Anda di halaman 1dari 66

1.

BUDIDAYA CHLORELLA
1) Lingkungan Hidup Chlorella
Pertumbuhan Chlorella dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah unsur hara, cahaya, suhu, PH, CO
2
, dan air (Hills dan Nakamura, 19!"#
$nsur hara atau nutrien yang dibutuhkan oleh Chlorella terdiri dari dua macam,
yaitu unsur hara makro dan mikro# $nsur hara makro terdiri dari N, P, %, & , Na, &i, dan
Ca, sedangkan unsur hara mikro terdiri dari 'e, (n, )n , Cu, )g, )o, Co, * dan lain+lain#
&etiap unsur hara mempunyai fungsi khusus pada Chlorella dan dicerminkan pada
pertumbuhannya tanpa mengabaikan pengaruh keadaan lingkungan# )isalnya unsur N,
P dan & penting guna pembentukan protein, % berfungsi dalam proses metabolisme
karbohidrat# $nsur 'e dan Na berperanan dalam pembentukan chlorophyll, sedangkan
unsur &i dan Ca penting di dalam pembentukan sel#
Caha,a yang dibutuhkan untuk budidaya Chlorella ada dua macam, yaitu
berasal dari lampu listrik dan dari matahari# Cahaya lampu listrik digunakan pada
budidaya di laboratorium ( in door " dan cahaya matahari digunakan untuk budidaya di
luar laboratorium ( out door "# Chlorella membutuhkan intensitas caha,a sekitar -#...+
1.#... lu/ (lampu listrik 0. 1att 2 0#... lu/"#
&uhu yang dibutuhkan oleh Chlorella tergantung kepada strain yang digunakan#
&train psychrophilic hidup pada suhu 1.+1-3C, strain mesophilic hidup pada suhu 14 +
503C (optimum 2-+5.3C ", strain thermophilic hidup pada suhu 5- + 0-3C (lihat klasifikasi
Chlorella berdasarkan suhu"#
Chlorella dalam perairan ta6ar alami dapat hidup pada pH 0 + !, sedangkan
Chlorella yang dibudidayakan memerlukan pH sekitar 0,- + -,4# Hal ini berkaitan dengan
kontaminan# *ila suasana lingkungan bersifat basis maka kontaminan dapat hidup
dengan baik dan akan merugikan Chlorella tetapi bila suasana asam pada batas yang
tidak menggangu kehidupan Chlorella, maka kontaminan tidak tahan hidup pada
suasana asam tersebut ( Hills dan Nakamura, 19! "#
7as CO
2
yang diperlukan secara normal sekitar -8, tetapi udara hanya
mengandung gas CO
2
.,.58# $ntuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat diusahakan
dengan melakukan aerasi pada tempat budidaya Chlorella#
)edia air dalam budidaya harus dalam 9umlah cukup demikian pula kandungan
nutrien yang diperlukan oleh Chlorella#
Pertumbuhan Chlorella dalam media budidaya terbatas mengikuti pola
pertumbuhan sigmoid seperti gambar 1#
:ari gambar 1 menun9ukkan terdapat - fase pertumbuhan phytoplankton
termasuk Chlorella, yaitu fase istirahat, logaritmik, berkurangn,a
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
pertumbuhan relatif, pertumbuhan tetap dan fase kematian# ( 7uerrero ;;; dan <illegas,
19!2 "#
1. 'ase istirahat
&esaat setelah pemasukan bibit Chlorella ke dalam media budidaya,
populasinya belum mengalami perubahan#
%emudian setelah beberapa 6aktu sel Chlorella mulai
7ambar 1, Pola pertumbuhan Chlorella dalam
)edia budidaya dengan nutrisi terbatas
( &umber= 7uerrero ;;; dan <illegas,19!2 "
%eterangan=
1. 'ase istirahat
2. 'ase logaritmik (eksponensial"
3. 'ase berkurangnya pertumbuhan relatif
4. 'ase pertumbuhan tetap (stasioner"
5. 'ase kematian
mulai berubah, secara fisiologis sangat aktif dan ter9adi proses sintesis protein *aru#
Chlorella melakukan metabolisms, tetapi belum ter9adi pembelahan sel sehingga
9uin lali populasi belum bertambah#
2. 'ase logaritmik atau eksponensial
Pada fase ini dia6ali oleh pembelahan sel dengan la9u pertumbuhan tetap#
Pada keadaan lingkungan yang optimum (cahaya, CO
2
, pH, nutrisi", maka la9u
pertumbuhan populasi dan ukuran sel mencapai maksimal#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
3. 'ase berkurangnya pertumbuhan relatif
Pada fase ini ter9adilah fase transisi dart pertumbuhan logaritmik beralih ke
fase stasioner yang berlangsung beberapa saat#
4. 'ase stasioner
Pada fase ini pertumbuhan mulai menurun bila dibandingkan dengan fase
logaritmik, hal ini berkaitan dengan terbatasnya nutrisi cenderung semakin menurun
karena tidak ditambah dari luar#
>a9u reproduksi relatif seimbang dengan la9u kematian, maka populasi
Chlorella tetap tidak berubah dalam 6aktu beberapa hari dan akhirnya memasuki
fase kematian#
5. 'ase kematian
Pada fase ini la9u kematian atau penurunan 9umlah populasi lebih cepat
daripada la9u reproduksi# Penurunan 9umlah populasi disebabkan karena tidak
terdapat penambahan nutrisi *aru dari luar pada media budidaya tersebut# Nutrisi
yang tersedia telah habis digunakan oleh Chlorella untuk pertumbuhan#
B) Tahap Budidaya Chlorella
$ntuk membudidayakan Chlorella ada tiga tahapan yang harus dilakukan, yaitu
tahapan koleksi, pemurnian dan perkembangbiakan ( <illegas, 19!1? &tein, 195"#
1. %oleksi
%egiatan ini bertu9uan untuk memperoleh bibit Chlorella dari perairan ta6ar
alami, seperti dari sungai, danau, ra6a, kolam, dan genangan perairan ta6ar
lainnya#
&eperti diketahui bah6a di dalam perairan alami terdapat kehidupan
berupa ,irus, bakteri, 9amur, @ooplankton dan phytoplankton serta organisme makro
lainnya# Chlorella merupakan salah satu 9enis yang masuk golongan phytoplankton#
Aensen ( 19! " mengemukakan bah6a di dalam perairan alami terdapat spesis
phytoplankton sekitar 2-#... macam#
Chlorella dari perairan alami yang masih tercampur dengan berbagai +
macam organisme hidup lainnya dapat dikumpulkan dengan menyaringnya
menggunakan 9aring plankton yang mata 9aringnya berukuran 5.
#
mesBcm
2
# Hasil
penyaringan ditampung di dalam gelas piala pada u9ung 9aring plankton yang
disebut kolektor dengan ,olume -. cc#
Cpabila kepadatan plankton dalam perairan alami rendah maka contoh air
yang disaring sebanyak 1. +1- liter, tetapi bila kepadatannya tinggi cukup
menyaring air alami -+1. liter# Organisme tersebut kemudian dipindahkan ke dalam
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
tabung reaksi atau tabung lainnya, lalu diba6a ke >ahoratorium dan diusahakan
tetap hertahan hidup karena akan digunakan untuk isolasi atau pemurnian#
2. Pemurnian
%egiatan ini bertu9uan untuk memisahkan atau memurnikan salah satu
spesis phytoplankton yaitu Chlorella dari organisme lain yang ada bersama+sama
dalam contoh air alami yang disaring menggunakan 9aring plankton#
Deknik pemurnian ada dua macam, yaitu secara biologis dan mekanis#
$ntuk pemurnian Chlorella digunakan cara mekanis#
Pemurnian cara mekanis ada beberapa macam, diantaranya adalah cara
pengenceran berseri, pengulangan sub+kultur, pipet kapiler dan cara goresan# $ntuk
pemurnian Chlorella dapat digunakan dua macam pemurnian, yaitu dengan pipet
kapiler dan cara goresan#
1. Deknik pemurnian pipet kapiler
Deknik pemurnian Chlorella dengan menggunakan pipet kapiler secara
singkat dapat dilihat pada 7ambar 2#
7ambar 2## Pemumian )enggunakan Pipet %apiler (&umber=
7uerrero dan <iilegas, 19!2"
Caranya =
1) Dempatkan 1.+1- tetes koleksi atau contoh plankton alami di alas ca6an
petri
2) Dempatkan 4+! tetes media kultur yang cocok dengan kebutuhan
phytoplankton yang diinginkan# )isalnya media )iguel Cllen atau 1alne
atau lainnya untuk spesis Chlorella# )edia kultur ditempatkan pada posisi
mengelilingi koleksi plankton alami sebanyak 4 tempat dan diberi nomor
memutar sesuai 9arum 9am, yaitu nomor 1, 2, 5, 0, - dan 4#
3) Pindahkan koleksi plankton alami secukupnya ke media kultur nomor 1
dengan menggunakan pipet kapiler steril#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
4) &elan9utnya dilihat diba6ah mikroskup#
5) Pindahkan dengan menggunakan pipet kapiler steril kelompok atau unit
tunggal Chlorella dari media nomor 1 ke media nomor 2#
6) $langi cara tersebut ke media nomor 5, demikian seterusnya sampai
diperoleh Chlorella murni sesuai keinginan#
7) &elan9utnya Chlorella murni tersebut pindahkan ke tempat lain secara
aseptis, misalnya ke tabung Erlenmeyer yang telah berisi media cair steril
yang sesuai untuk kebutuhan hidup Chlorella dan selan9utnya
diinkubasikan dalam ruangan yang, kondisinya cocok bagi
perkembangbiakan Chlorella#
2. Deknik pemurnian goresan
Deknik pemurnian dengan sistem goresan ini ada dua macam, yaitu
teknik pemurnian dengan agar petri dan tabung miring atau agar miring#
1) Deknik pemurnian agar petri ( 7uerrero ;ll dan <illegas, 19!2 "
Deknik pemurnian ini dapat dilihat pada 7ambar 5 dan 0 #
7ambar 5 # 7oresan phytoplankton pada agar petri
%eterangan =
1 2 ca6an petri
2 2 media agar padat
3 2 koleksi plankton alami
4 2 goresan plankton alami paralel
5 2 9arum ose
Caranya =
1) &iapkan ca6an petri media agar 1+1,-8 dan tambahkan pupuk )iguel
Cllen atau lainnya untuk Chlorella dan sterilkan#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
2) Dempatkan 5+- tetes koleksi plankton alami pada bagian tepi media
agar# 7oreskan plankton tersebut menggunakan 9arum ose steril
secara paralel (7ambar 5 "#
3) Ca6an petri ditutup dan selan9utnya diinkubasikan selama 0+! hari
dalam ruangan yang, kondisinya men9amin untuk pertumbuhan
Chlorella#
4) &elan9utnya dilihat di ba6ah mikroskup untuk mengetahui koloni
phytoplankton yang diinginkan, yaitu koloni Chlorella#
5) Pindahkan koloni Chlorella tersebut menggunakan 9arum ose steril,
tempatkan diatas co,er glass dan amati diba6ah mikroskup# *ila telah
diperoleh koloni murni meyakinkan selan9utnya dipindahkan# *ila belum
diperoleh koloni murni seperti yang diinginkan maka kegiatan diulangi
hingga berhasil#
6) Cmbil dan pindahkan menggunakan 9arum ose steril koloni tunggal
Chlorella tersebut dan goreskan pada media agar dalam ca6an petri
lain yang telah dipupuk secara steril# (lihat gambar 0"
7ambar 0 Deknik pemurnian Chlorella pada agar petri
%eterangan= a 2 ca6an petri c 2 Chlorella murni
