Anda di halaman 1dari 4

Cara-cara penularan flu burung

Terdapat beberapa cara dalam penularan flu burung ini, diantaranya penularan
dari hewan, lingkungan, konsumsi produk unggas dan dari manusia
1. Penularan dari hewan. Hewan-hewan yang terkena virus ini akan menularkan
melalui air liur, cairan pernafasan dan kotorannya. Dari sebagian besar kasus flu
burung, penyebarannya karena kontak dengan hewan yang telah terinfeksi virus
ini. Karena itu jika ada unggas yang mati mendadak segera musnahkan. Hal ini
untuk memutus rantai penyebaran virus ini. Ciri dari hewan yang terkena virus flu
burung diantaranya keluarnya cairan jernih hingga kental dari rongga mulut,
adanya cairan pada mata dan hidung unggas serta adanya gangguan pernafasan,
jengger dan pial yang bengkak serta berwarna kebiruan, timbulnya diare
berlebihan, cangkang telur lembek serta kematian mendekati angka 100% dalam 2
hingga 7 hari. Ketika tanda ini sudah terlihat pada unggas, segera lakukan
pemusnahan hewan dengan cara dibakar. Jangan lupa mencuci tangan dengan
sabun setelahnya. Dalam menjauhkan unggas ataupun memusnahkan unggas
jangan lupa untuk menggunakan pelindung berupa masker, sarung tangan serta
kacamata renang. Setelah selesai peralatan ini bisa dimusnahkan.
2. Penularan dari lingkungan. Jika ada unggas yang mati mendadak harus
dijauhkan dari lingkungan. Virus penyakit flu burung ini dapat hidup selama 3
bulan pada kotoran hewan yang terinfeksi. Lingkungan yang sudah terkontaminasi
harus dibersihkan dengan cairan disinfektan. Karena itu sedapat mungkin
kebersihan lingkungan harus senatiasa dijaga. Biasanya jika ada yang tertular,
jarak radius satu meter dari tempat penularannya dinyatakan sebagai daerah tidak
aman.
3. Penularan dari konsumsi produk unggas. Produk unggas dari unggas yang
tertular virus juga dapat menyebabkan virus ini berkembang. Karena itu masaklah
dengan sempurna produk-produk unggas seperti daging ayam maupun telur ayam.
Untuk memasak daging ayam, masaklah dengan suhu 80 derajat Celcius dalam
waktu 1 menit. Untuk telur, bersihkan terlebih dahulu telur ayam dan dipanaskan
pada suhu 64 derajat Celcius selama 5 menit.
4. Penularan dari manusia. Kasus seperti ini tidak banyak. Namun biasanya
mereka yang sudah terpapar virus ini akan dilakukan perawatan di ruang isolasi
guna mencegah penyebarannya kepada manusia lain. Ada baiknya juga ketika
sudah mengetahui gejala seperti demam tinggi (biasanya lebih dari 38 derajat
Celcius), ISPA, sakit tenggorokan, batuk mengeluarkan ingus, otot terasa nyeri,
lemas secara tiba-tiba, sakit kepala dan terjadinya radang paru-paru segera
periksakan diri ke dokter ataupun Puskesmas guna mendapatkan penanganan yang
lebih intensif dan mencegah penularan lebih lanjut kepada orang lain.
Patofisiologi

Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia.
1. Gejala pada ungags
a. Jengger, pial, kulit, kaki, yang tidak ditumbuhi bulu berwarna biru
keunguan
b. Keluar cairan di mata dan hidung
c. Pembengkakan di bagian muka dan kepala
d. Perdarahan di bawah kulit
e. Perdarahan titik pada daerah dada, kaki, dan telapak kaki
f. Batuk, bersin dan terdengar suara ngorok
g. Diare
h. Kematian tinggi dalam populasi

2. Gejala pada manusia
a. Demam (suhu badan diatas 38 C)
b. Batuk dan nyeri tenggorokan
c. Radang saluran pernapasan atas
d. Pneumonia
e. Infeksi mata
f. Nyeri otot

Masa Inkubasi
1. Pada Unggas : 1 minggu
2. Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah
timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari. Penularan Flu burung menular dari
unggas ke unggas, dan dari unggas kemanusia , melalui air liur, lender


Pengobatan
a. Suportif : vitamin, misalnya vitamin C dan B kompleks
b. Simtomatik : analgesik, antitusif, mukolitik
c. Profilaksis : antibiotik
d. Pengobatan antivirus dengan Olsetamivir 75 mg (Tamiflu).Dosis profilaksis adalah 1 X
75 mg 7 hari yang diberikan pada semua kasussuspek. Dosis terapi adalah 2 X 75 mg
selam 5 hari yang diberikan pada semuakasus suspek yang dirawat. Dosis anak
tergantung dari berat badannya

