Fakultas Kedokteran UR
SMF/ BAGIAN SARAF
Sekretariat : SMF Saraf Irna Medikal Lantai 4
Jl. Diponegoro No. 2 Telp. (0761) 7026225
PE K AN BAR U
STATUS PASIEN
Nama Koass
Ayu Rahayu
NIM/NUK
Pembimbing
I.
0608120857
dr. Agus , Sp.S
IDENTITAS PASIEN
Nama
Ny. M
Umur
53 tahun
Jenis kelamin
Perempuan
Alamat
Bengkalis
Agama
Islam
Status perkawinan
Kawin
Pekerjaan
IRT
Tanggal Masuk RS
13 Agustus 2014
Tanggal Pemeriksaan
15 Agustus 2014
Medical Record
856050
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
: alloanamnesis
Riwayat DM (-)
kanan : 150/100mmHg,
kiri : 150/100mmHg
Denyut nadi
kanan : 98x/mnt,teratur,
kiri : 98x/mnt,teratur
Jantung
HR
Paru
Suhu
36,7oC
B. STATUS NEUROLOGIK
1)
KESADARAN
Sopor
2)
FUNGSI LUHUR
sulit dinilai
3)
KAKU KUDUK
tidak ada
4)
SARAF KRANIAL
1. N. I (Olfactorius )
Daya pembau
Kanan
SDN
Kiri
SDN
Keterangan
SDN
2. N.II (Opticus)
Daya penglihatan
Lapang pandang
Pengenalan warna
Kanan
SDN
SDN
SDN
3. N.III (Oculomotorius)
Kanan
Ptosis
(-)
Pupil
Bentuk
Bulat
Ukuran
3 mm
Gerak bola mata
SDN
Refleks pupil
Langsung
(+)
Tidak langsung
(+)
Kiri
SDN
SDN
SDN
Keterangan
Kiri
(-)
Keterangan
Normal
Bulat
3 mm
SDN
Normal
Normal
SDN
(+)
(+)
Normal
Normal
SDN
4. N. IV (Trokhlearis)
Gerak bola mata
Kanan
SDN
Kiri
SDN
Keterangan
SDN
5. N. V (Trigeminus)
Motorik
Sensibilitas
Refleks kornea
Kanan
SDN
SDN
(+)
Kiri
SDN
SDN
(+)
Keterangan
SDN
SDN
Normal
Kanan
SDN
(-)
(-)
Kiri
SDN
(-)
(-)
Keterangan
Normal
Normal
6. N. VI (Abduscens)
Gerak bola mata
Strabismus
Deviasi
7. N. VII (Facialis)
Tic
Motorik:
- sudut mulut
- mengerutkan dahi
- mengangkat alis
- lipatan nasolabial
Daya perasa
Tanda chvostek
Kanan
(-)
Kiri
(-)
Keterangan
Normal
normal
SDN
SDN
Normal
normal
SDN
SDN
normal
SDN
(-)
SDN
(-)
SDN
Normal
8. N. VIII (Akustikus)
Kanan
SDN
Kiri
SDN
Keterangan
SDN
9. N. IX (Glossofaringeus)
Kanan
Arkus farings
SDN
Daya perasa
SDN
Refleks muntah
SDN
Kiri
SDN
SDN
SDN
Keterangan
SDN
Kiri
SDN
SDN
Keterangan
SDN
Pendengaran
10. N. X (Vagus)
Arkus farings
Dysfonia
Kanan
SDN
SDN
11. N. XI (Assesorius)
Kanan
Motorik
M SDN
emalingkan kepala
SDN
M Eutrofi
Kiri
Keterangan
SDN
SDN
Eutrofi
Eutrofi
engangkat bahu
-
T
rofi
Kanan
SDN
SDN
SDN
SDN
Kiri
SDN
SDN
SDN
SDN
Keterangan
SDN
Kanan
Kiri
Keterangan
Normal
