Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit bronchopneumonia hingga kini merupakan salah satu penyakit
utama pada bayi dan di Kabupaten garut terutama di RSU dr. Slamaet Garut.
Kondisi ini merupakan salah satu masalah kesakitan utama dewasa ini
yang menyebabkan meningkatnya angka kesakitan yang bermakna. Kasus
bronchopneumonia pada bayi dan anak yang dirawat di RSU dr. Slamet
Garut selalu ada setiap harinya dan merupakan angka terbesar dari 10
penyakit bayi dan anak terbanyak sebesar 6! orang mulai periode bulan
"anuari hingga bulan "uli #00$.
%dapun data yang diperoleh dari &edikal Record RSU dr. Slamet Garut
mengenai angka kesakitan yang ter'adi di Unit Rawat (nap Gedung &irah
terlihat pada tabel 1.1 )
Tabel 1.1
Sepuluh Penyakit terbanyak di Gedung irah
!SU dr. Sla"et Garut #anuari $%d #uli &''(
N).
#eni$ Penyakit #u"iah Pre$enta$e
1 *ronchopneumonia 6! #+,0# -
# G./ 010 #1,! -
/iare %cut 01+ 1+,06 -
0 2ebris 11 10,10 -
$ 2ebris 3con4ulsi45 1$ 1 -
6 6omitus +# 0,1+ -
1
1 (kterus 0# 1,1 -
! &eningitis #+ 1,+1 -
+ 7yphoid #6 1,1! -
10 *ronkhitis 1! 0,!1 -
#u"lah &1*+ 1'' ,
/ari tabel 1.1 di atas terlihat bahwa *ronchopneumonia berada diurutan ke satu
sepuluh penyakit terbanyak yang ada di Rumah Sakit Umum dr. Slamet Garut
dari Periode bulan "anuari sampai dengan bulan "uli #00$. sementara itu 'umlah
pasian yang dirawat akibat penyakit bronchopnemoni setiap bulannya pada
periode bulan "anuari8"uli #00$ terlihat pada tabel 1.# )
Tabel 1.&
#u"lah -lien !a.at lnap dengan Br)/h)pneu")nia
di Gedung irah !SU dr. Sla"et Garut
Peri)de Bulan 0#anuari $%d #uli &''(
N) Bulan
1rek.en$i
1
"anuari
60
# Pebruari 11$
&aret 10
0
%pril
++
$
&ei
11
6 "uni 66
1 "uli
+!
"umlah
23+
#
/ari tabel 1.# di atas menun'ukan bahwa tingginya kasus *ronchopneumonia
khususnya pada anak8anak, hal ini sangat berbahaya bila tidak segera mendapakan
perawatan yang cepat dan tepat.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, penulis merasa terpanggil untuk
membuat karya tulis dengari 'udul "Asuhan Keperawatan pada An. A Usia Bayi
dengan Bronchopneumonia di Gedung Mirah RSU dr. Slamet Garut9.
B. Tu4uan Penuli$an
1. 7u'uan Penulisan
&ampu memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
yang mengalami bronchopneumonia melalui pendekatan proses
keperawatan.
#. 7u'uan Khusus
%dapun tu'uan daripada penulisan karya tulis ini adalah :
a. &ampu melaksanakan pengka'ian pada pasien bronchopneumonia.
b. &ampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan pada pasien
bronchopneumonia
c. &ampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien
bronchopneumonia
d. &ampu menge;aluasi hasil asuhan keperawatan yang telah ditetapkan
kepada pasien bronchopneumonia
e. &ampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang dilakukan pada
pasien bronchopneumonia.

5. et)de Penuli$an dan Tekhnik Pengu"pulan Data


/alam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode deskripti4
dengan pendekatan studi kasus. %dapun tekhnik dalam pengumpulan data
yang digunakan adalah
1. <awancara
/imana penulis melakukan percakapan langsung kepada pasien keluarga
dan perawat di ruangan untuk mendapatkan data yang perlukan mengenai:
(dentitas pasien, identitas keluarga= penanggung 'awab, keluhan utama
pasien. Riwayat Kesehatan, 4aktor Psikologis serta data penun'ang lainnya
yang berhubungan dengan pasien.
#. >bser;asi
/imana penulis secara langsung memperhatikan keluhan atau masalah
yang ter'adi pada pasien dengan bronchopneumonia melalui pengka'ian
4isik.
. Study /okumentasi
/imana penulis membaca dan mengumpulkan data dari status pasien
terdahulu yang menderita penyakit dengan gangguan yang sama serta
menerapkan pada pasien,untuk pemecahannya.
0. Study Kepustakaan
Penulis membaca berbagai literatur yang berkaitan erat dengan penyakit
yang dialami pasien.
0
D. Si$te"atika Penuli$an
Untuk memudahkan dalam memahami karya tulis ini, penulis
menyusun dalam sistematika sebagai berikut
*%* ( ) Pendahuluan yang meliputi
%. ?atar *elakang &asalah
*. 7u'uan Penulisan
@. &etode Penulisan dan Pengumpulan /ata
/. Sistematika Penulisan
*%* (( ) 7in'auan 7eoritis yang meliputi
%. Konsep /asar
1. /e4inisi
#. %natomi dan Pisiologi Perna4asan
. Penyebab=.tiologi
0. Pato4isiologi
$. /ampak Penyakit 7erhadap Kebutuhan /asar &anusia
*. Proses Keperawatan
1. Pengka'ian
#. /iagnosa Keperawatan
. Perencanaan
0. (mplementasi
$. .;aluasi
*%* ((( ) 7in'auan Kasus dan Pembahasan yang meliputi
%. 7in'auan Kasus
$
1. Pengka'ian
#. /iagnosa Keperawatan
. lnter;ensi, (mplementasi dan .;aluasi
0. @atatan Perkembangan
*. Pembahasan yang meliputi
1. Pengka'ian
#. /iagnosa Keperawatan
. Perencanaan
0. Pelaksanaan
$. .;aluasi
*%* (6 ) Kesimpulan dan Saran
6
BAB II
TIN#AUAN TE6!ITIS
i. -)n$ep Da$ar
1. /e4inisi *ronchopneumonia
Pneumonia adalah proses in4lamasi pada parenkim paru. Aal ini
ter'adi sebagai akibat adanya in;asi agen in4eksius atau adanya kondisi
yang mengganggu tahanan saluran trakeobrokialis sehingga 4lora endogen
yang normal berubah men'adi patogen ketika memasuki saluran 'alan
na4as. 3.ngram, 1+++ ) 605.
