Anda di halaman 1dari 2

Page 1

Tanggal & waktu: 8 Agustus 2012 (Rabu)


16:00 18:00 pm
Date & time: 8 August 2012 (Wednesday)
4pm 6pm
Tempat: Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI)
Kementerian BUMN Building, Lantai 18
Jalan Medan Merdeka Selatan 13, Jakarta
10110
Venue: National Council on Climate Change (DNPI)
Kementerian BUMN Building, 18th Floor
Jalan Medan Merdeka Selatan 13, Jakarta
10110
Topik: Peatland Mapping Methodology Topic: Peatland Mapping Methodology

Ringkasan Hasil Pertemuan

1. Untuk memetakan gambut, maka
direkomendasikan metodologi yang berupa
penggabungan dari dua metodologi sebagai
berikut:
a. Remote sensing, untuk memetakan gambut
pada skala yang luas
b. Ground check atau field validation berdasarkan
hasil dari remote sensing
Penggabungan dua metode tersebut telah banyak
dilakukan, karena memang merupakan cara yang
paling efektif dalam metode pemetaan gambut.
Tujuan remote sensing adalah untuk memetakan
lahan gambut secara keseluruhan dalam cakupan
wilayah yang luas. Akan tetapi, metode ini
menghasilkan data yang akurasinya kurang,
sehingga perlu dilakukan ground check.
2. Metode pemetaan gambut lain yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran
dan pengamatan secara langsung di lapangan
untuk memetakan seluruh lahan gambut di
Indonesia. Dengan menggunakan metode ini,
maka tingkat akurasi data yang dihasilkan adalah
tinggi. Hanya saja, apabila menerapkan metode ini,
maka waktu yang diperlukan akan lebih lama,
sehingga direkomendasikan untuk memilih
wilayah-wilayah yang urgent terlebih dahulu
untuk dilakukan pemetaan secara teliti
menggunakan metode pengukuran secara
langsung di lapangan.
3. Berdasarkan penelitian, hasil dari remote sensing
(misalnya menggunakan LANDSAT) dapat
menghasilkan data tipe vegetasi yang dapat
digunakan dalam penafsiran kedalaman gambut.

Meeting Summary

1. To map the peatland, it is recommended to merge
two methods as follows,
a. Remote sensing, to map peatland on a large
scale
b. Ground check or field validation, based on the
remote sensing results
Merging those two methods have been widely
applied, as it is the most effective method to map
the peatland. The purpose of remote sensing is to
map the peat thoroughly in a large coverage area.
However, this method produces less data
accuracy, and therefore it is necessary to conduct
the ground check.


2. Another method of peatland mapping peatland is
conducting the direct measurements and
observations in the field to map the entire
peatland in Indonesia. By using this method, the
resulted data accuracy is high. However, applying
this method will take longer time, and therefore it
is recommended to select the urgent area as a
priority to be mapped in advance using direct
measurement method in the field.



3. Based on the research done by scientist, the
results of remote sensing (e.g. using LANDSAT) can
produce the vegetation type on the ground which


Page 2

Sebagai contoh, bahwa adanya vegetasi
Gonystylus Bancanus, merupakan ciri bahwa
dibawahnya adalah gambut yang tebal atau dalam.
Oleh karena itu, terlibatnya ahli vegetasi dalam
merumuskan metodologi pemetaan gambut
adalah diperlukan.
4. Dalam memetakan gambut, hal yang harus
dipertimbangkan adalah: a) Tipe tanah; b)
Kedalaman tanah; c) Skala pemetaan; dan
d)Penilaian dan pengukuran yang akurat.
can be used to interpret the peat depth. For
example, the presence of vegetation Gonystylus
Bancanus indicates that the peat below it is thick.
Therefore, the involvement of experts in
formulating vegetation mapping in peat is
required.
4. In mapping the peatland, several things need to be
considered are: a) Peat type or soil type; b) Peat
depth; c) Mapping scale; and d) Accurate
assessment and measurement.

Anda mungkin juga menyukai