Anda di halaman 1dari 6

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004


ISSN : 1411 - 4216
SIMULASI KOLOM DISTILASI JENIS SIEVE TRAY UNTUK
SISTEM TERNARY METANOL ETANOL AIR


Herry Santoso, Sobari Malik, Grace Mayasari dan Harry Kusniawan
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan
Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung - 40141
Telp/Fax: 62-22-2032700, E-mail: hsantoso@home.unpar.ac.id


Abstrak

Distilasi merupakan metode pemisahan yang banyak sekali digunakan di industri. Metode ini
sudah dikenal sejak dulu untuk pembuatan minuman beralkohol. Jenis kolom distilasi yang
banyak digunakan adalah jenis sieve tray, karena jenis ini membutuhkan biaya investasi dan
perawatan relatif lebih kecil dibandingkan jenis kolom lainnya. Selain itu sieve tray juga
mempunyai performa yang cukup baik.
Simulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengubah masukan kolom kemudian
mengamati pengaruhnya terhadap keluaran kolom. Masukan yang divariasikan meliputi
variasi besar laju umpan, variasi komposisi metanol dalam umpan, variasi besar refluks, serta
variasi jumlah uap yang dihasilkan reboiler. Sementara keluaran kolom yang diamati adalah
komposisi metanol, etanol, dan air dalam distilat dan bottom.
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan didapatkan bahwa secara garis besar variasi laju
umpan, konsentrasi metanol dalam umpan, dan laju cairan refluks (Lr) memberikan pengaruh
yang serupa untuk konsentrasi zat di distilat dan produk bawah. Semakin besar laju umpan,
konsentrasi metanol dalam umpan, dan laju cairan refluks, semakin besar pula konsentrasi
metanol dalam distilat dan produk bawah. Sementara itu, variasi jumlah uap yang dihasilkan
reboiler memberikan pengaruh yang bertolak belakang. Dalam setiap variasi, konsentrasi zat
yang paling tidak volatil (air) memiliki respon yang bertolak belakang dengan konsentrasi zat
paling volatil (metanol).

Kata kunci : Distillation; Equilibrium Model; SieveTray


Pendahuluan
Distilasi merupakan metode pemisahan suatu komponen dari suatu campuran, yang bergantung
kepada distribusi komponen tersebut pada fasa gas dan fasa cair, dimana semua komponen berada di kedua
fasa. Pada awalnya, distilasi digunakan sebagai sebuah metode dalam pembuatan minuman beralkohol. Pada
akhir abad XX studi mengenai distilasi berkembang seiring dengan perkembangan komputer dalam
melakukan perhitungan-perhitungan eksak yang memberikan hasil jauh lebih akurat dalam mendesain system
distilasi.
Telah diketahui bahwa kolom tray banyak sekali digunakan dalam industri, dibandingkan kolom
packed. Hal ini dikarenakan kolom tray mempunyai lebih banyak kelebihan dibandingkan kolom packed,
diantaranya kolom tray lebih mudah dioperasikan dengan interreboiler, intercondenser, cooling coil, dan
side draw off; tray bisa mengatasi padatan lebih baik saat terjadi fouling; waktu tinggal campuran di dalam
kolom lebih lama dibandingkan packed; kolom tray lebih mudah dibersihkan dari packed; untuk laju alir
cairan yang tinggi kolom tray tidak mengalami penurunan kapasitas, sedangkan pada kolom packed kapasitas
ini harus diturunkan; dan secara keseluruhan harganya lebih murah dibandingkan kolom packed.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemodelan suatu kolom distilasi tray yang memberikan
keakuratan yang baik terhadap perolehan distilat dan mempelajari pengaruh dari variasi laju dan komposisi
umpan, serta variasi refluks dan jumlah uap yang dihasilkan reboiler terhadap perolehan distilat dan bottom.







JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK D-1-1
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Pemodelan Kolom Distil;asi
Skema kolom distilasi yang digunakan adalah sebagai berikut :

LC
Steam in
Distillation
Column
CW in
out
FC
out


Gambar 1. Skema Proses Distilasi

Adapun asumsi-asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Adanya kesetimbangan uap cair di setiap tahap dalam kolom.
2. Cairan turun ke tahap yang ada di bawah tahap kesetimbangan dan uap sebaliknya, sehingga
perhitungan dilakukan disetiap tahap.
3. Cairan pada tiap tray tercampur sempurna dan bersifat inkompresibel
4. Feed masuk sebagai saturated liquid
5. Holdup uap pada tray diabaikan
6. Constant molar overflow

Model kolom yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Model kolom rectifying
dx (1)
HL Vr yr yr Lr xr xr
dt
i i i i
)) ) (( ) ) (((
1 1
! " # ! " $
" #
Model kolom stripping
dx (2)
HL Vs ys ys Ls xs xs
dt
i i i i
)) ) (( ) ) (((
1 1
! " # ! " $
" #
Model kolom umpan

HL F xF Vr yf Vs ys Ls xf Lr xr
dt
dx
) ) 9 ( ) 1 ( ( ! # ! " ! # ! " ! $
(3)
Model kondensor total
(4)
Mc xc yr Vr
dt
dx
) ) 9 ( ( " ! $
Model reboiler parsial

Mb B xb Vs yb Ls xs
dt
) ) 1 ( ( ! " ! " ! $
dx (5)

Efisiensi pada setiap tray yang digunakan pada penelitian ini diambil berdasarkan literatur yaitu
sebesar 80% (Kister,1992). Sementara untuk menghitung kesetimbangan uap-cair pada penelitian ini,
digunakan metode UNIFAC. Metode UNIFAC sendiri merupakan analogi dari metode UNIQUAC, keduanya
menggunakan metode pengelompokan kontribusi. UNIFAC merupakan metode yang paling abstrak dan
biasanya digunakan untuk penaksiran. Metoda UNIFAC dibutuhkan bila data spesifik tidak diketahui.
Untuk menyelesaikan model yang telah dibentuk, digunakan metode penyelesaian sistem persamaan
aljabar tak linier untuk simulasi steady state dan metode integrasi numerik sistem persamaan differensial
biasa (Ordinary Differential Equation/ODE) masalah nilai awal untuk simulasi dinamik. Piranti lunak yang
digunakan dalam penyelesaiaan numerik ini adalah MATLAB
TM
v6.1. Adapun fungsi yang dipakai adalah
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK D-1-2
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

fsolve untuk penyelesaian sistem persamaan aljabar tak linier dan ode15s yang biasanya digunakan untuk
menyelesaikan sistem persamaan differensial biasa jenis stiff equation masalah nilai awal.

Simulasi
Dalam simulasi ini, variasi besar refluks dan besar kalor pada reboiler dilakukan dengan
menggunakan besaran lain. Pada variasi besar refluks, digunakan besar laju aliran cairan untuk bagian
rectifying (Lr). Hal ini dapat dilakukan sesuai dengan hubungan bahwa:

D
Lr
R $
(6)
Sedangkan untuk variasi besar kalor pada reboiler, digunakan besar laju uap untuk bagian stripping (Vs). Hal
ini dimungkinkan karena besar kecilnya kalor yang dipasok pada reboiler secara langsung akan
mempengaruhi jumlah uap yang terbentuk yang selanjutnya akan masuk kembali ke dalam kolom distilasi
dan selanjutnya akan dikenal sebagai besaran Vs. Semakin besar kalor yang dipasok, semakin banyak pula
uap yang terbentuk, begitu pula sebaliknya. Penggantian besaran ini dilakukan dengan tujuan untuk
mempermudah permodelan.

Adapun hasil simulasi yang didapatkan adalah sebagai berikut :
Kurva perubahan fraksi mol tiap tray
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
Fraksi Mol
N
o

T
r
a
y
Methanol air Etanol

Gambar 2. Kurva perubahan fraksi mol tiap tray

Tray 1 merupakan reboiler, tray 11 merupakan tray umpan sementara tray 21 merupakan tray kondensor.
Pada grafik terlihat bahwa untuk fraksi metanol terjadi peningkatan secara konstan untuk tiap traynya, fraksi
mol air akan turun sejalan dengan penurunan tray, sementara fraksi mol etanol mengikuti kecenderungan dari
fraksi mol air. Hal ini disebabkan titik didih etanol yang hampir terletak di tengah-tengah titik didih air dan
metanol, selain itu jumlah dari metanol sama banyaknya dengan jumlah etanol dan air. Pada tray umpan
terjadi perubahan yang cukup signifikan, hal ini dikarenakan pada tray feed terdapat masukan yang berasal
dari umpan.

