Sejarah awal
Awal trigonometri dapat dilacak hingga zaman Mesir Kuno dan Babilonia dan peradaban Lembah
Indus, lebih dari 3000 tahun yang lalu. Matematikawan India adalah perintis penghitungan variabel
aljabar yang digunakan untuk menghitung astronomi dan juga trigonometri. Lagadha adalah
matematikawan yang dikenal sampai sekarang yang menggunakan geometri dan trigonometri untuk
penghitungan astronomi dalam bukunya Vedanga, Jyotisha, yang sebagian besar hasil kerjanya
hancur oleh penjajah India.
Matematikawan Yunani Hipparchus sekitar 150 SM menyusun tabel trigonometri untuk
menyelesaikan segi tiga.
Matematikawan Yunani lainnya, Ptolemy sekitar tahun 100 mengembangkan penghitungan
trigonometri lebih lanjut.
Matematikawan Silesia Bartholemaeus Pitiskus menerbitkan sebuah karya yang berpengaruh
tentang trigonometri pada 1595 dan memperkenalkan kata ini ke dalam bahasa Inggris dan Perancis.
Sinus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sinus dalam matematika adalah perbandingan sisi segitiga yang ada di depan sudut dengan sisi
miring (dengan catatan bahwa segitiga itu adalah segitiga siku-siku atau salah satu sudut segitiga itu
90o). Perhatikan segitiga di kanan; berdasarkan definisi sinus di atas maka nilai sinus adalah
Nilai sinus positif di kuadran I dan II dan negatif di kuadran III dan IV.
Hukum sinus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Dalam trigonometri, hukum sinus ialah pernyataan tentang segitiga yang berubah-ubah di udara.
Jika sisi segitiga ialah (kasus sederhana) a, b dan c dan sudut yang berhadapan bersisi (huruf besar)
A, B and C, hukum sinus menyatakan
Rumus ini berguna menghitung sisi yang tersisa dari segitiga jika 2 sudut dan 1 sisinya diketahui,
masalah umum dalam teknik triangulasi. Dapat juga digunakan saat 2 sisi dan 1 dari sudut yang tak
dilampirkan diketahui; dalam kasus ini, rumus ini dapat memberikan 2 nilai penting untuk sudut
yang dilampirkan. Saat ini terjadi, sering hanya 1 hasil akan menyebabkan seluruh sudut kurang
daripada 180°; dalam kasus lain, ada 2 penyelesaian valid pada segitiga.
Timbal balik bilangan yang yang digambarkan dengan hukum sinus (yakni a/sin(A)) sama dengan
diameter d . Kemudian hukum ini dapat dituliskan
di mana
s merupakan semi-perimeter
[sunting] Turunan
Buatlah segitiga dengan sisi a, b, dan c, dan sudut yang berlawanan A, B, dan C. Buatlah garis dari
sudut C pada sisi lawannya c yang menonjol sekali dalam 2 segitiga siku-siku, dan sebut panjang
garis ini h.
Dapat diamati bahwa:
and
Kemudian:
dan
Melakukan hal yang sama dengan garis yang digambarkan antara sudut A dan sisi a akan
menghasilkan:
Kosinus
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kosinus atau cosinus (simbol: cos) dalam matematika adalah perbandingan sisi segitiga yang
terletak di sudut dengan sisi miring (dengan catatan bahwa segitiga itu adalah segitiga siku-siku
atau salah satu sudut segitiga itu 90o). Perhatikan segitiga di kanan. Berdasarkan definisi kosinus di
atas maka nilai kosinus adalah
Nilai kosinus positif di kuadran I dan IV dan negatif di kuadran II dan III.
dengan adalah sudut yang dibentuk oleh sisi a dan sisi b, dan c adalah sisi yang berhadapan
dengan sudut .