Eutrofi
(-)
Normal
Eutrofi
(-)
Normal
Eutrofi
(-)
Normal
Eutrofi
(-)
(-)
(-)
(+)
(-)
(-)
(+)
Dengan rangsangan
nyeri kesan : hemiparese
sinistra
Normal
Normal
Normal
V. SISTEM SENSORIK
Raba
Nyeri
Suhu
Propioseptif (tekan, arah,
posisi)
Kanan
SDN
SDN
SDN
SDN
Kiri
SDN
SDN
SDN
SDN
Keterangan
SDN
VI. REFLEKS
Fisiologis
Biseps
Triseps
Patella
Kanan
Kiri
Keterangan
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
Normal
Achilles
Patologis
Babinski
Chaddock
Hoffman Tromer
Reflek primitif :
Palmomental
Snout
(+)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
Kanan
SDN
SDN
SDN
SDN
SDN
Kiri
SDN
SDN
SDN
SDN
SDN
Keterangan
Tidak dapat dilakukan,
pasien tidak sadar
tidak terbatas
b. Kernig
tidak terbatas
c. Patrick
-/-
d. Kontrapatrick :
-/-
e. Valsava test
f. Brudzinski I dan II
:-
X. RESUME PEMERIKSAAN
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
: 150/100 mmHg
Denyut nadi
: 98 x/mnt,teratur
Pernafasan
: 32 kali permenit
Fungsi luhur
: SDN
Rangsang meningeal : (-)
Saraf kranial
Motorik
Sensorik
: SDN
Kordinasi
: SDN
Otonom
: SDN
Refleks
Fisiologis
Patologis
D. DIAGNOSA
DIAGNOSA KLINIS
: Stroke + CKD
DIAGNOSA TOPIK
: 5.1 gr%
Leukosit
: 11.5/mm3
Trombosit : 112/mm3
Hematokrit: 15.8 vol%
Kimia Darah
Glu
: 103 mg/dl
Ureum
: 160.1 mg/dl
: 74.8 mg/dl
15 Agustus 2014
Darah rutin
Hb
: 7.0 gr%
Leukosit
: 23.3/mm3
Trombosit : 120/mm3
Hematokrit: 21.4 vol%
Kimia Darah
Ureum
: 172.5 mg/dl
: 80.6 mg/dl
pH
: 7.43
pCo2
: 20 mmHg
pO2
: 100 mmHg
Na+
: 141 mmol/L
K+
Ca++
: 3.9 mmol/L
: 0.52
Gambaran:
Tampak lesi hiperdens pada basal ganglia dexta dan intra ventrikular
Ventrikel lateral dextra terdesak
Deviasi struktur garis tengah ke sinistra
Cerrebelum dan batang otak normal
Tidak tampak gambaran SOL
Kesan :
Perdarahan itra cerebral regio basal ganglia dextra
Perdarahan intra ventrikular
Rontgen Thorax :
Gambaran :
Cor: CTR > 50%
Pulmo: corakan bronkovaskular normal
Bercak kesuraman pada kedua peri hilar dan para kardial
Diafragma dan sinus kostofreniku normal
Kesan: Cor : cardiomegali
Pulmo: suspect udema paru
DIAGNOSIS AKHIR
Stroke hemoragik intraventrikular
FOLLOW UP
Jumat, 15 Agustus 2014
S
: penurunan kesadaran
Pukul 13.00 WIB pasien hemodialisa tidak selesai karena pasien sesak
nafas.