Pencegahan
1. Pencegahan flu burung pada ternak
Penanggulangan flu burung lebih mengarah pada pencegahan supaya tidak menular pada hewan
lain maupun manusia di sekitarnya. Beberapa langkah dibawah ini, sebagaimana diungkapkan
oleh Retno D. Soejoedono dan Ekowati Handharyani, merupakan upaya pencegahan penularan
dan penyebaran virus fluburung :
a. Membatasi secara ketat lalu lintas unggas atau ternak, produk unggas,
pakan,kotoran, bulu, dan alas kandang.
b. Membatasi lalu lintas pekerja atau orang dan kendaraan yang keluar
masuk lokasi peternakan. Orang dan kendaraan yang masuk dan keluar
kandangharus disemprot dengan larutan desinfektan.
c. Peternak dan orang yang hendak memasuki peternakan ayam (unggas)
harusmenggunakan pakaian pelindung seperti masker, kaca mata plastik
(goggle),kaos tangan, dan sepatu.
d. Mencegah kontak antarunggas dengan burung liar atau burung air, tikus,
danhewan lain.
e. Melakukan desinfeksi terhadap semua bahan, sarana dan prasaranapeternakan,
termasuk bangunan kandang.
f. Menggunakan jenis desinfektan yang sudah direkomendasikan seperti
asamparasetat, hidroksi peroksida, sediaan ammonium
kuartner,formaldehid/formalin 2-5%, iodoform kompleks (iodine), senyawa
fenol, dannatrium/kalium hipoklorit.
g. Melakukan depopulasi, yakni tindakan pemusnahan unggas secara selektif
dipeternakan yang tertulari virus flu burung. Caranya dengan
menyembelihsemua unggas yang sakit dan unggas sehat dalam satu kandang
(peternakan).Selain itu dapat juga dilakukan dengan cara disposal, yaitu
membakar danmengubur unggas mati (bangkai), sekam dan pakan yang
tercemar, sertabahan peralatan yang terkontaminasi. Lubang
tempatpenguburan/pembakaran harus berlokasi di dalam areal peternakan
tertular dan berjarak minimal 20 meter dari kandang tertular dengan kedalaman
1,5meter. Apabila lubang penguburan/pembakaran terletak di luar
arealpeternakan tertular maka harus jauh dari pemukiman penduduk dan
mendapatizin dari Dinas Peternakan setempat. Pemusnahan unggas juga
semestinyadilakukan terhadap semua unggas yang berada dalam radius 1 km
daripeternakan tertular.Tindakan-tindakan dari nomor 1 hingga nomor 7 di atas
merupakan tindakanpenanggulangan ketika flu burung sedang berjangkit dan
semuanya mestidikoordinasikan dengan Dinas peternakan setempat. Ada
langkah-langkahlain yang perlu diambil sebagai pencegahan terjadinya flu
burung pada saatflu burung belum berjangkit, sebagaimana diuraikan dalam
nomor 8 dan 9 dibawah ini.
h. Melakukan tata laksana peternakansecara benar. Tata laksana peternakan
inimeliputi :
i. Pengaturan kepadatan : kandang hendaknya jangan terlalu padat.
ii. ii.Temperatur kandang : diusahakan agar jangan samapai terjadi perubahansuhu yang
mencolok karena dapat mengakibatkan ayam stres dan fisiknyamudah lemah dan
terserang penyakit.
iii. Pengaturan pakan : pakan harus diberiakan sesuai kebutuhan danmemiliki kandungan
gizi yang cukup untuk unggas dan terbebas darikontaminan.
iv. Pengontrolan air minum : air minum harus dalam kondisi bersih.Penambahan dan
penggantian air minum perlu dilakukan setidaknya 2-3kali sehari.
v. Pencahayaan dan ventilasi yang cukup.
vi. Pengaturan litter : litter di dalam kandang diusahakan tidak terlalu basahatau kering.
Litter yang terlalu kering menimbulkan debu yangbeterbangan dan memungkinkan
timbulnya berbagai penyakit. Littersebaiknya sering dibersihkan.i)

Melakukan vaksinasi.Vaksinasi harus dilakukan pada semua jenis unggas yang sehat di
daerahyang telah diketahui ada virus flu burung. Vaksin yang digunakan adalah vaksin in aktif
(killed vaccine) yang resmi atau telah teregistrasi daripemerintah.Dalam hal vaksin, selama ini
Indonesia menggunakan vaksin H5N1 yang
lowpathogenic
(beresiko rendah menimbulkan penyakit) yang diimpor dari luarnegeri. Namun seiring dengan
perkembangan vaksin flu burung di dunia di manavaksin H5N1 tidak diproduksi dan tidak boleh
digunakan lagi, maka mulai tahun2006 Departemen Pertanian tidak lagi menggunakan jenis
vaksi tersebut danmenggantinya dengan vaksin H5N2. Vaksin H5N2 dianggap lebih aman
daripada vaksin H5N1.2.

Pencegahan flu burung pada manusiaPenularan flu burung dari unggas ke manusia dapat
dicegah dengan langkah-langkah berikut ini :
a. Mengonsumsi produk unggas yang benar-benar matang. Daging atau
produk unggas lain yang akan dikonsumsi hendaknya dimasak terlebih dahulu
padatemperatur tinggi (di atas 60C).
b. Makan makanan yang bergizi. Asupan gizi yang baik dapat
mengoptimalkansistem kekebalan tubuh.
c. Hindari berkunjung ke peternakan, kecuali jika benar-benar diperlukan.
d. Membiasakan hidup bersih. Bersih pribadi, bersih lingkungan dan
seringmencuci tangan.
e. Mebiasakan diri berolah raga secara teratur. Olah raga ringan seperti
joggingyang dilakukan rutin dan teratur serta tidak berlebihan akan sangat
membantumenjaga tubuh agar tetap prima.
f. Istirahat dan tidurlah yang cukup dan berkualitas. Tidur tidak perlu lama,yang
penting berkualitas yang berarti tidurnya nyenyak dan nyaman.

Anda mungkin juga menyukai