Anda di halaman 1dari 6

ESTIMASI BIAYA PEMBORAN DAN KAPASITAS RIG YANG DIGUNAKAN

BERDASARKAN DATA GEOLOGI DAN KARAKTERISTIK RESERVOIR


Komprehensif Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
Oleh : Hanif Shulhan (NIM: 113 070 157), S1 - Teknik Perminyakan
Dibuat : 2011


Abstrak
Dalam usaha perolehan minyak dan gas kegiatan pertama yang harus
dilakukan adalah pemboran. Untuk melakukan suatu pemboran perlu adanya suatu
perencanaan yang tepat agar dapat dicapai suatu hasil yang optimum. Dalam suatu
perencanaan pemboran perlu adanya studi geologi dan geofisik serta
mempertimbangkan karakteristik reservoir untuk memperoleh data-data yang
menunjang dalam perencanaan pemboran dengan mempertiimbangkan faktor
keamanan dan biaya yang akan dikeluarkan.
Penghitungan kapasitas rig digunakan untuk efisiensi dari operasi pemboran
yang akan dilakukan. Jika tidak tepat, akan menyebabkan rendahnya laju
penembusan, keadaan formasi yang membahayakan dan tingginya biaya yang kan
dikeluarkan karena penghitungan kapasitas rig yang tidak tepat. Penghitungan
kapasitas rig mencakup seluruh sistem yang ada di operasi pemboran, mulai dari
sistem angkat, sistem putar, sistem sirkulasi, dan sistem BOP. Dari penentuan
horse power sistem angkat dan sistem putar dapat menggambarkan kebutuhan
operasi yang harus dipenuhi. Kapasitas rig harus lebih besar dari kebutuhan
operasi, sebab jika kapasitas rig yang digunakan lebih kecil dari kebutuhan operasi
rig akan hancur karena tidak mampu menahan beban yang diderita.
Penghitungan biaya pemboran merupakan suatu langkah sebelum
dilakukannya operasi pemboran. Biaya yang diperlukan untuk perencanaan sumur
disesuaikan sebagai perbandingan dari biaya pemboran sebenarnya. Sering kali
hasil akhirnya adalah biaya pemboran yang melebihi jumlah yang diperlukan.
Untuk itu, diusahakan mengurangi data-data yang tidak terlalu penting. Kurangnya
pengeluaran biaya pada tahap awal dalam proses perencanaan sumur hampir selalu
menimbulkan biaya pemboran menjadi lebih tinggi dari perkiraan. Disamping itu
problem pemboran yang terjadi akan berpengaruh terhadap biaya pemboran yang
akan dikeluarakan. Estimasi biaya pemboran dimulai dari pembuatan konstruksi
sumur, hole geometri, casingprogram, program penyemenan, penghitungan biaya
sewa rig sampai biaya work over.
Dengan dilakakunnya perhitungan kapasitas rig yang akan digunakan serta
perencanaan biaya pemboran, diharapkan bisa mengoptimalkan dana yang ada
untuk operasi pemboran.

