Anda di halaman 1dari 15

IDENTIFIKASI DAN SOSIALISASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

DI SEKOLAH UMUM*)
(Identification and Socialization of Special Need Children in General
School )
N. Praptiningrum, Atien Nur Chamidah, Aini Mahabbati, Dedi Andriyanto,
Ida Ayu Dian Pramantik, Nitayuli Evista**
ABSTRAK
Program pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dalam
bentuk kegiatan identi!ikasi dan sosialisasi anak berkebutuhan khusus
yang diduga berada di sekolah umum. Identi!ikasi anak berkebutuhan
khusus bertu"uan mengidenti!ikasi anak#anak yang $iri#$irinya mengarah
pada anak berkebutuhan khusus dan tu"uan sosialisasi adalah
meningkatkan pengetahuan guru, orangtua, dan masyarakat mengenai
anak berkebutuhan khusus, memberi keterampilan sederhana mengenai
identi!ikasi atau deteksi dini anak berkebutuhan khusus, dan pendidikan
dan layanan yang sesuai bagi mereka.
Metode yang digunakan dalam identi!ikasi adalah tes kepada sis%a
yang diduga berkebutuhan khusus dengan menggunakan instrumen tes
intelegensi &PM dan CPM. Metode sosialisasi dengan $eramah dan
diskusi mengenai karakteristik anak berkebutuhan khusus, deteksi dini,
dan layanan dan pendidikannya.
'egiatan PPM ini dapat dikatakan berhasil men$apai tu"uan.
Identi!ikasi anak berkebutuhan khusus menemukan () anak mengalami
kebutuhan khusus lamban bela"ar, dan ** orang anak mengalami
tunagrahita, ( di antara mereka mengalami double handicap tunarungu#
%i$ara dari )+ anak. &edangkan tahap sosialisasi ber"alan sesuai
peren$anaan dan dapat dikatakan men$apai sasaran dengan hadirnya
setiap komponen sasaran program ,kepala sekolah, guru kelas, orangtua
sis%a, dan masyarakat yang di%akili dari pihak -P. Pendidikan
'e$amatan Dlingo. &osialisasi berlangsung e!ekti! dan kontekstual
karena didahului dengan hasil identi!ikasi anak berkebutuhan khusus.
Di masa mendatang diharapkan ada pelatihan bagi guru kelas
mengenai metode pembela"aran bagi anak yang berada pada level rata#
rata ba%ah dan anak lamban bela"ar. Diharapkan "uga keberlangsungan
ker"asama antara -P. Pendidikan 'e$amatan Dlingo dengan P/0 1IP
-N2 dalam upaya me%u"udkan pendidikan bagi semua.
Kata Kunci : identifikasi anak berkebutuhan khusus,
sosialisasi anak berkebutuhan khusus, anak berkebutuhan khusus.
1
* PPM ini dibiayai oleh Dana DIPA -N2 &ub 'egiatan 33456 A'-N 4(4**(
.ahun Anggaran (3*3, sesuai dengan &urat Per"an"ian Pelaksanaan Program
'egiatan Pengabdian 'epada Masyarakat Prioritas 1akultas Nomor 7 180 b
8/H.34.22/PM/2010
** Penulis adalah dosen dan mahasis%a di unit ker"a 1akultas Ilmu
Pendidikan 8urusan Pendidikan /uar 0iasa -N2.
A. PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
Anak berkebutuhan khusus mempunyai $iri yang perlu dikenal dan
diidenti!ikasi dari kelompok anak pada umumnya karena membutuhkan
pelayanan pendidikan yang bersi!at khusus. Pelayanan tersebut dapat
berbentuk pertolongan medik, latihan#latihan terapetik, maupun program
pendidikan khusus, yang bertu"uan untuk membantu mengurangi
keterbatasannya dalam hidup bermasyarakat.
