EVALUASI PROGRAM

Prof. Dr. Sahat Siagian , M.Pd.

PPs UNIMED
2010
EVALUASI

DI NEGARA-NEGARA YANG SDH MAJU PENDIDIKAN
DIPANDANG SEBAGAI SARANA UTAMA UNTUK
MEMECAHKAN MASALAH-MASALAH SOSIAL

UNTUK BEBERAPA MASALAH TERTENTU,
KESEJAHTERAAN BANGSA DIBEBANKAN KE PUNDAK
SEKOLAH DAN UNIVERSITAS
EVALUASI

KRITIK SERING MUNCUL KARENA:
1. SISTIM PENDIDIKAN YANG SERING BERUBAH DAN TIDAK
SEIMBANG
2. KURIKULUM YANG KURANG TEPAT
3. KURANGNYA EVALUASI YANG EFEKTIF

PENYEBAB:
1. KURANGNYA INFORMASI YANG DAPAT DIANDALKAN
2. KURANGNYA SUATU SISTIM YNG STANDAR UNTUK
MEMPEROLEH INFORMASI TERSEBUT


EVALUASI

KETIKA MENGEVALUASI:
1. APA YANG TELAH TERJADI PADA SETIAP AKTIVITAS
2. APAKAH HASIL SESUAI DENGAN APA YANG TELAH
DITENTUKAN SEBELUMNYA
3. APAKAH YANG TELAH DIKERJAKAN BENAR-BENAR BERNILAI
4. HASIL PEKERJAAN HARUS BENAR-BENAR BERMAKNA
5. EVALUASI AKAN MEMBANTU KITA UNTUK BEKERJA KE ARAH
PERUBAHAN ATAU MEMELIHARA KERJA YANG BAIK
6. EVALUASI AKAN MENJELASKAN YANG BERHARGA DAN YANG
TAK BERHARGA



ISTILAH-ISTILAH PENTING
1. Goal
2. Objectives
3. Needs Asessment
4. Evaluating
5. Testing
6. Measurement
7. Result
8. Means and end


ISTILAH-ISTILAH PENTING
1. Goal: Tujuan dengan pernyataan umum: meningkatkan jumlah
lulusan, mengurangi jumlah yang drop out (tidak menyebutkan jumlah)
============ Where we want to be

2. Objectives: State exactly where we are going and how we know
when we have arrived

Objectives memiliki 4 karakteristik:
1. apa hasil yang akan dicapai
2. Siapa dan apa yang akan ditunjukkan oleh hasil tersebut
3. Kondisi yang akan diobservasi dari hasil yang telah dicapai
4. Kriteria yang spesifik yang digunakan untuk menentukan hasil yang
diperoleh



Needs and Need Assesment

1. Kita tidak benar-benar yakin, apakah memang itu yang ingin kita
capai
2. We know there are some goals and objectives, but we want to make
sure that they are complete
3. Kita tahu kebutuhan organisasi kita, tetapi kita ingin tahu apa
sebaiknya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan itu
4. Digunakan ketika kita ingin memperoleh solusi terhadap pemecahan
apa yang sebenarnya kita butuhkan
5. Need Asesment Menyatakan apa sebaiknya yang kita lakukan (what
should be)
6. A Need adalah untuk mengukur gap antara What is and what should
be

Dengan proses yang sistimatic kita dapat menentukan gap antara what
is dan what should be dan dari gap tersebut kita dapat memilih prioritas
masalah yang harus kita pecahkan



EVALUATION, TESTING,
AND MEASUREMENT

1. Testing adalah pertanyaan-pertanyaan untuk
mengumpulkan data
2. Measurement adalah teknik yang digunakan
untuk membandingkan data yang diperoleh
dengan standard yang telah ditentukan
3. Evaluation adalah bermaksud menggunakan tes
untuk mengukur



TESTING

1. Testing adalah bagian dari kerja untuk
mengumpulkan data untuk digunakan dalam
evaluasi. Kita harus memilih test yang cocok untuk
mengukur skill, knowledge, dan sikap dari individu
atau kelompok yang belajar untuk dievaluasi.
2. Kita harus memutuskan apakah tes yang
dipakai tes acuan patokan atau tes acuan norma



MEASUREMENT

1. Proses yang digunakan untuk mengumpulkan
data dan dibandingkan dengan standard
2. Pengukuran ini termasuk alat-alat dan teknik
yang digunakan pada proses testing
3. Ketika kita membandingkan unjuk kerja dengan
kriteria yang digunakan, kita dapat mengukur
derajat penguasaan



SKALA-MEASUREMENT

1. Skala Nominal : kategori kualitatif bukan kuantitatif (laki-laki
perempuan)
2. skala ordinal: skala pegukuran yang menunjukkan posisi suatu objek
dengan objek lainnya tanpa tanpa menunjukkan jarak posisi objek itu
3. Skala interval: skala yang memberi jarak interval yang sama dari
suatu titik asal yang tidak tetap
4. skala rasio: skala yang mempunyai titik nol sejati disamping interval
yang sama




GOALS AND OBJEKTIVES

1. Skala Nominal : kategori kualitatif bukan kuantitatif (laki-laki
perempuan)
2. skala ordinal: skala pegukuran yang menunjukkan posisi suatu objek
dengan objek lainnya tanpa tanpa menunjukkan jarak posisi objek itu
3. Skala interval: skala yang memberi jarak interval yang sama dari
suatu titik asal yang tidak tetap
4. skala rasio: skala yang mempunyai titik nol sejati disamping interval
yang sama



DEFINISI EVALUASI

RALPH TYLER: EVALUASI IALAH PROSES YANG MENENTUKAN
SAMPAI SEJAUH MANA TUJUAN PENDIDIKAN DAPAT DICAPAI

CRONBACH: EVALUASI ADALAH MENYEDIAKAN INFORMASI UNTUK
PEMBUAT KEPUTUSAN

STUFFLEBEAM, ALKIN, MALCOM, PROVUS SEBAGAI PENCETUS
DISCREPANCY EVALUATION, MENDEFINISIKAN EVALUASI SEBAGAI
PERBEDAAN APA YANG ADA DENGAN SUATU STANDAR UNTUK
MENGETAHUI APAKAH ADA SELISIH

KONSENSUS ANTARA EVALUATOR TENTANG EVALUASI,
MENGATAKAN EVALUASI ADALAH PENELITIAN YANG SISTIMATIK
ATAU YANG TERATUR TENTANG MANFAAT DAN GUNA BEBERAPA
OBJEK
DEFINISI EVALUASI (LANJUTAN)

Evaluasi merupakan proses untuk menentukan tingkat
keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan yg telah
diprogramkan melalui penentuan bobot kepentingan nilai
dari suatu program