Deskripsi Alternatif
Dalam suatu operasi pemboran, rig merupakan peralatan yang menunjang
keberhasilan operasi pemboran. Rig disini berfungsi sebagai penyangga peralatan-
peralatan pemboran yang harus mampu menyangga besarnya berat keseluruhan
dari rangkaian drill string maupun casing string yang ada selama operasi pemboran.
Perhitungan biaya pemboran yang akan dikeluarkan sangat tergantung pada
jenis rig yang akan digunakan agar pemboran sesuai dengan drillingprogram dan
lamanya waktu pemboran. Perencanaan sumur ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan yaitu faktor geologi dan reservoir. Data reservoir meliputi data
karaketristik batuan reservoir, data sifat fisik batuan reservoir, data karaketristik
fluida reservoir, data sifat fisik fluida reservoir, kondisi reservoir, dan jenis
reservoirnya. Jenis reservoir sangat berpangaruh terhadap penentuan rig yang akan
digunakan. Jika target operasi berada di reservoir dengan kedalaman yang dangkal,
maka kapasitas rig yang digunakan akan semakin kecil sehingga biaya yang
dikeluarkan semakin kecil. Demikian juga sebaliknya semakin dalam reservoirnya
maka biaya yang dikeluarkan akan semakin besar. Mekanika batuan berperan
dalam laju penembusan, sebagian besar batuan diklasifikasikan sebagai material
rapuh (brittle) yakni material yang dapat hancur bila diberi suatu beban yang
melebihi daya tahan material tersebut. Dengan kata lain, dengan pemberian suatu
gaya, maka batuan akan berubah bentuk secara elastis dan kemudian hancur tanpa
melalui perubahan bentuk secara plastis (plastic flow). Sifat batuan yang cukup
penting adalah hubungan kerapuhan relatif batuan terhadap tegangan (tension).
Dalam kenyataannya, kuat tekan (compressive strength) batuan dapat menjadi dua
kali lipat dari kuat tarik (tensile strength) batuan tersebut. Parameter yang
pertama kali digunakan untuk optimasi pemboran adalah beban berat di atas pahat
(Weigth On Bit). Jika pemboran menembus formasi dengan batuan yang keras
maka parameter pemboran yang dioptimasi terlebih dahulu adalah WOB,
selanjutnya pameter yang dioptimasi adalah kecepatan putaran rangkaian pipa
bor (Rotation Per Minutes). Kedua parameter tersebut berpengaruh terhadap laju
penembusan (Rate of Penetration), WOB yang tinggi dengan RPM yang rendah
digunakan untuk formasi yang keras agar ROP lebih optimum dan tidak cepat
merusak mata bor. Sebaliknya untuk formasi yanng lunak digunakan WOB yang
kecil dengan RPM yang rendah agar ROP lebih optimal. Ketiga parameter tersebut
berkaittan dalam penentuan kapasitas rig, dalam hal ini horse power yang akan
digunakan. ROP yang semakin besar menyebabkan biaya pemboran yang besar
karena waktu yang diperlukan dalam program pemboran semakin lama.
Tahapan eksplorasi geologi digunakan untuk mendapatkan data-data yang
optimal tentang keadaan suatu daerah eksplorasi sehingga dapat memperkecil
kemungkinan kegagalan dalam pemboran eksplorasi. Operasi eksplorasi mencakup
semua kegiatan yang meliputi suatu pembelajaran atau studi tentang keadaan
suatu daerah untuk menentukan kemungkinan sebagai tempat terakumulasinya
migas yaitu dengan melakukan studi geologi dan geofisik. Dengan melakukan
kegiatan studi atau kegiatan eksplorasi geologi dan geofisik maka dapat
diperkirakan tentang keadaan petroleum sistemnya, yang meliputi estimasi batuan
induk (source rock), jalur migrasi hidrokarbon, waktu migrasi, batuan reservoirnya,
bentuk perangkap, dan batuan penutupnya, sehingga dapat diperkirakan
berpotensi atau tidaknya suatu wilayah untuk menjadi tempat terakumulasinya
hidrokarbon. Dari data geologi seorang drilling engineer membuat perencanaan
pemboran, sesuai dengan batuan yang nanti akan di tembus per kedalamannya,
serta pembuatan hole geometri yang meliputi pemilihan ukuran casing, bit,
kedalaman casing. Data geologi meliputi : data permukaan, data atas permukaan,
data petrologi. Letak geografis dan keadaan geologi suatu lapangan akan
berpengaruh terhadap pemilihan rig yang akan digunakan dan biaya yang akan
dikeluarkan, jika tempat untuk lokasi pemboran yang diperkirakan ada cadangan
minyak atau gas yang cukup potensial dan tempat tersebut masih merupakan suatu
tempat yang dianggap liar maka dengan sendirinya kita perlu membuat tempat
tersebut menjadi tempat yang memungkinkan terlaksananya operasi pemboran.
Besarnya kapasitas rig merupakan kemampuan suatu rig untuk dapat
memenuhi kebutuhantenaga selama operasi pemboran. Sistem tenaga dalam
operasi pemboran terdiri dari power suplay equipment, yang dihasilkan oleh mesin