b 2 media agar d 2 9arum ose
7) Pindahkan Chlorella murni ke dalam media cair untuk
dikembangbiakan#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
2) Deknik pernurnian agar miring (7uerrero ;;; dan <illegas, 19!2 " Deknik
pemurnian ini secara garis besar dapat dilihat pada gambar -#
7ambar -# Deknik pemurnian agar miring
Caranya =
1) &iapkan tabung reaksi posisi miring, berisi media agar dan telah diberi
pupuk Chlorella misalnya )iguel Cllen secara steril
2) Dempatkan contoh unit Chlorella tunggal atau murni dari 1" e" di
tengah+tengah permukaan agar, kemudian eoreskan secara @ig+@ag
menggunakan 9arum ose steril#
3) &elan9utnya Chlorella murni tersebut dengan menggunakan pipet
kapiler atau memotong bersama media agar dengan menggunakan
mikrospatula steril, kemudian digindahkan ke dalam tabung yang telah
berisi media pertumbuhan cair untuk dikembangbiakkan#
&etelah mendapatkan bibit Chlorella murni dengan cukup, maka
proses selan9utnya adalah membudidayakannya secara massal#
*udidaya secara massal dilakukan di luar ruangan dengan
mengandalkan cahaya matahari sebagai sumber energi, dart pupuk yang
digunakan adalah pupuk teknis#
Pupuk teknis yang digunakan terdiri dari (Hills dan Nakamura, 19!" =
%NO
5
########################################### 1.. g B ton
'eCl
5
################################################ 5 g B ton
NaH
2
,PO
0
#1.H
2
O ########################### 1. g B ton
atau
(a ################################################ 1.. g B ton
D&P ################################################# 1-g B ton
$rea ################################################ - g B ton
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
C) Budidaya Massal
*udidaya massal Chlorella tergantung tu9uannya dan sampai saat ini ada dua
macam, yaitu 1" untuk kesehatan manusia dan 2" untuk pakan he6an# :ari kedua tu9uan
budidaya tersebut satu dengan lainnya ada perbedaan dalam hal cara budidaya, cara
panen cara prosesingnya#
1. *udidaya semi massal dan massal untuk kesehatan manusia
1. Cara budidaya
$ntuk keperluan ini diperlukan 9enis Chlorella pyrenoidosa dan ;ebih
baik lagi bila sampai strainnya, misalnya Chlorella pyrenoidosa strain
;shigaki9ima, Damiya, )yers atau strain lainn,a#
:ari bibit Chlorella murni kemudian dibudidayakan samara bertingkat
dalam tabung yang telah mengandung media cair dan ke dalamnya telah diberi
pupuk Chlorella yaitu )iguel Cllen atau 1alne atau lainnya#
)edia )iFuel Cllen
1# >arutan C
%NO
5 2.,2 g
Ckuadest 1..,. g
2# >arutan *
Na
2
HPO
0
#12 H
2
O 0 g
CaCl
2
# 4 H
2
O 0 g
'eCl
5 2 g
HC; 2 ml
Ckuadest !. ml
)edia 1alne
NaNO
5 1..,.. mg
Na
2
E:DC 0-,.. mg
H
5
*O
5 55,4. mg
NaH
2
PO
0
#2H
2
O 2.,.. mg
'eC1
5
# 4H
2
O 1,5. mg
)nC1
2
# 0 H
2
O .,54 mg
1# <itamin
*
1 .,1.. mg
*12 .,..- mg
2# >arutan logam mikro
(nCl
2 .,.21 mg
CoCl
2
# 4H
2
O .,.2. mg
(NH
0
"
4
# )o

O
20
# 0H
2
O .,..9 mg
Cu&O
0
# - H
2
O .,.2. mg
Cir ta6ar hingga 1#...,... ml
$ni,ersitas 7ad9ah )ada !
&emula budidaya dilakukan dalam tabung ber,olume 1.. ml,
kemudian setelah 0+- hari dipindahkan ke tabung ,olume !.. ml dan sesudah
0+- hari dipindahkan ke dalam tabung ,olume 2#... ml# *udidaya ini secara
keseluruhan memerlukan 6aktu sekitar !+1. hari# &etiap tahap pemindahan
perlu disisakan 5.8 sebagai bibit a6al#
&elan9utnya Chlorella dipindahkan ke dalam kolam bulat dengan
,olume bertingkat dan kolam budidaya berada di luar laboratorium atau out
door#
%olam bulat pertama bergaris tengah 2 m dan setelah 0+- hari
Chlorella beserta medianya dipindahkan kedalarn kolam ,olume lebih besar
bergaris tengah 4 m dan selan9utnya setelah 0+- hari Chlorella beserta
medianya dipindahkan kekolam lain denean garis tengah ! proses ini
memerlukan 6aktu !+1. hari#
&elan9utnya Chlorella beserta medianya dari kolam garis tengah ! m
dipindahkan ke kolam bulat terakhir dengan garis tengah 0.+-. m#
&etiap kolam bulat dilengkapi pengaduk mekanis yang berputar terus
dengan tu9uan supaya Chlorella mendapat cahaya matahari, nutrisi dan lain+lain
secara homogen sehingga mereka dapat berkembangbiak optimal#
&ecara keseluruhan dari a6al hingga akhir memerlukan 6aktu sekitar
5. hari# &elan9utn,a dilakukan panen#
2. Panen
Panen Chlorella dilakukan dengan cara menyaringnya untuk
memisahkan dan bahan+bahan yang tidak diinginkan# &elan9utnya dilakukan
sentrifuge untuk pengendapan dan pembersihan# :isini dilakukan sentrifuge
berulang+ulang setelah Chlorella mengendap kemudian air dibuang, maka akan
ter9adi pencucian dan dehidrasi# %egiatan tersebut diulang+ulang sehingga
tinggal Chlorella yang telah bebas dari berbagai bahan lainnya, hal ini dapat
dikontrol di ba6ah mikroskup# &elan9utnya massa Chlorella diproses#
3. Prosesing
Chlorella yang diperoleh dari hasil sentrifuge selan9utnya dimasukkan
ke dalam mesin :yno )ill untuk dipecah dinding selnya# Pemecahan dinding
sel ini sangat penting sebab dinding sel Chlorella yang kuat tersebut tidak dapat
dicernakan oleh dinding usus manusia#
$ntuk kesehatan manusia, tidak semua dinding sel Chlorella
dipecahkan# *erbagai pabrik Chlorella mempunyai sistem berlainan dalam
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
memecah dinding sel untuk memperoleh produk akhir yang berupa tablet# Pada
umumnya pemecahan dinding berkisar -+9-8, 9adi dinding sel Chlorella yang
dipertahankan utuh berkisar antara -+2-8#
&elan9utnya setelah sebagian sel Chlorella dipecah, maka secepatnya
Chlorella tersebut masuk dalam ruangan dengan suhu rendah dan kering#
%emudian konsentrat Chlorella tersebut disemprotkan ke dalam udara panas
yang kering terus+menerus tetapi elemen nutrien Chlorella hanya rusak sekecil
mungkin, dan hasilnya berupa tepung#
&elan9utnya tepung Chlorella tersebut dianalisis kandungan gi@inya
dan bila telah memenuhi persyaratan maka tepung tersebut masuk ke tahapan
proses berikutnya yaitu masuk ke mesin pembuat tablet dan sebagian masuk
ke mesin pembuat granule, sedangkan ekstrak Chlorella dibuat dari pemanasan
Chlorella murni#
Pembuatan tablet Chlorella dilakukan secara rnekanis dan alami#
*ersifat alami artinya ke dalam tepung Chlorella tidak ada @at penga6et kimia
maupun @at perekat# Depung Chlorella diberi tekanan sebesar 1. tonBcm
2
( Aensen, 19!", sehingga men9adi padat dan tercetak men9adi tablet yang
beratnya 2.. mg tiap tablet# &elan9utnya tablet Chlorella dikemas ke dalam
kantong alumunium foil yang kedalamnya ditambahkan dua bungkusan kecil
yang satu berisi silika gel dan lainnya berisi oksigen absorber# :engan sistem
kemasan seperti tersebut maka tablet Chlorella terlindung dari sinar matahari
dan akan dapat bertahan 5+- tahun#
&edangkan ekstrak Chlorella berupa produk cair yang bahan intinya
berupa C7' atau Chlorella 7ro6th 'actor dan dikemas kedalam botol khusus
,olume .,-+1,. liter#
4. Nilai nutrisi Chlorella sebagai pakan
Pada dasamya Chlorella mirip dengan sayuran darat sebagai pakan,
tetapi kelebihannya adalah bah6a Chlorella memiliki kandungan nutrisi yang
lebih lengkap dan lebih
%omposisi asam amino dalam protein Cblorella kira+kira mendekati
komposisi asam amino pada protein he6ani, oleh karena itu Chlorella dapat
dise9a9arkan dengan pakan he6ani# Chlorella sebagai pakan mengandung
semua asam amino essensial dan mutunya lebih baik daripada asam amino
pada kedelai#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
%andungan asam amino dalam protein Chlorella tercantum pada
Dabel 1#
Dabel 1# %omposisi Csam Cmino :alam Protein Chlorella
o
!enis !enis asa" #andungan dala" #e$erangan
a"ino %&& g Chlorella '()
1# ;soleucineG -,- a# G 2 asam amino
2# >eucineG , essensial
5# >isineG -, b# &elain itu Chlorella
0# PhenylalanineG 0,1 masih mengandung
-# Dyrosine 2, asam amino lain,
4# )ethionineG 1,- yaitu #
# Cystine .,9 o asam aspartat
!# DhreonineG 0,5 o serine
9# DryptophaneG 1,1 o asam glutamat
1.# <alineG 0,9
o
proline
11# Crginine ,! o alanine
12# Histidine 1,2
o
ornithine
o
glycine
( &umber = Hills dan Nakamura, 19! ? Cnonim, 199. b "
Du9uan Chlorella sebagai pakan yang ditambahkan ke dalam pakan
pokok harian adalah untuk memperkaya pakan pokok tersebut# Pengkaya
pakan pokok harian untuk ternak yang dibeli dari toko harganya sanghat mahal
bila digunakan tiap hari, tetapi hat itu men9adi lebih murah bila pengkaya
tersebut diganti Chlorella, nilai nutrisi men9adi lebih tinggi#
)ineral seperti 'e, (n, &, H, )n dan garam+garam lainnya sangat
dibutuhkan oleh tubuh he6an dan Chlorella mengandung mineral tersebut
dengan sangat cukup# Detapi perlu ditambahkan beberapa mineral Ca, P dan
Na dalam 9umlah sedikit#
He6an membutuhkan banyak macam ,itamin, khususnya kelompok
,itamin C dan *, C, : dan E, %, P, N dan > serta lain+lain# $ntuk he6an ternak,
,itamin yang sangat pelting adalah ,itamin C dan :, kemudian kelompok
,itamin C dan *# Chlorella mengandung ergosterol yang dapat berubah men9adi
,itamin : dalam tubuh he6an# <itamin C merupakan salah satu ,itamin yang
penting dan Chlorella sangat kaya akan ,itamin C# %epentingan ,itamin E telah
diketahui dengan baik dan ,itamin ini diperlukan untuk mencegah ter9adinya
kanker, sebab ,itamin ini berfungsi sebagai antioksidan# &elain itu ,itamin E
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
menyuburkan sel kelamin# *ila kekurangan ,itamin E dapat mengakibatkan
kemandulan pada he6an 9antan dan pada induk betina dapat menyebabkan
kematian embryo#
Oleh karena itu Chlorella sebagai pakan he6an cukup mengandung
berbagai ,itamin yang dibutuhkan oleh tubuh he6an# %andungan ,itamin pada
Chlorella lebih bemilai daripada ,itamin dalam sayuran umumnya ( tabel 2 "#
Dabel 2# %andungan ,itamin dalam 1 g bahan (ug"
Bahan
A B% B) B*
Asa"
C
pakan niko$ini
%edelai .,.4 -, 2,5 0+ 50 .