Prevalensi anak berkebutuhan khusus semakin hari semakin
meningkat. Data yang didapatkan dari Direktorat P&/0 'ementrian
Pendidikan Nasional menun"ukkan bah%a dari 95 &/0 yang terdapat di
DI2 terdapat 5.(*9 sis%a dengan berbagai "enis kelainan.
.abel *. 8umlah &is%a &/0 Menurut 8enis 'elainan di Propinsi Daerah
Istime%a 2ogyakarta .ahun (339:(33;
Jenis Kelainan Jumla Sis!a
A ;;
0 ;4(
C *.3;4
C* *.33*
D 63
D* 3
E ()
1 *(6
< 9+
8umlah 5.(*9
&umber7 =ekapitulasi &/0 &eluruh Indonesia .ahun (339:(33;
,Dir.P&/0, Depdiknas
Di luar data tersebut tentu masih banyak anak berkebutuhan
khusus yang belum teridenti!ikasi dengan "elas "enis kelainan dan belum
2
mendapatkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan anak. .erbatasnya
pengetahuan masyarakat mengenai anak berkebutuhan khusus men"adi
salah satu penyebab permasalahan tersebut. >leh karena itu, perlu
adanya sosialisasi serta identi!ikasi anak berkebutuhan khusus di
masyarakat maupun sekolah umum.
'eterlibatan tenaga ahli seperti psikolog dan ortopedagok
dibutuhkan dalam proses identi!ikasi anak berkebutuhan khusus.
Identi!ikasi yang dilakukan oleh ahli akan menghasilkan data dan
keputusan akurat mengenai keadaan kebutuhan khusus anak. 'eputusan
diikuti dengan implikasi pada potensi akademik anak dan rekomendasi
mengenai layanan penanganan dan pendidikan untuk anak.
Namun demikian, sebelum ada diidenti!ikasi oleh ahli, identi!ikasi
anak berkebutuhan khusus se$ara sederhana "uga dapat dilakukan oleh
orangtua anak di rumah maupun guru kelas sesegera mungkin setelah
ke$urigaan mun$ul yang "uga dikenal dengan istilah deteksi dini. Dalam
rangka melakukan identi!ikasi sederhana anak dengan kebutuhan khusus,
diperlukan pengetahuan tentang berbagai "enis dan tingkat kelainan anak,
diantaranya adalah kelainan !isik, mental, intelektual, sosial, emosional. Di
luar "enis kelainan tersebut terdapat anak yang memiliki potensi
ke$erdasan dan bakat istime%a atau sering disebut sebagai anak yang
memiliki ke$erdasan dan bakat luar biasa. Masing#masing memiliki $iri
dan tanda#tanda khusus atau karakteristik yang dapat digunakan oleh
guru untuk menandai dalam rangka identi!ikasi atau deteksi dini anak
dengan kebutuhan pendidikan khusus.
0erdasarkan analisis situasi tersebut perlu dilakukan identi!ikasi
dan sosialisasi mengenai anak berkebutuhan khusus di sekolah umum.
Pengabdian kepada masyarakat ini ditu"ukan kepada guru, orang tua, dan
sis%a &D di 'e$amatan Dlingo, 'abupaten 0antul karena berdasarkan
observasi lapangan yang dilakukan oleh mahasis%a didapatkan
prevalensi anak berkebutuhan khusus yang $ukup banyak di daerah
tersebut. &e$ara riil kebutuhan akan identi!ikasi dan sosialisasi ini "uga
3
sangat dibutuhkan oleh pemerintah 'e$amatan Dlingo -P. Pendidikan
sebagai dasar bagi penempatan pendidikan yang paling tepat bagi anak
yang dinyatakan diduga mengalami kebutuhan khusus.
0erdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang mun$ul
adalah 7
a. 0agaimana $ara melakukan identi!ikasi anak berkebutuhan
khusus, dan berapa "umlah anak yang teridenti!ikasi mengalami
kebutuhan khusus?
b. 0agaimana meningkatkan pengetahuan guru, orang tua, dan
masyarakat mengenai anak berkebutuhan khusus, deteksi dini
anak berkebutuhan khusus, dan layanan pendidikan yang sesuai?