: 150/100 mmHg
Suhu: 36C
: SDN
Motorik
: hemiparese sinistra
Kekuatan otot
Motorik : SDN
Sensorik: SDN
N
Koordinasi : SDN
Otonom
Inj. Ceftriaxon 1 x2 gr
Omeprazol 2 x 40 mg
4 3 5 5
Vit K 3 x 1
Kalnex 2 x 1
: penurunan kesadaran
: 210/120 mmHg
Suhu: 36C
: SDN
Motorik
: hemiparese sinistra
Kekuatan otot
Motorik : SDN
Sensorik: SDN
N
Koordinasi : SDN
Otonom
Inj. Ceftriaxon 1 x2 gr
Omeprazol 2 x 40 mg
Vit K 3 x 1
Kalnex 2 x 1
4 3 5 5
: penurunan kesadaran
: 210/120 mmHg
Suhu: 36C
: SDN
Motorik
: hemiparese sinistra
Kekuatan otot
Motorik : SDN
Sensorik: SDN
N
Koordinasi : SDN
Otonom
Inj. Ceftriaxon 1 x2 gr
Omeprazol 2 x 40 mg
Vit K 3 x 1
Kalnex 2 x 1
: penurunan kesadaran
4 3 5 5
TD
: 140/90 mmHg
Nadi
: 100x/menit, teratur
Nafas : 30x/menit
Suhu : 38 C
Suhu: 36C
: SDN
Motorik
: hemiparese sinistra
Kekuatan otot
Motorik : SDN
Sensorik: SDN
N
Koordinasi : SDN
Otonom
Inj. Ceftriaxon 1 x2 gr
Omeprazol 2 x 40 mg
Vit K 3 x 1
Kalnex 2 x 1
4 3 5 5
PEMBAHASAN
Definisi
Definisi stroke menurut WHO (2006) adalah manifestasi klinis dari
gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat
dan lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya penyakit
selain daripada gangguan vaskular.1
Penyakit serebrovaskular dapat diklasifikasikan sebagai berikut:2
1. Penyakit oklusi: trombosis arteri atau vena yang merupakan awal terjadinya
infark serebri
2. Transient cerebral ischemic tanpa infark
3. Perdarahan: ruptur pembuluh darah, sering dikaitkan dengan hipertensi
maupun malformasi pembuluh darah
4. Malformasi pembuluh darah akibat abnormalitas pembuluh darah: aneurisma
5. Penyakit degeneratif arteri yang dapat menyebabkan oklusi atau perdarahan
6. Penyakit inflamasi dari arteri
Onset akut dari dari infark atau perdarahan pada penyakit serebrovaskuler
biasanya berkaitan dengan penyakit vaskular dan menyebabkan gangguan fungsi
otak (hemiplegi, penurunan kesadaran, dll) dan stroke merupakan salah satu
diantaranya. Jadi stroke merupakan suatu sindroma yang ditandai dengan gejala
klinik yang berkembang dengan sangat cepat baik gejala fokal maupun global, yang
berlangsung lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa penyebab lain
selain vaskular2.
Klasifikasi
Stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan kelainan patologik pada otak, waktu
terjadi dan lokasi lesi vaskular.2
Berdasarkan kelainan patologi:
1.
Stroke Hemoragik
2.
Dapat dimodifikasi
Aterosklerosis
Jenis kelamin
Hipertensi
Ras/bangsa
Diabetes
Konsumsi alkohol
Penggunaan antikoagulan
Kokain
Amfetamin
Malformasi arteri-vena
Vaskulitis
Dislipidemia
Manifestasi klinis3
Gejala-gejala stroke bervariasi tergantung pada jenis stroke, pembuluh
darah otak mana yang terkena, luas dan fungsi jaringan otak yang terganggu.
yang ditandai dengan kerusakan ginjal secara permanen dan penurunan fungsi ginjal
yang ireversibel, dengan GFR < 15 mL/min/1,73 m 2, yang memerlukan renal
replacement therapy (RRT) berupa hemodialisis atau transplantasi ginjal.5
Adapun klasifikasi berdasarkan derajat (stage)
Stadium 1 adalah kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal yang masih normal
Stadium 2 kerusakan ginjal dengan penurunan fungsi ginjal yang ringan
Stadium 3 kerusakan ginjal dengan penurunan yang sedang fungsi ginjal,
Stadium 4 kerusakan ginjal dengan penurunan berat fungsi ginjal, dan
Stadium 5 adalah gagal ginjal.6
yang
merangsang
sistem
Renin-Angiotensinogen-Aldosteron
(RAA). Selain itu hipertensi pada penyakit ginjal kronis juga dapat
disebabkan oleh retensi natrium, peningkatan aktivitas saraf simpatis akibat
kerusakan ginjal, hiperparatiroidisme sekunder dan pemberian eritropoetin
rekombinan sebagai penatalaksanaan anemia.9
Sindrom uremia yang memerlukan hemodialisa
Indikasi pemberian hemodialisa pada sindrom uremia, terlihat pada laju GFR
yang hanya tersisa sebesar 15% dari normal atau kurang dari 15 mL/mnt/1,73m 2.