mesin besar yang biasa dikenal dengan nama prime mover dan distribution
equipment yang berfungsi untuk meneruskan tenaga yang diperlukan untuk
mendukung jalannya kegiatan pemboran. Banyak tipe dari pembangkit tenaga yang
telah dipakai atau yang telah dipertimbangkan untuk operasi pemboran.
Diantaranya adalah mesin uap (steam engine), internal combution, electric,
turbine, free piston engine dan kombinasi dari tipe uap tersebut. Rig tidak
berfungsi dengan baik jika distribusi tenaga yang diperoleh tidak mencukupi.
Sebagian besar tenaga yang dihasilkan kemudian didistribusikan untuk peralatan
utama rig dan pendukungnya.
Perhitungan kapasitas rig dimulai dari perhitungan pada sistem angkat. Pada
sistem angkat ini diperhitungkan besarnya beban yang harus ditanggung oleh
menara saat menaikkan dan menurunkan rangkaian drill string dan casing string.
Beban vertikal merupakan sebagian beban yang berpengaruh pada menara
pemboran. Beban ini meliputi berat drill string. Berat rangkaian casing string, dan
beratan dariblock group.
Beban horisontal bekerja pada menara adalah akibat berat stand yang
bersandar dan beban akibat pengaruh angin.
Perhitungan tegangan pada kabel pemboran dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu, tegangan pada fast line dan tegangan pada dead line. Dalam keadaan
statis besarnya tegangan fast line (T
F
) dan dead line (T
D
) adalah sama.
Perhitungan ton-miles untuk mengetahui cutt-off pada saat adnya round trip
rangkaian pipa pemboran yang terjepit atau memotong kabel yang telah lemah.
Beban total pada menara adalah jumlah dari beban vertikal, tegangan
pada fastline, tegangan pada deadline, dan berat pada hook block.
Besarnya horse power untuk sistem angkat telah memperhitungkan faktor
efisiensiprime mover sebesar 0,85.
Pada sistem putar berfungsi untuk memutar rangkaian pipa bor dan juga
memberikan beratan di atas pahat untuk membor suatu formasi. Dari sistem putar
ini dihitung besarnya rotation per minute dan horse power. Meja putar harus
diputar dibawah nilai RPM kritis agar rangkaian tidak putus. Peralatan putar
ditempatkan pada lantai bor di bawah crown block dan di atas lubang bor.
Peralatan ini terdiri dari rotary table, master bushing, kelly bushing dan rotary
slip. Sistem putar ini membutuhkan tenaga dari prime mover yang dihubungkan
dengan rotary table dengan menggunakan chain atau belt melalui drawwork.
Namun saat ini dalam sistem putar umumnya menggunakan top drive yang
merupakan gabungan dari rotary table, swivel dan kelly.
Sistem sirkulasi merupakan komponen utama dari operasi pemboran yang
mempengaruhi keberhasilan dari suatu operasi pemboran. Sistem sirkulasi
mempunyai kegunaan yang hampir sama dengan kegunaan sistem lumpur. Secara
umum lumpur pemboran dapat disirkulasikan dengan urutan sebagai berikut:
lumpur dalam steel mud pit dihisap oleh pompa - pipa tekanan stand pipe
rotary hose swivel head kelly drill pipe drill collar bit annulus drill collar
annulus drill pipe mud line/flow line, shale shaker steel mud pit dihisap
pompa kembali dan seterusnya. Dari sistem sirkulasi ini didapatkan :
Kecepatan pengakatan cutting.
Kecepatan kritik.
Tipe aliran yang terjadi.
Frictional pressure loss untuk aliran turbulen
Pressure loss pada sistem sirkulasi.
Perhitungan horse power
Horse power total adalah jumlah seluruh horse power yang digunakan dalam
seluruh sistem, mulai dari sistem angkat sampai dengan sistem sirkulasi. Setelah
hasil dari kebutuhan operasi diketahui kemudian dilakukan perbandingan antara
kapasitas rig sebenarrnya dengan kebutuhan operasi. Apabila kapasitas rig tidak
mampu memenuhi kebutuhan operasi, dalam hal ini kebutuhan operasi lebih besar
dari kapasitas rig yang ada, maka perusahaan wajib mengganti tipe rig, atau
memodifikasi prime mover yang ada.
Sistem pencegahan sembur liar (blow out preventer) dipasang untuk
menahan tekanan dari lubang bor. Peralatan ini disediakan pada operasi pemboran
karena peramalan tekanan tidak selalu memungkinkan. Apabila formasi mempuyai
tekanan yang besar dan kolom lumpur tidak dapat mengimbanginya maka akan
terjadi kick, yaitu intrusi fluida formasi yang bertekanan tinggi yang masuk ke
dalam lubang bor. Kick yang tidak terkendali dapat mengakibatkan terjadinya blow
out. Jadi blow out selalu diawali dengan adanya kick. Blow Out Preventer (BOP)
system berfungsi untuk menutup ruang annular antara drill pipe dan casing bila
terjadi gejala kick. Sistem peralatan ini bekerja secara pneumatic (dengan
menggunakan udara dan gas, biasanya dipakai) dan secara mekanik.