2. Tu"uan Ke#iatan
Adapun tu"uan yang akan di$apai dalam kegiatan pengabdian pada
masyarakat adalah7
a. Mengidenti!ikasi anak#anak yang mempunyai $iri#$iri mengarah
pada anak berkebutuhan khusus.
b. Meningkatkan pengetahuan guru, orang tua, dan masyarakat
mengenai anak berkebutuhan khusus, deteksi dininya, dan
layanan penanganan dan pendidikan yang sesuai.
3. Man$aat Ke#iatan
'egiatan identi!ikasi terhadap sis%a yang mengarah ke anak
berkebutuhan khusus pada PPM ini diharapkan yang akan mendapatkan
data yang akurat mengenai kondisi anak dan dapat meren$anakan
layanan yang sesuai dengan kebutuhan anak. 'emudian kegiatan
sosialisasi diharapkan akan menambah pemahaman guru, orang tua, dan
masyarakat mengenai anak berkebutuhan khusus, bagaimana identi!ikasi
atau deteksi dininya, dan layanan penanganan dan pendidikan yang
sesuai bagi mereka.
4
4. Tin"auan Pusta%a
a. Ana% Be&%e'utuan Kusus
Anak berkebutuhan khusus atau yang pada masa lampau disebut
anak $a$at memiliki karakteristik khusus dan kemampuan yang berbeda
dengan anak#anak pada umumnya. .ipe anak berkebutuhan khusus
berma$am#ma$am dengan penyebutan yang sesuai dengan bagian diri
anak yang mengalami hambatan baik telah ada se"ak lahir maupun karena
kegagalan atau ke$elakaan pada masa tumbuh#kembangnya. Menurut
'au!!man @ Aallahan ,(334 dalam 0endi Delphie ,(339 tipe#tipe
kebutuhan khusus yang selama ini menyita perhatian orangtua dan guru
adalah ,* tunagrahita ,mental retardation atau anak dengan hambatan
perkembangan ,child with development impairment, ,( kesulitan 0ela"ar
(learning diabilitie! atau anak yang berprestasi rendah, ,5 hiperakti!
,"ttention #e$icit #iorder with H%peractive , ,) tunalaras ,&motional and
behavioral diorder, ,4 tunarungu %i$ara ,communication diorder and
dea$ne, ,9 tunanetra atau anak dengan hambatan penglihatan
,Partiall% eing and legall% blind, ,; autistik, ,+ tunadaksa ,ph%ical
handicapped, dan ,6 anak berbakat ,gi$tedne and pecial talent.
'arakteristik anak berkebutuhan khusus dan hambatan yang
mereka alami seringkali menyulitkan mereka mengakses layanan publik,
seperti !asilitas di tempat umum yang tidak aksesibel bagi mereka, hingga
layanan tumbuh#kembang dan pendidikan yang relati! membutuhkan
usaha dan biaya ekstra. Perbedaan karakteristik dan kebutuhan mereka
dibanding anak#anak pada umumnya membutuhkan bentuk penanganan
dan layanan khusus yang sesuai dengan kondisi mereka. 'ondisi mereka
yang berbeda bukan men"adi alasan untuk menghindari atau membuang
mereka, melainkan "ustru membuahkan kesadaran untuk menghargai
keragaman individu dan memberi perhatian dan layanan seideal yang
seharusnya mereka terima. &ebagaimana dinyatakan dalam Deklarasi
0andung7 Indonesia menu"u Pendidikan Inklusi (33) menyatakan bah%a
5
keberadaan anak berkelainan dan anak berkebutuhan khusus lainnya di
Indonesia berhak mendapatkan kesamaan hak dalam berbi$ara,
berpendapat, memperoleh pendidikan, kese"ahteraan dan kesehatan,
sebagaimana yang di"amin oleh --D *6)4B serta mendapatkan hak dan
ke%a"iban se$ara penuh sebagai %arga negara.