Heast .,. -.+2-. 2.+54 -.+1.. 5.. .
*ayam 4..,. 1- 5! 40 15. 15#...
)ilk 0,. 5 15 1,5 1. -.
Chlorella 1#...+ 0+20 21+-! 9,. 12.+ 2#...+
5#... > 20. -#...
5. Dingkat daya cerna Chlorella
Dingkat daya cerna sangat penting# Chlorella yang masih muda
dindingnya sangat halus dan tipis, sangat mudah dicema dan tingkat daya
cernanya lebih dari 9.8# Detapi untuk Chlorella yang telah tua dinding selnya
sangat tebal dan kuat serta ulet, oleh karena itu tingkat daya cernanya kurang
dari 4.8#
Chlorella kering yang di9emur di ba6ah sinar matahari tingkat daya
cernanya kurang baik, tetapi bila dihancurkan men9adi tepung menggunakan
mesin giling, daya cernanya meningkat men9adi .8# &ecara umum Chlorella
basah lebih mudah dicerna daripada Chlorella yang telah dikeringkan# Oleh
sebab itu memungkinkan memanfaatkan Chlorella sebagai bahan kasar dengan
kepadatan tinggi, misalnya Chlorella dipadatkan men9adi pasta atau gumpalan#
Perlakuan terbaik adalah dengan metoda blanching dan akan meningkatkan
daya cerna lebih tinggi# Dingkat daya cerna Chlorella dari berbagai bentuk
perlakuan dapat dilihat pada Dabel 5#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
Dabel 5# Dingkat :aya Cema Chlorella :ari *erbagai *entuk Perlakuan
Ben$uk perlakuan Chlorella Daya +erna '()
1# :ikeringkan di ba6ah sinar matahari -1+-0
2# :igiling men9adi tepung kering 41+40
5# :ipucatkan (blanching", tepung kering .+!.
0# :ipucatkan (alkohol", tepung kering 5+!2
-# :i9adikan pasta basah, sel muda 9.+92
(&umber = Hills dan Nakamura, 19! "
6. *ibit Chlorella
*udidaya Chlorella yang bertu9uan untuk pakan he6an, kegiatan a6al
yang hams dilakukan adalah mengadakan seleksi bibit yang akan digunakan#
%ehidupan Chlorella sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya#
*eberapa 9enis mempunyai tingkat yang berbeda dalam hal menyerap nutrisi
yang berasal dari tanah dan air dalam lingkungan hidupnya# &edangkan 9enis
lainnya sangat tergantung kepada unsur anorganik hasil dekomposisi bahan
organik dalam air limbah tempat mereka hidup# *eberapa 9enis Chlorella hanya
mampu hidup dengan dukungan gas CO
2
yang dimasukkan kedalam air
budidaya, sedangkan 9enis lainnya dapat hidup dengan baik berkat bantuan gas
CO
2
yang berasal dari hasil aktifitas bakteri yang dapat menghasilkan CO
2
#
Cpabila ingin memperoleh bibit Chlorella yang aktif, maka Chlorella
yang hidup karena bantuan dari herbagai fasilitas harus dihindari, sebab
mereka mempunyai sifat yang lemah# $ntuk keperluan budidaya skala besar
diperlukan bibit atau starter yang memiliki sifat yang kuat terhadap serangan
mikrobia lain yang merugikan#
1alaupun demikian, bibit Chlorella dapat diaklimatisasikan ke dalam
media budidaya buatan sebelum digunakan# Hal ini tidak akan baik bila starter
tersebut diaklimatisasikan berulang+ulang dalam 6aktu lama sampai diperoleh
sifat yang stabil#
&ampai sekarang telah diketahui terdapat lehih dari sepuluh spesis
yang mempunyai sifat yang baik, tetapi yang umum terdiri dari 5 kelompok,
yaitu Chlorella ,ulgaris, Chlorella pyrenoidosa dan Chlorella ellipsoidea#
1alaupun demikian untuk spesis yang sama bila hidup pada ten6at yang
berlainan akan memiliki sifat yang berubah dari aslinya# %eadaan demikian
disebut sebagai bentuk dan tipe lokal# Oleh karena itu didapatkan tipe lokal
yang banyak sekali dalam satu spesis#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
7. Cara budidaya massal Chlorella untuk pakan
Cara produksi massal Chlorella dengan ekstensif untuk pakan sangat
berbeda dengan cara produksi murni di dalam laboratorium# Produksi massal
(out door" tidak menggunakan bahan kimia atau peralatan khusus#
:alam cara produksi massal Chlorella untuk pakan, terdapat berbagai
faktor yang harus diperhatikan, yaitu = bentuk kolam, pupuk, air, cahaya, gas
CO
2
, PH, unsur mikro, pertumbuhan dan lain+lain#
1) *entuk kolam
%olam budidaya Chlorella untuk pakan he6an merupakan kolam
dangkal tanpa konstruksi khusus dan perlengkapan istime6a seperti motor
agitator, generator CO
2
, aerasi agitator, cahaya listrik dan lain+lain# Cgitator
memarg sangat perlu, tetapi dapat digantikan dengan menggunakan
tenaga angin atau tenaga air ter9un#
Pemusatan berproduksi dalam satu kolam dapat dihindari, hal ini
untuk mencegah kerusakan massal karena serangan organisme lain
sebagai pemangsa# Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
konstruksi kolam yang berhubungan secara seri# *entuk ini memungkinkan
dapat menghindarkan kolam lainnya bila salah satu diantaranya mengalami
gangguan#
*entuk dan ukuran kolam budidaya tidak masalah# Detapi bentuk
persegi pan9ang lebih umum dipilih daripada bentuk lainnya# %edalaman
kolam tidak lebih dari -. cm dan yang penting adalah sinar matahari harus
dapat mencapai dasar kolam# Posisi letak dasar kolam dapat se9a9ar
dengan permukaan tanah atau di atas ataupun diba6ah permukaan tanah#
Crah letak kolam dirancang yang paling menguntungkan terhadap
penerimaan sinar matahari# )isalnya arah meman9ang kolam membu9ur
arah Dimur+*arat dan lebar kolam membu9ur $tara+&elatan# *ahan untuk
konstruksi kolam budidaya sebaiknya dari semen, sebab lebih kuat dan
tahan lama daripada bahannya berasal dari ,inyl atau polyethelene#
*udidaya di luar ruangan atau out door lebih ekonomis bila sinar
matahari yang diterima oleh kolam selalu tetap# Produksi Chlorella tidak
dipengaruhi oleh kedalaman air kolam, tetapi dipengaruhi oleh letak unit
kolam tersebut didalam menerima sinar matahari# Pada saat populasi
Chlorella mencapai .,..1+.,1 8 maka 6arna air tampak hi9au kekuningan
dan kedalaman kolam diusahakan 1.+2. cm# Cpabila kedalaman air lebih
dari itu, maka tubuh Chlorella akan lemah, tetapi bila kedalaman air lebih
rendah maka Chlorella akan lebih baik# 1alaupun demikian saat cahaya
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
matahari sangat terik, maka suhu air harus dipertimbangkan# 7as CO
2
dalam udara akan diserap ke dalam air saat suhu turun di 6aktu malam#
>uas permukaan kolam 9uga membantu penyerapan gas CO
2
tersebut#
'aktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah tingkat penguapan dan
panas air yang berlebihan# %eadaan ini dapat diatasi dengan
memperdalam air kolam atau mengatur aliran air# &ebagai pedoman untuk
budidaya massal bah6a dengan luas kolam sekitar .,! m
2
kedalaman air
sekitar 1.+2. cm# )eskipun luasnya ditingkatkan tetapi kedalaman air
kolam tetap 1.+2. cm#
2) Pupuk
Pupuk sangat penting dan unsur makro yang dibutuhkan adalah N,
P, %# $nsur N sangat penting dan digunakan sebagai alat pengukur
ekonomi bagi budidaya Chlorella#
:alam budidaya murni (in door" urea dan nitrat digunakan sebagai
sumber N yang efektif# $rea sebagai sumber N pengaruhnya lebih lambat
daripada nitrat# Chlorella hanya tumbuh dalam tingkat menengah sa9a bila
N dari urea# %onsentrasi urea yang digunakan kurang dari .,1 8, aerasi
CO
2
diusahakan terus+menerus, sebab tanpa aerasi Chlorella akan
mengendap pada dasar tempat budidaya dan hal ini menyebabkan
Chlorella tidak berkembangbiak dengan baik# Nitrat dalam bentuk seperti
pottasium nitrat, ammonium nitrat, calcium nitrat adalah sumber N yang
baik dan akan memberikan efek segera pada pertumbuhan Chlorella# Ckan
tetapi nitrat harganya cukup mahal bila digunakan untuk budidaya massal#
Oleh karena itu untuk budidaya massal tidak mcnggunakan nitrat sebagai
sumber N# &edangkan sebagai sumber N adalah bahan organik alami dan
efeknya lebih istime6a#
&eperti diketahui bah6a dekomposisi bahan organik yang berupa
organ+organ dalam dari ikan, ampas minyak, kotoran ternak, urine ternak,
kotoran unggas, tepung darah dan sebagainya merupakan sumber N yang
istime6a bagi Chlorella# )ereka dapat lebih balk dapat dimanfaatkan oleh
Chlorella apabila telah didekomposisi sempurna# *akteri seperti bacilli
saprophit bertugas sebagai dekomposer bahan organik dan akan
dihasilkan ammonium dan CO
2
, keduanya akan dimanfaatkan oleh
Chlorella#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
Chlorella yang hidup di alam bebas hanya memiliki kandungan
protein sekitar 1+-8 bila lingkungannya hanya mengandung unsur N
sedikit# Cpabila unsur N ditambahkan ke dalam lingkungan tersebut dengan
cukup, maka kandungan proteinnya akan meningkat lebih dari -.8#
Nakamura (1945" telah memanfaatkan kotoran ayam dan air li",ah
sebagai sumber N dan CO
2
untuk budidaya Chlorella dan hasilnya sangat
memuaskan#
3) %ebutuhan air
Cir sangat penting bagi Chlorella dan tanpa air Chlorella tidak
dapat hidup#
Cir untuk budidaya Chlorella dapat diperoleh dari berbagai sumber,
misalnya air kota, air sumur, air sungai, air 6aduk dan lain+lain#
Cpabila air kota yang dimanfaatkan untuk budidaya Chlorella,
