ISIS gerakan & pemikirannya, perannya dlm dakwah Islam di dunia internasional
Singgungkan dengan gerakan yg senada
Tujuan: - menjawab semua problematika dakwah yg dirasa ganjil - Mendudukan persoalan Pendahuluan: bahas partumpahan saudara pd zaman khulafaur rasyidin antara muawiyah & ali sehingga ada suni dan syiah (internal) Dari khulafaur rasyidin dinasti abasiyah persoalan politik Sampai zaman turki usmani (Kemal attaturk) Sampai hilangnya kekhilafahan Islam turki liberal ISIS bagian/pecahan darimana? Setting dakwah international sebelum ISIS: Ikhwanul Muslimin, Hizbuttahrir, Al-qaeda ISI (studi deskriptif) : Latar belakang ISIS, gerakan, pemikiran, peran Kasus2 terakhir: menjadikan wanita sebagai budak seks KESIMPULAN: ISIS secara teologi apa? Mutazilah, dll, atau gabungan dari semua itu.
PENDAHULUAN: Muawiyah adalah seorang pemimpin yang berpribadi kuat dan amat jujur, serta ahli dalam lapangan politik. Inilah yang menyebabkan Khalifah Umar suka kepadanya. Dan selanjutnya dimasa khalifah Usman, semua daerah Saym itu diserahkan kepada Muawiyah. Dia sendirilah yang mengangkat dan memberhentikan pejabat-pejabat pemerintahannya. Dengan demikian, Muawiyah telah berhasil memegang jabatan sebagai Gubernur selama 20 tahun. Dan sesuadah itu ia menjadi Khalifah selama 20 tahun pula. Masa pemerintahan Usman adalah panjang. Hal ini memungkinkan Muawiyah untuk mempersiapkan dirinya dan meletakkan dasar-dasar untuk mendirikan kerajaannya, dan untuk menjadikan daerah Syam itu mutlak dibawah kekuasaannya, sehingga ia meruakan satu-satunya penguasa di daerah itu. Setelah Usman terbunuh, dan Ali diangkat menjadi Khalifah, datanglah masanya bagi Muawiyah untuk memulai perannya. Dan kami percaya bahwa siapapun yang diangkat menjadi Khalifah sesudah Usman dan adapun yang menyebabkan berakhirnya kekuasaan Usman, baik ia mati terbunuh atau mati secara biasa, namun Muawiyah tidak akan turun dari singgasana pemerintahannya di daerah Syam. Suatu pembicaraan penting telah berlangsung anatara Muawiyah dan sahabat-sahabat terkemuka ketika terjadinya kekacauan yang menyebabkan terbunuhnya Usman. Pembicaraan itu menggambarkan kepada kita betapa besarnya kekuatan Muawiyah, dan betapa sempurnanya persiapan-persiapannya untuk menghadapi segala kemungkinan. Ibnu Qutaibah berkata: Pada waktu terjadi kekacauan itu datanglah Muawiyah ibnu Abi Sufyan dari Syam ke kota Madinah. Ia masuk kedalam siding yang dihadiri oleh Ali bin Abi Thalib, Thalhah ibnu Ubaidillah, Zubair ibnil Awwam, Saad ibnu Abi Waqqash, Abdur Rahman ibnu Auf, dan Imar ibnu Yasir. Lalu Muawiyah berkata kepada mereka: Wahai para Sahabat Rasulullah, aku berpesan kepadamu sekalian agar menjagaorang tua ini (Usman) dengan baik. Demi Allah, kalau orang tua ini sampai terbunuh dibawah penglihatan dan pendengaran kamu sekalian, maka kota Madinah ini akan saya gempur dengan balatentara dan pasukan berkuda. Kemudian ia menghadap kepada Imar ibnu Yasir, yaitu orang yang amat marah kepada Usman seraya berkata: Hai, Imar, engkau tau bahwa Syam ada berates ribu tentara berkuda, yang semuanya mendapat gaji untuk diri, serta anak-anak dan hamba-sahaya mereka. Mereka sama sekali tidak kenal kepada Zubair, dan tentang persahabatannya dengan Nabi. Juga mereka tidak kenal kepada Thalhah, dan tentang hijrahnya beserta Rasul. Mereka tidak takut kepada Ibnu Auf, tidak takut kepada