Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sebuah negara akan menjadi negara apabila telah memenuhi syarat sebagai sebuah negara
yang berdaulat. Diantara banyak negara yang telah berdaulat itu ada yang menganut
kedaulatan Tuhan, kedaulatan negara, dan kedaulatan rakyat atau yang lebih kita kenal
dengan istilah demokrasi.
Demokrasi pada saat ini menjadi sebuah ideologi yang digunakan oleh beberapa negara di
dunia. Salah satu diantaranya yaitu Indonesia, negeri kita tercinta, negeri terkaya akan
sumber daya alam, beragam budaya, dan sering juga diistilahkan sebagai negeri tersubur.
Dengan dasar segala kekayaan dan keragaman itulah Indonesia menggunakan Demokrasi
Pancasila beserta ideologinya sebagai dasar dan pedoman penyelenggaraan pemerintahan.
Semua negara mengakubahwa demokrasi sebagai alat ukur dari keabsahan politik. kehendak
rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintah menjadi basis tegaknya sistem politik
demokrasi.
Namun pada kenyataannya, saat ini keadaan di negara Indonesia sendiri tidaklah
menunjukkan ideologi pancasila sebagai dasar dan pedoman kehidupan dan penyelenggaraan
pemerintahan. Oleh karena itu, saat ini kita sebagai generasi muda haruslah bisa
mengembalikan keadaan sebagaimana mestinya yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan
sebelumnya, kehidupan yang menggunakan pancasila sebagai pedoman hidup demi
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan pembuatan makalah ini agar kita bisa mengerti demokrasi pancasila sebagai
sebuah demokrasi yang dianut oleh negara Indonesia, dan bagaimanakah
pelaksanannya saat ini apakah sesuai dengan apa yang dicita-citakan?
Agar kita memahami peran Demokrasi Pancasila dalam pembangunan nasional
negara Indonesia.
Agar kita dapat menerapkan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari.
Agar kita memahami hakikat Demokrasi Pancasila yang sekaligus sebagai Ideologi
negara
2

1.3 Identifikasi Masalah
Jelaskan apa yang dimaksud dengan demokrasi?
Jelaskan keterkaitan ideologi pancasila dengan Demokrasi Pancasila?
Berikan argumentasi anda terhadap kondisi Demokrasi Indonesia saat ini yang
terindikasi sangat mengabaikan Demokrasi Pancasila namun lebih cenderung
menganut Demokrasi Liberal?
Beredar pendapat di masyarakat bahwa dalam Sistem Politik di Indonesia telah terjadi
pertentangan antara Ideologi Pancasila dengan UUD 1945 hasil Amandemen VI yang
berbau Liberalisme. Berikan argumentasi anda.
Mengapa kegiatan Pilkada dan pemilu di Indonesia lebih banyak menghasilkan
kerusuhan atau konflik di masyarakat ketimbang pengembangan kualitas wawasan
pendidikan politik masyarakat? Jelaskan.

1.4 Tinjauan Pustaka
Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein
yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang
lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Demokrasi pengertian etimologis mengandung makna pengertian universal. Abraham
Lincoln th 1873 memberikan pengertian demokrasi government of the people, by the
people, and for the people.
Menurut etimologi/bahasa, demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu dari demos = rakyat
dan cratos atau cratein=pemerintahan atau kekuasaan. Demokrasi berarti pemerintahan rakyat
atau kekuasaan rakyat. Oleh karena itu dalam sistem demokrasi rakyat mendapat kedudukan
penting didasarkan adanya rakyat memegang kedaulatan.
Henry B. Mayo, system politik demokratis adalah menunjukkan kebijakan umum ditentukan
atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat, dan didasarkan
atas kesamaan politik dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.
Menurut Harris Soche, Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekusaan
pemerintahan itu melekat pada diri rakyat atau diri orang banyak dan merupakan hak bagi
rakyat atau orang banyak untuk mengatur, mempertahankan dan melindungi dirinya dari
paksaan dan pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah.
3

Menurut Wikipedia Indonesia, demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga
negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.


















