Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB III
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIDRO
3.1 KLASIFIKASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HIDRO
Pada dasarnya suatu pembangkit listrik tenaga hidro berfungsi untuk mengubah potensi
tenaga air yang berupa aliran air (sungai) yang mempunyai debit dan tinggi jatuh (head)
untuk menghasilkan energi listrik.
Secara umum Pusat Listrik Tenaga Air terdiri dari :
1) Pembangkit listrik tenaga mikrohidro,
2) Pembangkit listrik tenaga minihidro, dan
3) Pembangkit listrik tenaga Air.
Pembangkit listrik tenaga hidro dapat dikatagorikan dan diklasifikasikan sesuai besar
daya yang dihasilkannya, sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut:
No. JENIS DAYA / KAPASITAS
1. PLTA > 5 MW ( 5.000 kW).
2. PLTM 100 kW < PLTM < 5.000 kW
3. PLTMH < 100 kW
(Sumber : Severn Wye Energi Agency, www.swea.co.uk)
3.2 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah pembangkit listrik berskala
kecil (kurang dari 100 kW), yang memanfaatkan tenaga (aliran) air sebagai sumber
penghasil energi. PLTMH termasuk sumber energi terbarukan dan layak disebut clean
energi karena ramah lingkungan. Dari segi teknologi, PLTMH dipilih karena
konstruksinya sederhana, mudah dioperasikan, serta mudah dalam perawatan dan
penyediaan suku cadang.
Secara ekonomi, biaya operasi dan perawatannya relatif murah, sedangkan biaya
investasinya cukup bersaing dengan pembangkit listrik lainnya. Secara sosial, PLTMH
mudah diterima masyarakat luas (bandingkan misalnya dengan Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir). PLTMH biasanya dibuat dalam skala desa di daerah-daerah terpencil
17
yang belum mendapatkan listrik dari PLN. Tenaga air yang digunakan dapat berupa
aliran air pada sistem irigasi, sungai yang dibendung atau air terjun.
3.2.1 Prinsip kerja PLT Mikrohidro
PLT Mikrohidro pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per
detik yang ada pada aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini akan
memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya
menggerakkan generator dan menghasilkan listrik.
Pembangunan PLTMH perlu diawali dengan pembangunan bendungan untuk
mengatur aliran air yang akan dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak PLTMH.
Bendungan ini dapat berupa bendungan beton atau bendungan beronjong. Bendungan
perlu dilengkapi dengan pintu air dan saringan sampah untuk mencegah masuknya
kotoran atau endapan lumpur. Bendungan sebaiknya dibangun pada dasar sungai yang
stabil dan aman terhadap banjir.
Di dekat bendungan dibangun bangunan pengambilan (intake). Kemudian
dilanjutkan dengan pembuatan saluran penghantar yang berfungsi mengalirkan air dari
intake. Saluran ini dilengkapi dengan saluran pelimpah pada setiap jarak tertentu untuk
mengeluarkan air yang berlebih. Saluran ini dapat berupa saluran terbuka atau tertutup.
Di ujung saluran pelimpah dibangun kolam pengendap. Kolam ini berfungsi untuk
mengendapkan pasir dan meny aring kotoran sehingga air yang masuk ke turbin relatif
bersih. Saluran ini dibuat dengan memperdalam dan memperlebar saluran penghantar dan
menambahnya dengan saluran penguras. Kolam penenang (forebay) juga dibangun untuk
menenangkan aliran air y ang akan masuk ke turbin dan mengarahkannya masuk ke pipa
pesat (penstok). Saluran ini dibuat dengan konstruksi beton dan berjarak sedekat mungkin
ke rumah turbin untuk menghemat pipa pesat.
Pipa pesat berfungsi mengalirkan air sebelum masuk ke turbin. Dalam pipa ini,
energi potensial air di kolam penenang diubah menjadi energi kinetik yang akan
memutar roda turbin. Biasany a terbuat dari pipa baja yang dirol, lalu dilas. Untuk
sambungan antar pipa digunakan flens. Pipa ini harus didukung oleh pondasi yang
mampu menahan beban statis dan dinamisnya. Pondasi dan dudukan ini diusahakan
selurus mungkin, karena itu perlu dirancang sesuai dengan kondisi tanah.
18
Turbin, generator dan sistem kontrol masing-masing diletakkan dalam sebuah rumah
y ang terpisah. Pondasi turbin-generator juga harus dipisahkan dari pondasi rumahnya.
Tujuannya adalah untuk menghindari masalah akibat getaran. Rumah turbin harus
dirancang sedemikian agar memudahkan perawatan dan pemeriksaan.
Setelah keluar dari pipa pesat, air akan memasuki turbin pada bagian inlet. Di
dalamnya terdapat guided vane untuk mengatur pembukaan dan penutupan turbin serta
mengatur jumlah air yang masuk ke runner/blade (komponen utama turbin). Runner
terbuat dari baja dengan kekuatan tarik tinggi y ang dilas pada dua buah piringan sejajar.