/ayanan untuk anak berkebutuhan khusus berusaha men"embatani
hambatan yang dialami anak dan meman!aatkan potensi anak untuk
dapat mengakses kesempatan hidup sebesar#besarnya. /ayanan
diberikan dengan berorientasi pada prinsip mempertimbangkan kesamaan
masing#masing tipe anak berkebutuhan khusus dan "uga perbedaan
individual dari masing#masing tipe tersebut, men"aga sikap optimis untuk
dapat memberi layanan baik pendidikan, medis, psikologis, maupun
upaya#upaya pen$egahan, mengedepankan potensi anak daripada !okus
pada hambatan mereka, dan memandang bah%a kebutuhan khusus
bukanlah hambatan melainkan kurangnya kesempatan anak untuk
melakukan sesuatu yang orang lain pada umumnya mampu lakukan, baik
dalam hal tingkat kematangan ,emosi, mental, dan atau !isik, kesempatan
yang diberikan masyarakat kepada mereka untuk hidup CnormalD, dan
penga"aran atau pendidikan sesuai hak yang seharusnya mereka
dapatkan ,Aallahan @ 'au!!man, (339.
Adapun si!at layanan untuk anak berkebutuhan khusus meliputi
upaya yang dilakukan sesegera mungkin setelah kebutuhan khusus anak
diidenti!ikasi, akomodati! terhadap kebutuhan khusus anak, dilakukan
se$ara berkesinambungan sepan"ang usia, dan komprehensi! atau
menyeluruh dalam mengatasi hambatan yang dialami. &esuai dengan
si!atnya tersebut, layanan untuk berkebutuhan khusus merentang dimulai
dari usia dini ,atau se"ak diidenti!ikasi kebutuhan khususnya hingga usia
de%asa. .ahap#tahap usia yang men"adi !okus yang menentukan
keberhasilan layanan adalah usia dini, usia sekolah, dan usia transisi ,usia
peralihan antara masa sekolah dengan masa de%asa yang ditandai .
6
Menurut Aardman, dkk ,*663 layanan anak berkebutuhan khusus untuk
masing#masing tahap usianya di"elaskan sebagai berikut 7
i. -sia dini
0entuk layanan pada usia dini adalah intervensi meminimalkan
e!ek kebutuhan khusus dan men$egah sebisa mungkin bertambahnya
gangguan pada diri anak. Pada usia dini intervensi yang dilakukan
bersi!at intensi!, komprehensi! men$akup keseluruhan komponen
tumbuh#kembang anak, !okus terhadap masalah pada tumbuh
kembang, dan kontinu. &edangkan %ilayah layanan yang diberikan
meliputi deteksi dini tumbuh#kembang, pra kondisi akademik, latihan
activit% dail% living' latihan adaptive behavior' upaya pen$egahan $a$at
sekunder dengan men$ermati pemberian treatmen atau layanan,
latihan peran sosial sebaya, dan memilih metode terapi yang sesuai.
ii. -sia sekolah
Pada usia sekolah layanan yang diberikan bera%al dari usia pra
sekolah atau yang biasanya disebut usia .'. 1okusnya adalah layanan
adaptasi anak terhadap kondisi pertumbuhan !isik, perkembangan
sosial, emosi dan tingkahlaku, serta adaptasi terhadap tugas#tugas
akademik. /ayanan pada tahap usia ini selain melibatkan peran
lembaga akademik seperti sekolah, "uga membutuhkan peran supporti!
orangtua yang beker"asama pihak#pihak terkait layanan kebutuhan
khusus anak sebagai ru"ukan seperti ortopedagok, dokter, dan psikolog.