4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Demokrasi
Secara etimologis, Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos yang berarti rakyat
dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan atau kekuasaan. Menurut Abraham Lincoln
(1873), Demokrasi adalah government of the people, by the people, and for the people.
Demokrasi dari segi Terminology mengandung makna konseptual yang memiliki beberapa
pendapat yaitu:
1. Tradisi pemikiran Aristotelian, demokrasi merupakan salah satu bentuk
pemerintahan.
2. Tradisi Medieval Theory menerapkan roman law dan konsep popular souvregnty.
3. Contemporary Doctrine, dengan konsep republik dipandang sebagai bentuk
pemerintahan rakyat yang murni.
4. Harris Soche, Demokrasi adalah pemerintahan rakyat karena itu kekuasaan melekat
pada rakyat.
5. Henry B. Mayo, sistem politik demokratis adalah menunjukkan kebijakan umum
ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh
rakyat, dan didasarkan atas kesamaan politik dalam suasana terjaminnya kebebasan
politik.
6. International Commision for Jurist, Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan
untuk membuat keputusan politik diselenggarakan oleh wakil - wakil yang dipilih
dan bertanggung jawab kepada mereka melalui pemilihan yang bebas.
7. C.F. Strong, Suatu sistem pemerintahan pada mayoritas anggota dewasa dari
masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin bahwa
pemerintah akhirnya mempertanggung jawabkan tindakan kepada mayoritas.
8. Samuel Huntington, sistem politik sebagai demokratis sejauh para pembuat
keputusan kolektif yang paling kuat dalam system itu dipilih melalui pemilihan
umum yang adil, jujur, dan semua orang dewasa mempunyai hak yang sama
memberikan suara.
5

2.2 Keterkaitan ideologi Pancasila Dengan Demokrasi Pancasila
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh destutt
de trascky pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi
dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu
(bandingkan Weltanschauung) sebagai akal sehat dan beberapa kecenderungan filosofis,
atau sebagai serangkaian ide yang dikemukakan oleh kelas masyarakat yang dominan
kepada seluruh anggota masyarakat (definisi ideologi Marxisme).
Pancasila sebagaimana kita yakini merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Disamping itu juga telah dibuktikan dengan kenyataan sejarah bahawa
Pancasila merupakan sumber kekuatan bagi perjuangan karena menjadikan bangsa
Indonesia bersatu. Kerena Pancasila merupakan ideologi dari negeri kita. Dengan adanya
persatuan dan kesatuan tersebut jelas mendorong usaha dalam menegakkan dan
memperjuangkan kemerdekaan. Ini membuktikan dan meyakinkan tentang Pancasila
sebagai suatu yang harus kita yakini karena cocok bagi bangsa Indonesia.
Demokrasi di Indonesia Bangsa Indonesia sejak dulu sudah mempraktekkan ide tentang
demokrasi walau bukan tingkat kenegaraan , masih tingkat desa yang disebut demokrasi desa.
Contoh pelaksanaan demokrasi desa pemilihan kepala desa dan rembug desa. Inilah
demokrasi asli. Demokrasi desa mempunyai 5 ciri yakni rapat , mufakat , gotong royong , hak
mengadakan protes bersama dan hak menyingkir dari kekuasaan raja absolut mempergunakan
pendekatan kontekstual. Demokrasi di Indonesia adalah demokrasi Pancasila yang
menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara , pandangan hidup bangsa Indonesia , dasar
negara Indonesia dan sebagai identitas nasional Indonesia. Sebagai ideologi nasional ,
Pancasila sebagai cita - cita masyarakat dan sebagai pedoman membuat keputusan politik.
Sebagai pemersatu masyarakat yang menjadi prosedur penyelesaian konflik. Nilai-nilai
demokrasi yang terjabar dari nilai - nilai Pancasila adalah :
1. Kedaulatan rakyat;
2. Republik
3. Negara berdasar atas hukum
4. Pemerintahan yang konstitusional
5.Sistem perwakilan
6. Prinsip musyawarah
7. Prinsip ketuhanan
6

Demokrasi Pancasila dapat diartikan secara luas dan sempit. Secara luas, demokrasi Pancasila
berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dalam bidang politik,
ekonomi dan sosial. Secara sempit, demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan menurut hikmat kebi- jaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.
Sehubungan dengan demokrasi Pancasila , di Indonesia mengenal juga istilah masyarakat
Madani (civil society). Welzer dengan rumusan konseptual , civil society adalah jaringan
yang kompleks dari LSM diluar pemerintahan negara (NGO) yang bekerja secara merdeka
atau bersama sama pemerintah yang diatur oleh hukum. Ia merupakan ranah publik yang
beranggotakan perorangan.
Ideologi Pancasila merupakan dasar negara yang mengakui dan mengagungkan keberadaan
agama dalam pemerintahan. Sehingga kita sebagai warga negara Indonesia tidak perlu
meragukan konsistensi atas Ideologi Pancasila terhadap agama. Tidak perlu berusaha
mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi berbasis agama dengan alasan bahwa ideologi
Pancasila bukan ideologi beragama. Ideologi Pancasila adalah ideologi beragama.
Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yg bersumber pada kepribadian & filsafat
hidup bangsa Indonesia, & sumber ajarannya adalah Pancasila. Setiap hak2 & kewajiban
warga negara pelaksanaan hak asasinya bersifat horizontal maupun vertikal. Sistem ini
menjaga keseimbangan antar konflik & konsensus, mendasari pembentukan identitas
bersama. Hal ini menyebebkan berbagai bentuk pelaksanaan demokrasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, & bernegara harus berdasarkan Pancasila.
Secara ringkas, demokrasi Pancasila memiliki beberapa pengertian sebagai berikut:
1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan gotong-
royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur
berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi pekerti luhur,
berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan.
2. Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat
sendiri atau dengan persetujuan rakyat.
3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus
diselaraskan dengan tanggung jawab sosial.
4. Dalam demokrasi Pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan
cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga
tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas.
7

PANCASILA SEBAGAI IDIOLOGI NEGARA
Ideologi dipandang sebagai sistem pemikiran yang diciptakan oleh suatu kekuatan untuk
kepentingan kekuatan itu sendiri. Ideologi tidak ditekankan pada kebenaran-kebenaran
intelektual melainkan pada manfaat-manfaat praktikal Ideologi meminta kesetiaan yang tegas
tanpa kompromi karenanya bersifat dogmatik-Ideologi Mengandung suatu eksklusifisme
total serta determinisme yang monolitik. Ideologi lebih dipandang sebagai belief system
dan power system daripada hal yang bersifat ilmiah dan Falsafahiah
IDEOLOGI TERTUTUPVS IDEOLOGI TERBUKA
Pancasila sebagai dasar negara RI merupakan sebuah ideologi yang terbuka. Karena, dengan
pemahaman secara kreatif dan dinamis terbukalah peluang bagi bangsa Indonesia untuk
secara terus menerus mengembangkan melalui konsensus-konsensus nasional Adalah suatu
bangunan ideologi yang tidak menerima ide, gagasan atau konsep dari luar Adalah suatu
bangunan ideologi yang membuka diri untuk menerima ide, gagasan atau konsep dari luar
Nilai Dasar, Instrumental, Praktis Asal Mula Pancasila sebagai Ideologi
Kausa Materialis : Pancasila yang sekarang menjadi ideologi negara bersumber pada
bangsa Indonesia. Artinya, bangsa Indonesia sebagai Kausa Materialis.
Kausa Formalis (asal mula bentuk):Pancasila sebagai ideologi negara merujuk kepada
bagaimana proses Pancasila itu dirumuskan menjadi Pancasila yang terkandung
dalam UUD 1945. Artinya pidato Soekarno sebagai kausa formalis.
Kausa Efisien (asal mula karya) : yang menjadikan Pancasila dari calon ideologi
negara menjadi ideologi negara yang sah. PPKI melalui sidang BPUPKI menjadi
kausa efisien pembentuk Pancasila
Kausa Finalis (asal mula tujuan) : mewujudkan Pancasila sebagai ideologi negara
yang sah adalah para anggota BPUPKI dan panitia sembilan. Para anggota dari badan
itulah yang menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebagai ideologi negara
yang sah.


2.3 Pengamalan Demokrasi Pancasila di Indonesia

Dewasa ini pancasila seolah hanya sebagai simbol belaka bagi pelaksanaan kebijakan
pemerintah Indonesia dan pelaksanaan nilai-nilai pancasila di masyarakat dan pemerintahan
tidak terlaksanakan dengan baik.
8

Pada prinsipnya demokrasi pancasila menjunjung tinggi asas gotong royong, yang pada
pelaksanaannya tidaklah terjadi dominasi mayoritas dan tirani minoritas. Selain itu pancasila
menganut asas kekeluargaan yang mengutamakan kesejahteraan rakyat, namun dewasa ini
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kebanyakan tidak untuk
mensejahterakan rakyat, seperti pembangunan gedung DPR baru yang sudah tentu
memerlukan anggaran yang sangat besar dari negara. Hal itu tentunya merupakan suatu
pemborosan bagi negara, uang yang seharusnya dinikmati oleh seluruh masyarakat terutama
bagi mereka yang kehidupan masih jauh dari kesejahteraan yang jumlahnya semakin
meningkat di negara kita.
Pada saat ini, dalam pelaksanaan politik di Indonesia memang demokrasi itu sudah terlaksana
dengan baik dengan adanya pemerintahan secara langsung calon presiden dan wakil presiden
dan calon anggota legislatif, dan dengan adanya kebebasan mengemukakan pendapat bagi
semua golongan tidak memandang status sosial, namun pada kenyataannya masyarakat saat
ini hanya tahu bahwa mereka bebas berpendapat dan berdemonstrasi, tanpa mengetahui
bagaimana taktik dan aturan yang harus mereka penuhi untuk mengemukakan pendapat
mereka agar demonstrasi yang mereka lakukan tidak menimbulkan kerusakan seperti kasus-
kasus yang terjadi sekarang ini, banyak demonstran yang malah merusak benda-benda di
sekitar mereka.
Lain halnya dengan pelaksanaan politik yang sudah berdasarkan demokrasi, pelaksanaan
perekonomian di indonesia belumlah dilaksanakan sesuai dengan niali-nilai yang terkandung
pancasila. Saat ini perekonomian negara, aset-aset perekonomian negara dikuasai leh
perusahaan-perusahaan asing seperti Amerika yang sudah jelas menganut demokrasi liberal.
Hal itu belum tentu bisa menguntungkan negara atau bahkan malah merugikan negara. Saat
ini juga perekonomian di Indonesia dikuasai hanya oleh beberapa orang saja, sedangkan
orang yang perekonomiannya lemah justru semakin lemah. Hal itu menjadi fakta
terindikasinya perekonomian Indonesia oleh ekonomi kapitalisme yang berasal dari
Demokrasi Liberal. Hal itu tentunya tidaklah sesuai dengan pancasila yang menganut asas
kekeluargaan.

2.4 Pembentukan Pelaksanaan Kebijakan di Indonesia
Banyak sekali kekacauan yang dihasilkan karena adanya Amandemen Konstitusi UUD 1945.
maka perlu kiranya kita kembali kepada UUD 1945 yang disahkan tgl. 17 Agustus 1945.
UUD 945 non amandemen dulu dibuat sesuai dengan kondisi Indonesia yang memang
"Bhineka Tunggal Ika", sesuai dengan "kultur historis yang dimiliki bangsa Indonesia",
bermaksud mampu memberikan keharmonisan dalam kehidupan bernegara pada waktu itu
9

dan juga di masa yang akan datang, dibuat oleh para pendiri dan juga pahlawan Bangsa ini
yang bertujuan luhur dan punya motif yang masih bersih dari "pikiran manipulatif dan
interest2 lain", hanya agar Republik yang baru lahir pada saat itu mampu melindungi
rakyatnya dan memberikan kesejahteraan lahir batin sesuai cita-cita proklamasi. Dengan
dilandasi semangat yg religius, persatuan kesatuan, toleransi, pengorbanan, gotong royong
dan kemudian terjadilah musyawarah yang mencapai mufakat untuk mensahkan UUD 1945
sbg konstitusi RI pada waktu itu.
Sejarah telah mencatat bahwa upaya terhadap perubahan UUD 1945 menimbulkan berbagai
macam persoalan terhadap bangsa ini, Dari mulai krisis politik, sengketa politik, delegetimasi
pemerintahan, delegetimasi hukum, permasalahan moralitas bahkan pemberontakan
bersenjata dsb. Di Era reformasi meskipun Ada Mahkamah Konstitusi,belum menjamin dan
juga membuktikan bahwa Amandemen UUD 1945 dan produk UU turunannya dinilai masih
rawan terhadap penyimpangan konstitusional, dengan lahirnya produk UU yang tidak
aspiratif, tidak akomodis bahkan bertentangan dengan dasar negara dan Konstitusi itu sendiri.
Bagaimana kita dapat melihat dengan adanya dan berkembangnya isu bahwa negara ini sudah
masuk ke dalam apa yang disebut dengan sistem "Neo Liberal", di mana cara-cara untuk
mencapai kesejahteraan rakyat mulai menggunakan cara2 yg tidak manusiawi dan tidak
berkeadilan sosial. Ini hanyalah salah satu contoh masalah saja. Belum lagi sikap toleransi,
budaya musyawarah mufakat dan gotong royong yg sedikit demi sedikit mulai hilang
disebabkan adanya budaya baru yg dianggap lebih modern padahal tidak sesuai dengan
budaya asli bangsa ini. Cara-cara Pemilihan langsung atau Voting ternyata juga punya
dampak negatif terhadap pemikiran dan pemahaman masyarakat terhadap demokrasi, karena
hanya cara2 itulah yang dianggap sebagai demokratis. timbul banyak sekali sengketa politik
dan membutuhkan biaya besar di tengah2 ekonomi yg amat sangat membutuhkan ke hati2an
mengelolanya, efesiensi hanya akan menjadi slogan saja di tengah budaya koruptif dan
pemborosan.Maka akhiri semua ini dengan Dekrit kembali kepada UUD 1945 non
amandemen, ini bukan setback atau kemunduran karena nanti sejarah yang akan dan bisa
menilai apakah langkah2 ini akankah mampu menyelamatkan kondisi negara ini. Tahun 2014
di depan mata dan tahun 2011 baru akan kita jalani, akan kah mampu kita mampu
melewatinya tanpa ada gejolak, mampu melewatinya dengan tanpa ada konflik dan
kekerasan?
Kolonialisme menjelma dalam bentuk kapitalisme yang mengkampanyekan pasar bebas dan
privatisasi aset bangsa dan negara. Hampir seluruh elite politik baik yang ada di legislatif,
eksekutif dan yudikatif kompak dalam melayani kepentingan kapital itu ketika mereka
10