*ronchopneumonia adalah suatu peradangan pada paruparu
dimana peradangan tidak sa'a pada 'aringan paru tetapi 'uga pada bronkioli
3Pusdik 7enaga Kesehatan /epartemen Kesehatan R(, 1++ ) 10$5
#. %natomi dan 2isiologi Perna4asan
a. %natomi Sistem Perna4asan /r. "an 7ambayong 3#001 ) 1+5
15. Aidung
?apisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat8lipat
dinamakan konkanalis yang mengandung sel8sel pencium. Aidung
dibatasi oleh epitel yang kaya akan pembuluh darah serta bersilia.
#5. 2arinB
2arinB adalah pipa berotot yang ber'alan dari dasar tengkorak sampai
persambungan dengan uso4agus pada ketinggian tulang rawan
krikoid, maka letaknya dibelakang hidung 3Caso 2arinB5, dibelakang
mulut 3>ro 2arinB5 dan dibelakang larinB 3?aringo 2arinB5.
1
5. ?arinB
7erletak didepan bagian terendah 4arinB yang memisahkan dari
kolumna ;ertebra, ber'alan dari 4arinB sampai ketinggian ;ertebra
ser;ikalis dan masuk kedalam trakea dibawahnya.
05. 7rakea
7rakea dimulai pada batas bagian bawah dari larinB melintas
dibelakang sternum ke dalam torak, mempunyai tulang rawan di
dalam dindingnya, tetapi relati4 sedikit otot polosnya.
$5. *ronkus
*ronkus mempunyai tulang rawan di dalam dindingnya dilapisi oleh
epitel bersilia serta kadang8kadang sel goblet, setelah memasuki
torak trakea men'adi # cabang bronkus, yaitu bronkus kanan dan
bronkus kiri, dinding bronkus dipersyara4i oleh susunan syara4
otonom. *anyak reseptor muskarinis dan pelepasan kolinergik
menyebabkan broncho kontriksi.
65. *ronkiolus
/alam substansi dari paru8paru bronki membagi diri men'adi dua
yaitu bronki kanan dan bronki kiri. /imana bronki kanan terdiri dari
tiga cabang dan bronki kiri terdiri dari dua cabang terkecil yang
dinamakan dengan bronkiolus terminalis. 2ungsi utamanya sebagai
penghantar.
!
15. %l;eolus
%l;eolus merupakan suatu gelembung gas yang dikelilingi oleh
'aringan yang sangat penting untuk mengurangi tegangan permukaan
dan mengurang asistensi terhadap pengembangan paru pada waktu
inspirasi pada pembentukan sur4oktan dipengaruhi oleh ;entilasi
yangmemadai dan aliran darah ke dinding al;eolus.
b. 2isiologi Perna4asan Guyton 31++15
2ungsi paru8paru adalah sebagai pertukaran gas oksigen dan
karbon dioksida, empat proses yang berhubungan dengan perna4asan
pulmoner, diantaranya
15. 6entilasi pulmoner=gerakan perna4asan yang menukar udara
dalam al;eoli dengan udara luar.
#5. %rus darah melalui paru8paru.
5. /istribusi arus udara dan arus darah.
05. /i4usi gas yang membatasi membran pemisah al;eoli dan kapiler.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang
meninggalkan paru8paru menerima 'umlah tepat @0
#
dan 0
#.
. Penyebab=.tiologi
*ronchopneumonia dapat disebabkan oleh )
a. *akteri misalnya ) staphilococus, Streptococcus
b. 6irus misalnya ) 6irus (n4luenDa
c. "amur misalnya ) @andida %lbicans
d. %spirasi karena makanan, benda asing
+
2aktor lain yang mempengaruhi timbulnya *ronchopneumonia adalah
penyakit menahun, trauma paru, berat badan anak yang turun karena
KKP 3Kurang Kalori Protein5.
0. Pato4isiologi.
&enurut Guyton 3.disi ((( 1+!1:115 *ronchopneumonia biasanya
didahului oleh in4eksi traktus respiratorius bagian atas yang lama dan tidak
sembuh, seperti in4luenDa. /imana kuman yang menyerang saluran
bronchiolus dan akhirnya menimbulkan peradangan pada al;eolus,
sehingga membran paru men'adi meradang dan pori8pori membesar yang
mengakibatkan cairan dan sel darah merah serta sel darah putih keluar
masuk ke al;eolus. Kemudian al;eolus terin4eksi berisi cairan radang dan
cairan serosa 3transudat dan eBsudat5 purulen 3nanah5, chi4e 3seperti bubur5
serta darah 3hemin5 lama kelamaan dinding paru akan meradang dan akan
mengalami kekakuan pada dindingnya sehingga mengganggu proses di4usi
gas, dan kerusakan ini dapat meluas pada paru8paru bahkan seluruh lobus.
%l;eoli yang mengalami peradangan dan mengalami penebalan
pada dinding membran, dan pori8pori mengalami pembesaran sehingga
cairan sel8sel darah merah dan sel8sel darah putih terisi dengan cairan dan
sel dan in4eksi tersebut menyebar dengan perluasan bakteri dan al;eolus.
/isamping itu akti4itas mukus semakin meningkat, terutama pada bayi
belum bisa meludah.
10
Peradangan pada paru8paru 'uga dapat menimbulkan ter'adinya
peningkatan metabotisme tubuh serta pengaruh toksin yang dikeluarkan
dapat menimbulkan ge'ala mual, muntah, dan anoreBia.
/ispnoe yang ter'adi akibat pada pasien dengan peradangan pada
bronchus adalah sebagai akibat berkurangnya ;entilasi al;eolar karena
peradangan yang mengakibatkan peningkatan @0
#
di dalam tubuh.
Sianosis 3kebiruan pada kulit5pada kasus pasien
*ronchopneumonia disebabkan oleh 'umlah hemoglobin deogsigenasi
yang berlebihan di dalam pembuluh darah kulit, tanda sianosis ini paling
mudah dilihat pada daerah 'ari tangan 3kuku5, membran mukosa, serta di
dalam lobus telinga, bibir dan pada kulit tipis.
Aipoksemia pada kasus ini menggambarkan dimana nilai Pa0
#
yang rendah, kekurangan >
#
di dalam darah termasuk di dalam otak akan
menimbulkan anoreBia, mual, muntah dan takikardia.
*atuk merupakan re4leks perlindungan yang disebabkan karena
adanya benda asing atau iritasi percabangan bronchus dan trachea yang
sangat sensiti4. /an im4uls a4eren yang sangat sensiti4, lm4uls a4eren dan
'alan perna4asan, terutama melalui ner;us ;agus ke modula oblongata.