Aliran air akan memutar runner dan menghasilkan energi kinetic yang akan memutar
poros turbin. Energi y ang timbul akibat putaran poros kemudian ditransmisikan ke
generator. Seluruh sistem ini harus balance. Turbin perlu dilengkapi casing yang berf
ungsi mengarahkan air ke runner. Pada bagian bawah casing terdapat pengunci turbin.
Bantalan (bearing) terdapat pada sebelah kiri dan kanan poros dan berfungsi untuk meny
angga poros agar dapat berputar dengan lancar.
Daya poros dari turbin ini harus ditransmisikan ke generator agar dapat diubah
menjadi energi listrik. Generator yang dapat digunakan pada mikrohidro adalah generator
sinkron dan generator induksi. Sistem transmisi daya ini dapat berupa sistem transmisi
langsung (daya poros langsung dihubungkan dengan poros generator dengan bantuan
kopling), atau sistem transmisi daya tidak langsung, yaitu menggunakan sabuk atau belt
untuk memindahkan daya antara dua poros sejajar. Keuntungan sistem transmisi langsung
adalah lebih kompak, mudah dirawat, dan ef isiensiny a lebih tinggi. Tetapi sumbu poros
harus benar-benar lurus dan putaran poros generator harus sama dengan kecepatan putar
poros turbin.
Masalah ketidaklurusan sumbu dapat diatasi dengan bantuan kopling fleksibel.
Gearbox dapat digunakan untuk mengoreksi rasio kecepatan putaran. Sistem transmisi
tidak langsung memungkinkan adanya variasi dalam penggunaan generator secara lebih
luas karena kecepatan putar poros generator tidak perlu sama dengan kecepatan putar
poros turbin. Jenis sabuk yang biasa digunakan untuk PLTMH skala besar adalah jenis
flat belt, sedang V-belt digunakan untuk skala di bawah 20 kW. Komponen pendukung
yang diperlukan pada sistem ini adalah pulley, bantalan dan kopling. Listrik yang
19
dihasilkan oleh generator dapat langsung ditransmisikan lewat kabel pada tiang-tiang
listrik menuju rumah konsumen.
3.2.2 Perhitungan Teknis
Potensi daya mikrohidro dapat dihitung dengan persamaan:
Daya (P) = 9.8 x Q x Hn x h; ( 3.1 )
di mana:
P = Daya (kW)
Q = debit aliran (m3/s)
Hn = Head net (m)
9.8 = konstanta gravitasi
h = ef isiensi keseluruhan.
Misalnya, diketahui data di suatu lokasi adalah sebagai berikut: Q = 300 m3/s
2
, Hn = 12
m dan h = 0.5. Maka, besarnya potensi daya (P) adalah:
P = 9.8 x Q x Hn x h
= 9.8 x 300 x 12 x 0.5
= 17 640 W
= 17.64 kW
3.2.3 Perhitungan Ekonomis
Pembangunan PLT Mikrohidro memerlukan investasi yang relatif besar. Adapun, biaya
(harga) listrik per kWH-nya dihitung berdasarkan biaya awal (initial cost) dan biaya
operasional (operational cost). Komponen biaya awal terdiri dari: biaya bangunan sipil,
biaya fasilitas elektrik dan mekanik serta biaya sistem pendukung lain.Komponen biaya
operasional yaitu: biaya perawatan,biaya penggantian suku cadang, biaya tenaga
kerja(operator) serta biaya lain yang digunakan selama pemakaian.
Contoh perhitungan harga listrik per kWh dari PLT Mikrohidro adalah sebagai
berikut : Misalkan, untuk membangun suatu PLTMH dengan kapasitas terpasang 1 kW,
dibutuhkan biaya awal Rp 4 juta. Umur pakai mikrohidro yang dirancang adalah 10 tahun
20
dengan biaya operasional Rp. 1 Juta/tahun. Sehingga total biayanya menjadi Rp. 10 Juta.
Maka, biaya rata-rata (Rp) per hari adalah:
()
Sehingga,
(
)
Biaya (harga) per kWh ditentukan oleh biaya rata-rata perhari dan besarnya energi
listrik yang dihasilkan per hari (kWh/hari). Energi per hari ini ditentukan oleh besarnya
daya terpasang serta faktor daya. Jika diasumsikan faktor daya besarnya 12 jam/hari,
maka harga energi listrik per kWh adalah:
()
Sehingga,
( ) ( )
3.2.4 Perancangan Sistem PLT Mikrohidro
Tahap pertama perancangan PLT Mikrohidro adalah studi awal. Studi ini diawali dengan
survey lapangan untuk memperoleh data primer mengenai debit aliran dan head (beda
ketinggian). Debit aliran dapat diukur dengan metode konduktivitas atau metode Weir.
Berdasarkan data tersebut dapat dihitung perkiraan potensi daya awal. Data lapangan
sebaiknya diambil beberapa kali pada musim yang berbeda untuk memperoleh gambaran
yang tepat mengenai potensi daya dari aliran air tersebut. Selain itu, perlu dicari data
pendukung, yaitu: kondisi air (keasaman, kekeruhan, serta kandungan pasir atau lumpur),
keadaan dan kestabilan tanah di lokasi bangunan sipil, serta ketersediaan bahan,
transportasi dan tenaga trampil (operator).
Setelah survey lapangan, tahap perancangan selanjutnya adalah pemilihan lokasi dan
penentuan dimensi utama, pembuatan analisis keunggulan dan kelemahan setiap alternatif
pilihan, pembuatan sketsa elemen utama, penentuan tipe serta kapasitas turbin dan
generator y ang akan digunakan, penentuan sistem kontrol sistem (manual/otomatis),
21
perancangan jaringan transmisi dan distribusi serta perancangan sistem penyambungan ke
rumah-rumah.
Sebelum membangun PLT Mikrohidro di suatu tempat perlu diketahui dahulu
rencana PLN untuk daerah yang bersangkutan, kebutuhan listriknya, rencana penggunaan
day a listrik dan faktor bebannya, studi kelayakan ekonomi serta kesiapan lembaga
pengelola. Setelah semua studi yang diperlukan siap dan layak, dilakukan proses disain
yang lebih lebih rinci, yaitu: pembuatan detail gambar teknik, penentuan spesif ikasi
teknis secara jelas, penyusunan jadwal kegiatan, penghitungan biaya setiap komponen
serta penyiapan pengurus yang akan mengelola PLTMH. Jika seluruh disain ini telah siap
maka pembangunan PLT Mikrohidro dapat dimulai.
3.3 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO
Pembangkit Listrik Tenaga Minihdro adalah pembangkit listrik tenaga air dengan kisaran
output daya antara 100 kW sampai dengan 5000 kW. Keuntungan utama dari
pembangkit mini hidro adalah:
Efisiensi tinggi (70 - 90%), sejauh ini yang terbaik dari semua teknologi energi.
Faktor kapasitas tinggi (biasanya> 50%)
Tingkat tinggi prediktabilitas, bervariasi dengan pola curah hujan tahunan
Daya keluaran bervariasi hanya secara bertahap dari hari ke hari (tidak dari menit
ke menit).
3.4 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR
Pada umumnya energi air dapat dibagi atas :
1. Energi air kandungan mekanis :
a. Energi air terjun
b. Energi pasang surut
c. Energi ombak
2. Energi air kandungan termis
a. Energi panas laut
Dalam bentuk diagram dapat digambarkan sebagai berikut :
22
Gambar 3.1 Diagram Pembagian Sumber Daya Energi Air
3.4.1 Energi Air Kandungan Mekanis
3.4.1.1 Energi Air Terjun
Potensi tenaga air terjun tergantung pada kondisi geografis, keadaan curah hujan dan
areal (penampungan) aliran (catch ment area). Pengembangan sumber tenaga air secara
wajar, perlu diketahui secara jelas seluruh potensi sumber tenaganya. Jumlah potensi
tenaga air dipermukaan tanah disebut potensi tenaga air teoritis. Sedang yang dapat
dikembangkan atau diomanfaatkan dari segi teknis disebut potensi tenaga air teknis.
Untuk pengembangan secara ekonomis disebut potensi tenaga air ekonomis.
Pada umumnya potensi tenaga ekonomislah yang dianggap sebagai potensi tenaga
air. Namun dengan kemajuan dibidang teknologi dan perubahan konsep tentang ekonomi
potensi tenaga air, maka kategori potensi tenaga air teknis diperluas hingga meliputi
potensi tenaga air teoritis, dan tidak ada lagi perbedaan yang tegas diantara ketiganya.
Perbandingan antara potensi tenaga air teknis dan ekonomis terhadap potensi tenaga
air teoritis diperkirakan berturut-turut 34 - 40 % dan 20 - 30%. Berubah-ubah tergantung
pada tingkatan teknik dan ekonomi setempat.
Pada umumnya, ada 3 faktor utama untuk penentuansuatu potensi tenaga air bagi
pembangkit tenaga listrik yaitu :
SUMBER DAYA ENERGI AIR
Energi Air Kandungan
Mekanis
a. Energi Air terjun
b. Energi Pasang Surut
c. Energi Ombak
Energi Air Kandungan
Thermis
Energi Panas Laut
23
a. Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau salju.
b. Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, dalam hal ini tergantung dari topopgrafi
daerah tersebut.
c. Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban atau
jaringan transmisi.
Penggunaan tenaga air disamping untuk keperluan pembangkit tenaga listrik, juga
masih merupakan pemanfaatan multiguna karena masih berhubungan dengan irigasi,
pengendalian banjir, perikanan, rekreasi dan navigasi. Sumber tenaga air diperoleh dari
adanya siklus hidolik daripada air, yaitu pemanasan dari sinar matahari yang kemudian
turun ke bumi dan kembali lagi terjadi penguapan akibat pemamanasan sinar matahari
tersebut.
Tabel 3.1 memperlihatkan angka-angka dan lokasi yang mempunyai kemungkinan
potensi tenaga air yang dapat digunakan untuk pembangkit tenaga listrik beberapa negara
didunia.
Tabel 3.1 Potensi Ekonomis Tenaga Air Untuk Pembangkit Tenaga Listrik
Beberapa Negara Didunia.
NO N E G A R A
POTENSI EKONOMIS
TENAGA AIR (GW)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Uni soviet
Amerika serikat (termasuk Alaska)
Kanada
Jepang
Norwegia
Swedia
Prancis
Italia
Austria
Swiss
Jerman barat
1.100
648
218
130
105
85
76
60
43
33
25
Sumber : Dr. A. Arismunandar dan DR. S. Kuwuhara, Teknik Tenaga Listrik, 1991.
Tabel 3.2 memperlihatkan angka-angka dan lokasi yang mempunyai
kemungkinan potensi tenaga air yang dapat digunakan untuk pembangkit tenaga listrik
diIndonesia.
24
Tabel 3. 2 Potensi Ekonomis Tenaga Air Untuk Pembangkit Tenaga Listrik Di Indonesia.
NO LOKASI
POTENSI EKONOMIS
TENAGA AIR (MW)
Presentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sumatera
Jawa
Kalimantan
Sulawesi
Irian Jaya
Pulau lainnya
15.587
4200
21.589
10.183
22.371
1.054
22,8
5,6
28,8
13,6
29,8
1,4
TOTAL 74.976 100
Sumber : Komite Nasional Indonesia (World Energi Council ). Hasil-Hasil Lokakarya
1993.
3.4.1.2 Keuntungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
1. Tidak menimbulkan polusi udara.
Tidak ada SO
X
, NO
X
dan CO
2
seperti yang biasa ditimbulkan oleh pembangkit listrik
berbahan bakar fosil ( minyak, batubara dan gas ). Sebagaimana diketahui SO
X
dan
NO
X
dapat menimbulkan hujan asam, yang sangat berbahaya bagi tumbuh-tumbuhan
maupun makhluk hidup lainnya. CO2 dianggap dapat menimbulkan pemanasan
global ( efek rumah kaca) yang akan menimbulkan perubahan cuaca serta dapat
menaikkan permukaan air laut karena es dikutub mencair. Jadi dengan membangun
PLTA berarti telah mengurangi kemungkinan timbulnya hujan asam dan pemanasan
global.
2. Tenaga air adalah energi yang terbarukan dan umur ekonomis PLTA panjang.
Banayak PLTA yang berumur lebih dari 50 tahun masih beroperasi dengan baik.
3. Mengoperasikan PLTA berarti menghemat pemakaian BBM yang selama ini dipakai
oleh PLTD, PLTG, PLTGU maupun PLTU minyak, terutama mengurangi pemakaian
solar yang sekarang sudah terpaksa diimpor karena produksi dalam negeri tidak
cukup. Dengan demikian pengoperasian PLTA juga berarti menghemat devisa.
4. Pemakaian PLTA pada umumnya lebih menguntungkan karena biaya pembangkitan
lebih murah daripada jenis pembangkit lainnya. Selain itu tidak ada kenaikan biaya
operasi yang biasanya disebabkn oleh kenaikan biaya BBM.
5. Dengan memakai tenaga air berarti memanfaatkan sumber energi yang tidak dapat
diekspor, dan memeberi kesempatan sumber energi lain seperti minyak, gas dan
25
batubara untuk diekspor dan menghasilkan devisa atau diproses menjadi bahan lain
yang diperlukan.
6. Sumber energi air tersebar didaerah-daerah di seluruh Indonesia, sehingga dengan
membangun PLTA didaerah-daerah berarti pemerataan pembangunan dan
pembangunan prasarana berupa PLTA ini dengan jaringan transmisi dan distribusi
akan dapat memenuhi permintaan tenaga listrik baik untuk pelanggan umum
perkotaan, industri maupun kelistrikan desa.
7. Membangun PLTA dengan waduk mempunyai dampak positif yang luas dan
keuntungan tambahan misalnya waduk dipakai untuk parawisata, perikanan, olahraga
air, pengendalian banjir, sumber air minum, sumber air tanah, sumber air pengairan
untukpertanian dan sebagainya.
8. Tergantung dari sumber tenaga air yang tersedia, kebutuhan sistem tenaga listrik
sertga desain yang ekonomis dan optimum maka PLTA dapat dioperasikan untuk
beban puncak (peak load) maupun beban dasar ( base-load). PLTA dapat melayani
perubahan beban yang cepat, sehingga sangat penting untuk membantu menjaga
stabilitas serta keandalan sistem tenaga listrik.
9. Pembangunan PLTA akan membuka lapangan kerja di daerah-daerah yang mungkin
letaknya dipelosok (terpencil).
10. Beberapa peralatan PLTA sudah dapat dibuat didalam negeri dengan atau tanpa
kerjasama dengan asing antara lain pintu air, pipa pesat, bagian-bagian turbin air dan
alat bantu mekanik. Juga generator, transformator, panel-panel, kabel switchgears dan
sebagainya. Hal ini berarti menghemat devisa, memungkinkan alih teknologi dari
perusahan asing serta memberikan lapangan kerja dalam negeri.
11. Karena biaya pembangkitan PLTA murah, maka PLTA cocok untuk industri yang
electric energi intensive seperti industri aluminium (PLTAAsahan II/tangga dan
sigura-gura) dan nickel (PLTA Larona).
12. Bila perlu PLTA dapat dioperasikan secara automatic dari jarak jauh (remote control)
dengan aman, sehingga tidak memerlukan operator yang banyak. Ini penting terutama
ditempat terpencil atau untuk PLTA dengan gedung sentral bawah tanah. Beberapa
PLTA juga dapat dikendalikan dari jarak jauh dari suatu pusat pengendalian ( control
center ) sehingga hanya memerlukan operator sedikit sekali.
26
13. Biaya operasi dan pemeliharaan PLTA sangat murah dan pemakaian listrik untuk
keperluan sendiri kecil.
14. Sudah terbukti beberapa spare part peralatan mesin dan listrik untuk PLTA dapat
dibuat didalam negeri, denganbiaya lebih murah dari impor, sehingga menghemat
devisa, memberi pengalaman kepada bengkel-bengkel didalam negeri serta
memberikan lapangan pekerjaan. Sebagai contoh runner turbin air untuk PLTA kecil
telah dapat dibuat didalam negeri.
3.4.1.3 Prinsip Pembangkit Energi Air
Pembangkit Tenaga Air adalah suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga air dengan
ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik dengan menggunakan turbin air dan
generator. Untuk keperluan estimasi daya yang dibangkitkan secara kasar dapat
digunakan rumus sederhana yaitu :
P= f. Q .H (3.2)
Dimana
P = daya [kW]
Q = debit air [m3/detik]
H = tinggi air terjun [m]
F = suatu factor antara 0,7 dan 0,8
Untuk keperluan survai data-data primer yang diperlukan :
a. Jumlah energi yang secara teoritis dapat diperoleh setahun, dalam kondisi-kondisi
tertentu dimusim hujan dan musim kering.
b. Jumlah daya pusat listrik yang akan dipasang, dengan memeperhatikan apakah
pusat listrik itu akan dipakai untuk beban dasar atau beban puncak.
Gambar 3.2 memperlihatkan secara skematis
A. Bendungan besar
B. Saluran terbuka dan bendungan ambil air B
Air masuk ke dalam pipa tekan, dan selanjutnya ke turbin melalui katub.
27
Gambar 3.2. Skematis sebuah PLTA
3.4.1.4 Beberapa Kendala Dalam Pemanfaatan Tenaga Air
Untuk Pembangunan PLTA
1. Waktu persiapan dan pembangunan PLTA yang lama
Pembangunan PLTA harus dipersiapkan jauh sebelumnya, karena kebutuhan waktu
yang lama untuk survey prastudikelayakan, studi kelayakan, desain (basic dan detail
plant design) serta pembuatan dokumen lelang, yang semuanya membutuhkan waktu
kira-kira empat tahun, belum termasuk waktu yang diperlukan untuk penyediaan
dana, penunjukan konsultan, pelelangan dan lain-lain.
Sedangkan pembangunan sendiri rata-rata memerlukan waktu lama, belum termasuk
waktu yang diperlukan untuk penyediaan dana negoisasi, penunjukan kontraktor dan
lain-lain. Dengan sendirinya PLTA tidak dapat memenuhi kebutuhan pembangunan
pusat listrik yang cepat, yang biasanya dapat dipenuhi dengan PLTD, PLTG dan
PLTGU.
2. Biaya investasi yang tinggi
Kapasitas (MW) suatu PLTA untuk beban dasar maupun beban puncak didesain
sehingga optimum dan biaya pembangkitannya lebih murah daripada jenis
28
pembangkit lain, baik PLTU untuk beban dasar maupun PLTG untuk beban puncak.
Akan tetapi biaya investasi per kW untuk PLTA adalah lebih mahal daripada PLTG,
PLTD, PLTGU dan PLTU. Dengan keterbatasan sumber dana ditambah lagi
kebutuhan adanya pembankit listrik yang mendesak, maka sering terjadi pilihan
terhadap pembangkit lain lebih didahulukan.
3. Masalah infrastruktur untuk pembangunan
Karena proyek PLTA umumnya asa didaerah terpencil, maka diperlukan adanya
infrastruktur berupa jalan, base camp, jaringan listrik atau PLTD. Hal ini memerlukan
biaya cukup besar dan perlu waktu untuk pembangunanannya anatara 1,5 sampai 2
tahun.
4. Masalah Lingkungan
Termasuk dalam lingkungan antara lain masalah pembebasan tanah. Terutama untuk
PLTA dengan waduk, maka masalah jumlah ganti rugi pembebasan tanah ( baik
tempat tinggal, kebun, maupun sawah ) sering menimbulkan masalah. Hal ini sangat
tergantung adanya dukungan pemerintah daearah dan dana yang tersedia.
Sering juga tanah kehutanan terkena oleh proyek. Kelangsungan proyek tergantung
ijin dari menteri kehutanan, sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Disamping
masalah pemindahan penduduk, pengaruh pembangunan proyek terhadap fauna dan
flora juga penting sekali, terutama untuk daerah yang akan tergenang dengan adanya
pembangunan waduk. Sebagai contoh di proyek PLTA kota panjang terpaksa
memindahkan gajah sebanyak 25 ekor. Pengaruh pembangunan dan terhadap
kehidupan ikan juga perlu dipelajari dan diatasi. Pada umumnya dampak masalah
lingkungan dari PLTA adalah local.
5. Masalah yang berhubungan dengan kondisi alam
Masalah yang berhubungan dengan kondisi alam yaitu kondisi geologi dan hidrologi.
Sering terjadi geological investigation yang telah dikerjakan ternyata belum cukup.
Hal ini dapat menimbulkan masalah terutama pada pembuatan bendungan,
terowongan, gedung sentral, angker blok pada pipa pesat dan lain-lain, sehingga
terpaksa terjadi perubahan desain dan ada pekerjaan tambahan dan tambahan biaya,
serta waktu pembangunan bertambah.
29
Selama ini dalam batas-batas tertentu, hal ini tidak merupakan masalah. Sedangkan
data hidrologi yang dipakai untuk desain PLTA umumnya telah diambil selama dari
sepuluh tahun ( untuk curah hujan ada sekitar 30 tahun ) sehingga ada kesesuaian
dengan kondisi sebesarnya pada waktu operasi, kecuali bila ada penyimpangan
musim.
Bila musim hujan lebih panjang tentunya lebih menguntungkan sedangkan bila
musim kemarau lebih panjang maka ini menjadi masalah. Di beberapa PLTA
kekeurangan curah hujan dipecahkan dengan hujan buatan.
3.4.2.1 Potensi energi pasang surut
Pasang surut air laut adalah suatu gejala fisik yang selalu berulang dengan periode
tertentu dan pengaruhnya dapat dirasakan sampai jauh masuk kearah hulu dari muara
sungai. Pasang surut terjadi karena adanya gerakan dari benda benda angkasa yaitu rotasi
bumi pada sumbunya, peredaran bulan mengelilingi bumi dan peredaran bulan
mengelilingi matahari. Gerakan tersebut berlangsung dengan teratur mengikuti suatu
garis edar dan periode yang tertentu. Pengaruh dari benda angkasa yang lainnya sangat
kecil dan tidak perlu diperhitungkan.
Gerakan dari benda angkasa tersebut di atas akan mengakibatkan terjadinya beberapa
macam gaya pada setiap titik di bumi ini,yang disebut gaya pembangkit pasang surut.
Masing masing gaya akan memberikan pengaruh pada pasang surut dan disebut
komponen pasang surut, dan gaya tersebut berasal dari pengaruh matahari, bulan atau
kombinasi keduanya.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek
sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung
dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih
kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik
matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada
jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari
dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari
tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan
bidang orbital bulan dan matahari.
30
Energi pasang surut pada lautan terjadi akibat pengaruh massa bulan terhadap bumi,
yang mengakibatkan adanya gaya tarik, sehingga menjelma suatu gejala yang dikenal
sebagai pasang surut. Gejala ini terjadi secara teratur, disebabkan bulan mengelilingi
bumi, sehingga air laut ditarik karena gaya tarik gravitasi bulan.
Gambar 3.3 Terjadinya pasang surut akibat gaya tarik bulan
Gambar 3.3 memperlihatkan permukaan laut dititik A. keadaan ini, laut pada titik
A berada dalam keadaan pasang, sedangkan pada titik B berada dalam keadaan surut.
Kira-kira 6 jam kemudian, terjadi situasi sebaliknya, akibat perputaran bulan.
Penyebab pasang surut
Bulan tepat di atas titik P1 pada permukaan bumi. Karena gaya tarik bulan di titik P1
paling besar maka P1 bergerak lebih banyak ke arah bulan daripada titik O (titik pusat
bulan). Jika titik O bergerak ke arah bulan, maka titik P2 akan bergerak lebih lambat dari
titik O. Oleh karena itu, maka permukaan air di titik P1 dan P2 lebih tinggi daripada
permukaan air laut rata-rata. Pasang naik terjadi di P1 dan P2, sementara itu, di daerah
yang letaknya 90 derajat dari kedua titik itu terjadi pasang surut.
31
Gambar 3.4. Posisi bumi terhadap bulan
Peredaran semu harian bulan memerlukan waktu 24 jam 50 menit. Periode tersebut
disebut satu hari bulan. Oleh karena itu satu titik di khatulistiwa pada permukaan bumi
mengalami dua kali pasang naik dalam periode satu hari bulan.
Ternyata gaya tarik matahari juga memberikan pengaruh terhadap molekul air laut,
walaupun perbandingan antara gaya tarik matahari dengan gaya tarik bulan terhadap
bumi adalah 1 : 2,2. Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan
matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang
sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang laut purnama ini terjadi pada
saat bulan baru dan bulan purnama.
Gambar 3.5. Posisi Bumi, bulan dan matahari ketika pasang Purnama
Pasang naik yang paling rendah dalam periode satu siklus pasang surut disebut pasang
perbani. Pasang perbani terjadi pada waktu kedudukan bulan, bumi dan matahari
membentuk sudut 90
o
. Pada posisi tersebut, gaya tarik matahari dan gaya tarik bulan
bekerja pada titik-titik yang tegak lurus satu sama lain
32
Pada waktu bulan perbani, gaya tarik bulan bekerja pada titik P1 dan P2 sedangkan gaya
tarik matahari bekerja pada titik P3 dan P4. Besar gaya yang menyebabkan pasang
perbani adalah resultan dari dua gaya yang berarah tegak sesamanya.
(a) (b)
Gambar 3.6 Posisi Matahari dan bulan terhadap bumi membentuk sudut 90
o
Menurut medar gobel dalam bukunya Energi Earth and everyone, memperkirakan jumlah
potensi dari energi pasang surut di seluruh dunia adalah 26 x 10
12
kWH. Namun sebagian
kecil saja bumi dimanfaatkan oleh manusia.
Puncak pasang surut air laut diikuti 12 jam kemudian dengan rendahnya surut air
laut. Kemudian pasang kembali, sehingga dalam waktu 24 jam terjadi dua kali pasang
dan dua kali surut. Beda antara permukaan laut ketika pasang dan surut itu disebut
amplitude. Pasang laut itu dipengaruhi oleh kedalaman air laut dan keadaan lokasi pantai
setempat.
Untuk memanfaatkan air pasang dipakai bendungan, sehingga terbentuk wadah dan
ketika surut, air waduk dilepaskan melalui turbin generator untuk pembangkit tenaga
listrik.atau diwaktu pasang, turbo generator yang dapat bekerja dua arah aliran air alut itu,
dikerjakan oleh air pasang laut yang masuk melalui pipa turbin ke dalam waduk
penyimpanan air laut.
33
Tabel 3.3 memperlihatkan angka-angka dan lokasi sumber daya terpasang yang
diketahui di dunia. Terlihat bahwa potensi yang cukup besar terdapat di Amerika Utara,
utamanya diteluk funny.
Tabel 3.3 Potensi energi pasang surut di dunia.
LOKASI
H
RATA-RATA
(M)
POTENSI
ENERGI
(10
9
kWh/th )
Potensi
Daya
(MW)
AMERIKA UTARA
Bay of Fundy
Cook inlet, Alaska
AMERIKA SELATAN
San Yose, Argentina
EROPA
Seven, Inggris
Bebagai Lokasi, Prancis
Berbagai Lokasi, USSR
JUMLAH DUNIA
5,5 10,7
7,5
5,9
9,8
5,0 8,4
2,4 6,6
2,4 10,7
275,3
18,5
51,5
14,7
97,85
140,42
598,27
29000
1800
5.870
1.680
11.150
16.050
65.550
SUMBER :
1. World Energi Resources, 1985-2020, WEC
2. S.S Panner : Demands, Resources, Impact, Technology, and Policy Volume I. Addision-Wesley
Publishing Coy.
Konversi Energi Pasang Surut
Pada dasarnya antara tenaga pasang surut dengan tenaga air konvensional, yaitu kedua
duanya adalah tenaga air yang memanfaatkan gravitasi tinggi jatuh air untuk
pembangkitan tenaga listrik
a. Pasang surut menyangkut arus air periodik dwi arah dengan dua kali pasang dan dua
kali surut setiap hari
b. Operasi di lingkungan air laut memerlukan bahan bahan konstruksi yang lebih tahan
korosi daripada material untuk air tawar
c. Tinggi jatuh relatif sangat kecil (maksimal 11 meter) bila dibanding dengan instalasi
hydro lainnya.
Bila selisih antara tinggi air laut dan tinggi waduk pasang surut adalah H, dan debit
air adalah Q, maka besar daya yang dihasilkan adalah Q x H.
34
Selanjutnya bila luas waduk pada ketinggian D adalah S (h), yaitu S sebagai fungsi h,
maka jumlah energi yang dibangkitkan dengan mengosongkan sebahagian h dari
ketinggian dh adalah berbanding lurus dengan isi S (h). h. dh.
Sehingga diperoleh :
Waktu pengosongan waduk :
(3.3)
Waktu mengisi waduk :
(3.4)
Diasumsikan bahwa pengisian dan pengosongan waduk dilakukan pada pergantian
pasang dan surut, untuk mendapatkan penyederhanaan rumus.
Diperoleh energi yang dibangkitkan per-siklus adalah:
(3.5)
Dimana :
E = energi yang dibangkitkan per-siklus.
H = selisih tinggi permukaan air laut antara pasang surut.
V = volume waduk pasang surut.
Bila besaran V diganti dengan besaran massa air laut, maka rumus diatas dapat ditulis
menjadi :
E
maks
= b . g . H
2
. S (3.6)
P = f . Q H (3.7)
Dimana :
E
maks
= Jumlah energi maksimum dapat diproses per siklus
b = Berat jenis air laut
g = Grafitasi
H = Tinggi pasang surut terbesar
S = Luas waduk rata-rata antara pasang dan surut
Q = Debit air
f = Faktor efisiensi , P = Daya
E
H
dh h h S waduk an mengosongk Waktu
1
0
. ). (
H
E dh h H h S waduk mengisi Waktu
0
2
). ).( (
H
V H dh h S H E E E
0
2 1
. ) (
35
Besaran H adalah kwadrat, sehingga tinggi pasang surut sangat penting. Untuk tinggi H
kurang dari 2 meter pada umumnya pembangkit energi pasang surut tidak memenuhi
syarat.
Prinsip Konversi Pasang Surut
Prinsip sederhana dari pemanfaatan ketiga bentuk energi itu adalah: memakai energi
kinetik untuk memutar turbin yang selanjutnya menggerakkan generator untuk
menghasilkan listrik.
(a)
(b)
(c)
Gambar 3.7 Prinsip proses konversi energy pasang surut
36
Pasang surut menggerakkan air dalam jumlah besar setiap harinya; dan pemanfaatannya
dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup besar. Dalam sehari bisa terjadi
hingga dua kali siklus pasang surut. Oleh karena waktu siklus bisa diperkirakan (kurang
lebih setiap 12,5 jam sekali), suplai listriknya pun relatif lebih dapat diandalkan daripada
pembangkit listrik bertenaga pasang surut.
Kelebihan PLTPs
a. Setelah dibangun, energi pasang surut dapat diperoleh secara gratis.
b. Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.
c. Tidak membutuhkan bahan bakar.
d. Biaya operasi rendah.
e. Produksi listrik stabil.
f. Pasang surut air laut dapat diprediksi.
g. Turbin lepas pantai memiliki biaya instalasi rendah dan tidak menimbulkan dampak
lingkungan yang besar.
Kekurangan PLTPs
a. Sebuah dam yang menutupi muara sungai memiliki biaya pembangunan yang sangat
mahal, dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem lingkungan
baik ke arah hulu maupun hilir hingga berkilo-kilometer.
b. Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika ombak
bergerak masuk ataupun keluar
Energi Ombak
Gelombang yang memecah di pantai dan tebing-tebing merupakan energi yang cukup
besar. Salah satu kemungkinan pemanfaatan ini dapat dilihat pada gambar 3.8.
37
Gambar 3.8 Pusat Listrik Tenaga Pecah Gelombang (PLTPG)
dibuat ruangan penampungan air yang berada di bawah gelombang yang memecah di
tebing pantai sepanjang 1 km, dan ketika air gelombang tiba kemudian surut, katub
dibuka, sehingga tertangkap sejumlah volume air laut di ruangan atas. Kemudian
disalurkan melalui pipa untuk menggerakkan turbin air dan generator. Air itu disalurkan
ke ruangan sebelah bawah, maka generator akan membangkitkan energi listrik. Metode
ini seperti pemanfaatan energi pasang surut, tapi dalam hal ini tidak tergantung pada
pasang air, tapi pada tinggi gelombang datang memecah di tebing pantai.
Pada gambar 3.9 memperlihatkan gagasan desain sebuah rakit yang digunakan untuk
pemanfaatan gelombang laut.
Gambar 3.9 Skema Rakit Ombak Laut
Menurut Hulls, daya yang terkandung dalam ombak mempunyai bentuk:
P = b . g . T . H
2
/ 64 (3.8)
38
Dimana
P = Daya
b = Berat jenis air laut
g = Grafitasi
T = Periode
H = Tinggi ombak rata-rata
Selanjutnya Hulls menjelaskan bahwa ombak yang mempunyai tinggi rata rata 1 meter
(H), dan periode 9 detik (T, jarak waktu antara dua ombak), mempunyai daya sebesar 4,3
kW per meter panjang ombak. Sedang deretan ombak serupa dengan tinggi 2 meter
mempunyai daya 17 kW per meter panjang ombak. Sedangkan ombak dengan ketinggian
10 meter dan periode 12 detik mempunyai daya 600 kW per meter.
3.4.2.2 Energi Pasang Laut
Lautan atau samudera merupakan kolektor sinar radiasi matahari secara alamiah dan yang
terbesar di dunia. Di daerah tropis terdapat perbedaan suhu antara lapisan permukaan laut
dengan kedalaman laut sekitar 20 sampai 25
o
C. perbedaan suhu ini siang dan malam terus
ada, sehingga merupaka sumber energi yang selalu tersedia dan dapat dimanfaatkan oleh
manusia.
Energi thermal ini dapat dikonversi menjadi energi lsitrik dengan suatu teknologi
yang disebut Ocean Thermal Energi Conversion (OTEC) atau Konversi Energi Panas
Laut (KEPL).
3.4.2.3 Teknologi Panas Laut
Perbedaan suhu dimanfaatkan untuk menjalankan mesin penggerak dengan menggunakan
peruap thermodinamika. Pada suhu yang lebih tinggi digunakan untuk mencairkan zat
kerja kembali. Zat kerja yang dapat digunakan adalah Gas Fron R 22 (CHCL F
2
),
ammonia (NH
3
), titik didih sangat rendah.
Air hangat yang mempunyai temperature 25 dan 35
o
C masuk ke evaporator yang
berisis misalnya zat kerja Fron R-22 yang akan mendidih akibat temperature tersebut.
39
Gambar 3.10 Skema Konversi energy Panas Laut ( KEPL)
Uap gas ini dengan tekanan 12 kg/cm2, masuk keturbin dan menggerakkan generator.
Gas yang telah dipakai didinginkan dalam kondesator oleh air laut dingin yang memiliki
suhu sekitar 5 7
o
C pada kedalaman sekitar 500 m, sehingga menjadi cair. Siklus ini
berputar terus derngan memompai zat kerja air kedalam evaporator. Gambar dibawah
memperlihatkan 2 type pusat listrik KEPL
Gambar 3.11 a) Pusat Listrik KEPL Darat, b) Pusat Listrik KEPL Darat