Aturan yang sama berlaku pula untuk sisi a dan b:
Dengan kata lain, bila panjang dua sisi sebuah segitiga dan sudut yang diapit oleh kedua sisi
tersebut diketahui, maka kita dapat menentukan panjang sisi yang satunya. Sebaliknya, jika panjang
dari tiga sisi diketahui, kita dapat menentukan besar sudut dalam segitiga tersebut. Dengan
mengubah sedikit aturan kosinus tadi, kita peroleh:
Tangen
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Nilai tangen positif di kuadran I dan III dan negatif di kuadran II dan IV.
Sekan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Sekan (lambang: sec) dalam matematika adalah perbandingan sisi miring segitiga dengan sisi yang
terletak pada sudut (dengan catatan bahwa segitiga itu adalah segitiga siku-siku atau salah satu
sudut segitiga itu 90o). Perhatikan segitiga di kanan; berdasarkan definisi sekan di atas maka nilai
sekan adalah
Kosekan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kosekan (disimbolkan dengan cosec atau csc) dalam matematika adalah perbandingan sisi miring
segitiga dengan sisi yang terletak di depan sudut (dengan catatan bahwa segitiga itu adalah segitiga
siku-siku atau salah satu sudut segitiga itu 90o). Perhatikan segitiga di kanan; berdasarkan definisi
kosekan di atas maka nilai kosekan adalah
Kotangen (lambang: cot, cotg, atau cotan) dalam matematika adalah perbandingan sisi segitiga
yang terletak pada sudut dengan sisi segitiga yang terletak di depan sudut (dengan catatan bahwa
segitiga itu adalah segitiga siku-siku atau salah satu sudut segitiga itu 90o). Perhatikan segitiga di
kanan; berdasarkan definisi kotangen di atas maka nilai kotangen adalah
[sunting] Penjumlahan
[sunting] Rumus sudut rangkap dua
1
cos ec
sin
1
sec
cos
1
cot
tan
sin
tan
cos
cos
cot
sin
Cos 2 Sin 2 1
1 tan 2 sec 2
1 Cot 2 Co sec 2
Contoh 1
Buktikan identitas berikut:
a. Sin α . Cos α . Tan α = (1 – Cos α) (1 + Cos α)
Jawab:
Ruas kiri = Sin α . Cos α . Tan α
Sin
= Sin α . Cos α .
Cos
2
= Sin α
= 1 – Cos2 α
= (1 – Cos α) (1 + Cos α) = Ruas Kanan Terbukti!
b. Sin β . Tan β + Cos β = Sec β
Jawab:
Ruas Kiri = Sin β . Tan β + Cos β
Sin
= Sin β . Cos + Cos β
Sin 2 Cos 2
=
Cos Cos
1
= Cos Sec β = Ruas Kanan Terbukti
2. Persamaan Trigonometri
a. Persamaan Trigonometri Sederhana
Contoh 2
1 o
Tentukan himpunan Penyelesaian dari Persamaan Sin x = , 0 ≤ x ≤ 360o
2
Jawab:
1
Sin x =
2
Sin x = Sin 30o
x = 30o + k . 360o
untuk k= 1 ↔ x = 30o
untuk k = 2 ↔ x = (180o – 30o) + k . 360o
= 150o
o o
HP:{30 , 150 }
Contoh 3
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan:
Cos y – Sin y = 1, jika 0o ≤ y ≤ 360o
Jawab:
Cos y – Sin y = 1 ↔ a = 1; b = - 1; c = 1
Sehingga diperoleh k = a b 2 12 1 2 2
2
a 1
Tan α = = - 1 ↔ α dikuadran IV
b 1
α = 315o
jadi Cos y – Sin y = 1
↔ 2 Cos (x – 315o) = 1
1
↔ Cos (x – 315o) = 2
2
↔ Cos (x – 315o) = Cos 45o
↔ (x – 315o) = 45o + k . 360o
↔ x = 360o + k . 360o
↔ x = 360o
Atau (x – 315o) = - 45o + 360o
x = 270o + k . 360o
x = 270o
HP:{270o, 360o}