Proposal Penelitian Oleh: RIMA DWI SHINTA 110721435145/B
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI Maret 201 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan negara Indonesia dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kesejahteraan umum dapat ditingkatkan apabila kemiskinan dapat dikurangi, sehingga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan melalui upaya penanggulangan kemiskinan. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia adalah dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang tidak merata di seluruh wilyah Indonesia yang menyebabkan pembangunan tidak merata. Karena adanya tingkat pendapatan antar daerah berbeda dan kemiskinan merupakan hubungan sebab akibat, artinya tingkat kemiskinan yang tinggi terjadi karena rendahnya pendapatan perkapita Salah satu program penanggulangan kemiskinan di Indonesia adalah PNPM Mandiri yang dimulai sejak tahun 2007. PNPM Mandiri sebagai salah satu kebijakan nasional penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja yang dilaksanakan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang dimaksudkan untuk memperbaiki stabilitas sosial, membuka lapangan kerja, dan menciptakan aset untuk kelompok miskin. Kelompok masyarakat yang dimaksudkan untuk menghilangkan pembedaan penduduk miskin dan menjadi model jaringan pengaman sosial. Melalui PNPM Mandiri masyarakat dituntut untuk dapat berpartisipasi aktif dalam setiap tahapan pelaksanaan program mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai tahap evaluasi maupun pemeliharaan, untuk mencapai tujuan tersebut tentu dibutuhkan kerjasama dari semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat. Pelaksanaan PNPM Mandiri pada 2007 dimulai dengan Program Pengembangan Kecamatan (PPK)
sebagai dasar pengembangan pemberdayaan masyarakat di pedesaan beserta program pendukungnya seperti PNPM Generasi, Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sebagai dasar bagi pengembangan pemberdayaan di perkotaan; dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) untuk pengembangan daerah tertinggal, pasca bencana, dan konflik. Mulai tahun 2008 PNPM Mandiri diperluas dengan melibatkan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi (PISEW) untuk mengintegrasikan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah disekitarnya dan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) , yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui perbaikan akses masyarakat miskin terhadap infrastruktur perdesaan. Selain itu ada PNPM Agribisnis Perdesaan, PNPM Mandiri kelautan dan perikanan, PNPM Mandiri Pariwisata dan PNPM Mandiri Perumahan Permukiman. Kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan ini yaitu kegiatan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, Simpan Pinjam kelompok Perempuan (SPP) dan kegiatan peningkatan kapasitas Usaha Ekonomi Produktif (UEP). PNPM Mandiri pada tahun 2009 dilaksanakan di 33 propinsi, 465 kabupaten/kota dan 6.408 kecamatan sedang pada tahun 2010 6.328 kecamatan atau berkurangnya 80 kecamatan. Pengurangan ini disebabkan karena kecamatan sudah menerima Bantuan Langsung Masyarakat (BLSM) selama tiga tahun berturut-turut yang dipandang telah mandiri. Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan.Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilitas sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah : 1. Peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya, 2. Pelembagaan sistem pembangaunan pastisipatif, 3. Pengektifan fungsi dan peran pemerintah lokal; 4. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat; 5 . pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan. PNPM Mandiri ini dihaparkan memberikan hasil antara lain, PNPM Mandiri sebagai kerangka kebijakan nasional yang menjadi acuan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, meningkatnya kesadaran dan pemahaman masyarakat bahwa PNPM merupakan program yang berusaha memandirikan masyarakat miskin sehingaa bisa keluar dari lingkaran kemiskinan melalui program dari, oleh dan untuk masyarakat. Strategi yang dikembangkan PNPM Mandiri Perdesaan dalam rangka mancapai visi dan misi PNPM Mandiri Perdesaan yaitu menjadikan masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan partisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa. Berdasarkan visi, misi dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM Mandiri Perdesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan berkelanjutan setelah tahapan pembelajaran dilakukan melalui Program Pembangunan Kecamatan. Kabupaten Nganjuk merupakan daerah yang memiliki potensi pada bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Dengan demikian diharapakan adanya PNPM Mandiri dapat menjadi sarana dalam memecahkan permasalahan pembangunan wilayah. Dengan adanya