Estimasi biaya pemboran dihitung untuk memastikan dan memperkirakan
berapa biaya operasi pemboran yang akan dikeluarkan. Penghitungan biaya
pemboran dimulai dari profil sumur, konstruksi sumur merupakan profil yang
memperlihatkan program casing penyemenan, dan komplesi sumur. Konstruksi
sumur perlu direncanakan seakurat mungkin dengan mempertimbangkan keadaan
geologi bawah permukaan, jenis material konstruksi dan efisiensi peralatan dan
tempat serta rencana pemboran dan produksi selanjutnya, berapa banyak casing
yang akan digunakan, semen serta lumpurnya. Data spesifikasi rig digunakan untuk
mengetahui seberapa besar horse power yang akan digunakan agar mampu
mendukung seluruh bagian yang ada di atas rig. Data yang dimaksud meliputi
tipe rig, power rating, kapasitas hook, ketinggian lantai bor, drawwork yang
bekerja, pompa lumpur, kapasitas traveling block. Dari data tersebut seorang
drilling engineer mampu menentukan rig yang akan digunakan.
Data drilling program, meliputi spesifikasi dari casing, ukuran bit, data
semen, mudprogram, drilling hazard, dan semuanya itu tergantung pada lamanya
operasi pemboran yang akan dilaksanakan. Data drilling program merupakan
kedalaman versus waktu operasi, mulai dari rig up sampai rig realease. Semua
prospek yang telah dipilih serta dinilai dalam suatu system penilaian, kemudian
dipilih untuk dilakukan pemboran eksplorasi. Maka semua prospek ini haruslah
dibuat prognosis. Pronogsis ini meliputi : lokasi yang tepat, kedalaman terakhir,
latar belakang geologi, objektif atau lapisan reservoir yang diharapkan, kedalaman
puncak formasi yang akan ditembus, dan jenis survai lubang bor yang akan
dilakukan. Dalam prognosis ini juga harus dibuat suatu rencana mengenai berbagai
hal seperti misalnya, alat bor yang akan dipakai, kapasitas kedalaman rencana
pemboran, yaitu apakah akan dibor secara langsung sampai pada kedalaman akhir
atau secara bertahap dengan berhenti pada kedalaman tertentu kemudian
melakukan pemasangan casing dan dibor kembali dengan ukuran yang lebih kecil,
dan sebagainya. Hal ini menyangkut ukuran bit yang akan dipakai, penempatan
selubung (casing). Juga pelu dibuat rencana mengenai apakah dilakukan
penggantian jenis lumpur dengan berbagai macam berat jenis mengingat berbagai
macam tekanan formasi yang kita hadapi di dalam pemboran.
Perkiraan biaya pemboran dipengaruhi oleh :
Ukuran dan jenis sumur yang akan dibuat
Dengan mengetahui jenis sumur yang akan dikembangkan dan completion yang
digunakan, maka dapat diperkirakan peralatan-peralatan yang harus disewa, yang
sudah ada dan yang harus dibeli . Biaya pemboran bisa diperkirakan dengan
melihat biaya pemboran dari sumur -sumur dengan jenis yang hampir sama yang
dikembangkan dulu.
Parameter yang berpengaruh pada biaya pemboran
Posisi sumur yang akan dibuat, dengan mempertimbangkan posisi sumur yang akan
dibuat bisa diperkirakan biaya :
1. Pembuatan jalan /Fasilitas transportasi yang harus disediakan
2. Pembuatan lokasi dan tempat pemboran.
Biaya peralatan , material pemboran, dan rig yang disewa.
Perhitunggan biaya sewa rig dilihat dari kapasitas prime mover yang dimiliki
dengan kapasitas prime mover pada saat operasi. Sehingga selisih antara horse
power yang terpakai dengan kapasitas horse power yang dimiliki rig bisa
digunakan untuk menghitung besarnya biaya kerugian yang harus dibayar selama
operasi pemboran.
Material pemboran meliputi casing, lumpur, semen.
Proses-proses uji sumur yang dilakukan ini meliputi mud logging,
electric logging, DST, coring, supervisory.
Transportasi
Biaya transportasi untuk pelaksanaan operasi di lokasi pemboran yang bisa
diperkirakan dari jumlah mobil yang ada, jumlah kru yang ada kemudian
dipertimbangkan dengan membandingkan operasional transportasion sumur yang
ada sebelumnya atau sumur dari lapangan yang lain.
Alat transportasi dapat mencakup harga untuk bagian dasar truk, tongkang,
perahu, dan helikopter. Jarak yang jauh maka suatu kelompok memberi harga
komersil atau menyewa pesawat untuk bisa di jadikan harga yang signifikan.
Perhitungan biaya transportasi membutuhkan suatu perencanaan yang detail,
pengetahuan tentang jarak antara alat dengan barang persediaan lokal dan
karakter alat seperti standar dan ukuran kebutuhan.
Work Over
Operasi workover biasanya dilakukan dengan waktu temporary dan diprediksikan
kapan harus dilakukan workover. Biaya yang dikenakan pada operasi workover
biasanya tergantung dari masalah yang mungkin timbul akibat komplesi yang
dilakukan pada sumur tesebut.