PERANAN DAN TUJUAN
EVALUASI
MEMBUAT KEBIJAKAN DAN KEPUTUSAN
MENILAI HASIL YANG DICAPAI PESERTA DIDIK
MENILAI KURIKULUM
MEMBERI KEPERCAYAAN KEPADA LEMBAGA
PENDIDIKAN (SEKOLAH)
MEMONITOR DANA YANG TELAH DIBERIKAN
MEMPERBAIKI MATERI DAN PROGRAM
PENDIDIKAN
UNTUK APA EVALUASI

1. SCRIVEN ORANG PERTAMA YANG MEMBEDAKAN
ANTARA EVALUASI FORMATIF DAN EVALUASI SUMATIF
2. STUFFLEBEAM MEMBEDAKAN DENGAN BAHASA YANG BERBEDA,
YAITU: PROACTIVE EVALUATION UNTUK MELAYANI PEMEGANG
KEPUTUSAN, DAN RECTROACTIVE EVALUATION UNTUK KEPERLUAN
PERTANGGUNGJAWABAN
3. EVALUASI MEMPUNYAI DUA FUNGSI, YAITU FUNGSI FORMATIF YANG
DIPAKAI UNTUK PERBAIKAN DAN PENGEMBANGAN KEGIATAN YANG
SEDANG BERJALAN (PROGRAM, ORANG, PRODUK, DSB). FUNGSI
SUMATIF YAITU EVALUASI YANG DIPAKAI UNTUK PERTANGGUNG
JAWABAN, KETERANGAN, SELEKSI ATAU LANJUTAN.
JADI EVALUASI HENDAKNYA MEMBANTU PENGEMBANGAN,
IMPLEMENTASI, KEBUTUHAN SUATU PROGRAM,
PERBAIKAN PROGRAM, PERTANGGUNGJAWABAN, SELEKSI,
MOTIVASI, MENAMBAH PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN DARI
MEREKA YANG TERLIBAT

APA OBJEK EVALUASI

SISWA DAN MAHASISWA
PROYEK ATAU PROGRAM INSTITUSI PENDIDIKAN
PENTING MENENTUKAN DAN MENGETAHUI APA YANG
AKAN DIEVALUASI
AGAR DAPAT DITENTUKAN INFORMASI APA YANG
HARUS DIKUMPULKAN DAN BAGAIMANA
MENGANALISANYA DAN MEMBANTU PEMFOKUSAN
EVALUASI
RUMUSAN TUJUAN YANG JELAS JUGA AKAN
MENGHINDARI SALAH TAFSIR DAN KESALAHPAHAMAN
ASPEK DAN DIMENSI OBJEK
YANG AKAN DIEVALUASI
STAKE, STUFFLEBEAM, ALKIN, DAN PROVUS
MENGEMUKAKAN EVALUASI YANG BERFOKUS
PADA EMPAT ASPEK, YAITU:
KONTEKS
INPUT
PROSES IMPLEMENTASI
PRODUK

KRITERIA YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENILAI SUATU OBJEK
KEBUTUHAN IDEAL
PENGGUNAAN YANG YANG OPTIMAL
DARI SUMBER-SUMBER DAN
KESEMPATAN
EFEKTIFITAS PROGRAM
PENCAPAIAN TUJUAN YANG TELAH
DIRUMUSKAN

SIAPA YANG HARUS DILAYANI OLEH
EVALUASI
BISA LEBIH DARI SEORANG AUDIENS
MASING-MASING AUDIENS MUNGKIN
PUNYA KEBUTUHAN YANG BERBEDA
AUDIENS KHUSUS KEBUTUHANNYA
HARUS DIRUMUSKAN DENGAN JELAS
PADA WAKTU MEMULAI RENCANA
EVALUASI

LANGKAH-LANGKAH DAN PROSEDUR
YANG DILAKUKAN DALAM EVALUASI
MEMFOKUSKAN EVALUASI
MENDESAIN EVALUASI
MENGUMPULKAN INFORMASI
MENGANALISA INFORMASI
MELAPORKAN HASIL EVALUASI
MENGELOLA EVALUASI
MENGEVALUASI EVALUASI


METODE APA YANG AKAN DIPAKAI
DALAM EVALUASI

DESAIN EKSPERIMEN
KUASI EKSPERIMEN
NATURALISTIC

SIAPA YANG AKAN MELAKUKAN
EVALUASI
MENGETAHUI DAN MENGERTI TEKNIK
PENGUKURAN
METODE PENELITIAN
MENGERTI TENTANG KONDISI SOSIAL
HAHIKAT OBJEK EVALUASI
MEMPUNYAI KEMAMPUAN HUMAN RELATION
JUJUR
BERTANGGUNG JAWAB
TIM

APA STANDAR MENILAI EVALUASI
MENURUT COMMITTEE ON STANDARD FOR
EDUCATIONAL EVALUATION (1981):
UTILITY (BERMANFAAT DAN PRAKTIS)
ACURACY (SECARA TEKNIK TEPAT)
FEASIBILITY ( REALISTIK DAN TELITI)
PROPRIETY ( DILAKUKAN DENGAN LEGAL DAN
ETIK)


BEBERAPA ISTILAH
PROGRAM IALAH SEGALA SESUATU YANG COBA
DILAKUKAN SESORANG DENGAN HARAPAN AKAN
MENDATANGKAN HASIL ATAU PENGARUH)
SPONSOR IALAH ORANG ATAU ORGANISASI YANG
MEMINTA EVALUASI DAN MEMBAYAR UNTUK EVALUASI
ITU
AUDIENS YAITU ORANG YANG SECARA LANGUSNG ATAU
TIDAK LANGSUNG BERURUSAN DENGAN EVALUASI
INSTRUMEN: TERMASUK TES, KUESIONER, OBSERVASI,
INTERVIEW ATAU WAWANCARA
KUALITATIF DAN KUANTITATIF: KATA-KATA DAN
ANGKA-ANGKA


MODEL, PENDEKATAN DAN KONSEP-
KONSEP EVALUASI
MODEL EVALUASI IALAH DESAIN EVALUASI YANG
BIASANYA DINAMAKAN SESUAI DENGAN NAMA
PEMBUATNYA
PENDEKATAN ADALAH EVALUASI YANG DISESUAIKAN
DENGAN MISI ATAU PAHAM YANG DIANUTNYA DAN
YANG AKAN DIBAWANYA)
KONSEP ADALAH EVALUASI YANG BERDASARKAN WAKTU
PELAKSANAAN, UNTUK APA EVALUASI DILAKUKAN, DAN
PAHAM ATAU ACUAN YANG DIANUT OLEH EVLUATOR


MODEL, PENDEKATAN DAN KONSEP-
KONSEP EVALUASI
Untuk menentukan jenis atau model
evaluasi yang hendak digunakan,
seorang evaluator biasanya
mempertimbangkan dua hal yaitu jenis
program yang hendak dievaluasi dan
tujuan atau untuk kepentingan apa
suatu evaluasi dilakukan..
MODEL, PENDEKATAN DAN KONSEP-
KONSEP EVALUASI
Dari sisi tujuan evaluasi, ada evaluasi yang
digunakan untuk mengetahui tingkat
kesenjangan suatu program, tingkat
efektifitas suatu program, ada pula evaluasi
yang bertujuan untuk menemukan hasil
suatu program di luar tujuan program yang
direncanakan.