pengadaan pemberdayaan tersebut membawa pengaruh positif terhadap kondisi ekonomi dan sosial masyarakat kabupaten Nganjuk. Sehingga kabupaten Nganjuk dapat dikembangkan dengan baik, tidak hanya pada potensi pertaniannya saja tetapi juga potensi pariwisata dan kebudayaan sehingga meningkatkan pembangunan wialayah yang membawa dampak pada perekonomian masyarakat. Kabupaten Nganjuk terdiri dari 20 kecamatan dan 284 desa/kelurahan. Kecamatan Prambon merupakan salah satu kecamatan yang berada di perbatasan antara Kabupaten Nganjuk dengan Kabupaten Kediri. Di kecamatan Prambon Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan dilaksanakan hampir diseluruh wilayah kecamatan yang terdiri dari 14 desa yang dimulai sejak Tahun 2008. Sebagaimana yang telah ditentukan dalam PTO maka prinsip pelaksanaan PNPM-MP di kecamatan Prambon yaitu: (a) bertumpu pada pembangunan manusia; (b) otonomi; (c) desentralisasi; (d) berorientasi pada masyarakat miskin; (f) partisipasi; (g) kesetaraan dan keadilan gender; (h) transparansi dan akuntabel; (i) prioritas; (j) dan keberlanjutan. Prosedur pelaksanaan PNPM-MP di Desa Watudandang kecamatan Prambon meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian kegiatan. Sebelum tahapan- tahapan tersebut, melakukan orientasi atau pengenalan kondisi desa yaitu dengan: (a) mengidentifikasi potensi dan sumber daya yang dapat mendukung pelaksanaan PNPM- MP di tingkat desa; (b) kondisi kegiatan atau bangunan yang telah dibiayai melalui PNPM-MP; (c) inventarisasi dokumen rencana pembangunan desa; (d) inventarisasi data kependudukan. Beberapa program yang dilaksanakan yaitu PNPM Generasi, Pemberdayaang Perempuan, bantuan modal kepada masyarakat dan perbaikan infrastuktur. Melalui beberapa program tersebut diharapkan PNPM Mandiri Perdesaan ini dapat dilakukan dengan baik dan memiliki manfaat bagi masyarakat, namun ada beberapa desa di kecamatan Prambon ini masih belum terlihat secara maksimal pencapaian visi dan misi dari PNPM Mandiri Perdesaan. Tahap perencanaan ini dimulai dengan adanya musyawarah antar desa untuk mensosialisasikan tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur maupun kepengurusan PNPM- MP. Setelah adanya musyawarah ini dilakukan pelatihan setiap kader desa dan adanya penulisan usulan. Setelah itu, verifikasi usulan yang selnajutnya dilakukan desain kegiatan dan rencana anggaran biaya. Penetapan usulan dilanjutkan dengan persiapan pelaksanaan yaitu dengan rekruitmen tenaga kerja, pelatihan Pengelola Unit, Unit Pengelola Kegiatan. Kemudian dilakukan pencairan dana, pelaksanaan kegiatan dan supervisi pelaksanaan.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : 1. Bagaimana permasalahan pembangunan wilayah Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk? 2. Bagaiamana peran PNPM Mandiri Pedesaan terhadap pembangunan wilayah Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan pengaruh PNPM Mandiri Perdesaan dalam perluasan pekerjaan bagi rumah tangga miskin di Desa Watudandang Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk. 2. Mendiskripsikan pengaruh PNPM Mandiri Perdesaan terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat Desa Watudandang Kecamatan Prambon kabupaten Nganjuk. 1.4 Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai PNPM Mandiri Perdesaan mempunyai pengaruh terhadap perubahan kondisi kesejahteraan masyarakat Desa Watudandang Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diantaranya sebagai berikut. 1. Bagi Masyarakat Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang kebijakan pemberdayaan masyarakat sehingga pemahaman ini berlanjut pada pengembangan kesejahteraan masyarakat Desa Watudandang Kecamatan Prambon kabupaten Nganjuk. 2. Bagi pemerintah daerah Memberikan gambaran mendalam tentang Dampak PNPM Mandiri Perdesaan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan kebijakan selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada peran PNPM dalam perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat Kecamatan Prambon kabupaten Nganjuk. Adapun jabaran variabel penelitian adalah sebagai berikut: Variabel Sub Variabel Indikator Sumber Data Metode Pengambilan Data Teknik Analisis Data Kondisi sosial masyarakat Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk
Tingkat kesejahteraan keluarga penerima bantuan PNPM-MP
Pendidikan
Keluarga Sejahtera Tahap I
Pendidikan Formal
Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih Anggota keluarga memilik pakaian yang berbeda untuk dirumah, bekerja/sekolah dan berpergian Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding yang baik Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana kesehatan Bila pasangan usia subur ingin Primer
Primer dan sekunder
Angket
Angket, wawancara dan dokumentasi
Tabulasi tunggal dan regresi
Keluarga sejahtera tahap II
