LIANA NUR ILASARI 1402450029 RIZKY YUSANITA DEWI 1402450030 ELISA DANIK KURNIAWATI 1402450031 SYIFA MAULIDA 1402450032 DINDA NUR AIDA 1402450033 ELMA FITRIAN 1402450034
Sejarah Perkembangan Pendidikan Bidan di Belanda Memisahkan pendidikan bidan dengan pendidikan keperawatan Astrid berpendapat bahwa perawat dididik untuk merawat orang sakit, sedangkan bidan dididik untuk menjaga kesehatan wanita.
Tahun 1865 Pemerintah memberikan kewenangan kepada bidan sebagai praktisi medis dan pendidik
Tahun 1878 Pemerintah belanda mengeluarkan keputusan untuk pemberian gelar kepada yang telah lulus, dengan demikian seorang bidan diberi kewenangan izin praktik bila sudah melakukan ujian dan dianggap lulus
Tahun 1991 Peninjauan kembali kurikulum oleh suatu komite yang bekerjasama dengan departemen kesejahteraan, kesehatan dan kebudayaan di Netherland.
Tahun 1992 Sekolah kebidanan adalah universitas mandiri yang dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan vokasi yang lebih tinggi.
Tahun 1993 Kurikulum di kembangkan menjadi 4 tahun
Awal tahun 1970 an Angka persalinan di rumah berkisar 70% dan pada masa ini tenaga kerja bidan sangat berat dan pendapatannya rendah.
Akhir tahun 1970 an Angka persalinan di rumah menurun drastis sampai 35%
Tahun 1980 an Merupakan masa kebangkitan bidan di Belanda. Bidan harus mempertahankan persalinan di rumah (80% ditolong bidan, 20% di rumah sakit). Tahun 1990 an Angka persalinan di rumah meningkat kembali, tapi persalinan yang ditolong bidan mengalami penurunan (17% - 19% ditolong dokter umum dan sekitar 6% ditolong bidan) tapi pemerintah mendukung pelayanan bidan dibandingkan dokter umum. Tahun 1992 Pusat kelahiran didirikan di Amsterdam. Tempat ini membawa 800 ibu hamil per tahun Kesimpulan Pendidikan bidan dilakukan bersama dengan pendidikan dokter dan farmakologi, tetapi dipisahkan dengan perawat sehingga kemampuan dan keterampilan mereka serta tugasnya berbeda. Bidan di Belanda memberikan pelayanan kepada ibu hamil dari antenatal sampai posparatum (mulai masa nifas sampai pengarahan tentang bayi).