maka harus dipertimbangkan dengan cermat# Cir kota tidak dapat langsung
digunakan untuk budidaya karena mengandung chlorine, dan chlorine ini
harus dihilangkan lebih dulu# %andungan chlorine air kota sekitar 2 ppm
dan tu9uannya adalah untuk sterilisasi# $ntuk menghilangkan kandungan
chlorine dalam air kota, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
dengan menggunakn hypochlorine, perebusan, pengendapan, dan lain+lain#
%andungan chlorine air kota ber,ariasi, bila kandungan chlorine
sekitar ., ppm, maka untuk menghilangkannya ke dalam air kota dapat
dimasukkan satu butir granule kristal hypochlorine kedalam 0. liter air kota#
%andungan chlorine dalam air kota dapat pula dihilangkan dengan
melakukan perebusan# Cir kota yang masih mengandung chlorine
dipanaskan hingga mendidih selama 1.+1- menit, lalu didiamkan sampai
men9adi dingin selan9utnya dapat digunakan# $ntuk budidaya dalam
laboratorium dengan air kota yang telah dipanaskan tidak masalah, tetapi
untuk budidaya massal tidak ekonomis#
Cpabila air kota terpaksa digunakan tanpa perlakuan seperti
tersebut diatas maka air kota harus diendapkan dulu# Cir tersebut
didiamkan dulu selama satu hari satu malam agar ter9adi pengendapan,
setelah itu air dapat dimanfaatkan untuk budidaya#
*ila ke dalam air budidaya telah dimasukkan bahan reagen seperti
urea, sodium biphosphate, magnesium sulphate dan lain+lain, maka air
tersebut dibiarkan dulu lebih dari satu hari supaya gas+gas yang timbul dan
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
kemungkinan membahayakan Chlorella dapat lepas ke luar air# &elan9utnya
bibit Chlorella yang akan dibudidayakan dapat dimasukkan# $ntuk
budidaya Chlorella secara massal sebaiknya menggunakan air alami yang
segar, banyak mengandung mineral seperti air sumur, sungai, danau dan
lainnya# Oleh karena itu se6aktu merencanakan akan membangun kolam
budida,a Chlorella perlu dipilih lokasi yang airnya ter9amin sepan9ang tahun
dan terhindar dari kemungkinan ban9ir dan tercemar#
4) %ebutuhan cahaya
*ila lingkungan telah mendukung, dengan baik, maka Chlorella
hanya dapat tumbuh dengan baik kalau mendapat cahaya yang cukup,
sebab Chlorella merupakan salah satu 9enis tumbultan hi9au air yang
melakukan proses photosintesis# Pertumbuhan Chlorella berkaitan erat
dengan intensitas cahaya yang diterimanya# Cktifitas Chlorella secara
umum dapat mencapai maksimum pada saat intensitas cahaya yang
diterimanya berkisar antara -#...+1.#... lu/ ( lampu 0. 1 2 0#... lu/ "#
Cpabila intensitas cahaya yang diterima oleh Chlorella sangat
rendah, misalnya 0#... lu/, maka pertumbuhan Chlorella berhenti#
&ehaliknya bila intensitas cahaya yang diterimanya lebih dari 1.#... lu/,
misalnya 2.#... lu/, akibatnya Chlorella ber6arna putih atau tak ber6arna
dan akhirnya merosot kemudian mati#
Pada tengah hari ter9adi pancaran cahaya matahari yang sangat
kuat dan intensitas cahaya dapat lebih dari 1..#... lu/, maka bagi strain
Chlorella yang aslinya hidup pada lokasi dengan cahaya lemah, maka
sering ter9adi Chlorella men9adi putih dan akhirnya mati# &ebaliknya bila
Chlorella tersebut berasal dari tempat dengan sinar yang kuat kemudian
intensitas cahaya diturunkan, maka tidak akan ter9adi pembelahan dan
produksi Chlorella berkurang banyak# )isalnya Chlorella yang berasal dari
daerah tropis atau sub tropis, kemudian dibudidayakan pada tempat yang
hanya mendapat cahaya flouresen lampu dengan intensitas rendah, maka
produksinya sangat rendah#
1alaupun demikian beberapa strain Chlorella dapat
didomestikasikan dengan cara bertahap, kemungkinan dari proses ini
dapat meningkatkan produksi# *eberapa strain sulit didomestikasi, tapi
beberapa diantaranya mudah didomestikasikan#
>angkah+langkah untuk budidaya massal Chlorella yang perlu
dilakukan adalah =
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
1) pilih strain Chlorella yang hidup dari lingkungan dengan intensitas
cahaya tinggi#
2) membudidayakan Chlorella tersebut pada lingkungan dengan
intensitas cahaya untuk batas optimumnya#
$ntuk beberapa strain Chlorella dapat menimbulkan gas O
2
hasil
photosintesis dan sering menyebabkan terbentuknya buih pada permukaan
air budidaya# *ila buih yang terbentuk terlalu banyak dapat menghalangi
masuknya sinar matahari kedalam air# $ntuk menghilangkan buih tersebut
dapat digunakan bahan kimia tertentu, tetapi sayangnya bahan tersebut
menimbulkan efek kurang baik terhadap ternak yang mengkonsumsi
Chlorella# Cara lain adalah dengan melakukan pengadukan air budidaya#
5) Pasokan gas CO
2

Pada budidaya murni dalam laboratorium, udara yang
mengandung gas CO, 5+-8 dapat dimasukkan ke dalam media budidaya
Chlorella# Pasokan CO
2
secara buatan ini terlalu mahal bila diterapkan
pada budidaya Chlorella massal &elain itu pasokan CO, dapat pula
menggunakan generator, tetapi alat inipun terlalu mahal untuk diterapkan
pada budidaya massal#
Nakamura (1945" berdasarkan pengalamannya, dia tidak
menggunakan alat tersebut diatas itu semuanya memasok gas CO, ke
dalam media budidaya Chlorella secara massal, tetapi sebagai
penggantinya dia memanfaatkan pupuk alami, yaitu berupa kotoran ayam
dan air limbah# :engan bantuan aktifitas bakteri untuk mendekomposisi
kotoran ayam dan limbah air akan dihasilkan banyak gas CO
2
# 7as CO
2
inilah yang dimanfaatkan oleh Chlorella untuk proses photosintesis#
Chlorella dapat tumbuh dengan baik apabila media budidaya diaduk
dengan pelan+pelan#
6) Pengaturan pH
:i alam terbuka beberapa strain Chlorella tumbuh lebih baik dalam
suasana air yang asam daripada suasana air yang alkalis# Cpabila strain
Chlorella biasanya hidup pada air yang asam kemudian dipindahkan untuk
dibudidayakan dalam media yang alkalis, maka perkembangbiakannya
men9adi lambat 6alaupun tubuh Chlorella tidak merosot atau merana#
&train yang dapat tumbuh baik pada suasana alkalis 9arang sekali diperoleh
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
pada perairan ta6ar, tapi banyak di9umpai di perairan yang payau atau
campuran air asin dan air ta6ar#
Chlorella berkembangbiak dengan sangat aktif dalam kolam atau
paya+paya pada saat pH+nya sekitar -,.+,.# pH dalam media budidaya
Chlorella semula dalam keadaan di ba6ah normal atau dalam keadaan
medium sekitar pH 2 -,. tetapi akan meningkat secara bertahap mendekati
alkalis dan dapat mencapai pH 2 !,-, hal ini disebabkan oleh terganggunya
keseimbangan antara dekomposisi urea dengan pekembangbiakkan
Chlorella# Pada saat Ph media lebih tinggi dari !,- maka Chlorella mulai
men9adi lemah dan akhirnya mati# &elan9utnya dengan perubahan pH yang
drastis pada media budidaya menyebabkan perubahan yang ber,ariasi
dalam komponen media Chlorel;a#
Pada pH lebih tinggi dari ,. , phosphat dirubah dalam bentuk
yang tidak dapat diserap oleh Chlorella, yaitu phospat berubah men9adi
anion , dalam keadaan demikian ter9adilah reaksi
dengan perak nitrat (Cg
5
PO
0
terbentuk dan bereaksi dengan asam asetat
atau ammonium dalam air "# Pada saat pH media budidaya bersifat sangat
asam atau tidak men9adi asam kuat ( pH -,4+4,- " maka phospat dalam
bentuk anion dan , yang dapat diserap oleh Chlorella# )edia budidaya
men9adi dalam keadaan sangat asam, maka phospat akan bereaksi
dengan 'e atau Cl untuk membentuk gabungan kompleks yang tidak larut#
Pada saat hampir seluruh ion phospat berubah men9adi gabungan yang
tidak larut dalam larutan asam kuat, maka keadaan ini mendorong pH
media berada pada kisaran pH -,4+4,-, sampai se9auh ini telah diketahui
bah6a unsur 'e sangat sensitif bila ter9adi perubahan pH# 1alaupun
demikian, besi ammonium citrat digunakan dalam budidaya hingga kini
karena mereka paling stabil dan tidak terpengaruh banyak oleh perubahan
pH#
:alam larutan alkalis, karbon dioksida (CO
2
" berubah men9adi dan CO
tetapi tidak dapat diserap oleh Chlorella, mineral seperti )n, *, )o dan
sebagainya 9uga berubah men9adi bentuk yang tidak dapat
diserap oleh Chlorella# 1alaupun demikian seringkali ter9adi kontaminasi
mikrobia yang merugikan apabila pH pada media budidaya men9adi alkalis#
&ebagai contoh, Iotifera sering kali meningkat 9umlahnya dalam kondisi
alkalis# Pada permukaan media budidaya Chlorella tampak kuning
6arnanya dan itu adalah kelompok Iotifera yang dapat merugikan
Chlorella sebab mereka dapat melahapnya sebagai makanannya#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
7) Pengaruh mikroelemen
Chlorella seperti halnya tumbuhan hi9au umumnya, memerlukan
elemen seperti C, O, H, N, P, %, )g, 'e, )n, )o, *, &, Cu, Cl, dan
sebagainya# &emua elemen tersebut akan tersedia dengan cukup apabila
ke dalam budidaya digunakan air limbah# :alam budidaya murni diperlukan
tambahan elemen mikro buatan, tetapi untuk sistem budidaya massal,