iii. -sia transisi
-sia transisi merupakan tahap yang krusial karena
mengusahakan kelangsungan masa depan anak berkebutuhan khusus
yang diharapkan tidak berakhir begitu sa"a di usia sekolah. Program
yang dipersiapkan untuk anak pada masa ini dimaksudkan agar anak
berkebutuhan khusus mampu men$apai kemandirian personal,
berintegrasi di lingkungan sosial, memiliki pilihan#pilihan hidup yang
independen, dan mampu memenuhi kebutuhan ekonomi diri sendiri
sesuai dengan usia, potensi, dan kapasitas mereka sebagai individu
7
berkebutuhan khusus. Program layanan usia transisi berdasarkan pada
kurikulum yang berorientasi pada akti!itas dan kebutuhan publik,
peren$anaan kehidupan usia de%asa ,memilih peker"aan, tempat
tinggal, dan peman!aatan %aktu luang, serta bagaimana sistem
ker"asama publik.
b. I(enti$i%asi Ana% Be&%e'utuan Kusus
&e$ara har!iah identi!ikasi berarti menemukan atau menemukenali.
Dalam buku Identi!ikasi A0' dalam Pendidikan Inklusi istilah identi!ikasi
anak dengan kebutuhan khusus dimaksudkan merupakan suatu usaha
seseorang ,orang tua, guru, maupun tenaga kependidikan lainnya untuk
mengetahui apakah seorang anak mengalami kelainan:penyimpangan
,!isik, intelektual, sosial, emosional:tingkah laku dalam
pertumbuhan:perkembangannya dibandingkan dengan anak#anak lain
seusianya ,anak#anak normal.
&etelah dilakukan identi!ikasi, kondisi seseorang dapat diketahui,
apakah pertumbuhan:perkembangannya termasuk normal atau
mengalami kelainan:penyimpangan. 0ila mengalami
kelainan:penyimpangan, dapat diketahui pula apakah anak tergolong7 ,*
.unanetra:anak yang mengalami gangguan penglihatanB ,(
.unarungu:anak yang mengalami gangguan pendengaranB ,5
.unadaksa:anak yang mengalami kelainan angota tubuh:gerakanB ,)
Anak 0erbakat:anak yang memiliki kemampuan dan ke$erdasan luar
biasaB ,4 .unagrahitaB ,9 Anak lamban bela"arB ,; Anak yang mengalami
kesulitan bela"ar spesi!ik ,disleksia, disgra!ia, atau diskalkuliaB ,+ Anak
yang mengalami gangguan komunikasiB dan ,6 .unalaras:anak yang
mengalami gangguan emosi dan perilaku.
Identi!ikasi merupakan kegiatan yang si!atnya masih sederhana
dan tu"uannya lebih ditekankan pada menemukan se$ara kasar apakah
seorang anak tergolong anak dengan kebutuhan khusus atau bukan. >leh
karena itu, identi!ikasi dapat dilakukan oleh orang#orang yang dekat
dengan anak, seperti orang tuanya, pengasuhnya, gurunya, dan pihak#
8
pihak yang terkait dengannya. /angkah berikutnya setelah identi!ikasi
adalah asesmen. Assesmen bila diperlukan dapat dilakukan oleh tenaga
pro!esional, seperti dokter, psikolog, neurolog, orthopedagog, terapis, dan
lain#lain.
B. METODE PELAKSANAAN
Program pengabdian kepada masyarakat yang berupa sosialisasi
dan identi!ikasi anak berkebutuhan khusus di sekolah umum ini
dilaksanakan dengan beberapa metode, yaitu
1. Metode .es
Metode tes dilakukan untuk sesi identi!ikasi anak berkebutuhan
khusus. Dikenakan pada sis%a &D di 'e$amatan Dlingo yang diduga
mengalami kebutuhan khusus oleh guru kelasnya. Anak#anak tersebut
diberi tes intelegensi &PM ,(tandard Progreive Matric atau CPM
,)olour Progreive Matric. Aasil dari tes ini memperlihatkan level
intelegensi anak dan implikasi dan rekomendasi dari psikolog
mengenai kebutuhan pendidikan masing#masing anak.
