PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum
1. Administrasi Pemerintahan
Kabupaten Kotabaru merupakan salah satu daerah tingkat II diprovinsi
kalimantan selatan yang terdiri dari 20 Kecamatan dan 195 Desa / Kelurahan
dengan Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan Pulau Laut Utara. Jumlah
Desa terbanyak berada di Kecamatan Pulau Laut Utara dan Pulau Laut Barat
masing-masing dengan 21 Desa, sedangkan paling sedikit berada pada
Kecamatan Pulau Sembilan dengan 5 Desa.
Ada 2 (dua) Kecamatan baru yang dibentuk pada tahun 2006 yaitu
Kecamatan Pulau Laut Kepulauan dan Kecamatan Pamukan Barat. Kedua
Kecamatan tersebut dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Kotabaru Nomor 05 tahun 2006. Kecamatan Pulau Laut Kepulauan berasal dari
sebagian wilayah Kecamatan Pulau Laut Selatan, sedangkan Kecamatan
Pamukan Barat berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Pamukan Utara.
Berikut Keterangan nama nama kecamatan yang ada dikotabaru :
1. Kecamatan Pamukan Selatan
2. Kecamatan Pamukan Utara
3. Kecamatan Pamukan Barat
4. Kecamatan Sungai Durian
5. Kecamatan Kelumpang Barat
6. Kecamatan Sampanahan
7. Kecamatan Kelumpang Utara
8. Kecamatan Kelumpang
Tengah
9. Kecamatan Kelumpang Hulu
10. Kecamatan Hampang
11. Kecamatan Kelumpang
Selatan
12. Kecamatan Kelumpang Hili
13. Kecamatan Pulau Laut Utara
14. Kecamatan Pulau Laut Tengah
15. Kecamatan Pulau Laut Timur
16. Kecamatan Pulau Sebuku
17. Kecamatan Pulau Laut Barat
18. Kecamatan Pulau Laut Selatan
19. Kecamatan Pulau Laut
Kepulauan
20. Kecamatan Pulau Sembilan
1.2 Keadaan Geografis dan Iklim
1. Keadaan Geografis
Secara geografis Kabupaten Kotabaru terletak antara 2
o
20 4
o
21 Lintang
Selatan dan 115
o
15 116
o
30 Bujur Timur sedangkan pembagian Grid Propinsi
terletak antara Grid AA CG dan 27 57 dengan titik salib sumbu Grid pada
koordinat UTM X = 300.000 550.000 dan Y = 9.455.000 9.750.000. Letak
geografis Kabupaten Kotabaru adalah :
- Utara berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Timur.
- Selatan dengan Laut Jawa.
- Timur dengan Selat Makasar.
- Barat dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan,
Banjar dan Tanah Bumbu.
Kondisi alam di Kabupaten Kotabaru sangat bervariasi terdiri dari
perpaduan tanah pegunungan dan daerah daratan dengan daerah perairan yang
dipenuhi pulau-pulau kecil.
2. Luas Wilayah
Kabupaten Kotabaru merupakan salah satu Kabupaten yang paling luas di
Propinsi Kalimantan Selatan. Luasnya adalah lebih dari seperempat (25,21 %)
dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Selatan. Luas wilayah Kabupaten
Kotabaru adalah sebesar 9.422,46 km
2
yang terbagi menjadi 20 Kecamatan
dengan 195 Desa / Kelurahan. Dari 20 Kecamatan yang terdapat di Kabupaten
Kotabaru, Kecamatan Hampang merupakan Kecamatan yang paling luas dengan
luas wilayah 17,88 % dari luas Kabupaten Kotabaru. Sedangkan Kecamatan
yang memiliki luas paling kecil adalah Kecamatan Pulau Sembilan yang luasnya
hanya 0,05 % dari luas wilayah Kabupaten Kotabaru.
Peta Kalimantan Selatan
1.3 Iklim
Dari hasil pemantauan Stasiun Meteorologi Stagen, selama tahun 2010, suhu
rata-rata di Kotabaru dan sekitarnya berkisar antara 26,0
o
C sampai dengan 27,7
o
C.
Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada bulan Desember (33,0
o
C). Curah hujan
di Kotabaru dan sekitarnya tercatat sebesar 1,5 mm 448,7 mm dengan rata-rata
curah hujan berkisar 0,5 mm 14,1 mm. Jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada
bulan Februari dan Maret (23 hari), sebaliknya jumah hari hujan terendah terjadi
pada bulan Oktober (1 hari).
Lokasi Studi
Sungai Bali
P. Sebuku
Sebelimbingan
Sampanahan
Serapat
Pulau Sari
Lg. Anggang
Pt. Hambawang
BANJARMASIN
P.Laut
Bts.Kaltim
Tanjung Batu
Gn.Batubesar
Manggalau
Sei Kupang
Mekar Putih
Sebanti
KOTA BARU
Berangas
BATULICIN
Pagatan
Sebamban
Kintap
Asam-asam
Batakan
Takisong
Bati-bati
MARTAPURA
BANJARBARU
Anjir Pasar
RANTAU
Margasari
Ma.Muning
Balimau
Pagat
Tlg.Langsat
Loksado
KANDANGAN
BARABAI
Negara
Tumbukanbanyu
Birayang
Mantimin
Kaparkias
Kelua
Lampihong
Dahai
Halong
Mabuun
Muara Uya
Batubabi
Aranio
PELAIHARI
AMUNTAI
MARABAHAN
Pasar Panas
PanasPa
nas
TANJUNG
PARINGIN
1.4 Keadaan Tofografi
Gambaran topografi di Kabupaten Kotabaru meliputi dataran rendah, dataran
tinggi, gunung gunung serta sungai sungai. Dataran rendah antara 0 200 m di
atas permukaan laut terdapat di hampir seluruh Kecamatan Pulau Sembilan,
mendekati daerah perbukitan dan pegunungan yang membujur terdapat Kecamatan
Hampang dan Pulau Laut Selatan serta Kelumpang Hulu yang berada di sekitar
punggungan pegunungan Meratus.