elemen mikro buatan tersebut tidak diperlukan, sebab harganya terlalu
mahal dan memang telah tercukupi dari air limbah yang digunakan# Cpabila
ter9adi ge9ala kekurangan mikro elemen, maka dengan menambah sedikit
tanah akan dapat terpenuhinya# &elain yang di9elaskan di atas, elemen
phosphor (P", potassium (%" dan magnesium ()g" diperlukan dalam 9umlah
relatif besar, tetapi hal ini dapat dipenuhi bila ke dalam media budidaya
digunakan kotoran dan urine dari ternak sebagai pupuk, misalnya kotoran
ayam# *ila bertu9uan utnuk meningkatkan kandungan chlorophyll supaya
tampak hi9au tua, maka 9umlah penggunaan nitrogen (N", magnesium ()g"
dan besi ('e" ditingkatkan 9umlahnya# %omposisi protein dalam# sel
Chlorella mirip dengan komposisi protein he6ani, misalnya asam amino
essensial dikandung dalam 9umlah besar oleh Chlorella# Elemen sulphur
(&" akan berpengaruh terhadap kandungan asam amino dalam tubuh
Chlorella# *ila elemen ini cukup, maka Chlorella#akan memiliki kandungan
asam amino relatif tinggi#
Hydrogen sulphida dan sulphur dio/ida dapat merugikan Chlorella,
maka biasanya sulphur diberikan dalam bentuk anion , yaitu dari )g&O
0
#
:alam budida,a murni, besi diberikan dalam 9umlah sedikit dalam
bentuk 'e&O
0
, 'eCl
5
, tetapi pada budidaya massal elemen tersebut tidak
diberikan# *ila kemungkinan ter9adi kekurangan besi, maka yang lebih
efektif adalah menggunakan feri ammonium citrat, tetapi bila keadaan pH
meningkat men9adi alkalis maka elemen ini berada dalam bentuk yang sulit
diserap oleh Chlorella# Oleh karena itu apabila pH berubah ke arah alkalis,
maka pemberian feriammonium citrat ditiadakan#
Aadi pemberian mikro elemen pada budidaya massal perlu
dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kondisi media budidaya#
Penambahan mikroelemen yang tidak tepat, dapat merugikan pertumbuhan
Chlorella#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
8) Penambahan bahan untuk pertumbuhan
*ila pupuk organik belum didekomposisi sempurna, maka Nitrogen
organik belum berubah men9adi ammonium dan elemen inilah yang dapat
diserap oleh Chlorella# Proses dekomposisi bahan tersebut dapat
dipercepat dengan penambahan se9umlah kecil en@ym urease# $rine dari
ternak, inisalnya ternak ayam, kambing dan lainnya merupakan sumber N
organik untuk budidaya massal Chlorella# $rea dalam urine ternak tersebut
akan didekomposisi dengan cepat oleh urease yang ditambahkan dan akan
men9adi ammonium# Chlorella akan menyerap ammonium tersebut untuk
pertumbuhannya#
En@ym urease dapat pula diperoleh dari tepung kedelai# &ebagai
contoh, kira+kira 5- liter urine dari kambing ke dalamnya dapat
ditambahkan tepung kedelai sebanyak 5. gram, kemudian letakkan dalam
ruangan bersuhu 43C, maka urine tersebut akan berubah men9adi
ammonium karbonat dalam 6aktu 12 J 20 9am, kemudian larutan tersebut
dimasukkan ke dalam media budidaya Chlorella# &elain itu dapat pula
dilakukan dengan cara lain, yaitu dengan memasukkan -. gram tepung
kedelai ke dalam media budidaya sebanyak 5. liter# Cara penambahan
tepung ke dalam media budidaya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu =
(1" tepung kedelai dibungkus train kemudian direndam ke dalam media
budidaya selama beberapa hari, (2" tepung kedelai disebar merata ke
dalam air media budidaya Chloreolla# Cara yang pertama lebih baik
daripada cara ke dua, perendaman sekitar tu9uh hari, cukup untuk dapat
mendekomposisi urea#
Pada saat ter9adi perubahan mendadak 9umlah ammonium
meningkat, maka pH media budidaya men9adi alkalis, menyebabkan
pertumbuhan Chlorella tertekan#
&ebagai tambahan, bila tepung kedelai mutunya sangat baik,
maka larutan media budidaya men9adi keruh menyebabkan ter9adi
kontaminasi mikrobia lainnya, oleh karena itu agar tidak menyebabkan
kekeruhan maka perlu ditambahkan pecahan kedelai yang kasar ke dalam
tepung kedelai tersebut#
%edelai tidak hanya mengandung en@ym urease ra9a, tetapi 9uga
mengandung en@yme protease, lipase, karbohidrase, dekarbo/ylase,
karhodehydrase, dan lainn,a#
Penambahan tepung kedelai ke dalam media budidaya yang
mengandung pupuk dari kotoran ternak merupakan upaya yang sangat
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
baik bagi Chlorella# &elain itu tepung kedelai 9uga dapat mengaktifkan
mikrobia lain yang dapat menghasilkan CO
2
, dan gas ini dapat
dimanfaatkan oleh Chlorella untuk proses photosintesis#
:arah ikan atau darah ternak dapat pula digunakan seperti tepung
kedelai se9auh mengandung urease yang cukup tinggi, dan darah tersebut
9uga mengandung protein, lemak serta se9umlah en@ym yang dapat
mendekomposisi bahan+bahan organik#
Cktifitas en@ym dapat berubah pada suhu lebih dari -43C, oleh
karena itu kedelai atau darah yang telah dipanaskan tidak dapat digunakan
lagi sebagai sumber en@ym urease#
:arah berisi banyak protein yang larut dalam air# Protease darah
akan menguraikan larutan protein dalam air men9adi asam amino,
kemudian dirubah men9adi ammonium dan CO
2
# Cmmonium dan CO
2
,
langsung dapat dimanfaatkan oleh Chlorella dalam proses photosintesis#
&elain itu hasil antara dari pemecahan protein akan didekomposisi oleh
bakteri calon dan menghasilkan CO
2
dan gas ini dapat dimanfaatkan oleh
Chlorella dalam proses photosintesis#
9) Pengendalian budidaya
:alam usaha budidaya Chlorella, pengendalian sangat penting
untuk dilakukan# Pengendalian budidaya meliputi = sinar matahari,
pengadukan, panas, pH) pupuk, kontaminan, musim, 6arna, kemerosotan,
musim panas dan musim dingin#
1) &inar matahari
Cpabila sinar matahari dapat diterima oleh setiap indi,idu
Chlorella dengan baik, maka Chlorella akan tumbuh optimal di seluruh
kolam#
Pada prinsipnya, budidaya Chlorella mirip dengan budidaya
sayuran di daratan, tetapi budidaya Chlorella tampak aneh bila
dibandingkan dengan tanaman sayuran daratan, sebab pada budidaya
Chlorella 6aktu panen air budidaya ikut dipanen# Hydrophonik
merupakan budidaya pertanian dan merupakan salah satu model
budidaya air, tetapi budidaya Chlorella berbeda dengan bentuk
budidaya hydrophonik# *udida,a Chlorella dilakukan dengan
membenamkan secara keseluruhan tubuh Chlorella ke dalam air, tetapi
hydrophonik hanya akar tumbuhan sa9a yang masuk ke dalam air
sedang batang dan daunnya di luar air#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
Oleh karena sinar matahari merupakan salah satu faktor
utama, maka harus diusahakan supaya kolam budidaya ditempatkan
pada daerah yang selalu mendapat sinar sepan9ang hari# &ebagai
contoh, lereng yang selalu mendapat sinar matahari adalah yang
terletak di lereng &elatan pegunungan, 9adi lereng &elatan merupakan
lokasi yang cocok# Pada ke9adian khusus bila pegunungan atau pohon
besar menghalangi sinar yang 9atuh ke permukaan kolam, maka
tempat tersebut dapat pula dimanfaatkan dengan alat tambahan
berupa cermin untuk memantulkan cahaya matahari diarahkan ke
permukaan kolam# &elain sinar matahari, kegiatan pengadukan media
budidaya sangat penting pula#
2) Pengadukan air
&ebagai tanda yang balk bah6a pertumbuhan Chlorella
meningkat adalah bila 6arna air media budidaya tampak hi9au tua tiap
hari# %eadaan demikian menyebabkan penetrasi sinar matahari untuk
mencapai dasar kolam sulit terlaksana, karena terhalang oieh Chlorella
di atas dasar# Oleh karena itu, Chlorella yang berada di dasar kolam
lebih lemah, sehingga pertumbuhannya terhambat sebab kekurangan
sinar matahari# &upaya Chlorella di dasar kolam mendapat sinar
matahari yang cukup, maka dilakukan pengadukan air secara merata,
sehingga Chlorella tersebut terangkat ke atas berada di permukaan air
kolam#
%egiatan pengadukan tidak hanya untuk pemerataan sinar
matahari tetapi 9uga untuk mendapatkan udara# :i alam terbuka
Chlorella tidak dapat tumbuh melimpah dalam air, karena dalam air
alami terbuka kekurangan oksigen, menyebabkan tidak ter9adi populasi
Chlorella berlebihan# Detapi berbeda dengan budidaya buatan,
pertumbuhan Chlorella berkurang bukan karena kekurangan oksigen,
tetapi karena populasi yang berlebihan, khususnya pada dasar kolam
atau pada malam hari# Oleh karena itu kegiatan pengadukan sangat
penting dilakukan untuk meningkatkan produksi Chlorella#
Pengadukan bertu9uan untuk memeratakan sinar matahari dan
udara, kegiatan ini dapat dilakukan dengan berbagai peralatan, yaitu
dengan agitator yang dapat digerakkan dengan menggunakan tenaga
angin atau tenaga air# &elain itu dapat pula konstruksi kolam dibuat
begitu rupa sehingga air dapat mengalir perlahan+lahan dari
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
petakan kolam satu ke kolam lainnya yang lebih rendah letaknya#
%egiatan pengadukan dapat pula dilakukan dengan menggunakan
pompa, sehingga air bekas dari kolam terendah dipompa ke kolam
paling tinggi letaknya untuk memasukkan udara ke dalam air media
budidaya# %egiatan pengadukan tidak dilakukan terus+menerus
sepan9ang hari, tetapi cukup beberapa kali tiap hari, misalnya setiap 5+
0 9am sekali K 1-+5. menit# Oleh karena banyak cara pengadukan
yang dapat dilakukan, maka harus dipilih salah satu yang paling
menguntungkan sesuai dengan kondisi dan keuangan#
3) &uhu air
Pada umumnya tidak terdapat cara khusus untuk
mengendalikan suhu air# Chlorella berkembangbiak dengan
photosintesis pada suhu optimumnya, misalnya Chlorella p,renoidosa
strain Damiya suhu optimumnya 5-+543C, Chlorella p,renoidosa strain
)yers suhu optimumnya 54+53C dan Chlorella p,renoidosa strain
&oong suhu optimumnya 0.+013C#
4) Pengontrolan pH
Chlorella dapat tumbuh dengan baik pada pH 0,- + !,.# &ering
ter9adi pH turun di ba6ah 0,- atau naik di atas !,.# :alam pemanfaatan
pupuk alami, misalnya kotoran ayam atau air limbah pH sering alkalis,
kadang+kadang pH lebih tinggi dari !,-, maka keadaan ini perlu
pengaturan pH#
Penyebab keadaan alkalis ini adalah kegiatan dekomposisi
nitrogen organik yang berubah secara bertahap men9adi ammonium#
Pada tahap a6al pH media budidaya dalam keadaan asam lemah,
secara bertahap nilai pH meningkat men9adi alkalis sampai terbentuk
formasi ammonium# &ampai pH mencapai nilai !,. pertumbuhan
Chlorella tidak mengalami penurunan# )edia budidaya dalam kisaran
alkalis normal dapat membantu aktifitas mikrobia untuk menghasilkan
CO
2
dan gas ini dapat dimanfaatkan oleh Chlorella untuk tumbuh
melimpah, dan CO
2
dapat menetralkan keadaan yang alkalis tersebut#
Pada saat suasana men9adi alkalis kuat pH lebih dari !,., hanya
mikrobia bakteri yang tumbuh dengan giat, Chlorella berkurang dan
sering mati dalam media budidaya alkalis kuat#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
&ecara alami, Chlorella tumbuh pada kondisi pH yang
bertentangan dengan mikrobia lain yang merugikan# )isalnya Chlorella
hidup baik pada pH kurang dari !,. tetapi mikrobia kontaminan yang
merugikan Chiorella hidup dengan baik pada pH lebih tinggi dari !,.#
Pada keadaan tertentu pH dapat meningkat men9adi lebih tinggi dari
!,., maka dalam keadaan demikian pH harus diatur supaya lebih
rendah dari !,.#
$ntuk mengetahui nilai pH dapat digunakan beberapa cara,
yaitu dengan kertas lakmus (PI, *D*", stick pH, pH meter, dan lain+
lain#
Penurunan pH dapat menggunakan HC; atau H
2
&, tetapi
penggunaan bahan kimia ini tidak dian9urkan karena komponen
anorganik essensial seperti )g, 'e dan )n akan bereaksi membentuk
senya6a yang dapat merugikan Chlorella# &edangkan yang dian9urkan
adalah asam nitrit, asam phosphoric atau asam asetat# Perlakuan
dengan asam hendaknya berhati+hati sebab kadang+kadang dapat
menimbulkan kerugian# $ntuk menurunkan pH 9,. men9adi pH sekitar
,. dapat dimasukkan asam nitrit ke dalam media budidaya seteiah
asam tersebut diencerkan dengan air sebanyak 1. kalinya#
&esudah pengaturan pH dilaksanakan, maka pupuk dapat
diberikan ke dalam kolam budidaya# &elan9utnya kesegaran media
meningkat akhirnya Chiorella akan tumbuh kembali dengan baik#
5) Penambahan pupuk
&eperti halnya pada budidaya sayuran darat, memberikan
tambahan pupuk yang utama adalah untuk pertumbuhan, dan hal itu
berlaku sama pada budidaya Chiorella#
*udidaya Chiorella secara massal di luar ruangan
memungkinkan ter9adinya pengurangan ,olume media budidaya
karena penguapan# %ekurangan media air budidaya tersebut harus
ditambah supaya ,olume air budi daya tetap dan tidak berubah#
:emikian pula akan ter9adi pengurangan nutrisi, karena diserap oleh
Chlorella maka penambahan nutrisi berupa pupuk harus dilakukan#
Penambahan pupuk harus tepat baik tentang 6aktu dan
9umlahnya, sebab bila tidak tepat dapat merugikan# Penambahan
pupuk yang baik dapat dilakukan pada 6aktu setelah ter9adi hu9an
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
lebat atau pada 6aktu ter9adi panas yang terik# Pemberian dilakukan
sedikit demi sedikit setiap hari#
6) )ela6an kontaminan
Pada sistem budidaya Chlorella yang bertu9uan untuk
dikonsumsi oleh manusia, bibit Chlorella berasal dart hasil budidaya
murni dalam ruangan (in door"# &ifat alaminya telah banyak berkurang
terutama sifat untuk mela6an kontaminan#
*udidaya Chlorella yang bertu9uan untuk pakan he6an,
sangat berbeda dengan budidaya yang bertu9uan untuk manusia# *ibit
Chlorella untuk budidaya pakan he6an berasal dari lingkungan alami
dan kontaminan tidak men9adi masalah, sebab 9ustru Chlorella dapat
hidup bersimbiosis saling menguntungkan dengan kontaminan#
)isalnya dengan kontaminan bakteri saphrophit, Chlorella dari proses
photosintesis menghasilkan O
2
dan gas ini dimanfaatkan oleh bakteri
untuk bernafas, bakteri dalam aktifitasnya menghasilkan CO
2
dan gas
ini dimanfaatkan oleh Chlorella untuk proses photosintesis# Aadi
kehadiran kontaminan dapat saling menguntungkan antara kontaminan
dengan Chlorella#
Chlorella yang berasal dari alam terbuka memiliki antibiotika
yaitu chlorellin untuk mela6an mikrobia lain yang merugikan# &angat
berlainan dengan Chlorella yang berasal dari budidaya murni, mereka
dapat hidup dengan baik karena semua fasilitas yang dibutuhkan telah
tersedia dengan lengkap dan semua gangguan telah dihindarkan
dengan berbagai perlindungan# Hal semacam ini berakibat Chlorella
kehilangan kemampuannya untuk mela6an kontaminan yang
merugikannya#
Pada budidaya massal untuk he6an, apabila ter9adi populasi
kontaminan secara proporsional berlebihan sehingga populasi
Chlorella kalah melimpah daripada kontaminan, maka Chlorella dapat
terdesak dan akhirnya populasi Chlorella menurun#
&uatu cara untuk menekan populasi kontaminan adalah
dengan mengatur pH, sebab pada kisaran asam tertentu kontaminan
hidup merana tetapi Chlorella dapat hidup dengan baik# &elain itu
untuk menekan 9umlah populasi kontaminan dapat pula dilakukan
dengan menambah 9umlah air ke dalam kolam budidaya
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
demikian rupa sehingga populasi Chlorella dapat meningkat melebihi
kecepatan peningkatan populasi kontaminan#
&eperti telah diketahui, bah6a Iotifera seringkali tampak
dalam budidaya murni Chlorella dan dengan lahapnya akan
menyantap Chlorella tersebut# &emula secara ,isual pada budidaya
tampak ber6arna hi9au tua, tetapi setelah le6at satu malam pada
budidaya tersebut tampak ber6arna kekuningan# Pada budidaya
massal di luar ruangan ge9ala semacam ini 9arang ter9adi, sebab
ker9asama dengan bakteri dapat melindungi Chlorella dari
pemangsaan Iotifera selain menggunakan chlorellinnya sendiri untuk
mela6an kontaminan#
Pada musim panas, lar,a nyamuk kadang+kadang tampak
hidup dalam kolam# $ntuk mengatasinya dapat digunakan ::D
dengan cara menyemprotkannya dalam 9umlah kecil ke dalam kolam
budidaya dan dapat berhasil dengan efektif# Hal tersebut tidak
membahayakan bagi Chlorella dan he6an yang mengkonsumsi
Chlorella# %adang+kadang he6an air lain muncul seperti Paramecium,
<orticella dan lain+lain pada kolam budidaya dan he6an+he6an air ini
perlu diperhatikan dengan seksama sebab dapat merugikan#
7) Pengaruh musim
Perubahan musim berpengaruh terhadap pertumbuhan
Chlorella# :i alam terbuka hampir tidak ter9adi hanya Chlorella sa9a
organisme yang hidup dalam lingkungan itu dan tidak mungkin pula
hanya satu spesis Chlorella sa9a yang hidup dalam lingkungan
tersebut# *iasanya dalam lingkungan terbuka hidup berbagai strain
Chlorella, mikroalga, dan mikrobia lainnya#
Pemilihan strain yang aktif dari Chlorella untuk budidaya
sesuai dengan musim adalah tahap kegiatan a6al yang baik untuk
keberhasilan budidaya massal# )erupakan cara terbaik bila setiap
pergantian musim 9uga dilakukan pergantian bibit, 6alaupun hal itu
merepotkan usaha budidaya#
&elama musim panas berlangsung, kegiatan pengontrolan
harus dilaksanakan lebih cermat terutama terhadap suhu tinggi dan
intensitas cahaya berlebihan# &ebab sering muncul he6an air lain
seperti kutu air sebagai kontaminan dapat merugikan kehidupan
Chlorella# Hal semacam itu dapat ter9adi pada budidaya murni maupun
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
pada budidaya massal ditempat terbuka# &eperti telah disebutkan
bah6a ada tiga kelompok Chlorella berkaitan dengan keterkaitan suhu,
yaitu kelompok thermophilik ( 5-+0-3C ", mesophilik ( 2-+5.3C " dan
psychrophilik ( 1.+1-3C "# :i ;ndonesia mempunyai dua musim , yaitu
musim kemarau dan musim penghu9an# &train yang cocok untuk setiap
musim tampaknya masih perlu dicari#
$ntuk keperluan budidaya massal, sebaiknya tidak
menggunakan bibit yang berasal dari budidaya murni sebab kurang
tahan terhadap lingkungan yang terbuka#
*ibit yang baik untuk budidaya massal diluar ruangan adalah
bibit Chlorella yang berasal dari berbagai lokasi alami kemudian
dicampur men9adi satu sebagai bibit alami campuran#
8) Peruhahan 6arna
Chlorella secara ,isual tampak hi9au karena pigmen butir hi9au
daun atau chlorophyll a dan b# &elain itu Chlorella 9uga mengandung
pigmen lain, yaitu pigmen kuning (/anthophyll", pigmen orange
(carotene"#
1arna Chlorella secara ,isual dalam media budidaya
ber,ariasi sesuai dengan populasinya, seperti berikut
(1" %uning kehi9auan #################################################### .,..1+.,.18
(2" Hi9au cerah ############################################################# .,.-+.,18
(5" Hi9au tua ################################################################# lebih dari .,-8
&eperti telah dikemukakan bah6a dalam budidaya dengan
nutrisi terbatas, pertumbuhan dan perkembangbiakan Chlorella dibagi
men9adi empat tahap pokok, yaitu tahap mulai membelah, tahap
meningkat secara logaritmis, Pertumbuhan pada lingkungan buatan
atau tertutup agak berlainan dengan pertumbuhan dalam lingkungan
terbuka#
Pada tahapan logaritmis, pertumbuhan set naik terus, 9umlah
Chlorella meningkat -+1. kali 9umlah semula# %emudian masuk
ketahapan transisi sebelum masuk tahap linier, sel Chlorella meningkat
1,- + 5 kali, lalu masuk ketahap linier dan pertumbuhan sekitar .,5 + .,-
8 dan akhirnya masuk ketahap menurun, Chlorella mati# :emikian
perilaku Chlorella yang dibudidayakan pada lingkungan tertutup tanpa
ada penambahan nutrisi baru dan berlangsung pada suhu tetap
setinggi 1.3C#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
%andungan chlorophyll yang mendapat cahaya dari lampu
berkisar 1,2 + 4 8 sedangkan yang mendapat sinar matahari rata + rata
kandungan chlorophyll dalam tubuh Chlorella sekitar 2 + 0 8# Cpabila
9umlah bibit Chlorella terlalu kecil dan sinar yang diterima sangat kuat
menyebabkan ter9adi 6arna pucat pada Chlorella dan tampak
keputihan# Pemucatan dapat pula ter9adi pada saat kekurangan CO
2
, N
atau 'e#
1alaupun demikian pemucatan 6arna karena sinar yang kuat
dapat diatasi dengan cara Chlorella dilindungi dari sinar kuat tersebut
dan 6amanya akan berangsur men9adi hi9au setelah beberapa hari#
1arna Chiorella dapat pula dipengaruhi oleh latar belakang
dimana Chlorella tersebut berada# )isalnya karena kedalaman
tempatnya, maka Chlorella tampak semakin hi9au tua bila tempatnya
semakin dalam# Detapi setelah diambil contohnya dan ditempatkan di
dalam gelas kaca 6arnanya tampk hi9au kekuningan#
&elain itu 6arna Chlorella dapat pula dipengaruhi oleh nutrisi#
Pada 6aktu Chlorella dibiarkan tetap berada dalam larutan
#
media
budidaya dalam 6aktu lama, 6arnanya berubah men9adi kecoklatan
karena seluruh nutrisi telah habis dikonsumsi oleh Chlorella yang
bersangkutan# &ampai 6aktu tertentu Chlorella tidak berkembangbiak,
tetapi mereka tetap hidup# Aadi sampai batas 6aktu tertentu mereka
tetap melakukan proses metabolisme sesuai dengan kondisinya# Detapi
bila seluruh nutrisi telah habis total diserap olehnya, maka tubuh
Chiorella mengalami kemerosotan dan diikuti proses autolisis dalam
tubuhnya# &ecara bertahap sel men9adi bersifat asam dan chlorophyll
mulai kehilangan magnesium dan berubah men9adi pheophytine#
&elan9utnya diikuti oleh proses dekomposisi chlorophyll, akhirnya
6arna Chlorella men9adi coklat atau hi9au kecoklatan# Aadi bila 6arna
tubuh Chlorella telah berubah men9adi coklat, maka 6arna tersebut
tidak dapat pulih kembali, 6alaupun dengan penambahan nutrisi yang#
banyak# Pada budidaya massal yang berlangsung, di alam terbuka,
tidak pernah ter9adi perubahan 6arna Chlorella men9adi pucat, hal ini
bisa ter9adi karena di alam terbuka selalu bersifat dinamis
perubahannya sehingga Chlorella tidak akan kekurangan unsur
pendukung untuk hidup#
&elain yang telah diuraikan di atas 6arna Chlorella dapat
dipengaruhi oleh perubahan pH# Pada 6aktu media budidaya berubah
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
men9adi alkalis, maka pH meningkat men9adi lebih dari !,-# 1arna
Chlorella mulai tampak hi9au kehitaman dan akhirnya mati#
Nilai pH dapat meningkat antara lain disebabkan oleh
kedalaman air budidaya semakin bertambah, atau pemberian tepung
kedelai sebagai sumber en@ym urease berlebihan, atau pemberian
urea dan tepung kedelai berlebihan#
Pada ke9adian demikian, perkembangbiakkan Chlorella
berhenti, sementara itu hanya urea sa9a yang terdekomposisi oleh
urease men9adi ammonium carbonat yang berlebilian# &ebagai
hasilnya adalah pH meningkat lebih dari 9,., akibatnya ter9adi bau tidak
normal dan Chlorella men9adi merosot dan akhirnya mati# *ila air
terlalu dalam, maka proses photosintesis berkurang dan proses
dekomposisi urea berlangsung terus, di hasilkan ammonium carbonat
yang menyebabkan pH meningkat meneapai lebih dari 9,. akhirnya
Chlorella akan mati dan chlorophyll merosot, Chlorella nampak hi9au
kehitaman#
1) %emerosotan Chlorella
Penyebab kemerosotan Chlorella yang dibudidayakan, antara
lain disebabkan oleh perubahan pH tiba + tiba, perubahan suhu dengan
mendadak, perubahan komponen mineral, gangguan kontaminan, dan
lain + lain #
Pada 6aktu ter9adi buih berlebihan permukaan air kolam
budidaya akibat panas yang meningkat, maka proses photosintesis
terganggu dan hal ini dapat memerosotkan tubuh Chlorella bila
berlangsung diluar batas# Ckibatnya dapat menyebabkan ter9adinya
proses autolisis yang, dapat menimbulkan kematian bagi Chlorella dan
menghasilkan bau busuk#
Cpabila media budidaya berubah men9adi alkalis akibat
perubahan pH tiba + tiba , maka tubuh Chlorella bersama garam
magnesium, mangan dan besi tenggelam dan mengendap pada dasar
kolam budidaya# )agnesium karbonat akan terserap oleh permukaan
tubuh Chlorella, menyebabkan *inding sel mengeras dan akibatnya
Chlorela tidak mudah dicerna oleh konsumennya# %e9adian itu sering
dialami pada budidaya murni di laboratorium *an dapat menimbulkan
kerusakan yang serius terhadap hasil budidaya# Hal tersebut 9arang
ter9adi pada budidaya massal diluar ruangan ( out door "#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
&eperti telah diuraikan bah6a kontaminan yang berlebihan
9umlahnya dapat mendesak Chlorella yang pada akhirnya dapat
memerosotkan kelangsungan hidup selan9utn,a#
10) Pera6atan musim panas
Pera6atan budidaya Chlorella pada musim panas penting
dilakukan sebab seringkali suhu air naik melebihi ambang batas # *ila
suhu air terlalu tinggi , maka Chlorella dapat men9adi sangat lemah dan
pada akhirnya akan mati# *atas ambang panas bagi Chlorella secara
umum sekitar 2-+53C, bila berada diatas itu beberapa strain Chlorella
tidak dapat tumbuh dengan baik bahkan bisa mati, kecuali untuk strain
&oong suhu optimalnya sekitar 0. 013C#
*erbagai cara untuk mengurangi suhu yang berlebihan adalah
dengan menambahkan air dari luar misalnya dari air sumur#
Penambahan air tersebut selain untuk mendinginkan suhu yang
berlebihan bermanfaat pula untuk menambah ,olume yang berkurang
karena proses penguapan#
&elain itu dapat pula dilakukan pengadukan, misalnya dengan
meniupkan udara kedalam media budidaya dengan menggunakan
kompressor %incir angin dapat pula digunakan, yaitu meniupkan udara
kepermukaan air sehingga suhu dapat turun seiain kincir angin, kincir
airpun dapat pula digunakan pula untuk mendinginkan suhu air#
$ntuk maksud yang sama dapat pula digunakan tenda guna
melindungi kolam budidaya dari panas matahari yang berlebihan#
)enambah kedalaman kolam dapat pula dilakukan untuk
mencegah panas yang berlebihan# &emula kedalaman kolam 1.+1- cm
dapat diperdalam hingga 2.+5. cm dan hal ini dapat mencegah
ter9adinya panas berlebihan pada musim panas#
%epadatan bibit Chlorella untuk budidaya pada musim panas
penting untuk diperhatikan# Pada a6al budidaya 9umlah bibit atau
starter yang dimasukkan ke dalam kolam budidaya harus lebih banyak
dari biasanya, sehingga Chlorella men9adi lebih padat# *ila 9umlah bibit
yang dimasukkan terlalu sedikit, maka Chlorella men9adi ber6arna
pucat karena mendapat pancaran sinar matahari yang terlalu
berlebihan panasnya# :alam 6aktu pendek sinar yang terlalu kuat
merugikan sel Chlorella demikian pula sinar ultra ,ioletnya#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
11) Pera6atan musim dingin
Pada musim dingin, Chlorella pada umumnya tidak aktif
karena suhu rendah#
$ntuk mencegah kedinginan yang melanda kolam budidaya
Chlorella dapat dilakukan dengan =
(1) )enutup kolam menggunakan kain ,inil di 6aktu malam agar
panas tidak banyak hilang#
(2) )enempatkan lampu listrik pada tepi tenda kolam
10) Panen
Pertanian Chlorella dicirikan oleh basil yang banyak sepan9ang
tahun# Hasil Chlorella dapat dipanen setiap 5+0 hari sekali dari kegiatan
budidaya dalam kolam# Oleh karena itu dalam 6aktu satu tahun atau 54.
hari dapat dilakukan panen seban,ak 9.+12. kali#
*erbeda dengan tanaman pertanian darat pada umumnya,
misalnya padi, kedelai, gandum, ketela, dan lainnya, dalam 6aktu satu
tahun hanya dapat panen 2+5 kali# &elain itu pertanian Chlorella dapat
dilakukan dalam 9umlah banyak hanya menggunakan udara, air, sinar
matahari, dan se9umlah kecil bahan limbah seperti kotoran dan urine
ternak# *ahan+bahan dan unsur+unsur alam tersebut dapat diperoleh
dengan mudah dan harga yang murah# Pertanian Chlorella hanya
membutuhkan lahan yang sempit bila dibandingkan dengan pertanian
komoditas darat pada umumnya#
Deknik panen untuk budidaya Chlorella bertu9uan untuk he6an
sangat mudah tanpa menggunakan alat+alat istime6a, sehinga biaya
panen sangat rendah#
1) )enentukan 6aktu panen
Petani Chlorella dapat memutuskan kapan panen akan
dilakukan dengan berpedoman kepada 6arna Chlorella secara ,isual#
&eperti telah dikemukakan bah6a bila 6arna Chlorella hi9au
kekuningan, maka Chlorella tersebut baru dalam tahap a6al
berkembangbiak dan konsentrasi Chlorella sekitar .,..1+.,.18#
Cpabila 6arna Chlorella dalam kolam budidaya secara ,isual tampak
hi9au cerah, maka Chlorella baru dalam tahap pertengahan
berkembangbiak dan konsentrasi Chlorella sekitar .,.-+.,18# *ila
6arna Chlorella tampak hi9au tua, berarti Chlorella telah masak dan
konsentrasinya lebih dari .,-+18#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
Chlorella yang telah masak 9angan terlalu lama dibiarkan
berada dalam kolam budidaya sebab akan merugikan# Populasi yang
berlebihan dalam kolam budidaya seringkali akan mengendap pada
dasar kolam dan menyebabkab kematian, akhirnya menimbulkan bau
busuk, terutama pada musim panas#
%eputusan untuk melakukan panen sangat penting, sebab bila
terlambat akan mendatangkan kerugian# &ebagai pedoman, bila Cnda
memasukan telun9uk 9ari Cnda ke dalam media air budidaya dalam
kolam sedalam - cm dan u9ung 9ari Cnda tidak tampak, maka panen
harus segera dilaksanakan#
2) *udidaya berlan9ut
&uatu bentuk budidaya Chlorella yang ideal adalah sistem
budidaya berlan9ut# Aumlah Chlorella yang dipanen terbatas yaitu tidak
seluruhnya, tetapi sekitar .8 sa9a dan sisanya sekitar 5.8 dibiarkan
dalam kolam dengan tu9uan untuk bibit#
Aumlah Chlorella yang dipanen sebanyak .8 dikeluarkan
dari kolam budidaya dengan cara mengalirkan Chlorella bersama
media airnya masuk ke dalam kolam tampungan khusus untuk di
proses lebih lan9ut#
&isa panen sebanyak 5.8 dibiarkan dalam kolam budidaya
semula, berfungsi sebagai bibit a6al dan tampak ber6arna hi9au cerah
sebab kepadatannya lebih rendah dari semula# &elan9utnya aktifitas
budidaya ber9alan seperti sebelumnya, antara lain dilakukan
pemupukan dan pera6atan lainnya hingga dapat dilakukan
pemanenan berikutnya, yaitu setelah 5+0 hari# *ila memiliki kolam 5+0
unit yang 6aktu budidayanya berlainan satu hari, maka setiap hari
akan dapat dilakukan pemanenan#
Pada system budidaya berkelan9utan, a6al budidaya sangat
penting, maka harus diusahakan dapat berhasil dengan baik# Cpabila
tahap pertama berhasil baik, diharapkan budidaya lan9utannya tidak
mengalami kegagalan# *ila tahap budidaya a6al gagal maka harus
diulangi lagi hingga berhasil#
%adang+kadang sisa panen 5.8 tersebut keruh karena
lumpur, maka harus dilakukan penyaringan agar airnya men9adi bersih
kembali#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
3) Perlakuan panen
Pada budidaya murni di laboratorium, untuk memanen
Chlorella atau mengumpulkannya diperlukan alat sentrifuge# Detapi
untuk mengumpulkan Chlorella dari budidaya massal alat sentrifuge
tidak efektif dan tidak ekonomis#
$ntuk mengumpulkan basil panen digunakan bahan kimia
guna menggumpalkan Chlorella yang telah dimasukkan kedalam kolam
penampungan# Da6as adalah reagen kimia yang sangat efektif dalam
menggumpalkan populasi Chlorella, dan dengan konsentrasi .,.-8
cukup efektif# &ebagai contoh, untuk larutan Chlorella satu ton 9umlah
ta6as yang dimasukkan sebanyak -.. gr# &etelah ta6as dimasukkan
kedalam larutan Chlorella, maka perlu dilakukan pengadukan sampai
merata kemudian didiamkan sebentar# Chlorella akan cepat
menggumpal dan mengendap pada dasar kolam berupa gumpalan
hi9au atau pasta hi9au Chlorella#
&elain ta6as masih ada dua macam bahan kimia yang
berperan sama seperrti ta6as, yaitu calcium hydro/ide (Ca(OH"
2
" dan
mangan sulfat ()n&O
0
"#
%etiga bahan kimia tersebut tidak berbahaya bagi he6an
maupun manusia# (Ca(OH"
2
" yang digunakan sekitar .,18 mempunyai
efek yang baik terhadap Chlorella untuk pakan he6an# Pakan biasanya
mengandung se9umlah kecil Ca dan dengan penambahan Ca(OH"
2
dapat memperkuat pakan tersebut# )n&O
0
dapat pula digunakan
dalam proses panen dan dosis optimum yang digunakan .,.08#
Penggunaan bahan kimia tersebut sebagai penggumpal
tergantung pada pH media budidaya# *ila pH dalam keadaan asam
lemah ( pH 4,4+4,! ", maka yang efektif adalah penggunaan ta6as dan
)n&O
0
# bila pH media budidaya alkalis ( pH ,2+!,- ", maka Ca(OH"
2
yang digunakan# Chlorella yang dipanen menggunakan tambahan
Ca(OH"
2
adalah bersifat alkalis kuat, maka yang terbaik adalah untuk
pakan ternak unggas, sebab biasanya pakan unggas mengandung
banyak Ca, tetapi Chlorella tersebut kurang baik untuk pakan ternak
babi# Cpabila gumpalan pasta Chlorella tersebut mengandung CaOH
2
dikon,ersikan men9adi calcium carbonat, maka Chlorella tersebut baik
sekali untuk pakan ternak#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
Chlorella yang menggumpal karena bahan kimia tersebut
perlu dicuci lebih dahulu sebelum untuk pakan he6an# Cara mencuci =
pasta atau gumpalan Chlorella dimasukkan kedalam air segar
sebanyak 1.+2. ,olume pasta Chlorella# %emudian diaduk merata lalu
didiamkan beberapa saat, maka Chlorella akan mengendap lagi#
&upernatan harus dibuang terpisah dari pasta Chlorella yang telah
bersih dan 9angan sampai campur lagi dengan pasta yang telah bersih,
sebab supernatan tersebut kemungkinan mengandung mikrobia
kontaminan dan antibiotika dari Chlorella yaitu chlorellin# *ila dianggap
belum bersih sempuma, maka pencucian dilakukan lagi berulang+ulang
hingga diperoleh hasil yang benar+benar bersih#
&elan9utnya pasta Chlorella yang telah bersih diproses untuk
tu9uan pakan he6an dengan cara sebagai berikut
1) Pasta Chlorella dipanaskan dalam air mendidih, atau di 9emur dan
setelah kering dibuat tepung#
2) Pasta Chlorella dimasukkan kedalam silo di9adikan silase yang
diperkaya#
&elain itu panen Chlorella dapat pula dilakukan dengan alat
saring, yaitu larutan Chlorella dile6atkan kertas saring, maka air akan
le6at menembus kertas saring, sedangkan sel Chlorella akan tertinggal
pada kertas, kemudian pasta Chlorella dilakukan pengepresan untuk
menghilangkan kandungan airnya atau dehydrasi# &elan9utnya pasta
Chlorella diproses seperti tersebut diatas (direbus, di9emur atau dibuat
silase"#
4) Perlakuan dan penyimpanan basil
Pasta Chlorella atau gumpalan Chlorella setelah dipisahkan
dari supernatan dan telah dicuci bersih maka perlu diperlakukan lebih
dulu sebelum digunakan untuk pakan he6an# Perlakuan berupa
perebusan, pengeringan, dan fermentasi#
Perebusan pasta Chlorella bertu9uan untuk sterilisasi dan
peningkatan daya cerna Chlorella sebagai pakan he6an# &etelah
direbus lalu dikeringkan diba6ah sinar matahari, setelah kering
kemudian dihancurkan men9adi tepung# Pada saat merebus pasta
Chlorella 9angan menggunakan tempat yang terbuat dari besi, sebab
dapat merusak nutrisi Chlorella# Perebusan dilakukan selama 2+5 menit
pada suhu !-3C kemudian secepat mungkin dipindahkan
$ni,ersitas 7ad9ah )ada
kedalam air dingin# Hasil akhir berupa tepung dapat dimanfaatkan
langsung dicampurkan dalam pakan pokok ternak atau disimpan untuk
cadangan#
Pengeringan hasil panen Chlorella dapat dilakukan dengan
men9emurnya diba6ah sinar matahari atau menggunakan desikator#
Chlorella kering dapat disimpan dalam 6aktu lama# *ila sinar matahari
kurang cukup, maka pasta Chlorella mudah dihinggapi cenda6an atau
mudah men9adi busuk setelah beberapa 9am# Pada ke9adian ini
sebaiknya pasta Chlorella basah dicampur dengan dedak kering atau
tepung kan9i lalu di9emur diba6ah sinar matahari hingga kering
sempurna# Perlakuan campuran pasta Chlorella akan men9adi kering
tanpa ter9adi kemunduran mutu produk#
Produk Chlorella kering hasil pen9emuran tersebut 6arnanya
men9adi hi9au gelap# Perlakuan lain, Chlorella kering dari hasil
penyaringan menggunakan kertas saring kemudian dihancurkan
men9adi tepung, kemudian dapat dimanfaatkan langsung atau
disimpan#
Cpabila dalam proses pengeringan dapat digunakan alat
pengering hampa udara atau pendingin kering, maka akan diperoleh
hasil terbaik, yaitu 6arnanya hi9au segar#
Pasta Chlorella hasil panen mudah sekali men9adi busuk,
terutama dalam kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi# Hal ini
menyebabkan timbulnya bau busuk, sebab Chlorella mengandung
protein tinggi sehingga mudah sekali rusak# Perlakuan terbaik dari
pasta Chlorella basah adalah diproses men9adi silase atau bubur
dengan fermentasi# *ila Chlorella basah dicampur dengan dedak atau
lainnya dalam silo, maka fermentasi asam laktat segera muncul
spontan dalam 6aktu satu hari atau satu malam# $ntuk mempercepat
proses fermentasi tersebut akan lebih efektif bila kedalamnya
dimasukkan inokulan buatan yaitu bacilli asam laktat sebagai starter
fermentasi asam laktat#
$ni,ersitas 7ad9ah )ada

Anda mungkin juga menyukai