2. Ceramah dan diskusi
Metode ini digunakan pada sesi sosialisasi untuk menyampaikan teori
dan konsep#konsep yang sangat prinsip dan penting dimengerti serta
dikuasai oleh peserta pelatihan. Materi yang diberikan meliputi7
a. Pengertian dan 'arakteristik Anak 0erkebutuhan 'husus
b. Deteksi dini Anak 0erkebutuhan 'husus
c. /ayanan Penanganan dan Pendidikan bagi Anak 0erkebutuhan
C. HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
'egiatan PPM ini dilakukan dalam dua tahap. .ahap pertama
adalah identi!ikasi bagi sis%a &D di 'e$amatan Dlingo yang diduga
mengalami kebutuhan khusus. .ahap kedua adalah kegiatan sosialisasi
yang ditu"ukan pada kepala sekolah, guru, dan orangtua sis%a yang
9
diidentikasi serta ta*e holder dari -P. Pendidikan 'e$amatan Dlingo
'abupaten 0antul 2ogyakarta.
). I(enti$i%asi Ana% Be&%e'utuan Kusus
Identi!ikasi dilaksanakan pada tanggal ( Agustus (3*3 bertempat di
&/0 Insan Mandiri Dlingo. &is%a yang diidentikasi sebanyak )+ anak dari
+ &D se#'e$amatan Dlingo yang diduga oleh guru kelas mengalami
kebutuhan khusus. Instrument identi!ikasi yang digunakan adalah tes
intelegensi &PM ,(tandard Progreive Matric atau CPM ,Colour
Progreive Matric yang hasilnya akan memperlihatkan level intelegensi
anak dan implikasi akademiknya. Analisis hasil tes dilakukan oleh psikolog
dari /aboratorium Pendidikan /uar 0iasa 1IP -N2 yang dilengkapi
dengan rekomendasi mengenai layanan pendidikan yang sesuai untuk
masing#masing anak yang diidentikasi. Aasil identi!ikasi diserahkan
kepada pihak sekolah untuk kemudian diteruskan pada orangtua sis%a.
Aarapannya adalah akan berimbas pada diberikannya layanan pendidikan
dan penanganan yang tepat kepada anak berkebutuhan khusus yang
telah terindenti!ikasi. 0erikut adalah rekapitulasi hasil tes intelegensi.
Ta'el I. Re%a*itulasi Hasil Tes Intele#ensi
SD
JUMLAH ANAK
+AN,
DIIDENTIFIKAS
I
HASIL IDENTIFIKASI
LE-EL III
.&ata/&ata)
LE-EL III
.&ata/&ata
'a!a)
LE-EL I-
.lam'an
'ela"a&)
LE-EL -
.tuna #&aita)
&D ( .EM-E-A *6 * 4 + 4
&D * .EM-E-A 5 # # ( *
&D ( .E=>N< + ) # ) #
10
&D D>D><AN ) * # ( *
&D &ENDAN<&A=I + # * ; #
&D ( 0AN8A=AA=8> ( # * # *
&D .AN<'I/ ( # # * *
&D PA'I& ( # # # (
JUMLAH 01 2 3 40 ))
=ekapitulasi tersebut men"elaskan dari )+ anak yang diidenti!ikasi
yang berasal dari + &D di 'e$amatan Dlingo 9 anak intelegensinya berada
pada level III yang implikasi akademiknya berada dalam kemampuan
akademik rata#rata namun karena sebab tertentu di luar intelegensi
mengalami hambatan dalam pembela"aran, dan direkomendasikan agar
guru memperhatikan dan mengka"i problem khusus anak agar dapat
mengatasi hambatan bela"arnya. 'emudian ; anak berada dalam level III
namun kemampuan akademiknya pada batas rata#rata ba%ah dengan
rekomendasi supaya tetap mendapat pembela"aran di kelasnya dengan
pendampingan khusus. Anak yang berada pada level IF dengan
kemampuan akademik lamban bela"ar ,low learner sebanyak () anak
yang direkomendasikan untuk tetap bela"ar di kelasnya dengan
pendampingan khusus. Pada level F merupakan anak yang kemampuan
akademiknya tunagrahita ,mental devective yang direkomendasikan
untuk bersekolah di &/0. &elain dari sisi intelegensi, ditemukan ( orang
sis%a diantara mereka yang mengalami kebutuhan khusus tunarungu#
%i$ara. Di antara semua level tersebut di atas, yang digolongkan sebagai
anak yang benar#benar memerlukan pendidikan khusus adalah anak yang
intelegensinya berada pada level IF dan level F, serta anak dengan
tunarungu#%i$ara.