Kesimpulan
1. Tahapan eksplorasi geologi digunakan untuk mendapatkan data-data
yang optimal tentang keadaan suatu daerah eksplorasi sehingga dapat
memperkecil kemungkinan kegagalan dalam pemboran. Serta digunakan
untuk perencanaan desain konstruksi sumur, dan data untuk dasar
perencanaan pemilihan rig.
2. Keadaan geologi dalam hal ini letak geografis serta keadaan geologi
dan reservoir suatu lapangan sangat berpengaruh terhadap pemilihan horse
power dari rig yang akan digunakan. Jika target operasi berada di reservoir
dengan kedalaman yang dangkal, maka kapasitas rig yang digunakan akan
semakin kecil sehingga biaya yang dikeluarkan semakin kecil. Demikian juga
sebaliknya semakin dalam reservoirnya maka biaya yang dikeluarkan akan
semakin besar.
3. Kapasitas rig merupakan kemampuan suatu rig untuk dapat memenuhi
kebutuhan dari operasi pemboran yang meliputi sistem angkat, sistem putar,
dan sistem sirkulasi.
4. Rig yang kapasitasnya dibawah kebutuhan lapangan dapat
mengakibatkan terhambatnya suatu operasi pemboran dan menyebabkan
problem pemboran, serta menghambat waktu dari proyek pengeboran.
5. Perhitungan kapasitas rig meliputi perhitungan beban horisontal,
beban vertikal, perhitungan tegangan kabel, penentuan RPM kritis,
kecepatan kritik dan kecepatan pengangkatan cutting, tipe aliran,
besarnya frictional loss, dan besarnya total horse poweryang dibutuhkan.
6. Weigth on bit yang tinggi dengan Rotation per minute yang rendah
digunakan untuk formasi yang keras agar Rate of Penetration atau laju
penembusan lebih optimum dan tidak cepat merusak mata bor. Sebaliknya
untuk formasi yanng lunak digunakan WOB yang kecil dengan RPM yang
rendah agar ROP lebih optimal. Ketiga parameter tersebut berkaittan dalam
penentuan kapasitas rig, dalam hal ini horse power yang akan digunakan.
ROP yang semakin besar menyebabkan biaya pemboran yang besar karena
waktu yang diperlukan dalam program pemboran semakin lama.
7. Estimasi biaya pemboran dihitung untuk memastikan dan
memperkirakan berapa biaya operasi pemboran yang akan dikeluarkan.
8. Selisih antara horse power yang terpakai dengan horse power yang
dimiliki rig digunakan untuk perhitungan kerugian yang harus dibayar
perusahaan minyak ke kontraktor penyediarig.
9. Perkiraan biaya pemboran dipengaruhi oleh :
Ukuran dan jenis sumur yang akan dibuat.
Biaya material yang diperlukan
Biaya peralatan, bahan, dan rig yang disewa
Transportasi
Work Over

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bp. Dr. Ir. Drs. Herianto, Phd. yang
telah memberikan tugas karya ilmiah kepada kami sehingga saya dapat
menyelesaikan papper ini dengan baik.


Daftar Pustaka
1. Koesoemadinata R. P. 1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi.
Bandung: ITB. Edisi Kedua. Jilid I dan II.
2. Adam Neil.,Drilling Enginer, A Completion Well Planing
Approach, Penn-Well Publishing, Tulsa, 1985.
3. Rubiandini Rudi., : Teknik Pemboran II, Jurusan T. Perminyakan
F.T.M, UPN Veteran Yogyakarta, 1993.
4. Mc. Cain W. D. Jr. 1973. The Properties of Petroleum Fluid. Tulsa,
Oklahoma: Penn Well Publishing Company.
5. Dake, P.L., Fundamental of Reservoir Enginering. Elsevier Science
Publishing Company, Newyork , 1978.
Diposkan oleh Bayu Ciptoaji di 14.17

Anda mungkin juga menyukai