MODEL, PENDEKATAN DAN KONSEP-
KONSEP EVALUASI
Dari sisi program, seandainya kita persempit menjadi
program pendidikan, ada program pendidikan dengan
term waktu yang panjang dengan cakupan bidang
garapan program yang luas dan tujuan program yang
komprehensif, seperti penyelenggaraan kegiatan
persekolahan formal. Ada pula program pendidikan
dengan term waktu yang singkat dengan bidang
garapan yang lebih spesifik serta memiliki tujuan
program yang lebih sempit. Contoh program ini adalah
program diklat, kursus, dan pelatihan

MODEL, PENDEKATAN DAN KONSEP-
KONSEP EVALUASI
Dari sisi tujuan evaluasi, ada evaluasi yang
digunakan untuk mengetahui tingkat
kesenjangan suatu program, tingkat
efektifitas suatu program, ada pula evaluasi
yang bertujuan untuk menemukan hasil suatu
program di luar tujuan program yang
direncanakan.

MODEL EVALUASI CIPP
Dari sisi tujuan evaluasi, ada evaluasi yang
digunakan untuk mengetahui tingkat
kesenjangan suatu program, tingkat efektifitas
suatu program, ada pula evaluasi yang
bertujuan untuk menemukan hasil suatu
program di luar tujuan program yang
direncanakan.
MODEL CIPP
INPUT EVALUATION,
STRUCTURING
DECISION
PROCESS EVALUATION
, TO SERVE
IMPLEMENTING DECISION
PRODUCT
EVALUATION
TO SERVE RECYCLING
DECISION
CONTECT
EVALUATION
TO SERVE
PLANNING
DECISION
MODEL CIPP
1. CONTECT EVALUATON, TO SERVE PLANNING DECISION. KONTEKS EVALUASI INI
MEMBANTU MERENCANAKAN KEPUTUSAN, MENENTUKAN KEBUTUAHN YANG
AKAN DICAPAI OLEH PROGRAM DAN MERUMUSKAN TUJUAN PROGRAM
2. INPUT EVALUATION, STRUCTURING DECISION. EVALUASI INI MENOLONG
MENGATUR KEPUTUSAN, MENENTUKAN SUMBER-SUMBER YANG ADA,
ALTERNATIF APA YANG AKAN DIAMBIL, APA RENCANA DAN STRATEGI UNTUK
MENCAPAI KEBUTUHAN DAN BAGAIMANA PROSEDUR KERJA UNTUK
MENCAPAINYA
3. PROCESS EVALUATION , TO SERVE IMPLEMENTING DECISION. EVALUASI PROSES
UNTUK MEMBANTU MENGIMPLEMENTASIKAN KEPUTUSAN. SEJAUHMANA
RENCANA TELAH DITERAPKAN . APA YANG HARUS DIREVISI. BEGITU
PERTANYAAN TERSEBUT TERJAWAB, PROSEDUR DAPAT DIMONITOR, DIKONTROL
DAN DIPERBAIKI
4. PRODUCT EVALUATION TO SERVE RECYCLING DECISION. EVALUASI PRODUK
UNTUK MENOLONG KEPUTUSAN SELANJUTNYA. APA HASIL YANG TELAH
DICAPAI. APA YANG DILAKUKAN SETELAH PROGRAM BERJALAN
MODEL CIPP
1. CONTECT EVALUATON, UPAYA UNTUK MENGGAMBARKAN DAN MERINCI
LINGKUNGAN KEBUTUHAN YANG TIDAK TERPENUHI, POPULASI DAN SAMPEL
YANG DILAYANI DAN TUJUAN PROYEK. EVALUASI KONTEKS UNTUK MENGETAHUI
KELEMAHAN DAN KEKUATAN, DAN EVALUATOR DAPAT MENGARAHKAN
KEPERBAIKAN YANG DIINGINKAN
2. INPUT EVALUATION, STRUCTURING DECISION. KOMPONEN EVALUASI INPUT
YAITU: SUMBER DAYA MANUSIA, SARANA DAN PERALATAN PENDUKUNG, DANA
DAN ANGGARAN, BERBAGAI PROSEDUR YANG DIPERLUKAN
3. PROCESS EVALUATION , TO SERVE IMPLEMENTING DECISION. PERTANYAN YANG
HARUS DIAJUKAN ADALAH: WHAT, WHO, DAN WHEN
4. PRODUCT EVALUATION TO SERVE RECYCLING DECISION. PERTANYAAN
YANG DIAJUKAN ADALAH APAKAH TUJUAN TERCAPAI, APAKAH
YANG BISA DIRUMUSKAN KAIATAN ANTARA PROSES DAN TUJUAN,
APAKAH PROSES DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN PESERTA,
APAKAH DAMPAK YANG DIHASILKAN
PROFIL MODEL CIPP
1. Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan (a decision oriented
evaluation approach structured). Tujuannya adalah untuk membantu
administrator (kepala sekolah dan guru) didalam membuat keputusan.
Menurut Stufflebeam, (1993 : 118) dalam Eko Putro Widoyoko
mengungkapkan bahwa, the CIPP approach is based on the view
that the most important purpose of evaluation is not to prove but
improve. Konsep tersebut ditawarkan oleh Stufflebeam dengan
pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan
membuktikan, tetapi untuk memperbaiki.
2. Menurut Eko Putro Widoyoko model evaluasi CIPP lebih komprehensif
diantara model evaluasi lainnya, karena objek evaluasi tidak hanya
pada hasil semata tetapi juga mencakup konteks, masukan, proses,
dan hasil. Selain kelebihan tersebut, di satu sisi model evaluasi ini
juga memiliki keterbatasan, antara lain penerapan model ini dalam
bidang program pembelajaran dikelas mempunyai tingkat
keterlaksanaan yang kurang tinggi jika tidak adanya modifikasi.