4. S5sialisasi Ana% Be&%e'utuan Kusus
Aasil identi!ikasi merupakan keputusan yang berimplikasi pada
pelaksanaan pendidikan yang sesuai dengan anak. &elain itu hasil
11
identi!ikasi kerap tidak diterima dengan lapang hati oleh orangtua sis%a.
&eringkali pada tahap mengetahui anaknya berkebutuhan khusus
orangtua akan merasa hoc* dan putus asa akan masa depan pendidikan
anak. >leh karenanya dibutuhkan sosialisasi sebagai bekal bagi orangtua
untuk mengerti kondisi anak, guru dan kepala sekolah untuk
meren$anakan penempatan dan bantuan dampingan bela"ar anak, serta
ta*e holder pendidikan 'e$amatan Dlingo untuk men#upport kebutuhan
pendidikan khusus atau !asilitas pendidikan lain bagi sis%a yang
membutuhkan.
&osialisasi dilaksanakan pada tanggal (5 Agustus (3*3 dan
berlokasi di aula &/0 Insan Mandiri. &osialisasi ini dihadiri oleh 93
peserta, terdiri dari orangtua, guru kelas dan kepala sekolah dari &D yang
sis%anya diidenti!ikasi berkebutuhan khusus, serta per%akilan dari -P.
Dinas Pendidikan 'e$amatan Dlingo. &esuai dengan rumusan
permasalahan, diberikan tiga materi sosialisasi anak berkebutuhan
khusus. Materi pertama adalah pengetahuan mengenai berbagai
karakteristik anak berkebutuhan khusus untuk memberi pengetahuan
dan pemahaman bagi peserta tentang kondisi anak#anak yang telah
teridenti!ikasi dan "uga tipe#tipe kebutuhan khusus lainnya. Materi kedua
adalah deteksi dini dan identi!ikasi sederhana anak berkebutuhan khusus
dan bagaimana menerapkannya di lingkungan tempat tinggal maupun
sekolah. 'emudian materi ketiga adalah paparan mengenai program
pendidikan dan layanan yang menyertai yang sesuai untuk karakteristik
anak berkebutuhan khusus terutama bagi kerakteristik anak yang telah
diidenti!ikasi.
Pada kegiatan sosialisasi, man!aat dan kontribusi terlihat dari
interaksi dalam !orum sosialisi. &elain sebagai sarana penyampai
pengetahuan mengenai layanan dan pendidikan anak berkebutuhan
khusus, kegiatan sosialisasi diman!aatkan peserta baik dari kalangan
guru, kepala sekolah, maupun orangtua untuk mendapatkan in!ormasi
khusus mengenai hasil tes identi!ikasi sis%a atau anaknya.
12
D. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
). Kesim*ulan
Program Pengabdian kepada Masyarakat yang berbentuk
identi!ikasi dan sosialisasi ini dapat dikatakan ber"alan dengan baik dan
sesuai dengan peren$anaan. Adapun beberapa hal yang dapat
disimpulkan dari berlangsungnya program ini adalah 7
a. 'eberadaan anak berkebutuhan khusus yang diduga oleh guru kelas
di &D se 'e$amatan Dlingo 'abupaten 0antul telah ter"a%ab dengan
pelaksanaan identi!ikasi anak berkebutuhan khusus. Identi!ikasi
menggunakan instrumen tes intelegensi &PM ,(tandard Progreive
Matric atau CPM ,Colour Progreive Matric yang hasilnya akan
memperlihatkan level intelegensi anak dan implikasi akademiknya.
