung pada intensitas iskemianya, kecepatan timbulnya, dan
kebutuhan metabolik pada jaringan itu. Akibat dari Iskemik :
1) Pada beberapa keadaan iskemia, biasanya yang mengenai jaringan otot, rasa sakit dapat merupakan
gejala penurunan suplai darah.
2) Efek lain dari iskemia jika timbul perlahan-lahan dan berlangsung lama, adalah atrofi dari jaringan
yang terkena. (pengurangan massa jaringan)
3) Akibat iskemia yang paling ekstrim adalah kematian jaringan yang iskemik. Daerah yang mengalami
nekrosis iskemik dinamakan infark. Dan proses pembentukan infark disebut infarksi.

8. Shock
Shock adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh defisiensi sirkulasi akibat disparitas
(ketidakseimbangan) antara volume darah dengan ruang susunan vaskuler.
Gejala-gejala shock : Rasa Lesu dan Lemas, Kulit yang basah (keringat), Kesadaran
menurun, kolaps vena, terutama vena-vena superfisial, Kepucatan, Nadi cepat dan lemah, Tachicardia
(tekanan nadi tidak normal), Pernafasan dangkal (Sesak nafas), Tekanan darah rendah (hipotensi),
oliguria dan kadang-kadang disertai muntah yang berwarna seperti air kopi akibat perdarahan dalam
lambung (hematemesis).

9. Dehidrasi
Dehidrasi ialah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disertai output yang melebihi intake
sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. Meskipun yang hilang terutama ialah cairan tubuh, tetapi
dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit.
Dehidrasi dapat terjadi karena :
1. Kemiskinan air (water depletion) ;
2. Kemiskinan natrium (sodium depletion) ;
3. Water and sodium depletion bersama-sama.
Diposkan oleh Cicinta Wulandari di 03.47
Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Pengikut
Arsip Blog

2010 (4)
Maret (4)
Pemberian Obat Parenteral
Ikterus
Patologi - Proses Penuaan
Patologi - Gangguan Sirkulasi Darah

Anda mungkin juga menyukai