1.5 Perekonomian Daerah (liat di scan TB)
Kondisi ekonomi daerah Kabupaten Kotabaru tidak dapat lepas dari pengaruh
perekonomian Propinsi Kalimantan Selatan, perekonomian nasional dan
perekonomian global.
Laju inflasi Kabupaten Kotabaru pada periode tahun 2000 2003 mencapai
8,68 %. Angka ini sedikit lebih rendah dari angka inflasi perkiraan pada Propeda
Kabupaten Kotabaru 2000 2005 yang mencapai angka 9,92 % (taksiran periode
yang sama).
Pertumbuhan ekonomi daerah (PDRB) pada periode 2006 2010 rata-rata
mencapai 9,13 % per tahun, lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan pada Properda
Kabupaten Kotabaru yang diperkirakan tumbuh sebesar 8,66 % per tahun. Tingginya
pertumbuhan ekonomi riil berakibat pada makin meningkatnya PDRB (dengan harga
berlaku).
1.6 Sosial Budaya dan Agama
Di Kabupaten Kotabaru secara khusus tidak terdapat kesenian khas yang
menunjukkan diri daerahnya. Namun demikian bukan berarti masyarakat Kabupaten
Kotabaru tidak memiliki rasa seni, melainkan bahwa sebagian besar penduduk
kotabaru merupakan warga pendatang dari berbagai daerah di Indonesia dan daerah
Kalimantan seperti Suku Bajau dari Negara Pantai Philifina, Suku Bugis dan Suku
Mandar dari daerah Sulawesi, Suku Jawa, Batak, Bali, Lombok, Flores, Timor
Timur, Madura dan warga Cina keturunan serta sebagian dari daerah Kalimantan
Selatan seperti Amuntai, Barabai dan lain lain. Kabupaten Kotabaru dengan ragam
suku yang cukup heterogen namun tradisi di Kotabaru lebih banyak dipengaruhi
oleh kebudayaan Banjar atau Melayu sedangkan bahasa yang dipergunakan sehari
hari adalah bahasa Banjar.
Suku Bugis dan Suku Bajau bertempat tinggal di daerah pesisir pantai karena
mata pencarian mereka mayoritas adalah nelayan sedangkan Suku Mandar
bertempat tinggal di daerah pegunungan dan pekerjaan mereka adalah petani.
Sedangkan suku lainnya terbagi dalam beberapa jenis pekerjaan seperti PNS,
Pedagang dan BUMD serta BUMN, sedangkan sektor perekonomian dan
perdagangan lebih banyak dikuasai oleh Suku Cina Keturunan.
Mengenai kehidupan keagamaan di Kabupaten Kotabaru dapat diuraikan
bahwa penduduk beragama Islam sebanyak 238.252 orang atau 92,9 %, Protestan
sebanyak 1.348 orang atau 0.52 %, Katolik sebanyak 5.803 orang atau 2,26 %,
Hindu sebayak 1.609 orang atau 0,62 % dan Budha sebanyak 3.034 orang atau 1,18
% serta Konghucu sebanyak 56 orang atau 0,02 % dan yang lainnya 6.200 orang
atau 2,41 % dengan didukung jumlah tempat ibadah 258 Mesjid, 353 Musholla, 25
Gereja Protestan, 4 Gereja Katolik dan 7 Pura.
1.7 Transportasi
Sarana dan prasarana penghubung seperti trasportasi merupakan alat untuk
memperpendek jarak antara daerah satu dengan daerah yang lain. Di Kabupaten
Kotabaru transportasi yang digunakan adalah angkutan darat, angkutan perairan dan
angkutan udara. Angkutan darat adalah bus, mobil, sepeda motor, sepeda dan becak,
sedangkan angkutan perairan adalah menggunakan kapal, motor boat, dan perahu.
Kedua angkutan ini mempunyai peranan penting di dalam kehidupan masyarakat
mengingat semua ditujukan untuk mempelancar arus penumpang, barang dan jasa
dari suatu tempat ketempat lain, meningkatkan mobilitas penduduk ketempat tujuan
baik dari pedesaan sampai ke perkotaan, daerah perbatasan ke daerah terpencil.
Kabupaten Kotabaru tahun 2006 mempunyai sarana penghubung seperti
jembatan 582 buah, jalan Desa 156, dan dermaga 4 buah. Sebagai sarana
penghubung antara jalan darat, sungai dan laut yang menghubungkan antar
kecamatan. Karena sebagian besar wilayah Kabupaten Kotabaru meliputi daerah
perairan ( sungai ) maka sarana trasportasinya terdiri dari jukung, perahu papan dan
motor, maka untuk itu perlu penambahan pembangunan dermaga/pelabuhan yang
bertujuan untuk :
1. Memperlancar hubungan antar daerah dan pulau terluar.
2. Untuk keperluan industri, pertambangan, perikanan dan perkebunan.
3. Saran perdagangan.
4. Membuka daerah yang terisolasi.
5. Membukan daerah pariwisata.
6. Memperkuat pangkalan militer dan pertahanan.
1.8 Dampak Pembangunan Pelabuhan
(Lihat di scanan TB)