Pada pneumonia dapat mengurangi pertukaran @0
#
dan 0
#
karena
ter'adinya penumpukan sputum di al;eoli sehingga proses ;entilasi dan
di4usi ter'aga.
Aipo;entilasi al;eolar akan mengakibatkan retensi atau
penumpukan @0
#
di dalam darah begitu 'uga ion hidrogen, Pa0
#
meningkat
11
sampai $0- dan mempengaruhi PA darah, men'adi menurun sampai
kurang dari 1,!. %kibatnya merangsang pusat perna4asan untuk menurun
karena peningkatan pengeluaran @0
#
, sehingga menimbulkan hipoksemia
ion hidrogen menurun, ter'adilah alkalosis respiratorik dan pengaruh pada
PA darah men'adi meningkat sampai 1,$ atau 1,6, Pa@>
#
menurun sampai
1$ mmAg sedangkan P>
#
meningkat 1#0 8 100 mmAg, curah 'antung
meningkat, pembuluh darah kontraksi dan menekan ;asometer.
Pa @>
#
menurun, di'aringan otak kekurangan >
#
ter'adi
metabolisme anerob dan menghasilkan asam laktat dan ter'adi
penumpukan asam laktat sehingga merangsang reseptor nyeri sehingga
menghasilkan sakit kepala, kebingungan dan kadangkadang koma,
komplikasi pada penyakit ini baisanya adalah pleuritis, abses paru, artritis,
emphisema paru, meningitis dan perikarditis.
$. /ampak penyakit *ronchopneumonia terhadap kebutuhan manusia
a. Kebutuhan >ksigen
/engan adanya peradangan pada bronchus dan al;eolus, maka
pertukaran oksigen antara udara bebas dan udara di paru8paru kurang
e4ekti4 disebabkan oleh akumulasi sekret dan penyempitan lumen
bronchiolus. Selain itu sekret 'uga menumpuk di al;eoli sehingga
pertukaran >
#
dial;eoli men'adi kurang e4ekti4. Karena kurang
e4ekti4nya 'alan napas tersebut maka kebutuhan oksigen kurang
adekuat.
1#
b. Rasa Cyaman
lnsupisiensi oksigen ke'aringan dapat menyebabkan iskemik
'aringan akibatnya pada sel8sel ter'adi metabolisme anaerob yang
mengahasilkan asam laktat sebagai hasil metabolisme. %sam laktat dan
Dat8Dat lain hasil metabolisme Rangsangan nyeri ini akan dihantarkan
ke pusat nyeri dithalamus sehingga menimbulkan persepsi nyeri, rasa
nyeri 'uga timbul akibat proses peradangan yang menyebabkan iritasi
beda 'alan napas. Pada anak rasa nyeri ini biasanya dipersepsikan
dengan cara menangis, meringis dan iritabitas.
c. Pemenuhan Cutrisi
Kebanyakan anak dengan gangguan respiratori mengalami
kesulitan makan. %nak dengan gangguan respiratori kronik
membutuhkan peningkatan kalori untuk mempertahankan kebutuhan
energinya, selain itu intake protein 'uga diperlukan khususnya ketika
metabolisme tubuh sedang meningkat. Kondisi respiratorik kronik
dapat mengakibatkan kebutuhan kaloru tidak dipenuhi karena ter'adi
gangguan pada proses energi.
d. @airan .lektrolit
/engan adanya peradangan pada saluran pernapasan bawah,
maka metabolisme tubuh akan meningkat. /enganakan merangsang
u'ung8u'ung sara4 reseptor nyeri. meningkatnya metabolisme tubuh,
bagi bayi dan anak merupakan salah satu 4aktor untuk mendukung
1
ter'adinya kekurangan cairan dan eletrolit tubuh. Aal ini dapat
diperberat oleh adanya naoreBia 3muntah5 diare serta demam sehingga
menimbulkan dehidrasi.
/ehidrasi bisa 'uga disebabkan oleh peningkatan kecepatan
respirasi tepatnya #= dari total kehilangan cairan secara normal pada
anak adalah pernapasa. *ernapas melalui mulut dan demam dapat
menambah kehilangan cairan secara tidak disadari.
/ehidrasi yang adekuat merupakan prioritas pada anak
dengan gangguan produksi mukus yang berlebihan.
e. .liminasi
*erkurangnya 0# ke'aringan akan mengakibatkan kontraksi
otot berkurang. Aal ini dapat menimbulkan keterbatasan akti4itas.
%pabila berlangsung lama peristaltik usus akan berkurang sehingga
kontraksi dan dilatasi otot polos pada usus akan menurun. /engan
demikian kemampuan usus besar dalam mendorong sisa makanan
menu'u rektum men'adi berkurang. 2eces dalam usus bertahan
menimbulkan pengerasan dan menyebabkan konstipasi.
4. %kti4itas
7idak tebentuknya %7P di dalam mitokondria akibat penurunan
per4usi oksigen ke sel, akan menimbulkan kelemahan 3weaknes5 dan
kelelahan 34atigue5. Aal ini karena %7P merupakan bahan untuk
melakukan akti4itas .
10
g. (stirahat 7idur
%danya peningkatan P@0
#
dan AE darah arteri atau penurunan
darah arteri P0
#
merupakan im4uls yang merangsang pusat perna4asan
di medula oblongata dan pons im4uls8im4uls motoris dari sistem
medula oblongata dan pons merangsang neuron motoris perna4asan
pada lateral dan ;entral medula spinalis, impuls8impuls tersebut
kemudian akan merangsang R%S di 4ormatio retikularis sehingga
menimbulkan keadaan waspada dan ter'aga.
*. Pr)$e$ -epera.atan
Proses keperawatan adal.ah metode sistematika dimana secara langsung
perawat bersama pasien menentukan masalah keperawatan sehingga
membutuhkan asuhan keperawatan, membuat perencanaan dan rencana
implementasi, serta menge;aluasi hasil asuhan keperawatan 37aylor, ?ilis,
lemone, 1+!+ ) $08$$5. &enurut Ga44ar 31+++ $08$$5, proses keperawatan
meliputi lima tahapan, yaitu pengka'ian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi dan e;aluasi.
1. Pengka4ian
a. *iodata
15. *iodata Pasien
Fang meliputi nama pasien, umur, 'enis kelamin, agama, suku
bangsa, alamat, tanggal masuk, tanggal pengka'ian, nomor @&.