Keluarga sejahtera tahap III
ber KB pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi Semua anak umur 7-15 tahun dalam kelurga bersekolah Keluarga sejahtera tahap I Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-msing Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan daging, ian/ telur Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru dalam setahun Luas lantai rumah paling kurang 8 m 2
untuk setiap penghuni rumah. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat melaksanakan tugas/fungsi masing-masing Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh penghsilan Seluruh anggota keluarga umr
Program PNPM-MP dalam pengembanga n prasarana sosial dasar bidang pendidikan
Peningkatan kualitas Sarana prasarana pendidikan
10-60 tahun bisa baca tulisan latin Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat/obat kontrasepsi Keluarga sejahtera tahap I dan II Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama Sebagian penghasilan ditabung dalam bentuk uang maupaun barang Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi Keluarga sering ikut dalam kegiatan masyarakat dilingkungan tempat tinggal Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/r adio/TV
Ketersediaan prasarana sosial dasar pendidikan
Peningkatan kualitas prasarana sekolah
Penambahan fasilitas Sekolah
Kondisi Ekonomi Peran PNPM MP dalam pengembanga n prsarana ekonomi pada pemberian dana simpan pinjam Peran PNPM- MP dalam peningkatan pendapatan masyarakat kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk Terbentuknya Usaha baru Peningkatan produksi pada usaha yang dimiliki
Peningkatan Pendapatan masyarakat penerima SPP Tercukupi kebutuhan hidup Peningkatan aset barang Primer
Primer Sekunder
Interview Dokumentasi
Interview Dokumentasi
Tabulasi Tunggal dan Regresi
1.6 Definisi Operasional 1. PNPM adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat yang diwujudkan untuk penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM dilaksanakan melalui harmoinisasi dan pngembangan system serta mekanisme dan prosedur program dengan indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat penerima bantuan. 2. PNPM Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan masyarakat. 3. Kondisi sosial ekonomi adalah karakteristik karakter sosial dan status sosial responden serta pendapatan masyarakat penerima bantuan PNPM. 4. Kondisi sosial terdiri dari tiga variabel yaitu pendidikan , tingkat kesejahteraan masyarakat dan Program PNPM-MP dalam pengembangan prasarana sosial dasar bidang pendidikan. 5. Kondisi ekonomi terdiri dari Peran PNPM MP dalam pengembangan prsarana ekonomi pada pemberian dana simpan pinjam dan Peran PNPM-MP dalam peningkatan pendapatan masyarakat kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk. 6. Peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi dapa dilihat dari peningkatan pendapatan, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. 7. Kesejahteraan merupakan keadaan ekonomi dan sosial masyarakat yang dicirikan dengan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kesejahteraan Masyarakat kesejahteraan merupakan istilah yang digunakan dalam mengungkapkan keadaan yang lebih baik. Secara spesifik; kata kesejahteraan menurut kamus Besar Bahasa Indonesia; berasal dari kata sejahtera yang memiliki ciri aman, sentosa, dan makmur, selamat (terlepas dari segala macam gangguan). Dalam praktisnya, kesejahteraan tidak terlepas dari keadaaan, kondisi, ilmu, atau gerakan tertentu tentang kemasyarakatan atau sosial. Sehingga kesejahteraan dan masyarakat merupakan suatu kesatuan yang sering digunakan dalam berbagai bahasan. Disisi lain, untuk menggunakan istilah kesejahteraan masyarakat dalam menganalisa permasalahan maka diperlukan pemahaman mengenai istilah tersebut secara teoritis. Langkah pertama terkait hal tersebut adalah konteks definisi yang merupakan batasan tertentu agar pemahaman dapat fokus dan mudah dimengerti. Peningkatan kesejahteraan dapat dilihat dari semakin banyaknya kebutuhan yang dapat dipenuhi (Soetomo, 2010:20). B. Kebijakan Publik Sebelum mengkaji definisi kebijakan publik maka diperlukan pemahaman terhadap definisi kebijaksanaan atau kebijakan. Kebijakan merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang, sekelompok atau pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu dalam memecahkan suatu masalah sehingga mempunyai sistem program tertentu yang berkesinambungan. Maka hal tersebut terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut yaitu (a) adanya tujuan atau rencana, (b) adanya aktor yang berperan, (c) adanya sistem program yang terkoordinasi, (d) adanya masalah atau hambatan dalam lingkungan. Paradigma yang berkembang di masyarakat menganggap bahwa sebuah kebijakan adalah peraturan tertulis yang dibuat oleh eksekutif dan legislatif yang berupa undang-undang, peraturan pemerintah dan peraturan tertulis lainnya. Sedangkan sifat kebijakan publik merupakan suatu proses di dalam kebijakan publik yang menjadi dasar pemahaman bahwa kebijakan publik adalah proses yang tidak mampu dipisahkan antara perumusan, implementasi, evaluasi dan analisisnya. C. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan berdasarkan istilah asing merupakan empowerment yang juga bermakna pemberian daya/kekuasaan. Secara awam yaitu membuat hal yang tidak berdaya (powerless) menjadi berdaya (empowered). Di sisi lain, terdapat pihak yang mengartikan empowerment menjadi dua arti yaitu (1) to give power or authority to atau memberi kekuasaan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. (2) to give ability to atau enable atau usaha untuk memberi kemampuan atau keberdayaan. Pemberdayaan masyarakat merupakan usaha yang diawali kebijakan politik untuk menghasilkan kemandirian masyarakat berdasarkan potensi yang dimiliki dan dukungan dari berbagai pihak sehingga meningkatkan kesejahteraan di berbagai bidang terutama kebutuhan dasar. Hakekat pemberdayaan masyarakat merupakan suatu usaha menjadikan mayarakat sebagai subjek kebijakan; bukan sebagai objek. Sehingga masyarakat mampu berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Peran masyarakat sebagai subjek dalam pemberdayaan merupakan kegiatan pemberian wewenang bagi masyarakat untuk membuat kebijakan micro berdasarkan masalah yang dihadapi di lingkungannya. Peran pemerintah hanya memberikan batasan secaraumum (makro); dan pihak pendamping kebijakan dan LSM sebagai pembimbing dalam perumusan, implementasi dan evaluasi kebijakan yang dibuat masyarakat. Dewasa ini, konsep pemberdayaan merupakan jawaban atas permasalahan di masyarakat yang belum teratasi oleh kebjakan kesejahteraan sosial. Pemberdayaan masyarakat mempunyai beberapa tahap, antara lain: a. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri. b. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan ketrampilan agar mampu mengambil peran pembangunan. c. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan ketrampilan sehingga terbentuk inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantar pada tahap kemandirian. Tahap-tahap pemberdayaan juga ditunjang oleh adanya prinsip-prinsip pemberdayaan. Proses pemberdayaan msyarakat mendasarkan pada 4 prinsip yaitu: 1. Partisipatif, adalah proses pemberdayaan harus dilakukan secara demokratis dengan melibatkan semua baik pemerintahan, swasta, masyarakat termasuk masyarakat miskin itu sendiri. Sehingga masyarakat tidak lagi menjadi objek namun subjek dalam perencanaan pemberdayaan. 2. Transparansi, adalah adanya keterbukaan di antara stakeholders sehingga setia tahapan akan direncanakan, mulai dilaksanakan sampai dengan evaluasi dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan. 3. Akuntabilitas, adalah perencanaan pemberdayaan nantinya dapat diimplementasikan dan tercapai tujuan serta sasarannya. 4. Manfaat bersama, adalah proses pemberdayaan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada upaya pembangunan masyarakat sebagai kontribusi untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. D. Kondisi Sosial Faktor pendidikan seseorang sangat menentukan dalam pola pengambilan keputusan dan menerima informasi dari pada seseorang yang berpendidikan rendah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap suatu hal. Pendidikan menurut H. Home (1999), pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuain yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanisfertasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusian dari manusia. Sehingga pola interaksi antara manusia dan manusia juga dipengaruhi oelh tingkat pendidikan. Pendidikan sangat berperan dalam peningkatan sumber daya manusia maka pembangunan dibidang pendidikan dilaksanakan melalui pendidikan formal/ non formal. Pendidikan yang diupayakan diharapkan merupakan pendidikan yang berkualitas dengan sistem pengelolaan yang efisien. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang terdidik yang bermutu dan handal sesuai kebutuhan jaman sedangkan dimaksud efisien pendidikan adalah pendidikan yang diselenggarakan diharapkan dapat berdaya guna dan berhasil guna. E. Kondisi Ekonomi Program Pemberdayaan masyarakat miskin memberikan dampak yang dinilai positif yaitu dampak yang diharapkan, peningkatan pendapatan, peningkatan kesempatan kerja dan peluang berusaha. Kondisi ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya mata pencaharian dan pendapatan. Masing-masing faktor tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan bersifat saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya. 1. Mata pencaharian Kebutuhan manusia yang utama adalah kebutuhan akan makanan. Kebutuhan yang dikenal juga sebagai kebutuhan primer yang bersifat mendesak harus segera dipenuhi dan berlangsung secara terus menerus selama manusia yang bersangkutan masih hidup. Dari kebutuhan ini pula muncul aktivitas yang dinamakan mata pencahrian. Wujud usaha yang dilakukan adalah dengan adanya aktvitas kerja, karena dengan bekerja seseorang dapat memperoelh upah baik dalam bentuk uang maupun barang untuk memenuhi kebutuhan hidup. 