Anda di halaman 1dari 20

Populasi & Sampel

Sri Nabawiyati Nurul Makiyah,


S.Si.,M.Kes
TIK
1. Membedakan pengertian populasi,
sampel dan subyek yang diteliti.
2. Menentukan metode pemilihan sampel
yang sesuai.
3. Memahami teknik randomisasi.

Literatur
1. Arief M., 2003. Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Cetakan I.
Penerbit CSGF. Klaten.
2. Budiarto E., 2002. Biostatistika untuk
Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
Cetakan I. Penerbit EGC. Jakarta.10-28
3. Pratiknya A.W., 2008. Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi I.
PT Rajagrafindo Persada. Jakarta.
4. Sastroasmoro S & Ismael S., 2002. Dasar-
dasar Metodologi Penelitian Klinis.Edisi 2. CV
Sagung Seto. Jakarta. 41-42; 50-52

1. Populasi, sampel dan subyek
yang diteliti

Populasi
Sampel
Populasi
Populasi adalah keseluruhan kelompok subyek
penelitian dapat berupa manusia, hewan
percobaan, data laboratorium, dan lain-lain yang
ciri-cirinya akan diteliti.
Populasi terbatas bila jumlahnya dapat dihitung.
Populasi tak terbatas bila jumlahnya tidak
terhitung.
Populasi tak terbatas untuk menghitung
dalam waktu yang tersedia tidak memungkinkan
dilakukan.
Populasi target
Populasi target adalah populasi yang menjadi
sasaran akhir yang parameternya akan diketahui
melalui penelitian. Akan tetapi tidak mungkin
semua subyek dalam populasi target akan
diamati.
Dengan alasan kepraktisan, lebih mungkin
mengukur populasi yang lebih kecil namun
memungkinkan untuk mendapatkan informasi
tentang populasi sasaran.
Populasi yang lebih kecil ini disebut populasi
aktual. Sampel akan dipilih dari populasi aktual
ini, terdiri dari subyek penelitian.
Contoh :
Penelitian tentang hubungan antara pemakaian
kontrasepsi hormonal dengan kenaikan tekanan
darah.
Populasi sasaran semua wanita usia 25
sampai dengan 45 tahun di suatu Kabupaten.
Populasi aktual para wanita berusia 25
sampai dengan 45 tahun yang datang ke klinik-
klinik KB negeri dan swasta di Kabupaten itu
dalam periode waktu tertentu.

Penetapan populasi penelitian
terkandung tiga pengertian

(1) identifikasi kesatuan analisis,
(2) penetapan batas-batas keluasan
populasi
(3) pemahaman tentang kondisi subyek
dalam populasi
Kesatuan analisis adalah satuan subyek terkecil
yang akan diamati dalam penelitian secara
individual.
Misalnya :
pada penelitian tentang karies gigi, apakah kesatuan
analisisnya masing-masing gigi ataukah penderita
kariesnya (terdiri dari banyak gigi).
pada penelitian epidemiologik tentang suatu penyakit,
misalnya apakah kesatuan analisisnya individu,
pedukuhan (banyak individu), atau bahkan kelurahan ?

Identifikasi kesatuan analisis penting terut.
pada saat dilakukan pemilihan sampel,
dan analisis hasil di belakang.
Batas keluasan populasi penelitian
dapat menyangkut berbagai aspek,
Misalnya :
Aspek geografik : apakah subyek penelitian dari
suatu kabupaten, propinsi atau seluruh Indonesia,
atau bahkan satu desa atau mereka yang datang
berobat ke rumah sakit saja ?
Aspek subyek sendiri : batas jenis kelamin (wanita
atau laki-laki saja, atau keduanya), batas umur,
batas rasial, dan sebagainya. Kalau yang digunakan
hewan coba misalnya, batas strain, warna kulit,
berat badan, dan sebagainya.
Penyakit subyek : batas jenis kelamin, batas
perkembangan atau komplikasi penyakit, dan
sebagainya.
Kondisi subyek dalam populasi ialah yang
menyangkut ciri-ciri populasi, terutama
sifat homogenitasnya.
Apakah karakter subyek dalam populasi
terdistribusi secara homogen atau justru
heterogen ?
Kalau heterogen, bagaimanakah keadaan
heterogenitasnya ?
Ciri lain misalnya, apakah sudah diketahui
bagaimana variasi ciri (variabel) subyek
tertentu dalam populasi (variansnya?).
Demikian pula ciri-ciri populasi yang lain.
Contoh : Penelitian tentang akseptor KB
dalam pemakaian alat kontrasepsi

Populasi penelitian
(Pddk Kab Bantul)

Populasi target (PUS)

Populasi terjangkau

S A M P E L



Kelompok
Subyek
Karakteristik Contoh

Populasi target

Dibatasi oleh
karakter klinis dan
demografis
Bayi Sepsis
(jumlah tak
terbatas)
Populasi
terjangkau
Dibatasi oleh tempat
dan waktu
Bayi sepsis di RS
PKU tahun 2007
(350 pasien)
Sampel yang
dikehendaki
Dipilih secara
random dari
populasi terjangkau
100 bayi sepsis
Sampel yang
diteliti

Subyek mengikuti
penelitian sampai
selesai

55 bayi sepsis

Sampel
Sampel adalah bagian (subset) populasi, dipilih dengan
cara tertentu hingga dianggap mewakili populasinya.
Seringkali kata populasi dipakai secara salah, misalnya
populasi pasien yang diteliti terdiri dari anak berusia di
bawah 5 tahun yang berobat di Poliklinik Psikiatri Anak
RSCM, dalam hal ini yang dimaksud adalah sampel.
Sampel yang dikehendaki (intended sample, eligible
subjects) : bagian populasi target akan diteliti secara
langsung.
Kelompok ini meliputi subyek yang memenuhi kriteria
pemilihan, yakni kriteria inklusi dan eksklusi.
Subyek yang diteliti adalah subyek yang benar-benar
ikut serta dan diteliti. Kelompok ini adalah bagian dari
sampel yang dikehendaki dikurangi dengan drop out,
pasien yang kemudian menolak berpartisipasi, dan lain-
lain. Hasil penelitian langsung dapat diaplikasi pada
kelompok ini.
Penelitian selalu dilakukan pada
sampel, bukan pada populasi.
Keuntungan :
Lebih murah.
Lebih mudah.
Lebih cepat.
Lebih akurat.
Mewakili populasi.
Lebih spesifik.
Representativitas Sampel

Pemahaman terhadap arti representativitas
sampel berkaitan dengan beberapa hal,
antara lain :
bila sifat-sifat subyek yang akan diteliti
dalam sampel juga terdapat dalam
populasi berarti sampel representatif.
bila perubahan yang terjadi pada sampel
akibat perlakuan juga terjadi pada
populasi, berarti sampel representatif.

Representativitas sampel
dipengaruhi oleh beberapa hal, al :

Homogenitas populasi. Misalnya distribusi eritrosit dalam darah,
dengan hanya mengambil setetes darah dari bagian tubuh
manapun akan menghasilkan nilai pengukuran yang sama.
Besar sampel, ada batas minimal ukuran sampel agar masih
representatif. Batas minimal inilah yang akan menjadi patokan
peneliti untuk menetapkan besar sampel.
Banyaknya karakter subyek yang akan diteliti, makin banyak
karakter yang akan diteliti representativitas sampel makin
menurun.
Ketepatan pemilihan teknik sampling, dicapai dengan memilih
rancangan sampel (sampling design) yang tepat.
Ada 2 acuan pokok yaitu :
gunakan pendekatan random dalam keadaan populasi sudah
homogen,
homogenkan populasi ke dalam subpopulasi dengan cara yang tepat
untuk tiap karakteristik populasi yang dihadapi.

Kriteria desain sampling yang baik :

Sampel harus betul-betul mewakili karakteristik
populasi yang sedang diteliti.
Prosedur sampling harus sederhana dan
praktis, sehingga mudah dilaksanakan di
lapangan.
Efisien dan ekonomis serta dapat memberikan
informasi selengkap-lengkapnya dengan biaya
yang murah.
Jumlah sampel yang ada harus adekuat
sehingga dapat dipakai untuk generalisasi
parameter populasi.

Berdasarkan atas kondisi variasi populasi di
atas, dikenal beberapa rancangan sampel
(sampling design)sebagai berikut :

Rancangan random : - sederhana
- sistematik
Rancangan stratifikasi : - sederhana
- proporsional
Rancangan klaster
Rancangan bertingkat

Cara pemilihan sampel dibagi menjadi
2 golongan besar :
1. penarikan sampel berdasarkan peluang
(probability sampling),
2. penarikan yang tidak berdasarkan
peluang (non-probability sampling).

Baku emas cara penarikan sampel ini
adalah penarikan berdasarkan probability
sampling;

Anda mungkin juga menyukai