1$
#5. *iodata >rang 7ua=Penanggung "awab
&eliputi nama, umur, 'enis kelamin, agama, Pendidikan,
Peker'aan, alamat, hubungan dengan pasien.
b. Keluhan Utama
Pada kasus bronchopneumonia umumnya pasien mengeluh, sesak
na4as adanya batuk8batuk yang produkti4, adanya peningkatan suhu
tubuhn +800
G
@, kadang disertai ke'ang karena demam tinggi, anak
gelisah kadang8kadang disertai muntah8muntah dan penurunan na4su
makan.
c. Riwayat Kesehatan
15. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada umumnya pasien dibawa kerumah sakit dengan
adanya keluhan sesak na4as, sesak na4as ini biasanya timbul karena
ter'adinya penumpukan sekret pada 'alan na4as sehingga terdengar
ronchi dan stridor, batuk8batuk yang disertai pengeluaran sekret,
kadang disertai rasa nyeri pada saat batuk, dan adanya peningkatan
suhu tubuh.
#5. Riwayat Kesehatan /ahulu
Pada kasus bronchopneumonia banyak 4aktor yang dapat
men'adi latar belakang ter'adinya penyakit tersebut, maka yang
perlu dika'i hal8hal sebagai berikut)
16
3a5. *iasanya pasien bronchopneumonia sebelumnya mempunyai
riwayat in4eksi traktus respiratorius bagian atas selama
beberapa hari, seperti 4lu, pilek, batuk8batuk, bila ada perlu
dika'i penyakit apa yang diderita serta proses pengobatannya.
3b5. Perlu dika'i pula pada lingkungan pasien di rumah, apakah
ada keluarga perokok, lingkungan rumah yang cukup
;entilasi, adanya polusi yang berlebihan, dan tetangga dekat
yang menderita penyakit saluran perna4asan.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Aal yang perlu dika'i adanya anggota keluarga yang menderita
penyakit yang sama. /an penyakit keturunan, misalnya : asma,
perlu untuk dipertanyakan perlu 'uga untuk ditanyakan apakah
saudara sedarah ada yang mempunyai stigma alergi.
d. Riwayat Kehamilah dan Persalinan
15. Prenatal
Kondisi ibu pada saat hamil dapat mempengaruhi keadaan 'anin.
Seorang ibu hamil dengan menderita penyakit traktus respiratorius
berpotensial menularkan penyakit, pada 'aninnya.
#5. lntranatal
Pada proses persalinan dapat menyebabkan respirasi dystress
mekonium, aspirasi syndrom merupakan predisposisi ter'adinya
in4eksi traktus respiratorius pada anak. Selain itu kesterilan alat
pun mendukung ter'adinya in4eksi pada anak.
11
5. Postnatal
Pada waktu lahir bayi mempunyai kekebalan yang diperoleh dari
ibunya, kekebalan tersebut lama kelamaan akan berkurang, dan
hilang bila setelahlahir tidak diberi %S(. Aal ini dapat memperberat
pada kondisi in4eksi saluran na4as, hal tersebut dapat dicegah
dengan immunisasi.
e. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
15. Pertumbuhan
%nak dengan penyakit pada saluran perna4asan pada umumnya
mempunyai latar belakang keterlambatan pertumbuhan, dimana
mengalami penurunan berat badan karena adanya penurunan na4su
makan sehingga Sulit untuk makan dan karenanya anak selalu
tampak lemah.
#5. Perkembangan
%nak dengan penyakit pada saluran na4as, dan adanya latar
belakang de;isit masukkan nutrisi dapat mengakibatkan anak
men'adi lambat dalam tumbuh kembang, terutama perkembangan
motorik dan intelektualnya. *ertambahnya kemampuan 3skill5
dalam struktur dan 4ungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola
yang teratur dan dapat diramalkan. Sebagai hasil proses
pematangan, disini menyangkut adanya proses di4erensiasi sel8sel
tubuh, 'aringan tubuh, organ8organ, dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa, sehingga masing8masing dapat
1!
memenuhi 4ungsinya. 7ermasuk perkembangan emosi, intelektual
dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
4. Riwayat Cutrisi
Pada anak dengan gangguan saluran perna4asan memiliki riwayat
nutrisi yang kurang karena tidak adekuatnya masukan nutrisi, dengan
demikian Dat8Dat giDi yang dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi, sehingga
tubuh anak men'adi lemah dan rentan terhadap penyakit.
g. Riwayat (mmunisasi
Penyakit in4eksi pena4asan pada anak sebenarnya dapat dicegah
dengan immunisasi kebanyakan kasus penyakit in4eksi saluran
perna4asan belum mendapatkan immunisasi *@G dan /P7.
8 (mmunisasi *@G untuk mencegah penyakit paru8paru
8 (mmunisasi /P7 untuk mencegah penyakit dikteri pertusisi
tetanus.
h. Pemeriksaan 2isik
15. Keadaan Umum
Penampilan ) Pada umumnya pasien lemah
Kesadaran ) @ompos mentis, kemungkinan ditemukan ter'adinya
penurunan kesadaran.
7anda8tanda ;ital )
Pada kasus bronchopneumonia memungkinkan ter'adinya)
hipertensi 3pada saluran stadium awal 0 dan hi4otensi pada stadium
1+
lan'ut5. Peningkatan suhu tubuh, respirasi tachipnoe, dan denyut
nadi tachicardia.
#5. Sistem (ntergumen
/apat dika'i adanya sianosis pada bagian u'ung ekstremitas
3peri;er5, seperti u'ung 'ari tangan dan kaki, warna kulit=membran
mukosa sianosis.
5 Sistem Respirasi
Pada kasus ini pada umumnya terdapat kesulitan berna4as
3dispnoe5 yang ditandai dengan adanya pergerakan cuping hidung,
retraksi intercostral suprasternal dan e4igastrium, adanya batuk
yang
8
disertai dengan pengeluaran lendir, pada auskultasi t8
erdengar suara ronchi, selain itu perna4asan cepat dan dalam
3tachipnoe5 sering kali mencapai !0 B=menit.
05. Sistem @ardio;asculer
Kemungkinan dapat ter'adi hi4ertensi atau hipotensi, sianosis,
penginggian "6P tachicardia.
$5. Sistem Gastrointastinal
Pada sistim ini dapat ditemukan kemungkian adanya letargi mual8
mual, muntah, na4su makan buruk, ptnurunan berat badan.
65. Sistem &uskuloskeletal
Kemungkinan di'umpai adanya kehilangan massa otot pergerakan,
otot lemah, keletihan=kelelahan.
#0
15. Sistem Genitourinaria
Pada sistim ini kemungkinan kelainan sangat kecil, selama 4ungsi
gin'al masih bagus.
!5. Ceurosensoris
Kemungkinan pasien mengeluh pusing, perubahan mental
3bingung, somnelon5.
+5. %kti;itas dan (stirahat
*iasanya pada kasus ini dapat ditemukan adanya gangguan pola
isitirahat tidur gelisah dan kelelahan.
105.7es /iagnotik
Pada pemeriksaan laboratorium gambaran darah tepi menun'ukan
leukositosis dapat mencapai 1$.000 8 00.000=mm, analisis gas
darah dapat menun'ukan asidosis metabolik dengan atau tanpa
retensi @0#.
Pada photo thoraB ) terdapat adanya bercak8bercak in4lasi pada satu
atau beberapa lobus.
115.Pengka'ian Psikologis
Pada pasien mungkin dihadapkan rasa nyeri, perubahan tingkah
laku, dan cemas akibat timbulnya sesak na4as. *agi orang tua bisa
timbul karena melihat kondisi anaknya dan ketidaktahuan tentang
penyakit serta perawatannya.
1#5./iet dan 7herapy
#1
a5. /iet
Pemberian %S(
b5. 7herapy
315.Pemberian penisilin $0.000 U=kh=**=hari, ditambah dengan
kloram4enikol $0810 mg=kg=**=hari atau diberikan
antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampisilin
dan @e4otaBim.
3#5. Pemberian oksigen
7idal ;olume H 1081$ cc=kg=**
H10ccB,$
H $ cc
&enit ;olume H 7idak ;olume B #0 =menit
H !00cc=menit
H 0,!00 (t=menit
Kebutuhan oksigen normal setiap menit
H &enit ;olume B konsentrasi udara 0# di udara
H 0,!00 B #0-
H 0,00!0 (t=menit
35.Pemberian cairan intra;ena biasanya campuran glukosa $-
dan Ca@( 0,+- dalam perbandingan 1 ditambah larutan
K@( 10 m.g=$00 ml = botol in4us.
##
&. Diagn)$a -epera.atan
/iagnosa keperawatan adalah pernyataan yang men'elaskan status atau
masalah kesehatan aktual atau potensial 3Ga44ar, 1+++)615.
/iagnosa keperawatan merupakan kasimpulan yang dibuat
berdasarkan data yang telah dikumpulkan mengenai respon klien terhadap
penyakit dan perawatannya. %dapun diagnosa keperawatan yang muncul pada
kasus bronchopneumonia, sebagai berikut)
a. *ersihan 'alan napas tidak e4ekti4
Suatu keadaan dimana indi;idu tidak mampu membersihkan lendir atau
sumbatan pada saluran perna4asan untuk mempertahankan potensi 'alan
na4as.
a5. /apat dihubungkan
(n4lamasi trakheobronchial, pembentukan edema,
peningkatan produksi sputum dan nyeri pleuritik.
b5. Kemungkinan dibuktikan oleh :
Perubahan 4rekwensi, kedalaman, bunyi na4as tidak normal,
penggunaan otot aksesoris, dispnoe, sianosis, dengan atau tampak
produksi sputum.
b. Gangguan Pertukaran Gas
Suatu keadaan dimana indi;idu mengalami ketidak seimbangan
antara ambilan oksigen dan eliminasi karbondioksida pada area pertukaran
gas selaput kapiler al;eolar.
#
a5. /apat dihubungkan dengan)
Perubahan membran al;eolar kapiler 3e4ek im4lamasi5, gangguan
kapasitas pembawa oksigen darah 3demarn, perpindahan aksi
hemoglobin5, gangguan pengiriman oksigen.
b5. Kemungkinan dibuktikan oleh
/ispnea, sianosis, tachicardi, gelisah atau perubahan mental, hipoksia.
c. (ntoleransi %kti;itas
Suatu keadaan dimana indi;idu mengalami insu4isiensi energi 4isiologi
atau psikologis untuk melakukan akti;itas sehari8hari yang dibutuhkan
atau diinginkan
a5. /apat dihubungkan dengan
Ketidakseimbangan kebutuhan antara suplai dan kebutuhan oksigen,
kelemahan umum, kelelahan berhubungan dengan gangguan
ketidaknyamanan, batuk berlebihan dan dispnea.
b5. Kemungkinan dibuktikan oleh
?aporan ;erbal kelemahan, kelelahan,keletihan dispnea dan taktipnea,
takikardia sebagai respon terhadap akti;itas, ter'adlnya pucat atau
siamosis.
d. Cyeri 3akut5
Suatu keadaan dimana indi;idu mengalami dan melaporkan adanya rasa
tidak nyaman yang berat atau perasaan yang tidak menyenangkan.
#0
a5. /apat dihubungkan dengan)
(n4lasi, parenkin paru, reaksi selular, terhadap sirkulasi, toksin batuk
menetap.
b5. Kemungkinan dibuktikan oleh
Cyeri dada pleuritik, sakit kepala, nyeri otot=nyeri sendi, melindungi
area yang sakit, prilaku distrasi, gelisah.
e. Cutrisi dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi.
suatu keadaan dimana indi;idu resiko untuk mengalami asupan nutrisi
yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
a5. 2aktor resiko meliputi
Peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan
dispnea in4ecsi, anoreksia, yang berhubungan dengan toksin bakteri,
bau dan rasa sputum, pengobatan aerosol, distensi abdomen=gas yang
berhubungan dengan menelan udara selama periode dispnea.
b5. Kemungkinan dibuktikan oleh
7idak dapat diterapkan, adanya tanda8tanda dan ge'ala8ge'ala membuat
diagnosa aktual.
4. Resiko 7inggi kekurangan ;olume cairan
Suatu keadaan dimana indi;idu beresiko untuk mengalami kekurangan
dehidrasi ;askuler, seluler dan intraseluler.
a5. 2aktor resiko meliputi
Kehilangan cairan berlebihan 3demam, keringat.,banyak, na4as mulut5,
hiper4entilasi, muntah, penurunan masukan peroral.
#$
b5. Kemungkinan dibuktikan oleh )
7idak dapat diterapkan adanya tanda8tanda dan ge'ala ge'ala membuat
diagnosa aktual.
g. Kurang pengetahuan 3kebutuhan bela'ar mengani kondisi dan kebutuhan
tindakan5.
Suatu keadaan dimana in4ormasi8in4ormasi khusus
,
sangat kurang.
a5. /apat dihubungkan dengan
Kurang terpa'ang, kesalahan interprstasi, kurang mengingat.
b5. Kemungkinan dibuktikan oleh permintaan in4ormasi, pernyataan salah
konsep kegagalan memperbaiki=berulang.