2. Kesejahteraan Setiap keluarga pasti mendambakan kehidupan yang sejahtera baik secara materi maupun non materi. Karena dengan tercapainya hidup sejahtera maka ketentraman, ketenangan dan kebahagian dalam hidup akan tercapai pula. Tingkat kesejahteran menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengelompokkan berdasarkan tahapan pencapaian tingkat kesejahteraan menjadi lima yaitu: Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan. Keluarga sejahtera Tahap I yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologinya seperti kebutuhan akan pendidikan, kelurga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi KeluargaSejahtera Tahap II yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi selurh kebutuhan psikologinya akan tetapi belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan perkembangannya seperti menabung dan memperoleh informasi Keluarga Sejahtera Tahap III yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya juga telah memenuhi kebutuhan psikolginya dan kebutuhan perkembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangan yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur memebrikan sumbangan dalam bentuk material dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan serta berperan aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan sosial, keagamaan, kesenian, oahraga, pendidikan dan sebagainya. Keluarga Tahap III Plus yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dsarnya, juga telah memenuhi kebutuhan sosial psikologinya dan kebutuhan pengembangan serta telah dapat pula memberikan sumbangan atau kontribusi yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat. Secara umum untuk menentukan ststus suatu keluarga sejahtera digunakan indikator yang dibagi menjadi lima tahapan keluarga sejahtera, yaitu: 1. Keluarga Pra Sejahtera Belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator keluarga sejahtera (KS I) 2. Keluarga Sejahtera I (KS I) Melakukan ibadah Makan dua kali sehari atau lebih Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah dan, Bila anak sakit dibawa kesarana kesehatan 3. Keluarga Sejahtera Tahap II (KS II) Ibadah teratur Daging atau ikan atau telur satu kali seminggu Satu stel pakaian baru per tahun Luas lantai kurang dari 8 meter perjiwa Sehat tiga bulan terakhir Punya penghasilan tetap Usia 10-60 tahun bisa baca tulis huruf latin Usia 7-15 tahun bersekolah Anak kurang dari dua ber KB 4. Keluarga Sejahtera III (KS III) Meningkatkan pengetahuan agama Sebagian penghasilan ditabung Makan bersamaan dimanfaatkan untuk berkomunikasi Ikut kegiatan masyarakat dilingkungan tempat tinggal Rekreasi bersama minimal satu kali dalam enam bulan Memperoleh informasi Mampu menggunakan sarana transportasi 5. Keluarga sejahtera III Plus Secara sukarela memberikan sumbangan secara teratur Aktif sebagai pengurus perkumpulan atau yayasan atau institusi 3. Taraf dan Pola Konsumsi Rumah Tangga Berkurangnya jumlah penduduk miskin mencerminkan bahwa secara keseluruhan pendapatan penduduk meningkat, sedangkan meningkatnya jmlah penduduk miskin mengindikasikan menurunnya pendapatan penduduk. Data pengeluaran dapat mengungkapkan tentang pola konsumsi rumah tangga secara umum dengan menggunakan indikator proporsi pengeluaran makanan dan non makanan. Semakin tinggi pendapatan maka proporsi pengeluaran untuk makanan bergeser ke pengeluaran non makanan. BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dengan sampel jumlah masyarakat miskin di Desa Watudandang Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk yang mendapat bantuan PNPM Mandiri sebanyak 1380 orang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesejahteran masyarakat miskin sebelum dengan sesudah ada program PNPM Mandiri. Teknik analisis data yang digunakan adalah tabulasi Tunggal dan Tabulasi Silang. 3.2 Populasi dan Sampel 1. Populasi adalah kumpulan seluruh elemen yang membentuk kelompok dengan karakteristik yang jelas. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Watudandang Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk yang mendapat bantuan dari PNPM Mandiri Pedesaan. 2. Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari populasi. a. Sampel Daerah Sampel dari penelitian ini adalah masyarakat miskin penerima bantuan PNPM Mandiri Pedesaan Desa Watudandang Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk. Pengambilan sampel dilakukan kepad a masyarakat penerima bantuan secara acak.