harta-kekayaannya. Mereka juga tidak segan kepada Saad dan tidak pula kepada jasa-jasanya dalam menyiarkan agama Islam. Sebab itu, hai Imar, janganlah engkau ikut campur dalam kekacauan ini. Kita hanya dapat mengetahui permulaannya, tetapi kita tidak tahu kapan dan bagaimana kesudahannya kelak. Dengan adanya persiapan yang sempurna itu Muawiyah berani menantang pengangkatan Alo menjadi Khalifah. Dan ia mendapat alas an untuk itu, yaitu bahwa ia adalah seorang yang berhak menuntut bela darah Usman yang telah tertumpah, dan Ali lalai dalam membela Usman, atau sebenarnya telah melindungi pembunuh-pembunuhnya. Sejak itu mulailah berlangsung serangkaian pertempuran-pertempuran yang terpenting adalah pertempuran Shiffin, di mana Muawiyah mengalami kekalahan di medan-perang, tetapi ia menang dalam bidang pengalaman dan politik, seperti yang telah kita sebutkan dulu keyika membicarakan Ali. Sesudah pertempuran Shiffin itu terjadilah beberapa pertempuran lagi di mana Muawiyah berhasil melikwidir kekuasaan dan kekuatan musuhnya. Dalam pada itu, Ali disamping mengalami penderitaan karena perlawanan dan kekuatan Muawiyah, ia juga menderita karena perlawanan dan kekuatan kaum Khawarij dan juga perlawanan dari pengikutnya di Iraq yang bersikap murtad dan munafiq kepadanya, serta enggan memberikan pertolongan. Di pihak lain, Muawiyah ketika itu sangat ditaati perintahnya, dan bertambah tinggi gengsinya dalam bidang politik dari sehari ke sehari. Dan Ali barulah terlepas dari kesulitan-kesulitan itusetelah ia ditikam oleh Ibnu Muljim, dengan tikaman yang membawa mautnya. Dan sejak itu kekuasaan seluruhnya beralih ke tangan Muawiyah. Sesudah terbunuhnya Ali, terjadiah suatu percobaan yang tidak mendapatkan sokongan kuat, yang bertujuan unuk mengangkat Hasan Ibnu Ali menjadi Khalifah. Atau katakanlah: bahwa Hasan betul telah diangkat oleh beberapa orang dari golongan Syiah. Tetapi cita-cita ini segera menjdai padam dalam diri Hasan sendiri ketika tersiar berita bahwa panglimanya Qais ibnu Saad ibnu Ubadah telah tewas. Tiba- tiba saja penduduk Iraq suka berkhianat itu menyerbu masuk ke rumah Hasan serta melanggar kehormatannya dan merampok harta bendanya, sehingga mereka berani merampas permadani yang sedang diduduki oleh Hasan. Dan Hasan sendiri tidak pula luput dari tikaman-tikaman orang-orang biadab yang suka berkhianat itu. ISI: Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang merupakan kelompok kekuatan militer di Irak dan Suriah muncul menjadi isu internasional yang menggemparkan dunia. ISIS yang terbentuk 2013 tidak hanya memiliki ideologi ekstrim, tetapi juga menebarkan teror dan kekerasan terhadap publik. Menurut dokumen Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat, pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi mendapatkan pelatihan militer setahun penuh dari Mossad, Israel dan mendapatkan kursus teologi dan retorika dari lembaga intelijen zionis.
Dikutip dari Global Research, sebuah organisasi riset media independen di Kanada, satuan intelijen dari Inggris, AS dan Mossad Israel mempunyai andil dan bekerjasama menciptakan sebuah negara khalifah baru yang disebut dengan ISIS. Di Timur Tengah, pendeklarasian negara Islam baru "Khilafah" oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), menuai banyak kritik dari dari ulama Sunni Suriah, Irak, dan kelompok Islam lainnya.