Dari )+ anak yang diidenti!ikasi ditemukan () anak mengalami
kebutuhan khusus lamban bela"ar, dan ** orang anak mengalami
tunagrahita, ( di antara mereka mengalami double handicap
tunarungu#%i$ara.
b. 'egiatan sosialisasi mengenai anak berkebutuhan khusus yang
dirumuskan bertu"uan untuk memberi pemahaman dan keterampilan
sederhana bagi guru kelas, orangtua sis%a, dan masyarakat ber"alan
dengan lan$ar dan sesuai target ren$ana. Materi yang diberikan
mengenai karakteristik anak berkebutuhan khusus, identi!ikasi atau
deteksi dini anak berkebutuhan khusus, dan program pendidikan dan
layanan yang sesuai bagi mereka ber"alan e!ekti! yang ditandai dengan
hadirnya setiap komponen yang men"adi sasaran PPM ,kepala
sekolah, guru kelas, orangtua, masyarakat, dan -P. Pendidikan 'e$.
Dlingo. Di samping itu materi sosialisasi men"adi sangat kontekstual
karena telah didahului dengan teridenti!ikasinya anak berkebutuhan
khusus yang selama ini mengalami masalah pembela"aran di kelas
dan di rumah.
4. Sa&an
13
a. .eridenti!ikasinya anak yang berada pada level akademik di ba%ah rata#rata
berimplikasi pada dibutuhkannya layanan pendidikan khusus. 0agi sis%a yang
diidenti!ikasi tunagrahita penempatan pendidikan adalah di &/0. Namun, bagi sis%a
yang berada pada kondisi akademik rata#rata ba%ah dan lamban bela"ar yang
direkomendasikan tetap men"alani pendidikan di &D membutuhkan pendampingan
khusus agar dapat menge"ar ketertinggalan akademik di kelasnya. 0erdasarkan hal
tersebut maka disarankan agar program ini dilan"utkan dengan pelatihan bagi guru
kelas dalam memberi layanan pendidikan yang tepat bagi sis%a#sis%a rata#rata
ba%ah dan lamban bela"ar. .
b. Prevalensi anak berkebutuhan khusus ternyata $ukup banyak dan
belum teridenti!ikasi se$ara akurat, terutama di %ilayah#%ilayah
pedesaan. Di samping itu pengetahuan masyarakat maupun pelaku
pendidkan mengenai anak berkebutuhan khusus "uga dirasakan masih
kurang. >leh karena itu, diharapkan ker"asama antara -P. Pendidikan
baik di 'e$amatan Dlingo maupun di %ilayah lainnya dengan
-niversitas Negeri 2ogyakarta terutama 8urusan Pendidikan /uar
0iasa 1akultas Ilmu Pendidikan dapat dirintis dan bagi yang sudah
memulai dapat ber"alan berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. ,(33). #e*larai +andung Menu,u Pendidi*an -n*lui 2004 dari
%%%.idp#europe.org. Diakses pada (+ Mei (33+.
Anonim. Identi!ikasi A0' dalam Pendidikan Inklusi! dari
http7::%%%.ditplb.or.id:pro!ile. Diakses 5 8anuari (3*3.
0endi Delphie. ,(339. Pendidi*an "na* +er*ebutuhan .huu. 8akarta7
=ineka Cipta.
Aallahan, D.P. @ 'au!!man, 8.M. ,(339. &/ceptional 0earner1
-ntroduction to (pecial &ducation 10th ed. -&A7 Pearson.
14
Aardman, Mi$hael /., dkk, ,*663. Human &/ceptionalit% 3
rd
' Allyn and
0a$on7 .oronto.
15

Anda mungkin juga menyukai