b. Sampel Responden Sampel Responden harus respentatif maka ditetapkan karakteristik pupulasi yaitu masyarakat miskin penerima bantuan di masing-msing desa dengan bantuan yang diberikan. Perhitungan Sampel dengan menggunakan Purposive Sample dengan melihat ciri-ciri indikator yang sesuai dengan karakteristik Kesejahteraan masyarakat. 3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Teknik Angket Teknik angket yaitu menyebar sejumlah pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti kepada orang yang dimintai pendapat. Metode angket yang dipakai oleh peneliti bersifat angket terbuka. Artinya responden dapat menentukan alternatif jawaban sendiri yang lebih luas sehingga data yang didapatkan lebih kompleks dibandingkan alternatif jawaban dari metode angket tertutup. 3.3.2 Teknik wawancara Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dan pencatatan data, info atau pendapat yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab baik langsung maupun tidak langsung dengan sumber data. 3.3.3 Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi yang dipakai dapat diperoleh melalui pemotretan objek yang diteliti.
3.4 Analisis Data a. Analisis Deskriptif Kualitatif Untuk menguji hipotesis pertama menggunakan teknik analisis deskriptif kulaitatif yaitu data yang diperoleh disusun secara sistematis kemudian disimpulkan sehingga dapat diperoleh gambaran yang baik dan jelas mengenai pelaksanaan Program PNPM Mandiri Pedesaan Desa Watudandang Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk. b. Uji beda Dua Mean Untuk Sampel Berpasangan Uji beda dua mean sampel berpasangan ini digunakan untuk menguji sampel dengan subyek yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda, dalam hal ini tingkat kesejahteraan masyarakat miskin di Desa Watudandang sebelum memperoleh bantuan dari program PNPM mandiri Pedesaan dan tingkat kesejahteraan setelah mendapat bantuan dari program PNPM Mandiri Pedesaan. Perumusan Hipotesis sebagai berikut: a. Uji Hipotesis H 0 : tidak terjadi perbedaan tingkat kesejahteraan sebelum dan sesudah diberikan bantuan atau H 0 : p = 0,5 H 1 : terjadi perbedaan peningkatan kesejahteraan sebelum dan sesudah diberikan bantuan H 1 : p 0 DAFTAR PUSTAKA BAPEMAS PEMDS.2010. Profil Kabupaten Nganjuk. http://pnpm-nganjuk.blogspot.com/ (diakses 1 maret 2013) Nawawi, H. Hadadari.2012.Metode Penelitian Bidang Sosial.UGM Press, Yogyakarta Ningnurati,Dewi. 2011.Dampak Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dalam Meningkatkan Kesejahteran Masyarakat di Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang.UM. Skripsi tidak diterbitkan Muntiana,Ririn.2012.Peranan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan Untuk Meningkatkan Kemajuan Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung. PNPM GENERASI.2013.http://pnpm-nganjuk.blogspot.com/2012/03/bantuan-sepeda- ontel-pnpm-generasi.html ( diakses 1 Maret 2013) PNPM MANDIRI.2013.www.pnpm-mandiri.org/ (diakses 1 Maret 2013) Soetomo. 2010. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat.Pustaka Belajar, Yogyakarta