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK D-1-3
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Perubahan Fraksi Mol Metanol Di
Distilat
0.75
0.8
0.85
0.9
0.95
1
-15% -10% -5% 0% 5% 10% 15%
Besar Perubahan
F
r
a
k
s
i

M
o
l
F XFM Lr Vs
Perubahan Fraksi Mol Metanol Di Bottom
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
-15% -10% -5% 0% 5% 10% 15%
Besar Perubahan
F
r
a
k
s
i

M
o
l
F XFM Lr Vs
Perubahan Fraksi Mol Etanol Di Distilat
0
0.04
0.08
0.12
0.16
0.2
-15% -10% -5% 0% 5% 10% 15%
Besar Perubahan
F
r
a
k
s
i

M
o
l
F XFM Lr Vs
Perubahan Fraksi Mol Etanol Di Bottom
0.2
0.23
0.26
0.29
0.32
0.35
0.38
-15% -10% -5% 0% 5% 10% 15%
B esar Perubahan
F XFM Lr Vs
Perubahan Fraksi Mol Air Di Distilat
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
-15% -10% -5% 0% 5% 10% 15%
B esar Perubahan
F XFM Lr Vs
Perubahan Fraksi Mol Air Di Bottom
0.4
0.48
0.56
0.64
0.72
0.8
-15% -10% -5% 0% 5% 10% 15%
B esar Perubahan
F XFM Lr Vs




Gambar 3. Kurva perubahan fraksi mol di distilat dan bottom untuk tiap komponen

Penambahan laju umpan akan meningkatkan konsentrasi metanol di distilat dan produk bawah.
Sedangkan pengurangan laju umpan akan mengakibatkan menurunnya konsentrasi metanol di distilat dan
produk bawah. Penambahan laju umpan memiliki pengaruh yang berkebalikan terhadap konsentrasi air,
sementara untuk etanol secara garis besar respon yang dihasilkan memiliki kecenderungan yang sama dengan
respon air, hanya saja produk bawah, pengurangan laju umpan akan mengakibatkan menurunnya konsentrasi
etanol. Penambahan jumlah umpan juga akan mengakibatkan peningkatan jumlah produk bawah yang
diperoleh.
Perubahan fraksi mol metanol pada umpan menghasilkan efek yang sejalan dengan gangguan yang
diberikan. Peningkatan fraksi mol metanol pada umpan akan meningkatkan fraksi mol metanol sekaligus
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK D-1-4
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

mengurangi fraksi mol etanol dan air pada umpan, begitu pula sebaliknya. Peningkatan fraksi mol suatu
komponen pada umpan akan mengakibatkan meningkatnya konsentrasi komponen tersebut di distilat dan
produk bawah, sedangkan penurunan fraksi mol suatu komponen pada umpan akan mengakibatkan
penurunan fraksi mol komponen tersebut di distilat dan produk bawah. Hanya saja pada respon produk
bawah untuk etanol, pengurangan fraksi mol metanol mengakibatkan turunnya fraksi mol etanol karena
pertambahan jumlah etanol lebih sedikit dibandingkan pertambahan konsentrasi air di dalam kolom distilasi
sehingga walaupun jumlah etanol di produk bawah meningkat tetapi fraksi molnya menurun.
Perubahan besar laju cairan bagian rectifying (Lr) memiliki pengaruh yang sejalan dengan respon
yang didapatkan untuk fraksi mol metanol pada distilat dan produk bawah. Penambahan Lr akan
mengakibatkan meningkatnya fraksi mol metanol pada distilat dan produk bawah, begitu pula sebaliknya.
Sedangkan pengaruh laju Lr terhadap fraksi mol air di distilat dan produk bawah berkebalikan dengan
pengaruh yang diberikan variasi ini terhadap fraksi mol metanol di disitilat dan produk bawah. Sementara
pada respon fraksi mol etanol didapatkan bahwa kenaikan laju Lr lebih kecil pengaruhnya terhadap fraksi
mol etanol yang didapat di distilat dan produk bawah bila dibandingkan dengan penurunan laju Lr.
Penambahan Lr juga mengakibatkan meningkatnya jumlah produk bawah yang diperoleh, begitu juga
sebaliknya.
Sedangkan variasi penambahan laju uap (Vs) akan mengakibatkan konsentrasi metanol berkurang,
baik pada distilat maupun produk bawah. Sementara pengurangan Vs akan mengakibatkan konsentrasi
metanol pada distilat dan produk bawah meningkat. Variasi ini memiliki pengaruh yang bertolak belakang
terhadap konsentrasi air di distilat dan produk bawah bila dibandingkan dengan pengaruhnya terhadap
konsentrasi metanol. Dari respon yang didapatkan juga terlihat bahwa penurunan besar laju uap (Vs) lebih
kecil pengaruhnya terhadap fraksi mol etanol di distilat dan produk bawah bila dibandingkan dengan
peningkatan laju Vs. Peningkatan jumlah kalor yang diberikan pada reboiler juga akan mengakibatkan
meningkatnya jumlah distilat yang akan diperoleh, begitu pula sebaliknya.