melakukan amandemen undang-undang dasar, tidak untuk kepentingan rakyat atau negara
tetapi mengabdi pada kepentingan kapital, sehingga pasal-pasal kerakyatan dan kebangsaan
disamarkan bahkan hapus.
Setelah itu munculnya pasal privatisasi, liberalisasi dan federalisasi yang mengarah pada
sparatisme tidak terbendung lagi. Hasil dari kesemuanya itu adalah anarkhi politik, anarkhi
ekonomi dan anarkhi sosial. Akibatnya secara bertambah masyarakat, bangsa dan negara
mengalami Kemerosotan. Semua mengabdi pada kepentingan sendiri, saling menelikung,
saling menipu. Tetapi dalam satau hal mereka kompak, bersama-sama mengeroyok kekayaan
negara dan fasilitas rakyat.
2.5 Pelaksanaan Kegiatan Pilkada Dan Pemilu di Indonesia
Kegiatan Pilkada dan Pemilu di Indonesia labih banyak menghasilkan kerusuhan atau konflik
di masyarakat ketimbang pengembangan kualitas wawasan pendidikanpolitik masyarakat
karena pelaksanaannya tidak sesuai dengan prinsip demokrasi yang seharusnya dilaksanakan
dalam proses pelaksanaan pilkada dan pemilu di Indonesia.
Diantara sebab-sebab yang lainnya adalah tidak berjalannya fungsi partai politik. Fungsi
partai politik paling tidak ada tiga: penyalur aspirasi rakyat, pemusatan kepentingan-
kepentingan yang sama, dan sarana pendidikan politik masyarakat. Selama ini dapat
dikatakan ketiganya tidak berjalan. Partai politik lebih mementingkan kekuasaan daripada
aspirasi rakyat.
Fungsi partai politik sebagai pemusatan kepentingan-kepentingan yang sama pun tidak
berjalan mengingat tidak adanya partai politik yang konsisten dengan ideologinya. Partai
politik sebagai sarana pendidikan politik masyarakat lebih parah. Kita melihat partai
mengambil suara dari masyarakat bukan dengan pencerdasan terhadap visi, program partai,
atau kaderisasi. Melainkan dengan uang, artis, kaos, yang sama sekali tidak mencerdaskan
malah membodohi masyarakat.
Hal ini diperburuk dengan sistem pemilihan pemimpin yang ada sekarang (setelah otonomi),
termasuk pemilihan kepala daerah yang menghabiskan biaya yang mahal. Calon pemimpin
yang berkualitas namun tidak berduit akan kalah populer dengan calon yang tidak berkualitas
namun memiliki uang yang cukup untuk kampanye besar-besaran, memasang foto wajah
mereka besar-besar di setiap perempatan. Masyarakat yang tidak terdidik tidak dapat memilih
pemimpin berdasarkan value.
11

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum membudaya. Kita
memang telah menganut demokrsai dan bahkan telah di praktekan baik dalam keluarga,
masyarakat, maupun dalam kehidupan bebangsa dan bernegara. Akan tetapi, kita belum
membudanyakannya. Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging.
Mengatakan Demokrasi telah menjadi budaya berarti penghayatan nilai-nilai demokrasi
telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara warga negara. Dengan kata lain,
demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya. Seluruh
kehidupanya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.Namun, itu belum terjadi. Di media massa
kita sering mendengar betapa sering warga negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar
nilai-nilai demokrasi. Orang-orang kurang menghargai kebabasan orang lain, kurang
menghargai perbedaan, supremasi hukum kurang ditegakan, kesamaan kurang di praktekan,
partisipasi warga negara atau orang perorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam kehidupan pilitik belum maksimal, musyawarah kurang dipakai sebagai cara untuk
merencanakan suatu program atau mengatasi suatu masalah bersama, dan seterusnya. Bahkan
dalam keluarga dan masyarakat kita sendiri, nilai-nilai demokrasi itu kurang di praktekan.
3.2 Saran
Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah. Perlu ada usaha dari semua warga
negara. Yang paling utama, tentu saja, adalah adanya niat untuk memahami nilai-nilai
demokrasi.Mempraktekanya secara terus menerus, atau membiasakannya. Memahami nilai-
nilai demokrasi memerlukan pemberlajaran, yaitu belajar dari pengalaman negara-negara
yang telah mewujudkan budaya demokrasi dengan lebih baik dibandingkan kita.
Dalam usaha mempraktekan budaya demokrasi, kita kadang-kadang mengalami kegagalan
disana-sini, tetapi itu tidak mengendurkan niat kita untuk terus berusaha memperbaikinya dari
hari kehari. Suatu hari nanti, kita berharap bahwa demokrasi telah benar-benar membudaya di
tanah air kita, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai