Penulisan karya tulis ilmiah memerlukan persyaratan baik formal maupun
materiil. Persyaratan formal menyangkut kebiasaan yang harus diikuti dalam
penulisan, sedangkan persyaratan materil menyangkut isi tulisan. Sebuah tulisan akan mudah difahami dan menarik apabila isi dan cara penulisannya memenuhi persyaratan dan kebiasaan urnum. Dalam tulisan singkat ini akan digambarkan beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan oleh penulis sebuah karya tulis ilmiah termasuk laporan penelitian.
Bagian-bagian dari karya tulis ilmiah : 1. Topik Topik atau pokok pembicaraan berasal dari kata Yunani "topoi". Dalam suatu karangan, topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang pengarang untuk menyampaikan maksudnya. Banyak hal yang dapat dipergunakan sebagai sumber penentuan topik sebuah karangan, misalnya: pengalaman, keluarga, karier, alam sekitar, masalah kemasyarakatan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, cita-cita, dan sebagainya. Dari bermacam-macam hal yang dijadikan topik tersebut, seorang pengarang dapat menyusun karangan dalam bentuk: a. Kisahan (Narasi): karangan yang berkenaan dengan rangkaian peristiwa. b. Perian (Deskripsi): karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya. c. Paparan (Eksposisi): karangan yang berusaha menerangkan atau menjelaskari pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca karangan itu. d. Bahasan (Argumentasi): karangan yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. 2. Margin/pias (batas pinggir pengetikan) Batas pengetikan adalah 4 cm untuk tepi kiri, 2,5 cm untuk tepi kanan, 4 cm untuk tepi atas dan 3 cm untuk tepi bawah. Nomor bab diketik 6,5 cm dari tepi atas dan judul bab dimulai 8 cm dari tepi atas. 3. Pemisahan/pemenggalan kata Pemenggalan kata ditandai dengan garis penghubung pada suku kata sebelumnya. Garis penghubung tidak ditempatkan di bawah suku kata yang dipenggal. Seorang penulis juga harus memperhatikan adanya awalan atau akhiran dari sebuah kata yang dipenggal. 4. Spasi/kait Jarak antara baris dengan baris mempergunakan spasi rangkap (dua spasi). Sedangkan untuk catatan kaki, bibliografi dan kutipan langsung yang lebih dari empat baris dipergunakan spasi rapat (satu spasi). Apabila awal alinea (paragraf dimulai dari pias paling kiri (tidak menjorok masuk ke dalam 5-7 ketikan), maka jarak antar alinea 3-4 spasi. Tetapi jika awal alinea dimulai dengan menjorok/masuk ke dalam sebanyak 5-7 ketikan, rnaka jarak antar alinea tetap dengan spasi ganda (2 spasi). Sedangkan jarak antara judul bab dan naskah dipakai 3-4 spasi. 5. Nomor halaman Halaman pendahuluan ditandai dengan angka Romawi kecil, sedangkan halaman-hataman selanjutnya menggunakan nomor dengan angka Arab. Nomor halaman dapat dicantumkan pada tengah halaman sebelah bawah atau sudut kanan atas. 6. Judul Judul bab ditulis di bagian tengah atas dengan huruf kapital dan tidak digaris bawahi atau tidak ditulis di antara tanda kutip. Judul bab juga tidak diakhiri dengan tanda titik. 7. Huruf miring Huruf miring berfungsi menggantikan garis bawah. Huruf miring biasanya digunakan untuk: a. Penekanan sebuah kata atau kalimat. b. Menyatakan judul buku atau majalah. c. Menyatakan kata atau frasa asing. 8. Penulisan angka Untuk menuliskan angka dalam karangan, perlu diperhatikan ketentuan penulisan sebagai berikut: a. Bilangan di bawah seratus, yang terdiri dari satu atau dua kata, bilangan seratus dan kelipatannya, seribu dan kelipatannya ditulis dengan huruf. b. Bilangan terdiri dari tiga kata atau lebih, ditulis dengan angka. c. Bilangan pecahan biasanya ditulis dengan huruf, kecuali pecahan dari bilangan yang besar. d. Persentase tetap ditulis dengan angka. e. Nomor telepon, nomor jalan, tanggal dan nomor halaman ditulis dengan angka. f. Angka tidak boleh dipergunakan untuk mengawali sebuah kalimat. 9. Penulisan kutipan Dalam penulisan karya tulis ilmiah, seorang penulis sering meminjam pendapat, atau ucapan orang lain yang terdapat pada buku, majalah, bahkan bunyi pasal dalam peraturan perundang-undangan. Untuk itu seorang penulis harus memperhatikan prinsip-prinsip mengutip, yaitu: a. Tidak mengadakan pengubahan naskah asli yang dikutip. Kalaupun perlu mengadakan pengubahan, maka seorang penulis harus memberi keterangan bahwa kutipan tersebut telah diubah. Caranya adalah dengan memberi huruf tebal, atau memberi keterangan dengan tanda kurung segi empat. b. Bila dalam naskah asli terdapat kesalahan, penulis dapat memberikan tanda [!] langsung di belakang kata yang salah. Hal itu berarti bahwa kesalahan ada pada naskah asli dan penulis tidak bertanggung jawab atas kesalahan tersebut. c. Apabila bagian kutipan ada yang dihilangkan, penghilangan itii dinyatakan dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan tiga titik). Penghilangan bagian kutipan tidak boleh mengakibatkan perubahan makna asli naskah yang dikutip. Cara mengutip: Kutipan langsung terdiri dari tiga baris atau kurang Cara menulis kutipan langsung yang panjangnya sampai dengan tiga baris adalah sebagai berikut: Kutipan diintegrasikan dengan naskah, Jarak antara baris dengan baris dua spasi, Kutipan diapit dengan tanda kutip, Akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi keatas. Kutipan langsung terdiri lebih dari tiga baris Sebuah kutipan langsung yang terdiri lebih dari tiga baris, ditulis sebagai berikut: Kutipan dipisahkan dari naskah dengan jarak 3 spasi, Jarak antara baris dengan baris satu spasi, Kutipan bisa diapit tanda kutip, bisa juga tidak, Akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi ke atas, seluruh kutipan diketik menjorok ke dalam antara 5-7 ketikan, Kutipan tidak langsung Dalam kutipan tidak langsung penulis tidak mengutip naskah sebagaimana adanya, melainkan mengambil sari dari tulisan yang dikutip. Cara menulis kutipan seperti ini adalah sebagai berikut: Kutipan diintegrasikan dengan naskah, Jarak antara baris dua spasi, Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip, akhir kutipan diberi nomor urut penunjukan yang diketik setengah spasi ke atas. 10. Penulisan daftar pustaka Daftar pustaka atau bibliografi merupakan suatu daftar yang memuat pustaka yang dipergunakan sebagai acuan dalam karya tulis yang disusun. Daftar pustaka dari suatu karya akan berguna bagi orang lain yang mempunyai perhatian, minat atau bidang keahlian yang sama dengan penulis karya tulis tersebut. Daftar pustaka selain dapat dipakai untuk menilai kebenaran tulisan atau pendapat yang dikutip, juga dapat memperluas pengetahuan orang lain akan bahan bacaan yang ada kaitannya dengan pokok bahasan dalam tulisan tersebut. Cara menyusun penulisan deskripsi daftar pustaka, baik untuk model MLA maupun Turabian sama, yaitu: Nama pengarang, Judul, Cetakan/edisi, Nama kota, Nama penerbit, Tahun Penyusunan daftar pustaka dilakukan menurut urutan abjad (alfabetis) nama pengarang. Dalam hal ini penulisan nama pengarang dibalik susunannya, yaitu dimulai dengan nama keluarga diikuti tanda baca koma.