EVALUASI MODEL UCLA
ALKIN MENDEFINISIKAN EVALUASI
SEBAGAI PROSES MEYAKINKAN
KEPUTUSAN, MEMILIH INFORMASI YANG
TEPAT, MENGUMPULKAN, DAN
MENGANALISIS INFORMASI SEHINGGA
DAPAT MELAPORKAN RINGKASAN DATA
YANG BERGUNA BAGI PENGAMBIL
KEPUTUSAN DALAM MEMILIH BEBERAPA
ALTERNATIF
EVALUASI MODEL UCLA
1. SISTIM ASSESMENT, YANG MEMBERIKAN INFORMASI TENTANG KEADAAN
DAN POSISI SISTIM
2. PROGRAM PLANNING, MEMBANTU PEMILIHAN PROGRAM TERTENTU
YANG MUNGKIN AKAN BERHASIL MEMENUHI KEBUTUHAN PROGRAM
3. PROGRAM IMPLENTATION, YANG MENYIAPKAN INFORMASI APAKAH
PROGRAM SUDAH DIPERKENALKAN KEPADA KELOMPOK TERTENTU
YANG TEPAT SEPERTI YANG DIRENCANAKAN
4. PROGRAM IMPROVEMENT, YANG MEMBERIKAN INFORMASI TENTANG
BAGAIMANA PROGRAM BEKERJA, APAKAH MENUJU PANCAPAIAN
TUJUAN , ADAKAH HAL-HAL ATAU MASALAH BARU YANG MUNCUL TAK
TERDUGA
5. PROGRAM SERTIFIKASI YANG MEMBERI INFORMASI TENTANG NILAI ATAU
GUNA PROGRAM
EVALUASI MODEL BRINKERHOFF
1. FIXED AND EMERGENT EVALUATION
DESIGN
2. FORMATIF AND SUMATIF EVALUATION
3. EXPERIMENT AND QUASI EXPERIMENTAL
DESIGN VS NATURAL DESIGN

MODEL STAKE DAN COUNTENANCE
RASIONAL INTENTS
OBSERVATI
ONS
DESCRIPTION
MATRIX
ANTECE
DENTS
TRANSAC
TION
OUTCO
MES
JUDGEMENT
MATRIX
STANDARD
JUDGEMENT
(GOAL)
(effects)
MODEL STAKE DAN COUNTENANCE
1. STAKE MENEKANKAN ADANYA DUA DASAR KEGIATAN DALAM EVALUASI :
DESCRIPTIONS DAN JUDGEMENT DAN MEMBEDAKAN ADANYA TIGA TAHAP DALAM
PROGRAM PENDIDIKAN ANTECEDENT( CONTEXT), TARNSACTION (PROSES), DAN
OUTCOMES (OUT PUT)

2. MATRIX DESCRIPTION MENUNJUKKAN INTENS (GOALS) DAN OBSERVATION (EFFECT)
ATAU YANG SEBENARNYA TERJADI
3. JUDGEMENT MEMPUNYAI 2 ASPEK , YAITU STANDARD DAN JUDGEMENT
4. PENEKANAN YANG UMUM ATAU HAL YANG PENTING DALAM MODEL INI IALAH
EVALUATOR YANG MEMBUAT PENILAIAN TANTANG PROGRAM YANG DIEVALUASI

DALAM MODEL INI ANTECEDENT (MASUKAN), TARNSACTION (PROSES) DAN OUTCOMES
(HASIL) DATA DIBANDINGKAN TIDAK HANYA UNTUK MENENTUKAN APAKAH ADA
PERBEDAAN TUJUAN DENGAN KEADAAN SEBENARNYA, TETAPI JUGA DIBANDINGKAN
DENGAN STANDAR YANG ABSOLUT, UNTUK MENILAI MANFAAT PROGRAM

DIGUNAKAN UNTUK MEMBANDINGKAN ANTARA SATU PROGRAM DENGAN PROGRAM
YANG LAIN


MODEL FOUR LEVEL FRAMEWORK
KIRKPATRICK
1. Reaction
2. Learning
3.Job Behaviour
4. Result


MODEL FOUR LEVEL FRAMEWORK
KIRKPATRICK
Evaluasi pada tingkat reaksi (Reaction)
Pada evaluasi ini, yang dinilai adalah reaksi
peserta. Dalam evaluasi ini, tingkat
kepuasaan peserta terhadap program diklat
yng diselenggarakan , sehingga dapat
dilakukan perbaikan atas program tersebut


MODEL FOUR LEVEL FRAMEWORK
KIRKPATRICK
Mengetahui tingkat kepuasan peserta dapat dilakukan dengan
mengukur beberapa aspek dalam pelatihan. Aspek itu meliputi:
pelayanan panitia penyelenggara, kualitas instruktur, kurikulum
pelatihan, materi pelatihan, metode belajar, suasana kelas, fasilitas
utama dan fasilitas pendukung, kebernilaian dan kebermaknaan isi
pelatihan, dan lain-lain yang berhubungan dengan
penyelenggaraan suatu pelatihan.
MODEL FOUR LEVEL FRAMEWORK
KIRKPATRICK
Mengukur reaksi ini relatif mudah karena bisa dilakukan
dengan menggunakan reaction sheet yang berbentuk
angket. Evaluasi terhadap reaksi ini sesungguhnya
dimaksudkan untuk mendapatkan respon seasaat
peserta terhadap kualitas penyelenggaraan pelatihan.
Oleh karena itu waktu yang paling tepat untuk
menyebarkan angket adalah sesaat setelah pelatihan
berakhir atau beberapa saat sebelum pelatihan berakhir.
MODEL FOUR LEVEL FRAMEWORK
KIRKPATRICK
Learning Level adalah evaluasi pada tingkat
pembelajaran dilakukan dengan tujuan
utama mengukur seberapa jauh perubahan
kompetensi para peserta segera setelah
pelatihan berakhir sebelum mereka kembali
bekerja


MODEL FOUR LEVEL FRAMEWORK
KIRKPATRICK
Evaluasi tahap kedua ini sesungguhnya
evaluasi terhadap hasil pelatihan. Program
dikatakan berhasil ketika aspek-aspek tersebut
diatas mengalami perbaikan dengan
membandingkan hasil pengukuran sebelum dan
sesudah pelatihan. Semakin tinggi tingkat
perbaikannya, dikatakan semakin berhasil pula
suatu program pelatihan.
MODEL FOUR LEVEL FRAMEWORK
KIRKPATRICK
Kegiatan pengukuran dalam evaluasi tahap kedua ini relatif lebih
sulit dan lebih memakan waktu jika dibanding dengan mengukur
reaksi peserta. Oleh karenanya penggunaan alat ukur dan pemilihan
waktu yang tepat akan dapat membantu kita mendapatkan hasil
pengukuran yang sahih dan akurat. Alat ukur yang bisa kita
gunakan adalah tes tertulis dan tes kinerja. Tes tertulis kita gunakan
untuk mengukur tingkat perbaikan pengetahuan dan sikap peserta,
sementara tes kinerja kita gunakan untuk mengetahui tingkat
penambahan ketrampilan peserta. Untuk dapat mengetahui tingkat
perbaikan aspek-aspek tersebut, tes dilakukan sebelum dan
sesudah program.


MODEL FOUR LEVEL FRAMEWORK
KIRKPATRICK
Job Behaviour level ( evaluasi pada tingkat
perilaku dalam pekerjaan) evaluasi pada
tingkat ini yang diukur adalah pengaruh
program pelatihan terhadap penerapannya
di tempat kerja. Dengan kata lain, tujuan
evaluasi pada tahap ini adalah perbaikan
perilaku peserta dalam pekerjaannya nanti
pada saat kembali bertugas di tempat
peserta latihan bertugas


MODEL FOUR LEVEL FRAMEWORK
KIRKPATRICK
Yang ingin diketahui dalam evaluasi ini adalah seberapa jauh
perubahan sikap mental (attitude), perbaikan pengetahuan, dan
atau penambahan ketrampilan peserta membawa pengaruh
langsung terhadap kinerja peserta ketika kembali ke lingkungan
kerjanya. Apakah perubahan sikap mental (attitude), perbaikan
pengetahuan, dan atau penambahan ketrampilan peserta itu
diimplementasikan dalam lingkungan kerja peserta ataukah
dibiarkan berkarat dalam diri peserta tanpa pernah
diimplementasikan. Evaluasi perilaku ini dapat dilakukan melalui
observasi langsung ke dalam lingkungan kerja peserta.


MODEL FOUR LEVEL FRAMEWORK
KIRKPATRICK
Disamping itu bisa juga melalui wawancara dengan atasan maupun
rekan kerja peserta. Dari sini diharapkan akan diketahui perubahan
perilaku kerja peserta sebelum dan setelah ikut program. Karena
terkadang ada kesulitan untuk mengetahui kinerja peserta sebelum
ikut pelatihan, disarankan juga untuk melakukan dokumentasi
terhadap catatan kerja peserta sebelum mengikuti pelatihan. Pada
program pelatihan yang sifatnya rutin yang merupakan kerjasama
suatu institusi dengan penyelenggara pelatihan, mengukur perilaku
kerja peserta dapat dilakukan secara simultan dari angkatan yang satu
ke angkatan berikutnya. Dalam kasus ini, biasanya pimpinan
organisasi atau institusi memegang peranan penting dan biasanya
pimpinan organisasi lah yang mengambil inisiatif sebab merekalah
yang paling berkepentingan dengan hasil pelatihan yang sudah
dikenakan pada anak buahnya. Seringkali peserta pelatihan
membutuhkan waktu transisi dalam merubah perilaku kerjanya setelah
ikut program.

MODEL FOUR LEVEL FRAMEWORK
KIRKPATRICK
Result Level (Evaluasi pada tingkat hasil)
Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengukur seberapa jauh peningkatan
produktivitas yang dicapai pekerja, serta
unit kerja, setelah mengikuti program
pelatihan


MODEL FOUR LEVEL FRAMEWORK
KIRKPATRICK
Aspek yang bisa disasar dalam evaluasi ini meliputi kenaikan
produksi, peningkatan kualitas produk, penurunan biaya, penurunan
angka kecelakaan kerja baik kualitas maupun kuantitas, penurunan
turn over, maupun kenaikan tingkat keuntungan. Jika kita persempit
untuk organisasi persekolahan yang mengirim gurunya dalam program
pelatihan, aspek yang bisa kita ukur dalam evaluasi result ini adalah
suasana belajar di kelas, tingkat partisipasi siswa dalam pembelajaran,
maupun nilai belajar siswa. Dalam skala yang lebih luas, aspek ini bisa
dikembangkan menjadi kenaikan peringkat sekolah secara akademis,
pandangan masyarakat mengenai kualitas sekolah yang
bersangkutan, kenaikan jumlah pendaftar, dan kenaikan kualitas input
siswa.

MODEL FOUR LEVEL FRAMEWORK
KIRKPATRICK
Satu hal yang perlu disadari bahwa yang bisa dimasukkan dalam aspek
evaluasi result ini tidak hanya melulu yang berhubungan dengan produktifitas,
namun bisa lebih luas dari itu. Terbangunnya teamwok yang makin solid dan
kompak yang berimplikasi langsung terhadap motivasi dan suasana kerja
dalam suatu organisasi juga merupakan aspek yang bisa dijadikan
pertimbangan dalam evaluasi di tahap ini. Selain melalui observasi langsung
dan wawancara dengan pimpinan organisasi, evaluasi terhadap result ini
sangat disarankan menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi
terhadap catatan atau laporan organisasi dapat digunakan untuk mengetahui
dampak pelatihan terhadap produktifitas organisasi. Karena kebanyakan
materi program pelatihan tidak berdampak secara langsung terhadap result
organisasi, maka evaluasi di tahap ini membutuhkan jeda waktu yang lebih
lama disbanding evaluasi terhadap perilaku. Apalagi biasanya perhitungan
terhadap aspek-aspek result suatu organisasi dilakukan dalam periode
laporan tahunan. Oleh karenanya evaluasi di tahap ini membutuhkan rentang
waktu yang lebih lama dalam pelaksanaannya


MODEL FOUR LEVEL FRAMEWORK
KIRKPATRICK
Model ini diakui memiliki kelebihan karena sifatnya yang
menyeluruh, sederhana, dan dapat diterapkan dalam
berbagai situasi pelatihan. Menyeluruh dalam artian model
evaluasi ini mampu menjangkau semua sisi dari suatu
program pelatihan. Dikatakan sederhana karena model ini
memiliki alur logika yang sederhana dan mudah dipahami
serta kategorisasi yang jelas dan tidak berbelit-belit.
Sementara dari sisi penggunaan, model ini bisa digunakan
untuk mengevaluasi berbagai macam jenis pelatihan dengan
berbagai macam situasi.


MODEL CIRO
Wat, Bird dan Rackham
mengemukakan kerangka lain yag
mengkategorikan empat kategori
evaluasi yang disebut CI RO singkatan
dari Context (konteks), I nput
(masukan), Proscess (proses) atau
reaksi dan outcomes (hasil)

PPROFIL MODEL CIRO
Wat, Bird dan Rackham
mengemukakan kerangka lain yag
mengkategorikan empat kategori
evaluasi yang disebut CI RO singkatan
dari Context (konteks), I nput
(masukan), Proscess (proses) atau
reaksi dan outcomes (hasil)

MODEL GOAL FREE EVALUATION
Michael Scriven, mengatakan MGFE
tidak terlalu fokus pada tujuan khusus
tetapi pada tujuan umum kegiatan dan
bagaimana proses pelaksanaannya.
Tujuan biasanya hanya formalitas

MODEL PROPUS S DISCREPANCY
Menekankan pada pandangan adanya
kesenjangan dalam pelaksanaan
program

PENDEKATAN EVALUASI
PENGETAHUAN KITA TENTANG EVALUASI AKAN
MEMPENGARUHI JAWABAN KITA TENTANG EVALUASI

KUALIFIKASI INI PENTING KARENA TAK TAK ADA SATU
DEFINISI PUN YANG PALING TEPAT UNTUK MENYATAKAN
EVALUASI, JUGA TAK ADA PROSEDUR YANG PALING TEPAT
UNTUK MELAKUKAN EVALUASI

ADA BEBERAPA KONSEP TENTANG EVALUASI DAN
BAGAIMANAA MELAKUKANNYA, KITA NAMAKAN
PENDEKATAN EVALUASI. ISTILAH PENDEKATAN EVALUASI INI
DIARTIKAN SEBAGAI BEBARAPA PENDAPAT TENTANG APA
TUGAS EVALUASI DAN BAGAIMANA DILAKUKAN. DENGAN
KATA LAIN TUJUAN DAN PROSEDUR EVALUASI
PENDEKATAN EVALUASI
1. PENDEKATAN EKSPERIMENTAL
2. PENDEKTAN YANG BERORIENTASI PADA TUJUAN
3. PENDEKATAN YANG BERFOKUS PADA
KEPUTUSAN
4. PENDEKATAN YANG BERORIENTASI PADA
PEMAKAI
5. PENDEKATAN YANG RESPONSIF
PENDEKATAN EVALUASI
PENDEKATAN EKSPERIMENTAL ADALAH EVALUASI YANG
BERORIENTASI PADA PENGGUNAAN EXPERIMENTAL SCIENCE
DALAM PROGRAM EVALUASI. PENDEKATAN INI BERASAL DARI
KONTROL EKSPERIMEN YANG BIASANYA DILAKUKAN DALAM
PENELITIAN AKADEMIK. TUJUAN EVALUATOR YAITU UNTUK
MEMPEROLEH KESIIMPULAN YANG BERSIFAT UMUM TENTANG
DAMPAK SUATU PROGRAM TERTENTU YANG MENGONTROL
SEBANYAK-BANYAKNYA FAKTOR DAN MENGISOLASI
PENGARUH PROGRAM

PENDEKATAN EVALUASI
PENDEKATAN YANG BERORIENTASI PADA TUJUAN (GOAL
ORIENTED APPROACH) CARA YANG PALING LOGIS UNTUK
MERENCANAKAN SUATU PROGRAM YAITU MERUMUSKAN
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS DAN MEMBENTUK
KEGIATAN PROGRAM UNTUK MENCAPAI TUJUAN TERSEBUT.
HAL YANG SAMA JUGA DIPEROLEH PADA PENDEKATAN
ORIENTASI TUJUAN PADA EVALUASI. PENDEKATAN INI
MEMAKAI TUJUAN PROGRAM SEBAGAI KRITERIA UNTUK
MENENTUKAN KEBERHASILAN. EVALUATOR MENCOBA
MENGUKUR SAMPAI DI MANA PENCAPAIAN TUJUAN.
PENDEKATAN EVALUASI SEMACAM INI MERUPAKAN
PENDEKATAN YANG AMAT WAJAR DAN PRAKTIS UNTUK
DESAIN DAN PENGEMBANGAN PROGRAM.
PENDEKATAN EVALUASI
PENDEKATAN YANG BERFOKUS KEPADA KEPUTUSAN (THE
DECISION FOCUSED APPROACH) PENDEKATAN EVALUASI
YANG BERFOKUS PADA KEPUTUSAN, MENEKANKAN PADA
PERANAN INFORMASI YANG SISTIMATIK UNTUK PENGELOLA
PROGRAM DALAM MENJALANKAN TUGASNYA. SESUAI
DENGAN PENDEKATAN INI INFORMASI AKAN SANGAT
BERGUNA APABILA DAPAT MEMBANTU PENGELOLA
PROGRAM MEMBUAT KEPUTUSAN. OLEH KARENA ITU,
KEGIATAN EVALUASI HARUS DIRENCANAKAN SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN UNTUK KEPUTUSAN PROGRAM
PENDEKATAN EVALUASI
PENDEKATAN YANG BERORIENTASI KEPADA PEMAKAI (THE
USER ORIENTED APPROACH) PENELITI MULAI MENELITI
MASALAH UTILISASI EVALUASI. MEREKA MULAI
MENGUMPULKAN BUKTI-BUKTI EMPIRIS YANG MEMBATASI
PEMAKAIAN INFORMASI. SEJUMLAH FAKTOR-FAKTOR POSITIF
BERHASIL DIRUMUSKAN, TERMASUK KETERLIBATAN
LANGSUNG PARA PEMEGANG KUNCI KEPUTUSAN,
KETEPATAN WAKTU INFORMASI, KEPEKAAN TERHADAP
KONTEKS ORGANISASI. LEBIH-LEBIH LAGI KETERLIBATAN
PERSONEL TAMPAKNYA MMEGANG PERANAN PENTING DLAM
MEMPROMOSIKAN PEMAKAIAN EVALUASI
PENDEKATAN EVALUASI
PENDEKATAN YANG RESPONSIF (THE RESPONSIF APPROACH)
EVALUASI INI PERCAYA BAHWA EVALUASI YANG BERARTI YAITU
YANG MENCARI PENGERTIAN SUATU ISU DARI BERBAGAI SUDUT
PANDANG DARI SEMUA ORANG YANG TERLIBAT, YANG BERMINAT,
DAN YANG BERKEPENTINGAN DENGAN PROGRAM. EVALUATOR TAK
PERCAYA ADA SATU JAWABAN UNTUK SUATU EVALUASI PROGRAM
YANG DAPAT DITEMUKAN DENGAN MEMAKAI TES, KUESIONER, ATAU
ANALISIS STATISTIK. SETIAP ORANG YANG DIPENGARUHI OLEH
PROGRAM MERASAKANNYA SECARA UNIK , DAN EVALUATOR
MENCOBA MENOLONG MENJAWAB PERTANYAAN YANG
BERHUBUNGAN DENGAN MELUKISKAN ATAU MENGURAIKAN
KENYATAAN MELALUI PANDANGAN ORANG-ORANG TERSEBUT.
TUJUAN EVALUATOR ADALAH BERUSAHA MENGERTI URUSAN
PROGRAM MELALUI BERBAGAI SUDUT PANDANG YANG BERBEDA.
KONSEP DALAM EVALUASI
1. EVALUASI FORMATIF DAN SUMATIF
2. EVALUASI INTERNAL DAN EKSTERNAL

EVALUASI FORMATIF DAN SUMATIF
EVALUASI FORMATIF DILAKSANAKAN SELAMA PROGRAM
BERJALAN UNTUK MEMBERIKAN INFORMASI YANG BERGUNA
KEPADA PEMIMPIN PROGRAM, MISALNYA: SELAMA
PENGEMBANGAN PROGRAM PAKET KURIKULUM, EVALUASI
FORMATIF AKAN MELIBATKAN PEMERIKSAAN KONTEN OLEH
PARA AHLI, PILOT TES TERHADAP SEJUMLAH SISWA, TES
LAPANGAN TERHADAP SISWA YANG LEBIH BANYAK DAN
DENGAN GURU DI BEBERAPA SEKOLAH. SETIAP LANGKAH
EVALUASI AKAN MENGHASILKAN UMPAN BALIK YANG
SEGERA KEPADA PEMBUAT PAKET, YANG KEMUDIAN
MENGGUNAKAN INFORMASI TERSEBUT UNTUK MEREVISI
BAHAN APABILA DIPERLUKAN
EVALUASI FORMATIF DAN SUMATIF
EVALUASI SUMATIF DILAKSANAKAN PADA AKHIR PROGRAM UNTUK MEMBERI
INFORMASI KEPADA KONSUMEN YANG POTENSIAL TENTANG MANFAAT ATAU
KEGUNAAN PROGRAM. MISLNYA, SESUDAH PAKET KURIKULUM
DIKEMBANGKAN, EVALUASI SUMATIF MUNGKIN DILAKSANAKAN UNTUK
MENENTUKAN EFEKTIFITAS PAKET TERSEBUT PADA TINGKAT NASIONAL
ATAS SAMPEL SEKOLAH KHUSUS, GURU, SISWA PADA TINGKAT
PERKEMBANGAN TERTENTU. PENEMUAN HASIL EVALUASI INI AKAN
DIBERIKAN KEPADA KONSUMEN. PERHATIKAN BAHWA AUDIENS DAN
PEMAKAIAN EVALUASI TERSEBUT BERBEDA PADA EVALUASI FORMATIF
AUDIENSNYA ADALAH PERSONALIA PROGRAM. DALAM CONTOH TERSEBUT
(PADA EVALUASI FORMTAIF) MEREKA YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS
PENGEMBANGAN KURIKULUM. PADA EVALUASI SUMATIF, AUDIENSNYA
TERMASUK TERMASUK KONSUMEN YANG POTENSIAL SEPERTI GURU, SISWA,
DAN LAINNYA YANG TERLIBAT DENGAN PROGRAM. EVALUASI FORMATIF
HARUS MENGARAH KEPADA KEPUTUSAN TENTANG PERKEMBANGAN
PROGRAM TERMASUK PERBAIKAN, REVISI . SEDANGKAN EVALUASI SUMATIF
MENGARH KEPADA KEPUTUSAN TENTANG KELANJUTAN PROGRAM,
BERHENTI ATAU PROGRAM DITERUSKAN, PENGADOPSIAN DAN
SELANJUTNYA.
EVALUASI FORMATIF DAN SUMATIF
AUDIENS DAN PEMAKAIAN EVALUASI TERSEBUT BERBEDA
PADA EVALUASI FORMATIF AUDIENSNYA ADALAH
PERSONALIA PROGRAM. DALAM CONTOH TERSEBUT (PADA
EVALUASI FORMTAIF) MEREKA YANG BERTANGGUNG JAWAB
ATAS PENGEMBANGAN KURIKULUM. PADA EVALUASI
SUMATIF, AUDIENSNYA TERMASUK KONSUMEN YANG
POTENSIAL SEPERTI GURU, SISWA, DAN LAINNYA YANG
TERLIBAT DENGAN PROGRAM. EVALUASI FORMATIF HARUS
MENGARAH KEPADA KEPUTUSAN TENTANG PERKEMBANGAN
PROGRAM TERMASUK PERBAIKAN, REVISI . SEDANGKAN
EVALUASI SUMATIF MENGARH KEPADA KEPUTUSAN TENTANG
KELANJUTAN PROGRAM, BERHENTI ATAU PROGRAM
DITERUSKAN, PENGADOPSIAN DAN SELANJUTNYA.
EVALUASI FORMATIF DAN SUMATIF

TEKANAN
RELATIF
EVALUASI FORMATIF
EVALUASI SUMATIF
KEHIDUPAN PROGRAM
EVALUASI INTERNAL DAN EKSTERNAL
EVALUASI INTERNAL DILAKUKAN OLEH
EVALUATOR DARI DALAM PROYEK

EVALUASI EKSTERNAL DILAKUKAN OLEH
EVALUATOR DARI LUAR
EVALUASI FORMATIF DAN SUMATIF
INDIKATOR EVALUASI FORMATIF EVALUASI SUMATIF
TUJUAN MEMPERBAIKI PROGRAM MENILAI MANFAAT PROGRAM
AUDIENS ADM. PROGRAM, KARYAWAN KONSUMEN, SPONSOR
SIAPA YG MELAKUKAN EVALUATOR INTERNAL EVALUATOR EKSTERNAL
CIRI-CIRI UMUM TEPAT WAKTU MEYAKINKAN
MENGUKUR SERING INFORMAL VALID/RELIABEL
FRE.PENG.DATA SERING TERBATAS
UKURAN SAMPEL SERING KECIL BIASANYA BESAR
PERTANYAAN APA YG SDNG DIKERJAKAN,
APA YG PERLU DIPERBAIKI,
BAGAIMANA MEMPERBAIKI
APA HASILNYA, DENGAN SIAPA,
DALAM KONDISI BAGAIMANA,
PENATARAN YG MANA
DESAIN AKIBATNYA
HAMBATAN APA TUNTUTANNYA
EVALUASI INTERNAL DAN EKSTERNAL
EVALUATOR INTERNAL MENGETAHUI LEBIH BANYAK
TENTANG PROGRAMNYA DARIPADA ORANG LUAR,
ATAU EVALUATOR EKSTERNAL. KARENA BEGITU DEKAT
DENGAN PROGRAM, MUNGKIN AGAK SULIT MENJADI
OBJEKTIF 100 %.

SEBALIKNYA SULIT BAGI SEORANG EVALUATOR
EKSTERNAL UNTUK MENGETAHUI TENTANG PROGRAM
SEBANYAK APA YANG DIKETAHUI EVALUATOR
INTERNAL. YANG DIMAKSUD BANYAK ADALAH SECARA
KUANTITATIF, BUKAN KUALITATIF.

EVALUASI INTERNAL DAN EKSTERNAL
EVALUATOR INTERNAL AKAN MENGETAHUI
SEGALA SESUATU TENTANG PROGRAM SAMPAI
KEPADA HAL-HAL YANG RINCI, TAPI SERING
KURANG MENGATAHUI ATAU TIDAK
MENGETAHUI HAL-HAL YANG PENTING DAN
KRITIS
EVALUASI INTERNAL DAN EKSTERNAL
KOMBINASI ANTARA EVALUASI INTERNAL DAN
EKSTERNAL SERTA EVALUASI FORMATIF DAN SUMATIF
MEMUNGKINKAN UNTUK DIKOMBINASIKAN.
KOMBINASI INI BERTUJUAN UNTUK MENGHINDARI
KETERBATASAN YANG ADA PADA MASING-MASING
DIMENSI DAN MENGAMBIL MANFAAT DAN KELEBIHAN-
KELEBIHANNYA
MATRIKS KOMBINASI EVALUASI INTERNAL DAN
EKSTERNAL DAN EVALUASI FORMATIF DAN SUMATIF
BENTUK
EVALUASI
INTERNAL EKSTERNAL
FORMATIF INTERNAL
FORMATIF
EKSTERNAL
FORMATIF
SUMATIF INTERNAL
SUMATIF
EKSTERNAL
SUMATIF
EVALUASI META
(MENGEVALUASI EVALUASI)
SETIAP EVALUASI SEDIKIT BANYAK MENGANDUNG BIAS
DARI KEPUTUSAN YANG DIAMBIL EVALUATOR,
,MELIPUTI:
1. APA YANG AKAN DIUJI
2. INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN
3. KEPADA SIAPA AKAN DIBICARAKAN
4. SIAPA YANG AKAN MENDENGAR
5. PRIBADI EVALUATOR
6. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN

EVALUASI META
EVALUATOR DAN KLIEN HARUS SADAR AKAN BIAS
EVALUASI.
EVALUATOR AKAN MENJAGA REPUTASINYA
EVALUATOR JUGA AKAN DIUJI KLIENNYA
EVALUATOR JUGA HARUS MENJAGA HASIL EVALUASI
TIDAK DI BAWAH STANDAR
EVALUASI META
EVALUASI META DAPAT DILAKUKAN KETIKA SEDANG
MENGEVALUASI MAUPUN SETELAH EVALUASI UNTUK
MENGETAHUI APA YANG TELAH DILAKUKAN
EVALUASI META DILAKUKAN APABILA INGIN
MENGAMATI DAN MENELITI DESAIN DAN FUNGSI
EVALUASI
EVALUASI META DAPAT DILAKUKAN KAPAN SAJA,
MULAI DARI EVALUASI PADA TAHAP PERENCANAAN,
PROSES, BAHKAN SETELAH EVALUASI SELESAI
DILAKUKAN




SIAPA YANG MELAKUKAN
EVALUASI META
EWORTHEN , BLAIN R & JAMES R SANDERS (1987)
YANG PATUT MELAKUKAN EVALUASI ADALAH:
1. DILAKUKAN OLEH EVALUATOR SENDIRI (ORIGINAL
EVALUATOR)
2. EVALUASI META DILAKUKAN OLEH PEMAKAI
EVALUASI
3. EVALUASI DILAKUKAN OLEH EVALUATOR AHLI DAN
DILAKUKAN OLEH EVALUATOR EKSTERNAL



STANDAR EVALUASI META
BERDASARKAN STANDARD FOR EDUCATION OF EDUCATIONAL
PROGRAM AND MATERIALS OLEH THE JOINT COMMETTEE ON
STANDARD FOR EDUCATIONAL EVALUATION DIGOLONGKAN
MENJADI 30 STANDAR ATAS 4 DOMAIN, YAITU:

1. UTILITY ( EVALUASI HARUS BERGUNA DAN PRAKTIS) 8
2. FEASIBILITY ( EVALUASI HARUS REALISTIS DAN BIJAKSANA)
3
3. PROPRIETY (EVALUASI HARUS DILAKUKAN DENGAN LEGAL
DAN ETIK 8
4. ACCURACY ( EVALUASI SECARA TEKNIK HARUS AKURAT) 11



LANGKAH-LANGKAH EVALUASI META
1. SIAPKAN SATU SALINAN DESAIN YANG SIAP UNTUK DIREVIU (
EVALUASI META FORMATIF DISARANKAN SESEGARA MUNGKIN
AGAR REVIU EFEKTIF)
2. TENTUKAN SIAPA YANG AKAN MELAKUKAN EVALUASI
3. PASTIKAN BAHWA ADA HAK UNTUK MELAKUKAN EVALUASI
4. GUNAKAN STANDARD ATAU KRITERIA META EVALUASI
UNTUK MELAKUKAN EVALUASI (DISEPAKATI OLEH
EVALUATOR DAN SPONSOR)
5. GUNAKAN STANDAR PADA DESAIN EVALUASI ANDA
6. PERIKSA KECERMATAN DESAIN EVALUASI (TIDAK ADA SATU
DESAINPUN YANG SEMPURNA (DISESUAIKAN DENGAN SITUASI
DAN KONDISI PROGRAM )

PENDEKATAN EVALUASI PROGRAM
1. Goal Oriented Evaluation

Dalam model ini, seorang evaluator secara terus menerus
melakukan pantauan terhadap tujuan yang telah
ditetapkan. Penilaian yang terus-menerus ini menilai
kemajuan-kemajuan yang dicapai peserta program serta
efektifitas temuan-temuan yang dicapai oleh sebuah
program. Salah satu model yang bisa mewakili model ini
adalah discrepancy model yang dikembangkan oleh
Provus. Model ini melihat lebih jauh tentang adanya
kesenjangan (Discrepancy) yang ada dalam setiap
komponen yakni apa yang seharusnya dan apa yang
secara riil telah dicapai.


PENDEKATAN EVALUASI PROGRAM
2. Decision Oriented Evaluation
Dalam model ini, evaluasi harus dapat memberikan
landasan berupa informasi-informasi yang akurat dan
obyektif bagi pengambil kebijakan untuk memutuskan
sesuatu yang berhubungan dengan program. Evaluasi
CIPP yang dikembangkan oleh stufflebeam merupakan
salah satu contoh model evaluasi ini. Model CIPP
merupakan salah satu model yang paling sering dipakai
oleh evaluator. Model ini terdiri dari 4 komponen
evaluasi sesuai dengan nama model itu sendiri yang
merupakan singkatan dari Context, Input, Process dan
Product.

PENDEKATAN EVALUASI PROGRAM
3. Transactional Evaluation

Dalam model ini, evaluasi berusaha melukiskan proses
sebuah program dan pandangan tentang nilai dari orang-
orang yang terlibat dalam program tersebut

PENDEKATAN EVALUASI PROGRAM
4. Evaluation Research

Sebagaimana disebutkan diatas, penelitian evaluasi
memfokuskan kegiatannya pada penjelasan dampak-
dampak pendidikan serta mencari solusi-solusi terkait
dengan strategi instruksional.


PENDEKATAN EVALUASI PROGRAM
5. Goal Free Evaluation

Model yang dikembangkan oleh Michael Scriven ini yakni
Goal Free Evaluation Model justru tidak memperhatikan
apa yang menjadi tujuan program sebagaimana model
goal oriented evaluation. Yang harus diperhatikan justru
adalah bagaimana proses pelaksanaan program, dengan
jalan mengidentifikasi kejadian-kejadian yang terjadi
selama pelaksanaannya, baik hal-hal yang positif maupun
hal-hal yang negatif.


PENDEKATAN EVALUASI PROGRAM
6. Adversary Evaluation

Model ini didasarkan pada prosedur yang digunakan oleh lembaga
hukum. Dalam prakteknya, model adversary terdiri atas empat
tahapan yaitu :
1. Mengungkapkan rentangan isu yang luas dengan cara melakukan
survey berbagai kelompok yang terlibat dalam satu program untuk
menentukan kepercayaan itu sebagai isu yang relevan.
2. Mengurangi jumlah isu yang dapat diukur.
3. Membentuk dua tim evaluasi yang berlawanan dan memberikan
kepada mereka kesempatan untuk berargumen.
4. Melakukan sebuah dengar pendapat yang formal. Tim evaluasi ini
kemudian mengemukakan argument-argumen dan bukti sebelum
mengambil keputusan.


KEPUTUSAN EVALUASI
1. DITERUSKAN
2. DILAKSANAKAN DITEMPAT LAIN
3. DIRUBAH
4. DIHENTIKAN