3. Peren/anaan
a. *ersihan 'alan na4as tidak e4ekti4
a5. 7u'uan
&engidenti4ikasi=menun'ukan prilaku mencapai bersihan 'alan na4as.
b5 (nter;ensi dan Rasional
INTE!7ENSI !ASI6NALISASI
1. &andiri
a. Ka'i 4rekwensi
(nter;ensi dan rasional perna4asan dan
gerakan dada
b. %uskultasi area paru, catat area
penurunan =tidak ada aliran udara
dan bunyi na4as: krekels, ronchi, dan
mengi.
a. 7akipnea, perna4asan dangkal dan
gerakan dada tak simetris sering
ter'adi karena ketidaknyamanan
8gerakan dinding dada atau cairan
paru 3Rencana %suhan
Keperawatan (((, 1+++: 1615.
b. Penurunan aliran udara ter'adi
pada area konsolidasi dengan
cairan, bunyi na4as bronchial
3normal pada bronchus5 'uga
ter'adi pada area konsolidasi
ronchi dan mengi, terdengar pada
inspirasi dan atau ekspirasi pada
respon terhadap pengumpulan
#6
b. Penghisapan sesuai indikasi *erikan
cairan sedikitnya #$00 ml=hari
3kecuali kontraindikasi5.
d. 7awarkan air hanyat daripada dingin.
#. Kolaborasi
a. *antu mengawasi e4ek
pengobatan, nebuliDer, dan
4isiotherapi lain seperti spirometer
insenti4, tiupan botol, perkusi
postural drainase, lakukan
tindakan diantara waktu makan dan
batasi cairan bila mungkin.
b. *erikan obat sesuai indikasi
mukolitik ekspektoran
bronkodilator, analgetik.
c. *erikan cairan tambahan missal)
i.;, >ksigen humudi4ikasi dan
ruangan humudi4ikasi.
d. *antu bronkoskopi = torasentesis
bila diindikasikan.
cairan, sekret kental dan spasme
'alan na4as=obstruksi 3Rencana
%suhan Keperawatan (((, 1+++:
1615.
c. &erangsang batuk atau
membersihkan 'alan na4as secara
mekanik kepada pasien yang tidak
rnampu melakukan karena batuk
tak e4ekti4 atau penurunan tingkat
kesadaran 3Rencana %suhan
Keperawatan (((, 1+++: 1615.
d. @airan khususnya yang hangat
memobilisasi dan mengeluarkan
secret. 3Rencana %suhan
Keperawatan (((, 1+++: 1615
a. &emudahkan pengenceran dan
pembuangan secret postural
drainase tidak e4ekti4 pada
pneumonia intersitisal atau
menyebabkan eksudasi
al;eolar=kerusakan koordinasi
pengobatan = 'adwal dan masukan
oral menurunkan muntah karena
batuk menekan perna4asan
3Rencana %suhan Keperawatan (((,
1+++: 1615.
b %lat untuk menurunkan spasme
bronchus dengan mobilisasi sekret.
%nalgetik diberikan untuk
memperbaiki batuk dengan
menurunkan ketidak nyarrianan
tetapi harus digunakan secara hati
hati, karena dapat menurunkan
upaya batuk=menekan perna4asan
3Rencana %suhan Keperawatan (((,
1+++: 1615.
c. @airan diperlukan untuk
menggantikan kehilangan
3termasuk yang tak tampak5 dan
memobilisasi secret 3Rencana
%suhan Keperawatan (((, 1+++:
1615.
d. Kadang8kadang diperlukan
untuk membuang perlengketan,
mengeluarkan sekresi purulen dan
atau mencegah atelektasis
3Rencana %suhan Keperawatan (((,
1+++: 1615
#1
b. Gangguan pertukaran gas, kerusakan
a5. 7u'uan
&enun'ukan perbaikan ;entilasi dan oksigenisasi 'aringan
dengan G/% dalam rentang normal dan tak ada8 ge'ala destress
perna4asan.
b5. (nter;ensi dan Rasional
INTE!7ENSI !ASI6NALISASI
1. &andiri
a. Ka'i 2rekuensi kedalam dan
kemudahan berna4as
b. >bser;asi warna kulit
membran mukosa dan kuku, @atat
adanya sianosis peri4er 3Kuku5 atau
sianosis sentral.
a. &ani4estasi distress perna4asan
tergantung pada indikasi dera'at
keterlibatan paru dan status keshatan
umum 3Rencana %suhan
Keperawatan (((, 1+++: 16!5.
b. Sianosis kuku menun'ukan ;aso
kontriksi respon tubuh terhadap
demam atau menggigil namun
sianonis daun telinga, membran
mukosa dan kulit sekitar mulut
3&embran hangat5 menunukan
hipoBemia sistemik 3Rencana
%suhan Keperawatan (((, 1+++: 16!5.
c. Ka'i status normal
d. %wasi 4rekuensi 'antung
e. >bser;asi suhu tubuh sesuai
indikasi *antu tindakan
kenyamanan untuk menurunkan
demam dan mengigil) missal
selimut tambahan atau
menghilangkannya suhu
ruangan nyaman, kompres hangat
atau dingin.
4. Pertahankan istirahat tidur, dorong
c. /emam tinggi 3umumnya pada
pneumonia bakterial dan in4luenDa
sangat meningkatkan kebutuhan
metabolik dan kebutuhan oksigen
dan mengganggu oksigenisasi selular
3Rencana %suhan Keperawatan (((,
1+++: 16!5.
d. Gelisah mudah terangsang,
bingung dan samnolen dapat
menun'ukan hiposekmia=penurunan
oksigen serebral 3Rencana %suhan
Keperawatan (((, 1+++: 16!5.
e. 7akikardia biasanya ada akibat
demam=dehidrasi tetapi dapat sebagai
respon terhadap hipoksemia
3Rencana %suhan Keperawatan (((,
1+++: 16!5.
4. &encegah terlalu lelah dan
#!
menggunakan teknik relaksasi dan
menggunakan akti;itas senggang.
g. 7inggikan kepala dan dorong,
sering mengubah posisi, na4as
dalam dan batuk e4ekti4
h. >bser;asi penyimpangan kondisi,
catat hipotensi, banyaknya 'umlah
sputum, dan warna pucat, sianosis,
perubahan tingkat kesadaran,
dispnea berat dan gelisah.
i. Siapkan untuk pemindahan ke unit
perawatan kritis bila diindikasikan
&. -)lab)ra$i
a. *erikan terapi oksigen dengan benar
misalnya ) dengan nasal canule,
masker atau ;enturi
menurunkan kebutuhan oksigen atau
konsumsi obat untuk memudahkan
perbaikan in4eksi 3Rencana %suhan
Keperawatan (((, 1+++: 16!5.
g. 7indakan ini meningkatkan
inspirasi maksimal, meningkatkan
pengeluaran secret untuk
memperbaiki ;entilasi 3Rencana
%suhan Keperawatan (((, 1+++: 16!5.
h. Syok dan edema paru adalah
penyebab umum kematian pada
pneumonia dan membutuhkan
inter;ensi medik segera 3Rencana
%suhan Keperawatan (((, 1+++: 16!5.
i. (ntubasi dan ;entilasi mekanik
mungkin diprelukan pada ke'adian
kegagalan perna4asan 3Rencana
%suhan Keperawatan (((, 1+++: 16!5.
a. untuk mempermudah Pa>
#
di
atas 60 mmAg, oksigen diberikan
dengan metode yang memberikan
pengiriman tepat dalam toleransi
pasien 3Rencana %suhan
Keperawatan (((, 1+++: 16!5.
c. (ntoleransi %kti;itas
a5. 7u'uan
&elaporkan atau menun'ukkan peningakatan toleransi terhadap
akti;itas yang dapat diukur.
b5 (nter;ensi dan Rasionalisasi
INTE!7ENSI !ASI6NALISASI
1. &andiri
a. .;aluasi respon pasien terhadap
akti;itas, catat laporan dispnea,
peningkatan kelamahan dan
perubahan tanda ;ital dan setelah
akti;itas
b. *erikan lingkungan tenangn dan
batasi pengun'ung selama 4ase akut
sesuai indikasi, dorong penggunaan
mana'emen stress dan pengalihan
yang tepat.
a. &enetapkan kemampuan=
kebutuhan pasien dan memudahkan
pemilihan inter;ensi 3Rencana
%suhan Keperawatan (((, 1+++: 1105
b. &enurunkan stress dan
rangsangan berlebihan,
meningkatkan istirahat 3Rencana
%suhan Keperawatan (((, 1+++: 1105.
#+
c. &en'elaskan pentingnya istirahat
dalam rencana pengobatan dan
perlunya keseimbangan akti;itas dan
istirahat.
d. *antu pasien memilih posisi
nyaman untuk istirahat dan tidur.
e. *antu akti;itas perawatan diri yang
diperlukan. *erikan kema'uan
kedekatan akti;itas selama 4ase
penyembuhan.
c. 7irah baring dipertahankan
selama 4ase akut untuk menurunkan
kebutuhan metabolic, menghemat
energi untuk penyembuhan .
Pembatasan akti;itas ditentukan
dengan respons indi;idual pasien
terhadap akti;itas dan perbaikan
kegagalan perna4asan 3Rencana
%suhan Keperawatan (((, 1+++: 1105.
d. Pasien mungkin nyaman
dengan kepala tinggi, tidur dikursi
atau menunduk ke depan me'a atau
bantal 3Rencana %suhan
Keperawatan (((, 1+++: 1105.
e. &eminimalkan kelelahan dan
membantu keseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen 3Rencana %suhan
Keperawatan (((, 1+++: 1105.
d. Cyeri 3%kut5
a5. 7u'uan
Cyeri hilang atau terkontrol
b5. (nter;ensi dan Rasionalisasi
INTE!7ENSI !ASI6NAL
1. &andiri
a. 7entukan selidik perubahan
karakteristik terhadap nyeri
b. Pantau tanda ;ital
c. *erikan tindakan nyaman missal
pi'at punggung, perubahan posisi,
dan relaksasi.
a. Cyeri dada, biasanya ada
dalam beberapa dera'at, pada
pneumonia, 'uga dapat timbul
komplikasi pneumonia seperti
perikarditis dan endokarditis
3Rencana %suhan Keperawatan
(((, 1+++: 1115
b. Perubahan 4rekuensi 'antung
atau 7/, menun'ukan bahwa pasien
mengalami nyeri, khususnya bila
alasan lain untuk perubahan tanda
;ital telah terlihat 3Rencana %suhan
Keperawatan (((, 1+++: 1115.
c. 7indakan non analgetik
diberikan dengan sentuhan lemb.ut
dapat menghilangkan
ketidaknyamanan dan memperbesar
e4ek terapi analgetik 3Rencana
0
#. Kolaborasi
a. *erikan analgetik dan antitusi4
sesuai indikasi
%suhan Keperawatan (((, 1+++:
1115.
a. >bat ini dapat digunakan
untuk menekan batuk non
produkti4 = paroksimal atau
menurunkan mukosa berlebihan,
meningkatkan kenyamanan=istirahat
umum 3Rencana %suhan
Keperawatan (((, 1+++: 1115
e. Cutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi
a5. 7u'uan
&enun'ukan peningkatan na4su makan
b5. (nter;ensi dan Rasionalisasi
INTE!7ENSI !ASI6NAL
1. &andiri
a. (denti4ikasi 4actor yang
menimbulkan mual = muntah, misal:
sputum banyak pengobatan aerosol,
dispnea berat, nyeri.
b. erikan=bantu, kebersihan mulut
setelah muntah, setelah tindakan
aerosol dan drainase postural, dan
sebelum makan.
c. %uskultasi bunyi usus, obser;asi =
palpasi ditensi abdomen
d. *erikan makanan=%S( dalam porsi
kecil dan sering.
e. .;aluasi status nutrisi umum ukur
berat badan dasar
a. Pilih inter;ensi tergantung pada
penyebab masalah 3Rencana
%suhan Keperawatan (((, 1+++:
11#5
b. &enurunkan e4ek mual yang
berhubungan dengan pengobatan
ini 3Rencana %suhan Keperawatan
(((, 1+++: 11#5.
c. *unyi usus mungkin
menurun=tak ada bila proses
en4eksi berat meman'ang, distensi
abdomen ter'adi sebagai akibat
menelan udara atau menun'ukan
pengaruh toksin bakteri pada
saluran G( 3Rencana %suhan
Keperawatan (((, 1+++: 11#5.
d. 7indakan ini meningkatkan
masukan meskipun na4su makan
mungkin lambat untuk kembali
3Rencana %suhan Keperawatan (((,
1+++: 11#5.
e. %danya kondisi kronis atau
keterbatasan keuangan dapat
meimbulkan malnutrisi,
rendahnya tahanan terhadap
1
in4eksi dan atau lambatnya respon
terhadap nyeri 3Rencana %suhan
Keperawatan (((, 1+++: 11#5.
4. Kekurangan ;olume cairan, resiko tinggi terhadap )
a5. 7u'uan
&enun'ukan keseimbangan cairan
b5. (nter;ensi dan Rasionalisasi
INTE!7ENSI !ASI6NALISASI
1. &andiri
a. Ka'i perubahan tanda ;ital,
peningkatan suhu=demam meman'ang,
takikardia hi4otensi ortostatik.
b. Ka'i turgor kulit, kelembaban
membran mukosa 3bibir, lidah5
c. @atat laporan mual dan muntah
d. Pantau masukan dan keluaran ukur
berat badan sesuai indikasi
e. 7ekankan cairan sedikitnya #$00
ml=hari atau sesuai kondisi indi;idual
a. Peningkatan suhu meman'angnya
demam meningkatkan la'u
metabolik dan kehilangan cairan
melalui e;a4orsi, 7/ ontostatik
berubah dan peningkatan
takikarida menun'ukan
kekurangan cairan sistematis
3Rencana %suhan Keperawatan (((,
1+++: 11#5.
b.(ndikator8langsung keadekuatan
;olume cairan, meskipun
membran mukosa mulut kering
karena na4as mulut dan oksigen
tamabahan 3Rencana %suhan
Keperawatan (((, 1+++: 11#5.
c. %danya ge'ala ini menurunkan
masukan oral 3Rencana %suhan
Keperawatan (((, 1+++: 11#5
d.&emberikan in4ormasi tentang
keadekuatan ;olume cairan dan
kebutuhan penggantian 3Rencana
%suhan Keperawatan (((, 1+++:
115.
e. Pemenuhan kebutuhan dasar
cairan menurunkan resiko
dehidrasi 3Rencana %suhan
Keperawatan (((, 1+++: 115.
#
g. Kurang pengetahuan 3Kebutuhan bela'ar menganai kondisi dan kebutuhan
tindakan5
a5. 7u'uan &enyatakan pemahaman kondisi=proses penyakit dan
pengobatan
b5. (nter;ensi dan Rasionalisasi
1. Kolaborasi
a. *eri >bat sesuai indikasi,
missal) antipiretik dan antiemetik
b. *erikan cairan i.; sesuai
keperluan
a. berguna untuk kehilangan cairan
b. pada dasarnya penurunan masukan
banyaknya kehilangan
penggunaan parenteral dapat
memperbaiki=mencegah
kekurangan.
INTE!7ENSI !ASI6NAL
1. &andiri
a. Ka'i 2ungsi Cormal Paru, patologi
kondisi.
b. /iskusikan aspek8aspek
ketidakmampuan dari penyakit,
lamanya penyembuhan, identi4ikasi
perawatan dan kebutuhan = sumber
pemeliharaan Rumah.
c. 7ekankan pentingnya melan'utkan
latihan na4as dan batuk e4ekti4.
d. 7ekankan perlunya terapi anti biotic
selama periode yang dia'arkan.
a. &eningkatkan pemahaman nutrisi
yang ada penting mengbubungkan
program pengobatan 3Rencana
%suhan Keperawatan (((, 1+++:
115
b. *antu menurunkan ansietas dan
masalah berlebihan. Ge'ala
perna4asan lambat untuk
membaik, kelemahan dan
kelelahan dapat menetap selama
periode yang pan'ang dan 4actor
ini dapat berhubungan dengan
depresi dan kebutuhan untuk
berbagai bentuk dukungan dan
bantuan 3Rencana %suhan
Keperawatan (((, 1+++: 115.
c. Selama awal 6 I ! minggu
setelah pulang pasien beresiko
besar untuk kambuh kembali
3Rencana %suhan Keperawatan
(((, 1+++: 115.
d. Penghematan dini antibiotik
dapat mengakibatkan iritasi
mukosa bronchus dan
menghambat makropag al;eolar,
mempengaruhi pertahanan alami

e. 7ekankan pentingnya melan'utkan


e;aluasi medik dan paksin imunisasi
dengan tepat
tubuh melawan in4eksi 3Rencana
%suhan Keperawatan (((, 1+++: 115.
e. /apat mencegah kambuhnya
bronchopneumonia atau komplikasi
yang berhubungan.
8. I"ple"enta$i
(mplementasi merupakan pelaksanaan perencaanan keperawata oleh
perawat dan klien. Aal.8hal yang harus melakukan implementasi adalah
inter;ensi yang dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan
;alidasi, penguasaan keterampilan interpersonal intelektual dan teknikal,
inter;ensi harus dilakukan dengan dan e4isien pada situasi y:ang tepat,
keamanan 4isik dan spikologis dilindungi dan didokumentasi keperawatan
berupa pencatatan dan pelaporan. 3?a >de "umadi Ga44ar, S. Kp. 9Pengantar
Keperawatan Pro4esional9. Aal : 6$8665
(. E9alua$i
2ase akhir dari proses keperawatan adalah e;aluasi terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan. Aal8hal yang die;aluasi adalah keakuratan,
kelengkapan, dan kualitas data, teratasi atau tidaknya masalah klien.
%dapun kriteria e;aluasi dari kasus bronchopneumonia, sebagai
berikut )
a. *ersihan 'alan na4as tidak e4ekti4
/imana kriteria e;aluasinya menun'ukan bersihan 'alan na4as dan
menun'ukan 'alan na4as paten dengan bunyi na4as bersih, tidak ada
dispnea, sianosis
0
b. Gangguan pertukaran gas. /imana kriteria e;aluasinya menun'ukan
oksigenisasi 'aringan dengan G/% dalam rentang normal dan tidak
ada ge'ala distress perna4asan dan ber4artisi4asi pada tindakan untuk
memaksialkan oksigenisasi
c. (ntoleransi %kti4itas.
/imanan kriteria e;aluasinya tidak adanya dispnea dan tandatanda
;ital dalam rentang moral.
d. Cyeri.
/imana kriteria e;aluasinya menun'ukan rileks, istirahat=tidur, dan
peningkatan akti;itas dengan tepat.
e. Cutrisi Kurang dari kebutuhan, resiko terhadap.
/imana kriteria e;aluasinya menun'ukkan peningkatan na4su makan dan
mempertahankan = meningkatkan berat badan.
a. Kekurangan ;olume cairan, resiko tinggi terhadap.
/imana Kriteria e;aluasinya membran mukosa lembab, turgor kulit baik
dan tanda8tanda ;ital stabil
b. Kurang pengetahuan 3kebutuhan bela'ar, mengenai kondisi dan kebutuhan
tindakan5.
/imana Kriteria e;aluasinya menyatakan pemahaman kondisi, proses
penyakit dan pengobatan. Serta melakukan perubahan pola hidup dan
berpartisipasi dalam program pengobatan.
$

Anda mungkin juga menyukai