Kemudian dalam pemeriksaan laboratorium, ditandai dengan peningkatan kadar
ureum hingga lebih dari 200 mg/dL, kreatinin serum > 6 meq/L, pH < 7,1 dan
ditambah dengan timbulnya gejala-gejala klinis yang nyata seiring dengan
perburukan fungsi ginjal.5
Hemodialisa adalah suatu proses pembersihan darah dengan menggunakan
ginjal buatan (dialyzer), dari zat-zat yang konsentrasinya berlebihan di dalam tubuh.
Zat-zat tersebut dapat berupa zat yang terlarut dalam darah, seperti toksin ureum
dan kalium, atau zat pelarutnya, yaitu air atau serum darah. 5 Selama proses
hemodialisis, darah yang kontak dengan dialyzer dan selang dapat menyebabkan
terjadinya pembekuan darah. Hal ini dapat mengganggu kinerja dialyzer dan proses
hemodialisis. Untuk mencegah terjadinya pembekuan darah selama proses
hemodialisis, maka perlu diberikan suatu antikoagulan agar aliran darah dalam
dialyzer dan selang tetap lancar.
Topik sistem karotis dekstra dipikirkan karena pada pasien ditemukan adanya
hemiparase sinistra, dimana sistem karotis dekstra memberikan gejala defisit
neurologis yang bersifat kontralateral.
3. Dasar diagnosis etiologis
Diagnosis stroke hemoragik dipikirkan karena berdasarkan anamnesis
ditemukan onset yang mendadak, penurunan kesadaran, nyeri kepala dan reflek
patologis (-). Maka berdasarkan Algoritma Stroke Gajah Mada, stroke pada
pasien ini adalah stroke hemoragik.
4. Dasar diagnosa banding
Stroke iskemik, karena defisit neurologis mendadak dan serangan muncul pada
saat istirahat.
Diagnosis akhir
Diagnosis akhir pasien ini adalah stroke hemoragik ec perdarahan intra ventrikel.
Ditegakkan setelah dilakukan pemeriksaan penunjang Head CT-Scan, yang mana
merupakan gold standar untuk menentukan penyebab stroke yang terjadi. Hasil
Head CT-Scan menunjukkan adanya perdarahan intra serebral.
Dasar usulan pemeriksaan
1. Darah rutin: Untuk mengetahui viskositas darah dan keadaan umum pasien.
2. Kimia darah: Untuk menemukan faktor risiko yang mungkin sebagai penyebab
seperti DM, hiperkolesterolemia dan berguna untuk penatalaksanaannya.
3. CT-Scan: Sebagai gold standard dalam menegakkan diagnosis stroke,
menentukan patologi stroke (hemoragik atau nonhemoragik), lokasi dan luas
lesi.
4. Foto toraks: untuk melihat apakah ada pembesaran dari jantung sebagai akibat
penyakit hipertensi
5. EKG: untuk mencari apakah ada kelainan pada jantung.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rumantir CU. Gangguan peredaran darah otak. Pekanbaru : SMF Saraf
RSUD Arifin Achmad/FK UNRI. Pekanbaru. 2007.
2. Rumantir CU. Pola penderita Stroke Di Lab/UPF Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
periode 1984-1985. Laporan Penelitian Pengalaman Belajar Riset Dokter
Spesialis Bidang Ilmu Saraf. 1986.
3. Toole JF.Cerebrovascular disease. 3th ed. New York: Raven. 1984: 187-192
4. Verelli,
Mauro.
2006.
Chronic
Renal
Failure
.http
//
www.emedicine.com/med/topic374.htm
5. Suwitra
S.David.
2006.
Intracranial
Hemorrhage.
http
//
www.emedicine.com/neuro/topic503.htm
9. Tessy, Agus. Hipertensi pada Penyakit Ginjal. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. 2006. Jilid I, Edisi IV, Jakarta. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal : 615-617
10. Himmelfarb, Jonathan. 2005. Core Curriculum In Nephrology Hemodialysis
Complications.National Kidney Foundation. N Eng J M. Doi : 10.1053 http :
// www.nejm.org/content/full article.htm
11. Warlow C, Van Gijn J, Dennis M, et al. What Caused This Transient Or
Persisting Ischaemic Event? In Stroke-Practical Management, 3th Ed. United
States of America: Blackwell Publishing. 2008. 39-41, 278-290.
Krhisna Rama P, Naresh P, et al. Stroke in chronic kidney disease. Indian J Nephrol.
Jan 2009 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2845195/