Kesimpulan
1. Kolom distilasi dapat dimodelkan dengan menggunakan pendekatan teoritik melalui neraca massa dan
persamaan kesetimbangan uap-cair.
2. Secara garis besar dapat dikatakan variasi laju alir umpan, konsentrasi umpan, dan laju cair (Lr)
memberikan efek yang sama terhadap konsentrasi zat di distilat maupun produk bawah. Semakin besar
laju alir umpan, konsentrasi umpan serta laju cair, semakin tinggi pula konsentrasi zat volatil di distilat
dan produk bawah.
3. Variasi Vs memberikan pengaruh yang berkebalikan dari varasi-variasi yang lain, semakin besar laju Vs
atau kalor yang diberikan kepada reboiler, maka semakin rendah konsentrasi zat volatil di distilat dan
produk bawah..
4. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa variasi yang dilakukan memberikan pengaruh yang berbanding
terbalik antara zat yang volatil dengan zat paling tidak volatil.
5. Variasi besar Vs dan Lr memberikan pengaruh yang lebih besar daripada pengaruh yang diberikan oleh
variasi laju alir umpan dan fraksi umpan. Vs adalah yang paling berpengaruh.

Daftar Notasi
D laju alir distilat, kmol/jam
F laju alir massa feed, kmol/jam
Lr laju alir massa cairan di rectifying, kmol/jam
Ls laju alir massa cairan di stripping, kmol/jam
R Refluks
Vr laju alir massa uap di rectifying, kmol/jam
Vs laju alir massa uap di stripping, kmol/jam
HL Hold up liquid, kmol
Mc Hold up kondensor, kmol
Mb Hold up boiler, kmol
xr fraksi mol liquid di rectifying
xs fraksi mol liquid di stripping
yr fraksi mol vapour di rectifying
ys fraksi mol vapour di stripping

Subscript dan superscript:
i tahap pada tray

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK D-1-5
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Daftar Pustaka
1. Bird, R. B., Warren E. S., and Edwin N. L., Transport Phenomena, John Wiley & Sons, Inc., Singapore,
1994.
2. Daubert, Thomas E., Chemical Engineering Thermodynamics, McGraw-Hill, United States of America,
1985.
3. Geankoplis C. J., Transport Processes and Unit Operations, 3rd ed., Prentice-Hall Int. New Jersey,
1993.
4. Humphrey, Jimmy L. And George E. K. II, Separation Process Technology, McGraw-Hill, United States
of America, 1997.
5. Kister, Henry Z., Distillation Design, McGraw-Hill, United States of America, 1992.
6. Khrisna, R., Koojiman, Hendrik K. and Taylor, R., Real World Modelling Of Distillation, CEP
Magazine, July 2003.
7. Koojiman, Hendrik K. and Taylor, R., Modelling Mas Transfer In Multicomponent Distillation, The
Chemical Engineering Journal 57(1995) : 177 188.
8. Luyben, William L., Process Modelling, Simulation and Control For Chemical Enginneers, McGraw
Hill, Singapore, 1990.
9. McCabe, W. L., Julian C. S. And Peter H., Unit Operations of Chemical Engineering, 5th ed., McGraw
Hill, Singapore, 1993.
10. Perry, R. H. and Green D. W., Perrys Chemical Engineers Handbook, 7th ed., McGraw-Hill, New
York, 1997.
11. Phillip Thomas, Simulation Of Industrial Processes For Control Enginners, Butterworth Heinemann,
USA, 1999.
12. Rice, R. G. and Do, D. D., Applied Mathematics and Modelling for Chemical Engineers, John Wiley and
Sons, New York, 1995.
13. Seader, J. D. And Ernest J. H., Separation Process Principles, John Wiley & Sons, Inc., United States of
America, 1998
14. Smith, J. M., Van Ness, H. C. and Abbot, M. M., Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics, 5th ed., McGraw-Hill, Singapore, 1996.
15. Treybal, R. E., Mass Transfer Operations, 3rd ed., McGraw-Hill, Singapore, 1993.
16. Walas, Chemical Process Equipment, 10th ed., Butterworth Publishers, USA, 1988.
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK D-1-6
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai